Korelasi Kualitas Air Terhadap Konversi Pakan Pada Sistem Budidaya Intensif Udang Vaname Litopenaeus vannamei.

KORELASI KUALITAS AIR TERHADAP KONVERSI PAKAN
PADA SISTEM BUDIDAYA INTENSIF UDANG VANAME
Litopenaeus vannamei

IRMADIANI NUUR

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Korelasi Kualitas Air
Terhadap Konversi Pakan Pada Sistem Budidaya Intensif Udang Vaname
Litopenaeus vannamei” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
dan tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2014

Irmadiani Nuur
NIM C14100094

ABSTRAK
IRMADIANI NUUR. Korelasi Kualitas Air Terhadap Konversi Pakan Pada
Budidaya Intensif Udang Vaname Litopenaeus vannamei. Dibimbing oleh
KUKUH NIRMALA dan YUNI PUJI HASTUTI.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis korelasi faktor kualitas air
(suhu, oksigen terlarut (DO), salinitas, dan pH) pada pagi dan sore hari terhadap
konversi pakan (KP) udang vaname pada budidaya intensif. Penelitian ini
dilakukan pada pemeliharaan 5 petak tambak udang vaname berupa PL 12 dengan
tambak udang yang berukuran 5.000 m2 dan pada padat tebar 400.000 ekor/petak.
Data kualitas air yang diambil adalah suhu, oksigen terlarut (DO), salinitas, dan
pH pada pagi dan sore hari yang kemudian dikorelasikan dengan konversi pakan
(KP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis korelasi yang memiliki
hubungan erat dan tingkat keseragamaan yang paling dekat antara kualitas air

terhadap konversi pakan adalah suhu pada pagi hari dan salinitas sebesar 99,78%
dengan nilai korelasi pada suhu pagi sebesar r = -0,80 dan salinitas r = -0,78
(SK=95%), yang artinya bahwa suhu pagi dan salinitas yang meningkat maka
konversi pakan menjadi menurun. Sehingga agar tidak terjadi suhu dan salinitas
yang tinggi maka dilakukan penggunaan kincir dan penggunaan pencampuran
antara air laut dan air tawar di tambak agar nafsu makan udang tidak berkurang.
Kata kunci: udang vaname, kualitas air, konversi pakan.

ABSTRACT
IRMADIANI NUUR. Correlation of Water Quality Parameters on Feed
Conversion Ratio of White Shrimp Litopenaeus vannameii. Supervised by
KUKUH NIRMALA and YUNI PUJI HASTUTI.
The purpose of this research was to analyze the correlation of water quality
factor (temperature, dissolved oxygen, salinity, and pH) in the morning and
afternoon on feed conversion ratio of white shrimp culture. Research was
performed using on 5 plots of white shrimp farm with total width of 5000 m2 per
pond with stocking density of 400 000 post larva per pond at PL 12 stage. Water
quality data obtained were temperature, dissolved oxygen, salinity, and pH in
morning and afternoon which were correlated with feed conversion ratio (FCR).
The result showed that the correlation analysis which has close ties similarity

closes to the water quality of the food conversion ratio is the temperature at
morning and salinity 99,78% with the correlation at the morning r = -0,80 and
salinity r = -0,78 (SK= 95%), the meaning of temperature at morning and salinity
higher weft feed conversion ratio low. Therefore in order to avoid high
temperature and salinity were then perfomed using windmills and the use of
mixing between sea water and fresh water in shrimp ponds that are not reduced
appetite.
Keywords: white shrimp, water quality, feed conversion ratio.

KORELASI KUALITAS AIR TERHADAP KONVERSI PAKAN
PADA SISTEM BUDIDAYA INTENSIF UDANG VANAME
Litopenaeus vannamei

IRMADIANI NUUR

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Budidaya Perairan


DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Korelasi Kualitas Air Terhadap Konversi Pakan Pada Sistem
Budidaya Intensif Udang Vaname Litopenaeus vannamei.
Nama
: Irmadiani Nuur
NIM
: C14100094

Disetujui oleh

Dr Ir Kukuh Nirmala, MSc
Pembimbing I

Yuni Puji Hastuti, SPi, MSi

Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Sukenda, MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini yang
berjudul “Korelasi Kualitas Air Terhadap Konversi Pakan Pada Sistem Budidaya
Intensif Udang Vaname Litopenaues vannamei”. Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Juni sampai Agustus 2013 di Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan
Budidaya (BLUPPB) Karawang, Jawa Barat. Berbagai pihak telah membantu
dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Kedua orang tua tercinta, Makmun Karta dan Ade Sri Sulastri yang selalu
mencurahkan kasih sayangnya, do’a dan dukungan yang tiada henti. Kakak

Imam Muttaqien Wahidin yang senantiasa memberikan motivasi, nasihat dan
semangat kepada penulis.
2. Dr. Ir. Kukuh Nirmala, MSc selaku Pembimbing I dan Yuni Puji Hastuti, SPi,
MSi selaku Pembimbing II dan Pembimbing Akademik atas segala masukan
dan dukungannya selama pelaksanaan penelitian dan penyusunan tugas akhir
ini.
3. Julie Ekasari, SPi, MSc selaku dosen penguji tamu yang telah banyak
memberikan saran dan Ir. Dadang Shafruddin, Msi selaku dosen program studi
atas arahan dan koreksinya.
4. Pihak BLUPPB, Pak Acep dan Pak Karyo yang telah banyak membantu
pelaksanaan penelitian.
5. Teman-teman dan sahabat seperjuangan BDP 47 atas semangat, motivasi,
kebersamaan, dan kenangan.
6. Muhammad Farhan Fairuzabidi yang tiada lelah memberikan dukungan,
dorongan, dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis, ilmu pengetahuan,
masyarakat, dan seluruh pihak yang membutuhkan.
Bogor, Agustus 2014

