MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DALAM PENGEMBANGKAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI MADRASAH TSANAWIYAHY NEGERI (MTsN) MALANG I

(1)

TESIS

MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH

DALAM PENGEMBANGKAN PROFESIONALISME GURU

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI MADRASAH

TSANAWIYAHY NEGERI (MTsN) MALANG I

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Memperoleh Gelar Magister (S-2)

Disusun oleh:

NUR AMTSAL

NIM : 09130045

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU AGAMA ISLAM

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2012


(2)

Lembar Pengesahan

MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH

DALAM PENGEMBANGKAN PROFESIONALISME GURU

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI MADRASAH

TSANAWIYAHY NEGERI (MTsN) MALANG I

Yang diajukan oleh:

:

NUR AMTSAL

NIM : 09130045 Telah disetujui

Pada hari/tanggal, Senin / 5 November 2012

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Prof. Dr. Tobroni, M. Si Drs. Nurul Humaidi, M. Ag

Ketua Program Studi Direktur Pascasarjana Magister Agama Islam


(3)

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS PENELITIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nur Amtsal

NIM : 09130045

Program Studi : Magister Ilmu Agama Islam pada Universtas Muhammadiyah Malang

Alamat : Jalan Mayjend. Panjaitan 17-B/17 Kota Malang

Judul Penelitian : Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Dalam Pengembangan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Malang I

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya ini di buat dengan prosedur ilmiah dan mengedepankan pada pengembangan ilmu pengetahuan. Apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam paradigma ilmiah, maka penulis akan melakukan pembetulan dengan mengedepankan pengembangan keilmuan secara profesional dan kompeten.

Demikian surat pernyataan ini saya buat, dengan sebenarnya dan tanpa paksaan dari siapapun.

Malang, 30 Oktober 2012 Penulis,

Nur Amtsal NIM. 09130045


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, atas curahan nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan tesis berjudul Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Dalam Pengembangan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Malang I ini dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat dan salam semoga senantiasa terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai Rasul pembawa risalah, penebar ilmu, dan hikmah.

Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan motivasi, sehingga penulisan tesis berjudul Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Dalam Pengembangan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Malang I ini, dapat penulis selesaikan dengan baik, khususnya kepada :

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Malang, para Pembantu Rektor, dan Direktur Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang, 2. Ketua Program Studi Magister Ilmu Agama Islam Universitas

Muhammadiyah Malang, atas motivasi, kemudahan, dan pelayanan selama dalam proses studi,

3. Dosen Pembimbing; Prof. Dr. Tobroni, M.Si dan Drs. M. Nurul Humaidi, M.Ag atas bimbingan, saran, dan koreksinya dalam penuliasn tesis ini, 4. Semua staf pengajar atau dosen dan staf TU program pascasarjana

Universitas Muhammadiyah Malang, yang telah memberikan kontribusi besar dalam proses studi dan penyelesaian penulisan tesis ini,

5. Para Guru dan Karyawan pada Madrasah Tsanawiyah Negeri Malang I, khususnya Kepala Madrasah Dra. Hj. Binti Maqsudah, M.Pd. dan Guru Pendidikan Agama Islam yang tidak bisa saya sebut satu persatu,

6. Ibunda saya, Istri, dan anak-anak saya serta teman-teman, dan sahabat saya yang telah memberi motivasi dan dukungan untuk menyelesaikan studi program S-2 ini.


(5)

Akhirnya penulis bermohon dan berdo’a kepada Allah SWT, semoga karya tulis ini senantiasa bermanfaat dalam memperkaya khazanah keilmuan, khususnya dalam bidang Pengembangan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam di sekolah-sekolah atau madrasah-madrasah, khususnya di wilayah kota Malang ini.

Dalam penyelesaian tesis ini, penulis menyadarai bahwa karya ini tentu masih jauh dari kesempurnaan, dan tidak lepas dari kekurangan serta kelemahan-kelemahan. Oleh karena itu, penulis sangat berharap adanya kritik yang memperbaiki, saran yang menyejukkan hati, dan masukan-masukan yang membangun dari para pembaca dan semua pihak yang peduli terhadap inovasi pendidikan (ilmu pengetahuan) demi perbaikan karya tulis ini, dan karya-karya selanjutnya.


(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

SURAT PERNYATAAN... v

PERSEMBAHAN ... vi

MOTTO ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAK BAHASA INDONESIA ... xiv

ABSTRAK BAHASA INGGRIS ... xvi

ABSTRAK BAHASA ARAB ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Konteks Penelitian ... 1

B. Fokus Penelitian ... 9

C. Rumusan Masalah ... 9

D. Tujuan Penelitian ... 10

E. Manfaat Penelitian ... 10

F. Penelitian Terdahulu ... 10

BAB II LANDASAN TEORI ... 13

A. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah ... 13

1. Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah ... 13

a. Pengertian MPMBS ... 19

b. Alasan, Tujuan Dan Manfaat MPMBS ... 27

c. Unsur atau Aspek yang Perlu Diperhatikan ... 37


(7)

