Efektivitas Komunikasi Csr Dalam Pembentukan Reputasi Pt Krakatau Posco (Kasus Kelurahan Kubangsari, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon, Provinsi Banten)

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI CSR DALAM PEMBENTUKAN
REPUTASI PT KRAKATAU POSCO
(Kasus Kelurahan Kubangsari, Kecamatan Ciwandan, Kota
Cilegon, Provinsi Banten)

EFRISKA GINASTI MAYANGSARI

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN
MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016

ii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Efektivitas
Komunikasi CSR dalam Pembentukan Reputasi PT Krakatau Posco (Kasus
Kelurahan Kubangsari, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon, Provinsi Banten)”
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan

dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis
lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2016

Efriska Ginasti M.
I34120172

iv

ABSTRAK
EFRISKA GINASTI MAYANGSARI. Efektivitas Komunikasi CSR dalam
Pembentukan Reputasi PT Krakatau Posco (Kasus Kelurahan Kubangsari,
Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon, Provinsi Banten). Di bawah bimbingan
AMIRUDDIN SALEH.
Reputasi menjadi salah satu faktor penentu untuk meningkatkan dan mempertahankan

eksistensi perusahaan. Reputasi dibentuk oleh stakeholder eksternal perusahaan salah
satunya masyarakat, strategi perusahaan dalam pembentukan reputasi di masyarakat
yaitu melalui program tanggung jawab sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menguji
hubungan efektivitas komunikasi CSR dalam pembentukan reputasi perusahaan.
Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan kualitatif,
analisis data statistik menggunakan uji korelasi rank-Spearman. Hasil penelitian
adalah terdapat hasil reputasi positif dari masyarakat terhadap PT Krakatau Posco
dengan hasil yang signifikan baik antara reputasi dengan faktor internal dan eksternal
maupun reputasi dengan efektivitas komunaikasi. Sehingga reputasi yang diberikan
oleh masyarakat tergolong cukup baik. Komunikasi mempengaruhi cara orang untuk
mengorganisasikan gambaran tentang perusahaan. Untuk itu, reputasi harus dikelola
dengan baik dengan menciptakan komunikasi yang tepat dan strategis.
Kata kunci: CSR, efektivitas komunikasi, reputasi perusahaan
ABSTRACT
EFRISKA GINASTI MAYANGSARI. CSR Communication Effectiveness in
Building Reputation PT Krakatau Posco (Case Kubangsari Village, Ciwandan
District, Cilegon City, Banten Province). Under the guidance of AMIRUDDIN
SALEH.
Reputation of being one of the critical factors to improve and maintain the company's
existence. The reputation established by the company's external stakeholders, one of

them are community, the company's strategy in the formation of a reputation in the
community is through social responsibility programs. This study aimed to examine
the relationship between communication effectiveness of CSR in the formation of the
company's reputation. The study uses a quantitative approach that is supported by
qualitative, statistical data analysis using Rank Spearman correlation test. The result
of this study is there’s a positive result of the public reputation PT Krakatau Posco
and significant results between reputation with internal and external factors as well
as the reputation of the effectiveness communication. So, the reputation given by the
people is quite good. Communication affects the way of people organize on their
overview of the company. To that end, the reputation must be managed well by creat
appropriate and strategic communications.
Keywords: CSR, the effectiveness of communications, corporate reputation

vi

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI CSR DALAM
PEMBENTUKAN REPUTASI PT KRAKATAU POSCO
(Kasus Kelurahan Kubangsari, Kecamatan Ciwandan, Kota
Cilegon, Provinsi Banten)


Oleh
Efriska Ginasti Mayangsari
I34120172

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN
MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016

viii

x


PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
berjudul Efektivitas Komunikasi CSR dalam Pembentukan Reputasi PT Krakatau
Posco (Kasus Kelurahan Kubangsari, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon, Provinsi
Banten). Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana
komunikasi dan pengembangan masyarakat pada Departemen Sains Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Ir. Amiruddin
Saleh, MS sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan,
masukan dan waktu selama proses penulisan hingga penyelesaian skripsi ini. Penulis
juga menyampaikan hormat dan terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Siti Amanah, Msc
selaku dosen penguji utama dalam sidang skripsi dan Bapak Mahmudi Siwi, SP, M.Si
selaku dosen penguji perwakilan departemen.
Terimakasih kepada kedua orang tua tersayang Bapak Suganda dan Ibu Netty
Herawati, serta seluruh keluarga besar yang telah memberikan dukungan, bantuan,
dan doa bagi kelancaran penulisan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih
kepada divisi General Affair beserta CSR PT Krakatau Posco dan jajaran pemerintah
Kelurahan Kubangsari beserta seluruh masyarakat Kelurahan Kubangsari atas izin
dan bantuan dalam proses penelitian. Penulis juga sampaikan terima kasih kepada

Dimas, Aul, Zahra, Ridho, Fenny, Suhaila, Agus, Nanda, Shifa, Dinda, Iqbal, Tabi,
teman-teman SKPM 49, BEM dan rekan-rekan yang namanya tidak bisa disebutkan
satu per satu sebagai teman berdiskusi, saling bertukar pikiran, membantu dan
memotivasi penulis dalam penulisan dan penyelesaian skripsi ini. Semoga hasil
penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Juli 2016

Efriska Ginasti M.
NIM. I34120172

xii

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masalah Penelitian
Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian
PENDEKATAN TEORITIS
Tinjauan Pustaka
Aktivitas Perusahaan dan CSR
Efektivitas Komunikasi
Komunikasi Organisasi
Karakteristik Komunikasi Stakeholder
Reputsi Perusahaan
Kerangka Pemikiran
Hipotesis Penelitian
PENDEKATAN LAPANG
Metode Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Populasi dan Sampel
Data dan Instrumen
Definisi Operasional
Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Pengumpulan Data
Pengolahan dan Analisis Data
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Gambaran Umum Kelurahan Kubangsari
Kondisi Geografis
Kondisi Kependudukan Kelurahan Kubangsari
Tingkat Pendidikan
Mata Pencarian Penduduk
Ketersediaan Fasilitas Umum
Gambaran Umum PT Krakatau Posco
HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DENGAN FAKTOR KSTERNAL
TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PT KRAKATAU POSCO
Faktor Internal
Usia
Tingkat Pendidikan
Faktor Eksternal
Jarak Perusahaan
Dampak Aktivitas Perusahaan

xiii
xv
xv
1

1
3
3
4
5
5
5
6
8
8
8
10
11
13
13
13
13
14
14
16

17
17
19
19
19
20
20
20
20
21
23
23
23
23
24
24
25

xiv


Kebijakan CSR
Efektivitas Komunikasi
Pemahaman
Hubungan Baik
Hubungan antara Faktor Internal dan faktor Eksternal dengan
Efektivitas komunikasi
HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL
TERHADAP REPUTASI PT KRAKATAU POSCO
Reputasi Perusahaan
Partisipasi
Dukungan
Hubungan anatara Faktor Internal dan faktor Eksternal dengan
Reputasi
HUBUNGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI DENGAN
REPUTASI PT KRAKATAU POSCO
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

