Penentuan Dosis Perendaman Hormon Pertumbuhan Rekombinan Ikan Kerapu Kertang pada Pascalarva Udang Galah

PENENTUAN DOSIS PERENDAMAN HORMON
PERTUMBUHAN REKOMBINAN IKAN KERAPU KERTANG
PADA PASCALARVA UDANG GALAH

RADITYA WAHYU PRIHARDIANTO

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Penentuan
Dosis Perendaman Hormon Pertumbuhan Rekombinan Ikan Kerapu Kertang Pada
Pascalarva Udang Galah” adalah benar merupakan hasil karya saya dengan arahan
komisi pembimbing yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan
tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari
karya yang diterbitkan dan yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan

dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2014

Raditya Wahyu Prihardianto
C14100027

ABSTRAK

RADITYA WAHYU PRIHARDIANTO. Penentuan Dosis Perendaman Hormon
Pertumbuhan Rekombinan Ikan Kerapu Kertang Pada Pascalarva Udang Galah.
Dibimbing oleh ALIMUDDIN dan EDDY SUPRIYONO.
Penelitian ini dilakukan untuk menentukan dosis perendaman hormon pertumbuhan
rekombinan ikan kerapu kertang (rElGH) pada benih udang galah. Penelitian ini
menggunakan 5 perlakuan dengan 3 ulangan. Perlakuan tersebut adalah perendaman
dengan dosis 0,15 mg/L, 1,5 mg/L, dan 15 mg/L. Sebagai kontrol adalah PL-35 tidak
diberi perlakuan (kontrol-1), dan direndam dalam air mengandung serum albumin
sapi (BSA) 100 mg/L tanpa rElGH (kontrol-2). Sebanyak 30 ekor PL-35 direndam

dalam plastik kemasan berisi air bersalinitas 5 g/L NaCl dan mengandung rElGH dan
BSA selama 1 jam. Selanjutnya, udang dipelihara selama 12 minggu di dalam
akuarium dengan volume 30 L dan diberi pakan komersial bentuk flake hingga
kenyang sebanyak 3 kali per hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biomassa
(58,77±1,98 gram), pertumbuhan spesifik (6,85±0,01 %/hari), bobot tubuh
(1,09±0,01gram), dan panjang tubuh (5,09±1,01 cm) tertinggi (p0,05) dengan semua perlakuan dan pada kontrol. Udang yang direndam rElGH 15
mg/L mempunyai kadar protein lebih rendah 9,55%, sedangkan kadar lemaknya
6,33% lebih tinggi daripada kontrol. Dengan demikian, perendaman pascalarva udang
galah dalam larutan rElGH 15 mg/L dapat meningkatkan pertumbuhan, dan dapat
berguna dalam peningkatan produksi budidaya udang galah.
Kata kunci: hormon pertumbuhan rekombinan, dosis perendaman, pascalarva
udang galah, biomassa

v

ABSTRACT
RADITYA WAHYU PRIHARDIANTO. Immersion dose determination of
recombinant giant grouper growth hormone on post larval giant freshwater prawn.
Supervised by ALIMUDDIN and EDDY SUPRIYONO.
This research was conducted to determine the immersion dose of recombinant

giant grouper growth hormone (rElGH) that generates high growth performance in
giant freshwater prawn. The study was consisted of 5 treatments with three
replications. Those were immersion dose of 0.15 mg/L, 1.5 mg/L and 15 mg/L.
As control post larval-35 (PL-35) was without treatment (control-1) and PL-35
was immersed in water containing 100 mg/L bovine serum albumin (BSA)
without rElGH (control-2). In amount of 30 PL-35 for each treatment were bath
immersed for 1 hour in a plastic packing containing 200 mL of water and 100
mg/L BSA. PL were further maintained for 12 weeks in the 30-L glass aquarium
and fed flake form of commercial diet 3 times daily, at satiation. The results
showed that the highest of biomass (58.77±1.98 gram), specific growth
(6.85±0.01 % per day), average body weight (1.09±0.01 gram) and average total
body length (5.09±1.01 cm) were obtained in 15 mg/L dose of treatment (p0.05). The prawn immersed with rElGH at a dose of 15
mg/L had 9.55% lower protein content, while lipid content was 6.33% higher than
control. Thus, the immersion of PL in 15 mg/L rElGH could increase the growth
of giant freshwater prawn, and can be useful to increase the aquaculture
production.
Keywords: recombinant growth hormone, immersion dose, giant freshwater
prawn pascalarvae, biomass

