Pengaruh pemangkasan dan pemupukan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jarak pagar [Jatropha curcas L.]

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

PENGARUH PEMANGKASAN DAN PEMUPUKAN
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN
JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

OLEH
DIAJENG SAGITA PUTRI
A24050553

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

PENGARUH PEMANGKASAN DAN PEMUPUKAN
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh
Diajeng Sagita Putri
A24050553

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

RINGKASAN
DIAJENG SAGITA PUTRI. Pengaruh Pemangkasan dan Pemupukan

terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas
L.). (Dibimbing oleh ADOLF PIETER LONTOH dan HARIYADI).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemangkasan dan
pemupukan, serta interaksinya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jarak
pagar (Jatropha curcas L.). Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan
Cikabayan, Darmaga IPB dan berlangsung selama enam bulan, yaitu dari bulan
November 2008 sampai dengan Mei 2009.
Penelitian ini menggunakan rancangan faktorial dalam Rancangan Acak
Kelompok (RAK). Perlakuan terdiri atas dua faktor yaitu tingkat pemangkasan
cabang primer dan tingkat pemupukan Urea, SP-36 dan KCl. Tingkat
pemangkasan cabang primer terdiri dari 3 taraf yaitu, pemangkasan dengan
memelihara dua cabang primer (P1), pemangkasan dengan memelihara tiga
cabang primer (P2), dan pemangkasan tanpa pembatasan jumlah cabang primer
yang dipelihara (P3). Tingkat pemupukan terdiri dari tiga taraf dosis pemupukan
yaitu tanpa pupuk (N0), kombinasi pemupukan 40 g urea, 40 g SP-36 dan 40 g
KCl per tanaman (N1), kombinasi pemupukan 80 g urea, 80 g SP-36 dan 80 g KCl
per tanaman (N2). Tiap perlakuan diulang tiga kali sehingga terdapat 27 satuan
percobaan.
Penelitian ini dilakukan pada lahan seluas 648 m2 yang dibagi menjadi 27
petak. Tiap petak berukuran 4 m x 6 m. Jarak antar petak 2 m. Tanaman ditanam

dengan jarak tanam 2 m x 2 m, sehingga populasi per petak adalah 6 tanaman.
Bahan tanaman di lapangan merupakan tanaman jarak pagar yang telah berumur 2
tahun berasal dari propenan Dompu Nusa Tenggara Barat. Pembersihan lahan
dilakukan terlebih dahulu sebelum perlakuan pemangkasan dan pemupukan.
Pemupukan dilakukan dengan jarak 30 cm dari pangkal batang utama tanaman
pada tiga hari setelah pembersihan lahan. Perlakuan pemangkasan dilakukan
seminggu kemudian terhadap cabang primer 30 cm dari batang utama. Peubah
yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah cabang sekunder, jumlah daun, jumlah
buah per tanaman, bobot biji per tanaman, bobot kering biji per tanaman, indeks
biji, dan bobot kering biji per ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

pemangkasan dan pemupukan tidak menunjukkan interaksi terhadap semua
peubah pengamatan kecuali terhadap indeks biji tanaman jarak pagar.
Pemangkasan tanpa pembatasan jumlah cabang primer yang dipelihara (P3)
dengan berbagai taraf perlakuan pemupukan menyebabkan peningkatan indeks
biji jarak pagar.
Pemangkasan cabang primer dengan memelihara 3 cabang primer atau

lebih secara umum dapat meningkatkan jumlah cabang sekunder yang terbentuk.
Semakin banyak jumlah cabang sekunder yang terbentuk memberikan pengaruh
terhadap jumlah daun pada tanaman jarak pagar, sehingga meskipun perlakuan
pemangkasan tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap hasil buah
dan biji tetapi pemangkasan cabang primer dengan memelihara 3 cabang atau
lebih memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan pemangkasan cabang
primer dengan memelihara 2 cabang primer. Secara umum perlakuan kombinasi
pemupukan 40 g urea, 40 g SP-36 dan 40 g KCl per tanaman (N1) cenderung
memberikan hasil yang lebih baik.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Judul : PENGARUH PEMANGKASAN DAN PEMUPUKAN
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN
JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)
Nama

: Diajeng Sagita Putri


NRP

: A24050553

Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Pembimbing I

Pembimbing II

Ir. Adolf Pieter Lontoh, MS

Dr. Ir. Hariyadi, MS

NIP : 19570711 198111 1001

NIP : 19611008 198601 1011

Mengetahui,
Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura

Fakultas Pertanian IPB

Prof. Dr. Ir. Bambang Sapta Purwoko, MSc
NIP : 19610218 198403 1002

Tanggal Lulus : …………………………………………

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

RIWAYAT HIDUP
Penulis di lahirkan di Bogor, Jawa Barat pada tanggal 12 Desember 1987.
Penulis merupakan anak ketiga dari enam bersaudara dari pasangan Bapak
Trinomo Sutomo Hadi dan Ibu Siti Sumirah.
Penulis menempuh pendidikan dasar di SDN Bangka 3 Bogor pada tahun
1993-1999. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 4 Bogor
hingga tahun 2002. Tahun 2005 penulis menyelesaikan pendidikan di SMUN 9
Bogor dan melanjutkan pendidikan ke Institut Pertanian Bogor melalui program
Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) sehingga pada tahun 2006 penulis diterima
sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian

dengan minor Teknik dan Manajemen Industri, Fakultas Teknologi Pertanian di
Institut Pertanian Bogor.
Selama menjalankan studi di IPB penulis aktif dalam kepengurusan
Himpunan Mahasiswa Agronomi dan Hortikultura (Himagron), pernah menjadi
Asisten Praktikum mata kuliah Teknik Budidaya Tanaman dan Ilmu Tanaman
Perkebunan serta menjadi staf pengajar di lembaga pendidikan Nurul Fikri.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan
hidayahnya sehingga penelitian yang berjudul Pengaruh Pemangkasan dan
Pemupukan terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jarak Pagar (Jatropha
curcas L.) dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis menyampaikan terimakasih kepada Ir. Adolf Pieter Lontoh, MS
dan Dr. Ir Hariyadi, MS yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan
selama kegiatan penelitian dan penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih yang
sedalam-dalamnya juga disampaikan kepada kedua orang tua yang telah
memberikan dorongan yang tulus baik moril maupun materil. Semoga hasil

penelitian ini berguna bagi yang memerlukan.
Bogor, Juli 2009
Penulis

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN
Latar Belakang .........................................................................
Tujuan ......................................................................................
Hipotesis ..................................................................................

1
3
3

TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) ...............................

Pemangkasan ............................................................................
Pemupukan ...............................................................................

