PERBANDINGAN PEMAKNAAN LABEL PERINGATAN KESEHATAN (Analisis Semiotik pada Kemasan Rokok di Kerajaan Bahrain dan Negara Indonesia)

(1)

PERBANDINGAN PEMAKNAAN LABEL PERINGATAN KESEHATAN (Analisis Semiotik pada Kemasan Rokok di Kerajaan Bahrain dan Negara

Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Oleh : Siti Rumiani 201010040311354

Dosen Pembimbing: 1. Widiya Yutanti, MA 2. Isnani Dzuhrina, M.Adv

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Siti Rumiani

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi : Ilmu Komunikasi

Judul : Perbandingan Pemaknaan Label Peringatan Kesehatan (Analisis Semiotik pada Kemasan Rokok di Kerajaan Bahrain dan Negara Indonesia)

Disetujui:

Dosen Pembimbing I

Widiya Yutanti, MA

Dosen Pembimbing II

Isnani Dzuhrina, M.Adv

Mengetahui,

Ketua Prodi Ilmu Komunikasi


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Siti Rumiani

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi : Ilmu Komunikasi

Judul : Perbandingan Pemaknaan Label Peringatan Kesehatan (Analisis Semiotik pada Kemasan Rokok di Kerajaan Bahrain dan Negara Indonesia)

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi Prodi Ilmu Komunikasi FISIP dan dinyatakan LULUS sebagai salah satu persyaratan

untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.Ikom) Pada tanggal 29 Januari 2015

Dihadapan Dewan Penguji

Dewan Penguji:

1. Frida Kusumastuti, Dra.M.Si ( )

2. Jamroji, M.Comm ( )

3. Widiya Yutanti,MA ( )

4. Isnani Dzuhrina, M.Adv ( )

Mengetahui, Dekan Fakultas


(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang Bertanda Tangan Di Bawah Ini:

Nama : Siti Rumiani

Tempat, Tanggal Lahir : Malang, 16 April 1992

Nim : 201010040311354

Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Program Studi : Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa karya ilmiah (Skripsi) saya yang berjudul Perbandingan Pemaknaan Label Peringatan Kesehatan (Analisis Semiotik pada Kemasan Rokok di Kerajaan Bahrain dan Negara Indonesia) adalah bukan hasil dari karya ilmiah orang lain, baik itu sebagian maupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Malang, 13 Januari 2015 Peneliti


(5)

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Siti Rumiani

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi : Ilmu Komunikasi

Judul : Perbandingan Pemaknaan Label Peringatan Kesehatan (Analisis Semiotik pada Kemasan Rokok di Kerajaan Bahrain dan Negara Indonesia)

Nama Pembimbing : I. Widiya Yutanti, MA II. Isnani Dzuhrina, M.Adv

Tanggal Bimbingan Pembimbing Keterangan

Bimbingan

I II

21/25 Maret 2014 Acc Judul

26 September 2014 Acc BAB I

26 September 2014 Acc BAB II

26 September 2014 Acc BAB III

01 Oktober 2014 Seminar Proposal

07/12 Januari 2015 Acc BAB IV

07/23 Januari 2015 Acc BAB V

12/23 Januari 2015 Acc BAB VI

13/23 Januari 2015 Acc Abstraksi

Menyetujui Dosen Pembimbing I

Widiya Yutanti, MA

Dosen Pembimbing II

Isnani Dzuhrina, M.Adv Mengetahui,

Ketua Prodi Ilmu Komunikasi


(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

KATA PENGANTAR

Setiap ciptaan Allah pasti memiliki manfaatnya sendiri, begitu pula tembakau. Lalu tugas manusia lah untuk memanfaatkan segala ciptaan Allah dengan sebaik-baiknya dan demi kebaikan bersama. selama ini tembakau dikenal luas sebagai bahan utama rokok. Benda ini begitu terkenal di berbagai belahan dunia dan telah menjadi sebuah gaya hidup dalam masyarakat.

Produk rokok adalah sebuah dilema, satu sisi tak terbantahkan bahwa produk ini memiliki banyak efek negatif bukan hanya untuk komsumennya, tetapi juga untuk lingkungan sekitar mereka, namun di sisi lain produk ini adalah ladang bisnis yang sangat menjanjikan. Tak heran para penikmat “ladang” ini berusaha untuk memunculkan sisi baik produk ini dengan berbagai cara ditengah kampanye anti rokok yang juga banyak dilakukan di berbagai daerah.

Pemerintah sebagai “kepala rumah tangga” negara mengatur agar dua kepentingan yang berbeda ini sama-sama mendapatkan keinginannya dengan membuat regulasi mengenai produk tembakau. Salah satu caranya adalah dengan membuat peraturan tentang kemasan produk tembakau, termasuk rokok. Label peringatan bergambar sedang digandrungi dan dianggap sebagai desain peringatan yang tepat untuk menyampaikan pesan bahaya rokok.

Negara Indonesia menerapkan peraturan baru mengenai label peringatan kesehatan pada kemasan rokok yang merubah peringatan berbentuk kalimat dengan peringatan bergambar pada tahun 2014. Peraturan ini dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2013. Ada desain label


(11)

peringatan kesehatan yang menunjukkan pria sedang merokok, sedangkan regulasi yang berlaku sebelumnya adalah tidak diperbolehkan menayangkan adegan merokok di media masa, termasuk juga media luar ruangan.

Setiap negara memiliki kebijakannya sendiri berkenaan dengan desain label peringatan kesehatan pada kemasan rokok. kerajaan Bahrain menggunakan peraturan yang diadaptasi dari GCC, sebuah aliansi politik dan ekonomi di kawasan Asia Barat. Ada suatu yang mengganjal, organisasi ekonomi dan politik yang tentu berfokus pada kedua bidang ini, dan secara logika berusaha meningkatkan perekonomian, salah satunya dengan meningkatkan pendapatan melalui produk rokok yang tentunya pro terhadap keberadaan produk ini, namun mereka pula lah yang membuat regulasi mengenai label peringatan kesehatan rokok yang secara jelas menentang rokok untuk dikonsumsi.

Apakah peraturan ini benar-benar peraturan “sepenuh hati” untuk memperingatkan bahaya yang ditimbulkan oleh rokok? Atau peraturan “setengah hati” yang diciptakan sekedar sebagai formalitas saja? Peneliti melalui karya tulis ini ingin mengungkap tanda-tanda apa yang muncul dalam label peringatan kesehatan di kerajaan Bahrain dan negara Indonesia. Melalui analisis semiotik, peneliti berusaha semaksimal mungkin untuk mengungkap apa maksud masing-masing label peringatan yang telah digunakan di masing-masing-masing-masing negara tersebut.

Penelitian ini terinspirasi dari fenomena perilaku merokok yang sangat sering peneliti temui dikehidupan sehari-hari, bahkan dalam lingkup keluarga. Peneliti sangat bersyukur karena pada perjalanan penulisan penelitian ini peneliti


(12)

mendapat banyak sekali pelajaran hidup yang menempa peneliti untuk menjadi pribadi yang lebih dewasa dan kuat dalam menjalani hidup.

