Analisis Pengukuran Kinerja Organisasi Menggunakan Balanced Scorecard (Studi Kasus Badan Penelitian Pengembangan dan Informasi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI)

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI
MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD
(STUDI KASUS BADAN PENELITIAN
PENGEMBANGAN DAN INFORMASI KEMENTERIAN
TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI)

OKVIYESHA HASISLAM

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengukuran Kinerja
Orgnisasi Menggunakan Balanced Scorecard (Studi Kasus Badan Penelitian dan
Pengembangan dan Informasi Kementerian Tenaga dan Transmigrasi RI) adalah
benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, April 2014

Okviyesha Hasislam
NIM H24100067

ABSTRAK
OKVIYESHA HASISLAM.
H24100067. Analisis Pengukuran Kinerja
Organisasi Menggunakan Balanced Scorecard (Studi Kasus Badan Penelitian
Pengembangan dan Informasi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI).
Dibimbing Oleh LINDAWATI KARTIKA.
Badan Penelitian Pengembangan dan Informasi (Balitfo) merupakan salah
satu unit organisasi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI yang
bertugas melaksanakan penelitian, pengembangan serta pengelolaan data dan
informasi di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian. Namun, hasil

penelitian, pengembangan serta data dan informasi Balitfo tidak dimanfaatkan
oleh 8 Direktorat Teknis pada level eselon I Kemenakertrans. Berdasarkan
permasalahan ini perlu dilakukan analisis dan pengukuran pada kinerja Balitfo
menggunakan metode Balanced Scorecard (BSC). Tujuan penelitian ini adalah 1)
Membuat rancangan sistem pengukuran kinerja BSC; 2) Merumuskan dan
menggambarkan peta strategi; 3) Mengukur Pencapaian Kinerja Balitfo tahun
2012. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa kinerja Balitfo masih rendah
dengan nilai 43,68 % (diekspresikan dengan warna merah). Kinerja ini dapat
diperbaiki dengan menerapkan program berupa inisiatif strategis terutama pada
Indikator Kinerja Utama yang bernilai rendah.
Kata kunci : balanced scorecard, pengukuran kinerja, peta strategi.
ABSTRACT
OKVIYESHA HASISLAM. H24100067. Performance Measurement Analysis of
Organisation Using Balanced Scorecard (Case Study Badan Penelitian
Pengembangan dan Informasi, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI).
Supervised by LINDAWATI KARTIKA.
Agency for Development Research and Informatio (Balitfo) is
organizational unit of Ministry of Manpower and Transmigration Indonesia tasked
to implement the research, development, and management of data and information
in the field of manpower and transmigration. However, the results of Balitfo’s

research, development, and data and information are not utilized by 8 Directorate
Technical of Ministry of Manpower and Transmigration of Indonesia echelon
level 1. Based on these problems, performance measurement are required to
analyzed in this reasearch using Balanced Scorecard method. The objective of this
reasearch are 1) to make performance measurement design system; 2) to formulate
and illustrate strategy map; 3) to measure performance achievement Balitfo in
2012. Results indicate that the performance of Balitfo still low with 43.68% value
(expressed in red). That performance can be improved by implementing a
program of strategic initiatives primarily on Key Performance Indicators low
value.
Key words : balanced scorecard, performance measurement, strategy maps.

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI
MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD
(STUDI KASUS BADAN PENELITIAN PENGEMBANGAN
DAN INFORMASI KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN
TRANSMIGRASI RI)

OKVIYESHA HASISLAM


Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Manajemen

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Analisis Pengukuran Kinerja Organisasi Menggunakan Balanced
Scorecard (Studi Kasus Badan Penelitian Pengembangan dan
Informasi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI)
Nama
: Okviyesha Hasislam
NIM
: H24100067


Disetujui oleh

Lindawati Kartika, SE, M.Si
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Mukhamad Najib, S.TP, MM
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Oktober 2013 ini ialah
pengukuran kinerja, dengan judul Analisis Pengukuran Kinerja Organisasi
Menggunakan Balanced Scorecard (Studi Kasus Badan Penelitian Pengembangan
dan Informasi Kementerian Tenaga Kerja danTransmigrasi RI).
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Lindawati Kartika SE, M.Si

selaku pembimbing, serta Bapak R. Dikky Indrawan SP, MM dan Bapak Deddy
C. Sutarman S.TP, MM yang telah banyak membantu dan memberi saran.
Kemudian kepada Bapak Nurhadi Wijaya STP, MM dan Bapak Dr. Eko Ruddy
Cahyadi S.Hut, MM selaku dosen penguji serta staf Departemen Manajemen. Di
samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada segenap jajaran pejabat serta
staf Badan Penelitian Pengembangan dan Informasi yang telah membantu selama
pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu,
seluruh keluarga, serta teman-teman atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, April 2014

Okviyesha Hasislam

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR


vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

3

Tujuan Penelitian


3

Manfaat Penelitian

3

Ruang Lingkup Penelitian

3

TINJAUAN PUSTAKA

4

Kinerja Organisasi

4

Konsep Manajemen Strategik


4

Konsep Balanced Scorecard

4

Konsep Indikator Kinerja Utama (IKU)