a.Komponen dalam MPMBS ... 43

b.Strategi MPMBS ... 52

c. Standart Pelayanan Minimal ... 56

d. Persyaratan dalam Implementasi MPMBS ... 56

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 63

B. Kehadiran Peneliti ... 65

C. Instrumen Penelitian ... 66

D. Data Dan Sumber Data ... 67

E. Teknik Pengumpulan Data ... 69

F. Analisis Data ... 74

G. Tahapan Penelitian ... 78

BAB IV PAPARAN DAN TEMUAN PENELITIAN ... 79

A. Gambaran Umum MTs Negeri Malang I ... 79

1. Sejarah dan perkembangan MTs Negeri Malang I ... 79

2. Keadaan dan Lingkungan Fisik MTs Negeri Malang I ... 82

3. Aspek Fisik MTs Negeri Malang I ... 84

4. Masyarakat MTs Negeri Malang I ... 89

B. Manajemen Mutu Berbasis Sekolah Di MTs Negeri Malang I ... 91

1. Peningkatan Pelayanan ... 94

2. Peningkatan Mutu ... 95

3. Peningkatan Teknologi dan Sistem Pembelajaran... 97

C. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Dalam Pengembangan Profesionalisme Guri PAI di MTs Negeri Malang I ... 106

1. Meningkatkan Motivasi Kerja Para Guru PAI ... 107

2. Mengawasi dan meningkatkan performasi Guru PAI ... 109

3. Mengimplementasikan Bentuk-Bentuk Pengembangan x


(8)

Profesionalisme Guru PAI ... 111

a. Seleksi Guru Berkualitas ... ... 111

b. Pendidikan Dan Pelatihan Guru ... 114

c. Melakukan Supervisi Pendidikan ... 117

d. Menanamkan Komitmen Ruhul Jihad ... 119

e. Memberikan Reward bagi yang berprestasi ... 122

f. Menigkatakan Kesejahteraan Guru ... 123

BAB V PENUTUP ... 135

A. Kesimpulan ... 135


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN 1 : SURAT IJIN PENELITIAN DARI KAMPUS UMM ………... 141

LAMPIRAN 2 : SURAT IJIN PENELITIAN DARI KEMENAG KOTA MALANG

……….………... 142


(10)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, I. 2000. Profesionalisme Guru: Analisis Wacana Reformasi Pendidikan

dalam Era Globalisasi. Simposium Nasional Pendidikan di Universitas

Muhammadiyah Malang, 25-26 Juli 2001.

Bafadal, Ibrahim. 2003. Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar:

Dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.

Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Daulay, Haidar Putra. 2004. Pendidikan Islam: Dalam Sistem Pendidikan

Nasional di Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Gerbang, MajalahPendidikan. 2001. Profesionalisme dan Kesejahteraan Guru:

Ibarat Dua Sisi Mata Uang. Edisi 3 Th. I November-Desember.

Rosyada. 2003. Manajemen Edisi 2. Yogyakarta: BPFE

Journal PAT. 2001. Teacher in England and Wales. Professionalisme in Practice:

the PAT Journal. April/Mei 2001.

(http://members.aol.com/PTRFWEB/journal1040.html, diakses 7 Juni 2001). (Online).

Machruf, Hidayat. 2002. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Guru di SMK PGRI I Ngawi. Yogyakarta: Tesis Pascasarjana Jurusan

Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

Hadiyanto. 2001. Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Melakukan Inovasi

Pendidikan. Malang: Tesis Pasca Sarjana Jurusan Manajemen Pendidikan

Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Malang. Osborn. 1997. True Professionalism. New York: The Free Press.


(11)

Moleong, Lexy J. 2001. MetodologiPenelitianKualitatif. Bandung: PT. RemajaRosdaKarya.

Muhaimin.2003. WacanaPengembanganPendidikan Islam.Yogyakarta: PustakaPelajar.

Mulyasa, E. 2002.ManajemenBerbasisSekolah, Konsep, StrategidanImplementasi. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.

Siagian, Sondang P. 1996. Manajemen Abad 21. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Stoner, James A. F. and Charles Wankel. 1999. Management, 2nd edition.

DiterjemahkanolehSahatSimamora.PerencanaandanPengambilanKeputus

andalamManajemen. Jakarta: RinekaCipta.

Suara Pembaharuan. 2003. Rendah, Kualitas Guru di Indonesia.

(http://www.suarapembaharuan.com/News/2003/01/220200/OpEd, diakses 13 Nopember 2003). (Online).Hlm. 1-2.

Supriadi, Dedi. 1998. Mengangkat Citra danMartabat Guru.Yogyakarta: AdicitaKarya Nusa.

Tilaar, H.A.R. 2004.Artikel: StrategiPeningkatanKinerja SDM MelaluiPusdiklatuntukMewujudkan Good Governance.

JurnalPendidikanPenabur - No.02 / Th.III/ Maret.

Thoha,Miftah. 2003, KepemimpinandalamManajemen.Jakarta: Raja GrafindoPersana

Undang-undangRepublik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem


(12)

Umaedi. 1999. ManajemenPeningkatanMutuBerbasisSekolah:

SebuahPendekatanBarudalamPengelolaanSekolahUntukPeningkatanMutu.

Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Depdikbud.


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia. Selain manfaat bagi kehidupan manusia di satu sisi, perubahan tersebut juga telah membawa manusia ke dalam era persaingan global yang semakin ketat di sisi lain. Agar mampu berperan dalam persaingan global, setiap bangsa terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kenyataan yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien dalam proses pembangunan, kalau tidak ingin bangsa itu kalah bersaing dalam menjalani era globalisasi.