Peneliti ingin menyampaikan penghargaan yang luar biasa kepada kedua orang tua peneliti, Bapak Asmadi dan Ibu Mardiyah yang dengan segala kekuatan hatinya mendampingi peneliti. Ikut memikirkan penelitian ini sehingga berpesan pada peneliti untuk selalu berbagi masalah dengan Beliau berdua, untuk meringankan beban peneliti yang tak seberapa dibandingkan dengan beban yang telah Beliau berdua tanggung selama ini. Selain kedua orang tua peneliti, peneliti sangat bangga memiliki kakak dan kakak ipar peneliti, Hasan Mustofa dan Azzizatul Avivah yang selalu menjadi teladan bagi peneliti, memperhatikan dan membantu peneliti selama ini.

Untuk seseorang yang diam-diam selalu memperhatikan dan ikut memikirkan permasalahan yang dihadapi peneliti, memberikan berbagai “omelan cerewetnya” pada peneliti agar segera menyelesaikan penelitian ini dan juga untuk bersama-sama menjadi lebih dewasa dan kuat, peneliti menyampaikan rasa terimakasih setulus hati padanya. Semoga kami sama-sama mencapai impian masing-masing dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Dan yang terakhir, peneliti menyampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak yang mendukung terselesaikannya tugas akhir ini. Semoga Allah menyegerakan kebaikan untuk kita semua. Amin.

Malang, 7 Februari 2015

Peneliti


(13)

DAFTAR ISI

COVER ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... v

ABSTRAKSI ... vi

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I Pendahuluan . ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 11

C. Tujuan Penelitian . ... 11

D. Manfaat Penelitian ... 12

1. Manfaat Praktis . ... 12

2. Manfaat Akademis . ... 12

BAB II Tinjauan Pustaka ... 13

A. Komunikasi Sebagai Proses Simbolik ... 13

B. Komunikasi : Mazhab Proses dan Mazhab Semiotik ... 15

C. Signifikasi (Pemaknaan). ... 17

D. Semiotika Komunikasi Visual . ... 19


(14)

1. Model Analisis Semiotik Charles Sanders Pierce ... 24

2. Semiologi Ferdinand Saussure. ... 26

3. Mitologi Roland Barthes . ... 28

F. Strategi Fear Appeal ... 31

G. Perilaku Merokok ... 32

H. Peringatan Kesehatan pada Kemasan Rokok ... 33

BAB III Metode Penelitian ... 36

A. Pendekatan Penelitian ... 36

B. Tipe dan Dasar Penelitian ... 36

C. Instrumen Penelitian. ... 37

D. Fokus Penelitian. ... 37

E. Ruang Lingkup Penelitian. ... 37

F. Unit Analisis Data. ... 38

G. Teknik Pengumpulan Data. ... 38

H. Teknik Analisis Data. ... 39

BAB IV Gambaran Umum Subjek Penelitian. ... 41

A. Kerajaan Bahrain ... 41

1. Umum ... 42

2. Geografis ... 42

3. Sejarah ... 43

4. Konstitusi ... 44

5. Pemerintahan ... 45

6. Parlemen. ... 45

7. Dalam Negeri. ... 46

8. Luar Negeri. ... 49

9. Hubungan Bilateral Indonesia-Bahrain. ... 50

10. Sosial Budaya. ... 53

B. Gulf Cooperation Council (GCC). ... 54

C. GCC Standarization Organization (GSO). ... 57

D. Label Peringatan Kesehatan pada kemasan rokok di Kerajaan Bahrain ... 57


(15)

F. Kementerian Kesehatan. ... 61

1. Visi dan Misi. ... 61

2. Nilai-nilai. ... 62

3. Tugas dan Fungsi. ... 63

G. Label Peringatan Kesehatan di Negara Indonesia. ... 65

BAB V Perbandingan Pemaknaan Label Peringatan Kesehatan. ... 67

A. Pemaknaan Label Peringatan Kesehatan di Kerajaan Bahrain... 67

1. Ular Yang Keluar Dari Patahan Batang Rokok. ... 67

2. Tangan Memegang Rokok Yang Memegang Perut Wanita Hamil . ... 73

3. Jari Tangan Yang Terbakar Sedang Memegang Rokok ... 78

4. Ujung Rokok Yang Berbentuk Tengkorak Terbakar. ... 83

B. Pemaknaan Label Peringatan Kesehatan di Negara Indonesia ... 88

1. Kanker Mulut. ... 88

2.Kanker Tenggorokan. ... 92

3.Orang Merokok Dengan Anak Didekatnya. ... 96

4. Paru-paru Yang Menghitam Karena Kanker... 101

5. Orang Merokok Dengan Asap Yang Membentuk Tengkorak . ... 106

C. Perbandingan Label Peringatan Kesehatan Kedua Negara. ... 109

1. Persamaan ... 110

2. Perbedaan ... 113

BAB VI Penutup. ... 116

A. Kesimpulan. ... 116

B. Saran. ... 117

1. Praktis. ... 117

2. Akademis. ... 117

Daftar Pustaka ... 118


(16)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1 Gambar Hubungan Tanda, Objek dan Interpretan (Triangle of

Meaning) ... 25

GAMBAR 2 Model Semiotik dari Saussure ... 26

GAMBAR 3 Peta Tanda Roland Barthes ... 29

GAMBAR 4 Desain Cover Depan Kemasan Rokok Di Kerajaan Bahrain ... 58

GAMBAR 5 Desain Cover Belakang Kemasan Rokok Di Kerajaan Bahrain ... 58

GAMBAR 6 Desain Cover Kemaan Rokok Di Negara Indonesia ... 66

GAMBAR 7 Ular Yang Keluar Dari Patahan Batang Rokok ... 67 -

GAMBAR 8 Tangan Memegang Rokok Yang Memegang Perut Wanita Hamil ... 73

GAMBAR 9 Jari Tangan Yang Terbakar Sedang Memegang Rokok ... 78

GAMBAR 10 Ujung Rokok Yang Berbentuk Tengkorak Terbakar ... 83

GAMBAR 11 Kanker Mulut ... 88

GAMBAR 12 Kanker Tenggorokan ... 92

GAMBAR 13 Orang Merokok Dengan Anak Didekatnya ... 96

GAMBAR 14 Paru-Paru Menghitam Karena Kanker ... 101

GAMBAR 15 Orang Merokok Dengan Asap Yang Membentuk Tengkorak ... 106


(17)

DAFTAR TABEL

TABEL 1 Pemaknaan Label Peringatan Kesehatan pada Kemasan

Rokok ... 40

TABEL 2 Pemaknaan Ular Yang Keluar Dari Patahan Batang Rokok .... 67

TABEL 3 Pemaknaan Tangan Memegang Rokok Yang Memegang Perut Wanita Hamil ... 73

TABEL 4 Pemaknaan Jari Tangan Yang Terbakar Sedang Memegang Rokok ... 79

TABEL 5 Pemaknaan Ujung Rokok Yang Berbentuk Tengkorak Terbakar ... 83

TABEL 6 Pemaknaan Kanker Mulut ... 88

TABEL 7 Pemaknaan Kanker Tenggorokan ... 92

TABEL 8 Pemaknaan Orang Merokok Dengan Anak Didekatnya ... 96

TABEL 9 Pemaknaan Paru-Paru Menghitam Karena Kanker ... 101

TABEL 10 Pemaknaan Orang Merokok Dengan Asap Yang Membentuk Tengkorak ... 106

TABEL 11 Perbedaan Desain Label Peringatan Kesehatan Kedua Negara ... 113


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 28 Tahun 2013. ... 124 Lampiran 2 Decision Number 16 of the Year 2012

Adopting The Standardized Gulf Technical Regulation Regarding Labeling Of Tobacco Product Packs As a


(19)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Armstrong, Sue. 1995. Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan. Jakarta: Arcan. Fiske, John. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers.