4
6
7

BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu ...................................................................
Bahan dan Alat .........................................................................
Metode Percobaan ....................................................................
Pelaksanaaan Percobaan ...........................................................

12
12
12
13

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum .........................................................................

Rekapitulasi Sidik Ragam .........................................................
Pertumbuhan Tanaman .............................................................
Tinggi Tanaman .......................................................................
Jumlah Cabang Sekunder..........................................................
Jumlah Daun ............................................................................
Hasil Buah dan Biji ..................................................................

16
18
20
21
23
25
27

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ..............................................................................
Saran ........................................................................................

31

31

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................

32

LAMPIRAN ........................................................................................

35

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman

1. Dosis Pemupukan Tanaman Jarak Pagar ...................................

9

2. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Pemangkasan dan
Pemupukan serta Interaksinya terhadap Pertumbuhan
Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) ...............................

19

3. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Pemangkasan dan
Pemupukan serta Interaksinya terhadap Hasil Tanaman
Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) ..............................................

20

4. Pengaruh Pemangkasan dan Pemupukan terhadap Tinggi
Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) ...............................

21

5. Pengaruh Pemangkasan dan Pemupukan terhadap Jumlah
Cabang Sekunder Tanaman Jarak Pagar
(Jatropha curcas L.) ................................................................

24

6. Pengaruh Pemangkasan dan Pemupukan terhadap Jumlah Daun
Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) ..............................

26

7. Interaksi Pemangkasan dan Pemupukan terhadap Indeks
Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) ......................................

28

8. Pengaruh Pemangkasan dan Pemupukan terhadap Hasil
Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Tahun Kedua pada
Umur 6 BSP ...........................................................................

29

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Halaman

1. Grafik Iklim Tempat Penelitian ................................................

16

2. Hama Pertanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) ...............

18

3. Tinggi Tanaman Jarak Pagar pada Berbagai Taraf
Perlakuan Pemupukan ..............................................................

22

4. Tinggi Tanaman Jarak Pagar pada Berbagai Taraf
Perlakuan Pemangkasan ...........................................................

23

5. Jumlah Cabang Sekunder Tanaman Jarak Pagar
pada Berbagai Taraf Perlakuan Pemangkasan ...........................

24

6. Jumlah Cabang Sekunder Tanaman Jarak Pagar
pada Berbagai Taraf Perlakuan Pemupukan ..............................

25

7. Jumlah Daun Tanaman Jarak Pagar pada Berbagai
Taraf Perlakuan Pemangkasan .................................................

26

8. Jumlah Daun Tanaman Jarak Pagar pada Berbagai
Taraf Perlakuan Pemupukan ....................................................

27

9. Grafik Hasil Buah dan Biji Tanaman Jarak Pagar
(Jatropha curcas L.) pada Berbagai Taraf Perlakuan
Pemangkasan dan Pemupukan ..................................................

30

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor

Halaman

1. Denah Petak Percobaan ............................................................

36

2. Data Klimatologi Bulanan Wilayah Darmaga Bogor.................

37

3. Data Hasil Analisis Contoh Tanah ............................................

37

4. Kriteria Penilaian Hasil Analisis Tanah ....................................

38

5. Sidik Ragam Pengaruh Pemangkasan dan Pemupukan serta
Interaksinya terhadap Tinggi Tanaman Jarak Pagar
(Jatropha curcas L.) ................................................................

39

6. Sidik Ragam Pengaruh Pemangkasan dan Pemupukan
serta Interaksinya terhadap Jumlah Cabang Sekunder
Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) ..............................

40

7. Sidik Ragam Pengaruh Pemangkasan dan Pemupukan
serta Interaksinya terhadap Jumlah Daun Tanaman
Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) .............................................

41

8. Sidik Ragam Pengaruh Pemangkasan dan Pemupukan
serta Interaksinya terhadap Hasil Tanaman
Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) .............................................

42

9. Pemangkasan dan Pemupukan Tanaman Jarak Pagar ................

43

10. Fase Reproduktif Tanaman Jarak Pagar ....................................

44

11. Biji Jarak Pagar ........................................................................

45

12. Kondisi Umum Tanaman pada Akhir Pengamatan ....................

45

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Salah satu masalah yang dihadapi negara Indonesia saat ini adalah energi.
Peningkatan jumlah penduduk dunia menginduksi peningkatan kebutuhan akan
energi khususnya bahan bakar minyak (BBM) dengan harga yang terus meningkat
dari tahun ke tahun. Hal ini membuat Indonesia perlu mencari sumber bahan
bakar alternatif yang mungkin dikembangkan di Indonesia agar mampu
mengurangi ketergantungan BBM impor. Konsumsi BBM di Indonesia yang
mencapai 1.3 juta barel tidak seimbang dengan produksi yang nilainya sekitar
1 juta barel sehingga terdapat defisit yang harus dipenuhi melalui impor. Menurut
data ESDM (2006) cadangan minyak Indonesia hanya tersisa sekitar 9 milliar
barel. Jika hal ini dibiarkan, maka ketersediaan bahan bakar akan terancam di
masa yang akan datang. Kondisi ini harus diantisipasi pemerintah melalui
penyediaan energi dalam jumlah cukup dengan harga yang terjangkau oleh
masyarakat. Oleh karena itu perlu adanya bahan bakar alternatif yang memiliki
sifat yang mirip dengan solar tetapi dapat diperbaharui.
Indonesia merupakan salah satu

negara tropis yang memiliki

ketersediaan sumber penghasil minyak nabati, salah satu diantaranya adalah jarak
pagar (Jatropha curcas L.) yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
biodiesel. Biodiesel adalah bahan bakar yang ramah lingkungan, tidak beracun
dan dibuat dari minyak nabati sehingga salah satu keunggulan minyak jarak
pagar ini dibandingkan dengan minyak bumi adalah sumber energi yang bersifat
ramah lingkungan (biodegradable) dan dapat diperbaharui (renewable).
Pemanfaatan minyak jarak pagar sebagai bahan bakar alternatif dapat
mengurangi tekanan permintaan bahan bakar minyak dan penghematan
penggunaan cadangan devisa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas
jarak pagar pada tahun pertama dapat mencapai 484.11 kg/ha diperoleh dari
pertanaman asal biji yang kemudian dipangkas sedangkan dari pertanaman asal
perbanyakan biji diperoleh 749.81 kg/ha dan 880 kg/ha diperoleh dari
pertanaman asal perbanyakan stek (Santoso et al., 2008).