vii


PENENTUAN DOSIS PERENDAMAN HORMON
PERTUMBUHAN REKOMBINAN IKAN KERAPU KERTANG
PADA PASCALARVA UDANG GALAH

RADITYA WAHYU PRIHARDIANTO

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Budidaya Perairan

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

ix


Judul

Nama
NIM
Program Studi

: Penentuan Dosis Perendaman Hormon Pertumbuhan
Rekombinan Ikan Kerapu Kertang pada Pascalarva Udang
Galah
: Raditya Wahyu Prihardianto
: C14100027
: Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya

Disetujui oleh

Dr. Alimuddin, S.Pi, M.Sc
Pembimbing I

Dr. Ir. Eddy Supriyono, M.Sc
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr. Ir. Sukenda, M.Sc
Ketua Departemen

Tanggal lulus:

PRAKATA
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
segenap rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul: “Penentuan dosis perendaman hormon pertumbuhan rekombinan
ikan kerapu kertang pada pascalarva udang galah”. Penelitian dilakukan pada bulan
Oktober 2013 – Januari 2014 di Laboratorium Reproduksi dan Genetika Organisme
Akuatik, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada berbagai pihak dalam penyelesaian skripsi ini, di antaranya:
1. Dr. Alimuddin, S.Pi, M.Sc selaku pembimbing 1 yang telah memberikan
arahan dan bimbingan dalam penelitian dan penulisan.
2. Dr. Ir. Eddy Supriyono, M.Sc selaku pembimbing 2 yang telah memberikan

arahan dan bimbingan dalam penelitian dan penulisan.
3. Kedua orang tua tercinta atas kasih sayang, doa, semangat dan
kaeteladanannya hingga saat ini.
4. Anna Octavera, S.Pi, M.Si; Rangga Garnama, S.Pi; Darmawan Setia Budi,
S.Pi; Jasmadi, S.Pi; Muhammad Firdaus, S.Pi; Fajar Maulana, S.Pi yang telah
banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian.
5. Teman-teman seperjuangan di Laboratorium Reproduksi dan Genetika
Organisme Akuatik, Riyan, Habib, Zaky, Maya, Imam, Steven, Kurdi dan
Linly.
6. Sahabat-sahabat terdekat, Ricky, Wisnu, Adriani, Radhita,Mila dan Shella.
7. Teman-teman dan sahabat seperjuangan BDP47 atas kebersamaan, cerita dan
semua pelajaran selama masa perkuliahan.
8. Keluarga Wisma Aulia Nico, Faisal, Kenda dan Faris serta Keluarga
Himasurya Plus yang selalu menghibur dan menginspirasi.
9. Keluarga Besar Departemen BDP, Dosen dan seluruh staff, BDP45, BDP44,
BDP48 dan BDP49.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis, ilmu pengetahuan, masyarakat
dan berbagai pihak yang membutuhkan serta menjadi salah satu kontribusi untuk
memajukan perikanan Indonesia.