Berbicara mengenai kualitas sumber daya manusia, pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan peningkatan kualitas sumber daya manisia itu sendiri. Menyadari pentingnya proses peningkatan sumber daya manusia, pemerintah bersama kalangan swasta bersama-sama dan terus berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas antara lain melalui pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya. Tetapi, pada kenyataannya upaya pemerintah tersebut belum cukup berarti dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satu indikator kekurangberhasilannya ini ditunjukkan antara lain dengan Nilai Ebtnas Murni (NEM) siswa untuk berbagai bidang studi pada jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) yang tidak memperlihatkan kenaikan yang berarti, bahkan boleh dikatakan konstan dari tahun ke tahun, kecuali pada beberapa sekolah dengan jumlah yang relatif sangat kecil.


(14)

2 Umaidi berpendapat ada dua faktor yang dapat menjelaskan mengapa upaya perbaikan mutu pendidikan selama ini kurang atau belum berhasil. Pertama strategi pembangunan pendidikan selama ini lebih bersifat input oriented. Strategi yang demikian lebih bersandar kepada asumsi bahwa bilamana semua input pendidikan telah dipenuhi, seperti penyediaan buku-buku (materi ajar) dan alat belajar lainnya, penyediaan sarana pendidikan, pelatihan guru dan tenaga kependidikan lainnya, maka secara otomatis lembaga pendidikan (sekolah) akan dapat menghasilkan output (keluaran) yang bermutu sebagai mana yang diharapkan. Ternyata strategi input-output yang diperkenalkan oleh teori education production function (Hanushek, 1981) tidak berfungsi sepenuhnya di lembaga pendidikan (sekolah), melainkan hanya terjadi dalam institusi ekonomi dan industri. Kedua, pengelolaan pendidikan selama ini lebih bersifat macro-oriented, diatur oleh jajaran birokrasi di tingkat pusat. Akibatnya, banyak faktor yang diproyeksikan di tingkat makro (pusat) tetapi tidak berjalan sebagaimana mestinya di tingkat mikro (sekolah). Dengan singkat, dapat dikatakan bahwa kompleksitasnya cakupan permasalahan pendidikan, seringkali tidak dapat terpikirkan secara utuh dan akurat oleh birokrasi pusat (Umaidi, 1999).

Sejalan dengan pandangan di atas dan merespon perkembangan global, Indra Djati Sidi, Ph.D (2001:69) mengemukakan arah kebijaksanaan dapat dirumuskan dengan beberapa langkah. Pertama, mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia. Kedua,

meningkatkan kemampuan akademik dan profesional serta jaminan kesejahteraan tenaga pendidikan. Ketiga, melakukan pembaharuan dan pemantapan sistem pendidikan.

Keempat, memberdayakan lembaga pendidikan dan meningkatkan partisipasi keluarga dan

masyarakat. Kelima, meningkatkan kualitas lembaga pendidikan. Dan, Keenam; mengembangkan kualitas sumber daya manusia secara terarah, terpadu dan menyeluruh.


(15)

3 H.A.R. Tilaar (1999:2) juga memberikan pandangan, bahwa peranan pendidikan di dalam pembangunan nasional abad ke 21 dengan kondisi masyarakat serba terbuka akan menimbulkan masalah penting yang ditonjolkan, antara lain: 1) pentingnya reformasi pendidikan, 2) pentingnya manajemen pendidikan agar dapat dibangun sistem pendidikan yang kuat dan dinamis menuju kualitas output yang tinggi mutunya, 3) kemajuan teknologi informasi yang mempengaruhi proses pendidikan di dalam masyarakat ilmu (knowledge society), 4) otonomi daerah yang menuntut penyelenggaraan pendidikan nasional yang memenuhi kebutuhan pembangunan daerah sebagai dasar pembangunan nasional dan regional.

Beberapa pandangan di atas memberikan pemahaman kepada kita bahwa pembangunan pendidikan bukan hanya terfokus pada penyediaan faktor input pendidikan tetapi juga harus lebih memperhatikan faktor proses pendidikan. Input pendidikan merupakan hal yang mutlak harus ada dalam batas-batas tertentu tetapi tidak menjadi jaminan dapat secara otomatis meningkatkan mutu pendidikan (school resources are

necessary but not sufficient condition to improve student achievement). Di samping itu,

mengingat sekolah sebagai unit pelaksana pendidikan formal terdepan dengan berbagai keragaman potensi anak didik yang memerlukan layanan pendidikan yang beragam, kondisi lingkungan yang berbeda satu dengan lainnya, maka sekolah harus dinamis dan kreatif dalam melaksanakan perannya untuk mengupayakan peningkatan kualitas/mutu pendidikan. Hal ini akan dapat dilaksanakan jika sekolah dengan berbagai keragamannya itu, diberikan kepercayaan untuk mengatur dan mengurus dirinya sendiri sesuai dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan anak didiknya. Walaupun demikian, agar mutu tetap terjaga dan agar proses peningkatan mutu tetap terkontrol, maka harus ada standar yang diatur dan disepakati secara nasional untuk dijadikan indikator evaluasi keberhasilan peningkatan mutu tersebut, inilah yang disebut sebagai benchmarking. Pemikiran ini telah


(16)

4 mendorong munculnya pendekatan baru, yakni pengelolaan peningkatan mutu pendidikan di masa mendatang harus berbasis sekolah sebagai institusi paling depan dalam kegiatan pendidikan. Pendekatan ini, kemudian dikenal dengan manajemen peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah (School Based Quality Management) atau dalam nuansa yang lebih bersifat pembangunan (developmental) disebut School Based Quality Improvement.

