The Effects of Home Gardening Utilization and Extension on Vegetables Consumption and Nutrient Intake

PENGARUH PEMANFAATAN PEKARANGAN DAN PENYULUHAN
TERHADAP KONSUMSI SAYUR DAN ASUPAN GIZI
RUMAH TANGGA DAN BALITA

RIAN DIANA

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Pengaruh Pemanfaatan
Pekarangan dan Penyuluhan Terhadap Konsumsi Sayur dan Asupan Gizi Rumah
Tangga dan Balita adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2014

Rian Diana
NIM 151110051

RINGKASAN
RIAN DIANA. Pengaruh Pemanfaatan Pekarangan dan Penyuluhan Terhadap
Konsumsi Sayur dan Asupan zat Gizi Rumah Tangga dan Balita. Dibimbing oleh
ALI KHOMSAN dan DADANG SUKANDAR.
Sayur dan buah merupakan salah satu komponen diet yang sehat. Akan
tetapi konsumsi sayur dan dan buah terutama sayuran masih dibawah rekomendasi
yang dianjurkan. Penelitian kuasi eksperimental ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh pemanfaatan pekarangan dan penyuluhan terhadap konsumsi sayur dan
asupa gizi rumah tangga dan balita. Penelitian dilakukan di Kecamatan
Tamansari. Responden dalam penelitian ini adalah anggota posyandu yang
memiliki balita (n=61). Terdapat 31 rumah tangga kelompok kontrol dan 30
rumah tangga kelompok intervensi. Konsumsi sayur dan asupan zat gizi
dikumpulkan menggunakan metode recall 2x24 jam. Paket tanaman pekarangan
dan penyuluhan gizi diberikan kepada kelompok intervensi. Analisis data

menggunakan independet t-test dan Mann Whitney untuk membandingkan
perbedaan variabel antara kelomppok kontrol dan intervensi. Paired t-test dan
Wilcoxon test dilakukan untuk mengetahui perbedaan pre dan post intervensi.
Hubungan antara dua variabel dianalisis menggunakan Rank Spearman. Faktorfaktor yang berpengaruh terhadap konsumsi sayur dan asupan zat gizi dianalisis
menggunakan MANOVA.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan gizi
setelah dilakukannya penyuluhan. Pemanfaatan pekarangan terkendala dengan
sempitnya lahan pekarangan. Konsumsi sayur rumah tangga dan balita kurang dari
1 porsi per kapita per hari. Asupan zat gizi rumah tangga mengalami peningkatan
tetapi tidak berbeda nyata antar kedua kelompok. Sementara itu, asupan energi,
protein, kalsium, fosfor, dan besi kelompok kontrol lebih baik dibandingkan
kelompok intervensi. Hal ini dapat disebabkan oleh tingginya pendapatan rumah
tangga di kelompok kontrol sehingga memiliki akses pangan yang lebih baik
dibandingkan kelompok intervensi.
Hasil uji multivariat menunjukkan bahwa konsumsi sayur buah rumah
tangga dipengaruhi oleh luas pekarangan dan pengeluaran rumah tangga.
Sementara itu, konsumsi sayur lainnya dipengaruhi oleh interaksi antara jumlah
anggota keluarga dan usia ibu. Tidak ada variabel yang secara signifikan
mempengaruhi asupan vitamin A dan C rumah tangga dan konsumsi sayur balita.
Asupan vitamin A balita dipengaruhi oleh jumlah anggota rumah tangga,

pendidikan ibu, pengeluaran rumah tangga, pengetahuan gizi ibu, dan kebiasaan
makan sayur sejak dini. Sementara itu, asupan vitamin C balita dipengaruhi oleh
jumlah anggota rumah tangga, pengeluaran rumah tangga, pengetahuan gizi ibu,
dan kebiasaan makan sayur sejak dini. Pemanfaatan pekarangan dan penyuluhan
memberikan pengaruh yang signifikan pada asupan zat gizi balita, namun belum
dapat memberikan pengaruh yang signifikan pada konsumsi sayur rumah tangga
dan balita.