4

METODE

5

Kerangka Pemikiran

5

Tahapan Penelitian


6

Lokasi dan Waktu Penelitian

7

Pengumpulan Data

8

Metode Pengambilan Sampel

8

Metode Pengolahan dan Analisis Data

8

HASIL DAN PEMBAHASAN


10

Gambaran Umum

10

Allignment

11

Rancangan Sistem Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard

15

Peta Strategi

18

Hasil Pengukuran Kinerja pada Balitfo dengan pendekatan BSC

19

KESIMPULAN DAN SARAN

25

Kesimpulan

25

Saran

25

DAFTAR PUSTAKA

26

LAMPIRAN

29

RIWAYAT HIDUP

38

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Skala pada paired comparison
Kerangka pengukuran kinerja
Dashboard perspektif keuangan
Dashboard perspektif pelanggan
Dashboard perspektif manajemen internal
Dashboard perspektif pertumbuhan dan pembelajaran
Perhitungan kinerja perspektif keuangan
Perhitungan kinerja perspektif pelanggan
Perhitungan kinerja perspektif manajemen internal
Hasil pengukuran kinerja perspektif pertumbuhan dan pembelajaran
Hasil kinerja Balitfo
Inisiatif strategi perspektif pelanggan
Inisiatif strategi perspektif pertumbuhan dan pembelajaran

9
10
15
16
17
18
20
20
21
22
22
23
24

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8

Struktur organisasi Kemenakertrans RI
Kerangka pemikiran
Tahapan penelitian
Diagnosa alignment visi Balitfo ke misi Balitfo
Diagnosa alignment misi Balitfo ke tujuan Balitfo
Diagnosa alignment tujuan Balitfo ke sasaran Balitfo
Diagnosa alignment sasaran Balitfo dan IKU Balitfo
Peta strategi Balitfo

2
6
7
11
12
13
14
19

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4

Kuesioner pembobotan IKU Balitfo
Hasil pembobotan perspekti dan IKU menggunakan paired comparison
Struktur organisasi Balitfo
Dashboard BSC Badan Penelitian Pengembangan dan Informasi
Kemenakertrans RI
5 Hasil pengukuran kinerja organisasi
6 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi nomor 5

29
32
33
35
36
37

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sumberdaya manusia dan sumberdaya alam merupakan modal bagi
Indonesia untuk melaksanakan pembangunan. Mengacu pada dokumen Rencana
Strategis (Renstra) Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi tahun 2015-2019
diketahui jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2013 mencapai 121,2
juta, yang terbagi atas pekerja dan pengangguran. Jumlah penduduk yang bekerja
mencapai 114,0 juta orang, sedangkan pengangguran terbuka mencapai 7,17 juta
orang. Data tersebut menunjukkan bahwa tingkat pengangguran di Indonesia
masih tinggi. Pengangguran dan kesempatan kerja merupakan dua aspek
ketenagakerjaan yang sangat erat kaitannya. Kesempatan kerja yang terbatas dan
ketidakmampuan pengangguran dalam menciptakan kesempatan kerja
mengakibatkan pengangguran terus meningkat. Transmigrasi merupakan salah
satu pendekatan pembangunan yang memiliki kontribusi bagi upaya pemerintah
untuk memperluas kesempatan kerja.
Peran pemerintah dalam hal ini adalah mengoptimalkan angkatan kerja dan
menjalankan transmigrasi dengan membuat kebijakan, program, dan strategi yang
sesuai dengan perkiraan persediaan dan kebutuhan tenaga kerja. Pengetahuan
berupa penelitian, data dan informasi menjadi dasar untuk membuat kebijakan.
Indonesia memiliki suatu lembaga pemerintah yang fokus di bidang
ketenagakerjaan dan ketransmigrasian yaitu Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi (Kemenakertrans). Dalam dokumen Rencana Strategis (Renstra)
tertulis bahwa tugas Kemenakertrans adalah melaksanakan pembangunan di
bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian yang diarahkan untuk memberikan
kontribusi nyata dan terukur dalam rangka peningkatan kesejahteraan tenaga kerja,
dan ketenangan berusaha serta kesejahteraan masyarakat transmigrasi dan
mengurangi kesenjangan pembangunan antar wilayah yang dilaksanakan melalui
berbagai kebijakan.
Badan Penelitian Pengembangan dan Informasi (Balitfo) merupakan salah
satu unit organisasi Kemenakertrans pada level eselon I yang memiliki tugas
pokok melaksanakan penelitian, pengembangan (litbang) dan pengkajian serta
pengelolaan data dan informasi (datin) di bidang ketenagakerjaan dan
ketransmigrasian. Hasil litbang dan datin Balitfo seharusnya dapat
dimanfaatkan/diimplementasikan oleh satuan kerja dan masyarakat. Namun
berdasarkan data dari notulensi tim Renstra Balitfo (Desember 2013), hasil litbang
dan datin Balitfo tidak dimanfaatkan oleh direktorat teknis Kemenakertrans
seperti yang diilustrasikan pada Gambar 1.