Irmadiani Nuur


DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vii
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
Latar Belakang ..................................................................................................... 1
Tujuan .................................................................................................................. 2
METODE PENELITIAN ........................................................................................ 2
Prosedur Penelitian .............................................................................................. 2
Persiapan Tambak .......................................................................................... 2
Penebaran Benur ............................................................................................ 2
Pengelolaan Kualitas Air................................................................................ 3
Pemberian Pakan ............................................................................................ 3
Sampling ........................................................................................................ 4
Parameter Pengamatan dan Analisis Data............................................................4
Parameter Kualitas Air ........................................................... . ...................... 4
Pertumbuhan Harian............................................................ ....... ................... 4
Biomassa ............................................................................... ... ..................... 4
Konversi Pakan ..................................................................... ... ..................... 5
Analisis Data.............................................................................. .................... 5

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 5
Hasil ..................................................................................................................... 5
Pembahasan ........................................................................................................ 9
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 11
Kesimpulan ........................................................................................................ 11
Saran .................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12
LAMPIRAN .......................................................................................................... 14
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 15

vii

DAFTAR TABEL
1 Rincian kebutuhan pakan ......................................................................................3
2 Pengumpulan data kualitas air ..............................................................................4
3 Hasil sampling udang vaname pada umur ke 30, 40 dan 50 hari pemeliharaan....5
4 Rata-rata Data kualitas air dan konversi pakan pada 5 petak tambak udang
vaname selama 50 hari pemeliharaan ...................................................................7
5 Koefisien korelasi pearson (r) untuk variabel kualitas air dengan konversi pakan
pada 5 petak tambak udang vaname......................................................................7


DAFTAR GAMBAR
1 Dendogram hubungan variabel kualitas air dengan konversi pakan.....................8
2 Hubungan analisis regresi linear variabel kualitas air suhu, DO, salinitas pada
pagi dan sore hari dengan konversi pakan udang vaname selama 50 hari
pemeliharaan .........................................................................................................8

DAFTAR LAMPIRAN
1 Korelasi kualitas air terhadap konversi pakan ....................................................14
2 Klaster analisis kualitas air terhadap konversi pakan .........................................14

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Udang vaname Litopeneus vannamei merupakan udang alternatif selain udang
windu Penaeus monodon. Udang vaname memiliki keunggulan yaitu dapat
tumbuh lebih cepat daripada udang windu dengan ukuran udang windu 3
gram/minggu, sedangkan udang vaname 3,5 gram/minggu, dapat dibudidayakan
pada kisaran salinitas yang lebar (0,5-45 ppt), kebutuhan protein yang lebih

rendah (20-35%) dibanding dengan udang windu, mampu mengkonversi pakan
lebih baik (FCR 1,2-1,6), serta dapat ditebar dengan kepadatan tinggi hingga lebih
dari 150 ekor/m2 (Briggs et al. 2004). Berdasarkan data Kementrian Kelautan
Perikanan (KKP) pada tahun 2012, produksi udang nasional meningkat dari
400.385 ton tahun 2011 menjadi 457.600 ton tahun 2012 dan produksi udang pada
tahun 2014 diharapkan dapat naik 74,75% yaitu menjadi 699.000 ton.
Salah satu faktor yang berperan menentukan keberhasilan budidaya udang
adalah pengelolaan kualitas air, karena udang adalah hewan air yang segala
kehidupan, kesehatan dan pertumbuhannya tergantung pada kualitas air sebagai
media hidupnya (Tricahyo 1995). Media air di tambak dan berada diluar ruangan
yang sifatnya terbuka, sehingga kualitas air baik suhu, oksigen terlarut (DO),
salinitas dan pH parameter-parameter penting lainnya menjadi sangat fluktuatif.
Hal tersebut akan berdampak buruk bagi biota yang dibudidayakan. Oleh sebab
itu dilakukan pengelolaan kualitas air, agar penyebab penurunan produktivitas
budidaya akibat kualitas air dapat diminimalisir. Kualitas air yang baik untuk
budidaya udang vaname sendiri yaitu pada suhu berkisaran 28,5-31,50C, DO >5
mg/l, salinitas 15-35 ppt, dan pH 7,5-8,5 (SNI 2006).
Konsep budidaya udang vaname yang dilakukan secara intensif yaitu
penggunaan padat tebar tinggi dengan diberikan pakan yang tepat, agar tidak
terjadinya penurunan kualitas air sehingga kelangsungan hidup dapat

dipertahankan tinggi (Budiardi 2008). Padat tebar pada sistem budidaya intensif
untuk udang vaname yaitu 75-150 ekor/m2. Pemenuhan materi bagi pertumbuhan
udang vaname diperoleh dari pemberian pakan buatan. Jumlah pakan yang
diberikan sesuai dengan peningkatan biomassa udang akibat adanya pertumbuhan.
Pakan yang digunakan pada pemeliharaan sistem budidaya intensif adalah pakan
yang berkualitas baik dan mempunyai kadar protein 20-35% (Farchan 2006).
Peningkatan efisiensi pakan dengan pakan yang berkualitas baik yang berkadar
protein 20-35% dan bisa diharapkan mengurangi pencemaran (lebih ramah
lingkungan), pengelolaan air lebih mudah, pertumbuhan lebih baik, dan FCR lebih
rendah (Sutanto 2005).
Udang vaname yang dibudidayakan secara intensif dengan padat tebar 80
ekor/m2 memerlukan pakan yang tinggi dan kebutuhan oksigen yang tinggi.
Sehingga menghasilkan limbah yang tinggi dan berdampak pada penurunan
kualitas. Limbah yang tinggi dan kualitas air menjadi buruk maka akan adanya
amoniak (NH3), hidrogen sulfida (H2S), oksigen terlarut (DO), suhu, pH, dan
salinitas maka konversi pakan menjadi buruk. Oleh karena itu diperlukan
penelitian untuk melihat adanya hubungan keeratan antara parameter kualitas air
yang dilakukan seperti suhu, oksigen terlarut (DO), salinitas, dan pH pada pagi

2
dan sore hari terhadap konversi pakan udang vaname pada sistem budidaya
intensif.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis korelasi faktor kualitas air
(suhu, oksigen terlarut, salinitas, dan pH) pada pagi dan sore hari terhadap
konversi pakan udang vaname pada budidaya intensif.

