KEKERASAN DALAM FILM HOROR ( Studi Analisis Isi Film Tali Pocong Perawan 2 dan Film Kuntilanak 2)

Kekerasan Dalam Film Horor
( Studi Analisis Isi Film Tali Pocong Perawan 2 dan Film Kuntilanak 2)

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Oleh :
Prasetyo Wandana
NIM : 07220176

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puja dan Puji syukur kehadirat Allah SWT , Salam sejahtera bagi

junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Karena hanya dengan rahmat serta
hidayah Allah SWT skripsi ini telah saya selesaikan.
Skripsi ini disusun selain sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar
sarjana (S-1), juga disusun untuk memberikan referensi bagi para akademisi
khususnya mahasiswa jurusan ilmu komunikasi, dan para praktisi yang bergerak
di bidang film, serta kepada semua penikmat film tentang unsur kekerasan yang
terkandung dalam sebuah film karya anak bangsa.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan hati
yang sangat tulus :
1. Bpk. Nurudin, M.Si selaku Ketua Progam Studi Ilmu Komunikasi
Universitas

Muhammadiyah

Malang.

Terima

kasih


atas

segala

masukannya dan semua ilmu yang diberikan, juga dedikasinya terhadap
Ilmu Komunikasi UMM.
2. Pembimbing 1 Ibu frida yang telah sabar dan telaten membimbing saya
mulai dari awal hingga akhir.
3. Pembimbing 2 saya Bpk.Himawan dan selaku dosen wali saya yang selalu
memberikan guyonan di sela-sela bimbingan dan memberikan arahanarahanya sehingga terselesaikanya skripsi saya ini.

4. Seluruh dosen staf pengajar di Progam Studi Ilmu Komunikasi Universitas
Muhammadiyah Malang, Atas ilmu yang diberikan.
Dan mohon maaf atas segala kesalahan dan ketidak sopanan yang telah
saya perbuat baik disengaja ataupun tidak, karena manusia tak luput dari
kesalahan. Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan setiap langkahlangkah kita menuju kebaikan dan selalu menganugerahkan kasih sayangNya untuk kita semua Amien.

Malang, 12 januari 2014
Penyusun


Prasetyo Wandana

DAFTAR ISI

COVER ……………………………………………………………………

i

LEMBAR PERSETUJUAN ……………………………………………..

ii

LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ………………………………………

iv


BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ………………………….....

v

ABSTRAKSI ……………………………………………………………...

vi

PERSEMBAHAN ………………………………………………………...

vii

KATA PENGANTAR …………………………………………………… viii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………... viiii
LAMPIRAN ………………………………………………………………

x

BAB I PENDAHULUAN
A.


Latar Belakang …………………………………………………... 1

B.

Rumusan Masalah ………………………………………………. 3

C.

Tujuan Penelitian ……………………………………………...… 3

D.

Manfaat Penelitian …………………………………..…………... 3

E.

Tinjauan Pustaka ........................................................................... 3
E.1. Komunikasi Massa ……………………….…………………... 3
E.2. Film ………………………..…………………………………. 6

E.2.1. Film Sebagai Media Massa………………………….…..... 9
E.2.2. Kekerasan Dalam Media Film............................................. 11

F. Analisis Isi ......................................................................................... 12
G. Definisi Konseptual............................................................................ 14
G.1.1.KekerasanVerbal……………………………………………… 14
G.1.2 Kekerasan Non Verbal……………………………………….. 14
G.1.3. Film…………………………………………………………... 15
G.1.4 Media Massa………………………………………………….. 16
H. Metode Penelitian ………………………………………………….. 17

H.1.1 Tipe Penelitin…………….………………….……………….. 17
H.1.2 Ruang Lingkup Penelitian……………………….………….. 18
H.1.3 Unit Analisis ………………………………………………… 18
H.1.4 Satuan Ukur. ……………………………………………….. . 18
H.1.5 Kategorisasi………………………………………………….. 18
I. Teknik Analisis Data……………………………………………….. 19
J. Uji Realibilitas Data …………………………….…………………. 21
BAB II DESKRIPTIF OBJEK PENELITIAN
A. Deskripsi Umum Film Tali Pocong Perawan 2 …………………….. 23

B. Sipnopsis Film Tali Pocong Perawan 2……………………………... 25
C. Kru Dalam Produksi Film…………………………………………… 26
D. Susunan Pemain……………………………………………...……… 26
E. Susunan Crew…….…………………………………………............ 27
F.Deskripsi Umum Film Kuntilanak 2 ………………………………… 29
G.Sinopsis Film Kuntilanak 2………….………………………………. 31
H.Kru Dalam Produksi Film…………….……………………….......... 31
I.Susunan Pemain……………………………………………………… 31
J.Susunan Crew………………………………………………………... 33
BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
A. Uji Rehabilitasi Film Talipocong 2 Peneliti Dengan Koder 1………. 37
B. Uji Rehabilitasi Film Talipocong 2 Peneliti Dengan Koder 2………. 38
C. Analisis Kategorisasi Kekerasan Non Verbal dalam Film
Tali Pocong Perawan 2……………………………………………… 40
D.Kategorisasi…………………………………………………………… 41
D.1.Kekerasan Non Verbal………………………………………….. 41
D.1.1 Kekerasan Dengan Tangan Kosong…………….. ……… 41
D.1.2. Kekerasan Dengan Menggunakan Benda……………….. 45
E.Analisis Kategorisasi Kekerasan Verbal dalam Film
Tali Pocong Perawan 2 ……………………………………………… 47

F.Kategorisasi…………………………………………………………… 48
F.1. Kekerasan Verbal………………………………………...…….. 48

F.1.1. Memaki…………………………………………………. 48
F.1.2.Membentak…………………………………………….. 49
F.1.3. Menghina………………………………………………. 51
G. Uji Rehabilitasi Film Kuntilanak 2 Peneliti Dengan Koder 1…….. 54
H. Uji Rehabilitasi Film Kuntilanak 2 Peneliti Dengan Koder 2……… 55
I. Analisis Kategorisasi Kekerasan Non Verbal dalam Film
Kuntilanak 2………………………………………………………… 56
J.Kategorisasi…………………………………………………………… 57
J.1.Kekerasan Non Verbal………………………………………….. 57
J.1.1 Kekerasan Dengan Tangan Kosong…………….. ……… 57
J.1.2. Kekerasan Dengan Menggunakan Benda……………….. 62
K.Analisis Kategorisasi Kekerasan Verbal dalam Film
Kuntilanak 2…………………………………………………………. 66
L.Kategorisasi………………………………………………………….. 67
L.1. Kekerasan Verbal……………………………………………… 67
L.1.1. Memaki…………………………………………………. 67
L.1.2.Membentak……………………………………………… 68

L.1.3. Menghina……………………………………………….. 69
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………….........