2

Gambar 1 Struktur organisasi Kemenakertrans RIa
a

Sumber : Tim RB Kemenakertrans RI (2013)

Gambar 1 menunjukkan bahwa terdapat 8 (delapan) direktorat teknis pada
level eselon I yang ditandai dengan warna merah tidak menggunakan hasil litbang
Balitfo. Kajian dan penelitian yang dilaksanakan Balitfo tidak berdasarkan
kebutuhan pengguna, bahkan kegiatan tersebut tidak terkoordinasi baik dengan
pihak terkait sehingga kedelapan direktorat teknis tersebut lebih memanfaatkan
hasil kajian internalnya sendiri. Hal ini menunjukkan adanya disintegrasi antara
Balitfo dan 8 (delapan) direktorat teknis Kemenakertrans pada level eselon I.
Permasalahan tersebut dapat bersumber dari internal Balitfo sendiri,
sehingga perlu dilakukan analisis pengukuran kinerja pada Balitfo untuk
memberikan umpan balik dan tindakan korektif jika terdapat kinerja yang tidak
memuaskan. Metode Balanced Scorecard merupakan salah satu alat analisis
pengukuran kinerja yang dirasa dapat menyelesaikan permasalahan tersebut.
Menurut Kaplan dan Norton (2000), Balanced Scorecard
mampu
menterjemahkan misi dan strategi kedalam berbagai tujuan dan ukuran, yang
tersusun kedalam 4 perspektif : finansial, pelanggan, proses bisnis internal serta
pertumbuhan dan pembelajaran. Scorecard memberi kerangka kerja, bahasa,
untuk mengkomunikasikan misi dan strategi serta menggunakan pengukuran
untuk memberi informasi kepada para pekerja tentang faktor yang mendorong
keberhasilan saat ini dan masa yang akan datang. Penerapan Balanced Scorecard
pada organisasi pemerintah juga sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor
17 Tahun 2003 tentang penerapan anggaran berbasis prestasi kerja yang menuntut
perlunya suatu sistem pengukuran yang dapat mencerminkan adanya akuntabilitas
kinerja serta adanya aturan Kemenpan No. 20 Tahun 2008 agar Kementerian dan
Lembaga pemerintah membuat Indikator Kinerja Utama (IKU) berbasis BSC.

3

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan
masalah yang diteliti adalah: (1) Bagaimana rancangan sistem pengukuran kinerja
dengan pendekatan BSC pada Balitfo Kemenakertrans RI? (2) Bagaimana peta
strategi yang sesuai dengan keadaan Balitfo Kemenakertrans RI dengan
pendekatan BSC? (3) Bagaimana Pencapaian kinerja Balitfo Kemenakertrans
tahun 2012 dengan pendekatan BSC?.

Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) Membuat
rancangan sistem pengukuran kinerja dengan pendekatan BSC pada Balitfo
Kemenakertrans RI (2) Merumuskan dan menggambarkan peta strategi yang
relevan berdasarkan BSC pada Balitfo Kemenakertrans RI (3) Mengukur
Pencapaian Kinerja Balitfo Kemenakertrans RI tahun 2012 dengan pendekatan
BSC.

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: (1) Bagi Balitfo
Kemenakertrans RI, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
berupa informasi kepada Balitfo tentang faktor yang mendorong keberhasilan saat
ini dan masa yang akan datang. (2) Bagi penulis, penelitian ini berguna untuk
mengaplikasikan ilmu yang dipelajari selama duduk di bangku kuliah, khususnya
teori Balanced Scorecard.

Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada perancangan sistem pengukuran
kinerja, penyusunan peta strategi, dan pengukuran kinerja tahun 2012 berbasis
Balanced Scorecard. Objek penelitian ini adalah Badan Penelitian Pengembangan
dan Informasi (Balitfo) Kemenakertrans RI dengan menggunakan metode
Balanced Scorecard sebagai alat analisis pengukuran kinerja.

4

TINJAUAN PUSTAKA
Kinerja Organisasi
Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan
suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi
dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu
organisasi. Kinerja dapat diketahui dan diukur jika individu atau sekelompok
karyawan telah mempunyai kriteria atau standar keberhasilan tolak ukur yang
ditetapkan oleh organisasi (Moeheriono, 2009).

Konsep Manajemen Strategik
David (2009) mendefinisikan manajemen strategik sebagai seni dan ilmu
untuk merumuskan, mengimplementasi dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi
yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Manajemen strategik
juga merupakan pola pengelolaan strategi organisasi jangka pendek dan panjang.

Konsep Balanced Scorecard
Balanced Scorecard (Kaplan dan Norton 2000) merupakan alat analisis
pengukuran kinerja yang mampu menterjemahkan misi dan strategi kedalam
berbagai tujuan dan ukuran, yang tersusun kedalam 4 perspektif : finansial,
pelanggan, proses bisnis internal serta pertumbuhan dan pembelajaran. Scorecard
memberi kerangka kerja, bahasa, untuk mengkomunikasikan misi dan strategi
serta menggunakan pengukuran untuk memberi informasi kepada para pekerja
tentang faktor yang mendorong keberhasilan saat ini dan masa yang akan datang.
Kerangka Balanced Scorecard tidak hanya terbatas untuk organisasi bisnis, akan
tetapi organisasi publik juga dapat menggunakannya dengan penempatan tumpuan
yang berbeda. Jika dalam organisasi bisnis tumpuannya adalah pada perspektif
keuangan, maka dalam organisasi sektor publik tumpuannya adalah perspektif
pelanggan. Tujuan utama organisasi publik adalah bukan maksimalisasi hasil
finansial, tetapi keseimbangan pertanggungjawaban finansial (anggaran) melalui
pelayanan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) sesuai dengan
visi misi organisasi pemerintah dengan pertimbangan organisasi pemerintah
cenderung menekankan “pelayanan publik” yang berkualitas (Gasperz 2006).
Konsep Indikator Kinerja Utama (IKU)
Menurut Kaplan dan Norton (2000), Balanced Scorecard harus menjelaskan
strategi unit bisnis secara keseluruhan. Hal ini dilaksanakan dengan
menggabungkan ukuran hasil atau Indikator Kinerja Utama (IKU) dengan faktor
pendorong kinerja melalui serangkaian hubungan sebab akibat. Ukuran hasil
cenderung menjadi lagging indicator yang menjelaskan tujuan utama strategi dan