Bogor, Mei 2014

Raditya Wahyu Prihardianto

xi

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... viii
PENDAHULUAN .................................................................................... 1
Latar Belakang ........................................................................................ 1
Tujuan Penelitian .................................................................................... 2
BAHAN DAN METODE ......................................................................... 3
Rancangan Percobaan ............................................................................. 3
Produksi rElGH ...................................................................................... 3
Perendaman PL-35 dan Pemeliharaan Udang Galah .............................. 3
Parameter Uji dan Analisis Data............................................................. 4
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 5
Hasil ........................................................................................................ 5

Pembahasan ............................................................................................ 8
KESIMPULAN ......................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 12
LAMPIRAN ..................................................................................................... 15
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... 21

viii

DAFTAR TABEL
1 Rancangan percobaan perendaman rElGH pada udang galah ..................... 3
2 Bobot, biomassa, panjang karapas, panjang total, kelangsungan
hidup (KH) dan laju pertumbuhan spesifik (LPS) rata-rata udang
galah yang direndam dengan rElGH dosis berbeda selama 1 jam ..................6
3 Kandungan proksimat udang galah.............................................................. 8
4 Kualitas air media pemeliharaan udang galah ............................................. 8
DAFTAR GAMBAR
1 Pertumbuhan bobot udang galah .................................................................. 7
2 Ukuran udang galah yang direndam dengan hormon pertumbuhan
rekombinan kerapu kertang (rElGH) dengan dosis berbeda selama 1
jam. Pemeliharaan dilakukan selama 12 minggu pascaperendaman ........... 7

DAFTAR LAMPIRAN
1 Analisis statistik terhadap parameter penelitian ........................................... 16
2 Rancangan percobaan ................................................................................... 19
3 Skema produksi rElGH................................................................................. 20

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Udang galah Macrobranchium rosenbergii merupakan komoditas
unggulan budidaya air tawar yang mempunyai nilai ekonomis tinggi di Indonesia
yaitu dengan kisaran harga Rp 60.000,00 – Rp 75.000,00. Produksi udang galah
nasional pada tahun 2010 mencapai angka 1.400 ton (Ristek 2012). Peluang pasar
untuk komoditas ini masih tinggi karena untuk skala nasional dibutuhkan pasokan
kurang lebih 20 ton udang galah per hari (KKP 2014). Udang galah sangat
prospektif jika dikembangkan, namun upaya dalam membudidayakan komoditas
ini masih terkendala beberapa masalah, salah satunya adalah masa produksi udang
hingga ukuran konsumsi yang relatif lebih lama daripada udang air payau dan
laut. Lama waktu pemeliharaan udang galah rata-rata untuk mencapai ukuran
pasar sekitar 4-6 bulan, sesuai permintaan konsumen. Pada segmen pendederan

pembenih menetaskan telur udang galah dan memelihara hingga tokolan dengan
bobot 6-8 gram/ekor dan membutuhkan waktu sekitar 30 hari. Pada tahap
pembesaran dari benih tokolan, udang mulai bisa dipanen saat mencapai ukuran
25 gram yang kira-kira membutuhkan waktu sekitar 90 hari. Semakin besar
ukuran udang akan semakin digemari konsumen, dan harganya pun semakin
mahal. Apabila masa produksinya bisa dipercepat dan ditingkatkan, maka
budidaya udang galah sangat potensial dapat lebih berkembang (BBBAT
Sukabumi 2013).
Udang galah saat ini masih banyak dibudidayakan secara ekstensif dengan
kepadatan rendah. Pertumbuhan udang galah sebagian besar tidak seragam jika
dibudidayakan. Sifat udang galah yang agresif dan cenderung teritorial akan
menyerang kawanannya yang lebih kecil atau saat ganti kulit (moulting). Hal ini
meyebabkan kelangsungan hidup udang galah cenderung kecil, dan
produktivitasnya rendah. Teknologi yang diaplikasikan saat ini masih banyak
pada aspek rekayasa wadah pemeliharaan untuk meminimalisir agresivitas udang
galah, misalnya dengan bantuan shelter (Ali 2007). Teknologi lain yang dapat
digunakan untuk meningkatkan produktivitas udang galah adalah rekayasa
genetika. Teknologi rekayasa genetika yang cukup mudah dan dapat diterapkan
untuk meningkatkan produktivitas udang galah adalah menggunakan hormon
pertumbuhan rekombinan (recombinant growth hormone / rGH).
Hormon pertumbuhan merupakan polipeptida rantai tunggal dengan ukuran
sekitar 22 kDa yang dihasilkan di kelenjar pituitari dengan fungsi pleiotropik pada
hewan vertebrata. Hormon pertumbuhan dalam tubuh memiliki berbagai peran di
antaranya metabolisme (Rousseau & Dufour 2007), meningkatkan massa otot dan
sintesis protein, merangsang glukoneogenesis dalam hati dan merangsang sistem
imun, dan meningkatkan kelangsungan hidup ikan (Acosta et al. 2009).
Penggunaan rGH relatif lebih menguntungkan dan aman daripada penggunaan
teknologi transgenesis karena aplikasi rGH pada organisme tidak mengubah
struktur genetiknya, sehingga organisme budidaya yang diberi rGH aman untuk
dikonsumsi bila dikaitkan dengan aspek keamanan pangan. rGH adalah suatu
protein yang diproduksi oleh bioreaktor misalnya Escherichia coli yang
membawa vektor ekspresi gen hormon pertumbuhan (Subaedah 2013).