71

B. Saran ……………………………………………………………… 73
1. Saran Akademis ……………………………………………….. 73
2. Saran Praktis …………………………………………………… 73
DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka
Heru Efendy.2002, Mari Membuat Film Panduan Menjadi Produser, edisi kedua;
Nurudin, M.Si, 2007. Pengantar Komunikasi Massa PT.Raja Grafindo Persada:
Jakarta
Winarni. 2003. Komunikasi massa suatu pengantar.UMM Press; Malang
M. Bayu Widagdo dan Winastwan Gora S. 2004. Bikin Sendiri Film Kamu.
Yogyakarta : PD. Anindya
Baksin, Askurifai, 2003. Membuat Film Indie Itu Gampang.Bandung:Katarsis
Haryatmoko, 2007. Etika Komunikasi

Pornografi, Yogyakarta: kanisius

Manipulasi Media, Kekerasan Dan

Windhu Marsana, 1992. Kekuasaan dan kekerasan menurut johan galtung,
Yogyakarta: Aksi Agraria Kanisius.
Klaus Krippendorff, 1991. Analisis isi Pengantar Teori Dan Metodologi,
CV.Rajawali: Jakarta
Hamidi.2007. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi.Malang: UMM Press
Effendy, Onong Uchjana, 1989.Kamus Komunikasi.;CV.Mandar Maju:Jakarta
Santoso, Thomas.2002.Teori-Teori kekerasan:Bogor;Ghalia Indonesia
I.M.Hendrawati, M.A.D.,Ph.D & Herudjati Purwoko, M.Sc., Ph.D : 2008.Aneka
Sifat Kekerasan : Fisik, Simbolik, Birokratik & Struktural: PT.Indeks
.DKI
Sianturi SR,1985.Tindak Pidana KUHP dan Lainya;PT HM Alumi, Jakarta
Wahid,Abdul dan Irfan Muhamad,2001.Korban Kekersan Seksual; PT.Retika
Aditara,Bandung
Shirley Biagi, 2010.Media/Impact Pengantar Media Massa;Salemba Humanika:
Jakarta
Heru Efendy, 2008, Industri Perfilman Indonesia: Sebagai Kajian ;Jakarta:

Erlangga
Pareno,Sam Abede,Prof.Dr.MM,2005 Media Massa Antara Realitas Dan Mimpi;
Surabaya, Papyrus

Eriyanto, 2009 Analisis Framing(Kontruksi, Ideologi dan Politik Media);
Yogyagkarta :LKIS
Denis McQuail.2011.Teori Komunikasi Massa ,Buku 1 edisi 6:Salemba
Humanika : Jakarta
Wimmer, Roger D. & Josep R. Dominick. 2002. Mass Media Research. An
Introduction. London: Wadswort Publishing Company.
Kriyantono, Rachmat. 2009. Teknis Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Prenada
Media

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi informasi yang sudah begitu maju,
menjadikan orang atau siapapun mudah dan cepat mendapatkan informasi dari
manapun, siapapun dapat menambah pengetahuan, pendidikan dan hiburan dengan
sangat mudah. Media yang digunakan dari yang manual hingga elektronik digital, dan
salah satu media yang di gunakan adalah film., Pembuatan film membutuhkan waktu
dan proses pemikiran, proses teknik yang sangat panjang, tetapi pembuatan film harus
memiliki daya tarik tersendiri.
Film pertama kali lahir di pertengahan kedua abad 19, dibuat dengan bahan
dasar seluloid yang sangat mudah terbakar bahkan oleh percikan abu rokok sekalipun.
Sejalan dengan waktu, para ahli berlomba-lomba untuk menyempurnakan film agar
lebih aman, lebih muda di produksi dan enak di tonton.( Heru Effendy.2002 : 10).
Dalam arti sempit film adalah penyajian gambar lewat layar lebar, dan
dalam pengertian yang luas juga bisa yang termasuk di siarkan di televisi. Film
merupakan salah satu media massa yang berbentuk audio yang bentuknya kompleks
film sekaligus sebagai alat informasi yang bisa sebagai alat penghibur,propaganda
juga alat politik sarana rekreasi dan edukasi di sisi lain dapat berperan sebagai
penyebar luasan nilai-nilai budaya baru. Film sebagai karya seni lahir dari proses
kreatifitas yang menuntut kebebasan berkreativitas.
1