5

merupakan upaya jangka pendek telah memberikan hasil yang diharapkan.
Kemudian ukuran faktor pendorong kinerja merupakan leading indicator yang
menjelaskan kepada seluruh partisipan perusahaan apa yang mereka harus lakukan
hari ini untuk menciptakan nilai tambah di masa depan. Menurut PERMEN PAN
No. PER/20/MENPAN/11/2008 dalam Petunjuk Penyusunan Indikator Kinerja
Utama, IKU pada tingkat Kementerian Negara /Departemen/ LPND/ Pemprov/
Pemkab/ Pemkot sekurang-kurangnya adalah indikator hasil (outcome), pada unit
kerja setingkat Eselon I adalah indikator hasil (outcome), serta pada unit
organisasi setingkat Eselon II adalah indikator keluaran (output).

METODE
Kerangka Pemikiran
Badan Penelitian dan Pengembangan Informasi (Balitfo) merupakan unit
organisasi kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada level eselon I yang
memiliki peran strategis sebagai badan pelaksana penelitian, pengembangan,dan
informasi di bidang tenaga kerja dan transmigrasi. Namun pada kenyataannya
Balitfo dinilai kurang mampu melaksanakan peran strategis tersebut dengan baik
karena hasil penelitian dan pembangunan serta data dan informasi secara umum
tidak dimanfaatkan oleh 8 Direktorat Teknis pada level eselon I Kemenakertrans.
Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi dan pengukuran kinerja secara
menyeluruh pada Badan Penelitian Pengembangan dan Informasi untuk
memberikan umpan balik dan tindakan korektif jika terdapat kinerja yang tidak
memuaskan.
Sistem penilaian kinerja secara menyeluruh mengukur kinerja dari berbagai
aspek yaitu keuangan, pelanggan, manajemen internal serta pembelajaran dan
pertumbuhan yang bertujuan untuk melihat apakah kinerja yang dihasilkan telah
sesuai dengan tujuan jangka pendek maupun jangka panjang organisasi. Balanced
Scorecard dianggap sesuai untuk diterapkan pada Balifo.
Penelitian ini memfokuskan untuk merancang pengukuran kinerja,
memetakan hubungan sebab akibat antar sasaran strategis kedalam peta strategis,
serta pengukuran kinerja dengan Balanced Scorecard. Uraian diatas akan
dijelaskan pada Gambar 2.

6

Gambar 2 Kerangka pemikiran

Tahapan Penelitian
Penelitian ini diawali dengan mengidentifikasi permasalahan yang ada
dalam organisasi, kemudian menentukan tema penelitian yaitu pengukuran kinerja
dengan pendekatan Balanced Scorecard. Tahapan berikutnya adalah melakukan
studi pustaka dan menentukan batasan permasalahan dan tujuan penelitian. Dari
tujuan penelitian diketahui persiapan apa saja yang diperlukan untuk melakukan
penelitian yaitu rancangan pengumpulan dan analisis data, rancangan
pengumpulan dan analisis data serta rancangan kuisioner pembobotan.
Tahapan selanjutnya adalah pengumpulan data dimana data primer
diperoleh melalui proses Focus Group Discussion, kuesioner dan notulensi FGD.
Kemudian data sekunder yang diperoleh dari data internal organisasi dan sumber
lain. Sebelum membuat rancangan kinerja Balitfo terlebih dulu dilakukan
alignment untuk memastikan keselarasan antara visi, misi, tujuan, sasaran dan
IKU Balitfo.
Rancangan sistem pengukuran kinerja dibentuk melalui proses Focus Group
Discussion (FGD). Mekanisme FGD diawali dengan melakukan penyempurnaan
sasaran strategis dan indikator kinerja utama yang tercantum dalam LAKIP
Balitfo tahun 2012, kemudian dilanjutkan dengan melakukan pembobotan pada
keempat perspektif BSC dan setiap Indikator Kinerja Utama (IKU) pada masingmasing perspektif. Proses selanjutnya adalah menentukan standar kinerja (baik,
sedang dan rendah) untuk setiap Indikator Kinerja Utama, serta menghitung
pencapaian setiap IKU pada tahun 2012 yang akan dijadikan sebagai baseline.
Setelah standar dan baseline terbentuk selanjutnya dibuat target hingga 2019
sebagai bahan penyusunan renstra 2015 – 2019.

7

Rancangan sistem pengukuran kinerja Balanced Scorecard berisi berbagai
macam input yang diperlukan untuk melakukan evaluasi dan pengukuran terhadap
kinerja Balitfo. Hasil pengukuran kinerja akan menjadi dasar dalam pengambilan
keputusan/penetapan inisiatif strategis bagi manajemen. Uraian diatas akan
dijelaskan pada Gambar 3.

Gambar 3 Tahapan penelitian

Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kemenakertrans khususnya pada Badan
Penelitian dan Informasi (Balitfo) yang berlokasi di Jalan Gatot Subroto Kav 51
Jakarta Pusat. Penelitian berlangsung sejak bulan Oktober 2013 hingga Maret
2014.