Hamid, Farid dan Heri Budianto. 2011. Ilmu Komunikasi: Sekarang dan Tantangan Masa Depan. Jakarta: Kencana

Hanurawan, Fattah. 2004. Pengantar Psikologi Sosial. Malang: Triumvirat Independent Edition.

Jamieson, Kathleen Hall. Karlyn Kohrs Campbell. 2001. The Interplay of Influence. Australia: Wadsworth.

Jennings, Bryant. Susan Thompson. 2002. Fundamentals of Media Effects. McGraw-Hill Humanities.

Kriyantono, Rachmat. 2009, Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. Larson, Charles U. 2001. Persuasion: Reception and Responsibility. Stamford:

Thomson Learning.

Levy, M.R. 1984. Life and Health. New York: Random House.

Morissan. 2013. Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Jakarta: Kencana. Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Rosda. Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKiS.

Payne, James. 2001. Aplicatons Communication for Personal and Professional Contexts. USA: Clark Publishing, Inc.

Pujiyanto. 2013. Iklan Layanan Masyarakat. Yogyakarta: Penerbit Andi. Sobur, Alex. 2006. Analisis Teks Media. Bandung: Rosda.


(20)

Tim Bina Karya Guru. 2013. IPS Terpadu untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Erlangga.

Tinarbuko, Sumbo. 2013. Semiotika Komunikasi Visual. Jogjakarta: Jalasutra. Vera, Nawiroh. 2014. Semiotika dalam Riset Komunikasi. Bogor: Ghalia

Indonesia.

Sumber Non Buku

Afrianto Yudi, Muh. Farid Fauzy, Agustina Setiawati. 2014. Kanker Paru, diakses pada 1 Desember 2014, 07:16 WIB melalui :

http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=802

Anonim 1. 2011 Daftar 10 Negara Perokok Terbesar di Dunia, diakses pada 28

Februari 2014, 16:09 WIB, melalui:

http://www.cancerhelps.co.id/Hot-News/daftar-10-negara-perokok-terbesar-di-dunia.html

Anonim 2. 2008. mpower A Policy Package To Reverse The Tobacco Epidemic, diakses pada 28 April 2014, 07:22 WIB, melalui:

http://www.who.int/tobacco/mpower/mpower_english.pdf

Anonim 3. 2013. Smoking baby quits 40 cigarette per day habit, diakses pada 14 JAnuari 2015, 08:18 WIB, melalui : http://nypost.com/2013/11/17/world-famous-smoking-baby-quits-40-cigarette-per-day-habit/

Anonim 4. 2013. Bahrain, diakses pada 17 September 2014, 09:16 WIB melalui: http://www.tobaccolabels.ca/countries/bahrain/

Anonim 5. 2001. Bahrain (Age 13-15) Global Youth Tobacco Survey Fact Sheet, diakses pada 18 September, 06:49 WIB melalui:

http://www.who.int/tobacco/surveillance/Bahrain%202001.pdf

Anonim 6. 2009. Indonesia (Age 13-15) Global Youth Tobacco Survey Fact Sheet, diakses pada 18 September, 06:51 WIB melalui:

http://www.searo.who.int/entity/noncommunicable_diseases/data/ino_gyts _fs_2009.pdf

Anonim 7. 2012. Ministerial Decision No. 16 of 2012 Adopting the Standardized Gulf Technical Regulation Regarding Labeling of Tobacco Product Packs as a National Technical Regulation. Diakses pada 20 September 2014, 22:23 WIB, melalui:

http://www.tobaccocontrollaws.org/files/live/Bahrain/Bahrain%20%20Res .%20No.%2016_2012.pdf


(21)

Anonim 8. 2013. Volume Impor Tembakau Lebih Besar Ketimbang Ekspor, diakses pada 29 September 2014, 11:00 WIB melalui: http://www.neraca.co.id/article/36590/Volume-Impor-Tembakau-Lebih-Besar-Ketimbang-Ekspor/2

Anonim 9. 2014. GDP per capita (current US$), diakses pada 29 September

2014, 18:43 WIB melalui:

http://data.worldbank.org/indicator/NY.GDP.PCAP.CD

Anonim 10. 2013. WHO Report on the Global Tobacco Epidemic, Country Profile : Bahrain, diakses pada 29 September 2014, 18:57 WIB melalui : http://www.who.int/tobacco/surveillance/policy/country_profile/bhr.pdf?u a=1

Anonim 11. 2013. WHO Report on the Global Tobacco Epidemic, Country Profile : Indonesia, diakses pada 29 September 2014, 18:57 WIB melalui : http://www.who.int/tobacco/surveillance/policy/country_profile/idn.pdf Anonim 12. 2014. World Health Organization – Noncommunicable Desease

(NCD) Country Profil, Bahrain, diakses pada 31 Oktober 2014, 02:57 WIB melalui: http://www.who.int/nmh/countries/bhr_en.pdf

Anonim 13. 2013. Indonesia - Neonatal and Child Health Profile, diakses pada 1 Desember 2014, 06:42 WIB melalui :

http://www.who.int/maternal_child_adolescent/epidemiology/profiles/neo natal_child/idn.pdf?ua=1

Anonim 14. 2012. 4 Jenis Penyakit Paru-paru Yang Disebabkan Merokok, diakses pada 1 Desember 2014, 07:04 WIB melalui : http://paru-paru.com/4-jenis-penyakit-paru-paru-yang-disebabkan-merokok/

Anonim 15. 2012. The Middle Eastern Community, diakses pada 7 Januari 2015, 05:44 WIB, melalui : http://www.culturediversity.org/mide.htm

Anonim 16. Middle East, diakses pada 7 Januari 2015, 06:03 WIB, melalui: http://www.nvfs.org/pages/page.asp?page_id=115276

Anonim 17. 2014. Menkes Luncurkan Iklan Layanan Masyarakat (Ilm) Korban Rokok, diakses pada 10 Desember 2014, 02:21 WIB melalui : http://www.depkes.go.id/article/view/201410130001/menkes-luncurkan-iklan-layanan-masyarakat-ilm-korban-rokok.html

Anonim 18, 2009. Bahrain, diakses pada 27 November 2014, 05:39 WIB melalui : http://www.kemlu.go.id/manama/Pages/CountryProfile.aspx?l=id

Anonim 19. 2012. Profile: Gulf Co-operation Council, diakses pada 24 Desember 2014, 00:17 WIB melalui :


(22)

Anonim 20. 2015. Bylaws, diakses pada 3 Januari 2015, 13:45 WIB melalui : http://www.gso.org.sa/gso-website/gso-website/about-gso/about/bylaw Anonim 21. Gulf Cooperation Council (GCC), diakses pada 3 Januari 2015, 14:03