25
26
26
27
28
31
31
31
31
32
35
37
37
37
39
43
47

DAFTAR TABEL
1
2
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Responden penelitian
Hasil uji kuesioner koefisien Alpha Cronbach’s
Jumlah dan presentase penduduk Kelurahan Kubangsari berdasarkan
kelompok umur, Tahun 2016
Jumlah dan presentase penduduk Kelurahan Kubangsari berdasarkan
tingkat pendidikan, Tahun 2016
Jumlah dan presentase penduduk Kelurahan Kubangsari berdasarkan
tingkat pekerjaan, Tahun 2016
Jumlah dan presentase responden berdasarkan faktor internal, Tahun
2016
Jumlah dan presentase responden berdasarkan faktor eksternal, Tahun
2016
Jumlah dan presentase responden berdasarkan efektivitas komunikasi,
Tahun 2016
Nilai koefisien korelasi antara faktor interal dan aktor eksternal dengan
efektivitas komunikasi CSR PT Krakatau Posco, Tahun 2016
Jumlah dan presentase responden berdasarkan reputasi, Tahun 2016
Nilai koefisien korelasi antara faktor interal dan aktor eksternal dengan
reputasi PT Krakatau Posco, Tahun 2016
Nilai koefisien korelasi antara efektivitas komunikasi CSR dengan
reputasi PT Krakatau Posco, Tahun 2016

13
17
19
19
19
23
24
26
28
31
32
35

DAFTAR GAMBAR
1
2
3

Model reputasi perusahaan Wcost Alessandri
Kerangka pemikiran hubungan efektivitas komunikasi CSR dalam
pembentukan reputasi PT Ktakatau Posco
Program CSR Implementation

10
11
22

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7

Jadwal penelitian
Peta lokasi penelitian
Daftar nama responden penelitian
Daftar nama informan penelitian
Hasil uji statistik
Dokumentasi penelitian
Struktur organisasi PT Krakatau Posco

41
43
45
47
49
51
53

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perusahaan sebagai sebuah sistem, keberlanjutan dan keseimbangannya
tidak dapat berdiri sendiri. Keberadaan perusahaan di lingkungan masyarakat
membawa pengaruh bagi kehidupan sosial, ekonomi, serta budaya. Perjalanan,
aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan bersinggungan, baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan masyarakat dan lingkungan. Oleh karena itu,
perusahaan perlu mengingat dan memperhatikan aspek sosial budaya. Salah
satunya adalah membina hubungan baik yang bersifat reciprocal (timbal balik)
dengan stakeholder-stakeholder lain, baik pemerintah, swasta, maupun dari
berbagai tingkatan elemen masyarakat (Kaloh 2006).
Perusahaan dan masyarakat adalah pasangan hidup yang saling memberi
dan membutuhkan. Perusahaan selain mengejar keuntungan ekonomi untuk
kesejahteraan dirinya, juga memerlukan alam untuk sumber daya olahannya dan
stakeholders lain untuk mencapai tujuannya. Tanggung jawab sosial perusahaan,
perusahaan tidak hanya mendapatkan keuntungan ekonomi, tetapi juga
keuntungan secara sosial. Demi keberlagsungan usaha tersebut dapat berlangsung
dengan baik dan secara tidak langsung akan mencegah konflik yang merugikan.
Penerapan tanggung jawab sosial perusahaan melalui komunikasi dengan berbagai
stakeholders perusahaan menjadi salah satu cara perusahaan untuk mengatasi
masalah tersebut.
Pola hubungan antara perusahaan dengan stakeholders sekitar perusahaan
dikelola oleh bagian Hubungan Masyarakat atau Public Relations (PR). Hubungan
perusahaan tersebut sangat berpengaruh terhadap reputasi perusahaan. Reputasi
adalah perbuatan dan sebagainya sebagai sebab mendapat nama baik. Strategi
komunikasi perusahaan harus memperhatikan aspek pesan yang disampaikan,
komunikan, komunikator, dan saluran atau chanel yang digunakan sehingga
tercipta komunikasi yang efektif. Efektivitas komunikasi ini berhubungan dengan
pemahaman, kesenangan, mempengaruhi sikap, memperbaiki hubungan dan
tindakan (Retno 2001). Selain itu Pencapaian tujuan organisasi dapat diwujudkan
dengan adanya komunikasi yang efektif di organisasi. Komunikasi efektif dapat
memberikan kelancaran pelaksanaan kerja karena adanya kesamaan pemahaman
antara satu individu dengan individu lainnya. Komunikasi juga memiliki
kemanfaatan keluar organisasi yakni menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang
terkait dengan operasi organisasi, seperti komunikasi dengan konsumen atau
pelanggan (Aryanti 2002). Efektivitas komunikasi yang terjadi akan menentukan
strategi perusahaan apakah perusahaan mampu mencapai tujuannya secara efektif
dan efesien atau tidak.
Strategi yang dilakukan oleh humas perusahaan-perusahaan di Indonesia
harus terbentuknya komunikasi yang efektif sehingga keberadaan perusahaan
tidak berdampak buruk pada masyarakat dan lingkungan. Terlihat bahwa di
Indonesia saat ini kesadaran akan perlunya menjaga lingkungan sekitar
perusahaan sudah mulai berkembang. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
peraturan Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Pasal 74 tahun 2007 yang
diberlakukan pada 16 Agustus 2007. Undang-Undang ini mengatur tentang