Pembuatan film membutuhkan waktu dan proses pemikiran, proses teknik
yang sangat panjang, tetapi pembuatan film harus memiliki daya tarik tersendiri,
sehingga pesan moral yang akan di sampaikan bisa mudah ditangkap oleh semua
penonton. Pencarian ide atau gagasan dari film dapat berasal dari novel,cerpen,puisi
dongeng dan bahkan kisah nyata,
Di era tahun 80an perkembangan film di indonesia berkembang cukup pesat
dengan tema film yang beragam mulai dari komedi,drama,horor maupun percintaan.
namun setelah itu dunia perfilman indonesia seakan mati suri karena kurangnya film
indonesia yang di tayangkan di bioskop-bioskop nasional, namun seiring berjalanya
waktu perfilman indonesia perlahan-lahan mulai bangkit lagi.
Hingga saat ini banyak pembuat film di indonesia yang mengikuti trend dari
film yang beredar di pasaran, hampir semua film yang sekarang ditawarkan ber genre
horror, komedi maupun drama. Saat ini film sudah sangat jarang mengandung pesan
moril kepada penonton, mereka tidak memperhatikan kualitas maupun isi mereka
lebih memikirkan bagaimana cara meraup untung yang sebesar-besarnya, pembuatan
film yang di dasari hanya untuk meraih keuntungan saja sudah tentu tidak memilahmilah lagi mana yang pantas di tayangkan dan yang tidak. Unsur kekerasan tidak
hanya dilakukan dengan kontak fisik saja tetapi digambarkan melalui cacian , makian
dan sindiran.
Film horor adalah film yang berusaha untuk memancing emosi berupa
ketakutan dan rasa ngeri dari penontonnya. Film horor merupakan salah satu genre
film yang banyak muncul di berbagai Negara termasuk juga indonesia, film ber genre
horror ini selau mendapatkan tempat tersendiri dalam masyarakat dan banyak orang
menggemari cerita-cerita horor. Namun banyak juga film horror yang mengandung
konten kekerasan di dalamnya.

2

Dalam perkembangan film horor di Indonesia lebih menonjolkan adegan
kekerasan baik kekerasan verbal maupun kekerasan non verbal. Dalam film horor
Indonesia sosok yang sering muncul adalah hantu yang bergentayangan untuk
melampiaskan dendam, sang hantu yang sebelumnya adalah manusia biasa selalu
teraniaya, diperkosa, diinjak-injak, dan dihinakan. Balas dendam hanya bisa terjadi
ketika sang manusia berubah sebagai hantu.
B. RUMUSAN MASALAH
Bedasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah seberapa besar frekuensi kemunculan kekerasan verbal dan non
verbal dalam film tali pocong perawan dan kuntilanak 2.
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar frekuensi
kemunculan kekerasan verbal dan non verbal dalam film tali pocong perawan 2 dan
kuntilanak 2.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Akademis
Menjadi referensi bagi penelitian sejenis selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi para pencinta film
tentang kekerasan dalam film horror di perfilman indonesia.
E. TINJAUAN PUSTAKA
E.1. Komunikasi Massa
Komunikasi massa terdiri dari dua kata yaitu komunikasi yang mempunyai arti
proses penyampaian pesan dari komunikator ke komunikan sedangkan massa
3

mempunyai arti masyarakat atau sekumpulan individu yang berada di suatu tempat
tertentu. Jadi komunikasi masa adalah suatu kegiatan komunikasi yang ditunjukan
kepada orang banyak, Disamping itu komunikasi massa bersifat heterogen dalam
latar belakang sosial, ekonomi, budaya dan pendidikan. komunikasi massa
mempunyai kekuatan untuk membentuk opini terhadap publik.
Komunikasi massa adalah studi ilmu tentang media massa beserta peran yang
dihasilkan, pembaca/pendengar/penonton yang akan coba diraihnya, dan efeknya
terhadap mereka.komunikasi massa merupakan kaian disiplin ilmu sosial yang
relative mudah jika dibandingkan dengan ilmu psikologi, sosiologi, ilmu politik, dan
ilmu ekonomi.(Nurudin,M.Si.2007:2)
Sementara menurut

Jay Black dan Frederick C. Whitney (1988)

disebutkan,”Mass communication is a process whereby mass-produced message are
transmitted to large, anonymous, and heterogeneous masses of receivers.

yang

berarti komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang dproduksi
secara massal/tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas,
anonym, dan heterogen.(Nurudin,M.Si.2007:12).
Pada umumnya komunikasi massa merupakan komunikasi yang dilakukan
dengan mengunakan bantuan media massa. Misalnya media massa seperti surat kabar,
brosur,majalah, poster dan media cetak lainya. Sedangkan media elektronik adalah
televisi, radio, film, internet dan berbagai media elektronik lainya. Di samping itu
media massa mempunyai kekuatan besar untuk menyebarkan pengaruh

negatif

maupun positif terhadap kehidupan social budaya masyarakat. Dalam komunikasi
masa hanya bersifat satu arah saja yang berarti pesan yang dibawa oleh komunikator
hanya diterima saja oleh komunikator tanpa adanya sebuah umpan balik.

4

Menurut Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986) dalam Nurudin
M.Si 2007: 8-9 , sesuatu bisa di definisikan sebagai komunikasi massa jika itu
mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk
menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas
dan tersebar. Seperti surat kabar, televisi majalah, internet dan beberapa media
komunikasi lainya.
2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan-pesannya
bermaksud mencoba berbagai pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling
kenal atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas audience dalam komunikasi
massa inilah yang membedakan juga dengan jenis komunikasi yang lain. Bahkan
pengirim dan penerim pesan tidak saling mengenal satu sama lain.
3. Pesan milik public. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh
banyak orang. Karena itu, diartikan milik public
4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan,
ikatan atau perkumpulan. Dengan kata lain komunikatornya tidak berasal dari
seseorang, tetapi lembaga. Lembaga inipun biasanya berorientasi pada
keuntungan, bukan organisasi sukarela atau nirlaba.
5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (penapis informasi). Artinya , pesanpesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam
lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa. Ini berbeda dengan
komunikasi antar pribadi, kelompok atau public dimana yang mengontrol bukan
sejumlah individu. Beberapa individu dalam komunikasi massa itu ikut berperan
dalam membatasi, memperluas pesan yang disiarkan. Contohnya adalah seorang

5

reporter, editor film, penjaga rubrik, dan lembaga sensor lain dalam media itu bisa
berfungsi sebagai gatekeeper
6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Kalau dalam jenis
komunikasi lain, umpan balik bisa bersifat langsung. Misalnya, dalam komunikasi
antarpersonal. Dalam komunkasi ini umpan balik langsung dilakukan, tetapi
komunikasi yang dilakukan lewat surat kabar tidak bisa langsung dilakukan aliat
tertunda (delay)