Konsep yang menawarkan kerjasama yang erat antara sekolah, masyarakat dan pemerintah dengan tanggung jawabnya masing-masing ini berkembang didasarkan kepada suatu keinginan pemberian kemandirian kepada sekolah untuk ikut terlibat secara aktif dan dinamis dalam rangka proses peningkatan kualitas pendidikan melalui pengelolaan sumber daya sekolah yang ada. Sekolah harus mampu menterjemahkan dan menangkap esensi kebijakan makro pendidikan serta memahami kondisi lingkunganya (kelebihan dan kekurangannya) untuk kemudian melaui proses perencanaan, sekolah harus memformulasikannya ke dalam kebijakan mikro dalam bentuk program-program prioritas yang harus dilaksanakan dan dievaluasi oleh sekolah yang bersangkutan sesuai dengan visi dan misinya masing-masing. Sekolah harus menentukan target mutu untuk tahun berikutnya. Dengan demikian, sekolah secara mandiri tetapi masih dalam kerangka acuan kebijakan nasional dan ditunjang dengan penyediaan input yang memadai, memiliki tanggung jawab terhadap pengembangan sumber daya yang dimilikinya sesuai dengan kebutuhan belajar siswa dan masyarakat.

Manajemen berbasis sekolah (MBS) dalam rangka meningkatkan mutu guru PAI merupakan salah satu isu yang kuat didorong ke permukaan dalam konteks implementasi gagasan reformasi pendidikan yang direfleksikan dalam Undang-Undang N0. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pernyataan tersebut merupakan kebijakan alternatif terhadap Undang-Undang No. 22 tahun 1999 yang mengotonomisasikan sektor pendidikan pada daerah. Akan tetapi, setelah sampai daerah


(17)

5 tingkat II, kewenangan tersebut menjadi wacana, apakah akan memberi kewenangan terbesar pada sekolah, atau daerah akan menjadi subtitusi pemerintah pusat, dan menjadi penguasa sektor pendidikan secara sentralistik di daerah. Tapi tampaknya, pemerintah mendorong otonomi itu untuk diimplementasikan pada tingkat sekolah, dan pemeintah daerah memiliki kewajiban untuk memfasilitasi berbagai program perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan di sekolah-sekolah yang ada di daerahnya itu. Untuk itulah, berbagai wacana kini terus dikembangkan, dari mulai community based education

sampai pada school based management. Uji coba manajemen berbasis sekolah di beberapa sekolah di Amerika pada tahun 1987 memperlihatkan bahwa rata-rata hasil belajar sekolah uji coba lebih baik dari pada sekolah non-ujicoba. Demikian pula dengan rata-rata kehadiran siswanya lebih baik dari pada sekolah non-ujicoba, serta berbagai variabel pengamatan lainnya (Ogawa, 1994:54). Oleh sebab itu, kemudian kebijakan school based

management (SBM) berpenetrasi ke hampir seluruh negara bagian Amerika serikat. Pada

saat yang sama negara lain juga mengembangkan kebijakan yang sama, seperti Canada, Australia, New Zealand dan bahkan Hongkong yang memulai SBM pada awal dekade 1990-an (Dede Rosyada, 2004: 266).

Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah atau yang lebih dikenal Manajemen Berbasis Sekolah di masyarakat adalah upaya serius dan rumit, yang memunculkan berbagai isu kebijakan dan melibatkan banyak lini kewenangan dalam pengambilan keputusan serta tanggung jawab dan akuntabilitas atas konsekuensi keputusan yang diambil. Oleh sebab itu, semua pihak yang terlibat perlu memahami benar pengertian MBS, manfaat, masalah-masalah dalam penerapannya, dan yang terpenting adalah pengaruhnya terhadap prestasi belajar murid.

Saat ini Manajemen Berbasis Sekolah dipandang sebagai alternatif dari pola umum pengoperasian sekolah yang selama ini memusatkan wewenang di kantor pusat dan


(18)

6 daerah. Selain itu Manajemen Berbasis Sekolah merupakan strategi untuk meningkatkan pendidikan dengan pendelegasian kewenangan pengambilan keputusan penting dari pusat dan daerah ke tingkat sekolah. Dengan demikian, MBS pada dasarnya merupakan sistem manajemen di mana sekolah merupakan unit pengambil keputusan penting tentang penyelenggaraan pendidikan secara mandiri. MBS memberikan kesempatan pengendalian lebih besar bagi kepala sekolah, guru, murid, dan orang tua atas proses pendidikan di sekolah mereka.

Berpandangan dari uraian di atas, maka sangat diharapkan adanya peningkatan mutu bagi lembaga pendidikan (khususnya lembaga pendidikan Islam). Salah satunya telah dilakukan oleh MTsN Malang I sebagai madrasah atau lembaga pendidikan Islam. MTsN Malang I telah sanggup menunjukkan keunggulannya baik prestasi akademiknya, intra kurikuler maupun ekstra kurikulernya, kelengkapan sarana-prasarana, dan sumber daya manusianya. Satu hal lagi, lembaga tersebut sangat memperhatikan dan proaktif dalam mengelola dan membangun hubungan antara sekolah, orang tua murid, masyarakat, dan pihak terkait dalam mengembangkan lembaga tersebut.