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Tanaman jarak pagar selain dapat digunakan sebagai sumber bahan
penghasil biodiesel, juga dapat dijadikan sebagai sumber bahan dasar obatobatan, kosmetik, sabun, tanaman pelindung atau pencegah erosi dan bungkilnya
setelah mengalami detoksifikasi dapat dijadikan sebagai pakan ternak (Prastiwi et
al., 2006).
Di Indonesia tanaman jarak pagar belum banyak diusahakan secara
khusus dan hanya dijadikan tanaman pagar saja, sehingga produksi biodieselnya
masih rendah. Peningkatan produksi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri
maupun dunia tidak lepas dari usaha pemeliharaan yang baik. Salah satu faktor
terpenting dalam pemeliharaan tanaman yaitu pemangkasan dan pemupukan.
Pemangkasan dilakukan dengan tujuan untuk membentuk kanopi tanaman
seperti semak (payung), karena secara alamiah percabangan pada tanaman jarak
pagar yang berasal dari biji memiliki karakter yang tidak teratur dan tidak
produktif, bahkan tinggi pohon dapat mencapai 5-7 m, sehingga mempersulit
dalam tindakan pemanenan. Menurut Ginwal et al. (2003) tanaman jarak pagar
berbunga terminal, sehingga jumlah cabang berkorelasi positif dengan jumlah
buah per tandan dan produksi tanaman jarak pagar yang dihasilkan. Pemangkasan
batang dapat mulai dilakukan pada ketinggian 20 cm dari permukaan tanah dan
untuk meningkatkan jumlah cabang, pemangkasan dapat dilakukan pada bagian
batang

yang telah

cukup

berkayu

dan berwarna coklat

keabu-abuan

(Irwanto, 2006).
Salah satu usaha pemeliharaan tanaman yang penting adalah pemupukan.
Menurut Leiwakabessy dan Sutandi (2004) pupuk adalah bahan untuk diberikan
kepada tanaman baik langsung maupun tidak langsung, guna mendorong
pertumbuhan tanaman, meningkatkan produksi atau kualitasnya, sebagai akibat
perbaikan nutrisi tanaman. Pemupukan berarti pemberian pupuk kepada tanaman
ataupun kepada tanah dan substrat lainnya. Unsur yang dibutuhkan tanaman
dalam jumlah besar diantaranya adalah unsur makro N, P, dan K. Keseimbangan
dosis pupuk sangat penting diperhatikan untuk menghindari efek buruk akibat
kekurangan atau kelebihan suatu unsur hara terhadap pertumbuhan tanaman
(Prawiranata et al., 1992).

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemangkasan dan
pemupukan serta interaksinya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jarak
pagar (Jatropha curcas L.).

Hipotesis
1.

Terdapat

interaksi

antara

pemangkasan

dan

pemupukan

dalam

meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman jarak pagar.
2.

Terdapat tingkat pemangkasan terbaik untuk meningkatkan pertumbuhan
dan hasil tanaman jarak pagar.

3.

Terdapat dosis pupuk urea, SP-36 dan KCl terbaik untuk meningkatkan
pertumbuhan dan hasil tanaman jarak pagar.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.)
Jarak pagar (Jatropha curcas L.) berasal dari Amerika Tengah dan saat ini
ditemukan di seluruh daerah tropik di dunia. Jarak pagar (Jatropha curcas L.)
termasuk ke dalam divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, kelas
Dycotyledonae, ordo Euphorbiales, famili Euphorbiaceae, genus Jatropha, species
Jatropha curcas (Heyne, 1987).
Di Indonesia, jarak pagar diperkenalkan pada tahun 1942 oleh bangsa
Jepang dan dikenal dengan sebutan berbeda di masing-masing daerah. Di daerah
Jawa Barat disebut jarak kosta atau jarak budeg. Di daerah Jawa Timur, Jawa
Tengah dan Bali disebut jarak pager atau jarak gundul. Di Madura disebut kalekhe
paghar. Di Nusa Tenggara disebut lulu mau, paku kase, jarak pageh. Di Maluku
disebut ai huwa, kamala, balacai, kadoto dan di daerah Sulawesi disebut jarak
kosta, wolanda, bindalo, bintalo, tondo utomene (Hariyadi, 2005).
Jarak pagar merupakan tanaman yang pohonnya perdu dengan tinggi
tanaman mencapai 1-7 m, batang berkayu, silindris dan bergetah dengan sistem
perakaran berupa akar tunggang berwarna putih kecoklatan (Hariyadi, 2005).
Secara alamiah, jarak pagar memiliki sistem percabangan yang tidak teratur yang
terdiri atas cabang primer, cabang sekunder dan cabang terminal. Cabang
sekunder adalah cabang yang terbentuk pada cabang primer, sedangkan cabang
terminal adalah cabang yang terbentuk pada cabang sekunder yang merupakan
tempat tumbuhnya daun, bunga dan buah. Jumlah cabang terminal sangat
ditentukan oleh jumlah cabang primer dan sekunder yang terbentuk. Dalam
budidaya jumlah cabang primer dibatasi 3-5 cabang.
Priyanto (2007) mengemukakan bahwa daun jarak pagar berupa daun
tunggal, berwarna hijau muda sampai hijau tua, permukaan bawah lebih pucat
daripada bagian atasnya, berlekuk, bersudut 3 atau 5, dengan tulang daun menjari
yang memiliki 5-7 tulang utama, panjang tangkai daun sekitar 4-15 cm.
Bunga jarak pagar berupa bunga majemuk tersusun dalam rangkaian
(inflorescence) berumah satu. Bunga berwarna kuning kehijauan dengan
persentase bunga betina 5-10 % dari 100 atau lebih, muncul diujung batang. Masa