2

perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di bidang/ berkaitan dengan sumber
daya alam wajib melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Akan tetapi, perusahaan terkadang melalaikan tuntutan tanggung jawab
sosial tersebut dengan alasan bahwa stakeholders tidak memberikan kontribusi
terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini disebabkan karena hubungan
perusahaan dengan lingkungannya bersifat non reciprocal yaitu transaksi antara
keduanya tidak menimbulkan prestasi timbal balik (Anggraini 2006). Selain itu,
hal ini juga dikarenakan awal dari budaya perusahaan adalah memaksimalkan
keuntungan yang dilihat dari untung atau rugi, sedangkan keikutsertaan
perusahaan dalam tanggung jawab sosial justru dianggap menambah biaya karena
harus mengeluarkan biaya ekstra untuk pengolahan limbah, perlindungan
kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungan, strict control terhadap produk
agar ramah lingkungan. Semuanya itu menambah biaya perusahaan yang akan
mengurangi pembagian keuntungan bagi investor (Lindrawati et al. 2008).
Tanpa disadari faktanya stakeholder yang berada di sekitar perusahaan
seperti pemangku kepentingan atau masyarakat desa sekitar perusahaan menjadi
faktor penting dalam proses bisnis perusahaan, diIndonesia banyak kasus yang
terjadi antara masyarakat sekitar perusahaan dan berdampak terhadap reputasi
perusahaan yang menurun dan proses terhambatnya produksi sehingga terjadinya
kerugian perusaan. Kasus tersebut pernah di alami perusahaan kelas dunia yaitu
PT Krakatau Posco. PT Krakatau Posco adalah Perusahaan kerjasama antara PT
Krakatau Steel (Persero) Tbk, Indonesia dan Posco Korea. Konstruksi
pembangunan dimulai pada tahun 2011 dan selesai dalam waktu 36 bulan
menjadikan Karakatau Posco sebagai Pabrik Baja Terpadu yang memiliki
Teknologi Blast Furnace pertama di Indonesia. Produksi komersial telah dimulai
pada awal 2014 sehingga siap melayani pasar baja Indonesia dan menjadi
perusahaan baja handal dan paling kompetitif di pasar baja regional.
Perkembangan industri baja ini banyak menimbulkan pro dan kontra
dikalangan masyarakat terutama masyarakat yang terimbas dampak langsung dari
industri tersebut. Pertumbuhan industri baja unggulan memang membawa manfaat
yaitu menyediakan lapangan kerja bagi pengangguran yang tergolong memiliki
skill dan pekerja kasar di sektor industri, namun (Syarif 2013) berpendapat bahwa
hal tersebut tidak diimbangi dengan pelestarian di lingkungan sekitar daerah
industri. Banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan oleh perusahaan terhadap
lingkungan dan masyarakat sekitar perusahaan membuat kajian mengenai
Corporate Social Responsibility berkembang dengan pesat.
Sejak awal pembangunan PT Krakatau Posco mengalami sedikit hambatan
akibat perijinan pendirian perusahaan dengan masyarakat sekitar dan di tahun
2015 PT Krakatau Posco kembali mengalami permasalahan dengan stakeholder
sekitar perusahaan yaitu: adanya demo oleh masyarakat karna debu pabrik.
Aktivitas perusahaan yang dapat menimbulkan konflik ini dapat diatasi dengan
adanya proses komunikasi yang dilakukan oleh pihak perusahaan maupun pihak
masyarakat setempat. Proses Komunikasi ini dapat dibentuk atau dijalankan oleh
perusahaan melalui suatu strategi, salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah
melalui kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social
responsibility (CSR) dan penerapan komunikasi perusahaan yang memperhatikan
aspek penerapan pola komunikasi dan media yang digunakan. Program CSR yang
dilakukan PT Krakatau Posco bergerak pada aspek edukasi, kesehatan,

3

lingkungan, komunitas sosial, dan enterpreneurship dimana sasarannya adalah
untuk pengamnbangan seluruh masyarakat.
Kegiatan tanggung jawab perusahaan kepada para pemangku kepentingan
untuk berlaku etis, meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak
positif yang mencangkup aspek triple bottom line yaitu ekonomi (profit), sosial
(people), dan lingkungan (planet) dalam rangka mencapai tujuan pembangunan
berkelanjutan (Wibisono 2007) . Untuk melihat bagaimana pengaruh efektivitas
komunikasi mempengaruhi reputasi, maka penelitian ini di arahkan untuk
melakukan suatu analisis mengenai kinerja komunikasi CSR perusahaan dalam
pembentukan reputasi perusahaan.
Masalah Penelitian
Permasalahan yang ada seperti yang diuraikan pada latar belakang dapat
diuraikan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan atau yang biasa disebut CSR
perusahaan kurang memperhatikan aspek sekitar perusahaan atau stakeholder
sekitar perusahaan. Dunia perindustrian di Indonesia sudah banyak ditemukan
konflik yang terjadi antar masyarakat sekitar terhadap perusahaan sebagian besar
konflik yang terjadi antar masyarakat dengan perusahaan membuat kerugian pada
perusahaan.
Berdasarkan fakta tersebut Di butuhkan efektivitas komunikasi yang baik
dari CSR perusahaan terhadap masyarakat sekitar. Hal inilah yang menjadi dasar
pertanyaan bagi penelitian Efektivitas Komunikasi CSR dalam Pembentukan
Reputasi PT Krakatau Posco, lebih spesifik di sajikan dalam pertanyaanpertanyaan berikut :
1. Bagaimana hubungan faktor internal dan eksternal dengan efektivitas
komunikasi CSR PT Krakatau Posco?
2. Bagaimana hubungan faktor internal dan eksternal dengan reputasi PT
Krakatau Posco?
3. Bagaimana hubungan efektivitas komunikasi dengan reputasi PT Krakatau
Posco?
Penelitian dilakukan di Desa yang berada di sekitar PT Krakatau Posco,
yaitu Kelurahan Kubangsari, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon, Provinsi
Banten. Dimana Desa tersebut sejak didirikannya PT Krakatau Posco terjadi
konflik berupa demo oleh masyarakat terhadap perusahaan akibat kurangnya
komunikasi, kasus terahir yaitu aktivitas perusahaan produsen baja tersebut,
terlihat dengan kasat mata limbah debu besi bertebaran di halaman rumah warga
Desa Kubangsari, sehingga warga berdemo terhadap perusahaan, kemudian
dilakukan penelitian oleh perusahaan.
Tujuan Penelitian
Tanpa disadari faktanya stakeholder yang berada di sekitar perusahaan
seperti pemangku kepentingan atau masyarakat desa sekitar perusahaan menjadi
faktor penting dalam proses bisnis perusahaan (Ramadanty 2014). diIndonesia
banyak kasus yang terjadi antara masyarakat sekitar perusahaan dan berdampak
terhadap reputasi perusahaan yang menurun dan proses terhambatnya produksi

4

sehingga terjadinya kerugian perusahaan. Kasus tersebut pernah di alami
perusahaan kelas dunia yaitu PT Krakatau Posco. Permasalahan tersebut
dibutuhkannya kinerja komunikasi eksternal dalam lobby dan negosiasi yang baik
oleh pihak perusahaan, hal ini dipegang oleh penanggung jawab sosial perusahaan
atau Corporate Social Responsibility kepada stakeholder atau masyarakat sekitar.
Berdasarkan pemaparan rumusan masalah di atas, maka dapat dirumuskan tujuan
penelitian sebagai berikut:
1. Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan efektivitas
komunikasi CSR PT Krakatau Posco.
2. Menganalisis hubungan faktor internal dan eksternal dengan reputasi PT
Krakatau Posco.
3. Menganalisis hubungan efektivitas komunikasi dengan reputasi PT Krakatau
Posco.
Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian di harapkan dapat memberikan gambaran mengenai
efektivitas komunikasi Cororate Social Responsibility PT Krakatau Posco dalam
pembentukan reputasi perusahaan. Khususnya kepada:
1. Kalangan akademisi
Penelitian diharapkan dapat menjadi informasi untuk memahami mengani
efektivitas komunikasi dalam pembentukan reputasi perusahaan.
2. Perusahaan
Penelitian diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi perusahaan mengenai
efektivitas komunikasi yang telah dilakukan, dan program CSR dan strategi
yang dilakuakn perusahaan dalam mengatasi reputasi yang negatif.
3. Pemerintah
Penelitian diharapkan memberikan sumbangan informasi mengenai efektivitas
komunikasi perusahaan dalam pembentukan reputasi perusahaan sehingga
dapat membuat kebijakan yang baik terhadap kemajuan perusahaan dan
masyarakat Indonesia.
4. Masyarakat
Penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan menganai efektivitas
komunikasi dalam pembentukan reputasi perusahaan, yaitu melalui tanggung
jawab sosial perusahaan, sehingga masyarakat dapat bertindak arif terhadap
aktivitas perusahaan dan menyiapkan kinerja yang baik untuk kemajuan
perindustrian Indonesia.