METODE PENELITIAN
Prosedur Penelitian
Penelitian dilakukan dengan cara kegiatan observasi lapang serta pengukuran
terhadap parameter kualitas air udang vaname secara intensif pada 5 petak tambak
yang terkendali selama ±50 hari, tambak yang digunakan berukuran 5000m2/petak.
Kegiatan pengelolaan tambak yang dilakukan di BLUPPB Karawang sesuai
dengan prosedur operasional baku atau SOP (Standard Operational Procedure)
dari BLUPPB Karawang. Beberapa tahap yang mencakup dalam pengelolaan
tambak yaitu:
1.

Persiapan Tambak
Kegiatan persiapan tambak yang dilakukan yaitu pertama-tama dengan proses
pengeringan yaitu selama 1-2 minggu. Selama pengeringan dilakukan kegiatan
penjemuran, pengangkatan sedimen yang menggunakan bantuan pompa
berukuran 8 inci, dan penambalan mulsa yang rusak. Kemudian pembersihan
peralatan seperti kincir, jembatan anco, dan saluran inlet ataupun outlet dari lumut,
trisipan, ataupun kerang-kerangan.
Pengisian air dilakukan dengan cara diendapkan terlebih dahulu di tandon
(reservoir). Kemudian dilakukan aplikasi desinfectant dengan penambahan
kaporit 60% dosis 30 ppm dan selanjutnya disebar merata dengan bantuan arus
kincir. Setelah itu pemasangan kincir dilakukan setelah air masuk ke petakan
tambak dengan jumlah kincir pada setiap petakan tambak setiap petak tambak di
pasang kincir sebanyak 8 kincir dengan kekuatan 1 pk.
2.

Penebaran benur
Penebaran benur berupa udang vaname yang berupa PL 12 yang berasal dari
PT. Syaqua dan PT. Prima Larvae yang ditebar pada setiap petak tambaknya
sebanyak 400.000/ekor dan dilakukan pada pagi hari. Sebelum ditebar, benur
diaklimatisasikan terlebih dahulu terhadap air tambak terutama suhu dan salinitas.
Benur ditebar secara peralahan-lahan ke tambak setelah suhu dan salinitas air pada
kantong plastik benur homogen dengan air tambak. Kegiatan aklimitisasi
diperlukan untuk mengurangi peluang terjadinya kematian benur akibat adanya
perbedaan kualitas air media yang digunakan selama transportasi dengan air
tambak sebagai media pemeliharaan.

3

3.

Pengelolaan kualitas air
Sumber air yang digunakan berasal dari air laut tanpa ada pencampuran air
tawar. Air dari saluran pertama kali masuk ke petak biofilter kemudian memasuki
petak sedimentasi, lalu air akan dialirkan melalui saluran bawah tanah menuju dua
buah petak treatment. Sistem budidaya yang digunakan adalah semi closed system,
dimana pergantian atau penambahan air hanya dilakukan pada keadaan
membutuhkan.
Pengelolaan kualitas air dilakukan dengan pergantian atau penambahan air
sebanyak 1-5% mulai dari penebaran sampai bulan kedua pemeliharaan dan 515% mulai bulan ketiga sampai bulan keempat. Air buangan dikeluarkan melalui
pipa pembuangan yang berada di bagian tengah petak tambak ke saluran
pembuangannya. Kemudian dilakukan sipon setelah udang berumur 50 hari dan
aplikasi bahan-bahan probiotik pada tambak yaitu berupa 5 kg molase, 200 g
quick Pro, dan 1 kg pakan yang sudah dihaluskan. Setelah itu bahan–bahan
tersebut dicampurkan pada ember dengan tambahan 100 L air, dan di aerasi kuat
selama 24 jam. Penebaran probiotik di perairan dilakukan dengan menyiramnya
pada daerah kincir.
Aerasi dilakukan dengan cara pemasangan kincir di bagian sudut perairan
petak tambak dengan posisi yang sesuai sehingga arus air yang ditimbulkan
berputar satu arah mengelilingi tambak. Jumlah kincir pada setiap petakan tambak
berbeda-beda sesuai dengan kondisi air tambak dan pertumbuhan biomassa udang
yaitu sebanyak 8 kincir dengan kekuatan 1 pk dan operasional kincir dilakukan
selam 24 jam setiap harinya.
4.

Pemberian pakan
Pemberian pakan yang digunakan sesuai jenis dan ukuran pakan yang
diberikan tergantung dari ukuran udang yang dipelihara (Tabel 1).
Tabel 1. Rincian kebutuhan pakan
Diet Pakan
Diet 0 (larva 1)
Diet 1 (larva 2)
Diet 2 (starter 1)
Diet 3 (starter 2)
Diet 4 (grower)
Diet 5 (finisher)

Periode Pemeliharaan
1–7
hari
8 – 15 hari
16 – 30 hari
31 – 60 hari
61 – 100 hari
100 – panen

Kadar Protein
25%
35%
35%
32%
32%
32%

Usia 1-30 hari pemeliharaan pemberian pakan dilakukan secara blind feeding dan
dari usia 31- panen dilakukan monitoring anco.
Pakan diberikan sebanyak 5 kali dalam sehari yaitu pukul 07.30, 10.30,
13.30, 16.30, dan 19.30. Setiap waktu pemberian pakan, dilakukan pencampuran
pakan dengan probiotik. Probiotik yang ditambahkan telah dikultur terlebih
dahulu dalam mengkultur probiotik, bahan-bahan yang diperlukan adalah air,
pakan, molase, dan bakteri probiotik (biolacto dan MB-super) kemudian semua
bahan dimasukkan ke wadah dan diaerasi kuat selama 24 jam. Dosis penambahan
probiotik pada pakan ialah 1000 ml untuk 15 kg pakan. Pemberian pakan
dilakukan dengan mengelilngi tambak dan dilakukan berlawanan arah dengan arus
yang dihasilkan kincir.

4
5.