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

bunga betina 3-4 hari dan membuka 1-2 hari sebelum bunga jantan dengan lama
pembungaan (inflorescence) 10-15 hari. Bunga menyerbuk dengan bantuan
serangga (Hasnam, 2006).
Buah disebut kapsul berbentuk bulat telur, sedikit berdaging ketika masih
muda, berwarna hijau kemudian menjadi kuning dan mengering lalu pecah setelah
masak (Prastiwi et al., 2006). Prihandana dan Hendroko (2006) menambahkan
bahwa pembentukan buah membutuhkan waktu selama 90 hari dari pembungaan
sampai matang. Buah matang tidak serentak dalam artian di satu rangkaian akan
terdapat bunga, buah muda serta buah yang sudah kering. Buah jarak terbagi
menjadi 2-4 ruang yang masing-masing berisi satu biji yang bentuknya bulat
lonjong berwarna coklat kehitaman (Tim Jarak Pagar, 2006). Biji jarak pagar dari
buah kuning mengandung rendemen minyak sekitar 30-40 % (Pusat Penelitian
dan Perkebunan, 2006).
Tanaman jarak pagar adalah tanaman yang cukup adaptif terhadap
lingkungan tumbuhnya. Tanaman ini dapat tumbuh pada tanah yang kurang subur,
tetapi memiliki drainase baik, tidak tergenang, dan pH tanah 5.0-6.0. Jarak pagar
dapat tumbuh pada ketinggian 0-2000 m dpl, suhu berkisar antara 18-300C. Pada
daerah dengan suhu rendah (< 18 0C) akan menghambat pertumbuhan, sedangkan
pada suhu tinggi (> 350C) akan menyebabkan daun dan bunga berguguran serta
buah kering sehingga produksi menurun (Hariyadi, 2005).
Tanaman jarak pagar membutuhkan curah hujan 500-600 mm per tahun
dan di Cape Verda tanaman ini juga dapat tumbuh baik pada curah hujan 250 mm
per tahun dengan kelembaban yang tinggi dan kondisi kering dapat meningkatkan
kandungan minyak pada biji (Wiesenhutter, 2003). Hal tersebut sejalan dengan
pendapat Raden (2008) yang mengemukakan bahwa jarak pagar memiliki daya
adaptasi yang cukup luas, tetapi untuk memperoleh pertumbuhan yang baik
disertai produksi dan mutu yang tinggi, jarak pagar harus ditanam di daerah yang
relatif kering dengan intensitas radiasi yang tinggi karena kondisi kering dapat
meningkatkan kadar minyak biji.
Menurut Santoso et al. (2008) jarak pagar mengalami periode
pengguguran daun selama musim kering. Hal tersebut bertujuan untuk

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

mengurangi hilangnya air dari permukaan daun melalui proses transpirasi.
Kondisi ini membuat tanaman efisien dalam penggunaan air.

Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan untuk membentuk pohon yang kokoh dan tegar,
memperbanyak percabangan, menghindari terjadinya dominasi apikal, serta
meningkatkan jumlah bunga dan buah pada tanaman yang berbunga terminal
(Widodo, 1995).
Raden (2008) mengemukakan bahwa pemangkasan pucuk dapat
meningkatkan jumlah cabang secara nyata. Hal tersebut dikarenakan peningkatan
jumlah cabang akibat pemangkasan pucuk menyebabkan hilangnya dominasi
apikal tunas pucuk, sehingga memicu tunas-tunas lateral yang dorman untuk
tumbuh dan berkembang. Selanjutnya, perkembangan jumlah cabang akan
mendorong terbentuknya daun sebagai sumber fotosintat yang lebih banyak untuk
mendukung pertumbuhan tanaman.
Berdasarkan

intensitas

pemangkasan

dikenal

beberapa

istilah

pemangkasan diantaranya : tipping/pinching (memangkas atau memetik pucuk
ranting), cutting back (memangkas sebagian cabang), stubbing (memangkas
cabang dengan batangnya dengan menyisakan 2-5 ruas sehingga diserupakan
menjadi puntung cerutu) dan thinning (penjarangan cabang dengan cara
memotong tepat pada pangkalnya dengan tidak meninggalkan mata tunas).
Pemangkasan tajuk, terutama pinching umumnya dilakukan untuk memperlebat
percabangan. Bila ujung percabangan tidak dipetik maka biasanya ranting akan
terus tumbuh memanjang dan tunas-tunas tidur di ketiak daun tua tidak mau
tumbuh. Keadaan ini dikenal dengan istilah dominasi apikal, yaitu penekanan
pertumbuhan calon tunas ketiak (lateral) oleh ujung ranting yang aktif tumbuh,
akibatnya tanaman akan tumbuh memanjang. Apabila pucuk aktif dibuang maka
tunas-tunas lateral akan bermunculan sehingga percabangan menjadi merapat dan
lebat (Widodo, 1995).
Tajuk pohon yang merupakan tempat munculnya buah terbagi menjadi
sistem percabangan, daun, batang, dan struktur reproduktifnya, yaitu bunga dan
buah. Antar bagian dan sub bagiannya saling berhubungan satu dengan yang

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

lainnya melalui pembuluh kayu (xylem) sebagai alat transportasi air dan unsur
hara serta pembuluh tapis (floem) sebagai alat transportasi hasil fotosintesis yang
dihasilkan di daun. Jarak pagar berbunga majemuk sehingga membutuhkan bahan
makanan yang sangat besar agar gugurnya bunga dan buah dapat dikurangi. Pada
prinsipnya perlu adanya penghematan bahan fotosintat sewaktu pohon aktif
memproduksi bahan makanan, perlu efisiensi sistem jaringan dalam tubuh
tanaman agar bahan makanan yang ada setelah digunakan untuk perawatan
tanaman itu sendiri cukup untuk membentukan bunga dan buah. Efisiensi ini
bukan dengan mengurangi bahan makanannya, melainkan dengan menekan
pemborosannya. Caranya dengan memangkas bagian yang sangat bersifat negatif
(hanya menyerap dan tidak menyumbangkan bahan makanan sama sekali) atau
dengan mengurangi bagian pengguna bahan makanan. Seperti daun-daun yang
ternaungi dan cabang-cabang yang tidak produktif (saling tumpang tindih)
(Raden, 2008).
Jumlah cabang akan menentukan jumlah bunga, buah dan biji jarak pagar.
Oleh karena itu, pemangkasan tajuk secara teratur dan berpola akan membentuk
tajuk dan cabang yang ideal seperti membentuk payung. Hal ini penting karena
tanaman jarak pagar berbunga di terminal, sehingga jumlah cabang berkorelasi
positif dengan produksi buah dan biji (Mahmud, 2006).
Bunga di terminal atau di ketiak daun. membutuhkan penyiapan tempat
berbunga yang sebanyak-banyaknya dan diikuti dengan perakaran pohon yang
baik agar dapat menyangga buah yang lebat. Ranting membawa bunga pada
pohon yang berbunga di terminal perlu dipangkas setelah pemanenan.