PENDEKATAN TEORITIS
Tinjauan Pustaka
Aktivitas Perusahaan dan CSR
Industri merupakan salah satu kegiatan yang dapat membawa pengaruh
positif seperti peningkatan bagi kemakmuran seseorang. Namun, selain itu
industri pun dapat memberikan pengaruh yang negatif, salah satunya adalah
menyebabkan kerusakan lingkungan. Menurut Kristanto (2004), aktivitas industri
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a.Industri dasar atau Industri hulu memiliki sifat sebagai berikut: padat modal,
berskala besar, menggunakan teknologi maju dan teruji. Lokasinya selalu dipilih
dekat dengan bahan baku yang mempunyai sumber energi sendiri sehingga
industri hulu membutuhkan perencanaan yang matang beserta tahapan
pembangunannya, mulai dari perencanaan sampai operasional. Selain itu,
dibutuhkan penggaturan tata ruang, rencana pemukiman, pengembangan
kehidupan perekonomian, perusakan lingkungan, dan lain-lain. Pembangunan
industri ini dapat mengakibatkan perubahan lingkungan, baik dari aspek sosialekonomi, budaya, dan pencemaran.
b.Industri hilir, Industri hilir merupakan perpanjangan proses industri hulu.
Industri jenis ini memiliki ciri sebagai berikut: mengolah bahan setengah jadi
menjadi barang jadi, lokasinya selalu diusahakan dekat dengan pasar,
menggunakan teknologi madya dan teruji, serta padat karya.
c.Industri kecil, Industri kecil banyak berkembang di pedesaan dan perkotaan,
memiliki peralatan yang sederhana, dan pengolahan limbah belum mendapat
perhatian.
PT Krakatau Posco termasuk dalam Industri dasar atau industri hulu
dimana aktivitasnya sebagai pabrik baja bersakala besar, padat modal dan
menggunaka teknologi terbaru. Sebagai pabrik yang berskala industri besar
diharuskan memperhatikan aspek sosial (people) dan lingkungan (planet) di
samping aspek ekonomi (profit). Hubungan antara kinerja keuangan suatu
perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial (CSR) paling baik
diekspresikan dengan pandangan bahwa tanggapan sosial yang diminta dari
manajemen sama dengan kemampuan yang diminta untuk membuat suatu
perusahaan memperoleh laba. Secara garis besar keuntungan perusahaan dibagi
menjadi dua yaitu ekonomi dan sosial, sebagaimana telah dijelaskan di atas
ekonomi yaitu laba/ kuntungan. Tanpa kita sadari keuntungan sosial memberi
pengaruh yang cukup besar. Keuntungan sosial disini dengan maksud hubungan
yang baik dengan berbagai stakeholders di luar perusahaan, banyak kasus di
Indonesia terjadi konflik antara perusahaan dan stakeholder seperti masyarakat
sekitar perusahaan dan konflik tersebut memberi dampak kerugian pada
perusahaan, seperti terkendala pada proses produksi atau ganti rugi.
Pertanggungjawaban sosial perusahaan atau CSR adalah mekanisme bagi
suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap
lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders,
yang melebihi tanggungjawab organisasi di bidang hukum (Anggraini 2006).
Tanggungjawab sosial (social responsibility) merupakan pelebaran
tanggungjawab perusahaan sampai lingkungan baik secara fisik maupun psikis

6

(Chapra, 1983). Eksistensi perusahaan di tengah lingkungan dapat menimbulkan
berbagai persoalan lingkungan, seperti : pencemaran, polusi udara, radiasi, dan
sejenisnya. Pada dasarnya, terdapat tiga kategori dampak negatif perusahaan
(industri) terhadap lingkungan, yaitu : (a) dampak karena input proses, seperti
pemanasan global, pergeseran ekosistem dan iklim; (b) dampak karena proses
produksi, seperti limbah, emisi debu, pencemaran air; dan (c) dampak karena
output proses produksi seperti produk yang kurang berkualitas dan sejenisnya
(Hadi 2010).
Implementasi CSR yang dilakukan oleh perusahaan sebagai salah satu
bentuk strategi yang dilakukan oleh perusahaan memiliki tiga alasan penting
untuk merespon dan mengembangkan isu tanggung jawab sosial (Megawati
2011), yaitu: 1) perusahaan adalah bagian dari masyarakat oleh karena itu wajar
jika perusahaan mementingkan kepentingan masyarakat. Kegiatan ini sebagai
kompensasi atau umpan balik atas penguasaan sumber daya alam dan sumber
daya ekonomi oleh perusahaan yang kadang bersifat ekspansif dan eksploratif, 2)
kalangan bisnis dan masyarakat sebaikanya memiliki hubungan yang bersifat
simbiosis mutualisme sehingga terciptanya hubungan yang harmonis diantara
keduanya, 3) tanggung jawab sosial merupakan salah satu cara untuk meredam
bahkan menghindari konflik sosial. Potensi konflik ini bisa terjadi akibat dampak
operasional perusahaan atau akibat kesenjangan struktural dan ekonomis yang
timbul antara masyarakat dan komponen perusahaan (Wibisono 2007).
Efektivitas Komunikasi
Komunikasi dengan orang lain kadang sukses atau efektif mencapai
maksud yang dituju, namun terkadang juga gagal. Adapun makna komunikasi
yang efektif menurut (Effendy 2005) adalah komunikasi yang berhasil
menyampaikan pikiran dengan menggunakan perasaan yang disadari.
Effendy (2005) menjelaskan komunikasi yang efektif harus memenuhi
beberapa syarat ditinjau dari pesan komunikasi, diantaranya:
1. Pesan dapat dimengerti
2. Pada saat keputusan diambil, karyawan percaya bahwa komunikasi yang
dilancarkan cocok dengan tujuan organisasi.
3. Komunikasi cocok dengan kepentingan keperibadian karyawan.
4. Secara mental dan fisik, karyawan mampu melaksanakannya.
Menurut Ahmad Kurnia (2011) ada hambatan-hambatan yang
menyebabkan komunikasi tidak efektif yaitu adalah:
1. Status Effect
Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap
manusia.Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus
tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan
tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.
2. Semantic Problems
Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai
alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan.
3. Perceptual Distorsion
Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang
sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang
sempit terhadap orang lain.