Sampling
Sampling dilakukan ketika udang berumur 30 hari. Kemudian dilakukan
sampling setiap 10 hari sekali. Sampling dilakukan pada pagi hari sekitar pukul
06.00 pagi. Metode sampling yang dilakukan adalah dengan menggunakan jala,
dengan cara jala ditebar pada 3 titik sampel. Kemudian udang yang berhasil di jala
ditimbang. Setelah itu udang dikembalikan lagi ke tambak sambil dilakukan
penghitungan jumlah udang. Sampling dilakukan untuk mengetahui kondisi
kesehatan udang dan melihat estimasi tingkat kelangsungan hidup (KH),
pertumbuhan harian, dan bobot rata-rata.
Parameter Pengamatan dan Analisis Data
Parameter Kualitas Air
Pengamatan kualitas air yang dilakukan pada 5 petak tambak udang vaname
dengan mengumpulkan data-data kualitas air (suhu, oksigen terlarut, salinitas dan
pH) yang dilakukan setiap hari sebanyak dua kali sehari pada pukul 07.00 dan
16.00 WIB sedangkan salinitas diukur hanya satu kali pada pukul 16.00 WIB, dan
konversi pakan selama pemeliharaan 50 hari (Tabel 2).
Tabel 2 Pengumpulan data kualitas air
Parameter
Suhu
Oksigen terlarut
Salinitas
pH

Metode/Alat
Termometer
DO meter
Refraktometer
pH meter

Satuan
o
C
mg/l
Ppt
Unit

Waktu Pengukuran
07.00 dan 16.00 WIB
07.00 dan 16.00 WIB
16.00 WIB
07.00 dan 16.00 WIB

Pertumbuhan Harian
Pertumbuhan harian merupakan bobot awal sampling pada udang dikurangi
dengan bobot sampling berikutnya untuk melihat estimasi kesehatan udang.
Biomassa
Biomassa merupakan bobot total dengan populasi yang diperoleh dari
penimbangan seluruh jumlah udang yang hidup.
Tingkat Kelangsungan Hidup
Tingkat kelangsungan hidup (KH) adalah presentase jumlah udang yang
hidup setelah dipelihara (dalam waktu tertentu) dibandingkan dengan jumlah pada
awal pemeliharaan yang dapat dihitung dengan rumus berikut:
��
KH = �� x 100 %
Keterangan :
KH
: Tingkat kelangsungan hidup (%)
Nt
: Jumlah ikan panen pada waktu t (ekor)
No
: Jumlah ikan awal pada saat ditebar (ekor)

5
Konversi Pakan (KP)
Konversi pakan merupakan satuan yang menyatakan banyaknya pakan
yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg udang. Pengukuran nilai konversi
pakan dapat menggunakan rumus:
AkumulasiPakan
KP =
Biomassa

Analisis Data
Penelitian
ini
menggunakan
perhitungan
korelasi
variabel
(intercorellation). Pengumpulan data yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan perangkat lunak Microscoft Excel 2007. Data diolah menggunakan
program MINITAB 15 yang meliputi Basic Statistic dan Mutivariate. Perangkat
lunak tersebut digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya korelasi kualitas air
(suhu, pH, Salinitas, dan oksigen terlarut) terhadap rasio konversi pakan udang
vaname yang dianalisis menggunakan metode korelasi pearson (pearson
correlation). Sedangkan untuk melihat tingkat keragaman disajikan dalam
dendogram yang dianalisis dengan sistem Cluster Variabels.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil sampling yang diperoleh ketika udang berumur 30, 40, dan 50 hari
pemeliharaan dengan yang diamati berupa bobot, pertumbuhan harian, populasi,
kelangsungan hidup (KH), biomassa, akumulasi pakan dan konversi pakan (KP)
yang disajikan pada Tabel 3. Hasil sampling yang diperoleh ketika udang berumur
ke 30, 40, dan 50 hari pada bobot, pertumbuhan harian, dan kelangsungan hidup
mengalami pertambahan tiap samplingnya. Kemudian konversi pakan yang dilihat
dari akumulasi pakan dan biomasaa pada umur ke 30 sampai ke 50 hari
mengalami peningkatan.
Tabel 3 Hasil sampling udang vaname pada umur ke 30, 40 dan 50 hari
pemeliharaan.
1
Umur
Bobot
Pertumbuhan
harian
Populasi

(hari)
(gr)
(gr)

3,71
0

(ekor)

KH
Biomasa
Akumulasi
pakan
KP

2

3

4

5

Rata-Rata ±
SD

2,29
0

30
2,45
0

2,87
0

2,87
0

2,84 ± 0,55
0,00

415.528

396.000

396.000

388.000

396.000

(%)
(kg)

98
1.541,61

99
906,84

99
970,20

97
1.113,56

99
1.136,52

(kg)

1.283

1.211

1.206

1.211

1.211

0,83

1,34

1,24

1,09

1,07

398.305,60
± 10.231,90
98,4 ± 0,90
1.133,75 ±
247,50
1.224,40 ±
32,83
1,11 ± 0,19

6
1

2

3

4

5

Rata-Rata
± SD

Umur

(hari)

40

Bobot

(gr)

5,31

4,8

4,62

5,43

5,2

5,07 ± 0,35

Pertumbuhan
harian
Populasi

(gr)

0.16

0,25

0,217

0,26

0,23

0,24 ± 0,02

(ekor)

407.048

388.000

388.000

384.000

384.000

KH

(%)

96

97

97

96

96

Biomasa

(kg)

1.862,40

1.792,56

(kg)

2.060

2.055

2.085,1
2
2.070

1.996,80

Akumulasi
Pakan
KP

2161,42
3
2.215
1,02

1,11

1,15

0,99

1,04

390.209,60
± 9.623,08
96,40 ±
0,55
1.979,66 ±
152,65
2.094 ±
67,95
1,06 ± 0,07

1

2

3

4

2.070

5

Rata-Rata
± SD

Umur

(hari)

50

Bobot

(gr)

Panen

8,33

8,33

8,92

Panen

8,53 ± 0,34

Pertumbuhan
harian
Populasi

(gr)

0

0,35

0,371

0,32

0

0,21 ± 0,19

(ekor)