Kata kunci: asupan zat gizi, konsumsi sayuran, pekarangan, penyuluhan gizi

SUMMARY
RIAN DIANA. The Effects of Home Gardening Utilization and Extension on
Vegetables Consumption and Nutrient Intake. Supervised by ALI KHOMSAN
and DADANG SUKANDAR.
Vegetables and fruits (VF) are important in healthy diets. However, the
consumption of VF especially vegetables are still below the recommendations.
This Quasi experimental nonequivalent groups design aimed to analyze the effects
of home gardening utilization and extension on vegetables consumption. The
subjects were the posyandu member in Tamansari Subdistrict. Households (HH)
with children under 5 years old were included in this study (n=61); 31 HH as

control group and 30 HH as an intervention group. The vegetable consumption
was determined by recall 2x24 hours. Home gardening package, and nutrition
extension were given to the intervention group. Independent t-test and Mann
Whitney were performed to compare the difference between groups and paired ttest and Wilcoxon test within the groups. Rank Spearman was used to correlate
between variable. Multivariate general linear modeling using MANOVA was
used to analyze the determinants of vegetables consumption.
The result showed that home garden utilization is contrained by the
narrowness of the yards. The vegetable consumption in both groups are less than
one portion/capita/day. Nutrition extension improved nutrition knowledge
(p 12 tahun)
1. Petani
2. Pedagang
3. Buruh tani
4. Buruh non tani
5. PNS
6. Jasa
7. Ibu rumah tangga
8. Lainnya
1. Ya
2. Tidak

1. ≤10 m2
2. 11-30 m2
3. >30 m2
1. Rendah (17)
1. Kurang (≤ 77%)
2. Normal (> 77%)

Analisis data disajikan dalam bentuk deskriptif meliputi rata-rata, standar
deviasi, median, interquartile range (IQR) dan frekuensi. Untuk membandingkan
perbedaan variabel antar kelompok kontrol dan intervensi dilakukan uji beda
independent t-test dan Mann Whitney. Sementara itu, perbedaan data pre dan post
diuji menggunakan Paired t-test dan Wilcoxon Signed Ranks Test. Hubungan antara

10
dua variabel diketahui menggunakan Rank Spearman. Faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap konsumsi sayur dianalisis menggunakan MANOVA.
Sebelum data dianalisis secara multivariat, hubungannya tidak linear oleh karena
itu, ditranformasi menjadi eksponensial. Konsumsi sayur buah dan sayur lainnya
ada yang bernilai nol, oleh karena itu ditambah 1 sehingga dapat di logaritma
natural (ln). Data konsumsi sayur ditransformasi menggunakan ln (Y+1). Jika

hipotesis nol (H0) ditolak maka analisis data dilanjutkan ke univariate sehingga
didapat model akhir multivariate.
Model konsumsi sayur rumah tangga yang digunakan adalah :
Hipotesis :
H0 =

H1 =

Keterangan :
= Y1+1, Y1 = konsumsi sayur buah RT (g)
= Y2+1, Y2 = = konsumsi sayur lainnya RT (g)
X1 = luas pekarangan (m2)
X2 = pengeluaran rumah tangga (Rp/kap/bulan)
X3 = perkalian ln jumlah anggota rumah tangga dengan ln usia ibu
Model asupan vitamin A dan vitamin C balita yang digunakan adalah :

Hipotesis :

Keterangan :
= Y1+1, Y1 = asupan vitamin A (RE)

= Y2+1, Y2 = = asupan vitamin C (mg)
X1 = jumlah anggota rumah tangga (orang)
X2 = pendidikan ibu (tahun)
X3 = pengeluaran rumah tangga (Rp/kap/bulan)
X4 = pengetahuan gizi ibu
X5 = kebiasaan makan sayur sejak dini

11

3. DEFINISI OPERASIONAL

Balita adalah anak yang berumur di bawah 5 tahun.
Efikasi diri adalah harapan seseorang mengenai kemampuannya untuk melakukan
suatu perilaku tertentu.
Kebiasaan makan adalah perilaku, cara dan kebiasaan yang dilakukan seseorang
dalam hal konsumsi pangan.
Konsumsi pangan adalah konsumsi pangan dalam hal jenis dan jumlah yang
dimakan yang dikumpulkan dengan cara recall 2x 24 jam.
Konsumsi sayur adalah konsumsi sayur dalam hal jenis dan jumlah yang dimakan
yang dikumpulkan dengan cara recall 2x 24 jam.