7

4. Cultural Diffences
Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan,
agama dan lingkungan sosial. Suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan
bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti
berbeda di tiap suku.
5. Physical Distraction
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses
berlangsungnya komunikasi.
6. Poor Choice of Communication Channels
Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam
melancarkan komunikasi.
7. No Feed Back
Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver
tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi
adalah komunikasi satu arah yang sia-sia.
Komunikasi dikatakan efektif bila orang berhasil menyampaikan apa yang
dimaksudnya. Selain itu, komunikasi yang efektif adalah komunikasi dimana
makna yang distimuluskan serupa atau sama dengan yang dimaksudkan
komunikator. Bila S adalah pengirim atau sumber pesan dan R adalah penerima
pesan, maka komunikasi dikatakan mulus dan lengkap bila respon yang dikatakan
mulus dan lengkap bila respon yang diinginkan S dan R sama (Tubbs dan Moss
1996).
Menurut Tubbs dan Moss (1996), tolok ukur yang dapat dijadikan ukuran
bagi komunikasi efektif, yaitu pemahaman, kesenangan, pengaruh pada sikap,
hubungan yang makin baik, dan tindakan.
a. Pemahaman adalah penerimaan yang cermat atas kandungan rangsangan
seperti yang dimaksudkan oleh pengirim pesan. Dalam hal ini, komunikator
dikatakan efektif bila penerima memperoleh pemahaman yang cermat atas
pesan yang disampaikan.
b. Kesenangan
Tingkat kesenangan dalam berkomunikasi berkaitan erat dengan perasaan kita
terhadap orang yang berinteraksi dengan kita.
c. Pengaruh terhadap sikap
Tindakan mempengaruhi orang lain merupakan bagian dari kehidupan seharihari. Dalam berbagai situasi kita berusaha mempengaruhi sikap orang lain dan
berusaha agar orang lain memahami ucapan kita.
d. Hubungan yang makin baik
Keefektivan komunikasi secara keseluruhan masih memerlukan suasana
psikologis dan penuh kepercayaan. Bila hubungan manusia dibayang-bayangi
oleh kepercayaan, maka pesan yang disampaikan oleh komunikator yang paling
kompeten pun bisa saja berubah makna atau didiskreditkan.
e. Tindakan
Mendorong orang lain untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan yang kita
inginkan, merupakan hasil yang paling sulit dicapai dalam berkomunikasi.
Tampaknya lebih mudah menggunakan agar pesan kita dipahami daripada
mengusahakannya agar pesan kita disetujui.

8

Komunikasi Organisasi
Kata atau istilah “komunikasi” (Bahasa Inggris “communication”) berasal
dari Bahasa Latin “communicates” atau communication atau communicare yang
berarti berbagi atau “menjadi milik bersama”. Untuk memahami komunikasi
organisasi dan membedakannya dengan jenis komunikasi yang lain, Komunikasi
organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu
jaringan hubungan yang saling bergantung satu sama lain untuk mengatasi
lingkungan yang tidak pasti atau selalu berubah-ubah” ( Muhammad 1995).Oleh
Karena itu dengan adanya komunikasi yang baik, suatu organisasi dapat berjalan
dengan lancar dan berhasil, sebaliknya komunikasi yang tidak sehat dapat
menyebabkan suatu organisasi macet dan tujuan yang ingin dicapai tidak optimal.
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi
dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah
komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola,
komunikasi downward atau komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi
upward atau komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi horizontal atau
komunikasi dari orang-orang yang sama level/tingkatannya dalam organisasi,
keterampilan berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis dan
komunikasi evaluasi program. (Muhammad 1995).
Kenyataan bahwa suatu organisasi tidak bias hidup sendirian. Ia
merupakan bagian dari lingkungannya. Karena itu organisasi membutuhkan
berbicara atau berkomunikasi dengan fihak luar yang berada di lingkungan
tersebut. Dimensi luar organisasi ini tidak mengikuti system status organisasi
seperti yang terlihat dalam kedua dimensi terdahulu. Dalam kondisi ini informasi
masuk ke dalam suatu organisasi berasal dari luar, demikian pula sebaliknya suatu
organisasi dikirim dari suatu organisasi ke pihak luar. (Thoha 1983).
Selanjutnya Iklim komunikasi organisasi menurut (Febri 2004) adalah
sebagai kualitas pengalaman yang bersifat objektif mengenai lingkungan internal
organisasi yang mencakup persepsi anggota organisasi terhadap pesan dengan
kejadian yang terjadi dalam organisasi.
Karakteristik Komunikasi Stakeholders
Stakeholder merupakan individu atau kelompok yang saling
mempengaruhi satu sama lainnya sebagai dampak dari aktivitas-aktivitasnya
(Freeman 1984). Perusahaan tidak hanya bertanggungjawab kepada para pemilik
(shareholder) dengan sebatas pada indikator ekonomi (economic focused) namun
bergeser menjadi lebih luas yaitu sampai pada ranah sosial kemasyarakatan
(stakeholder) dengan memperhitungkan faktor-faktor sosial (social dimenstions).
Teori stakeholder berpendapat bahwa stakeholder (pemegang saham, kreditor,
konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis, dan pihak lain) juga harus
menerima manfaat dari perusahaan (Anggraini 2006).
Febrianty (2006) menerangkan bahwa memberikan informasi ataupun
mempenga ruhi khalayak harus memperhatikan beberapa peubah dari karakteristik
personal khalayak tersebut, diantaranya: umur, jenis kelamin, faktor budaya,
pekerjaan, pendapatan, status, dan agama. (Febrianty 2006) juga menyatakan
bahwa terdapat tiga kategori dari karakteristik adopter untuk penerima suatu hasil
inovasi maupun hasil penelitian, yaitu:
a. Status sosial ekonomi yang meliputi umur, pendidikan formal, status sosial,

