IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DALAM PENINGKATAN MUTU LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM (Studi Kasus di Madrasah Aliyah Negeri Malang 1)

(1)

i IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DALAM

PENINGKATAN MUTU LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM (Studi Kasus di Madrasah Aliyah Negeri Malang 1)

TESIS

Diajukan Oleh: J U F R I

NIM : 201120290211016

MAGISTER ILMU AGAMA ISLAM PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2013


(2)

(3)

(4)

iv

MOTTO

Jadilah Sebuah Lilin yang Rela Mengorbankan

Dirinya Demi Menerangi Suatu Ruangan

“Berkorban dan Berusahalah Demi Kebahagiaan


(5)

v

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Karya ini Untuk: Kedua Orang tuaku Ibundaku (Ibu Wamburiati) dan Ayahandaku (Bapak La Sawa), Adik-adikku (Ahmadi, Yusniati, Muhammad Radiman dan


(6)

(7)

vii KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan rahmat,

taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan tesis ini yang

berjudul: “Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam Peningkatan Mutu Lembaga Pendidikan Islam (Studi Kasus di Madrasah Aliyah

Negeri Malang 1)”. Sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada junjungan umat Islam, Rasulullah Muhammad SAW, dengan perjuangan beliaulah kita dapat

merasakan nikmatnya iman dan Islam. Dengan terselesainya Tesis ini, maka penulis

tidak lupa untuk mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Muhajir Effendi, M.Ap, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Malang.

2. Bapak Dr. Latipun, M. Kes, selaku Direktur Pascasarjana Universitas

Muhammadiyah Malang.

3. Bapak Prof. Dr. Tobroni, M. Si selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu

Agama Islam dan selaku pembimbing yang senantiasa memberikan bimbingan

dan petunjuk serta pengarahan dalam menyelesaikan penulisan Tesis ini.

4. Bapak Ahsanul Inam, Ph.D, selaku pembimbing pendamping yang banyak

memberi bimbingan yang bersifat membangun dalam penyelesaian tesis ini.

5. Bapak Prof. Dr. Ishomuddin dan Dr. Ahmad Nurfuad, MA, selaku penguji


(8)

viii 6. Kepada seluruh dosen dan karyawan Universitas Muhamamdiyah Malang

yang telah membantu dan malayani dengan ikhlas serta penuh kesabaran

kepada penulis selama proses perkuliahan.

7. Bapak Drs, Samsudin, M.Si selaku kepala MAN Malang 1 dan guru-guru yang

telah bersedia menjadi informan dan memberikan banyak masukan kepada

penulis beserta staf/karyawan dan keluarga besar MAN Malang 1.

8. Kepada Ibunda tercinta Ibu Wamburiati dan Ayahanda penulis Bapak La Sawa

yang telah memberikan doa restu yang sebesar besarnya serta adik-adik penulis

Ahmadi, Yusniati, Muhamamd Radiman dan Hasmawati yang telah

memberikan semangat dan motifasi sehingga penulis dapat menyelesaikan

pendidikan dengan baik.

9. Ucapan terimakasih kepada teman-teman seangkatan 2011-2012 lebih khusus

Program Studi Magister Ilmu Agama Islam Pascasarjana Universitas

Muhammadiyah Malang yang telah memberikan motivasi kepada penulis.

Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala yang setimpal kepada mereka

semuanya. Penulis berdoa agar senantiasa mendapatkan naungan, rahmat, taufik

dan hidayah dari Allah, SWT. Akhirnya kepada Allah SWT jualah penulis

persembahkan rasa syukur yang tidak terhingga dan semoga tesis ini dapat memberi

manfaat kepada penulis dan kepada segenap pembaca. Amin.