8

Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Metode yang digunakan untuk memperoleh data primer adalah
Instrumen Kuesioner yang terlampir pada lampiran 1, Focus Group Discussion
(FGD), dan notulensi FGD. Data sekunder diperoleh dari Studi literatur
merupakan metode yang dilakukan dengan cara mempelajari dan menganalisis
informasi dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), Tugas
dan Fungsi (Tusi) Balitfo, Rencana Strategis (Renstra) Balitfo, Petunjuk
Penyusunan IKU menurut Kemenpan, buku, skripsi dan jurnal yang relevan
dengan peneltian ini.

Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling atau penetapan
sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2008). Peneliti menggunakan
penilaian pakar atau ahli yang benar-benar mengetahui situasi dan kondisi
perusahaan. Sampel yang dipilih untuk penilaian perspektif BSC adalah pejabat
Balitfo yang terdiri dari kepala Balitfo, Sekretaris Balitfo, Direktur Pusat
Penelitian dan Pengembangan Ketenagakerjaan, Direktur Pusat Penelitian dan
Pengembangan Ketransmigrasian, Direktur Pusat Data dan Informasi
Ketenagakerjaan, Direktur Pusat Data dan Informasi Ketransmigrasian dan Tim
Reformasi Birokrasi (RB) Kemenakertrans yang berjumlah 3 orang

Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data yang telah diperoleh baik primer maupun sekunder akan diolah secara
manual dengan bantuan program Microsoft Excel dan software Expert Choice.
Alat analisis dan pengolahan data yang digunakan adalah paired comparison dan
metode pengukuran kinerja Balanced Scorecard.
Analisis Pengukuran Kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard
Adapun tahapan untuk membangun dan mengimplementasikan Balanced
Scorecard pada organisasi mengacu pada teori Kaplan dan Norton adalah sebagai
berikut :
1. Alignment
Alignment merupakan proses untuk menjamin bahwa visi, misi, sasaran
strategis (SS), dan Indikator Kinerja Utama (IKU) telah selaras dengan unit
yang selevel.

9

2. Pembentukan Dashboard/Kartu Skor
Dashboard atau kartu skor BSC digunakan untuk mencatat skor kinerja
organisasi dan merencanakan target yang akan dicapai masa yang akan datang.
Dashboard yang dibentuk harus sesuai dengan template BSC yang terdiri
dari : Objective (tujuan), Measurement (indikator kinerja utama dan indikator
pemicu), Target (target) dan Iniatitive (Inisiatif). Template BSC
diklasifikasikan kedalam 4 perspektif yaitu perspektif keuangan, pelangan,
proses bisnis internal, serta pertumbuhan dan pembelajaran. Perumusan IKU
seyogyanya memenuhi karakteristik indikator kinerja yang baik dan cukup
memadai guna pengukuran kinerja menggunakan prinsip SMART-C (spesific,
measurable, achievable, relevant dan continuously improve) (sirait et al 2010).
Penetapan standar pada IKU terdiri dari standar sangat baik dengan ekspresi
warna biru, baik dengan hijau, sedang dengan kuning, dan rendah dengan
merah.
3. Perhitungan Bobot setiap Perspektif, dan Indikator Kinerja Utama (IKU).
Pembobotan dilakukan dengan menggunakan metode paired comparison
(Saaty 1993). Penentuan bobot pada setiap elemen dibandingkan
menggunakan skala seperti yang tertera pada Tabel 1. Pembobotan dilakukan
oleh pakar yang bertindak sebagai responden melalui pengisian kuesioner.
Responden diminta untuk membandingkan elemen-elemen pada kuesioner.
Jawaban dari pertanyaan tersebut merupakan nilai/skor kepentingan dari
elemen-elemen yang dibandingkan secara bersamaan yang diolah dengan
bantuan software expert choice sehingga akhirnya dihasilkan bobot setiap
perspektif dan Indikator Kinerja Utama (IKU).
Tabel 1 Skala pada paired comparisona
Identitas
Kepentingan
9
7
5
3
1
2, 4, 6, 8
a

Definisi Nilai
mutlak lebih penting
sangat jelas lebih penting
jelas lebih penting
sedikit lebih penting
sama penting
apabila terdapat sedikit saja perbedaan atau keragu-raguan antar dua nilai faktor
yang berdekatan

Sumber: Saaty (1993)

4. Penyusunan Peta Strategi
Menurut Kaplan dan Norton (2010), peta strategi menguraikan proses
penciptaan nilai melalui serangkaian hubungan sebab akibat diantara sasaransasaran dalam keempat perspektif Balanced Scorecard. Adapun tahapan
dalam membangun peta strategi adalah ; (1) Jelaskan visi dan sasaran strategi
organisasi, (2) Spesifikasikan ukuran kedalam 4 perspektif BSC. Hasil
pembobotan merupakan dasar untuk menyusun peta strategi.