9

dan tingkat mobilitas sosial.
b. Peubah personal yang meliputi empati, tingkat dogmatis, rasionalistis dan
fatalis, intelegensi, kemudahan dalam menerima perubahan sikap dan ilmu
pengetahuan, kemudahan dalam menghadapi ketidakpastian dan resiko, serta
tingkat aspirasi terhadap pendidikan, pekerjaan dan status.
c. Perilaku komunikasi yang meliputi partisipasi sosial, tingkat keterlibatan dalam
jaringan komunikasi pada suatu sistem sosial, kekosmopolitan, hubungan
dengan agen pembaharu, tingkat keterdedahan terhadap saluran komunikasi
interpersonal dan media massa, keaktifan dalam mencari informasi suatu
inovasi, tingkat pengetahuan atas suatu inovasi dan derajat kepemimpinan.
Terdapat tiga peran manajerial peran komunikasi pada organisasi, yaitu:
a. Dalam peran antar pribadi, manajer bertindak sebagai tokoh dan pemimpin dari
unit organisasinya, berinteraksi dengan karyawan, pelanggan, pemasok dan
rekan sejawat dalam organisasi.
b. Dalam peran informal, manajer mencari informasi dari rekan sejawat, karyawan
dan kontrak pribadi yang lain, mengenai segala sesuatu yang mungkin
memengaruhi pekerjaan dan tanggung jawabnya
c. Dalam peran pengambilan keputusan, manajer mengimplementasikan proyek
baru, menangani gangguan dan mengalokasikan sumber daya kepada anggota
unit dan departemen (Novianti 2012).
Reputasi Perusahaan
Frombun (1996) mendefinisikan reputasi perusahaan sebagai berikut “ a
corporate reputation are perceptions held by people inside and outside a
company”. Menurutnya, reputasi perusahaan membangun perkiraan umum yang
dalam hal ini perusahaan, dipegang oleh pegawai, konsumen, supplier, distributor,
competitor, dan public. Kunci utamanya adalah reputasi terdiri dari persepsipersepsi. Bagaimana orang lain melihat perusahaan. Karena perusahaan tidak
dalam kontrol siapapun, reputasi sangat susah untuk dimanipulasi. Frombun
(1996) mengemukakan, reputasi perusahaan berasal dari beberapa hal, antara lain:
kemampuan untuk mengelola kesan, kemampuan untuk membangun hubungan
yang kuat dengan konstituen (konsumen, pegawai, investor, komunitas), dan isu
tidak langusng yang berasal dari para pedagang yang terlibat melalui pengamat
yang tertarik, seperti analis dan reporter. Reputasi yang baik meningkatkan
keuntungan karena hal tersebut menarik perhatian konsumen terhadap produkproduk yang dihasilkan perusahaan, investor terhadap sekuritas dan pegawai ter
Westcott dan Allessandri Model mengilustrasikan bagaimana identitas
perusahaan bekerja di dalam konteks dihubungkan dengan konsep misi
perusahaan, citra perusahaan dan reputasi perusahaan. Model ini menunjukkan
bahwa identitas perusahaan adalah sebuah proses dimulai dari bawah dan ke atas,
maksudnya bahwa misi perusahaan mempengaruhi identitas perusahaan, identitas
perusahaan mempengaruhi citra, dan citra membangun reputasi perusahaan.
(Westcott dan Alessandri 2001).

Bagaimana masyarakat
melihat dan mengerti

reputasi
perusahaan

10

Bagaimana perusahaan
menampilkan dirinya
sendiri

Citra
perusahaan

Identitas
perusahaan

Presentasi
Perusahaan:

Presentasi Visual:
Logo, tagline,
arsitek

pelayanan
Misi
perusahaan

Gambar 1 Model reputasi perusahaan Wcost Alessandri, Tahun 2001
Tujuan tertinggi PR dalam membangun reputasi yang kuat adalah karena
reputasi merupakan efek dasar yang muncul sebagai faktor penting bagi keputusan
khalayak tentang sikap dan perilakunya terkait keberadaan organisasi/produk.
Dalam penelitian ini reaksi baik dan buruk stakeholders eksternal atau masyarakat
sekitar perusahaan dapat dinilai menjadi dua aspek yaitu dukungan dan
partisipasti. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia partisipasti adalah perihal
turut berperan serta dalam suatu kegiatan, dalam penelitian ini partisipasi yang
dimaksud adalah bagaimana tingkat keikutsertaan dalam program CSR. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia dukungan adalah sesuatu yang di dukung, dalam
penelitian ini dukungan yang dimaksud adalah dalam hal aktifitas perusahaan,
misalkan tidak melakukan aksi pada saat produksi perusahaan. Jika partisipasi dan
dukungan stakeholders eksternal tinggi maka reputasi perusahaan akan membaik.
Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini faktor pendorong terwujudnya efektivitas komunikasi
adalah terjadi karena dua hal yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah karakteristik individu dalam
berkomunikasi yang berada dalam diri responden, dimana responden
penelitiannya dalah stakeholders eksternal perusahaan atau masyarakat sekitar
perusahaan. Seperti yang di jelaskan dalam tinjauan pustaka maka diperoleh
Faktor internal meliputi usia dan tingkat pendidikan semakin tinggi kedua faktor
tersebut akan meningkatkan pemahaman, hubungan yang semakin baik sehingga
berhubungan dengan partisipasi dan dukungan yang meningkat. Sedangkan Faktor
eksternal dalam penelitian ini didapat dari aktivitas diluar diri responden yaitu
seperti jarak rumah responden dengan keberadaan perusahaan, aktivitas
perusahaan, dan kebijakan CSR. Jarak rumah responden menjadi acuan
intensifitas CSR dalam berkomunikasi karena jarak yang dekat, sedang, jauh
memberi dampak yang terasa langsung atau tidak, semakin serng berkomunikasi

11

maka informasi yang diperoleh semakin banyak maka semakin tinggi
pemahaman, dan hubungan yang semakin baik dan paartisipasi serta dukungan
terhadap perusahaan. Aktivitas perusahaan dilihat berdasarkan perubahan aspek
ligkungan baik/pembaruan positif, akan mempengaruhi pemahaman responden
dalam penerimaan pesan komunikasi yang disampaikan oleh CSR dan hubungan
yang semakin baik dengan CSR maupun perusahaan dan partisipasi serta
dukungan terhadap perusahaan. Faktor Internal dan Eksternal tersebut
mempengaruhi efektivitas komunikasi CSR untuk keefektifan berkomunikasi
dengan stakeholders dan penerimaan skakeholders dari penyampaian CSR.
Komunikasi yang efektif menurut Effendy (2005) adalah komunikasi yang
berhasil menyampaikan pikiran dengan menggunakan perasaan yang disadari.
Pemahaman yang baik dan hubungan yang semakin baik antara
stakeholders dan CSR atau pihak perusahaan akan berhubungan dengan reputasi
perusahaan yang meningkat atau membaik, dibuktikan dengan partisipasi dan
dukungan masyarakat baik dalam program CSR maupun dalam aktifitas
perusahaan. Adapun kerangka analisis tersebut dapat dilihat pada Gambar 3 di
bawah ini:
Faktor internal
- Usia
- Tingkat
pendidikan

Efektivitas
Komunikasi
CSR

Reputasi
Perusahaan

Faktor external

- Pemahaman

-Partisipasi

- Jarak perusahaan
- Dampak
Aktivitas
perusahaan
- Kebijakan CSR

- Hubungan
baik

-Dukungan

Gambar 2 Kerangka pemikiran hubungan efektivitas komunikasi CSR dalam
pembentukan reputasi PT Ktakatau Posco
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka analisis di atas, maka dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut :
1. Diduga faktor internal (usia, tingkat pendidikan) memiliki hubungan nyata
dengan efektivitas komunikasi (Pemahaman, hubungan yang semakin baik).
2. Diduga faktor eksternal (jarak perusahaan, aktivitas perusahaan, kebijakan
CSR) memiliki hubungan nyata dengan efektivitas komunikasi (Pemahaman,
hubungan yang semakin baik).
3. Diduga faktor internal (usia, tingkat pendidikan) memiliki hubungan nyata
dengan reputasi perusahaan (partisipasi, dukungan).