285.794

380.000

388.000

376.000

217.605

KH

(%)

67

95

97

94

54

Biomasa

(kg)

1931,04

3.165,40

3.232,04

3.353,92

1.343,24

Akumulasi
Pakan
KP

(kg)

2.535

3.175

3.173

3.236

2.310

1,31

1,00

0,98

0,96

1,72

329.479,80
±
75.109,01
81,48 ±
19,58
2.605,13 ±
910,27
2.885,70 ±
431,20
1,19 ± 0,33

Hasil rata-rata parameter kualitas air dan konversi pakan yang diperoleh
pada 5 petak tambak udang vaname selama 50 hari pemeliharaan yang disajikan
pada Tabel 4. Rata-rata kualitas air dan konversi pakan yang diperoleh pada 5
petak tambak udang vaname selama 50 hari pemeliharaan berada pada kisaran
normal. Hal ini dapat dilihat bahwa kualitas air pada suhu memiliki nilai rata-rata
29-310C, DO 4,7-7,1 mg/l, salinitas 25-27‰, dan pH 7,9-8,4 dan untuk konversi
pakan sebesar 1,12.

7
Tabel 4 Rata-rata data kualitas air dan konversi pakan pada 5 petak tambak udang
vaname selama 50 hari pemeliharaan.
Petak
Variabel

Satuan

pagi

0

C

sore

0

C

pagi

mg/L

sore

mg/L

Salinitas

Sore



pH

pagi

Suhu

DO

Sore

KP

1
n=50
30,24 ±
0,46
31,61 ±
1,28
5,11 ±
0,08
7,48 ±
0,95
27,21 ±
0,51
7,85 ±
0,03
8,40 ±
0,07
1,05 ±
0,24

2
n=50
29,54 ±
0,19
31,05 ±
0,20
4,70 ±
0,69
7,04 ±
1,30
25,43 ±
0,51
7,98 ±
0,08
8,41 ±
0,35
1,15 ±
0,17

3
n=50
29,66 ±
0,28
30,94 ±
0,32
4,84 ±
0,68
6,74 ±
1,25
25,76 ±
0,53
7,98 ±
0,07
8,23 ±
0,33
1,12 ±
0,13

4
n=50
29,65 ±
0,15
31,08 ±
0,29
4,62 ±
1,00
6,88 ±
1,50
25,57 ±
0,55
8,03 ±
0,15
8,51 ±
0,29
1,02 ±
0,06

5
n=50
29,51 ±
0,24
31,00 ±
0,39
4,36 ±
0,82
7,11 ±
1,38
25,39 ±
0,51
8,11 ±
0,34
8,63 ±
0,30
1,27 ±
0,39

Rata-rata ±
SD
29,72 ± 0,30
31,14 ± 0,27
4,73 ± 0,28
7,05 ± 0,28
25,87 ± 0,76
7,99 ± 0,10
8,44 ± 0,15
1,12 ± 0,10

Hasil analisis korelasi kualitas air dan konversi pakan untuk 5 petak
tambak udang vaname disajikan pada Tabel 5. Korelasi pearson (r) antara variabel
kualitas air dengan konversi pakan memiliki nilai korelasi yang beragam. Angka
korelasi berkisar pada 0 (tidak ada korelasi sama sekali) dan 1 (korelasi sempurna)
dimana angka korelasi diatas 0,5 menunjukkan korelasi yang cukup kuat
sedangkan dibawah 0,5 menunjukkan korelasi yang lemah. Sehingga dari hasil
analisis korelasi terdapat beberapa parameter yang memiliki hubugan yang erat
terhadap konversi pakan. Koefisien korelasi yang memiliki hubungan yang cukup
kuat terhadap konversi pakan adalah suhu pagi sebesar r = -0,80 (SK=95%).
Sedangkan koefisien korelasi yang lemah dengan konversi pakan adalah pada pH
sore sebesar r = -0,20 (SK=95%).
Tabel 5 Koefisien korelasi pearson (r) untuk variabel kualitas air dengan konversi
pakan pada 5 petak tambak udang vaname.
Variabel

Satuan

r

pagi

0

-0,80

sore

0

C

-0,63

pagi

mg/L

-0,67

sore

mg/L

-0,46

Salinitas

Sore



-0,78

pH

pagi

0,72

Sore

0,20

Suhu

DO

C

8
Hasil dari koefisien korelasi hubungan antara kualitas air dengan konversi
pakan pada 5 petak udang vaname selama 50 hari pemeliharaan yang kemudian
dipersentasikan dalam bentuk dendogram dan dianalisis dengan sistem cluster
varaibels disajikan pada Gambar 1. Kualitas air dengan konversi pakan yang
memiliki nilai tingkat keseragamaan yang paling dekat adalah pada suhu pagi dan
salintas sebesar 99,78%. Sedangkan konversi pakan dengan kualitas air yang
memiliki tingkat keseragamaan paling jauh adalah pada pH sore sebesar 64,40%
( Lampiran 2).
Dendrogram
Kualitas Air dengan Konversi Pakan

Similarity

70,53

80,35

90,18

100,00
KP

pH Pagi

DO Pagi Suhu Pagi Salinitas Suhu Sore DO Sore
Variables

pH Sore

Gambar 1 Dendogram hubungan variabel kualitas air dengan konversi pakan.
Hubungan analisis regresi linear antara variabel kualitas air dengan
konversi pakan udang vaname selama 50 hari pemeliharaan yang disajikan pada
Gambar 2. Hasil yang diperoleh pada variabel kualitas air seperti suhu, DO,
saliniitas dan pH pada pagi dan sore hari dengan konversi pakan selama 50 hari
pemeliharaan memiliki nilai yang menyebar normal. Kemudian dapat dilihat juga
adanya nilai koefisien determinasi (R2) yang menunjukkan adanya variasi
terhadap besar kecilnya suatu persamaan hubungan antara varibel kualitas air
dengan konversi pakan yang rendah, hal ini dapat dilihat pada setiap persamaan
hubungan yang terbentuk dengan nilai koefisien regresinya. Sehingga
beradasarkan data yang diperoleh bahwa varaibel kualitas air dengan konversi
pakan udang vaname selama 50 hari pemeliharaan memiliki nilai R2 yang rendah.
Fitted Line Plot