Fastabiqul Khairat Ws.Wr. Wb

Malang 24 Juli 2013 Penulis


(9)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 12

C. Batasan Masalah ... 12

D. Tujuan Penelitian ... 13

E. Kegunaan Penelitian ... 13

F. Penegasan Istilah ... 14


(10)

x

A. Manajemen Berbasis Sekolah ... 16

1. Konsep Dasar MBS ... 16

2. Tujuan Penerapan MBS ... 18

3. Landasan Yuridis Penerapan MBS ... 20

4. Karakteristik MBS ... 21

B. Mutu Pendidikan ... 30

1. Konsep Mutu Pendidikan ... 30

2. Pendekatan dalam Pengembangan Mutu Pendidikan ... 39

3. Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan ... 40

C. Penelitian Terdahulu ... 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 55

A. Pendekatan Penelitian ... 55

B. Subyek Penelitian atau Instrumen Penelitian ... 59

C. Data dan Sumber Data ... 59

D. Metode Pengumpulan Data ... 61

E. Pengujian Instrumen Data ... 65

F. Metode Analisis Data ... 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 69

A. Implementasi MBS dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di MAN Malang 1... 69

1. Pemilihan Media Pembelajaran ... 70

2. Pembelaran sesuai dengan pengalaman siswa ... 75

3. Memotifasi Siswa ... 77

4. Metode yang Digunakan ... 86

5. Peranan Guru ... 100

B. Faktor Pendukung Implementasi MBS dalam Peningkatan Mutu di MAN Malang 1... 104

1. Sumber daya Manusia ... 104

2. Sarana dan prasarana ... 115


(11)

xi 1) Implementasi MBS dalam Peningkatan Mutu Pendidikan

di MAN Malang 1... 120

1. Pemilihan Media Pembelajaran ... 120

2. Pembelaran sesuai dengan pengalaman siswa ... 122

3. Memotifasi Siswa ... 122

4. Metode yang Digunakan ... 123

5. Peranan Guru ... 127

2) Faktor Pendukung Implementasi MBS dalam Peningkatan Mutu di MAN Malang 1 ... 128

1. Sumber Daya Manusia ... 128

2. Sarana dan Prasarana ... 131

BAB VI PENUTUP ... 134

A. Kesimpulan ... 134

B. Saran dan Rekomendasi ... 137

DAFTAR PUSTAKA ... 140 DAFTAR LAMPIRAN


(12)

xii

DAFTAR TABEL

3.1 Fokus masalah, metode dan sumber data penelitian ... 64

4.1 Keadaan SDM di MAN Malang 1 ... 108

DAFTAR GAMBAR

2.1 Desain penelitian ... 54

3.1 Tehnik analisis data selama di lapangan ... 68

4.1 Fokus penelitian dalam MBS... 69

4.2 Komponen faktor pendukung implementasi MBS ... 104

4.3 Grafik tingkat pendidikan SDM di MAN Malang 1 ... 109

4.4 Model diskusi interaktif yang dilakukan guru di MAN Malang 1 ... 128


(13)

xiii DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Keputusan Bimbingan Tesis

2. Surat Pengantar dari Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang

3. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

4. Acuan Interview

5. Hasil Interview

6. Dokumentasi Penelitian di MAN Malang 1


(14)

xiv DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta

Arikunto S. & Yuliana L. (2009). Manajemen Pendidikan. Jogjakarta: Aditya Media

Ali Muhammad (2010). Guru dalam proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Creswell, J.W. (2010). Research Design; Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed, ter.Achmad Fawaid , Jogjakarta: Pustaka Pelajar

Dally, Dadang. (2010). Balanced Scorecard: Suatu pendekatan dalam Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: Remaja Rodaskarya

Denzin, N.K. & Lincoln Yvonnas. (2009). Handbook Of Qualitative Research, ter. Dariyatno, dkk, Jogjakarta: Pustaka Pelajar

Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah. (2001). Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Jakarta, Departeman Pendidikan Nasional

Engkoswara & Komariah, Aan (2010). Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Fattah Nanang. (2012). Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. Bandung: Remaja Rodaskarya

Hayat , Bahrul & Yusuf , Suhendra (2011). Mutu Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Hartono, dkk (2012). PAIKEM: Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif dan Menyenangkan. Jogjakarta: Zanafa Publising

Hamalik Oemar (2009). Pendekatan Baru Strategi belajar Mengajar berdasarkan CBSA. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Imron Ali (2011). Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara

Jauhar Mohammad (2011). Implementasi PAIKEM: dari Behavioristik sampai Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi pustaka Publisher


(15)

xv Mangkunegara, A.A.Anwar Prabu (2008). Perencanaan dan Pengembangan

Sumber Daya Manusia. Bandung: Refika Aditama

Mantra (2008). Filsafat Penelitian dan Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Mathis, R.L & Jackson, J.H (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia, Ter. Jimmy Sadeli & Bayu Prawira Hie. Jakarta: Salemba Empat.

