Analisis Kebutuhan Sistem Informasi Geografis Fasilitas Medis Kota Bogor Menggunakan Integrated Architecture Framework (IAF)

ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
FASILITAS MEDIS KOTA BOGOR MENGGUNAKAN
INTEGRATED ARCHITECTURE FRAMEWORK (IAF)

ASLAMA RAHMANIA

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK
CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis
Kebutuhan Sistem Informasi Geografis Fasilitas Medis Kota Bogor
Menggunakan Integrated Architenture Framework (IAF) adalah benar karya
saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa
pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis

lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 2013
Aslama Rahmania
NIM G64080090

ABSTRAK
ASLAMA RAHMANIA. Analisis Kebutuhan Sistem Informasi Geografis
Fasilitas Medis Kota Bogor Menggunakan Integrated Architecture
Framework (IAF). Dibimbing oleh WISNU ANANTA KUSUMA.
Perkembangan fasilitas medis di Kota Bogor yang cepat perlu
diimbangi dengan penyampaian informasi yang juga cepat. Dinas Kesehatan
Kota Bogor perlu memantau jumlah fasilitas medis yang ada dan
masyarakat Kota Bogor dapat memperoleh informasi mengenai fasilitas
medis secara online. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kebutuhan
sistem pada Sistem Informasi Geografis Fasilitas Medis Kota Bogor
(SIGFMKB) menggunakan Integrated Architecture Framework (IAF).
Tahap penelitian dilakukan dengan mengikuti 4 artifak pada IAF yaitu why,

what, how, dan with what. Hasil penelitian berupa poin-poin analisis dan
ilustrasi yang meliputi domain arsitektur bisnis, domain arsitektur informasi,
domain arsitektur sistem informasi dan domain arsitektur teknologi
infrastruktur.
Kata Kunci: analisis kebutuhan sistem, enterprise framework, integrated
architecture framework, sistem informasi geografis

ABSTRACT
ASLAMA RAHMANIA. Requirement Analysis of Geographic Information
System of Medical Facilities in Bogor Using Integrated Architecture
Framework (IAF). Supervised by WISNU ANANTA KUSUMA.
The fast development of medical facilities in Bogor needs to be
balanced with rapid information delivery. Bogor Health Department has the
responsibility to monitor the number of exsisting medical facilities and it is
expected that the society in Bogor can obtain the information on medical
facilities online. The purpose of this research is to analyze the requirements
of Medical Facilities Geographic Information System (SIGFMKB) using the
integrated architecture framework (IAF). The research is carried out by
following the IAF 4 artifacts namely why, what, how, and with what. The
results of this research are several points of analysis and illustrations

covering business architecture domain, information architecture domain,
information system architecture domain, and technology infrastructure
architecture domain.
Keywords: architecture framework, enterprise framework, geographic
information system, integrated architecture framework, system analysis

ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
FASILITAS MEDIS KOTA BOGOR MENGGUNAKAN
INTEGRATED ARCHITECTURE FRAMEWORK (IAF)

ASLAMA RAHMANIA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komputer
pada
Departemen Ilmu Komputer

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi : Analisis Kebutuhan Sistem Informasi Geografis Fasilitas
Medis Kota Bogor Menggunakan Integrated Architecture
Framework (IAF)
Nama
: Aslama Rahmania
NIM
: G64080090

Disetujui oleh

Dr. Wisnu Ananta Kusuma, ST, MT
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Agus Buono, MSi, MKom

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala
atas segala karunia-Nya sehingga tugas akhir ini berhasil diselesaikan.
Topik yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret
2012 ini ialah sistem informasi geografis (SIG), dengan judul Analisis
Kebutuhan Sistem Informasi Geografis Fasilitas Medis Kota Bogor
Menggunakan Integrated Architecture Framework (IAF).
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Wisnu Ananta Kusuma,
ST, MT selaku pembimbing dan telah banyak memberi saran, juga kepada
Bapak Irman Hermadi, S.Kom, M.Sc dan Bapak Sony Hartono Wijaya,
S.Kom, M.Kom selaku penguji pada penelitian ini. Disamping itu,
penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Warsono, S.E dari Dinas
Kesehatan Kota Bogor dan dr. Hadian Setia dari Rumah Sakit Karya Bhakti,
Ibu Anne P. S.E dari laboratorium Prodia, yang telah membantu selama
pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada seluruh
pihak yang telah berperan dalam penelitian, yaitu:

1
Ayah dan mama, Ir. Dedi R. Radjadi dan Ir. Era Irhamni, serta Adikadik Ilman dan Afia atas do’a dan dukungan yang diberikan kepada
penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
2
Sahabat terdekat, Farid Putra, BSc Eng. yang telah memberikan
semangat dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan studi.
3
Rekan-rekan seperjuangan di Ilmu Komputer angkata 45 atas segala
kebersamaan, dukungan, serta seluruh kenangan yang telah diberikan.
4
Neri, Nia, Vincent, Fitri, Ulfa, Mitha, Fania, Chici, Anna, dan sahabat
lainnya yang telah menjadi mitra dan menemani penulis selama
menjalani studi.
5
Resti, Ferin, Arin, Dhiska, Fristi, Putri, Nadia, Nadya, dan Bryan yang
telah menemani penulis selama 4 tahun dalam kebersamaan di Pondok
Putri Bunda.
Penulis berharap semoga karya ilmiah ini bermanfaat, khususnya bagi
perkembangan informasi fasilitas medis di Kota Bogor.