10

5. Pengukuran Kinerja
Setelah dilakukan pembobotan pada keempat perspektif BSC dan
indikator kinerja utama dari masing-masing perspektif, selanjutnya
dibuat kerangka pengukuran kinerja BSC seperti pada Tabel 2.
Tabel 2 Kerangka pengukuran kinerjaa
Bobot IKU
(a)

Penentuan Standar
(b)

Nilai
Ekspresi
warna

Baseline
(c)

Target
(d)

Skor
(f)=((c/d)*a)*
100%

Sangat baik
Baik
Sedang
Rendah
a

Sumber : Sirait et al. (2010)

Secara teknis, metode pengukuran kinerja dilakukan dengan
membandingkan pencapaian aktual terhadap target yang telah ditetapkan
dikalikan dengan bobot IKU. Pengukuran kinerja dengan pendekatan BSC
dilakukan dengan menggunakan program Microsoft excel 2010. Pengaturan nilai
ekspresi warna dilakukan dengan menggunakan conditional formatting. Excel
akan memberi warna background pada sel di tabel sesuai dengan informasi/rule
yang ditentukan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum
Badan Penelitian Pengembangan dan Informasi (Balitfo) merupakan salah
satu unit organisasi dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang
memiliki visi terwujudnya hasil penelitian, pengembangan serta data informasi
yang berkualitas sebagai landasan pembangunan ketenagakerjaan dan
ketransmigrasian. Upaya pencapaian visi tersebut akan diimplementasikan melalui
beberapa misi sebagai berikut : 1) Meningkatkan peran penelitian dan
pengembangan ketenagakerjaan sebagai landasan pembangunan ketenagakerjaan;
2) Meningkatkan peran penelitian dan pengembangan ketransmigrasian sebagai
landasan pembangunan ketransmigrasian; 3) Meningkatkan peran pengelolaan
data dan informasi ketenagakerjaan sebagai landasan pembangunan
ketenagakerjaan; 4) Meningkatkan peran pengelolaan data dan informasi
ketransmigrasian sebagai landasan pembangunan ketransmigrasian dan 5)
Mengembangkan kapasitas Badan Penelitian, Pengembangan, dan Informasi
menuju pengelolaan yang profesional dan terpercaya serta pengembangan sistem
informasi menuju e-government. Struktur Organisasi Balitfo dapat dilihat pada
Lampiran 3.

11

Alignment
Alignment Visi Balitfo ke Misi Balitfo
Visi merupakan pernyataan yang mendefinisikan tujuan organisasi jangka
menengah dan jangka panjang perusahaan sedangkan misi merupakan pernyataan
singkat yang mendefinisikan mengapa organisasi ada (Kaplan Norton 2008).
Pernyataan visi dan misi yang dirancang dengan baik sangat penting untuk
merumuskan, menerapkan dan mengevaluasi strategi (David 2009). Oleh sebab
itu perlu dilakukan alignment untuk mengetahui keselarasan antara visi dan misi
Balitfo seperti yang diilustrasikan pada Gambar 4.
Visi Balitfo

Misi Balitfo

Meningkatkan peran litbang
ketenagakerjaan dan ketransmigrasian
sebagai landasan pembangunan

Terwujudnya hasil penelitian dan
pengembangan serta data dan informasi yang
berkualitas sebagai landasan pembangunan
ketenagakerjaan dan ketransmigrasian

Meningkatkan peran data dan informasi
ketenagakerjan dan ketransmigrasian

Mengembangkan kapasitas Balitfo
menuju pengelola yang profesional dan
terpercaya serta pengembangan sistem
informasi menuju e-government.

Keterangan :
-Kata-kata yang diwarnai merah dan biru menunjukkan kesamaan arti redaksi kata
: Menunjukkan keselarasan antara visi dan misi Balitfo

Gambar 4 Diagnosa alignment visi Balitfo ke misi Balitfoa
a

Sumber : data diolah (2014)

Gambar 4 menunjukkan bahwa visi Balitfo sudah sejalan (inline) dengan
misi Balitfo dimana poin-poin penting yang tercantum pada visi sudah dijabarkan
ke dalam 3 (tiga) misi Balitfo.
Alignment Misi Balitfo ke Tujuan Balitfo
Tahapan selanjutnya setelah dilakukan aligment antara visi misi adalah
mendiagnosis keselarasan antara misi dan tujuan Balitfo. Tujuan merupakan
realisasi dari misi yang spesifik dan dapat dilakukan dalam jangka pendek.
Keselarasan antara misi dan tujuan perlu dianalisis dengan proses alignment.
Diagnosa alignment misi dan tujuan Balitfo dapat dilihat pada Gambar 5.

12

Misi Balitfo
Meningkatkan peran litbang
ketenagakerjaan dan ketransmigrasian
sebagai landasan pembangunan
nakertrans;

Meningkatkan peran data dan informasi
ketenagakerjan dan ketransmigrasian
sebagai landasan pembangunan
nakertrans;

Mengembangkan kapasitas Balitfo menuju
pengelola yang profesional dan terpercaya
serta pengembangan sistem informasi
menuju e-government.

Tujuan Balitfo
Menghasilkan produk penelitian dan
pengembangan sebagai bahan rumusan
kebijakan pembangunan
ketenagakerjaan;

Menghasilkan produk penelitian dan
pengembangan sebagai bahan rumusan
kebijakan pembangunan
ketransmigrasian

Menghasilkan data dan informasi
ketenagakerjaan yang akurat, lengkap dan
berkesinambungan sebagai landasan
pembangunan ketenagakerjaan

Menghasilkan data dan informasi
ketenagakerjaan yang akurat, lengkap dan
berkesinambungan sebagai landasan
pembangunan ketransmigrasian

Mewujudkan Badan Penelitian,
Pengembangan, dan informasi yang
efektif, efisien dan profesional dengan

Keterangan :
-Kata-kata yang diwarnai biru, merah dan coklat menunjukkan kesamaan arti redaksi kata
: Menunjukkan keselarasan antara visi dan misi Balitfo

Gambar 5 Diagnosa alignment misi Balitfo ke tujuan Balitfoa
a

Sumber : data diolah (2014)