WIB, melalui:

http://www.smoke-free.ca/warnings/Gulf%20Cooperation%20Council.htm

Anonim 22. 2010. Politik dan Pemerintahan, diakses pada 3 Januari 2015, 15:07 WIB, melalui : http://www.indonesia.go.id/in/sekilas-indonesia/politik-dan-pemerintahan

Anonim 23. 2014. Profil, diakses pada 3 januari 2015, 15:08 WIB, melalui : http://www.depkes.go.id/index.php

Anonim 24.Effects of Cobra Venom, diakses pada 13 Januari 2014, 20:21 WIB, melalui: http://www.umich.edu/~elements/web_mod/cobra/venom.htm Anonim 25.2014. Zat-zat yang Terkandung dalam Rokok, diakses pada 13 Januari

2015, 20:23 WIB, melalui : http://www.yasminhospital.com/zat-zat-yang-terkandung-dalam-rokok/

Anonim 26. 2010. Hewan yang Diharamkan dalam Hadist Nabawi, diakses pada 20 Januari 2015, 07:18 WIB, melalui : http://rumaysho.com/umum/hewan-yang-diharamkan-dalam-hadits-nabawi-971

Anonim 27. 2010. Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut, diakses pada 20 Januari, 21:03 WIB, melalui :

http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=321

Anonim 28. 2015. Indonesia, diakses pada 20 Januari, 21:19 WIB, melalui: http://data.worldbank.org/country/indonesia

Anonim 29. 2014. Sosial dan Kependudukan, diakses pada 20 Januari, 21:24 WIB, melalui :

http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=06 &notab=4

Candra, Asep. 2013. Kanker Mulut Lebih Mematikan dari Kanker Serviks, diakses pada 27 November 2014, 06:16 WIB melalui:

http://health.kompas.com/read/2013/09/18/1205246/Kanker.Mulut.Lebih. Mematikan.dariKanker.Serviks

EKN. 2009. Sandi Wedhus, Balita Jago Isap Rokok, diakses pada 14 Januari 2015, 08:11 WIB, melalui:

http://regional.kompas.com/read/2009/12/30/06420283/Sandi.Wedhus..Ba lita.Jago.Isap.Rokok

Ferdian, Happy. 2014. Soal Perokok Aktif, Indonesia Masuk 5 Besar Dunia, diakses pada 17 Juni 2014, 01:33 WIB, melalui:


(23)

http://bali.bisnis.com/m/read/20140604/16/45332/soal-perokok-aktif-indonesia-masuk-5-besar-dunia

Grewal, Sandeep Singh. 2013. Bahrain Steps Up Clamp on Smoking, diakses pada 24 September 2014, 01:43 WIB, melalui: http://gulf-daily-news.com/NewsDetails.aspx?storyid=245009

Harnowo, Putro Agus. 2012. Negara-negara yang Mengharamkan Rokok, diakses pada 29 September 2014, 18:11 WIB melalui:

http://health.detik.com/read/2012/07/25/115155/1974283/775/2/negara-negara-yang-mengharamkan-rokok

Hartley, Joanna. 2009. Bahrain Introduces Strict New Anti-smoking Laws, diakses pada 24 September 2014, 01:03 WIB, melalui:

http://www.arabianbusiness.com/bahrain-introduces-strict-new-anti-smoking-laws-13636.html

Mazumdar, Tulip. 2014. Perokok Dunia Capai Satu Miliar, diakses pada 29 September 2014, 11:20 WIB, melalui:

http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2014/01/140108_majalah_lain_p erokok_dunia

Nilawaty, Cheta. 2014. Perokok Pria Indonesia Terbanyak ke-2 di Dunia, diakses pada 17 September 2014, 08:46 WIB melalui:

http://www.tempo.co/read/news/2014/01/09/060543467/Perokok-Pria-Indonesia-Terbanyak-ke-2-di-Dunia#

Noorastuti, Pipiet Tri. 2009. Bahaya Perokok Pasif 3 Kali Perokok Aktif, diakses pada 20 Januari 2015, 08.22 WIB, melalui:

http://m.news.viva.co.id/news/read/69076bahaya_perokok_pasif_3_kali_p erokok_aktif

Nurhayat, Wiji. 2013. 6 Negara Penghasil Tembakau Terbesar Di Dunia, diakses pada diakses pada 23 Maret 2014, 07:21 WIB, melalui: http://us.finance.detik.com/read/2013/10/03/123327/2376640/1036/ini-6-negara-penghasil-tembakau-terbesar-di-dunia

Pribadi, Toto. 2008. Sirkuit Bahrain Tanpa Iklan Rokok, diakses pada 24

September 2014, 02:23 WIB, melalui:

http://sports.okezone.com/read/2008/02/27/37/87074/sirkuit-bahrain-tanpa-iklan-rokok

Prihandoko. 2013. SBY Teken PP Tembakau, diakses pada 26 Maret 2014, 08:46

WIB, melalui:

http://www.tempo.co/read/news/2013/01/09/173453270/SBY-Teken-PP-Tembakau.


(24)

Sirait, Anna Maria. 2013. Faktor Risiko Tumor/Kanker Rongga Mulut Dan Tenggorokan Di Indonesia (Analisis Riskesdas 2007), diakses pada 27

November 2014, 06:01 WIB, melalui:

http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/download/3281 /3275

Vem. 2014. Wow! Ini 6 Hal yang Paling Ditakuti Manusia, diakses pada 23 Januari 2015, 01:47 WIB, melalui : http://m.vemale.com/ragam/47096-wow-ini-6-hal-yang-paling-ditakuti-manusia.html

Wicaksono, Windi. 2013. Dilema Larangan Sponsor Rokok di Event Olahraga, diakses pada 29 September 2014, melalui:

http://sports.okezone.com/read/2013/05/29/43/814707/dilema-larangan-sponsor-rokok-di-event-olahraga

Yani, Akhmad. 2012. Kadar Rasa Takut, diakses pada 20 Januari 2015, 07:58 WIB, melalui: http://islamiccenter.upi.edu/2013/09/kadar-rasa-takut/


(25)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Produk rokok merupakan produk yang unik, karena pada setiap kemasan dan iklannya, produk rokok harus menyertakan peringatan kesehatan yang memberitahukan kerugian dari merokok. Apabila setiap produk normalnya akan memanfaatkan kemasan dan bentuk visualnya agar produknnya dikenal, diminati, dan tentu pada akhirnya dibeli, maka produk rokok tidak dapat melakukan itu dengan leluasa karena terikat dengan peraturan.

Di Indonesia, pengendalian penggunaan tanaman tembakau diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau. Peraturan Pemerintah ini disahkan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudoyono pada 24 Desember 2012 (Prihandoko, tempo.co:2013).

Beberapa Negara memproduksi tembakau yang sebagian besar digunakan untuk produk-produk rokok dan kemudian dipasarkan di berbagai belahan dunia. Menurut artikel di situs detik.com yang diposting pada 3 Oktober 2013, Negara yang tercatat sebagai Negara dengan penghasil tembakau terbanyak adalah Negara Cina dengan rata-rata 2.397.200 ton tembakau per tahun, Brazil dengan rata-rata 919.393 ton tembakau per tahun; dan India dengan rata-rata 555.000 ton tembakau per tahun. Sedangkan Indonesia sendiri berada di urutan nomor 6 dengan rata-rata 164.851 ton tembakau per tahun.