Pemupukan
Pemupukan tanaman merupakan salah satu investasi penting dalam
pengusahaan guna pencapaian produksi yang setinggi-tingginya dan ekonomis.
Pupuk merupakan salah satu sumber unsur hara utama yang sangat menentukan
tingkat pertumbuhan dan produksi. Pemupukan pada tanaman bertujuan
menyediakan kebutuhan hara bagi tanaman sehingga tanaman akan tumbuh
dengan baik dan akan mampu berpotensi secara maksimal sehingga terdorong

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

untuk berproduksi jika sudah mencapai waktunya. Oleh karena itu pemupukan
harus dilakukan secara teratur.
Menurut Leiwakabessy dan Sutandi (2004) hara atau nutrient adalah zat
yang diserap tanaman untuk makanannya. Hara yang diserap ini dapat dalam
bentuk molekul (CO2, H2O) dan ion. Karbondioksida (CO2) diambil melalui daun
dari udara sedangkan air (H2O) dan ion diambil melalui akar dari dalam tanah.
Dari H2O dan CO2 tanaman memperoleh unsur hara C, H, dan O (unsur makro)
sedangkan 15 unsur hara, N, P, K, Ca, Mg, S (unsur makro) dan Fe, Mn, Zn, Cu.
B, Mo, Cl, Na, Co (unsur mikro) diserap oleh tanaman dalam bentuk ion. Setiap
unsur memiliki peranan masing-masing dan dapat menunjukan gejala tertentu
pada tanaman apabila ketersediaannya dalam tanah sangat kurang. Penyediaan
hara dalam tanah melalui pemupukan harus seimbang yaitu disesuaikan dengan
kebutuhan tanaman. Leiwakabessy dan Sutandi (2004) menyatakan bahwa pada
tahun 1862 Leibig mengemukakan hukum minimum (law of the minimum). Faktor
minimumlah yang menentukan produksi, seandainya P adalah faktor minimum,
maka pemupukan dengan unsur lain tidak akan memberikan respon seperti yang
diharapkan.
Pupuk dapat digolongkan menurut tipe senyawa yang dikandung yaitu
pupuk organik dan pupuk anorganik. Menurut jumlah unsur hara yang terdapat
dalam pupuk, digolongkan menjadi pupuk tunggal dan pupuk majemuk sedangkan
menurut jumlah yang dibutuhkan oleh tanaman, digolongkan menjadi pupuk
makro dan pupuk mikro (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar pemupukan dapat efisien dan
tepat sasaran meliputi penentuan jenis pupuk, dosis pupuk, metode pemupukan,
waktu pemupukan, frekuensi pemupukan serta pengawasan mutu pupuk. Menurut
Syamsulbahri (1996) dalam kegiatan pemupukan mulai dari manajemen
pemupukan, fasilitas pemupukan, tenaga kerja dan teknis pemupukan mengarah
kepada usaha empat tepat, yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat cara, dan tepat
waktu.
Menurut Hariyadi (2005) belum ada dosis rekomendasi khusus untuk
tanaman jarak pagar, tetapi pada penelitian di tahun pertama penanaman di lapang
yang dilakukan oleh Raden (2008) pemupukan tanaman jarak pagar dilakukan

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

menggunakan urea, SP-36 dan KCl masing-masing dengan dosis 40 g/tanaman.
Tabel 1 merupakan perkiraan dosis pupuk jarak pagar.
Tabel 1. Dosis Pemupukan Tanaman Jarak Pagar
Tahun ke-

Urea

SP-36

KCl

Kieserit

……………………(g/pohon/tahun)……………………..
1

2 x 20

2 x 20

2 x 20

2x5

2

2 x 40

2 x 30

2 x 30

2 x 10

3

2 x 60

2 x 50

2 x 40

2 x 15

4

2 x 100

2 x 75

2 x 60

2 x 20

5 dst

2 x 150

2 x 100

2 x 80

2 x 20

Sumber : Hariyadi (2005)

Pupuk N
Tanaman mengambil nitrogen terutama dalam bentuk NH4 + dan NO3-. Ionion di dalam tanah pertanian berasal dari pupuk-pupuk N yang diberikan serta
bahan organik tanah. Jumlahnya tergantung dari jumlah pupuk yang diberikan dan
kecepatan perombakan dari bahan-bahan organik (Leiwakabessy dan Sutandi,
2004).
Senyawa N digunakan tanaman untuk membentuk asam amino yang akan
diubah menjadi protein, membentuk klorofil. Senyawa N juga berperan dalam
perbaikan pertumbuhan vegetatif tanaman. Tanaman yang tumbuh pada tanah
yang cukup N, berwarna lebih hijau. Gejala kekurangan N akan menyebabkan
tanaman menjadi kerdil, pertumbuhan tanaman terbatas, daun-daun menguning
dan gugur. Gejala kelebihan N menyebabkan keterlambatan kematangan tanaman
yang diakibatkan terlalu banyaknya pertumbuhan vegetatif, batang lemah dan
mudah roboh serta mengurangi daya tahan tanaman terhadap penyakit
(Hardjowigeno, 1995).
Salah satu jenis pupuk tunggal yang mengandung N adalah Urea
CO(NH2)2. Urea disebut juga karbamida, gabungan dari karbondioksida dan
amida. Urea dapat dimanfaatkan langsung oleh tanaman, tetapi umumnya didalam
tanah akan diubah menjadi ammonium dan nitrat melalui proses amonifikasi dan
nitrifikasi oleh bakteri tanah. Urea mengandung 45-46% N, berbentuk tablet,

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

berwarna putih, mudah larut dalam air, higroskopisitas sedang, dan reaksi masam
(Leiwakabessy dan Sutandi, 2004).

Pupuk P
Unsur P sering disebut sebagai kunci untuk kehidupan karena fungsinya
yang sangat sentral dalam proses kehidupan. Unsur ini berperan dalam proses
pemecahan karbohidrat untuk energi. Penyimpanan dan peredarannya keseluruh
tanaman dalam bentuk ADP dan ATP. Unsur P berperan dalam pembelahan sel
melalui peranan nukleoprotein yang ada dalam inti sel, selanjutnya berperan
dalam menentukan sifat-sifat kebakaan dari generasi ke generasi melalui peranan
DNA. Unsur ini juga menentukan pertumbuhan akar, mempercepat kematangan
dan produksi buah dan biji (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004).
Kekurangan P dalam tanah dapat disebabkan karena jumlah P dalam tanah
sedikit, sebagian besar terdapat dalam bentuk yang tidak dapat diambil oleh
tanaman, dan terjadi pengikatan (fiksasi) oleh Al pada tanah masam atau oleh Ca
pada tanah alkalis. Gejala defisiensi P mengakibatkan pertumbuhan terhambat
(kerdil) karena pembelahan sel terganggu dan daun menjadi ungu atau coklat
mulai dari ujung daun (Hardjowigeno, 1995).
Salah satu cara untuk mengatasi masalah defisiensi P pada tanah masam
menurut Leiwakabessy dan Sutandi (2004) yaitu dengan pemberian pupuk
superfosfat setelah dilakukan pemberian kapur. Efektivitas pupuk P dalam tanah
ditentukan oleh sifat pupuk (bentuk P), sifat tanah, dan reaksi antara P pupuk
dengan tanah. Semuanya akan menentukan jumlah pupuk yang dapat diambil oleh
tanaman.

