Pengelolaan Perawatan, Rehabilitasi Dan Penilaian Kesejahteraan Elang Di Pulau Kotok Besar, Jakarta

PENGELOLAAN PERAWATAN, REHABILITASI, DAN
PENILAIAN KESEJAHTERAAN ELANG
DI PULAU KOTOK BESAR, JAKARTA

KARTIKA NURUL RACHMANIA

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengelolaan Perawatan,
Rehabilitasi dan Penilaian Kesejahteraan Elang di Pulau Kotok Besar, Jakarta
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2015

Kartika Nurul Rachmania
NIM E34100105

ABSTRAK
KARTIKA NURUL RACHMANIA. Pengelolaan Perawatan, Rehabilitasi dan
Penilaian Kesejahteraan Elang di Pulau Kotok Besar, Jakarta. Dibimbing oleh
JARWADI BUDI HERNOWO dan LIN NURIAH GINOGA.
Keberadaan burung pemangsa (elang) sangat penting di habitat alaminya. Saat ini,
kondisi elang dalam keadaan terancam akibat hilangnya habitat dan tingginya perburuan
liar. Untuk meningkatkan populasi alami maka perlu usaha pelepasliaran. JAAN, Jakarta
Animal Aid Network adalah lembaga swadaya masyarakat yang memiliki kegiatan
penyelamatan, rehabilitasi dan pelepasliaran burung dari hasil sitaan maupun
penyelamatan. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis pengelolaan
perawatan, rehabilitasi dan penilain kesejahteraan satwa. Pengelolaan perawatan terdiri
dari perkandangan, pakan dan air minum, serta kesehatan. Penelitian dilakukan di Pulau

Kotok Besar, Kepulauan Seribu pada bulan Agustus-September 2014. Metode
pengumpulan data adalah observasi langsung, pengukuran, wawancara dan studi pustaka.
Analisis data dilakukan dengan perhitungan pernilaian pada pengelolaan dan
kesejahteraan satwa. Berdasarkan hasil penelitian, jumlah elang adalah 35 ekor yang
terdiri dari 24 elang bondol (Haliastur indus), 10 elang-laut perut-putih (Haliaeetus
leucogaster), dan 1 elang-ikan kepala-abu (Ichthyophaga ichthyaetus). Elang yang berada
dalam tahap rehabilitasi adalah 16 elang, dan yang tidak dapat dilepasliarkan adalah 19
elang. Nilai pengelolaan elang adalah 3,50 dan termasuk dalam kategori cukup. Penilaian
kesejahteraan elang adalah 65,65 dan termasuk dalam kategori cukup.
Kata kunci: elang, kesejahteraan satwa, pengelolaan, rehabilitasi

ABSTRACT
KARTIKA NURUL RACHMANIA. Husbandry Management, Rehabilitation and
Welfare Assessment of Eagles at Kotok Besar Island, Jakarta. Supervised by
JARWADI BUDI HERNOWO and LIN NURIAH GINOGA.
The existence of birds prey (eagle) is important in the natural habitat. Now, the
condition of the bird prey is threaten caused by habitat loss and the high number of illegal
poaching. To improve the natural population so not to decline then need effort to release.
JAAN, Jakarta Animal Aid Network is a non-profit organization who has activity related
to rescue, rehabilitation and release of confiscated and rescued birds. The research was

aimed to identify and analize husbandry management of eagle, rehabilitation, and
management of animal welfare. Husbandry Management system consist of caging, feed
and water, and health management. This research was conducted in Kotok Besar Island,
Kepulauan Seribu on Agustus-September 2014. The method used was direct observation.
Collection data by measuring, observing, interviewing and literature review. Data analize
by scoring on eagle management and animal welfare. Based on the results of research,
there are 35 eagles that consists of 24 Brahminy kites (Haliastur indus), 10 white-bellied
sea-eagle (Haliaeetus leucogaster), and 1 grey-headed fish-eagle (Ichthyophaga
ichthyaetus). Eagles who were in the rehabilitation stage is 16 eagles, and who can not be
released is 19 eagles. The eagle who can be released is eagle with a healthy physical
conditions. The value of management eagle is 3,50 and included in adequate category.
The value of welfare assessment is 65,65 and included in adequate category.
Keywords: animal welfare, eagle, managemet, rehabilitation