(26)

Meski Indonesia tercatat sebagai salah satu negara pengekspor tembakau terbanyak di dunia, namun Indonesia juga masih tetap mengimport tembakau dari luar negeri. Pada tahun 2012, ekspor tercatat 37.110,46 ton, sedangkan impor melonjak hingga 137.425,70 ton (Anonim 8,neraca.co.id: 2013). Berbeda dengan Indonesia, tembakau tidak tumbuh di Bahrain, sehingga negara ini mengimpor tembakau sebagai bahan baku rokok. Pada tahun 1990, Bahrain mengimport 170 ton tembakau yang belum di olah.

Pengendalian penggunaan tembakau menjadi isu yang banyak dibicarakan di berbagai Negara di dunia mengingat banyaknya jumlah perokok aktif di dunia. Menurut laporan WHO tahun 2008 dalam situs cancerhelps.co.id, Indonesia menduduki peringkat ketiga di dunia dengan jumlah perokok aktif terbanyak, yaitu dengan 65 juta perokok atau 28% per penduduk.

Di Indonesia, kampanye anti rokok sering diadakan. Misalnya kampanye anti rokok yang diadakan di kota Jakarta pada 11 Januari 2014, di kota Denpasar pada 16 Februari 2014 dan di kota Bandung pada 23 Februari 2014. Tak hanya di Indonesia, di India, yang menurut data WHO tahun 2008 tercatat sebagai Negara kedua dengan perokok aktif terbanyak di dunia (144 juta perokok atau 12,5% per penduduk) juga memiliki cara sendiri dalam kampanye anti tembakau, seperti mengadakan desa bebas asap rokok misalnya. Di beberapa Negara bagian sudah ada desa bebas tembakau, seperti Andhra Padesh dan Gujarat yang telah menghentikan penjualan tembakau di beberapa desanya. Sebuah desa di Haryana, bernama Shankapura bahkan telah puluhan tahun bebas dari asap rokok karena mereka menganggap hal ini tabu. Sedangkan di Cina, ada kampanye anti rokok


(27)

oleh mahasiswa asal provinsi barat Cina, Shanxi yang mendesain mobil sport yang dibalut dengan bungkus rokok bekas untuk mengingatkan masyarakat agar berhenti merokok. Di Kerajaan Bahrain, peraturan baru mengenai denda yang diberlakukan untuk perokok yang merokok di dalam mobil di depan anak-anaknya mulai diberlakukan pada tanggal 15 April 2009 (Hartley, arabianbusiness.com: 2009). Selain itu, Menteri kesehatan Kerajaan Bahrain menyiapkan hotline, 66399755, untuk laporan mengenai pelanggaran tentang peraturan merokok di seluruh negaranya (Grewal, Daily News: 2013)

Jumlah perokok di seluruh dunia meningkat menjadi hampir satu miliar orang dan di sejumlah negara termasuk Indonesia dan Rusia lebih dari separuh jumlah penduduk laki-laki merokok setiap hari. Temuan tersebut diungkap oleh tim peneliti yang ditulis dalam Journal of the American Medical Association. Mereka mengatakan peningkatan jumlah perokok terjadi karena adanya peningkatan jumlah penduduk yang meningkat dua kali lipat selama 50 tahun terakhir. Berdasarkan data terbaru ini, jumlah perokok di seluruh dunia meningkat hampir 250 juta orang antara 1980 hingga 2012. Walaupun jumlah perokok meningkat, proporsi orang yang merokok di seluruh dunia sebenarnya berkurang. Bagi pria, proporsi perokok turun 10% sejak 1980, bagi perempuan turun 4% (Mazumdar, bbc.co.uk: 2014)

Dalam Global Youth Tobacco Survey (GYTS) Fact Sheet Kerajaan Bahrain pada tahun 2001 dilakukan survey pada remaja usia 13-15 tahun mengenai tembakau. 23,9% siswa (laki-laki dan perempuan) pernah merokok, 10,6% tetap merokok dan 64,3% ingin berhenti merokok (Anonim 5,


(28)

www.who.int: 2001). Pada tahun 2009 dilakukan pula penelitian serupa di Indonesia. 30,4 % siswa (laki-laki dan perempuan) pernah merokok, 20.3% tetap merokok dan 83,4% ingin berhenti merokok (Anonim 6, www.searo.who.int: 2009).

WHO memiliki sebuah program yang dinamakan mpower A Policy to Reserve The Tobacco Endemic yang dirilis pada tahun 2008. Kebijakan ini berisi tentang 6 strategi yang bertujuan untuk mengurangi konsumsi tembakau di dunia. Dalam sebuah tabel pada halaman 6 mpower ini menyebutkan bahwa penggunaan tembakau merupakan faktor penyebab 6 dari 8 penyakit paling mematikan di dunia. Menurut tabel tersebut, kematian yang disebablan oleh penggunaan tembakau mencapai lebih dari 5 juta kematian pada tahu 2005.

Salah satu poin dalam mpowerA Policy Package To Reverse The Tobacco Epidemic menyebutkan “Warn about the danger of tobacco” (2008:20) yang merujuk pada penggunaan peringatan bahaya merokok yang efektif dan melakukan upaya-upaya untuk memberikan pemahaman dan edukasi tentang tembakau dan asap rokok kepada masyarakat.

Pada tanggal 24 Juni 2014, peraturan baru mengenai peringatan kesehatan pada kemasan produk tembakau yaitu Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2013 tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan Dan Informasi Kesehatan Pada Kemasan Produk Tembakau resmi diberlakukan di Indonesia. Peraturan baru ini memperkenalkan 5 desain peringatan kesehatan bergambar yang wajib dicantumkan pada produk tembakau.


(29)

“Decision Number 16 of the year 2012 Adopting the Standardized Gulf Technical Regulation Regarding Labeling of Tobacco Product Packs As a National Technical Regulation” digunaan sebagai peraturan mengenai label dalam kemasan produk tembakau sejak 9 Agustus 2012. Kerajaan Bahrain juga memiliki 4 desain label peringatan kesehatan untuk kemasan rokok dan 2 desain untuk kemasan shisha.

Di negara Indonesia, produk rokok sering menjadi sponsorsip dalam ajang olahraga, dengan adanya Peraturan Pemerintah nomor 109 tahun2012 tentang pengendalian produk tembakau menyuratkan sponsor rokok tidak boleh memasang logo dan menampilkan nama produk pada even yang disponsori. Tapi, sponsor rokok seringkali membantu menyamarakkan jalannya sebuah event olahraga. Pasal 36 dalam Peraturan Pemerintah tersebut menyebutkan bahwa produk tembakau yang mensponsori suatu kegiatan lembaga dan/atau perorangan hanya dapat dilakukan dengan tidak menggunakan nama merek dagang dan logo produk tembakau termasuk brand image, tidak bertujuan untuk mempromosikan produk tembakau. Pasal yang sama melarang pula sponsor untuk kegiatan lembaga dan/atau perorangan yang diliput media (Wicaksono, okezone.com: 2013).