Pupuk K
Kalium sering disebut sebagai katalisator dalam proses hidup karena
menjamin berlangsungnya reaksi kehidupan tanaman. Kalium berperan dalam
pembelahan sel, pembukaan stomata, fotosintesis (pembentukan karbohidrat),
translokasi gula, reduksi nitrat dan selanjutnya sintesis protein dan dalam aktivitas
enzim. Kalium juga merupakan unsur logam yang paling banyak terdapat dalam
cairan sel, yang dapat mengatur keseimbangan garam-garam atau dengan kata lain

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

mengatur tekanan osmotik dalam sel tanaman sehingga memungkinkan
pergerakan air ke dalam akar. Tanaman yang kurang K akan kurang tahan
kekeringan dibandingkan dengan yang cukup K. Tanaman yang kekurangan K
lebih peka terhadap penyakit dan kualitas produksi biasanya rendah, baik daun,
buah, maupun biji.
Menurut Leiwakabessy dan Sutandi (2004) salah satu pupuk kalium yang
umum dikenal adalah garam kalium dari klorida yang mengandung 33-51.5 K
atau 40-61.5 K2O. Setelah diberikan ke tanah, pupuk kalium terurai menghasilkan
ion K+ dan ion sisa asam serta kation lain apabila ada, seperti K-Mg-Sulfat. Ion K
akan segera diikat kompleks adsorpsi tanah dalam bentuk yang dapat
dipertukarkan (bentuk tersedia) sampai yang sukar tersedia (fiksasi) tergantung
dari jenis liat dan faktor penentu lainnya seperti kelembaban tanah. Sebagian lain
tetap terdapat dalam fase larutan (ion) yang dapat dimobilisasi tanaman dan dapat
hilang melalui pencucian. Kalium tidak membentuk senyawa yang sukar larut
dengan ion lain dalam tanah.
Unsur K mudah bergerak (mobile) di dalam tanaman sehingga gejala
defisiensi K pada daun terutama terlihat pada daun tua, karena daun-daun muda
yang masih tumbuh dengan aktif menghisap K dari daun-daun tua. Selain itu
gejala defisiensi K menyebabkan pinggir-pinggir daun berwarna coklat, mulai dari
daun tua (Hardjowigeno, 1995).

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan (University Farm)
Institut Pertanian Bogor pada bulan November 2008 sampai Mei 2009. Analisis
tanah dilakukan di laboratorium Puslit Tanah Bogor. Data-data penunjang, yaitu
data iklim diambil dari stasiun Klimatologi Darmaga, Bogor.

Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah tanaman jarak pagar yang telah berumur 2
tahun berasal dari propenan Dompu Nusa Tenggara Barat, pupuk urea, SP-36, dan
KCl. Alat yang digunakan adalah cangkul, kored, alat potong (gergaji dan gunting
pangkas), meteran, plastik label, timbangan analitik, kertas kerja, alat tulis dan
oven.

Metode Percobaan
Percobaan di lapangan disusun berdasarkan rancangan faktorial dalam
Rancangan Acak Kelompok (RAK). Perlakuan terdiri atas pemangkasan dan
pemupukan. Pemangkasan terdiri atas tiga taraf perlakuan yaitu pangkas dengan
memelihara 2 cabang primer (P1), pangkas dengan memelihara 3 cabang primer
(P2), dan pangkas tanpa pembatasan jumlah cabang primer yang dipelihara (P3).
Pemupukan terdiri atas 3 taraf perlakuan yaitu tanpa pupuk (N0), pemupukan
dengan urea, SP-36 dan KCl, masing-masing dengan dosis 40 g/tanaman (N1) dan
pemupukan dengan urea, SP-36 dan KCl, masing-masing dengan dosis 80
g/tanaman (N2). Dengan demikian terdapat 9 perlakuan. Setiap perlakuan diulang
3 kali, sehingga terdapat 27 satuan percobaan. Setiap unit percobaan terdiri atas 6
tanaman sehingga total tanaman 162 tanaman. Denah petak percobaan dapat
dilihat pada Lampiran 1.
Model aditif linear untuk rancangan yang diajukan adalah :
Yijk

= µ + ai + bj + ck+ (ab)ij + εijk

Yijk

: Nilai pengamatan pada perlakuan pemangkasan ke-i, pemupukan ke-j,
dan kelompok ke-k

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

µ

: Nilai rataan umum

ai

: Pengaruh perlakuan pemangkasan ke-i (i = 1,2,3)

bj

: Pengaruh perlakuan pemupukan ke-j (j = 1,2,3)

ck

: Pengaruh kelompok ke-k (k = 1,2,3)

(ab)ij : Pengaruh interaksi perlakuan pemangkasan ke- i dan pemupukan ke- j
εijk

: Pengaruh galat percobaan perlakuan pemangkasan ke- i, pemupukan ke-j,
dan kelompok ke-k
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perlakuan yang dicobakan

dilakukan analisis ragam (Uji F), hasil uji F yang menunjukkan pengaruh nyata
kemudian diuji lanjut dengan menggunakan metode Uji Wilayah Berganda
Duncan (DMRT) pada taraf 5 %.

Pelaksanaan Percobaan
Penelitian dilakukan pada lahan seluas 648 m2 yang dibagi menjadi 27
petak, tiap petak berukuran 4 m x 6 m. Jarak antara petak percobaan 2 m.
Tanaman ditanam pada jarak tanam 2 m x 2 m sehingga populasi per petak adalah
6 tanaman.
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan urea, SP-36 dan KCl
berdasarkan taraf perlakuan pemupukan. Sebelum dilakukan pemupukan, terlebih
dahulu dilakukan pembersihan lahan terhadap gulma di sekitar tanaman. Pupuk
diberikan pada awal musim penghujan, dilakukan pada piringan tanaman dengan
jari-jari 30 cm dari pangkal batang utama. Setelah pemupukan, pupuk ditutup
dengan tanah.
Pemangkasan dilakukan seminggu setelah pemupukan. Pemangkasan yang
dilakukan pada percobaan ini adalah terhadap cabang primer tanaman. Cabang
primer dipangkas 30 cm dari batang utama berdasarkan taraf perlakuan
pemangkasan. Pemangkasan dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi
pengelupasan pada kulit kayu yang dapat menyebabkan kematian tanaman.
Pemangkasan dilakukan menggunakan alat potong yang tajam dan setelah
pemangkasan, bagian permukaan batang yang dipangkas diberi larutan dithaneM45 dengan konsentrasi 3 g/l dengan cara pengolesan.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Pemeliharaan tanaman berupa penyiangan gulma dilakukan sebulan sekali.
Pengendalian hama dilapangan dilakukan secara manual sedangkan pengendalian
penyakit dilakukan dengan menyemprotkan larutan fungisida dithane-M45 dengan
konsentrasi 2 g/l terhadap tanaman yang terserang cendawan.