Bogor, Juni 2013
Aslama Rahmania

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

vii

DAFTAR LAMPIRAN

vii

PENDAHULUAN

1

Tujuan Penelitian

2


Manfaat Penelitian

2

Ruang Lingkup Penelitian

2

TINJAUAN PUSTAKA

2

Sistem Informasi Geografis (SIG)

2

Pemodelan Data Spasial

2


Integrated Architecture Framework (IAF)

3

Fasilitas Kesehatan

4

METODE
Perspektif Integrated Architecture Framework (IAF)

4
5

Indentifikasi Kontektual (why)

5

Identifikasi Domain Arsitektur Bisnis


5

Identifikasi Domain Arsitektur Informasi

5

Identifikasi Domain Arsitektur Sistem Informasi

6

Identifikasi Domain Arsitektur Infrastruktur Teknologi

6

HASIL DAN PEMBAHASAN
Perspektif Integrated Architecture Framework (IAF)
Identifikasi Kontekstual

6

6
6

Identifikasi Domain Arsitektur Bisnis

10

Identifikasi Domain Arsitektur Informasi

12

Identifikasi Domain Arsitektur Sistem Informasi

14

Domain Arsitektur Infrastruktur Teknologi

15

SIMPULAN DAN SARAN

15

Simpulan

15

Saran

16

DAFTAR PUSTAKA

16

RIWAYAT HIDUP

29

DAFTAR GAMBAR
1 Integrated Architecture Framework (IAF)
2 Metode Penelitian
3 Model Organisasi Dinas Kesehatan Kota Bogor
4 Komponen fisikal informasi

3
4
8
13

DAFTAR LAMPIRAN
1 Use case domain bisnis
2 Model interaksi komponen logikal bisnis
3 Hubungan kolaborasi komponen logikal bisnis
4 Model interaksi komponen fisikal bisnis
5 Identifikai layanan informasi
6 Komponen logikal informasi
7 Contoh data spasial referensi koordinat rumah sakit
8 Contoh data spasial referensi koordinat puskesmas
9 Contoh data spasial referensi koordinat laboratorium dan apotik
10 Identifikai konseptual domain teknologi infrastruktur
11 Identifikasi logikal sistem informasi
12 Entity relationship diagram

17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28

PENDAHULUAN
Guna meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta, dan
masyarakat madani dalam pembangunan serta perkembangan kesehatan
merupakan hal yang penting bagi Negara Republik Indonesia. Oleh karena
itu Dinas Kesehatan pada masing-masing daerah diwajibkan untuk serta
berinisiatif dan membantu pembangunan dan perkembangan tersebut agar
tercapai suatu masyarakat yang terjamin kesehatannya, tersedianya upaya
kesehatan yang paripurna, bermutu dan tersebar merata, juga mandiri
(Depkes 2005).
Fasilitas medis merupakan wadah yang penting bagi masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan medis. Masyarakat tidak pernah tahu kapan mereka
jatuh sakit atau tertimpa musibah seperti kecelakaan dan wabah yang dapat
menjalari masyarakat. Kebutuhan terhadap medis berlaku di berbagai daerah
di Indonesia tidak terkecuali Kota Bogor. Letak Kota Bogor yang
berbatasan dengan Kota Jakarta, membuat Kota Bogor memiliki keragaman
penduduk yang bervariasi. Penduduk tetap dan pendatang yang memadati
Kota Bogor menuntut Kota Bogor untuk mampu menyediakan fasilitas
kesehatan dengan lokasi yang tersebar rata di seluruh penjuru Kota (Dinkes
Kota Bogor 2012).
Pesatnya perkembangan teknologi di Indonesia membawa perubahan
baru pada aktivitas penduduk baik aktivitas pribadi maupun aktivitas sebuah
lembaga/instansi/perusahaan. Perubahan ini menimbulkan kecenderungan
masyarakat yang sangat bergantung terhadap sesuatu yang digital,
paradigma ini merupakan akibat dari kompleksitas segala aspek kehidupan
yang menuntut segala sesuatu untuk memiliki proses yang cepat, tepat,
akurat, efektif dan efisien (Kaswidjanti 2008).
Lokasi fasilitas medis yang tersebar di Kota Bogor membuat
masyarakat dan pendatang menjadi sulit untuk menjangkau lokasi tersebut.
Oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem informasi geografis (SIG) yang
dapat membantu memecahkan masalah mengenai lokasi fasilitas medis
beserta dengan atribut-atribut informasi mengenai tempat fasilitas medis
tersebut. Pengembangan suatu sistem informasi geografis fasilitas medis
sangat dibutuhkan, masalah-masalah tersebut dapat diatasi dengan
memanfaatkan teknologi berbasis web sebagai suatu sistem yang dapat
mendukung masyarakat dalam permasalahan ini.
Untuk membangun sistem ini diperlukan beberapa tahap, dimana
salah satunya adalah menganalisis kebutuhan dari sistem informasi
geografis fasilitas medis. Analisis kebutuhan dapat memperjelas kebutuhan
pengguna, tujuan dari dibangunnya sistem, proses apakah yang terjadi
didalam sistem juga hal-hal terkait yang berhubungan dengan
pengembangan sistem tersebut sangat diperlukan agar sesuai dengan yang
diharapkan masyarakat.
Saat ini sudah banyak tersedia enterprise framework yang dapat
dimanfaatkan sebagai suatu penentu dari kebutuhan sebuah sistem yang
mungkin dikembangkan. Salah satunya adalah Integrated Achitecture
Framework (IAF), IAF merupakan sebuah versi sederhana dari Zachman

2
Framework (Zachman 1987). Seperti pada enterprise framework lainnya,
IAF digunakan untuk membentuk sebuah konsep dan analisis yang baik
dalam membangun sebuah sistem, baik sistem informasi, teknologi
infrastruktur, security, maupun pemerintahan.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kebutuhan dari
sistem informasi geografis fasilitas medis kota Bogor (SIGFMKB) dengan
menggunakan Integrated Architecture Framework (IAF).
Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah dapat
memberikan daftar kebutuhan yang harus dipenuhi terhadap pengembangan
SIGFMKB untuk penelitian selanjutnya bila diperlukan.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini yaitu:
1
Analisis yang dilakukan hanya berlaku untuk Kota Bogor.
2
Wawancara inti dilakukan dengan Dinas Kesehatan.
3
Penelitian ini hanya sebatas menganalisis kebutuhan sistem.
4
Pada domain infrastruktur hanya dilakukan analisis konseptual.

TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Informasi Geografis (SIG)
Sistem informasi geografis merupakan sistem komputer yang
digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, mencari kembali,
menganalisis, dan menampilkan data geografi (Chang 2002).
Sistem informasi geografis adalah sistem informasi yang didasarkan
pada kerja komputer yang memasukan, mengelola, memanipulasi, dan
menganalisa data serta memberi uraian (Aronoff 1989).
Sistem informasi geografis merupakan alat yang bermanfaat untuk
pengumpulan, penyimpanan, pengambilan kembali data yang diinginkan
dan penayangan data keruangan yang berasal dari dunia nyata (Burrough
1986).
Komponen utama dalam SIG dapat dibagi menjadi 4 kelompok yaitu
perangkat keras, perangkat lunak, organisasi (manajemen), dan pengguna.
Peran masing-masing komponen tersebut berbeda dari satu sistem ke sistem
lainnya tergatung tujuan dibangunnya SIG tersebut (Anggraeni 2008).
Pemodelan Data Spasial
SIG menggunakan dua dasar pemodelan data untuk merepresentasikan
fitur spasial, yaitu data digital yang berformat raster dan vektor. Vektor
menyimpan data digital dalam bentuk rangkaian koordinat (x, y) untuk
mengkonstruksi fitur spasial seperti titik, garis, dan area. Data raster
menggunakan grid untuk merepresentasi variasi dari fitur spasial. Tiap sel
pada grid memiliki nilai yang berhubungan dengan karakteristik fitur spasial
dalam suatu lokasi. Titik dinyatakan dalam suatu grid-cell, garis dinyatakan
sebagai rangkaian grid-cell bersambungan di satu sisi, dan polygon
dinyatakan sebagai gabungan grid-cell yang bersambungan di semua sisi
(Chang 2002).

3
Integrated Architecture Framework (IAF)
Versi pertama yang dipatenkan oleh Capgemini, IAF dibuat pada
tahun 1996 dibawah pengaruh Zachman Framework dan ide Spewaks yang
dijelaskan pada bukunya yaitu Enterprise Architeture Planning (Capgemini
1967).
IAF merupakan versi sederhana dari Zachman Framework, dimana
keenam kolom pada Zachman Framework yaitu what, how where, who,
when dan why disederhanakan menjadi why, what, how dan with what. IAF
juga hanya memiliki 4 arsitektur domain yaitu business architecture
meliputi how dan who pada kolom Zachman, information architecture
meliputi what pada kolom Zachman, information systems meliputi when dan
how pada kolom Zachman, dan technology infrastructure meliputi where
pada kolom Zachman (Hofman et al. 2010). IAF dapat dilihat pada Gambar
1.

Gambar 1 Integrated Architecture Framework (IAF)
Pada analisis kebutuhan sistem menggunakan metode IAF, terdapat 3
tahap pada setiap masing-masing domain arsitektur yaitu tahap identifikasi
konseptual, identifikasi logikal, dan identifikasi fisikal. Sebelum
mengidentifikasi domain arsitektur dilakukan terlebih dahulu identifikasi
kontekstual terhadap proses bisnis yang menjadi latar belakang
pengembangan sistem. Identifikasi konseptual menghasilkan identifikasi
komponen domain yang diperlukan pada setiap arsitektur domain.
Identifikasi logikal menghasilkan identifikasi komponen-komponen logikal
yang diperlukan, sehingga hasil identifikasi konseptual dapat diperjelas.
Identifikasi fisikal menghasilkan identifikasi berbentuk ilustrasi pemetaan
lokasi eksekusi proses pada dunia nyata (Hofman et al. 2010).
Pada IAF terdapat bagian-bagian dari identifikasi pada setiap artifak
yang memiliki keterkaitan pada setiap identifikasi (Hofman et al. 2010).
Terdapat 3 buah bagian artifak yaitu:
1
Domain komponen, merupakan penentuan komponen yang
diperlukan pada setiap identifikasi artifak.

4
2

Model interaksi komponen, merupakan model interaksi dari domain
komponen yang sudah ditentukan.
3
Hubungan kolaborasi komponen, merupakan identifikasi hubungan
kolaborasi yang terjadi pada setiap domain komponen sehingga
model interaksi yang sudah teridentifikasi sebelumnya dapat
teranalisis lebih jelas.
Fasilitas Kesehatan
Menurut Riset Fasilitas Kesehatan (RIFASKES) tahun 2011, fasilitas
kesehatan yang ada di Indonesia meliputi rumah sakit, klinik, puskesmas,
dan laboratorium.

METODE
Pada Penelitian ini digunakan pendekatan arsitektur Integrated
Architecture Framework (IAF) untuk menganalisis dan merepresentasi
kebutuhan dari sistem informasi fasilitas geografis fasilitas medis. IAF
memiliki sebuah matriks berukuran 4x4 yang menghubungkan 4 buah
artifak berupa kontekstual (why), konseptual (what), logikal (how), dan
fisikal (with what) dengan 4 buah arsitektur domain yang meliputi domain
business, information, information system, dan technology infrasturktur.
Metode Penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Metode Penelitian
Alur Analisis mengacu pada model perancangan arsitektur pada IAF,
dimana identifikasi kontektual (why) diidentifikasi terlebih dahulu pada