2

Aplikasi rGH dapat dilakukan melalui penyuntikan, perendaman, dan
secara oral melaui pakan. Karena sifat udang yang lambat dalam memakan pakan,
kulitnya yang keras dan sistem peredaran darahnya yang terbuka, maka
perendaman diduga merupakan metode yang efektif. Metode perendaman dapat
meminimalisir leaching pada saat pemberian pakan mengandung rGH. Metode
perendaman lebih meminimalisir tingkat stres daripada metode injeksi saat
perlakuan (Moriyama dan Kawauchi 1990; Ratnawati 2012). Aplikasi
penyuntikan rGH pada udang bisa dilakukan di bawah perut atau antar karapas,
namun pada pelaksanaannya teknik ini tidak praktis dilakukan di lapangan dan
tidak praktis pada PL. Penggunaan rGH melalui perendaman memungkinkan
untuk perlakuan secara massal sehingga akan lebih mudah dan cepat dalam
pengerjaannya.
Aplikasi rGH pada udang masih sangat terbatas. Beberapa penelitian
tentang penggunaan rGH pada udang dengan metode perendaman menunjukkan
hasil peningkatan pertumbuhan yang signifikan. Penelitian Santiesteban et al.
(2010) melakukan perendaman pada pascalarva 2 (PL-2) udang vaname
menggunakan recombinant tilapia growth hormone (rtiGH, kemurnian 95%)
dosis 100 µg/L dengan frekuensi 7 kali dapat meningkatkan bobot tubuh sebesar
42,4% dibandingkan dengan kontrol. Sementara penelitian Sonnenschein (2001)
merendam juvenil udang peneid (bobot 90 mg) 1 kali dalam larutan hormon
somatrotopin rekombinan sapi (bST) dengan dosis 300 mg/L selama 1 jam dapat
meningkatkan bobot tubuh 38% dan panjang 11% lebih besar dibandingkan
kontrol. Selanjutnya penelitian Subaedah (2013) melakukan perendaman PL-2
menggunakan rElGH (crude protein) dosis 15 mg/L dengan serum albumin sapi
(BSA) 0,01% selama 1 jam dapat meningkatkan bobot tubuh 37,8% dan panjang
12,7% lebih besar dibandingkan kontrol.
Penggunaan rGH ikan kerapu kertang (rElGH) dalam penelitian ini
dikarenakan tingkat produksinya yang relatif lebih tinggi dari ikan lain (Irmawati
2012; Laksana 2012). Aplikasi rGH pada udang galah diharapkan dapat
meningkatkan produktivitas dengan cara mempercepat pertumbuhan dan
menyeragamkan pertumbuhan sehingga kelangsungan hidup juga dapat
meningkat.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menentukan dosis perendaman hormon
pertumbuhan rekombinan ikan kerapu kertang pada pascalarva udang galah
melalui metode perendaman yang menghasilkan pertumbuhan dan kelangsungan
hidup tertinggi.