Dari data yang diperoleh, di antara kunci keberhasilan MTsN Malang I, antara lain adalah : 1) sikap Kepala Madrasah dalam kepemimpinannya yang memberikan kebebasan (terkoordinir) bagi semua guru dan karyawan untuk berinovasi dan meningkatkan kualitas dirinya, sehingga masing-masing individu mempunyai tanggung jawab yang tinggi. 2) mampu mengakomodasi seluruh unsur yang memiliki kepentingan terhadap perkembangan madrasah, sehingga dalam mengambil keputusan dan kebijakan yang baru selalu melibatkan semua unsur tersebut. 3) memiliki tenaga pengajar yang baik dan memadai yang terlihat dari rata-rata pengajarnya lulusan S1, S2 serta terdapat beberapa yang memiliki gelar doktor atau S3. 4) memiliki sarana dan prasarana yang memadai dalam menunjang dan meningkatkan proses belajar mengajar.


(19)

7 Pemilihan MTsN Malang I, sebagai lokasi penelitian didasarkan pada berbagai macam pertimbangan sebagai berikut: 1) MTsN Malang I mempunyai orientasi masa depan yakni mengarahkan anak didik menjadi generasi yang siap hidup di zamannya, 2) MTsN Malang I dipandang memiliki potensi yang cukup untuk menginternalisasikan nilai-nilai agama dalam manajemen pendidikan guna terciptanya situasi keagamaan dilingkungan sekolah. 3) MTsN Malang I memiliki visi misi, tujuan dan target yang jelas. 4) MTsN Malang I memiliki pemimpin, guru, karyawan dan komponen lain yang baik, 5) karena keberadaannya di tengah kota, maka dituntut untuk memenuhi standar kualitas untuk eksis dan dapat bersaing dengan lembaga-lembaga pendidikan lain yang sederajat.

Selain alasan di atas, MTsN Malang I termasuk sekolah unggulan/berprestasi, keunggulan MTsN Malang I menurut penelitian yang dilakukan oleh tim sekolah tidak terlepas dari faktor utama yaitu keunggulan dan disiplin yang tinggi dari kepala sekolah, guru, karyawan, prestasi murid di sekolah dan komunikasi yang erat antara sekolah, orang tua murid, masyarakat dan institusi terkait, serta dukungan kuat dari Majlis Madrasah dan Kemenag sebagai kementiran yang membawahinya.

Dari beberapa keunggulan tersebut, maka MTsN Malang I mendapat kepercayaan penuh dari masyarakat tingkat lokal maupun propinsi. Dari kepercayaan dan keunggulan itulah MTsN Malang I menjadi salah satu Madrasah Tsanawiyah Negeri yang mampu mengaktualisasikan diri sebagai madrasah tsanawiyah unggulan, favorit dan teladan yang dapat memberikan jawaban tentang permasalahan madrasah yang ada. Di antara prestasi yang pernah diraih antara lain: 1) menjadi peraih NEM tertinggi se-Kotamadya Malang, 2) Juara lomba lukis tingkat nasional di 2008/2009, 3) Juara lomba computer tingkat Jawa Timur yang diselenggarakan oleh BITCOM tahun 2010, 4) Juara lomba pidato berbahasa Inggris se-Jawa Timur yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (PEP) Surabaya tahun 2005.


(20)

8 Melalui prestasi siswa tersebut dapat dilihat kepiawaian, kualitas, disiplin yang tinggi dan kerjasama dari kepala sekolah, guru, dan karyawannya serta tak luput dari peran serta atau adanya komunikasi yang erat antara sekolah, orang tua murid, masyarakat dan institusi terkait dalam mengelola dan mengembangkan lembaga pendidikan tersebut. Sebab, tanpa adanya kerjasama dan dukungan yang baik dari orang tua murid, masyarakat dan lembaga terkait MTsN Malang I tidak akan sukses dan berjalan lancar dalam mengembangkan dan menjalankan roda pendidikan.

Menurut Elbree, seperti yang dikutip oleh Soekarto, ada tiga faktor yang menyebabkan perlunya hubungan antara sekolah dan masyarakat, antara lain: 1) faktor perubahan sifat, tujuan dan metode mengajar di sekolah, 2) faktor masyarakat yang menuntut adanya perubahan-perubahan dalam pendidikan di sekolah, dan perlunya bantuan masyarakat terhadap sekolah, 3) faktor perkembangan ide demokrasi di dalam masyarakat terhadap pendidikan (Soekarto,1994:1)

Menurut Moehlman dalam bukunya School Administration, untuk menjawab faktor nomor dua dan tiga di atas diperlukan petugas yang menangani bagian interpretation

yang mempunyai kaitan dengan Wakil Kepala Sekolah bagian keuangan, kepegawaian, dan perlengkapan (Moehlman, 1977:183)

Bagian interprestasi ini menterjemahkan keadaan dan kebutuhan masyarakat melalui kegiatan survey atau penelitian. Hasil penelitian ini menjadi bahan masukan bagi Wakil Kepala Sekolah bagian pengajaran dan konseling sekolah serta dengan Wakil Kepala Sekolah bagian keuangan, kepegawaian dan perlengkapan.