PENGELOLAAN PERAWATAN, REHABILITASI, DAN
PENILAIAN KESEJAHTERAAN ELANG
DI PULAU KOTOK BESAR, JAKARTA

KARTIKA NURUL RACHMANIA


Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PRAKATA
Puji dan syukur kepada Allah Subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya
sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Agustus 2014 ini ialah pengelolaan,
dengan judul Pengelolaan Perawatan, Rehabilitasi dan Penilaian Kesejahteraan
Elang di Pulau Kotok Besar, Jakarta.
Karya ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik karena tidak luput dari
dukungan berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung. Terima

kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Jarwadi Budi Hernowo, MScF dan Ibu
Ir Lin Nuriah Ginoga, MSi sebagai dosen pembimbing yang dengan sepenuh hati
mendukung dan senantiasa mendampingi serta memberikan kritik dan saran, serta
kepada Ibu Dr Ir Yeni A. Mulyani, MSc sebagai ketua sidang dan Ibu Dr Ir Noor
Farikhah Haneda, Msc sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan
dan nasihat kepada penulis.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh
keluarga, atas segala doa dan dukungan. Penghargaan penulis sampaikan kepada
seluruh staf pengelola Rehabilitasi Elang di Pulau Kotok Besar yang telah
membantu selama pengumpulan data karya ilmiah ini. Terima kasih kepada Yuni
Buntang yang telah membantu dalam pengumpulan data selama penelitian, temanteman di Fakultas Kehutanan, serta teman-teman dan keluarga besar Nepenthes
rafflesiana 47 atas persahabatan, bantuan, dukungan dan kerjasamanya selama ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Februari 2015
Kartika Nurul Rachmania

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
METODE
Waktu dan Lokasi Penelitian
Alat dan Objek Penelitian
Jenis Data
Metode Pengumpulan Data
Prosedur Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Lokasi Penelitian
Populasi Elang di Pusat Rehabilitasi Pulau Kotok Besar
Aspek Teknis Pemeliharaan dan Perawatan
Pengelolaan Rehabilitasi Elang
Penilaian Kesejahteraan Elang di Pulau Kotok Besar
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
vii
vii
1
1
2
2
2
2
2
2
3
4
6
6
7
11

23
30
35
35
35
35
38

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

12
13
14
15
16
17
18
19

Data aspek perawatan, rehabilitasi dan penilaian kesejahteraan
Klasifikasi penilaian pengelolaan satwa
Bobot parameter kesejahteraan satwa
Klasifikasi penilaian kesejahteraan satwa
Data elang yang berada di Pulau Kotok Besar tahun 2014
Asal elang yang masuk ke Pulau Kotok sampai dengan tahun 2014
Kondisi satwa tahun 2014
Jenis, ukuran, dan bahan konstruksi kandang
Suhu dan kelembapan kandang elang di Pulau Kotok Besar
Jenis pakan elang
Jenis, gejala, dan pengobatan terhadap elang yang sakit

Data animal keeper di Pulau Kotok Besar
Capaian penilaian pengelolaan
Gambaran kondisi pengelolaan elang di Pulau Kotok Besar untuk aspek
bebas dari rasa haus dan lapar
Gambaran kondisi pengelolaan elang di Pulau Kotok Besar untuk aspek
bebas dari rasa sakit, luka, dan penyakit
Gambaran kondisi pengelolaan elang di Pulau Kotok Besar untuk aspek
bebas dari rasa ketidaknyamanan lingkungan
Gambaran kondisi pengelolaan elang di Pulau Kotok Besar untuk aspek
bebas menampilkan perilaku alami
Gambaran kondisi pengelolaan elang di Pulau Kotok Besar untuk aspek
bebas dari rasa takut dan tertekan
Capaian penilaian kesejahteraan elang di Pulau Kotok Besar

3
5
5
5
8
9

10
11
18
19
21
24
29
31
32
32
33
34
35

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Peta lokasi Pulau Kotok Besar, Kepulauan Seribu
Elang bondol, elang-laut perut-putih dan elang-ikan kepala-abu
Kandang sanctuary dan sketsa kandang sanctuary
Kandang karatina dan sketsa kandang karantina
Kandang isolasi dan sketsa kandang isolasi
Kandang sosialisasi dan sketsa kandang sosialisasi
Kandang pre-release dan sketsa kandang pre-release
Kandang pemindahan/Peralihan dan sketsa kandang
Kolam pakan dan kolam air
Pakan elang
Tahapan rehabilitasi elang