12

4. Diduga faktor eksternal (jarak perusahaan, aktivitas perusahaan, kebijakan
CSR) memiliki hubungan nyata dengan reputasi perusahaan (partisipasi,
dukungan).
5. Diduga efektivitas komunikasi (Pemahaman, hubungan yang semakin baik)
memiliki hubungan nyata dengan reputasi perusahaan (partisipasi, dukungan).

PENDEKATAN LAPANG
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian sensus yang termasuk ke dalam
penelitian eksplanatori. Penelitian eksplanatori untuk menjelaskan hubungan
kausal antara peubah-peubah melalui pengujian hipotesis. Pendekatan yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan didukung
data kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan instrumen
penelitian berupa kuesioner. Pendekatan kuantitatif dilakukan kepada
stakeholders yang menjadi sampel pada penelitian ini. sedangkan data kualitatif
diperoleh melalui wawancara mendalam dengan menggunakan pedoman
pertanyaan pendekatan kualitatif dilakukan kepada informan seperti CSR dan staff
General Affair (GA) PT. Krakatau Posco.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Kubangsari, Kecamatan Ciwandan,
Kota Cilegon, Provinsi Banten. Lokasi tersebut dipilih dengan alasan PT Krakatau
Posco memiliki program CSR yang cukup banyak, Kelurahan Kubangsari masuk
dalam ring satu karena Kelurahan Kubangsari adalah Kelurahan terdekat dengan
PT. Krakatau Posco yang pernah mengalami konflik akibat dampak perubahan
lingkungan yaitu demo oleh masyarakat pada tahun 2015 akibat debu, oleh karena
itu kinerja CSR pada masyarakat sekitar PT Krakatau Posco cukup banyak bekerja
dengan program yang dilaksanakan di Kelurahan Kubangsari tersebut. Waktu
penelitian dilaksanakan dari bulan Februari 2016 sampai dengan bulan Juni 2016
(Jadwal Pelaksanaan Penelitian terlampir dalam Lampiran 1).
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian adalah stakeholders atau masyarakat sekitar
perusahaan yaitu masyarakat Desa Kubangsari. Responden penelitian ditentukan
dengan melakukan teknik unproporsional simple random sampling karena sudah
terdapat kriteria stakeholders yaitu 79 stakeholders yang sudah terdapat daftar
namanya dari pemerintah Desa, dan responden dipilih sebanyak 40 responden.
Tabel 1 Responden penelitian
Stakeholders Penelitian
Tokoh Masyarakat
Tokoh Agama
Ketua RT dan RW
Staff Pemerintahan
LSM SIMAK
Total

Jumlah
(orang)
29
15
17
17
4
79

Responden
(orang)
12
10
4
9
5
40

Selain responden, penelitian ini juga melibatkan beberapa informan yang
memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian. Informan dalam

14

penelitian ini ditentukan secara langsung yang berasal dari CSR, orang staff
General Affair, dan leader perusahaan PT. Krakatau Posco. Informan dipilih
berdasarkan peranannya untuk berkomunikasi terhadap stakeholders eksternal
perusahaan, wawancara pada penelitian ini menggunakan teknik snow ball, dan
berhenti setelah informasi yang didapat mencapai titik jenuh.
Data dan Instrumen
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer dapat berupa hasil dari wawancara dengan responden dan
informan. Data sekunder dapat berupa berbagai sumber rujukan atau literatur
berupa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan topik penelitian ini.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu kuesioner.
Kuesioner ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian pertama berupa faktor internal
dan faktor eksternal, bagian kedua berupa efektivitas komunikasi, bagian ketiga
berupa reputasi perusahaan.
Definisi Operasional
Definisi operasional untuk masing-masing peubah sebagai berikut:
1. Faktor internal, atau karakteristik yang ada pada diri responden. Adapun obyek
faktor internal yang dikaji dalam penelitian ini adalah:
a. Usia diukur berdasarkan umur responden yang dihitung sejak dilahirkan
sampai dilakukannya penelitian ini. Pengukuran dinyatakan dalam satuan tahun
dengan skala ordinal. Kemudiakan dikategorikan ke dalam 3 kategori yaitu: (1)
kategori masa muda awal (20-30 tahun), (2) kategori pertengahan (30-50
tahun), (3) kategori tua (> 50 tahun)
b. Tingkat pendidikan diukur berdasarkan pendidikan terakhir yang dilaksanakan
oleh responden dengan skala ordinal. Tingkat pendidikan dikategorikan dalam
4 kategori yaitu (1) Tamat SD (2) Tamat SLTP (3) Tamat SMA (4) Tamat
Perguruan Tinggi.
2. Faktor ekstrnal adalah faktor-faktor yang ada diluar diri responden. Adapun
obyek faktor eksternal yang dikaji dalam penelitian ini adalah:
a. Jarak dengan perusahaan diukur berdasarkan mengetahui seberapa jauh jarak
antara tempat tinggal responden dengan perusahaan yang dinyatakan dalam
meter (m). Jarak tempat tinggal tersebut diuji dengan kslaa ordinal yang dibagi
menjadi tiga kategori, yaitu “jauh” “sedang” dan “dekat”. Jarak yang termasuk
dalam kategori “dekat” jika tempat tinggal responden µ < 1000 m, “sedang” jika
1000 ≤ µ < 2000 m dan termasuk dalam kategori “jauh” jika tempat tinggal
responden µ ≥ 2000.
b. Dampak aktivitas perusahaan diukur berdasarkan perubahan lingkungan
yaitu:timbulnya debu dan perubahan udara bersih, ruang terbuka hijau, konflik
lingkungan, kualitas air dan kuantitas air, kebisingan dan limbah, yang dirasakan
masyarakat sekitar dengan skala ordinal dan dikelompokan dalam 4 kategori
yaitu, sangat setuju (SS) dengan skor 4; setuju (S) dengan skor 3; tidak setuju
(TS) dengan skor 2; sangat tidak setuju (STS) dengan skor 1. Kemudian
responden digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu responden yang memiliki