Di Kerajaan Bahrain, pemerintah berencana untuk melarang seluruh iklan rokok dalam semua sirkuit olahraga internasional. FIA dan Formula One sendiri terlihat setuju dengan penghentian sponsor rokok dari 2006 lalu. Namun banyak tim yang mencoba membuat iklan terselubung alias subliminal branding misalnya dengan logo, cat yang identik dengan produk-produk atau cara-cara lainnya.


(30)

Pelarangan produk tembakau di arena Formula One sebenarnya telah dibawa sejak 2005 seiring dengan dibuatnya aturan hukum baru di Uni Eropa. Semua iklan dan segala macam bentuk promosi pada produk tembakau telah dilarang terpampang di arena maupun mobil F1 (Pribadi, Okezone.com, 2008)

Menurut laporan hasil survei milik WHO dalam program mpower yang dirilis pada tahun 2013 (Anonim 10 dan 11, www.who.int: 2013), laporan mengenai Warn about the danger of tobacco menunjukkan bahwa presentase label peringatan kesehatan yang ditampilkan pada kemasan produk tembakau adalah 50% di begara Bahrain dan 40% di negara Indonesia. Menurut laporan yang sama, peraturan mengenai harga rokok Marlboro atau merk sejenis dengan isi 20 batang per kemasan adalah 1.00 BHD atau setara dengan 32.000 IDR. Sedangkan produk serupa adalah seharga 14.000 IDR di Negara Indonesia. Harga rokok tersebut di Kerajaan Bahrain lebih dari dua kali lipat lebih mahal bila dibandingkan dengan di Indonesia, namun bila ditinjau dari pendapatan perkapita Bahrain yang mencapai 24,613 US$ dan Indonesia yang mencapai 3,475 US$ (worldbank.org: 2014), maka daya beli rokok di Kerajaan Bahrain lebih besar dibanding di Indonesia.

Menurut survei yang dilakukan oleh GYTS (Anonim5: 2001 dan Anonim 6: 2009), di Kerajaan Bahrain 22% berpendapat laki-laki, dan 14,4% berpendapat perempuan yang merokok memiliki banyak teman. Sedangkan di Indonesia 24% berpendapat laki-laki, dan 4,7% perempuan yang merokok memiliki banyak teman. kemudian di Kerajaan Bahrain, 20% berpendapat laki-laki dan 13,3% berpendapat perempuan yang merokok lebih menarik. Sedangkan di negara


(31)

Indonesia 9,7% berpendapat laki-laki dan 3,8% perempuan yang merokok lebih menarik.

Mengenai akses terhadap rokok, menurut survei yang sama, di Kerajaan Bahrain 18% remajanya biasa merokok di rumah dan 45,6% membeli rokok di toko. Sedangkan di Indonesia, 15,1% biasa merokok dirumah dan 51,1% membeli rokok di toko. Mengenai media dan periklanan, di Kerajaan Bahrain78,6% melihat iklan pro rokok di koran dan majalah dan 8,7% pernah diditawari rokok gratis oleh pihak perusahaan rokok. Sedangkan di Indonesia, 76,6% melihat iklan pro rokok di koran dan majalah dan 7,7% pernah ditawari rokok gratis oleh pihak perusahaan rokok.

Akses terhadap rokok yang mudah membuat produsen sebisa mungkin memaksimalkan peluang ini untuk kepentingan bisnisnya. Dari beberapa kategori hasil survei di atas, tampak bahwa remaja di dua negara tersebut memiliki karakteristik pengetahuan dan pola pikir yang hampir serupa. Mayoritas agama di kedua negara ini juga sama, yaitu memeluk agama islam dan dalam agama islam, hukum dari merokok beraneka ragam. Di Indonesia sendiri, Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan fatwa haram bagi ibu hamil, anak-anak dan remaja. Negara-negara lain yang sependapat adalah, negara Mesir, Filipina, Malaysia, Suriah, Arab Saudi dan Singapura (Putro Agus Harnowo, detik.com: 2012).

Bryant Jennings, Susan Thompson dalam Fundamentals of Media Effects (2002:268-169) menjelaskan:

Other studies have explored various issues related to the warning labels on tobacco product advertisements. One study tracked the eye movements of


(32)

adolescents who were shown tobacco ads in magazines, and it found that almost half the children did not read the warning at all. Those who did look at the warning did so only briefly. (Fischer, Richards, Berman, & Krugman, 1989). In another study, Davis and Kendrick (1989) found that the warning notices for tobacco ads on billboards and on taxis were very hard to read-yet the brand name of cigarette could be clearly seen.(Penelitian lain telah meneliti berbagai hal yang berkaitan dengan label peringatan pada iklan produk tembakau. Satu studi melacak gerakan mata dari remaja yang ditunjukkan iklan tembakau di majalah, dan menemukan bahwa hampir separuh anak-anak tidak membaca peringatan sama sekali. Mereka yang melihat peringatan melakukannya hanya sebentar. (Fischer, Richards, Berman, & Krugman, 1989). Dalam studi lain, Davis dan Kendrick (1989) menemukan bahwa pemberitahuan peringatan untuk iklan tembakau di billboard dan taksi sangat sulit untuk dibaca-namun nama merek rokok bisa terlihat jelas).

Dari pernyataan di atas, salah satu faktor yang menyebabkan label peringatan kurang bisa dipahami adalah desain dan ukurannya. Selain itu juga remaja dan anak-anak tidak membaca peringatan bahaya merokok sama sekali sedangkan terpaan iklan lebih besar pada usia remaja-dimana kebanyakan orang mulai merokok- bila dibandingkan dengan usia dewasa. Produsen rokok melakukan berbagai cara agar produknya tetap dapat bertahan dan diminati tanpa melanggar berbagai peraturan yang ada, salah satu media promosi yang sangat diutamankan adalah pada kemasan produk itu sendiri, dari kutipan diatas, produsen telah berhasil membuat remaja membaca brand produknya dan tidak terlalu menghiraukan peringatan dalam kemasan tersebut.

Lima desain gambar peringatan yang ada di Indonesia adalah gambar kanker mulut, orang merokok dengan asap yang membentuk tengkorak, kanker tenggorokan, orang merokok dengan anak didekatnya dan paru-paru yang menghitam karena kanker. Desain gambar yang dipergunakan di Indonesia sudah pernah di gunakan sebelumnya di negara-negara lain. Gambar orang merokok dengan asap yang membentuk tengkorak telah dipergunakan di negara Thailand


(33)

dengan gambar sama persis, namun kalimat peringatan menggunakan bahasa Thai. Kanker tenggorokan, kanker mulut serta kanker paru-paru juga merupakan desain yang mirip dengan yang digunakan di negara Malaysia dan Thailand. Sedangkan gambar merokok dekat anak hampir mirip dengan gambar di negara Thailand.

Label peringatan kesehatan di negara Indonesia dikemas langsung berupa efek negatif yang ditimbulkan dari perilaku merokok, dan tidak benar-benar dijelaskan mengapa hal itu terjadi. Hal ini terkesan kurang mendidik dan hanya menakut-nakuti, dan ada kemungkinan rasa takut ini hanya bersifat sementara saja.