Secara keseluruhan misi dan tujuan Balitfo sudah selaras dimana kelima
tujuan yang ditetapkan Balitfo sudah menggambarkan realisasi dari misi Balitfo.
Alignment Tujuan Balitfo Ke Sasaran Balitfo
Tahap ketiga dari proses alignment yaitu mendiagnosis keselarasan antara
tujuan dan sasaran Balitfo. Sasaran adalah suatu keadaan atau kondisi yang ingin
dicapai oleh suatu organisasi, baik tujuan jangka pendek atau jangka panjang,
mencakup organisasi keseluruhan atau mencakup bagian organisasi tertentu.
Tujuan bersifat luas dan umum, sedangkan sasaran bersifat lebih rinci dan
memperlihatkan langkah atau gerakan menuju pencapaian tujuan. Diagnosa
alignment tujuan ke sasaran Balitfo dapat dilihat pada Gambar 6.

13

Tujuan Balitfo

Sasaran Balitfo

Menghasilkan produk penelitian dan
pengembangan sebagai bahan
rumusan kebijakan pembangunan
ketenagakerjaan;

Terlaksananya penelitian dan
pengembangan ketenagakerjaan yang
menghasilkan rekomendasi untuk
perumusan bahan kebijakan, norma,

Menghasilkan produk penelitian dan
pengembangan sebagai bahan
rumusan kebijakan pembangunan
ketransmigrasian

Terlaksananya penelitian dan
pengembangan ketranmigrasian yang
menghasilkan rekomendasi untuk
perumusan bahan kebijakan, norma,

Menghasilkan data dan informasi
ketenagakerjaan yang akurat, lengkap
dan berkesinambungan sebagai
landasan pembangunan

Tersedianya data dan informasi
ketenagakerjaan.

Menghasilkan data dan informasi
ketransmigrasian yang akurat, lengkap
dan berkesinambungan sebagai
landasan pembangunan

Tersedianya data dan informasi
ketransmigrasian .

.

Mewujudkan Badan Penelitian,
Pengembangan, dan informasi yang
efektif, efisien dan profesional dengan
prinsip tata kelola kepemerintahan yang
baik (Good Governance) serta

Tersedianya pelayanan administrasi di
lingkungan balitfo dan pelayanan
sistem informasi mendukung
terselenggaranya sistem (E-

Keterangan :
- Kata-kata yang diwarnai merah menunjukkan kesamaan arti redaksi kata

-

: Menunjukkan keselarasan antara tujuan dan sasaran Balitfo

Gambar 6 Diagnosa alignment tujuan Balitfo ke sasaran Balitfoa
a

Sumber : data diolah (2014)

Gambar 6 sudah menunjukkan keselarasan antara tujuan dan sasaran Balitfo
dimana sasaran sudah bersifat spesifik yang memperlihatkan langkah atau gerakan
menuju pencapaian tujuan.
Alignment Sasaran Balitfo ke Indikator Kinerja Utama Balitfo
Tahap keempat proses alignment yaitu mendiagnosis keselarasan antara
sasaran strategis dan indikator kinerja utama Balitfo yang tercantum dalam
dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah (LAKIP) Balitfo
tahun 2012. Hasil diagnosa dapat dilihat pada Gambar 7.

14

Sasaran

IKU

1.Jumlah hasil penelitian dan pengembangan untuk bidang
pelatihan dan produktivitas, penempatan, hubungan industrial
dan jamsos, serta pengawasan ketenagakerjaan yang dijadikan
rekomendasi/kebijakan.
2. Dukungan kegiatan pelaksanaan teknis kelitbangan dan
administrasi kelembagaan iptek penelitian dan pengembangan
ketenagakerjaan

Terlaksananya penelitian dan pengembangan
ketenagakerjaan yang menghasilkan rekomendasi untuk
perumusan bahan kebijakan, norma, standar, prosedur,
dan kriteria di bidang ketenagakerjaan.

1. Jumlah hasil penelitian dan pengembangan bidang
pembangunan kawasan transmigrasi yang dijadikan
rekomendasi/kebijakan.
2. Dukungan kegiatan pelayanan teknis kelitbangan dan
administrasi kelembagaan iptek penelitian dan pengembangan
ketransmigrasasian
3. Jumlah hasil pengkajian dan teknik ketransmigrasian serta
pengembangan masyarakat transmigrasi.
4. Dukungan kegiatan pelayanan teknis dan administrasi
kelembagaan balai pengkajian dan penerapan teknik produksi
ketransmigrasian

Terlaksananya penelitian dan pengembangan
ketransmigrasian yang menghasilkan rekomendasi
untuk perumusan bahan kebijakan, norma, standar,
prosedur, dan kriteria di bidang ketransmigrasian.

1. Jumlah data dan informasi ketenagakerjaan: pangkalan data
dan informasi ketenagakerjaan umum, bidang pelatihan dan
produktivitas serta penempatan dan perluasan kesempatan kerja.
2.Jumlah data dan informasi ketenagakerjaan: pangkalan data dan
informasi bidang hubungan industrial dan jamsostek serta
pengawasan ketenagakerjaan.
3. Terselenggaranya penyebarluasan, promosi, integrasi jejaring,
dan pelatihan serta pelayanan data dan informasi
ketenagakerjaan.
4. Dukungan manajemen, pelayanan administrasi dan teknis untuk
kelembagaan pengelolaan data dan informasi ketenagakerjaan.

Tersedianya data dan informasi ketenagakerjaan.