Fitted Line Plot

KP = 9,068 - 0,2673 Suhu Pagi

KP = 4,375 - 0,1044 Suhu Sore
S

1,7

R-Sq
R-Sq(adj)

1,6

0,197226

1,6
1,5
Konversi Pakan

1,5
Konversi Pakan

S
R-Sq
R-Sq(adj)

1,7

21,0%
14,9%

1,4
1,3
1,2
1,1

1,4
1,3
1,2
1,1

1,0

1,0

0,9

0,9

0,8

0,8
29,2

29,4

29,6

29,8

30,0 30,2
Suhu Pagi

30,4

30,6

30,8

30,0

30,5

31,0
31,5
Suhu Sore

32,0

32,5

0,212363
8,4%
1,4%

9
Fitted Line Plot

Fitted Line Plot

KP = 1,224 - 0,02138 DO Pagi

KP = 1,079 + 0,00635 DO Sore
S
R-Sq
R-Sq(adj)

1,7
1,6

0,221413
0,4%
0,0%

1,7
1,6

0,221781
0,1%
0,0%

S
R-Sq
R-Sq(adj)

0,215301
5,9%
0,0%

1,5
Konversi Pakan

Konversi Pakan

1,5

S
R-Sq
R-Sq(adj)

1,4
1,3
1,2
1,1

1,4
1,3
1,2
1,1

1,0

1,0

0,9

0,9

0,8

0,8
4,0

4,5

5,0
DO Pagi

5,5

6,0

5,5

6,0

6,5

7,0
7,5
DO Sore

8,0

8,5

9,0

Fitted Line Plot
KP = 3,298 - 0,08405 Salinitas
S
R-Sq
R-Sq(adj)

1,7
1,6

0,209671
10,7%
3,9%

Konversi Pakan

1,5
1,4
1,3
1,2
1,1
1,0
0,9
0,8
25,0

25,5

26,0

26,5
Salinitas

27,0

28,0

Fitted Line Plot

Fitted Line Plot

KP = - 0,200 + 0,1656 pH Pagi

KP = - 0,452 + 0,1868 pH Sore
S
R-Sq
R-Sq(adj)

1,7
1,6

0,219178
2,4%
0,0%

1,7
1,6
1,5
Konversi Pakan

1,5
Konversi Pakan

27,5

1,4
1,3
1,2
1,1

1,4
1,3
1,2
1,1

1,0

1,0

0,9

0,9
0,8

0,8
7,50

7,75

8,00
pH Pagi

8,25

8,50

8,0

8,2

8,4
8,6
pH Sore

8,8

9,0

Gambar 2 Hubungan analisis regresi linear variabel kualitas air suhu, DO,
salinitas, dan pH pada pagi dan sore hari dengan konversi pakan udang
vaname selama 50 hari pemeliharaan.
Pembahasan
Hasil analisis korelasi pada Tabel 5 menunjukkan terdapat beberapa
parameter yang memiliki hubungan erat terhadap konversi pakan. Koefisien
korelasi yang memiliki hubungan yang erat tehadap konversi pakan adalah suhu
pagi sebesar r = -0,80 dengan selang kepercayaan 95%. Hubungan antara suhu
pagi terhadap konversi pakan yang memiliki angka korelasi yang tinggi tetapi
bernilai negatif yang artinya bahwa suhu tinggi maka konversi pakan menjadi
rendah. Hal ini disebabkan bahwa pada suhu tinggi maka nafsu makan udang akan

10
berkurang dan akan mempercepat laju metabolime. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Farchan (2006) bahwa semakin tinggi suhu maka akan semakin cepat
proses metabolisme yang terjadi dan suhu tinggi akan mengakibatkan nafsu
makan udang yang menurun. Selanjutnya untuk nilai korelasi suhu pada sore hari
sebesar r = -0,63, hal ini juga sama pada saat suhu pagi yang memiliki angka
korelasi yang tinggi tetapi bernilai negatif. Kisaran suhu optimal untuk udang
yaitu antara 26-320C (Zweig et al. 1999), hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan bahwa suhu berada pada kisaran 29-310C. Suhu dapat mempengaruhi
kelangsungan hidup, pertumbuhan, morfologi, reproduksi, dan metabolisme
udang (Suwoyo 2009). Sehingga jika suhu tinggi maka kincir harus dijalankan
untuk mengaduk agar suhu air yang didasar dengan permukaan tercampur dengan
segera.
Hubungan oksigen terlarut (DO) terhadap konversi pakan pada pagi hari
sebesar r = -0,67 dengan selang kepercayaan 95%. Hubungan antara DO pagi
terhadap konversi pakan yang memiliki korelasi yang tinggi tetapi bernilai negatif
artinya bahwa nilai DO rendah maka konversi pakan menjadi tinggi yang
berpengaruh terhadap tingkat stress pada udang sehingga pertumbuhannya
menjadi melambat. Menurut Boyd (1989) bahwa DO yang rendah merupakan
penyebab utama dari stress, penurunan nafsu makan dan keterlambatan
pertumbuhan udang pada tambak budidaya intesif. Sedangkan untuk nilai korelasi
DO pada sore hari sebesar r = -0,46, hal ini juga sama pada saat DO pagi yang
memiliki nilai negatif tetapi berkorelasi lemah. Kisaran nilai DO saat penelitian
(Tabel 4) berkisar antara 4,7-7,1 mg/l. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Adiwijaya et al. (2003) bahwa Kisaran optimal DO selama massa pemelihraan
berkisar antara 3,5-7,5 mg/l. Sehingga untuk mengoptimalkan DO dilakukan
dengan cara pemakain kincir, pergantian air dan pengaturan jam operasional yang
diperlukan untuk pertumbuhan udang (Suwoyo 2009).
Hubungan salinitas terhadap konversi pakan sebesar r = -0,78 yang
memiliki angka korelasi tinggi tetapi bernilai negatif dengan selang kepercayaan
95%, hubungan yang negatif dikarenakan adanya peningkatan salinitas yang dapat
menyebabkan penurunan terhadap konversi pakan. Hal ini terjadi karena pada
tambak penelitian, sumber air yang digunakan untuk pemeliharaan hanya berasal
dari air laut saja tanpa adanya campuran dengan air tawar dan kurangnya
pergantian air sehingga salinitas air tambak tinggi. Hal ini sesuai menurut Priatna
(2004) bahwa salinitas yang tinggi diakibatkan karena sumber air hanya air laut
saja tidak adanya pencampuran air tawar. Salinitas yang meningkat akan
mengakibatkan pertumbuhan udang melambat karena energi lebih banyak terserap
untuk proses osmoregulasi dibandingkan untuk pertumbuhan (Haliman dan
Adijaya 2005).
Hubungan pH pagi dengan konversi pakan memiliki korelasi tinggi dan
bernilai positif sebesar r = 0,72, sedangkan pH sore juga sama bernilai positif
tetapi berkorelasi lemah sebesar r = 0,24 dengan selang kepercayaan 95%.
Hubungan yang bernilai positif yang artinya bahwa peningkatan pH pagi dan pH
sore disebabkan adanya peningkatan konversi pakan. Hal ini dapat dilihat pada
(Tabel 3) bobot, kelangsungan hidup, biomassa, akumulasi pakan yang meningkat
tiap sampling pada umur ke 30-50 hari karena adanya nafsu makan udang yang
meningkat dan berkaitan juga dengan konversi pakan. Kisaran pH pada saat
penelitian berkisar antara 7,9-8,4, hal ini sesuai dengan Effendi (2004) bahwa pH