Sedangkan di Kerajaan Bahrain, gambar peringatan kesehatan pada kemasan rokok dibuat bukan dengan gambar-gambar penyakit yang menyeramkan, melainkan dengan gambar jari terbakar yang memegang rokok, gambar ujung rokok yang berbentuk tengkorak terbakar, gambar tangan memegang rokok yang memegang perut wanita hamil dan ular yang keluar dari patahan batang rokok. Gambar-gambar peringatan tersebut mulai digunakan di Kerajaan Bahrain pada 9 Agustus 2012 (www.tobaccolabels.ca). Negara-negara lain seperti Kanada, Brazil, India, Singapura dan Australia secara garis besar menggunakan gambar-gambar penyakit yang tampak mengerikan.

Apabila diperhatikan, desain label peringatan di kerajaan Bahrain terkesan tidak mengerikan, namun lebih seperti karya desain grafis yang menarik dan kreatif. Warna dasarnya yang merupakan warna hitam dan putih merupakan warna


(34)

netral yang dapat didampingkan dengan berbagai warna kemasan rokok sehingga label peringatan kesehatn ini menjadi harmoni dengan kemasannya.

Penyampaian pesan di bentuk dengan tanda-tanda yang berbeda-beda. Dalam ilmu komunikasi dikenal istilah semiotik, yaitu ilmu tentang tanda-tanda. Premier:2001, yang dikutip Kriyantono dalam Teknik Praktis Riset Komunikasi (2009:263) menjelaskan bahwa semiotik mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti.

Inti dari peringatan kesehatan pada produk rokok sebenarnya sama-sama memberi informasi, menghimbau dan bahkan membujuk agar perokok aktif mengurangi dan bahkan berhenti mengkonsumsi rokok, ditinjau dari segi ini, peringatan kesehatan pada produk rokok di seluruh negara memiliki tujuan yang sama, begitu pula di negara Indonesia dan Kerajaan Bahrain. Namun penyusunan tanda-tanda yang digunakan tampak berbeda, tentu ada tujuan dan makna tersendiri yang melatarbelakangi penyusunan tanda-tanda dari setiap label peringatan kesehatan tersebut.

Disisi lain, label peringatan label peringatan kesehatan ini menjadi competitor dari promosi menjualan produk rokok itu sendiri, terlebih kemasan merupakan salah satu media utama periklanan. Ada kemungkSinan produsen mensiasati untuk meminimalkan efek label peringatan kesehatan ini dan ada pula kemungkinan pembuat peraturan dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan lain mengingat produk rokok merupakan penyumbang pajak dan cukai yang besar serta menyerap banyak tenaga kerja.


(35)

Sistem tanda bersifat sangat kontekstual dan bergantung pada pengguna tanda tersebut. Pemikiran pengguna tanda merupakan hasil pengaruh dari berbagai konstruksi sosial dimana pengguna tanda tersebut berada. Penyusunan tanda-tanda tergantung pada pengguna dan merupakan pengaruh dari berbagai konstruksi sosial. Maka peneliti tertarik untuk meneliti tanda-tanda yang terkandung dalam setiap desain peringatan bahaya merokok dari dua Negara yang memiliki style berbeda dalam penyusunan pesannya, yaitu peringatan kesehatan pada kemasan rokok di negara Indonesia dan di Kerajaan Bahrain.

Berdasarkan latar belakang latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian “PERBANDINGAN PEMAKNAAN LABEL PERINGATAN KESEHATAN (Analisis Semiotik pada Kemasan Rokok di Negara Indonesia dan Kerajaan Bahrain).”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjabaran diatas, maka peneliti merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:

“Bagaimanakah perbandingan pemaknaan label peringatan kesehatan pada kemasan rokok di Kerajaan Bahrain dan Negara Indonesia?”

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:

“Untuk mengungkap perbandingan pemaknaan tanda pada label peringatan kesehatan kemasan rokok di Kerajaan Bahrain dan Negara Indonesia”


(36)

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan berbagai pihak yang terlibat langsung dengan hal-hal yang berhubungan dengan label peringatan kesehatan pada rokok di Indonesia. Peneliti berharap penelitian ini dapat menambah informasi mengenai pesan-pesan yang terdapat dalam label peringatan pada kemasan rokok yang berada di dua negara dengan karakteristik sosial dan budaya yang berbeda. Selain itu, dapat pula dijadikan cerminan bahwa setiap Negara memiliki gaya berbeda dalam menyusun dan menyampaikan pesan peringatannya.

2. Manfaat Akademis

Dalam bidang akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan ilmu komunikasi, khususnya dalam pembahasan mengenai ilmu tanda, khususnya di bidang semiotik komunikasi visual. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menambah sumbangan pemikiran terhadap ilmu-ilmu yang bergerak di bidang analisis semiotik. Peneliti juga berharap penelitian ini dapat menjadi rujukan bagi penelitian yang serupa.


(1)

Indonesia 9,7% berpendapat laki-laki dan 3,8% perempuan yang merokok lebih menarik.

Mengenai akses terhadap rokok, menurut survei yang sama, di Kerajaan Bahrain 18% remajanya biasa merokok di rumah dan 45,6% membeli rokok di toko. Sedangkan di Indonesia, 15,1% biasa merokok dirumah dan 51,1% membeli rokok di toko. Mengenai media dan periklanan, di Kerajaan Bahrain78,6% melihat iklan pro rokok di koran dan majalah dan 8,7% pernah diditawari rokok gratis oleh pihak perusahaan rokok. Sedangkan di Indonesia, 76,6% melihat iklan pro rokok di koran dan majalah dan 7,7% pernah ditawari rokok gratis oleh pihak perusahaan rokok.

Akses terhadap rokok yang mudah membuat produsen sebisa mungkin memaksimalkan peluang ini untuk kepentingan bisnisnya. Dari beberapa kategori hasil survei di atas, tampak bahwa remaja di dua negara tersebut memiliki karakteristik pengetahuan dan pola pikir yang hampir serupa. Mayoritas agama di kedua negara ini juga sama, yaitu memeluk agama islam dan dalam agama islam, hukum dari merokok beraneka ragam. Di Indonesia sendiri, Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan fatwa haram bagi ibu hamil, anak-anak dan remaja. Negara-negara lain yang sependapat adalah, negara Mesir, Filipina, Malaysia, Suriah, Arab Saudi dan Singapura (Putro Agus Harnowo, detik.com: 2012).

Bryant Jennings, Susan Thompson dalam Fundamentals of Media Effects (2002:268-169) menjelaskan:

Other studies have explored various issues related to the warning labels on tobacco product advertisements. One study tracked the eye movements of


(2)

adolescents who were shown tobacco ads in magazines, and it found that almost half the children did not read the warning at all. Those who did look at the warning did so only briefly. (Fischer, Richards, Berman, & Krugman, 1989). In another study, Davis and Kendrick (1989) found that the warning notices for tobacco ads on billboards and on taxis were very hard to read-yet the brand name of cigarette could be clearly seen.(Penelitian lain telah meneliti berbagai hal yang berkaitan dengan label peringatan pada iklan produk tembakau. Satu studi melacak gerakan mata dari remaja yang ditunjukkan iklan tembakau di majalah, dan menemukan bahwa hampir separuh anak-anak tidak membaca peringatan sama sekali. Mereka yang melihat peringatan melakukannya hanya sebentar. (Fischer, Richards, Berman, & Krugman, 1989). Dalam studi lain, Davis dan Kendrick (1989) menemukan bahwa pemberitahuan peringatan untuk iklan tembakau di billboard dan taksi sangat sulit untuk dibaca-namun nama merek rokok bisa terlihat jelas).