5
tahap awal, kemudian diidentifikasi berdasarkan masing-masing domain
arsitektur dimana setiap identifikasi pada domain arsitektur mengikuti alur
artifak pada arsitektur yaitu konseptual (what), logikal (how), dan fisikal
(with what) (Hofman, et’all 2010).
Perspektif Integrated Architecture Framework (IAF)
Indentifikasi Kontektual (why)
Identifikasi kontekstual merupakan identifikasi tahap awal yang
berguna untuk mendapatkan informasi penting mengenai latar belakang
proses bisnis yang terjadi terhadap sistem. Identifikasi kontekstual meliputi
tahap-tahap berikut:
1
Visi dan misi bisnis: identifikasi visi dan misi dari bisnis.
2
Strategi bisnis: identifikasi bagaimana lembaga ingin mencapai visi
yang sudah ditetapkan.
3
Objektif bisnis: identifikasi keluaran (output) yang mungkin muncul
baik secara positif (baik) atau negatif (buruk).
4
Model organisasi: identifikasi perangkat organisasi yang berlaku pada
lembaga.
5
Risiko: identifikasi risiko apakah yang mungkin muncul.
6
Stakeholder: identifikasi pihak yang terlibat, terdiri dari stakeholder
primer, sekunder dan kunci.
7
Prinsip arsitektur: identifikasi deskripsi, motivasi, implikasi, dan
jaminan terhadap sistem.
8
Kendala: identifikasi kendala yang mungkin muncul.
9
Cakupan (scope): identifikasi cakupan pada sistem.
Identifikasi Domain Arsitektur Bisnis
Identifikasi pada domain arsitektur bisnis meliputi identifikasi artifak
pada domain arsitektur, yaitu identifikasi konseptual (what), identifikasi
logikal (how), dan identifikasi fisikal (with what). Masing-masing
identifikasi dijelaskan sebagai berikut:
1
Identifikasi konseptual (what): identifikasi komponen domain apakah
yang terdapat pada domain bisnis.
2
Identifikasi logikal (how): identifikasi tiga tahap yang terdiri dari
identifikasi komponen logikal bisnis, identifikasi model interaksi
komponen logikal bisnis, dan identifikasi hubungan kolaborasi setiap
komponen logikal.
3
Identifikasi fisikal (with what): identifikasi 2 tahap yang terdiri dari
identifikasi komponen fisikal bisnis dan identifikasi model interaksi
komponen fisikal bisnis.
Identifikasi Domain Arsitektur Informasi
Identifikasi pada domain arsitektur informasi meliputi identifikasi
artifak domain arsitektur, yaitu identifikasi konseptual (what), identifikasi
logikal (how), dan identifikasi fisikal (with what). Masing-masing
identifikasi dijelaskan sebagai berikut:
1
Identifikasi konseptual (what): identifikasi objek informasi dan
layanan informasi.
2
Identifikasi logikal (how): identifikasi komponen logikal informasi.

6
Identifikasi fisikal (with what): identifikasi 2 tahap yang terdiri dari
identifikasi komponen fisikal informasi dan identifikasi standar,
aturan dan petunjuk.
Identifikasi Domain Arsitektur Sistem Informasi
Identifikasi pada domain sistem informasi meliputi identifikasi artifak
domain arsitektur, yaitu identifikasi konseptual (what), identifikasi logikal
(how), dan identifikasi fisikal (with what). Masing-masing idenifikasi
dijelaskan sebagai berikut:
1
Identifikasi konseptual (what): identifikasi 2 tahap yang terdiri dari
identifikasi layanan sistem informasi dan domain sistem informasi.
2
Identifikasi logikal (how): identifikasi komponen logikal sistem
informasi
3
Identifikasi fisikal (with what): identifikasi alat (tools) dan mesin
(engine) apakah yang mungkin digunakan pada pengembangan sistem.
Identifikasi Domain Arsitektur Infrastruktur Teknologi
Identifikasi pada domain infrastruktur teknologi tidak dilakukan
identifikasi artifak seperti domain arsitektur lainnya, melankan hanya
dilakukan identifikasi satu buah artifak yaitu identifikasi konseptual (what)
saja.
3

HASIL DAN PEMBAHASAN
Perspektif Integrated Architecture Framework (IAF)
Identifikasi Kontekstual
1
Visi dan Misi Bisnis
Dinas Kesehatan Kota Bogor merupakan lembaga kesehatan milik
pemerintah daerah Kota Bogor. Dinas Kesehatan Kota Bogor berlokasi di Jl.
Kesehatan No. 3 Bogor, lembaga daerah ini memiliki visi dan misi yang
jelas sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 yaitu
tentang Organisasi Perangkat Daerah, implementasi penataan kelembagaan
perangkat daerah menerapkan prinsip-prinsip organisasi, antara lain visi dan
misi yang jelas, pelembagaan fungsi staf dan fungsi lini serta fungsi
pendukung secara tegas, efisiensi dan efektifitas, rentang kendali serta tata
kerja yang jelas. Visi dan misi dari Dinas Kesehatan Kota Bogor yaitu:
Visi: Masyarakat Kota Bogor sehat dan mandiri.
Misi: Menyediakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
terjangkau, menggerakkan kemandirian masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan lingkungan, meningkatkan
kualitas sumberdaya kesehatan yang profesi.
2
Strategi Bisnis
Dinas Kesehatan Kota Bogor menetapkan strategi khusus dalam
mencapai visi yang dimiliki, strategi ini direncanakan oleh Kepala Dinas
dan ketua perencanaan umum. Strategi yang dijalankan oleh Dinas
Kesehatan Kota Bogor yaitu:
a Membangun fasilitas kesehatan yang lokasinya tersebar merata di
penjuru Kota Bogor.
b Melakukan sosialisasi terhadap masyarakat mengenai penanganan
tahap awal dan pencegahan terhadap penyakit.