11
optimal berada pada kisaran antara 7,5-8,7. Fluktuasi harian pH antara pagi dan
sore pada saat penelitian tidak melebihi 0,5, hal ini dikarenakan jika melebihi 0,5
akan mengakibatkan udang stress bahkan tidak nafsu makan (Xincai dan Yonquan
2001). Selanjutnya untuk pH sore yang memiliki nilai korelasi yang lemah kurang
dari 0,5, maka dilakukan penambahan kapur hal ini dilakukan untuk
meningkatkan nilai pH agar fluktuasi harian antara pagi dan sore tidak melebihi
0,5 dan tidak menyebabkan nafsu makan udang berkurang (Zhang et al. 2006).
Berdasarkan hasil analisis korelasi yang kemudian dipersentasikan dalam
dendogram (Gambar 1) menunjukkan hasil analisis klaster dari variabel kualitas
air dengan konversi pakan yang memiliki tingkat keseragamaan yang paling dekat
adalah pada suhu pagi dan salinitas sebesar 99,78%. Hal ini dapat dilihat pada
nilai korelasi antara suhu pagi sebesar r = -0,80 dan salinitas r = 0,78 (SK=95%),
yang artinya bahwa suhu pagi dan salinitas yang meningkat maka konversi pakan
menjadi berkurang. Kemudian dapat dilihat juga koefisien determinasi (R2)
(Gambar 2) pada suhu pagi memiliki nilai R2 21% dan salinitas R2 10,7% dimana
suhu pagi dan salinitas memiliki R2 yang tinggi daripada variabel kualitas air
lainnya. Menurut Yu et al. (2010) bahwa salinitas dan suhu pagi yang meningkat
maka akan mengakibatkan nafsu makan berkurang dan laju metabolisme semakin
cepat. Selanjutnya untuk nilai tingkat keseragamaan yang paling jauh adalah pH
sore sebesar 64,40% dengan nilai R2 0,1% (Gambar 2). Hal ini dikarenakan bahwa
kualitas air dan konversi pakan yang tidak saling berikatan kuat yang diduga
karena adanya ketidaktepatan dalam menentukan jumlah pakan yang diberikan
dan kegiatan monitoring dalam kualitas air. Menurut Priatna (2004) bahwa
penentuan jumlah pakan yang tidak tepat maka banyak pakan yang terbuang dan
menumpuk sehingga kualitas air menjadi tidak bagus.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis korelasi yang memiliki
hubungan erat dan tingkat keseragamaan yang paling dekat antara kualitas air
terhadap konversi pakan adalah suhu pada pagi hari dan salinitas sebesar 99,78%
dengan nilai korelasi pada suhu pagi sebesar r = -0,80 dan salinitas r = -0,78
(SK=95%), yang artinya bahwa suhu dan salinitas yang meningkat maka konversi
pakan menjadi menurun.
Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada umur udang dengan massa
pemelihraan lebih dari 50 hari dan penambahan kualitas air lain seperti nitrit,
nitrat, kecerahan, alkalinitas, sehingga adanya hubungan yang erat antara kualitas
air dengan konversi pakan.