Dari pernyataan di atas, salah satu faktor yang menyebabkan label peringatan kurang bisa dipahami adalah desain dan ukurannya. Selain itu juga remaja dan anak-anak tidak membaca peringatan bahaya merokok sama sekali sedangkan terpaan iklan lebih besar pada usia remaja-dimana kebanyakan orang mulai merokok- bila dibandingkan dengan usia dewasa. Produsen rokok melakukan berbagai cara agar produknya tetap dapat bertahan dan diminati tanpa melanggar berbagai peraturan yang ada, salah satu media promosi yang sangat diutamankan adalah pada kemasan produk itu sendiri, dari kutipan diatas, produsen telah berhasil membuat remaja membaca brand produknya dan tidak terlalu menghiraukan peringatan dalam kemasan tersebut.

Lima desain gambar peringatan yang ada di Indonesia adalah gambar kanker mulut, orang merokok dengan asap yang membentuk tengkorak, kanker tenggorokan, orang merokok dengan anak didekatnya dan paru-paru yang menghitam karena kanker. Desain gambar yang dipergunakan di Indonesia sudah pernah di gunakan sebelumnya di negara-negara lain. Gambar orang merokok dengan asap yang membentuk tengkorak telah dipergunakan di negara Thailand


(3)

dengan gambar sama persis, namun kalimat peringatan menggunakan bahasa Thai. Kanker tenggorokan, kanker mulut serta kanker paru-paru juga merupakan desain yang mirip dengan yang digunakan di negara Malaysia dan Thailand. Sedangkan gambar merokok dekat anak hampir mirip dengan gambar di negara Thailand.

Label peringatan kesehatan di negara Indonesia dikemas langsung berupa efek negatif yang ditimbulkan dari perilaku merokok, dan tidak benar-benar dijelaskan mengapa hal itu terjadi. Hal ini terkesan kurang mendidik dan hanya menakut-nakuti, dan ada kemungkinan rasa takut ini hanya bersifat sementara saja.

Sedangkan di Kerajaan Bahrain, gambar peringatan kesehatan pada kemasan rokok dibuat bukan dengan gambar-gambar penyakit yang menyeramkan, melainkan dengan gambar jari terbakar yang memegang rokok, gambar ujung rokok yang berbentuk tengkorak terbakar, gambar tangan memegang rokok yang memegang perut wanita hamil dan ular yang keluar dari patahan batang rokok. Gambar-gambar peringatan tersebut mulai digunakan di Kerajaan Bahrain pada 9 Agustus 2012 (www.tobaccolabels.ca). Negara-negara lain seperti Kanada, Brazil, India, Singapura dan Australia secara garis besar menggunakan gambar-gambar penyakit yang tampak mengerikan.

Apabila diperhatikan, desain label peringatan di kerajaan Bahrain terkesan tidak mengerikan, namun lebih seperti karya desain grafis yang menarik dan kreatif. Warna dasarnya yang merupakan warna hitam dan putih merupakan warna


(4)

netral yang dapat didampingkan dengan berbagai warna kemasan rokok sehingga label peringatan kesehatn ini menjadi harmoni dengan kemasannya.

Penyampaian pesan di bentuk dengan tanda-tanda yang berbeda-beda. Dalam ilmu komunikasi dikenal istilah semiotik, yaitu ilmu tentang tanda-tanda. Premier:2001, yang dikutip Kriyantono dalam Teknik Praktis Riset Komunikasi (2009:263) menjelaskan bahwa semiotik mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti.

Inti dari peringatan kesehatan pada produk rokok sebenarnya sama-sama memberi informasi, menghimbau dan bahkan membujuk agar perokok aktif mengurangi dan bahkan berhenti mengkonsumsi rokok, ditinjau dari segi ini, peringatan kesehatan pada produk rokok di seluruh negara memiliki tujuan yang sama, begitu pula di negara Indonesia dan Kerajaan Bahrain. Namun penyusunan tanda-tanda yang digunakan tampak berbeda, tentu ada tujuan dan makna tersendiri yang melatarbelakangi penyusunan tanda-tanda dari setiap label peringatan kesehatan tersebut.

Disisi lain, label peringatan label peringatan kesehatan ini menjadi competitor dari promosi menjualan produk rokok itu sendiri, terlebih kemasan merupakan salah satu media utama periklanan. Ada kemungkSinan produsen mensiasati untuk meminimalkan efek label peringatan kesehatan ini dan ada pula kemungkinan pembuat peraturan dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan lain mengingat produk rokok merupakan penyumbang pajak dan cukai yang besar serta menyerap banyak tenaga kerja.


(5)

Sistem tanda bersifat sangat kontekstual dan bergantung pada pengguna tanda tersebut. Pemikiran pengguna tanda merupakan hasil pengaruh dari berbagai konstruksi sosial dimana pengguna tanda tersebut berada. Penyusunan tanda-tanda tergantung pada pengguna dan merupakan pengaruh dari berbagai konstruksi sosial. Maka peneliti tertarik untuk meneliti tanda-tanda yang terkandung dalam setiap desain peringatan bahaya merokok dari dua Negara yang memiliki style berbeda dalam penyusunan pesannya, yaitu peringatan kesehatan pada kemasan rokok di negara Indonesia dan di Kerajaan Bahrain.

Berdasarkan latar belakang latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian “PERBANDINGAN PEMAKNAAN LABEL PERINGATAN KESEHATAN (Analisis Semiotik pada Kemasan Rokok di Negara Indonesia dan Kerajaan Bahrain).”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjabaran diatas, maka peneliti merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:

“Bagaimanakah perbandingan pemaknaan label peringatan kesehatan pada kemasan rokok di Kerajaan Bahrain dan Negara Indonesia?”

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:

“Untuk mengungkap perbandingan pemaknaan tanda pada label peringatan kesehatan kemasan rokok di Kerajaan Bahrain dan Negara Indonesia”


(6)

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan berbagai pihak yang terlibat langsung dengan hal-hal yang berhubungan dengan label peringatan kesehatan pada rokok di Indonesia. Peneliti berharap penelitian ini dapat menambah informasi mengenai pesan-pesan yang terdapat dalam label peringatan pada kemasan rokok yang berada di dua negara dengan karakteristik sosial dan budaya yang berbeda. Selain itu, dapat pula dijadikan cerminan bahwa setiap Negara memiliki gaya berbeda dalam menyusun dan menyampaikan pesan peringatannya.

2. Manfaat Akademis

Dalam bidang akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan ilmu komunikasi, khususnya dalam pembahasan mengenai ilmu tanda, khususnya di bidang semiotik komunikasi visual. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menambah sumbangan pemikiran terhadap ilmu-ilmu yang bergerak di bidang analisis semiotik. Peneliti juga berharap penelitian ini dapat menjadi rujukan bagi penelitian yang serupa.