6
7
12
13
13
14
15
15
17
19
25

DAFTAR LAMPIRAN
1
2

Penilaian pencapaian kesejahteraan
Penilaian pencapaian pengelolaan

38
45

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Elang merupakan burung pemangsa dalam puncak piramida makanan yang
keberadaannya sangat penting dalam suatu ekosistem alam. Saat ini kehidupan
burung elang dalam keadaan terdesak akibat berbagai ancaman yaitu hilangnya
habitat akibat perubahan penggunaan lahan dan perburuan yang disebabkan
tingginya permintaan untuk peliharaan. Jenis-jenis burung elang yang banyak
menjadi incaran perburuan diantaranya adalah elang bondol (Haliastur indus
Boddaert, 1783) dan elang-laut perut-putih (Haliaeetus leucogaste Gmelin, 1788r).
Jenis-jenis elang tersebut dilindungi oleh Undang-Undang RI no.5 tahun 1990 dan
tercantum dalam lampiran Peraturan Pemerintah RI no.7 tahun 1999. Berdasarkan
IUCN 2014, elang bondol dan elang-laut perut-putih dikategorikan least concern
(resiko rendah) dan elang-ikan kepala-abu (Ichthyophaga ichthyaetus Horsfield,
1821) dikategorikan near threatened (hampir terancam). Ketiga jenis elang
tersebut termasuk dalam CITES Apendiks II.
Menurut Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.31/Menhut-II/2012 tentang
Lembaga Konservasi, Pusat Rehabilitasi Satwa (PRS) adalah tempat untuk
melakukan proses rehabilitasi, adaptasi satwa dan pelepasliaran ke habitat
alaminya. Program penyelamatan dan reintroduksi elang bondol di Pulau Kotok
Besar ini merupakan kerja sama antara Jakarta Animal Aid Network (JAAN)
dengan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, Tirta satwa, Alam Kotok Resort
dan Departemen Kehutanan. Program ini bertujuan untuk menyelamatkan elang
bondol yang merupakan simbol kebanggaan dari Jakarta tetapi sekarang terancam
punah karena perdagangan ilegal.
Jakarta Animal Aid Network (JAAN) tidak hanya fokus pada kegiatan
penyelamatan, rehabilitasi serta pelepasliaran, tetapi juga sebagai penyedia tempat
pemeliharaan untuk satwa yang tidak dapat dilepasliarkan. Satwa yang berada di
JAAN merupakan hasil sitaan maupun hasil penyerahan sukarela dari
pemeliharaan masyarakat. Satwa yang berhasil disita atau diserahkan secara
sukarela kemudian ditampung dan dirawat.
Elang yang berada di luar habitat alami selain di lembaga konservasi
hendaknya dikembalikan ke alam untuk menjaga sifat alami dan meningkatkan
jumlah populasi di alam. Untuk menjaga populasi di alam agar tidak merosot
diperlukan upaya pemulihan populasi dengan kegiatan pelepasliaran. JAAN
mendukung penyelamatan dan program reintroduksi elang bondol, maka dengan
adanya JAAN sebagai lembaga penyelamatan dan rehabilitasi satwa diharapkan
dapat mendukung upaya pelestarian satwa dan habitatnya. Oleh karena itu
diperlukan informasi tentang pengelolaan satwa yang dilakukan di JAAN
sehingga dapat diketahui bagian pengelolaan yang perlu ditingkatkan dan sebagai
bahan pertimbangan perencanaan perbaikan pengelolaan dan penentuan kebijakan
sebagai upaya tindak lanjut peningkatan pengelolaan sehingga konservasi
sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya dapat tercapai.

2

Tujuan Penelitian
1.
2.

3.