E. 2 . Film
Masa berlangsungnya film sebagai media yang diperuntukan bagi
masyarakat elite terjadi sejak tahun 1888 sampai dengan tahun 1948, seperti yang
telah diungkapkan Wilson (1989)dan Allen (1985). Gambar gerak pertama dihasilkan
oleh tangkapan sebuah kamera yang ditemukan tahun1888 di laboratorium milik
Thomas Alfa Edison. Disusul tahun 1895 ditemukanya proyektor oleh dua orang
bersaudara Lumiere di Paris. Pemutaran gambar hidup yang pertama dilakukan dalam
teater Vaudeville ( suara arena yang khusus digunakan untuk hiburan tarian-dance
diiringi music yang sangat tenar di Eropa, hiburan ini milik kaum elite).
(Winanrni.2003 : 37).
Sementara itu, perkembangan perfilman di indonesia dari catatan sejarah
perfilman di indonesia, film pertama yang di putar berjudul lely van java yang di
produksi di bandung pada tahun 1926 oleh David. Pada tahun 1927/1928 Krueger
Corporation memproduksi film Eulis Atjih, dan sampai tahun 1930, masyarakat
disuguhi film lutung kasarung, dan pareh, film-film tersebut merupakan film bisu dan
diusahakan oleh orang-orang Belanda dan Cina.( Winarni.2003: 38).

6

Film juga sebagai media

menyampaikan pesan kepada penontonya

Di

samping itu film juga, dapat menonjolkan realitas kehidupan dan dapat
membangkitkan emosi dan perasaan penontonya sehingga penonton akan terlibat
secara langsung dan serius dengan adegan yang di sajikan dari film tersebut. Bahasa
dalam sebuah film adalah perpaduan dari audio dan visual yang keluar secara
bersamaan dalam satu waktu.
Film mempunyai banyak gendre atau aliran, berikut ini beberapa gendre film
Menurut M.bayu Widagda & Winastwan Gora S
a. Action-laga
Film bertema laga selalu mengetengahkan perjuang hidup dengan di bumbuhi
Keahlian setiap tokoh untuk bertahan dengan semua perjuangan atau
pertarungan hingga akhir cerita.
b. Comedi-humor
Film dengan gendre ini selalu mengandalkan tentang kelucuan , gendre jenis ini
Tergolong di senangi , dan merambah segala usia dan segmentasi penonton.
Tetapi termasuk paling sulit penyajianya , apabila kurang waspada komedi yang
ditawarkan terkesan memaksa penonton dengan kelucuan yang di buat-buat.
c. Roman-Drama
Film dengan gendre ini sangat popular di kalangan masyakat penonton film.
Factor perasaan dan kehidupan yang di tawarkan dengan mengunakan senjata
Simpati dan empati penonton terhadap apa yang diceritakan dan di suguhkan.
Kunci utama dari kesuksesan film bergebdre ini adalah tema-tema klasik
Permasalahan kehidupan manusia yang tak pernah puas terjawab.

7

d. Misteri-Horor
Film ini adalah sebuah gendre khusus dunia perfilman. Dikatakan gendre khusus
Karena bahasanya sempit dan berkisar pada hal yang itu-itu saja, namun gendre
Ini mendapat perhatian yang lebih dari para penonton. Hal ini disebabkan
Keingin tahuan pada sebuah dunia yang membuat mereka selalu bertanya-tanya
Tentang sebenarnya apa yang terjadi di dunia lain tersebut.
Seiring dengan perkembangan film, maka asumsi para sineas muda ataupun
Produser film semakin beragam tentang jenis film yang pernah di produksi.

Sedangkan menurut Heru Effendy dalam bukunya Mari Membuat Film 2002:11
menjelaskan masing-masing pengertian, Dari jenis-jenis film yang ada dalam
perkembanganya dewasa ini, sebagai berikut :
a. Film Dokumenter
Jenis film documenter adalah film yang menyajikan realita melalui berbagai cara
Dan dibuat untuk berbagai macam tujuan. Namun harus diakui, bahwa film ini
tidak Lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan dan propaganda bagi
orang atau Kelompok tertentu.
b. Film cerita pendek
Film ini berdurasi kurang dari 60 menit. Sebagian besar pembuat film
menjadikan Film cerita pendek sebagai batu loncatan untuk memproduksi film
cerita panjang. Jenis film ini banyak dihasilkan oleh mahasiswa jurusan ilmu
komunikasi atau jurusan film yang sedang menempuh mata kuliah produksi film.
c. Film Cerita Panjang
Film cerita panjang adalah film yang berdurasi lebih dari 60 menit. Film ini
diputar Di bioskop yang ada di kota-kota besar. Terkadang film cerita panjang

8

juga di Produksi di atas durasi 180 menit, seperti film hasil produksi india dan
holywood.
d. Film-film Jenis Lain
Ada beberapa film jenis lain selain penjabaran jenis-jenis film diatas, diantaranya
yang termasuk dalam film-film jenis lain adalah Profil Perusahaan (corporate
profile), Iklan Televisi (TV Comercial ), Progam Televisi (TV Programme),
Dan Video Clip ( Musik Video).
F. 1. Film Horor
Film horor adalah film yang berusaha untuk memancing emosi berupa ketakutan
dan rasa ngeri dari penontonnya. Alur cerita mereka sering melibatkan tema-tema
kematian, supranatural, atau penyakit mental. Banyak cerita film horor yang berpusat
pada sebuah tokoh antagonis tertentu yang jahat. Film itu dapat dikatakan sebagai
film horror apabila di dalam sebuah film itu menceritakan tentang sesuatu hal yang
ghoib dan berbau mistis serta menakutkan dan menyeramkan. Semua itu bisa dibuat
dengan cara animasi, special effect, atau langsung oleh tokoh-tokoh dalam film
tersebut disamping itu efek suara yang sangat mengejutkan memang teknik yang
paling mudah untuk memancing rasa takut penonton. Sumber-sumber bunyi lain pun
juga bisa diekploitasi menjadi sumber ketakutan seperti bunyi Guntur, jeritan,
tangisan, raungan dan masih banyak lagi.
E.2. 1 Film Sebagai Media Massa
Film sebagai media massa sangat berperan besar dalam memberikan hiburan
Kepada masyarakat luas, hal ini di karenakan sifat media ini yang mampu menarik
perhatian Para penikmatnya dengan menampilkan gambar bergerak dan alur cerita
yang menarik , dan terkadang menyelipkan pesan kehidupan kepada masyarakat
banyak untuk bahan renungan. Film sebagai media massa terlihat sangat populer
9