Moleong, L.J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rodaskarya

Mulyasa, E. (2004). Manajemen Berbasis Sekolah: konsep, Strategi dan Implementasi, Bandung: Remaja Rodaskarya

Mulyasana, Dedi. (2012). Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, Bandung: Remaja Rodaskarya

Mulyono (2008). Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruz Media

Nurkolis (2006). Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Grasindo

Raco, J.R. (2010). Kualitatif :Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya, Jakarta: Grasindo

Rivai, V. & Murni, S. (2009). Education Management: Analisis Teori dan Praktik, Jakarta: Rajagrafindo Persada

Rivai (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan: Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Rochaety, E. dkk (2006). Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Rohiat (2009). Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktik, Bandung: Refika Aditama

Sagala, Syaiful (2009). Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, Bandung: Alfabeta

Siswanto, H.B (2006). Pengantar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Suprayogo, Imam & Tobroni. (2003). Metodologi Penelitian Sosial Agama, Bandung: Remaja Rodaskarya


(16)

xvi Supriyadi (2011). Strategi Belajar Mengajar. Jogjakarta: Cakrawala Ilmu

Suharsaputra Uhar (2010). Administrasi Pendidikan. Bandung: Refika Aditama

Sukmadinata, N.S, Dkk (2008). Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah: Konsep, Prinsip dan Instrumen. Bandung: Refika Aditama

Sukmadinata, N.S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rodaskarya

Sulistiyani, A.T & Rosidah (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia; Konsep, Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik. Yogyakarta: Graha Ilmu

Sule, E.T & Saefullah, Kurniawan (2008). Pengantar Manajemen, edisi Pertama. Jakarta: Prenada Media Group

Sugiyono. (2010). Metode penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R dan D, Bandung: Alfabeta

Suyatno (2009). Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo:Masmedia Buana Pustaka

Taniredja Tukiran, dkk (2012). Model Model Pembelajaran Inovatif: Bandung: Alfabeta

Thoifuri (2013). Menjadi Guru Inisiator. Semarang: Media Kampus Publising

Umiarso & Gojali, Imam (2011). Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan. Jogjakarta: IRCiSoD

Usman, Husaini (2008). Manajemen:Teori, praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Yin, R.K. (2006). Studi Kasus: Desain dan Metode, ter.Djauzi Mudzakir, Jakarta: Rajawali Pres

Pustaka Dari Tesis/Skripsi

Fitriyana Ika (2010). Imlementasi Manajemen Berbasis Sekolah MBS Dalam Peningkatn Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN1 Palang Tuban, Sripsi- S1 Fakultas Tarbiyah tidak dipublikasikan, Universitas Islam Negeri Malang


(17)

xvii Faris Nawafillah (2008). Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Dalam Perspektif Manajemen Berbasis Sekolah di MTS Negeri Babat Lamongan, Sripsi- S1 Fakultas Tarbiyah tidak dipublikasikan, Universitas Islam Negeri Malang

Isak Choirul (2011). Analisis Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di RSBI SMA Muhammadiyah 1 Gresik, Tesis S-2 Magister Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan tidak dipublikasikan, Universitas Muhammadiyah Malang

Jumat Yulianus (2007). Inovasi dan Peningkatan Mutu Melalui Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Binaan Unesco (Studi Kasus di SD Inpres Sikumana 2 Kota Kupang NTT), Tesis S-2 Magister Manajemen Pendidikan tidak dipublikasikan, Universitas Negeri Malang

Jawas, Umiati (2008). Analisa model Kepemimpinan Kepala Sekolah Berdasarkan Persepsi Guru Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Malang. Proyek Penelitian yang Dibiayai oleh Dirjen Dikti, Depdiknas. FKIP UMM, 2008

Kalisom (2010). Analisis Implementasi Kebijakan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (studi di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Malang),

Jurusan Pendidikan Civic Hukum (PPKn) FKIP tidak dipublikasikan, Universitas Muhammadiyah Malang

Kamil Rizki (2009). Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Dalam Rangka Peningkatan Mutu Pendidikan di SMP Islam Jabung Malang, Sripsi- S1 Fakultas Tarbiyah tidak dipublikasikan, Universitas Islam Negeri Malang