7
c

Membangun sebuah sistem pemetaan yang dapat memudahkan
masyarakat untuk menemukan lokasi fasilitas kesehatan di Kota
Bogor.
d Menyebarkan informasi seputar kesehatan dan berita kesehatan
melalui website Dinas Kesehatan Kota Bogor.
Sistem Informasi Fasilitas Kesehatan Kota Bogor (SIGFMKB), oleh
Dinas Kesehatan Kota Bogor diharapkan dapat memiliki kriteria dan fitur
yang interaktif yaitu:
a Memiliki admin kontrol dan admin, admin kontrol merupakan
staf khusus bagi Dinas Kesehatan dan admin merupakan staf dari
lembaga-lembaga dibawah Dinas Kesehatan.
b Semua data dan informasi dikontrol dan di-update oleh oleh
admin kontrol.
c Admin memasukan data terkait dengan lembaga masing-masing
untuk di-update, dimana data yang dimasukan adalah jumlah bed
yang tersedia, informasi fasilitas pada lembaga dan jadwal dokter.
d Memiliki fitur chat interaktif, chat interaktif diharapkan dapat
memudahkan pengguna dalam mendapatkan informasi seputar
lokasi fasilitas medis dan informasi umum mengenai fasilitas
medis tersebut.
e Memiliki fitur review, review dapat diberikan oleh pengguna yang
telah mengunjungi lokasi fasilitas medis dan review tersebut harus
disetujui terlebih dahulu oleh admin kontrol sebelum ditampilkan
pada sistem. Review dapat berupa pendapat, masukan, atau cerita
mengenai pengalaman pengguna selama memakai fasilitas medis
yang dikunjungi.
f Data untuk peta pada sistem informasi geografis menggunakan
data spasial dengan referensi koordinat.
g Informasi seperti alamat, nomor telepon, website lembaga, dapat
ditampilkan pada pop up balloon, sedangkan untuk jadwal dokter,
informasi jumlah bed, informasi fasilitas, dan review, ditampilkan
pada bagian sistem informasi.
3
Objektif Bisnis
Pada perencanaan pengembangan SIGFMKB, Dinas Kesehatan telah
memperkirakan keluaran (output) yang mungkin muncul dari segala sudut
aspek yang munkin terjadi, sehingga didapatkan objektif bisnis sebagai
berikut:
a Buruk:
 Adanya pengeluaran tambahan yang harus dikeluarkan guna
memenuhi kebutuhan selama pengembangan sistem
berlangsung
 Adanya penambahan tenaga kerja khusus untuk fokus
dipekerjakan terhadap SIGFMKB.
 Dinas Kesehatan tidak siap dengan adanya sistem ini karena
kurangnya wawasan mengenai sistem informasi geografis
dan tidak ada divisi khusus pada bidang teknologi dan
informasi
pada
perangkat
organisasi.

8
b

Baik:
 Masyarakat yang membutuhkan informasi mengenai
lokasi fasilitas kesehatan di Kota Bogor akan dimudahkan
dengan berjalannya SIGFMKB
 Visi Dinas Kesehatan menjadi lebih mudah untuk
direalisasikan.
 Terpecahkannya masalah lokasi fasilitas kesehatan yang
letaknya tersebar sehingga masyarakat lebih mudah untuk
menjangkau lokasi.
 Masyarakat dapat melihat jadwal dokter dan mengetahui
layanan yang dapat diberikan oleh masing-masing tempat
fasilitas kesehatan.
4
Model Organisasi
Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2008 tentang
organisasi perangkat daerah, Dinas Kesehatan memiliki ketetapan terhadap
model organisasi yang dijalankan, yaitu seperti pada Gambar 3.

Gambar 3 Model Organisasi Dinas Kesehatan Kota Bogor
Organisasi pada Dinas Kesehatan dipimpin oleh Kepala Dinas yang
dibantu oleh staf dan pengurus yang dipimpin, yaitu:
a Sekretariat yang terdiri dari sub bagian umum dan kepegawaian,
sub bagian keuangan, sub bagian perencanaan dan pelaporan.
b Kelompok jabatan fungsional yaitu:
 Bidang pemberdayaan kesehatan masyarakat yang terdiri dari
seksi promosi kesehatan, seksi peran serta masyarakat, dan
seksi pembiayaan kesehatan masyarakat.

9


Bidang pencegahan pengendalian penyakit dan kesehatan
lingkungan yang terdiri dari seksi pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular, seksi pencegahan
pengendalian penyakit tidak menular, dan seksi kesehatan
lingkungan.
 Bidang pembinaan kesehatan keluarga yang terdiri dari seksi
kesehatan ibu dan anak, seksi kesehatn remaja dan lansia, dan
seksi gizi.
 Bidang pelayanan kesehatan yang terdiri dari seksi pelayanan
kesehatan dasar dan rujukan, seksi pembinaan dan
pengendalian saranan kesehatan swasta, dan seksi
pembekalan kesehatan, pengawasan obat dan makanan.
c UPID puskesmas.
d UPID laboratorium kesehatan daerah (LABKESDA).
5

Risiko
Dalam upaya pengembangan SIGFMKB Dinas Kesehatan Kota Bogor
telah memikirkan risiko yang dapat muncul ketika SIGFMKB
direalisasikan, dimana risiko tersebut yaitu:
a Munculnya informasi yang tidak akurat terhadap fasilitas medis.
b Munculnya review yang dapat membawa citra buruk terhadap
fasilitas medis.
c Sinkronisasi data yang dimasukan dengan keadaaan sebenarnya
terhadap jumlah bed dan jadwal dokter tidak tepat.
d SIGFMKB tidak dapat diakses oleh masyarakat.
Stakeholder
Pada IAF terdapat tiga macam stakeholder, yaitu stakeholder primer,
stakeholder sekunder, dan stakeholder kunci. Dalam kasus SIGFMKB
stakeholder yang terlibat yaitu:
a Stakeholder primer: kepala Dinas Kesehatan.
b Stakeholder sekunder: admin kontrol, admin, dan staf khusus chat
interaktif, teknisi.
c Stakeholder kunci: pengguna sistem.
6

7

Prinsip Arsitektur
Prinsip arsitektur terhadap SIGFMKB menjadi sangat penting karena
dapat dijadikan sebagai landasan analisis bagi arsitektur pada IAF. Prinsip
arsitektur pada SIGFMKB yaitu:
Deskripsi: SIGFMKB merupakan sebuah sistem informasi geografis
fasilitas medis Kota Bogor yang tidak hanya menyajikan peta kepada
pengguna, namun juga menyajikan informasi terkait mengenai fasilitas
medis tersebut.
Motivasi: Motivasi yang melatarbelakangi direncanakannya
SIGFMKB adalah ditemukannya masalah terhadap penyabaran lokasi
fasilitas medis di Kota Bogor yang sulit dijangkau masyarakat, juga
kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap informasi mengenai fasilitas
medis tersebut.