Uraian tersebut di atas memberikan wawasan pemahaman kepada kita bahwa tanggung jawab peningkatan kualitas pendidikan secara mikro telah tergeser dari birokrasi pusat ke unit pengelola yang lebih kecil yaitu sekolah. Dengan kata lain, di dalam masyarakat yang kompleks seperti sekarang, di mana berbagai perubahan yang telah


(21)

9 membawa kepada perubahan tata nilai yang bervariasi dan harapan yang lebih besar terhadap pendidikan terjadi begitu cepat, diyakini dan disadari bahwa kewenangan pusat tidak lagi secara tepat dan cepat dapat merespon perubahan keinginan masyarakat tersebut. Kondisi inilah yang membawa kepada kesadaran bahwa hanya sekolah yang dikelola secara efektif akan mampu merespon aspirasi masyarakat secara tepat dan cepat dalam hal mutu pendidikan. Berangkat dari itu semua maka penulis merasa tertarik untuk mengetahui dan melakukan penelitian di MTsN Malang I dengan Judul Manajeman Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Dalam Pengembangan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Malang I.

B. Fokus Kajian

Mengacu pada latar belakang di atas, penelitian ini secara umum difokuskan pada penerapan Manajeman Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Dalam Pengembangan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Malang I antara lain sebagai berikut:

1. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah di MTsN Malang I

2. Implementasi Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah di MTsN Malang I Dalam Pengembangan Profesionalisme Guru Pendidikan Agam Islam.

C. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan fenomena diatas, maka permasalahannya dapat dirumuskan antara lain:

1. Bagaimana Manajeman Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah dalam Mengembangkan Profesionalisme Guru PAI di MTsN Malang I ?

2. Bagaimana Implementasi Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah dalam Mengembangkan Profesionalisme Guru PAI di MTsN Malang I ?


(22)

10 D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini ditujukan untuk mengungkap jawaban terhadap permasalahan yang telah dirumuskan diatas, dengan demikian tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah :

1. Ingin mengetahui Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah dalam Mengembangkan Profesionalisme Guru PAI di MTsN Malang I.

2. Ingin mengetahui pelaksanaan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah dalam Mengembangkan Profesionalisme Guru PAI di MTsN Malang I.

E. Manfaat Penelitian

Pada dasarnya penelitian bukanlah untuk tujuan deskriptif semata, melainkan seperti yang terdapat dalam rumusan masalah dan tujuan untuk mengembangkan teori (theory building), khususnya tentang Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah di Lembaga Pendidikan. Temuan dari penelitian ini setidaknya-setidaknya dapat memberikan kontribusi guna memperkaya khazanah teoritik tentang Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah di Lembaga Pendidikan khususnya lembaga pendidikan Islam dan MTsN Malang I itu sendiri, serta menjadi input bagi para praktisi dan peneliti pendidikan dalam mengembangkan penelitian selanjutnya, terutama dalam pencapaian tujuan pendidikan. F. Penelitian Terdahulu

Agar peneliti memperoleh referensi yang lebih matang tentang penelitian berjudul Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah dalam Pengembangan Profesionalisme Guru PAI di MTsN Malang I, maka peneliti perlu membuat tabel


(23)

11 perbandingan dan persamaan dengan penelitian terdahulu, sebagaimana dalam tabel di bawah ini :

No Nama Peneliti,

Judul dan Tahun

Persamaan Perbedaan Originalitas

Penelitian 1 FidaulInsiya,

Manajemen Berbasis Sekolah di Madrasah Aliyah Al-Ikhsan. 2002

Memiliki kesamaan kajian tentang Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Memiliki Kajian yang berbeda. Yaitu antara MBS dengan MPMBS dalam mengembangkan profesioanlisme guru

PAI Nur Amtsal.

Manajemen

Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah dalam

Mengembangkan Profesionalisme guru PAI di MTsN Malang I. 2012 2 Syarif Hidayatullah.

Manajemen Berbasis Sekolah di MI Jendral Sudirman. 2003

Memiliki kesamaan kajian tentang Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Memiliki Kajian yang berbeda. Yaitu antara MBS dengan MPMBS dalam mengembangkan profesioanlisme guru PAI

3 M. Ikhsan Shaleh. Manajemen Berbasis Sekolah dalam Rangka

Meningkatkan Profesionalisme Guru di MI Jendral Sudirman. 2004

Memiliki kesamaan kajian tentang Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Memiliki Kajian yang berbeda. Yaitu antara MBS di Madrasah Ibtidaiyah dengan

MPMBS dalam

mengembangkan

profesioanlisme guru PAI di Madrasah Aliyah


(24)

12 4 Maulana.

Manajemen Berbasis Sekolah di MI Jendral Sudirman. 2007

Memiliki kesamaan kajian tentang Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Memiliki Kajian yang berbeda. Yaitu antara MBS di Madrasah Ibtidaiyah dengan

MPMBS dalam

mengembangkan

profesioanlisme guru PAI di Madrasah Aliyah

Dari beberapa tabel penelitian sebelumnya tersebut, maka peneliti meyakinkan bahwa masih belum ada penelitian yang dilakukan dengan judul Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Dalam Pengembangan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam di MTsN Malang I.