diantara media massa yang ada di karenakan sifatnya yang komplek dengan
mengabungkan beberapa unsur seni.
Film sangat berbeda dengan seni sastra, seni rupa, seni suara,seni music, dan
arsitektur yang muncul sebelumnya.seni film mengandalkan teknologi, baik sebagai
bahan baku produksi maupun dalam hal penyampaian terhadap penonton. Film
merupakan penjelmaan terpadu antara beberapa unsure yakni sastra, teater, seni rupa,
dengan teknologi canggih dan modern serta sarana publikasi.(Askurifai Baksin
2003:3).film sebagai media massa juga dikelola oleh suatu komditi. Dan di dalamnya
teramat kompleks mulai dari produser, sutradara, pemain, dan seperangkat pendukung
kesenian lainya seperti seni music,seni rupa, teater, seni suara. Semua unsure tersebut
berkumpul menjadi komunikator yang bertindak sebagai agen transformasi budaya
Film sebagai media massa juga memiliki 3 fungsi yang utama yaitu media
pendidikan, media informasi dan media hiburan di dalam masyarakat. Maka dari itu
film sangat mungkin untuk di manfaatkan sebagai media pendidikan, karena film
dapat memberikan rangsangan dan juga membangkitkan seseorang untuk melakukan
apa yang mereka tonton di dalam film tersebut.
Dalam konteks media masa sekarang ini , fungsi film tidak semata-mata
hanya untuk karya seni semata ataupun hiburan, tetapi film sudah menjadi media
komunikasi yang beroprasi di dalam masyarakat luas, dan film dimaknai sebagai
pesan-pesan yang disampaikan dalam tayanganya,

maka dari itu film sangat

potensial sebagai obyek yang dikaji, khususnya dalam

kerangka komunkasi massa

yang sarat dengan muatan pesan yang tersembunyi ataupun tidak. Sebagai media
massa film sering digunakan sebagai media yang merefleksikan Realitas , pesan dan
bahkan membentuk realitas. Biasahnya cerita yang ditayangkan bisa berbentuk fiksi

10

maupun non fiksi, melalui film informasi dapat di kosumsi lebih dalam karena film
adalah media audio visual yang kompleks.
Pada konteks media massa, film tidak dimaknai sebagai karya seni
semata.film merupakan suatu media komunikasi massa yang beroprasi di dalam
masyarakat.maka film dimaknai

sebagai pesan-pesan yang di sampaikan dalam

komunikasi filmis, yang memahami hakikat,fungsi maupun efek yang akan timbul
dari proses komunikasi massa.
E. 2.2 Kekerasan Dalam Media Film
Film adalah salah satu media penyampaian pesan kepada khalayak umum
dan bukan saja sebagai media hiburan, film juga bisa mempengaruhi penontonya.
Bahkan tayangan film yang mengandung kekerasan dan pornografi ternyata cukup
efektif untuk menarik minat penonton. Adegan kekerasan dalam sebuah film sangat
sulit sekali untuk di hilangkan apalagi di hapuskan, di indonesia juga telah di bentuk
lembaga sensor film indonesia, tetapi peranya sempat di ragukan karena masih
meloloskan beberapa film yang mengandung kekerasan dan pornografi. Meskipun
adegan kekerasan dalam film itu adalah tidak sebenarnya atau di rekayasa, namun
penayanganya secara utuh secara langsung maupun tidak langsung akan memberikan
contoh kepada penonton khususnya penonton anak-anak
Dalam kekerasan terkandung unsur dominasi terhadap pihak lain dalam
berbagai bentuknya yaitu : fisik, verbal, moral, psikologis atau melalui gambar.
Pengunaan kekuatan, manipulasi, fitnah pemberitaan yang tidak benar, pengkondisian
yang merugikan, kata-kata yang memojokan, dan penghinaan merupakan ungkapan
nyata kekerasan, logika kekerasan merupakan logika kematian karena bisa melukai
tubuh, melukai secara psikologis, merugikan dan bisa menjadi ancaman terhadap
intregitas pribadi (Haryatmoko.2007:120)

11

Ada dua jenis kekerasan yang terjadi di masyarakat yaitu kekerasan verbal
dan non verbal. Kekerasan verbal adalah kata-kata makian,kritik keras yang
menyakitkan hati dan mengumpat sedangkan kekerasan non verbal adalah kekerasan
yang bisa atau dapat melukai tubuh seseorang yaitu memukul,menendang,menampar
dan sejenisnya yang langsung terhadap fisik seseorang. Kekerasan non verbal lebih
dapat di ketahui karena biasanya meninggalkan bekas sedangkan kekekerasan verbal
bekasnya tidak dapat dilihat tetapi dapat dirasakan dan membekas bagi korbanya.
Menurut Johan Galtung dalam Marsama ada 7 bentuk kekerasan yaitu :
1. Fisik
Kekerasan nyata yang dapat dilihat dan diraskan oleh tubuh sering berupa
kesakitan,kecacatan bahkan kematian.
2. Psikologi
Kekerasan yang sasaranya pada rohani atau jiwa, dapat mengurangi juga
menghilangkan memampuan normal jiwa seseorang.
3. Kekerasan struktural
Kekerasan yang dilakukan oleh system, hokum, ekonomi atau tata kebiasaan yang
ada di masyarakat.
4. Kekerasan terbuka (overt) : kekerasan yang dapat dilihat.
5. Kekerasan tertutup (covert): kekerasan terersembunyi tidak dilakukan langsung.
6. Kekerasan agresif : kekerasan dilakukan untuk mendapat sesuatu.
7. Kekerasan definitive : kekerasan dilakukan sebagai tindakan perlindungan