1.Jumlah data dan informasi bidang pembangunan kawasan
transmigrasi.
2. Jumlah data dan informasi bidang pengembangan masyarakat
dan kawasan transmigrasi
3. Dukungan kegiatan pelayanan teknis dan administrasi
kelembagaan pengelolaan data dan informasi pembangunan
masyarakat dan kawasan transmigrasi.

Tersedianya data dan informasi ketransmigrasian.

.

Tersedianya pelayanan administrasi di lingkungan
balitfo dan dan pelayanan sistem informasi mendukung
terselenggaranya sistem (E-GOVERNMENT) di
lingkungan KEMENAKERTRANS..

1.Dukungan pelayanan administrasi dan teknis lainnya
(perencanaan program, evaluasi dan pelaporan, keuangan,
kepegawaian, ketatalaksanaan dan kerumahtanggaan.
2. Dukungan terselenggaranya E-GOVERNMENT sistem informasi
dan jaringan serta pengembangan kapasitas sumberdaya
informatika

Keterangan :
- Kata-kata yang diwarnai merah menunjukkan kesamaan arti redaksi kata
: Menunjukkan keselarasan antara sasaran dan IKU Balitfo

Gambar 7 Diagnosa alignment sasaran Balitfo dan IKU Balitfoa
a

Sumber : data diolah (2014)

Hasil diagnosa menunjukkan bahwa kelima sasaran Balitfo sudah selaras
dengan 13 (tiga belas) IKU yang ditetapkan Balitfo. Namun berdasarkan hasil
analisis ditemukan bahwa kalimat sasaran strategi masih bersifat pasif dan
indikator kinerja utama secara umum belum masih bersifat output bukan
outcomes atau belum berbasis outcome dan belum memenuhi syarat SMART-C
sehingga perlu dilakukan perbaikan. Perbaikan dilakukan pada saat Focus Group
Discussion yang hasilnya akan disajikan pada subbab pembahasan selanjutnya.

15

Rancangan Sistem Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard
Perspektif Keuangan
Badan Penelitian Pengembangan dan Informasi menetapkan peningkatan
efisiensi program dan anggaran Balitfo sebagai sasaran strategis pada perspektif
keuangan. Indikator Kinerja Utama dan Indikator pemicu yang digunakan untuk
mengukur pencapaian dari sasaran strategis tersebut tercantum dalam Dashboard
perspektif keuangan yang dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Dashboard perspektif keuangana
Indikator
Pemicu

Indikator Kinerja
Utama

Peningkatan daya
serap anggaran
dan program
Balitfo

Persentase daya serap
kegiatan terhadap
anggaran Balitfo

a

Bobot
IKU

0,043

Penentuan Standar
(%)
Sangat Baik
Baik
Sedang
Rendah

>89-100
>79-89
70-79
40-55
20-40
15

15

40,01

>10-15
5-10
25

5

10,01

>20-25
15-20
90-100

5

20,01

NA

70,01

>55
>40-55
20-40
55

>70-90
60-70
90 - 100

Sangat
baik
Baik
Sedang
Rendah

>60

>70 - 90
60 - 70
< 60

>50-60
40-50
75-90
60-75

Rendah

90

Sumber : data diolah (2014)

Tabel 5 menunjukkan hasil pembobotan IKU perspektif manajemen
internal dimana persentase peningkatan hasil publikasi per tahun mendapatkan
bobot tertinggi yaitu 0,134. Hal ini menunjukkan bahwa IKU tersebut dianggap
penting dan paling berpengaruh terhadap pencapaian kinerja perspektif
manajemen internal. Standar pencapaian yang ditentukan secara umum sudah
cukup tinggi karena didasarkan pada baseline/pencapaian tahun lalu yang sudah
cukup baik. Sehubungan dengan penyusunan Renstra 2014-2019 maka Balitfo
menetapkan target IKU hingga tahun 2019. Dashboard perspektif pelanggan
secara lengkap dapat dilihat di Lampiran 4.
Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Sasaran strategis yang ditetapkan Balitfo pada perspektif ini adalah
Peningkatan kapasitas organisasi dan pegawai di lingkungan Balitfo. Sasaran
strategi tersebut diukur oleh 3 (tiga) Indikator Kinerja Utama dan 2 (dua)
Indikator Pemicu yang tercantum dalam Dashboard perspektif keuangan pada
Tabel 6.

18

Tabel 6 Dashboard perspektif pertumbuhan dan pembelajarana
Indikator
Pemicu
Meningkatnya
kualitas
pelayanan
Sekretariat
Badan

Meningkatnya
pegawai yang
telah sesuai
dengan
kebutuhan
Balitfo
a

Indikator Kinerja
Utama
Persentase
kepuasan
pegawai terhadap
pelayanan Set.
Badan
Persentase jumlah
pegawai yang
telah sesuai
dengan
kebutuhan Balitfo
Persentase jumlah
pegawai Balitfo
yang
dimanfaatkan
kepakarannya

Bobot
IKU
0.037

0.076

0.018

Penentuan Standar
(%)
Sangat
baik
Baik
Sedang
Rendah
Sangat
baik
Baik
Sedang
Rendah
Sangat
baik
Baik
Sedang
Rendah

Baseline
(2012)
(%)

Target
(2012)
(%)

> 80 – 90
60 – 80
< 60
> 80 – 100

86,42

80,01

> 59 – 80
50 – 59
< 50
> 45

67

59,01

15

35,01

> 90 – 100

> 35-45
25 -35