(1)

Pemilihan MTsN Malang I, sebagai lokasi penelitian didasarkan pada berbagai macam pertimbangan sebagai berikut: 1) MTsN Malang I mempunyai orientasi masa depan yakni mengarahkan anak didik menjadi generasi yang siap hidup di zamannya, 2) MTsN Malang I dipandang memiliki potensi yang cukup untuk menginternalisasikan nilai-nilai agama dalam manajemen pendidikan guna terciptanya situasi keagamaan dilingkungan sekolah. 3) MTsN Malang I memiliki visi misi, tujuan dan target yang jelas. 4) MTsN Malang I memiliki pemimpin, guru, karyawan dan komponen lain yang baik, 5) karena keberadaannya di tengah kota, maka dituntut untuk memenuhi standar kualitas untuk eksis dan dapat bersaing dengan lembaga-lembaga pendidikan lain yang sederajat.

Selain alasan di atas, MTsN Malang I termasuk sekolah unggulan/berprestasi, keunggulan MTsN Malang I menurut penelitian yang dilakukan oleh tim sekolah tidak terlepas dari faktor utama yaitu keunggulan dan disiplin yang tinggi dari kepala sekolah, guru, karyawan, prestasi murid di sekolah dan komunikasi yang erat antara sekolah, orang tua murid, masyarakat dan institusi terkait, serta dukungan kuat dari Majlis Madrasah dan Kemenag sebagai kementiran yang membawahinya.

Dari beberapa keunggulan tersebut, maka MTsN Malang I mendapat kepercayaan penuh dari masyarakat tingkat lokal maupun propinsi. Dari kepercayaan dan keunggulan itulah MTsN Malang I menjadi salah satu Madrasah Tsanawiyah Negeri yang mampu mengaktualisasikan diri sebagai madrasah tsanawiyah unggulan, favorit dan teladan yang dapat memberikan jawaban tentang permasalahan madrasah yang ada. Di antara prestasi yang pernah diraih antara lain: 1) menjadi peraih NEM tertinggi se-Kotamadya Malang, 2) Juara lomba lukis tingkat nasional di 2008/2009, 3) Juara lomba computer tingkat Jawa Timur yang diselenggarakan oleh BITCOM tahun 2010, 4) Juara lomba pidato berbahasa Inggris se-Jawa Timur yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (PEP) Surabaya tahun 2005.


(2)

Melalui prestasi siswa tersebut dapat dilihat kepiawaian, kualitas, disiplin yang tinggi dan kerjasama dari kepala sekolah, guru, dan karyawannya serta tak luput dari peran serta atau adanya komunikasi yang erat antara sekolah, orang tua murid, masyarakat dan institusi terkait dalam mengelola dan mengembangkan lembaga pendidikan tersebut. Sebab, tanpa adanya kerjasama dan dukungan yang baik dari orang tua murid, masyarakat dan lembaga terkait MTsN Malang I tidak akan sukses dan berjalan lancar dalam mengembangkan dan menjalankan roda pendidikan.

Menurut Elbree, seperti yang dikutip oleh Soekarto, ada tiga faktor yang menyebabkan perlunya hubungan antara sekolah dan masyarakat, antara lain: 1) faktor perubahan sifat, tujuan dan metode mengajar di sekolah, 2) faktor masyarakat yang menuntut adanya perubahan-perubahan dalam pendidikan di sekolah, dan perlunya bantuan masyarakat terhadap sekolah, 3) faktor perkembangan ide demokrasi di dalam masyarakat terhadap pendidikan (Soekarto,1994:1)

Menurut Moehlman dalam bukunya School Administration, untuk menjawab faktor nomor dua dan tiga di atas diperlukan petugas yang menangani bagian interpretation yang mempunyai kaitan dengan Wakil Kepala Sekolah bagian keuangan, kepegawaian, dan perlengkapan (Moehlman, 1977:183)

Bagian interprestasi ini menterjemahkan keadaan dan kebutuhan masyarakat melalui kegiatan survey atau penelitian. Hasil penelitian ini menjadi bahan masukan bagi Wakil Kepala Sekolah bagian pengajaran dan konseling sekolah serta dengan Wakil Kepala Sekolah bagian keuangan, kepegawaian dan perlengkapan.

Uraian tersebut di atas memberikan wawasan pemahaman kepada kita bahwa tanggung jawab peningkatan kualitas pendidikan secara mikro telah tergeser dari birokrasi pusat ke unit pengelola yang lebih kecil yaitu sekolah. Dengan kata lain, di dalam masyarakat yang kompleks seperti sekarang, di mana berbagai perubahan yang telah


(3)

membawa kepada perubahan tata nilai yang bervariasi dan harapan yang lebih besar terhadap pendidikan terjadi begitu cepat, diyakini dan disadari bahwa kewenangan pusat tidak lagi secara tepat dan cepat dapat merespon perubahan keinginan masyarakat tersebut. Kondisi inilah yang membawa kepada kesadaran bahwa hanya sekolah yang dikelola secara efektif akan mampu merespon aspirasi masyarakat secara tepat dan cepat dalam hal mutu pendidikan. Berangkat dari itu semua maka penulis merasa tertarik untuk mengetahui dan melakukan penelitian di MTsN Malang I dengan Judul Manajeman Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Dalam Pengembangan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Malang I.

B. Fokus Kajian

Mengacu pada latar belakang di atas, penelitian ini secara umum difokuskan pada penerapan Manajeman Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Dalam Pengembangan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Malang I antara lain sebagai berikut:

1. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah di MTsN Malang I

2. Implementasi Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah di MTsN Malang I Dalam Pengembangan Profesionalisme Guru Pendidikan Agam Islam.

C. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan fenomena diatas, maka permasalahannya dapat dirumuskan antara lain:

1. Bagaimana Manajeman Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah dalam Mengembangkan Profesionalisme Guru PAI di MTsN Malang I ?

2. Bagaimana Implementasi Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah dalam Mengembangkan Profesionalisme Guru PAI di MTsN Malang I ?


(4)

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini ditujukan untuk mengungkap jawaban terhadap permasalahan yang telah dirumuskan diatas, dengan demikian tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah :

1. Ingin mengetahui Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah dalam Mengembangkan Profesionalisme Guru PAI di MTsN Malang I.

2. Ingin mengetahui pelaksanaan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah dalam Mengembangkan Profesionalisme Guru PAI di MTsN Malang I.

E. Manfaat Penelitian

Pada dasarnya penelitian bukanlah untuk tujuan deskriptif semata, melainkan seperti yang terdapat dalam rumusan masalah dan tujuan untuk mengembangkan teori (theory building), khususnya tentang Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah di Lembaga Pendidikan. Temuan dari penelitian ini setidaknya-setidaknya dapat memberikan kontribusi guna memperkaya khazanah teoritik tentang Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah di Lembaga Pendidikan khususnya lembaga pendidikan Islam dan MTsN Malang I itu sendiri, serta menjadi input bagi para praktisi dan peneliti pendidikan dalam mengembangkan penelitian selanjutnya, terutama dalam pencapaian tujuan pendidikan. F. Penelitian Terdahulu

Agar peneliti memperoleh referensi yang lebih matang tentang penelitian berjudul Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah dalam Pengembangan Profesionalisme Guru PAI di MTsN Malang I, maka peneliti perlu membuat tabel


(5)

perbandingan dan persamaan dengan penelitian terdahulu, sebagaimana dalam tabel di bawah ini :

No Nama Peneliti, Judul dan Tahun

Persamaan Perbedaan Originalitas

Penelitian 1 FidaulInsiya,

Manajemen Berbasis Sekolah di Madrasah Aliyah Al-Ikhsan. 2002

Memiliki kesamaan kajian tentang Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Memiliki Kajian yang berbeda. Yaitu antara MBS dengan MPMBS dalam mengembangkan profesioanlisme guru

PAI Nur Amtsal.

Manajemen

Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah dalam

Mengembangkan Profesionalisme guru PAI di MTsN Malang I. 2012 2 Syarif Hidayatullah.

Manajemen Berbasis Sekolah di MI Jendral Sudirman. 2003

Memiliki kesamaan kajian tentang Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Memiliki Kajian yang berbeda. Yaitu antara MBS dengan MPMBS dalam mengembangkan profesioanlisme guru PAI

3 M. Ikhsan Shaleh. Manajemen Berbasis Sekolah dalam Rangka

Meningkatkan Profesionalisme Guru di MI Jendral Sudirman. 2004

Memiliki kesamaan kajian tentang Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Memiliki Kajian yang berbeda. Yaitu antara MBS di Madrasah Ibtidaiyah dengan

MPMBS dalam

mengembangkan

profesioanlisme guru PAI di Madrasah Aliyah


(6)

4 Maulana.

Manajemen Berbasis Sekolah di MI Jendral Sudirman. 2007

Memiliki kesamaan kajian tentang Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Memiliki Kajian yang berbeda. Yaitu antara MBS di Madrasah Ibtidaiyah dengan

MPMBS dalam

mengembangkan

profesioanlisme guru PAI di Madrasah Aliyah

Dari beberapa tabel penelitian sebelumnya tersebut, maka peneliti meyakinkan bahwa masih belum ada penelitian yang dilakukan dengan judul Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Dalam Pengembangan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam di MTsN Malang I.


Dokumen yang terkait

MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN BERBASIS MADRASAH DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 KOTA BIMA

1 9 32

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DALAM PENINGKATAN MUTU LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM (Studi Kasus di Madrasah Aliyah Negeri Malang 1)

5 38 34

MANAJEMEN DALAM PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH ALIYAH Manajemen Dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Madrasah Aliyah Negeri 2 Surakarta Tahun 2013/2014.

0 6 11

MANAJEMEN DALAM PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH ALIYAH Manajemen Dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Madrasah Aliyah Negeri 2 Surakarta Tahun 2013/2014.

0 4 18

PERAN KEPALA SEKOLAH DAlAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI MANAJEMEN BERBASIS Peran Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam Melalui Manajemen Berbasis Sekolah Di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta Tahun 2012/2013.

0 1 18

PERAN KEPALA SEKOLAH DAlAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH Peran Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam Melalui Manajemen Berbasis Sekolah Di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta Tahun 2012/2013.

0 2 29

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SURAKARTA I.

0 0 24

EVALUASI MUTU GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU DALAM BENTUK Evaluasi Peningkatan Mutu guru Pendidikan Agama Islam Melalui Pengembangan Profesionalisme Guru Dalam Bentuk Kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (

0 1 23

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta Tahun 2011/2012).

0 0 12

Penerapan manajemen kepengawasan dalam peningkatan profesionalisme guru pendidikan agama Islam di Madrasah Aliyah Negeri B i n j a i - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 142