10
Implikasi: Pengguna SIGFMKB dapat lebih mudah dalam
menjangkau lokasi fasilitas medis terdekat dan memanfaatkan informasi
yang disediakan agar lebih optimal dalam memanfaatkan fasilitas medis
yang tersedia.
Jaminan: Kepuasan pengguna terus dipantau bersamaan dengan
tingkat retensi pengguna.
8

Kendala
Kendala pada perancangan arsitektur merupakan hal nyata yang harus
dihadapi. Kendala tersebut sudah harus diperkirakan pada analisis
kontekstual. Bersama dengan Dinas Kesehatan Kota Bogor penulis sudah
memperkirakan kendala yang mungkin muncul, 3 kendala utama yang
sudah diperkirakan yaitu:
a Belum ada tenaga kerja terlatih yang siap untuk dipekerjakan
terhadap sistem.
b Dana yang mungkin dibutuhkan selama pengembangan sistem
berlangsung tidak ada dalam anggaran.
c Tidak ada divisi khusus terhadap bidang teknologi dan informasi
pada perangkat organisasi Dinas Kesehatan Kota Bogor.
9

Cakupan (scope)
Pada tahap ini identifikasi harus dapat mengidentifikasi layanan dan
membagi layanan kedalam dua kelompok, yaitu kelompok dalam cakupan
(in scope) dan kelompok diluar cakupan (out of scope). Kelompok dalam
cakupan merupakan atribut-atribut yang berhubungan langsung dengan
SIGFMKB, sedangkan untuk kelompok diluar cakupan merupakan atributatribut yang tidak behubungan langsung dengan SIGFMKB. Hasil
identifikasi pada cakupan yaitu:
a Kelompok dalam cakupan (in scope)
 Layanan informasi fasilitas medis
 Layanan chat interaktif
 Layanan pencarian lokasi fasilitas medis
b Kelompok diluar cakupan (out of scope)
 Layanan penyuluhan kesehatan
 Layanan pengaduan masyarakat
 Layanan rujukan fasilitas medis
Identifikasi Domain Arsitektur Bisnis
1
Identifikasi Konseptual (what)
Domain pada domain bisnis merupakan rantai nilai atau subjek dan
objek yang terlibat langsung dengan proses bisnis dan sistem. Dari hasil
identifikasi domain terhadap domain bisnis, didapatkan 5 buah domain
sebagai berikut:
a Pengguna: memasukan perintah terhadap sistem.
b Sistem (SIGFMKB): menerima perintah, menyimpan data,
menampilkan data.

11
c

Admin kontrol: meng-update data informasi, menerima review,
dan data masukan dari admin.
d Operator chat: melayani pengguna yang bertanya langsung
melalui chat interaktif.
e Admin: memasukan data masing-masing lembaga.Sistem pada
f SIGFMKB.
Kelima domain tersebut membentuk rantai nilai yang jelas didalam
sistem sehingga tugas dari masing-masing domain terlihat secara
konseptual. Rantai nilai domain bisnis dapat dilihat dalam diagram usecase
pada Lampiran 1.
2

Identifikasi Logikal (how)
Identifikasi komponen logikal bisnis: komponen logikal bisnis
merupakan identifikasi proses komponen terhadap pengguna dan perangkat
organisasi (kepuasan bisnis). Hasil identifikasi komponen logikal bisnis
adalah sebagai berikut:
a Proses komponen logikal terhadap kepuasan pengguna terdiri dari
proses perintah pengguna, proses menampilkan perintah
pengguna, dan proses tanya-jawab pada fitur chat interaktif.
b Proses komponen logikal terhadap kepuasan bisnis terdiri dari
proses perintah bisnis, proses pengolahan data, dan proses tanyajawab chat interaktif.
Identifikasi model interaksi komponen logikal bisnis: dari hasil
identifikasi komponen logikal, maka proses komponen dikelompokan
sebagai barikut:
a Penerimaan perintah pengguna
b Penyimpanan data
c Chat interaktif
d Operator
e Admin kontrol
f Admin
Hasil model interaksi dibuat secara sekuensial pada setiap komponen.
Ilustrasi model interaksi komponen logikal bisnis dapat dilihat pada
Lampiran 2.
Identifikasi hubungan kolaborasi komponen logikal bisnis: dari
proses komponen terdapat proses yang bisa dikolaborasikan menjadi satu,
sehingga didapatkan hasil sebagai bagai berikut:
a Komponen A, terdiri dari penerimaan perintah pengguna.
b Komponen B, terdiri dari penyimpanan data.
c Komponen C, terdiri dari chat interaktif dan operator.
d Komponen D, terdiri dari admin kontrol dan admin.
Ilustrasi hubungan kolaborasi komponen logikal bisnis dapat dilihat
pada Lampiran 3.
Identifikasi Fisikal (with what)
Identifikasi komponen fisikal bisnis: komponen fisikal merupakan
upaya pemetaan arsitektur pada kehidupan nyata perangkat organisasi,
3

12
sehingga dari hasil wawancara komponen fisikal bisnis dalam sistem dan
perangkat organisasi adalah sebagai berikut:
a Penerimaan perintah pengguna diterima oleh sistem di kantor
Dinas Kesehatan Kota Bogor.
b Penyimpanan data dilakukan di kantor Dinas Kesehatan Kota
Bogor.
c Chat interaktif dan operator dilakukan di tempat pengguna dan
kantor Dinas Kesehatan Kota Bogor.
d Admin kontrol dan admin dilakukan di kantor Dinas Kesehtan
Kota Bogor dan lembaga masing-masing.
Identifikasi model interaksi komponen fisikal bisnis: dari hasil
identifikasi komponen fisikal bisnis, hasilnya diilustrasikan ke dalam model
interaksi komponen fisikal bisnis. Ilustrasi tersebut dapat dilihat pada
Lampiran 4.
Identifikasi Domain Arsitektur Informasi
1
Identifikasi Konseptual (what)
Identifikasi objek informasi: objek informasi merupakan subjek dari
komunikasi pada bisnis. Objek informasi menjelaskan komunikasi yang
terjadi pada layanan bisnis. Hasil identifikasi objek informasi adalah sebagai
berikut:
a Pencarian alamat merupakan masukan perintah dari pengguna
untuk medapatkan informasi lokasi fasilitas medis.
b Pencarian informasi merupakan masukan perintah dari
pengguna untuk mendapatkan informasi fasilitas medis.
c Chat interaktif merupakan komunikasi yang terjadi diantara
pengguna dengan operator.
d Data dimasukan dan di-update oleh admin dan admin kontrol.
e Review merupakan masukan dari pengguna terhadap fasilitas
medis yang di terima oleh admin kontrol.
Identifikasi layanan informasi: layanan informasi mengidentifikasi
objek mana saja yang menjadi input (get), berubah (transform), dan create
(write). Hasilnya adalah sebagai berikut:
a Menerima perintah memasukan perintah data dari alamat, data
alamat berubah pada penyimpanan data, chat interaktif menulis isi
data alamat kepada pengguna.
b Menerima perintah memasukan perintah data dari informasi, data
informasi berubah pada penyimpanan data, chat interaktif menulis
isi data informasi kepada pengguna.
c Menerima perintah mendapatkan perintah dari pengguna dan
merubah data pada chat interaktif.
d Pencarian alamat dan informasi membuat data pada menerima
perintah, merubah data pada penyimpanan data, membuat data
pada chat interaktif.
e Review merubah data pada penyimpanan data, menerima perintah
memasukan review.
Ilustrasi hasil identifikasi layanan informasi dapat dilihat pada Tabel 1
pada Lampiran 5.