33

BAHAN DAN METODE
Rancangan Percobaan
Penelitian ini terdiri atas 5 perlakuan yang masing-masing mempunyai 3
ulangan. Rancangan percobaan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Rancangan percobaan perendaman rElGH pada udang galah dengan dosis berbeda
Perlakuan
Perendaman dalam air mengandung larutan garam 5 mg/L NaCl
Tanpa Serum albumin sapi (BSA) dan tanpa rElGH
Kontrol-1
BSA 100 mg/L, dan tanpa rElGH
Kontrol-2
BSA 100 mg/L, dan rElGH 0,15 mg/L
I
BSA 100 mg/L, dan rElGH 1,5 mg/L
II
BSA 100 mg/L, dan rElGH 15 mg/L
III
rElGH yang digunakan adalah dalam bentuk total protein bakteri, dan dosis dalam riset ini
berdasarkan bobot basah.

Produksi rElGH
Bakteri yang digunakan adalah E. coli BL21 yang mengandung
konstruksi pCold-ElGH (Alimuddin et al. 2010). Metode kultur bakteri dan
ekstraksi protein mengikuti metode Alimuddin et al. (2010). Skema metode kultur
bakteri bisa dilihat di Lampiran 3. Setelah dipanen bakteri dilisis menggunakan
lisozim (10 mg per ml bufer tris EDTA), protein total diendapkan menggunakan
sentrifus, pelet rElGH dicuci dengan phosphate buffer saline (PBS) sebanyak 2
kali dan disimpan pada suhu -80 oC hingga akan digunakan.
Perendaman PL-35 dan Pemeliharaan Udang Galah
Pascalarva udang galah yang digunakan berasal dari pembenih di daerah
Pangandaran, Ciamis, Jawa Barat. Benur yang digunakan merupakan PL-35
dengan bobot awal 0,004 gram dan panjang awal 1,1 cm, yang diambil secara
acak sebanyak 30 ekor untuk tiap ulangan dari perlakuan dari total 1000 ekor PL.
Benih dipuasakan sekitar 12 jam sebelum diberi perlakuan perendaman. Benur
udang galah direndam dalam larutan garam 30 g/L NaCl (kejut salinitas) selama 2
menit, lalu dimasukkan ke dalam air mengandung rElGH sesuai dosis perlakuan
(Tabel 1). Pada setiap perlakuan direndam 30 ekor benur udang galah dalam 200
mL media dan dibuat 3 ulangan. Perendaman dalam larutan rElGH dilakukan
selama 1 jam. Pascalarva perlakuan kontrol-1 direndam dalam larutan garam 30
mg/L NaCl (kejut salinitas) selama 2 menit, lalu dimasukkan ke dalam larutan
garam 5 mg/L NaCl (tanpa BSA dan tanpa rElGH) selama 1 jam, dan perlakuan
kontrol-2 diberikan kejut salinitas (larutan garam 30 mg/L NaCl) selama 2 menit,
kemudian dimasukkan dalam larutan garam 5 mg/L NaCl dan BSA 100 mg/L
selama 1 jam.
Udang dipelihara dalam akuarium berdimensi 100x60x60 cm3 dengan
volume air 90 liter yang dibagi menjadi 3 bagian dengan pemisah berupa sekat
styrofoam yang dibalut dengan kain kasa sintetik dengan mesh size 2 mm.
Pascalarva udang galah dipelihara selama 12 minggu dan diberi pakan buatan
kadar protein 30% secara at satiation dan diberikan 3 kali per hari. Pergantian
air dilakukan saat pembersihan sisa pakan, setiap hari pada pagi hari sebanyak