12

DAFTAR PUSTAKA
Adiwijaya D, Sapto PR., Sutikno E, Sugeng dan Subiyanto. 2003. Budidaya
udang vaname (Litopenaeus vannamei) sistem tertutup yang ramah
lingkungan. Departemen Kelautan dan Perikanan. Balai Besar
Pengembangan Budidaya Air Payau Jepara. Hlm 29.
Budiardi T. 2008. Keterkaitan Produksi dengan Beban Masukan Bahan Organik
Pada Sistem Budidaya Intensif Udang Vaname (Litopenaeus vannamei
Boone 1931) [Disertasi]. ID: Institut Pertanian Bogor.
Briggs M, SF Smith, R ubanghe & M Phillips. 2004. Introduction dan movement
of Penaeus vannamei and P. stylirostris in Asia and the Pacific. FAO.
Bangkok. 40 p.
Boyd CE. 1988. Water Quality in Warmwater Fish Ponds. Fourth Printing.
Auburn University AgriculturalExperiment Station, Alabama, USA. 359 p.
Effendi I., 2004. Pengantar Akuakultur. Penebar Swadaya, Depok..
Farchan M. 2006. Teknik Budidaya Udang Vaname. Serang (ID): BAPPL-STP.
Haliman RW & Adijaya DS. 2005. Udang Vaname, Pembudidaya dan Prospek
Pasar udang Putih yang tahan penyakit. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Hendrajat EA., Mangampa M. 2007. Pertumbuhan dan sintasan udang vaname
(Litopenaeus vannamei ) pola tradisional plus dengan kepadatan berbeda.
Jurnal Riset Akuakultur. 2: 149 – 155.
[KKP] Kementrian Kelauatan Perikanan. 2012. Produksi Udang Ditargetkan 200
Ribu Ton. http://www.kkp.go.id/ [3 April 2014].
[SNI] Standar Nasional Indonesia. 2006. Produksi udang vaname L. vannamei di
tambak dengan teknologi intensif, Jakarta (ID): Badan Standralisasi
Indonesia.
Sutanto I. 2005. Kesuksesan budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei) di
Lampung. hlm. 67-72 dalam Sudrajat, A., Azwar, Z.I., Hadi, L.E., Haryati,
Giri, N.A., & Sumiarsa G.S. 2005. Buku Perikanan Budidaya Berkelanjutan.
Pusat Riset Perikanan Budidaya. Badan Riset Kelautan dan Perikanan.
Suwoyo SH. 2009. Tingkat Konsumsi Oksigen Sedimen Pada Dasar Tambak
Intensif Udang Vaname (Litopenaeus vannamei). [Tesis]. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.
Tricahyo. 1995. Biologi dan Kultur Udang Windu (Penaeus monodon Fabr).
Penerbit CV. Jakarta (ID): Akademika Pressindo.
Priatna H. 2004. Hubungan Parametr Kualitas Air Terhadap Produksi Udang
Vaname (Litopenaeus vannamei) Pada Tambak Biocrete PT. Bimasena
Segara, Sukabumi, Jawa Barat. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Yu X, Zhang X, Duan Y, Zhang P, Miao Z. 2010. Effect of Temperature, Salinity,
Body Lenght, and Strativition on The Crithical Swimming Speed of
Whiteleg Shrimp Litopenaeus vannamei. Comparative Biochemistry and
Physiology A. 157: 392-397.
Xincai C, Yongquan S. 2001. Shrimp Culture. China International Training
Course on Technology of Marineculture (Precious Fishes). China: Yiamen
Municipial Science & Technology. 107-113.

13
Zhang P, Zhang X, Li J, Huang G. 2006. The Effect of Body Weight, Temperatur
and Feeding Condition on Lethal DO Levels of Whitetelg Shrimp
Litopenaues vannamei (Boone, 1931). Aquaculture. 256: 579-587.
Zweig RD, Morton JD, Stewart MM. 1999. Source water quality for aquaculture.
A Guide for Assessment. Enviromentally and Socially Sustainable
Development. The World Bank Washington DC. U.S.A. 62 p.

14

LAMPIRAN
Lampiran 1 Korelasi kualitas air terhadap konversi pakan (KP)
Korelasi pH pagi, pH sore, suhu pagi, suhu sore, salinitas, DO pagi, DO sore
terhadap konversi pakan (KP).
KP pH Pagi pH Sore Suhu Pagi Suhu Sore Salinitas
pH Pagi 0,781
0,119
pH Sore

0,462
0,433

0,600
0,284

Suhu Pagi -0,720
0,170

-0,872
0,054

-0,270
0,661

Suhu Sore -0,628
0,256

-0,803
0,102

-0,031
0,960

0,950
0,013

Salinitas

-0,665
0,221

-0,873
0,053

-0,287
0,639

0,996
0,000

0,943
0,016

DO Pagi

-0,800
0,104

-0,982
0,003

-0,705
0,183

0,854
0,065

0,727
0,164

0,855
0,065

DO Sore

-0,204
0,742

0,288
0,639

0,729
0,162

0,881
0,048

0,746
0,147

DO Sore

-0,534
0,354

DO Pagi
0,407
0,497

Lampiran 2 Klaster analisis kualitas air terhadap konversi pakan (KP)
Klaster Analisis pH pagi, pH sore, suhu pagi, suhu sore, salinitas, DO pagi, DO
sore terhadap konversi pakan (KP)
Number
of obs.
Number of Similarity Distance Clusters
New in new
Step clusters
level level joined cluster cluster
1
7 99,7818 0,004364 2
6
2
2
2
6 97,5156 0,049689 2
3
2
3
3
5 94,0745 0,118510 2
5
2
4
4
4 92,7445 0,145110 2
4
2
5
5
3 81,7403 0,365195 1
7
1
2
6
2 80,0133 0,399733 1
8
1
3
7
1 64,3962 0,712077 1
2
1
8

15

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 15 November 1991. Penulis adalah
anak kedua dari dua bersaudara, dari pasangan Makmun Karta dan Ade Sri
Sulastri. Penulis mengawali pendidikan formal di SDN Polisi 1 tahun 1998-2004.
Melanjutkan pendidikan di SMP Insan Kamil Bogor pada tahun 2004-2007 dan
SMA Insan Kamil Bogor pada tahun 2007-2010. Pada tahun 2010, penulis
diterima di Institut Pertanian Bogor dan memilih Program studi Teknologi dan
Manajemen Perikanan Budidaya, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan
Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai
pengurus HIMAKUA divisi PSDM periode 2011/2012 dan 2012/2013, Bina Desa
FPIK periode 2012/2013. Selain itu penulis juga aktif sebagai asisten praktikum
mata kuliah Manajemen Kualitas Air 2013/2014 dan asisten praktikum mata
kuliah Fisika Kimia Perairan tahun 2014.
Penulis pernah melaksanakan magang kerja di BBPBAT Sukabumi dengan
mengambil komoditas udang galah. Penulis pernah melaksanakan praktik lapang
akuakultur (PLA) dengan judul “Pembesaran Udang Vaname Litopenaeus
Vannamei di Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB)
Karawang, Jawa Barat”. Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan
dengan menulis skripsi yang berjudul “Korelasi Kualitas Air Terhadap
Konversi Pakan Pada Sistem Budidaya Intesif Udang Vaname Litopenaeus
Vannamei ”.