Pengamatan
Pengamatan pertumbuhan dilakukan setiap bulan selama 5 bulan, dimulai
1 bulan setelah pemangkasan (BSP) dan pengamatan hasil dimulai setelah
tanaman berbuah. Peubah yang diamati antara lain :
1) Tinggi tanaman
Tinggi tanaman diukur mulai pangkal batang utama yang menyentuh tanah
hingga titik tumbuh dan dilakukan setiap bulan, mulai 1 BSP sampai 5
BSP.
2) Jumlah cabang sekunder
Jumlah cabang sekuder dihitung terhadap cabang sekunder yang terbentuk,
pengamatan dilakukan setiap bulan, mulai 1 BSP sampai 5 BSP.
3) Jumlah daun
Jumlah daun diperoleh dengan menghitung semua daun yang telah
membuka penuh, dihitung sebulan sekali mulai 1 BSP sampai 5 BSP.
4) Jumlah buah per tanaman
Jumlah buah per tanaman diperoleh dengan menghitung seluruh buah yang
terbentuk per tanaman pada saat tanaman berbuah.
5) Bobot basah biji per tanaman (g/tanaman)
Bobot basah biji per tanaman diperoleh dengan menimbang hasil biji per
tanaman setelah pemanenan buah.
6) Bobot kering biji per tanaman (g/tanaman)
Bobot kering biji per tanaman diperoleh dengan menimbang biji hasil
panen per tanaman, setelah dilakukan pengeringan dengan oven, pada suhu
60oC selama 3 hari.
7) Indeks biji (g/100 biji kering)
Indeks biji diperoleh dengan menimbang bobot kering 100 biji.
8) Bobot kering biji per hektar (kg/ha)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Bobot kering biji per hektar diperoleh dari luas lahan per ha dibagi luas
lahan per petak dikali dengan bobot kering biji per petak.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum
Penelitian ini dilakukan pada tempat dengan ketinggian 240 m dpl. Data
iklim di lokasi penelitian yang diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika
wilayah Darmaga, Bogor, menunjukkan data yang berfluktuasi dengan rata-rata
suhu bulanan mencapai 25.6 oC. Waktu selama penelitian termasuk pada musim
hujan dengan rata-rata curah hujan bulanan mencapai 325.2 mm dan jumlah hari
hujan berkisar antara 20-30. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan November
dan terendah pada bulan Desember, tetapi intensitas penyinaran tertinggi pada
bulan November dan terendah pada bulan Desember (Lampiran 2).

Gambar 1. Grafik Iklim Tempat Penelitian. Sumber : Badan Meteorologi dan
Geofisika, Stasiun Klimatologi, Darmaga, Bogor, 2009.
Hasil analisis tanah Laboratorium Puslit Tanah Bogor (Lampiran 3 dan 4)
menunjukkan bahwa lahan yang digunakan sebagai tempat penelitian memiliki
tingkat kesuburan yang sangat rendah, rendah, hingga sedang, dengan pH (H2O)
masam. Kandungan unsur N dan P2O5 tergolong rendah, sedangkan unsur K
sangat rendah. Kapasitas tukar kation (KTK) tanah tergolong sedang. Menurut
Prihandana dan Hendroko (2006), pH tanah yang baik bagi tanaman jarak pagar
adalah pada pH masam.
Tanaman jarak pagar termasuk tanaman indeterminate, dimana tanaman
ini memiliki masa vegetatif yang terus berlangsung pada masa generatifnya. Pada

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

penelitian ini, beberapa tanaman jarak pagar mulai berbunga pada umur 3 minggu
setelah pangkas (MSP) dengan tipe pembungan pada ujung ranting (terminal)
membentuk satu rangkaian bunga (inflorrescens). Jumlah bunga yang terbentuk
dalam satu rangkaian bervariasi antara 48-120 bunga bahkan lebih. Buah dapat
dipanen sekitar 61-76 hari setelah pembungaan.
Selama pengamatan di lapang dijumpai berbagai jenis hama, diantaranya
rayap (isoptera), ulat tanah dan kepik lembing (Chrysochoris javanus Westw.)
(Gambar 2). Serangan rayap (isoptera) cukup mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, bahkan ada tanaman yang mati akibat serangan rayap dan
ulat tanah. Rayap menyerang akar tanaman selanjutnya batang tanaman, sehingga
batang menjadi keropos dan akhirnya tanaman rebah dan mati. Ulat tanah
(Agrotis sp.) menyerang batang kayu, gejala serangan yang terlihat adalah
tanaman terpotong batang pokoknya di dekat tanah. Ulat ini ditemukan
menyerang tanaman pada pagi hari. Menurut Widodo (2007), ulat tanah biasanya
menyerang tanaman pada pagi hari sebelum matahari terbit, atau senja hari setelah
matahari terbenam. Pada siang hari ulat ini bersembunyi didalam tanah tidak jauh
dari pertanaman.
Hama lain yang ditemukan adalah kepik lembing. Kepik lembing
menyerang pada saat pembungaan, menjelang pembentukan buah dan menghisap
buah, sehingga menyebabkan kerusakan pada buah yang sedang berkembang,
adanya bekas tusukan kepik pada buah yang diserang menyebabkan buah menjadi
coklat kehitaman. Menurut Prastiwi et al. (2006) kepik lembing (Chrysochoris
javanus Westw.) mengalami metamorfosis sederhana yaitu telur-nimfa-dewasa.
Siklus hidupnya berkisar 60-80 hari. Nimfa dan kepik dewasa gerakannya lambat.
Penyakit yang ditemukan di lapangan diduga disebabkan oleh sejenis
cendawan. Cendawan ini menyerang batang tanaman, pada awalnya cendawan
berwarna orange, tetapi kemudian dapat menyebar dan berubah menjadi warna
merah muda. Serangan oleh cendawan ini belum diketahui secara jelas akibat dari
serangannya, diduga karena keadaan lingkungan yang terlalu basah dengan
intensitas curah hujan dan tingkat kelembaban yang cukup tinggi serangan
cendawan ini dapat terinduksi, karena pada saat intensitas hujan dan tingkat
kelembaban menurun serangan cendawan ini juga berkurang. Pada tanaman yang

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

terserang cendawan dilakukan aplikasi penyemprotan fungisida dithane-M45
sehingga perlahan bagian tanaman yang terserang cendawan berangsur-angsur
membaik.
Beberapa gulma yang banyak terdapat dilahan antara lain : Axonopus
compressus, Ageratum conyzoides, Mimosa pudica, Imperata cylindrica dan
Mikania micrantha.

Rayap (Isoptera)

Kepik Lembing

Gambar 2. Hama Pertanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.)