Pekarangan adalah lahan di sekitar rumah, memiliki batas lahan dan kepemilikan
yang jelas, dapat ditanami berbagai jenis tumbuhan atau tempat memelihara
berbagai jenis ternak dan ikan.
Pemanfaatan pekarangan adalah pendayagunaan lahan pekarangan dengan
bertanam sayuran untuk memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga.
Pemanfaatan pekarangan meliputi luas lahan, produksi, dan frekuensi panen.
Pendapatan rumah tangga adalah total penghasilan yang diperoleh seluruh anggota
rumah tangga baik dari pekerjaan utama maupun pekerjaan tambahan atau
lainnya (pemberian, hadiah) selama satu bulan terakhir dinyatakan dalam
rupiah/kapita/bulan.
Penyuluhan gizi adalah upaya peningkatan pengetahuan gizi yang dilakukan untuk
mendorong terjadinya perubahan perilaku meliputi materi gizi untuk balita,
gizi untuk anak, pemilihan makanan untuk balita, sanitasi dasar, keamanan
pangan, budidaya sayur di pekarangan, dan demo memasak makanan camilan
dari sayuran.
Praktek pemberian makan adalah perilaku orangtua khususnya Ibu dalam praktek
pemberian makan anak balitanya.
Preferensi pangan adalah suka atau tidaknya seseorang terhadap jenis pangan
tertentu.
Produktivitas sayuran adalah produksi sayur dibagi dengan luas lahan sayur.

Rumah tangga adalah seseorang atau sekelompok orang yang berada dalam satu
rumah, tinggal bersama, makan dari satu dapur, dan dikepalai oleh seorang
kepala rumah tangga
Sayuran adalah bagian tanaman yang dapat atau layak disayur untuk dimakan
secara matang maupun mentah.
Sayuran buah adalah adalah bagian tanaman (buah) yang dapat atau layak disayur
untuk dimakan secara dimasak maupun mentah (tomat, pare, terong, dll).
Sayuran lainnya adalah adalah bagian tanaman selain bagian buah seperti bagian
umbi, batang dan daun yang dapat atau layak disayur untuk dimakan secara
dimasak maupun mentah (kangkung, bayam, wortel, buncis, dll).
Sosio demografi adalah karakteristik rumah tangga ditinjau dari usia, jenis kelamin,
jumlah anggota rumah tangga, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan.
Tingkat pendidikan adalah lama waktu menempuh pendidikan formal yang pernah
diikuti dalam satuan tahun.

12

4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Sosio Demografi
Kecamatan Tamansari merupakan salah satu kecamatan yang ada di

Kabupaten Bogor yang terletak di bawah kaki Gunung Salak. Kecamatan ini
memiliki 8 desa, yaitu Desa Pasireurih, Sirnagalih, Tamansari, Sukamantri,
Sukaluyu, Sukaresmi, Sukajadi, dan Sukajaya dengan jumlah penduduk pada tahun
2010 sebanyak 91 899 jiwa.
Responden penelitian ini adalah ibu balita berjumlah 61 orang yang tinggal
di Kecamatan Tamansari. Besar rumah tangga adalah jumlah anggota rumah tangga
yang terdiri dari suami, istri, anak, dan anggota rumah tangga lainnya yang tinggal
bersama. Secara umum, besar rumah tangga responden cukup bervariasi pada kedua
kelompok. Tabel 3 menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden kelompok
kontrol dan intervensi tergolong pada rumah tangga kecil (≤4 orang). Kelompok
intervensi memiliki proporsi rumah tangga sedang yang lebih banyak dibandingkan
rumah tangga besar. Keadaan sebaliknya terjadi pada kelompok kontrol yang
memiliki proporsi rumah tangga sedang lebih sedikit dibandingkan rumah tangga
besar. Meskipun demikian, hasil uji Mann Whitney menunjukkan tidak ada
perbedaan yang nyata antara besar rumah tangga kelompok kontrol dan intervensi.
Secara keseluruhan usia ayah dan ibu tergolong pada usia produktif. Usia
ayah berkisar antara 20-55 tahun, dengan median 30 tahun dan usia ibu berkisar
antara 18-45 tahun, dengan median 25 tahun. Sebagian besar ayah dan ibu pada
kedua kelompok berada pada kisaran usia 21-40 tahun. Meskipun demikian, masih
cukup banyak ibu yang tergolong pada usia ≤ 20 tahun pada kedua kelompok. Hasil

uji beda Mann Whitney menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata antara usia
ayah dan ibu pada kelompok kontrol dan intervensi.
Tingkat pendidikan ayah dan ibu dilihat dari lama pendidikannya. Hasil uji
Mann Whitney menunjukkan adanya perbedaaan yang nyata antara lama
pendidikan ayah (p=0.019) dan ibu (p=0.000) pada kelompok kontrol dan
intervensi. Kelompok kontrol memiliki lama pendidikan (setara 1 SMP) yang
sedikit lebih baik dibandingkan kelompok intervensi (setara kelas 5 SD). Meskipun
demikian, ketika melihat sebaran tingkat pendidikannya, hampir seluruh ayah dan
ibu pada kelompok kontrol dan intervensi tergolong dalam tingkat pendidikan yang
rendah (≤ 9 tahun) dan hanya sedikit (