13
2

Identifikasi Logikal (how)
Identifikasi komponen logikal informasi: hasil identifikasi layanan
informasi pada tahap sebelumnya, dibuat lebih spesifik lagi sehingga
komponen logikalnya terlihat dengan jelas sebagai berikut:
a (Alamat, alamat): penyimpanan data
b (Alamat, informasi): penyimpanan data
c (Alamat, pencarian alamat dan informasi): menerima peintah,
penyimpanan data
d (Informasi, alamat): penyimpanan data
e (Informasi, informasi): penyimpanan data
f (Informasi, pencarian alamat dan informasi): penyimpanan data,
menerima perintah
g (Pengguna, alamat): chat interaktif, pencarian alamat dan
informasi
h (Pengguna, informasi): chat interaktif, pencarian alamat dan
informasi
i (Pengguna, pengguna): menerima perintah, chat interaktif
j (Pencarian alamat dan informasi, alamat): penyimpanan data
k (Pencarian alamat dan informasi, informasi): penyimpanan data
l (Pencarian alamat dan informasi, pencarian alamat dan informasi)
penyimpanan data
m (Review, review): penyimpanan data
Identifikasi ini menggunakan tabel yang terdapat pada Tabel 2 pada
Lampiran 6.
Identifikasi Fisikal (with what)
Identifikasi komponen fisikal informasi: memetakan komponen
logikal informasi kedalam kehidupan nyata perangkat organisasi. Hasil
identifikasi didapatkan bahwa semua komponen prosesnya dilakukan di
Kantor Dinas Kesehatan Kota Bogor. Ilustrasi identifikasi dapat dilihat pada
Gambar 4.
3

Gambar 4 Komponen fisikal informasi

14
Identifikasi standar dan petunjuk: Identifikai ini berguna untuk
membentuk suatu standardisasi aturan terhadap sistem ketika dioperasikan.
Hasil identifikasi standar dan petunjuk adalah sebagai berikut:
a Aturan 1 mengenai chat interaktif: harus berlaku sopan dan
melayani pengguna dengan sebaik-baiknya
b Aturan 2 mengenai chat interaktif: ketika pengguna bertanya
informasi mengenai fasilitas medis, operator harus memberikan
referensi berupa link internal yang sekiranya dapat menjawab
pertanyaan tersebut.
c Aturan 3 mengenai chat interaktif: tugas operator hanya
menjawab pertanyaan yang sesuai dengan topik sistem, operator
berhak mengakhiri sesi tanya-jawab bila pertanyaan sudah tidak
sesuai dengan topik sistem.
d Aturan 4 mengenai admin: admin wajib meng-update data
lembaganya setiap 1 minggu sekali.
e Aturan 5 mengenai admin kontrol: admin kontrol bertugas untuk
menentukan review yang pantas untuk di tampilkan, mengontrol
keseluruhan data pada sistem, dan membuat laporan.
Identifikasi Domain Arsitektur Sistem Informasi
1
Identifikasi Konseptual (what)
Identifikasi layanan sistem informasi: layanan pada sistem
informasi diidentifikasi berdasarkan objek informasi yang sudah
diidentifikasi sebelumnya, sehingga didaptkan hasil sebagai berikut:
a Menerima perintah: Menerima permintaan alamat, menerima
permintaan informasi, mengirim data chat interaktif, merima data
pencarian, menerima masukan perintah dari admin kontrol,
admin, dan pengguna, menerima perintah pencarian lokasi dengan
SIG.
b Penyimpanan data: menyimpan data alamat, menyimpan data
informasi, menyimpan data koordinat, menyimpan data pencarian,
menyimpan review.
c Chat interaktif: interaksi pengguna dengan operator dengan tanyajawab.
d Operator: menjawab pertanyaan pengguna.
e Admin: memasukan data lembaga masing-masing kedalam sistem
menggunakan login.
f Admin kontrol: mengontrol seluruh data yang masuk, menerima
review pengguna.
Identifikasi domain sistem informasi: domain sistem informasi
digunakan untuk mengkomunikasikan layanan sistem informasi,
berdasarkan manajemen dari stakeholder yang terlibat agar dapat berjalan
dengan baik. Hasil identifikasinya adalah sebagai berikut:
a Management Dinas Kesehatan Kota Bogor: bertanggung jawab
terhadap kontrol sistem sepenuhnya, menyediakan admin kontrol
dan operator.
b Management lembaga: menyediakan admin khusus untuk
SIGFMKB.

15
c

Pengguna: memberikan feedback (umpan balik) secara otomatis
ketika sistem berjalan.