Rekapitulasi Sidik Ragam
Rekapitulasi sidik ragam peubah pertumbuhan yang diamati disajikan pada
Tabel 2. Dari hasil pengamatan terhadap pertumbuhan vegetatif, secara statistik
didapatkan bahwa tidak terdapat interaksi antara pemangkasan dan pemupukan
yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman jarak pagar hingga akhir pengamatan
(5 BSP). Pemangkasan cabang primer memberikan pengaruh yang nyata terhadap
jumlah cabang sekunder pada 2 dan 5 BSP dan sangat nyata pada 3 dan 4 BSP
serta memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap jumlah daun pada 2 BSP
dan nyata pada 3 BSP, tetapi tidak mempengaruhi tinggi tanaman hingga akhir
pengamatan. Perlakuan pemupukan berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi
tanaman pada 2 BSP dan mempengaruhi secara nyata pada 4 BSP tetapi tidak
berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang sekunder dan jumlah daun hingga
akhir pengamatan.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Tabel 2. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Pemangkasan dan Pemupukan
serta Interaksinya terhadap Pertumbuhan Tanaman Jarak Pagar
(Jatropha curcas L.)

Peubah
Tinggi Tanaman

Jumlah Cabang

Jumlah daun

Umur
Tanaman
(BSP)
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5

Pemangkasan
tn
tn
tn
tn
tn
tn
*
**
**
*
tn
**
*
tn
tn

Uji F
Pemupukan
tn
**
tn
*
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn

Interaksi
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn

Keterangan : * berbeda nyata pada taraf 5%
** berbeda sangat nyata pada taraf 1%
tn tidak berbeda nyata
BSP = Bulan Setelah Pangkas

Rekapitulasi sidik ragam peubah hasil yang diamati disajikan pada
Tabel 3. Secara statistik, dapat dilihat bahwa terdapat interaksi yang sangat nyata
antara pemangkasan dan pemupukan terhadap indeks biji tetapi interaksi tidak
terlihat pengaruhnya terhadap jumlah buah, bobot basah dan bobot kering biji per
tanaman serta bobot kering biji per ha tanaman jarak pagar. Pengaruh masingmasing faktor tunggal juga berpengaruh sangat nyata hanya pada peubah
pengamatan indeks biji, sedangkan untuk peubah pengamatan hasil lainnya,
perlakuan masing-masing faktor tunggal tidak berpengaruh nyata.
Sidik ragam pengaruh pemangkasan dan pemupukan serta interaksinya
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.)
disajikan pada Lampiran 5, 6, 7 dan 8.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Tabel 3. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Pemangkasan dan Pemupukan
serta Interaksinya terhadap Hasil Tanaman Jarak Pagar (Jatropha
curcas L.)
Peubah
Pemangkasan
Jumlah buah per tanaman
tn
BB Biji per tanaman (g)
tn
BK Biji per tanaman (g)
tn
Indeks biji (g/100 biji kering)
**
BK Biji per ha (kg/ha)
tn

Uji F
Pemupukan
tn
tn
tn
**
tn

Interaksi
tn
tn
tn
**
tn

Keterangan : * berbeda nyata pada taraf 5%
** berbeda sangat nyata pada taraf 1%
tn tidak berbeda nyata
BSP = Bulan Setelah Pangkas

Pertumbuhan Tanaman
Pertumbuhan merupakan proses pembelahan dan pembesaran sel. Kedua
proses tersebut memerlukan sintesis protein dan merupakan proses yang tidak
dapat berbalik. Pertumbuhan juga dapat didefinisikan sebagai proses total yang
mengubah bahan mentah secara kimia dan menambahkannya dalam tanaman.
Pertumbuhan dan perkembangan dikendalikan oleh genotipe dan lingkungan, serta
tingkat pengaruhnya tergantung pada karakteristik tanaman tersebut. Pertumbuhan
dapat terjadi akibat interaksi antara berbagai faktor perangsang pertumbuhan
dengan unsur-unsur iklim, tanah dan biologi (Gardner et al., 1991). Menurut
Harjadi (2005), pertumbuhan dan perkembangan terdiri dari dua fase yang
berbeda, yaitu fase vegetatif dan fase reproduktif. Fase pertumbuhan vegetatif
terutama terjadi pada perkembangan akar, daun, dan batang baru, sedangkan fase
reproduktif terjadi pada pembentukan dan perkembangan kuncup-kuncup bunga,
buah dan biji.
Pertumbuhan dengan cara pembelahan dan pembesaran sel terjadi di dalam
jaringan meristem, dimana meristem mungkin bersaing satu sama lain secara kuat
untuk mendapatkan nutrien organik dan mineral, sehingga produksi tanaman
budidaya tergantung dari pengelolaan meristem. Meristem ujung menghasilkan
sel-sel baru di ujung batang yang menyebabkan pertambahan tinggi pada tanaman,
sedangkan meristem lateral menghasilkan sel-sel baru yang memperluas diameter
suatu organ (Fisher, 1992).

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Tinggi Tanaman
Perlakuan pemangkasan dan pemupukan menunjukkan tidak terdapat
interaksi yang mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman jarak pagar (Tabel 2).
Perlakuan dosis pemupukan tanpa pupuk (N0) memberikan pengaruh yang
berbeda nyata dibandingkan dengan pemberian pupuk urea, SP-36 dan KCl
masing-masing dengan dosis pupuk 40 g/tanaman (N1) atau 80 g/tanaman (N2)
pada 2 dan 4 BSP. Pengaruh tinggi tanaman terhadap pemupukan 40 g/tanaman
dan 80 g/tanaman berturut-turut mencapai 80.59 dan 76.07 cm (2 MST) serta
79.12 dan 82.07 cm (4 MST), berbeda nyata dengan perlakuan tanpa pupuk yang
memberikan hasil terendah yaitu 65.99 (2 MST) dan 68.67 cm (4 MST) (Tabel 4).
Menurut Hardjowigeno (1995) yang menyatakan bahwa unsur N berperan dalam
perbaikan vegetatif tanaman sedangkan unsur P dapat menentukan pertumbuhan
akar, sehingga gejala defisiensi P dapat mengakibatkan pertumbuhan terhambat
(kerdil) karena pembelahan sel terganggu.
Tabel 4. Pengaruh Pemangkasan dan Pemupukan terhadap Tinggi Tanaman
Jarak Pagar (Jatropha curcas L.)
Perlakuan

Pemangkasan
P1 memelihara 2 cabang
P2 memelihara 3 cabang
P3 tanpa pembatasan
Pemupukan
N0 tanpa pupuk
N1 40 g/tanaman
N2 80 g/tanaman

Umur (BSP)
1
2
3
4
5