15

dampak yang tinggi apabila memiliki skor µ ≥ 24, sedang apabila memiliki skor
16 ≤ µ < 24 dan rendah apabila memiki skor µ < 16.
c. Kebijalan CSR diukur dari bagaimana dampak dari kebijakan yang diambil
dinilai dengan apakah CSR mementingkan kepentingan masyarakat, memberi
hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme sehingga terciptanya hubungan
yang harmonis diantara keduanya, dan tindakan yang diambil dapat meredam
bahkan menghindari konflik sosial. Penelitian ini menggunakan skala ordinal
dan dikelompokan dalam 4 kategori yaitu sangat setuju (SS) dengan skor 4;
setuju (S) dengan skor 3; tidak setuju (TS) dengan skor 2; sangat tidak setuju
(STS) dengan skor 1. Kemudian responden digolongkan menjadi tiga kategori,
yaitu responden yang menilai kebijakan yang tinggi apabila memiliki skor µ ≥
41, sedang apabila memiliki nilai 27 ≤ µ < 41 dan rendah apabila memiliki nilai
µ < 27.
3. Efektivitas komunikasi adalah komunikasi yang berusaha memilih cara yang
tepat agar gambaran dalam benak dan isi kesadaran dari komunikator dapat
dimengerti. Peubah dalam efektivitas komunikasi yang diukur adalah hubungan
yang makin baik dan tindakan. Adapun objek efektivitas komunikasi yang dikaji
dalam penelitian ini adalah:
a. Pemahaman diukur berdasarkan penerimaan yang cermat atas informasi yang
diperoleh responden terhadap profil perusahaan, produk yang dihasilkan
perusahaan, dampak poses industri, program CSR, dan informasi yang
disampaikan CSR. Penelitian ini menggunakan skala ordinal dan dikelompokan
dalam 4 kategori yaitu sangat setuju (SS) dengan skor 4; setuju (S) dengan skor
3; tidak setuju (TS) dengan skor 2; sangat tidak setuju (STS) dengan skor 1.
Kemudian responden digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu pemahaman
tinggi apabila memiliki skor µ ≥ 21, sedang apabila memiki nilai 11 ≤ µ < 21
dan rendah apabila memiki nilai µ < 11.
b. Hubungan yang semakin baik diukur berdasarkan intensive pertemuan dengan
CSR, hubungan suasana psikologis dan penuh kepercayaan kepada CSR. Bila
hubungan manusia dibayang-bayangi oleh kepercayaan, maka pesan yang
disampaikan oleh komunikator yang paling kompeten pun bisa saja berubah
makna atau didiskreditkan. Penelitian ini menggunakan skala ordinal dan
dikelompokan dalam 4 kategori yaitu sangat setuju (SS) dengan skor 4; setuju
(S) dengan skor 3; tidak setuju (TS) dengan skor 2; sangat tidak setuju (STS)
dengan skor 1. Kemudian responden digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu
responden yang memiliki hubungan semakin baik yang tinggi apabila memiki
nilai µ ≥ 16, sedang apabila memiki nilai 10 ≤ µ < 16 dan rendah apabila
memiliki nilai µ < 10.
4.Reputasi Perusahaan. Reputasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
perbuatan dan sebagainya sebagai sebab mendapat nama baik. Adapun obyek
reputasi perusahaan yang dikaji dalam penelitian ini adalah ;
a. Partisipasi dalam penelitian ini diukur berdasarkan tingkat keikutsertaan
masyarakat dalam program CSR, aktif dalam proses industri, bekerjasama
dengan perusahaan, mengikuti program CSR, memberi reaksi posirif dan reaksi
emosional yang baik terhadap perusahaan. Penelitian ini menggunakan skala
ordinal dan dikelompokan dalam 4 kategori sangat setuju (SS) dengan skor 4;

16

setuju (S) dengan skor 3; tidak setuju (TS) dengan skor 2; sangat tidak setuju
(STS) dengan skor 1. Kemudian responden digolongkan menjadi tiga kategori,
partisipasi yang tinggi apabila memiki nilai µ ≥ 17, sedang apabila memiki nilai
9 ≤ µ < 17 dan rendah apabila memiki nilai µ < 9.
b. Dukungan dalam penelitian ini adalah diukur dengan dukungan masyarakat
terhadap mobilitas perusahaan, tidak pernah berkonflik / aksi(demo) terhadap
perusahaan atau semua aktivitas perusahaan baik aktivitas produksi dan non
produksi. Penelitian ini menggunakan skala ordinal dan dikelompokan dalam 4
kategori yaitu sangat setuju (SS) dengan skor 4; setuju (S) dengan skor 3; tidak
setuju (TS) dengan skor 2; sangat tidak setuju (STS) dengan skor 1. Kemudian
responden digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu responden yang memiliki
dukungan yang tinggi apabila emmiki nilai µ ≥ 18, sedang apabila memiki nilai
12 ≤ µ < 18 dan rendah apabila memiki nilai µ < 12.
Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Uji Validitas Instrumen dilakukan dengan menggunakan software SPSS.
Dalam proses ini menggunakan uji koefisien korelasi produk moment Pearson.
Untuk mengetahui terdapat hubungan atau tidak dapat dilihat dari nilai
signifikansi dan seberapa kuat hubungan tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien
korelasi atau r.
Uji Reliabilitas menggunakan uji koefisien Alpha Cronbach.
Reliabilitas item dapat diuji dengan melihat koefisien Alpha dengan melakukan
Reliability Analysis dengan software SPSS. Nilai koefisien Alpha-Cronbach
untuk reliabilitas keseluruhan item dalam satu peubah didapat dengan rumus
berikut:

Keterangan:

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Seleksi dan Penempatan Tenaga Kerja pada PT. Krakatau Steel Cilegon Banten

0 34 63

Perencanaan Hutan Kota Kawasan Industri Krakatau Cilegon, Banten

0 12 125

PENGELOLAAN HIPERKES DALAM PENERAPAN OHSAS 18001 DI PT KRAKATAU STEEL (PERSERO), Tbk CILEGON BANTEN

0 6 70

form krakatau posco energy korean staff

0 1 2

Strategi Komunikasi Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Sentra Usahatama Jaya (Studi Program Pengobatan Masal Warga Lingkungan Lijajar, Kelurahan Tegal Ratu, Kecamatan Ciwandan, Cilegon-Banten) - FISIP Untirta Repository

0 1 13

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Strategi Komunikasi Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Sentra Usahatama Jaya (Studi Program Pengobatan Masal Warga Lingkungan Lijajar, Kelurahan Tegal Ratu, Kecamatan Ciwandan, Cilegon-Banten)

0 0 85

Strategi Komunikasi Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Sentra Usahatama Jaya (Studi Program Pengobatan Masal Warga Lingkungan Lijajar, Kelurahan Tegal Ratu, Kecamatan Ciwandan, Cilegon-Banten) - FISIP Untirta Repository

0 1 24

STRATEGI MANAJEMEN REPUTASI PUBLIC RELATIONS PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK (Kasus Pembangunan PT. Krakatau POSCO) - FISIP Untirta Repository

0 11 132

ANALISIS PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT. KRAKATAU DAYA LISTRIK DI KELURAHAN SAMANGRAYA KOTA CILEGON - FISIP Untirta Repository

0 0 185

Strategi Corporate Social Resposibility (CSR) PT. Krakatau Posco dalam Membangun Community Relations pada Masyarakat Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon - FISIP Untirta Repository

2 4 218