4

30% volume akuarium. Penempatan ulangan dari masing-masing perlakuan
dilakukan secara acak.
Parameter Uji dan Analisis Data
Parameter yang diamati pada penelitian ini meliputi pertumbuhan bobot
(Wt), biomassa (Bt), pertumbuhan panjang (PP), kelangsungan hidup (KH) dan
laju pertumbuhan spesifik (LPS). Pengukuran bobot dan biomassa udang galah
menggunakan metode sampling dilakukan setiap 4 minggu. Biomassa dihitung
dengan cara menimbang seluruh ikan dalam satu ulangan sekaligus menggunakan
timbangan digital dengan ketelitian 0,01 gram. Kelangsungan hidup juga ikan
dihitung pada saat kegiatan sampling.
Bobot akhir rata-rata
Bobot udang rata-rata setelah pemeliharaan dihitung dengan rumus
berikut:
Wt = Bt / Nt
Keterangan:
Wt
: Bobot rata- rata individu udang waktu ke-t (gram/ekor)
Bt
: Biomassa udang waktu ke-t (gram)
Nt
: Jumlah udang yang hidup pada waktu ke-t (ekor)
Panjang akhir rata-rata
Panjang akhir rata-rata adalah panjang dari masing-masing individu
percobaaan yang ditotal dan dibagi dengan jumlah udang hidup per perlakuan.
Pengukuran panjang dilakukan pada akhir masa pemeliharaan menggunakan
kertas milimeter block.
Kelangsungan hidup
Tingkat kelangsungan hidup (KH) adalah persentase jumlah ikan yang
hidup setelah dipelihara (dalam waktu tertentu) dibandingkan dengan jumlah pada
awal pemeliharaan yang dapat dihitung dengan rumus berikut:
KH =

x 100 %

Keterangan :
KH
: Tingkat kelangsungan hidup (%)
Nt
: Jumlah udang panen pada waktu t (ekor)
No
: Jumlah udang awal pada saat ditebar (ekor)
Laju pertumbuhan spesifik bobot
Laju pertumbuhan spesifik (LPS) adalah laju pertumbuhan harian atau
persentase pertambahan bobot ikan setiap harinya, yang dihitung dengan rumus:
LPS = [√

] x 100 %

Keterangan :
LPS : Laju pertumbuhan spesifik (% per hari)
t
: Periode pengamatan (hari)

5

Wt
Wo

: Bobot rata-rata individu udang waktu ke-t (gram/ekor)
: Bobot rata-rata individu udang waktu ke-0 (gram/ekor)

Analisis Proksimat
Analisis proksimat dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi, Departemen
Budidaya Perairan (BDP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Institut
Pertanian Bogor (IPB). Sampel diambil pada akhir masa pemeliharaan, masingmasing sebanyak 5 gram untuk kontrol-1 dan perlakuan III. Prosedur analisis
disesuaikan dengan standar yang berlaku di laboratorium Nutrisi. Pengujian
proksimat dimaksudkan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian rElGH terhadap
kandungan gizi pada udang setelah masa pemeliharaan.
Pengukuran Kualitas Air
Suhu air pemeliharaan diukur setiap hari dengan menggunakan
termometer yang terpasang dalam akuarium, sedangkan parameter lain yang
diukur pada akhir pemeliharaan, yaitu: DO, pH, TAN, nitrat dan nitrit. Seluruh
parameter tersebut diukur di Laboratorium Lingkungan Akuakultur, Departemen
BDP, FPIK, IPB.
Analisis Statistik
Efektivitas perlakuan rElGH ditentukan berdasarkan pertumbuhan
panjang, laju pertumbuhan spesifik, biomassa dan kelangsungan hidup ikan. Data
yang diperoleh dianalisis menggunakan metode sidik ragam (ANOVA), uji lanjut
Tukey’s dengan bantuan perangkat lunak Minitab 16 dan Microsoft Excel 2010.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pertumbuhan Bobot dan Biomassa Pascalarva Udang Galah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai pertumbuhan (bobot rata-rata,
panjang rata-rata, biomassa dan LPS) pascalarva yang direndam dengan rElGH
dosis 15 mg/L (perlakuan III) lebih tinggi (p0,05). Pertumbuhan terbaik (p