Tujuan penelitian ini adalah
Mengidentifikasi dan mengkaji pengelolaan perawatan elang
Mengidentifikasi dan mengkaji rehabilitasi yang dilakukan terhadap satwa
tangkapan, baik hasil sitaan, penyerahan sukarela oleh masyarakat, atau
penyelamatan dari alam termasuk satwa yang lahir di kandang, serta tahap
perlakuan selanjutnya terhadap elang
Mengidentifikasi dan mengkaji pengelolaan kesejahteraan elang
berdasarkan prinsip kesejahteraan satwa
Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan memberikan informasi teknis perawatan,
rehabilitasi serta kesejahteraan satwa yang dilakukan oleh lembaga penyelamatan
dan rehabilitasi satwa sebagai bahan masukan maupun pertimbangan untuk
perencanaan program dan perbaikan kegiatan agar dapat meningkatkan usaha
dalam penyelamatan dan rehabilitasi satwaliar di Indonesia.

METODE
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Pusat Rehabilitasi Elang Bondol Pulau Kotok
Besar, Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, DKI Jakarta pada bulan AgustusSeptember 2014.
Alat dan Objek Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis, kamera,
panduan wawancara, termometer dry-wet, timbangan, penggaris, pita ukur. Objek
Penelitian adalah jenis elang bondol (H. indus), elang-laut perut-putih (H.
leucogaster) dan elang-ikan kepala-abu (I. ichthyaetus).
Jenis Data
Jenis data primer yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data
kondisi populasi, kondisi habitat/kandang, pakan, air, perawatan kesehatan dan
penyakit. Data sekunder berupa kondisi umum, meliputi letak dan luas, kondisi
fisik, biotik, sejarah, dasar hukum pelaksanaan kegiatan, dan jumlah tenaga kerja.

3

Tabel 1 Data aspek perawatan, rehabilitasi dan penilaian kesejahteraan
Metode pengumpulan data
Data yang diambil
Dokumen/
Pengamatan Pengukuran Wawancara
Literatur
1. Asal satwa


2. Pengelolaan perawatan

a. Perkandangan


b. Pakan



c. Kesehatan



3. Tahapan rehabilitasi



satwa
4. Penilaian kesejahteraan

a. Bebas dari lapar dan


haus

b. Bebas dari


ketidaknyamanan
lingkungan
c. Bebas dari rasa sakit,


luka, dan penyakit
d. Bebas dari rasa takut


dan tertekan
e. Bebas berperilaku


alami
5. Kondisi umum lokasi


Keterangan: () = kegiatan yang dilakukan

Metode Pengumpulan Data
Data dikumpulkan melalui pengamatan lapang, studi pustaka dan
wawancara.
Pengamatan lapang
Pengamatan lapang dilakukan di lokasi dengan cara pengamatan langsung
dan pengukuran terhadap objek kajian. Kegiatan pengamatan lapang sebagai
berikut:
1.
Asal usul satwa: asal satwa (hasil operasi penertiban satwa, penyerahan
sukarela, translokasi dari tempat lain), keadaan satwa saat pertama kali
datang, jumlah satwa, struktur umur
2.
Perkandangan: bentuk kandang, luas kandang, jenis kandang, jumlah
kandang, jumlah satwa per kandang, fasilitas pendukung kandang, kondisi
lingkungan kandang (suhu, kelembaban, cahaya matahari dan ventilasi).
3.
Pakan dan air: jenis pakan, variasi pakan, sumber pakan, sumber air, jumlah
pakan, jumlah air yang diberikan, kondisi pakan, kondisi air, waktu
pemberian pakan dan air, cara pemberian pakan dan air, dan pakan
tambahan.

4

4.

5.

Kesehatan: pemeriksaan kesehatan, frekuensi pemeriksaan, kelengkapan
jenis obat standar untuk bedah, pengendalian dan penanganan, dan obatobatan dasar serta waktu kadaluarsa, kelengkapan dan kondisi fasilitas
peralatan medis: peralatan bedah, pengendalian dan penanganan, transport,
ketersediaan ruang atau kandang medis, ketersediaan tenaga ahli medis
Penanganan dan perlakuan terhadap satwa: tahapan penanganan terhadap
satwa yang baru masuk/dipindahkan, kegiatan pemeliharaan dan perawatan,
upaya pencegahan rasa stres, proses pelepasliaran ke alam, proses
translokasi ke tempat lain, proses pemeliharaan di kandang dan penyaluran
ke lembaga konservasi, kematian satwa