F. Analisis Isi
Analisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat inferensiinferensi yang dapat ditiru (replicable) dan sahih data dengan memperhatikan

12

konteksnya. sebagai suatu teknik penelitian, analisis isi mencakup prosedur-prosedur
khusus untuk pemrosesan data ilmiah. Sebagaimana semua teknik penelitian, ia
bertujuan memberikan pengetahuan, membuka wawasan baru, menyajikan “fakta”
dan paduan praktis pelaksanaanya.(analisisi isi pengantar teori dan metodologi, Klaus
Krippendorff.1991:15). disamping itu analisis isi dapat juga dikatakan sebagai metode
penelitian tentang makna simbolik pesan-pesan.
Menurut Klaus Krippendorff dalam Analisis Isi Pengantar Teori Dan
Ideologi:23. Definisi tentang analisis isi mengambarkan obyek penelitian dan
menempatkan peneliti kedalam posisi khusus yang berhadapan langsung dengan
realitanya, bagian berikut ini menawarkan sebuah kerangka kerja konseptual di dalam
mana peranya dapat digambarkan, kerangka kerjanya bersifat sederhana dan umum,
dan hanya menggunakan beberapa konsep dasar saja.


Data sebagaimana yang dikomunikasikan kepada analisis



Konteks data



Bagaimana pengetahuan analisis membatasi realitasnya



Target analisis isi



Inferensi sebagai tugas intelektual yang mendasar



Kesahihan sebagai kriteria akhir keberhasilan
Peneliti mengunakan analisis isi kuantitatif dikarenakan sesuai dengan

tujuan peneliti yaitu ingin mengitung jumah adegan kekerasan verbal dan non verbal
dalam film tali pocong perawan 2 dan kuntilanak 2. Maka dari itu metode analisis isi
kuantitatif sangat tepat untuk digunakan dalam penelitian ini.

13

G. Definisi Konseptual
Definisi konseptual adalah batasan-batasan tentang pengertian yang
diberikan peneliti terhadap variable-variabel (konsep) yang hendak diukur, digali dan
diteliti datanya(Hamidi,2007:141).
G.1.1 Kekerasan Verbal
Kekerasan Verbal diartikan sebagai kekerasan yang halus dengan
mengunakan kata-kata yang kasar, jorok, menghina dan dilakukan secara
lisan(Effendy, 1989:381). Dan dapat diartikan juga sebagai kekerasan yang dilakukan
dengan mengunakan bahasa seperti memaki, menghina, membentak dll. Kekeraan ini
bisa dilakukan dimana saja dan siapa saja bisa menjadi korbannya selain itu kekerasan
ini sangat memberikan dampak buruk terhadap psikologi seseorang(korban).
Sedangkan menurut Galtung kekerasan Verbal termasuk juga kekerasan simbolik
yaitu kekerasan yang dilakukan melalui bahasa juga berupa simbol-simbol yang
mengarah pada kekerasan.(Windhu Marsama.1992:64)
G.1.2. Kekerasan Non Verbal
Kekerasan non verbal adalah perilaku kekerasan yang menimbulkan rasa
sakit dan ditunjukan pada organ fisik yang dilakukan secara kolektif atau individu
baik yang dilakukan dengan mengunakan alat maupun bagian anggota tubuh
(Santoso,2002:24). Sedangkan menurut I.M.Hendrawati, M.A.D.,Ph.D & Herudjati
Purwoko, M.Sc., Ph.D. 2008:vi adalah tindakan yang benar-benar merupakan gerakan
fisik manusia untuk menyakiti tubuh atau untuk merusak harta. Sedangkan menurut
pasal 29 KUHP, yaitu setiap tindakan atau perbuatan yang mengakibatkan orang
menjadi pingsan atau tidak berdaya lagi.dalam penjelasan pasal tersebut kekerasan
diartikan mengunakan tenaga atau kekuatan jasmani, seperti memukul dengan tangan
atau senjata, menendang dan lain-lain (Sianturi SR 1985 :29). Atau dapat diartikan
14

juga sebagai kekerasan yang langsung melukai secara fisik dan bisa juga disebut
kekerasan fisik itu biasanya meninggalkan bekas luka pada korbannya, bisa dilakukan
mengunakan benda ataupun tangan kosong, seperti menampar, memukul, mendorong,
memukul dengan kayu, melukai dengan pisau. Orang yang menjadi korban kekerasan
fisik dapat saja mengalami penderitaan psikologi yang cukup parah kemudian
memilih jalan bunuh diri (wahid dan irfan, 2001:30).
G.1.3. Film
Pengertian film adalah suatu karya cipta seni dan budaya yang
merupakan media massa yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam
pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan atau bahan hasil penemuan
teknologi lainya dalam segala bentuk, jenis dan ukuran, melalui proses kimiawi,
proses elektronika, dengan atau tanpa suara yang dapat dipertunjukan dan atau
ditayangkan dengan system proyeksi mekanik, elektronik dan atau lainya. (Askurifai
Baksin, 2003:6). Menurut Onong Uchjana Effendy (1989:134) film sebagai bahan
tipis dan bening berbentuk carik yang dilapisi emulsi yang peka cahaya untuk
merekam gambar dengan suatu obyek dengan kamera. Menurut Shirley Biagi dalam
Media Impact.2010:171 film menjadi cermin masyarakat yang menciptaan mereka.
beberapa pembuat dasar film menawarkan pesan politik, film lain mencerminkan
perubahan nilai-nilai sosial. Di Indonesia juga didirikan sebuah lembaga sensor film
yang di beri nama Lembaga Sensor Film Indonesia yang berfungsi mensensor sebuah
film untuk selanjutnya layak atau tidak di pertontonkan di khalayak umum. Menurut
Heru efendy dalam industry perfilman indonesia,2008:63 sensor film adalah
penelitian-penelitian terhadap film dan reklame film untuk menentukan dapat atau
tidaknya sebuah film di pertunjukan dan atau ditayangkan umum, baik secara utuh
maupun setelah peniadaan bagian gambar atau sarana tertentu.
15