2

Identifikasi Logikal (how)
Identifikasi komponen logikal sistem informasi: hasil
identifikasinya adalah sebagai berikut:
a SIG: pencarian lokasi, meliputi data spasial dengan referansi
koordinat. Contoh data dapat dilihat pada lampiran 7, 8 dan 9.
b Chat interaktif: layanan tanya-jawab yang disediakan untuk
pengguna. Sistem dapat dikembangkan dengan menggunakan
chat engine.
c Sistem informasi: layanan mengenai informasi fasilitas medis.
Identifikasi logikal sistem diilustrasikan pada Lampiran 11

Identifikasi Fisikal (with what)
Identifikasi komponen fisikal yaitu menentukan bentuk layanan yang
dapat digunakan pada SIGFMKB. Hasil identifikasinya adalah sebagai
berikut:
a Layanan SIG menggunakan Google Maps API
b Layanan chat interaktif dapat menggunakan chat engine yang
ready-to-plug.
c Sistem dapat dibuat menggunakan CMS, atau framework tertentu.
d Sistem dapat menggunakan search engine yang dapat langsung
dipasang kedalam sistem.
e Sistem dapat diakses secara mobile dan non mobile.
3

Domain Arsitektur Infrastruktur Teknologi
Identifikasi konseptual terhadap domain infrastruktur mengidentifikasi
proses apakah yang terlibat pada layanan sistem informasi. Hasil
identifikasinya dapat dilihat pada Lampiran 10.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa analisis kebutuhan SIGFMKB
telah berhasil dilakukan dengan menggunakan integrated architecture
framework (IAF). Kebutuhan pengembangan sistem pada tahap selanjutnya
telah didokumentasikan dalam bentuk ERD. Hasil kesimpulan identifikasi
pada setiap domain arsitektur:
1
Domain bisnis, dari hasil identifikasi, pada domain bisnis dihasilkan
ide mengenai perusahaan atau lembaga yang mengembangkan sistem
dan latar belakang bisnis dari perusahaan atau lembaga tersebut,
sehingga ketika sistem dikembangkan pengembang menjadi lebih
mudah untuk mengenal struktur bisnis dan perangkat organisasi pada
perusahaan atau lembaga.
2
Domain informasi, dari hasil identifikasi, pada domain informasi
dihasilkan informasi seperti komunikasi yang terjadi pada setiap objek
terkait didalam sistem, tugas (task) apakah yang dilakukan oleh setiap

16
objek, juga mengenai standar dan petunjuk yang berlaku terhadap
sistem ketika sistem berjalan, sehingga pengembang mendapat
gambaran jelas mengenai kinerja sistem.
3
Domain sistem informasi, dari hasil identifikasi, pada domain sistem
informasi dihasilkan identifikasi layanan yang disediakan oleh sitem
terhadap pengguna, dan tugas yang dilakukan oleh admin kontrol dan
admin. Selain itu dihasilkan juga kriteria komponen fisikal yang dapat
digunakan dalam pengembangan sistem.
4
Domain teknologi infrastruktur, dari hasil identifikasi konseptual pada
domain infrastruktur dihasilkan informasi mengenai struktur proses
apakah yang bekerja terhadap sistem sehingga baik pengembang
maupun pemilik bisnis dapat mengestimasikan struktur layanan dan
perangkat terkait yang diperlukan pada struktur layanan tersebut.
Saran
Hasil penelitian ini merupakan analisis kebutuhan awal pada
SIGFMKB, sehingga, bila diperlukan, dapat dilakukan analisis kebutuhan
lanjutan dengan memperinci setiap sel pada matrix IAF.

DAFTAR PUSTAKA
Chang, KT. 2002. Introduction to Geographic Information System. ED ke2. New York: McGraw-Hill Book Company.
Kaswidjanti. 2008. Sistem Informasi Pariwisata Bogor. Sarjana Ilmu
Komputer. Bogor: IPB
Hoffman, Aaldert. et al. 2010. The Integrated Architecture Framework
Explained: Why, What, How. Berlin: Cap Gemini SA.
Arronoff S. 1989. Geographic Information System: A Management
Perspective. Ottawa Canada: WDL Publication.
Burrough P. 1986. Principle of Geogrpahical Information System for Land
Resources Assesment. Claredon Press: Oxford.
Anggraeni, A. 2008. Sistem Informasi Geografis Fasilitas Kota Bogor
Berbasis Web Menggunakan ALOV MAP [skripsi]. Bogor: Fakultas
MIPA, Institut Pertanian Bogor.

17
Lampiran 1 Use case domain bisnis

18
Lampiran 2 Model interaksi komponen logikal bisnis

19
Lampiran 3 Hubungan kolaborasi komponen logikal bisnis

20
Lampiran 4 Model interaksi komponen fisikal bisnis

21
Lampiran 5 Identifikai layanan informasi

22
Lampiran 6 Komponen logikal informasi

23

Lampiran 7 Contoh data spasial referensi koordinat rumah sakit

24
Lampiran 8 Contoh data spasial referensi koordinat puskesmas

25
Lampiran 9 Contoh data spasial referensi koordinat laboratorium dan apotik

26

Lampiran 10 Identifikai konseptual domain teknologi infrastruktur

27
Lampiran 11 Identifikasi logikal sistem informasi

28
Lampiran 12 Entity relationship diagram

29

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 4 Desember 1990. Penulis
merupakan anak pertama dari pasangan Ir. Dedi R. Radjadi dan Ir. Era
Irhamni. Pada tahun 2008 penulis menyelesaikan pendidikan jenjang SMA
di SMA Negeri 6 Mahakam, Jakarta. Penulis diterima di Institut Pertanian
Bogor (IPB) melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD) sebagai
mahasiswa di Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam.
Selama aktif sebagai mahasiswa, penulis pernah menjabat sebagai
ketua divisi Fokerz (Film of Ilkomerz) pada Himpunan Mahasiswa Ilmu
Komputer (HIMALKOM) (2009-2010). Penulis turut aktif di beberapa
kegiatan kepanitian seperti PC pada Pesta Sains (2011), Masa Perkenalan
Departemen (MPD) Departemen Ilmu Komputer (Grafity 46) (2010). Selain
itu, penulis malaksanan kegiatan Praktik Kerja Lapangan di Kementrian
Lingkungan Hidup pada tahun 2011.