Studi pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai
perkembangan populasi elang sejak tahun 2004 hingga 2014 dan kondisi umum
yang meliputi letak dan luas, kondisi fisik dan biotik, iklim, sejarah, dasar hukun
pelaksanaan kegiatan, jumlah tenaga kerja yang diperoleh dari pustaka yang ada
di perpustakaan atau kantor pengelola. Data diambil dari berbagai sumber seperti
dokumen, laporan, buku, jurnal, dan media elektronik.
Wawancara
Wawancara terhadap pengelola, dokter hewan, dan animal keeper mengenai
perawatan dan rehabilitasi elang, dan termasuk sumber daya manusia,
pengetahuan, serta kegiatan yang telah dilaksanakan dalam pengelolaan
kesejahteraan satwa.
Prosedur Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif yang disajikan dengan tabel,
gambar dan bagan sehingga diperoleh hubungan antara kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dengan teknis perawatan dan rehabilitasi satwa.
Analisis pengelolaan satwa
Pengisian kriteria capaian penilaian pengelolaan satwa dilakukan dengan
sistem pengisian Tabel evaluasi pengelolaan satwa (Lampiran 3) dengan
memberikan nilai pada setiap variabel yang ditetapkan. Variabel yang ditetapkan
diacu dari Peraturan Direktur Jenderal PHKA No.6 Tahun 2011 tentang Pedoman
Penilaian Lembaga Konservasi. Nilai untuk setiap variabel yaitu sangat baik=5,
baik=4, cukup= 3, buruk= 2, sangat buruk= 1. Tabel yang berisi berbagai kriteria
penilaian di evaluasi dengan rumus:
Pencapaian penilaian pengelolaan=

Jumlah rataan
Aspek pengelolaan (5)

Hasil pencapaian penilaian pengelolaan selanjutnya diklasifikasikan
seperti yang disajikan pada Tabel 2

5

Tabel 2 Klasifikasi penilaian pengelolaan satwa
No
1
2
3
4
5

Klasifikasi Penilaian
Sangat Baik
Baik
Cukup
Buruk
Sangat Buruk

Skor
≥5
4 - 4,9
3 - 3,9
2 - 2,9
1 - 1,9

Analisis kesejahteraan satwa
Pengisian kriteria capaian penilaian kesejahteraan satwa dilakukan dengan
sistem pengisian Tabel evaluasi kesejahteraan satwa dengan memberikan nilai
pada setiap variabel yang ditetapkan. Penilaian dilakukan oleh pengamat dan
pengelola agar didapatkan hasil yang objektif. Klasifikasi penilaian kesejahteraan
satwa dilakukan dengan nilai terbobot. Skor untuk setiap variabel yang tercantum
dalam Peraturan Direktur Jenderal PHKA No.6 Tahun 2011 tentang Pedoman
Penilaian Lembaga Konservasi yaitu memuaskan=5, baik=4, cukup= 3, kurang= 2,
buruk= 1. Nilai dari masing-masing variabel pada setiap aspek kesejahteraan
dijumlah, dihitung rata-ratanya, dan untuk mendapatkan nilai terbobot
menggunakan rumus :
Nilai terbobot = bobot x skoring
Penetapan besar bobot untuk kelima komponen kesejahteraan satwa seperti pada
Tabel 3.
Tabel 3 Bobot parameter kesejahteraan satwa
No
1
2
3
4
5

Komponen
Bebas dari rasa lapar dan haus
Bebas dari rasa sakit, penyakit, dan luka
Bebas dari ketidaknyamanan lingkungan
Bebas untuk berperilaku alami
Bebas dari rasa takut dan tertekan

Bobot

Skoring
(total
skor)

Nilai
terbobot

30
20
20
15
15

Nilai kesejahteraan satwa menggunakan rumus:
Skor penilaian = Σ nilai terbobot
5
Hasil skor penilaian kesejahteraan satwa selanjutnya diklasifikasikan berdasarkan
Peraturan Direktur Peraturan Direktur Jenderal PHKA No.6 Tahun 2011 tentang
Pedoman Penilaian Lembaga Konservasi (Tabel 4). Hasil penilaian merupakan
nilai rata-rata dari penilaian pengelola dan pengamat.
Tabel 4 Klasifikasi penilaian kesejahteraan satwa
No
1
2
3
4

Klasifikasi Penilaian
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang

Skor
80,00 - 100
70,00 – 79,99
60,00 – 69,99