G.1. 4. Media Massa
Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan
pesan secara serempak, cepat kepada audience yang lus dan heterogen. Kelebihan
media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi
hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir
seketika pada waktu yang tak terbatas ( Nurudin,M.Si.2007.:9) sedangkan menurut
Parero dalam Media massa antara realitas dan mimpi,2005:7-8 mengartikan bahwa
Media massa adalah alat yang digunakan untuk berkomunikasi kepada massa dan
merupakan sarana informasi. Media massa adalah suatu istilah yang mulai
dipergunakan sekitar pada era tahun 1920 untuk mengistilahkan jenis media yang
secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Media massa
ada 2 jenis, yakni Media Elekronik meliputi televisi, radio, internet, dan lainya.
Berikutnya adalah media cetak , contohnya Koran, majalah, tabloid, dan lainlain.”Dalam berbagai wawancara diketahui empat fungsi media massa, antara lain :
fungsi penyalur informasi, fungsi mendidik, fungsi menghibur, dan fungsi
mempengaruhi. Keempatnya melekat dalam media massa secara utuh, dalam arti
harus dilaksanakan secara bersamaan, tidak boleh mengutamakan satu atau dua fungsi
tapi mengabaikan fungsi-fungsi lainya.
Ada 4 fungsi media massa menurut Jay Black dan Frederick C Whitney antara lain
(Nurudin M,Si.2007:64)
1. To infrom (menginformasikan)
2. To entertain (member hiburan)
3. To persuade (membujuk)
4. Transmission of the culture (transmisi budaya)

16

Menurut Eriyanto (2009:113), cara media massa menyampaikan wacana kepada
khalayak memang tidak bisa menggambarkan peristiwa apa adanya 100% sesuai
dengan kenyataan atau bahkan dalam penyampaian berita, karena itulah media
terkesan tidak berimbang, hal ini tidak terlepas dari masuknya opini pribadi atau
pendapat personal wartawan dalam keseluruhan proses produksi berita.
Menurut Denis McQuail ciri-ciri yang paling utama dari media massa adalah bahwa
bahwa mereka dirancang untuk menjangkau banyak orang(Denis Mcquail 2011:61)
H . Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian analisis isi kuantitaif, di karenakan
dalam hal ini peneliti ingin mengetahui frekuensi kemunculan Kekerasan dalam film
Tali Pocong Perawan 2 dan Kuntilanak 2. Menurut berelson dan kerlinger, analisis isi
merupakan suatu metode untuk mempelajari dan menganalisis komunikasi secara
sistematik, objektif dan kuantitatif teradap pesan yang tampak (wimmer & Dominick,
2002:135).
H.1. Tipe Penelitian
Tipe penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan
perangkat statistik. Statistik deskriptif adalah metode yang menggambarkan gejala
atau fenomena dari suatu variable yang diteliti tanpa berupaya menjelaskan
hubungan-hubungan yang ada (Kriyantono, 2009 : 167). Perangkat statistik yang
digunakan sebagai analisis, karena itu dalam analisis isi kuantitatif mempermudah
peneliti dalam mempersentasikan konsep-konsep pesan secara akurat.

17

H.1. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah

film Tali Pocong Peraw an 2 dan

Kunt ilanak 2. Dengan isi film yang mengandung kekerasan verbal dan non verbal.

Ruang lingkup ini berfungsi membatasi obyek penelitian dan mempermudah dalam
pengelompokan kategorisasi
H.1.2 Unit Analisis
Unit analisis dalam penelitian ini adalah mengunakan unit analisis scene
berupa dialog dan adegan dalam film Tali Pocong Perawan 2 dan Kuntilanak 2, yang
mengandung kekerasan verbal dan non verbal.
H.1.3. Satuan Ukur
Satuan ukur dalam penelitian ini adalah frekuensi kemunculan struktur
kategorisasi dalam tiap scene film Talipocong Perawan 2 dan Kuntilanak 2.
H.1.4 . Kategorisasi
Kategorisasi dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu kekerasan non
verbal dan verbal. Berikut adalah penjelasanya masing-masing :
1. Kategorisasi kekerasan non verbal.
a. Kekerasan dengan tangan kosong
Kekerasan yang dilakukan dengan tidak menggunakan benda
Contoh : memukul, mendorong, menendang, mencekik, menampar
b. Kekerasan dengan mengunakan benda
Kekerasan yang dilakukan dengan menggunakan benda
Contoh : Memukul dengan benda tumpul, Melukai dengan benda tajam

18

2. Kategorisasi kekerasan verbal
a. Memaki
Mengatai orang dengan kata-kata yang kotor dan jelek.
Contoh : mengatai orang lain dengan kalimat bodoh,tolot,setan dll.
b. Membentak
Berbicara dengan nada keras/tinggi dan penuh emosional.
Contoh : Berbicara dengan membentak-bentak kepada lawan
bicaranya. He!! Kalian!! dll
c. Menghina
Berbicara dengan seseorang yang bertujuan untuk merendahkan orang
lain.
Contoh : berbicara seseorang yang bersifat merendahkan dia secara
langsung atau tidak langsung, dasar kampungan,penjual jamu dll
I. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, analisis yang digunakan adalah metode analisis isi
yang secara sistematis dapat mengkaji isi informasi terekam. Dalam hal ini, penulis
melakukan pengkodean terhadap unit analisis isi, scene pada film Tali Pocong
Peraw an 2 dan Kunt ilanak 2 dimasukan kedalam lem bar koding kemudian di
klasifikasikan bedasarkan kat egorisasi yang t elah dit ent ukan

19

Tabel 1
Tabel koding
Scene

Detik

Unit Analisis
Acting
Kekerasan
Non Verbal
A.1
A.2

Dialog

Kekerasan Verbal
A.3

A.4

A.5

Kekerasan Non
Verbal
A.1
A.2

Kekerasan Verbal
A.3

A.4

A.5

Keterangan :
1. Kategorisasi kekerasan non verbal.
A.1. Kekerasan dengan tangan kosong
Kekerasan yang dilakukan dengan tidak menggunakan benda
Contoh : memukul, mendorong, menendang, mencekik, menampar
A.2. Kekerasan dengan mengunakan benda
Kekerasan yang dilakukan dengan menggunakan benda
Contoh : Memukul dengan benda tumpul, Melukai dengan benda tajam
2. Kategorisasi kekerasan verbal
A.3. Memaki
Mengatai orang dengan kata-kata yang kotor dan jelek.
Contoh : mengatai orang lain dengan kalimat bodoh,tolot,setan dll.
A.4. Membentak
Berbicara dengan nada keras/tinggi dan penuh emosional.

20

Contoh : Berbicara dengan membentak-bentak kepada lawan
bicaranya. He!! Kalian!! dll
A.5. Menghina
Berbicara dengan seseorang yang bertujuan untuk merendahkan orang
lain.
Contoh : berbicara seseorang yang bersifat merendahkan dia secara
langsung atau tidak langsung, dasar kampungan,penjual jamu dll
Dari data yang telah dikumpulkan diatas, kemudian dimasukan kedalam
table distribusi frekuensi untuk mempermudah penghitungan guna mengetahui
banyaknya distribusi frekuensi
J.Uji Rehabilitasi
Untuk membantu dalam menguji reliabilitas, peneliti harus dibantu oleh
dua orang coder dalam pengkondingan data. Pengujian reliabilitas ini dilakukan
terhadap kategori-kategori yang kan digunakan dalam penelitian ini. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui apakah kategori atau indikator yang digunakan sudah reliable atau
belum. Pada ke dua koder tersebut akan diberiakan itu koder diminta menilai bahan
dan memberikan tanda(kode) pada tabe koding, bedasarkan definisi struktur atau
indikator dan unit analisis yang telah ditetapkan.
Hasil pengkondingan oleh semua koder dalam table kerja koding di
kumpulkan dan lalu di hitung secara statistik. Untuk menghitung kesepakatan dari
hasil penilaian para koder peneliti mengunakan rumus Holsty :
Coefisien realibilty :

2M
N1+N2

21

M

: Jumlah koding yang di setujui oleh peneliti dan pengkoding

N1, N2 : Jumlah pernyataan yang diberi kode oleh pengkode

Kemudian kesepakatan dan hasil penelitian dan para koder diuji lagi menggunakan Pi
Indeks Scoot sebagai berikut :
Pi

: % Observed Aqreement - %Ekspected Aqreement
1-% Expected Aqreement

Keterangan :
Pi

: Nilai Kehandalan

Observed Aqreement : Persentase yang ditemukan dari pernyataan yang di setujui
antara pengkode (nilai CR)
Exspected Aqreement : Persentase yang diharapkan
Dari formula yang dikemukakan oleh Hotsly tersebut, tingkat
Reabilitas yang sering digunakan adalah 0,75. Jika tingkat reabilitas tidak mencapai 0,75
maka kategorisasi perlu disepesifik lagi

22

Dokumen yang terkait

UNSUR PORNOGRAFI DALAM FILM HOROR INDONESIA (Analisis Isi Film “Pacar Hantu Perawan” Karya Yoyok Dumprink)

5 17 41

REPRESENTASI BUDAYA JAWA DALAM FILM Analisis Isi Unsur­-unsur Budaya Jawa dalam Film KUNTILANAK

0 23 2

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

ANALISIS ISI FILM HOROR INDONESIA(Studi pada Film “ BUNIAN ” Karya Kimo Stamboel)

4 21 2

BAB 1 PENDAHULUAN Karakter Artis Porno Luar Negeri Dalam Film Horor Di Indonesia Analisis Naratif Karakter Artis Porno Asia, Eropa, dan Amerika dalam Film Horor Suster Keramas 2, Pacar Hantu Perawan dan Pocong Mandi Goyang Pinggul.

0 2 44

EKSPLOITASI SUSTER DALAM FILM-FILM HOROR INDONESIA (Analisis Isi Eksploitasi Tubuh Suster dalam Film Horor Indonesia Suster Eksploitasi Tubuh Perempuan Yang Berperan Sebagai Suster Dalam Film-Film Horor Indonesia (Analisis Isi Eksploitasi Tubuh Perempua

0 1 16

PORNOGRAFI DALAM FILM HOROR INDONESIA (Analisis Isi Adegan Pornografi dalam Film Horor Indonesia PORNOGRAFI DALAM FILM HOROR INDONESIA (Analisis Isi Adegan Pornografi dalam Film Horor Indonesia Periode Bulan Juli-Desember 2009).

0 0 20

PORNOGRAFI DALAM FILM HOROR (ANALISIS ISI PORNOGRAFI DALAM FILM HOROR PORNOGRAFI DALAM FILM HOROR (ANALISIS ISI PORNOGRAFI DALAM FILM HOROR INDONESIA PERIODE BULAN JANUARI-JUNI 2009).

0 0 22

MITOS TEMBANG DURMA KUNTILANAK DALAM FILM HOROR KUNTILANAK - Institutional Repository ISI Surakarta

1 5 69

REPRESENTASI KEKERASAN SEKSUAL PADA FILM VIRGIN 2 ( STUDI ANALISIS SEMIOTIK REPRESENTASI KEKERASAN SEKSUAL PADA FILM VIRGIN 2 )

0 0 12