Krisnasari Selvy (2011). Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui Manajemen Berbasis Sekolah (Studi Kasus di SDN Turen 2 Kec.Turen Kab.Malang), Tesis S-2 Magister Manajemen Pendidikan tidak dipublikasikan, Universitas Negeri Malang

Parmo, ( 2009). Implementasi Kebijakan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah di SMA 1 Saradan Kabupaten Madiun, Tesis S-2 Magister Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan tidak dipublikasikan,Universitas Muhammadiyah Malang


(18)

xviii Prihartati Herlin (2011). Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Swasta (Studi Kasus di SD Islam Bani Hasyim Singosari Kabupaten Malang), Tesis S-2 Magister Manajemen Pendidikan tidak dipublikasikan, Universitas Negeri Malang

Romlah (2008). Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah Aliyah Dalam Perspektif Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di madrasah aliyah Muhammadiyah 1 Malang, Penelitian Institusional Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat tidak dipublikasikan, Universitas Muhammadiyah Malang

Santi Arika (2006). Implementasi MBS Dalam Pengembangan Mutu Pendidikan di SMKN 1 Malang, Sripsi- S1 Fakultas Tarbiyah tidak dipublikasikan, Universitas Islam Negeri Malang

Syari’udin Nanag (2010). Aktualisasi Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah di SMAN 1 Malang, Sripsi- S1 Fakultas Tarbiyah tidak dipublikasikan, Universitas Islam Negeri Malang

Trisnawati Yunita ( 2011). Analisis Implementasi Kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di SMP Muhammadiyah 2 Kota Malang, Tesis S-2 Magister Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan tidak dipublikasikan, Universitas Muhammadiyah Malang

Zainullah (2006). Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) pada Sekolah Dasar . (studi kasus di SDN Sawojajar 1 Kota Malang), Tesis S-2 Magister Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan tidak dipublikasikan, Universitas Muhammadiyah Malang


(19)

(20)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan karya bersama yang berlangsung dalam suatu pola

kehidupan insani tertentu. Menurut Sagala (2009), pendidikan adalah proses

pelatihan dan pengembangan pengetahuan, keterampilan, pikiran, karakter dan

seterusnya lewat persekolahan formal. Pendidikan pada hakikatnya adalah proses

pematangan kualitas hidup. Melalui proses tersebut diharapkan manusia dapat

memahami apa arti dan hakikat hidup, serta untuk apa dan bagaimana

menjalankan tugas hidup dan kehidupan secara benar (Mulyasana,2012). Oleh

karena itu fokus pendidikan diharapkan pada pembentukan kepribadian unggul

dengan menitik beratkan pada proses pematangan kualitas logika, hati, akhlak dan

keimanan dan puncak pendidikan adalah tercapainya titik kesempurnaan kualitas

hidup.

Penjelasan diatas dengan mudah penulis ucapkan, namun model kehidupan

masyarakat di negara Indonesia seperti yang kita saksikan sendiri dimedia

semakin tidak terkontrol. Hal tersebut merupakan akibat dari sistem ekonomi

yang tidak kuat dan telah mengantarkan kita pada krisis yang berkepanjangan.

Krisis yang terjadi dalam berbagai bidang kehidupan sebernarnya bersumber dari

rendahnya kualitas, kemampuan dan semangat kerja. Secara kasat mata dapat kita

katakan bahwa bangsa ini belum mampu mandiri dan selalu ketergantungan


(21)

2 Kekuatan yang harus dimiliki sebuah bangsa agar tidak lagi ketergantungan

dengan pihak asing adalah dengan memberdayakan sumberdaya manusia (SDM)

yang berkualitas, serta memiliki visi, transparansi dan pandangan jauh kedepan.

Pandangan tersebut antara lain tidak hanya mementingkan kepentingan diri dan

kelompoknya, tetapi senantiasa mengedepankan kepentingan bangsa dan negara

dalam berbagai kehidupan kemasyarakatan. Peningkatan sumber daya manusia

merupakan syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu

wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah pendidikan

sehingga kualitas pendidikan harus senantiasa ditingkatkan.

Menurut Robertson & Khondker (dalam Hayat & Yusuf,2011) Untuk

sekarang dan masa yang akan datang, semua bangsa di dunia ini mau tidak mau,

suka tidak suka, harus berselancar membangun masa depan bangsa dan negaranya

diantara gelombang deras globalisasi, suatu fenomena kompleks yang berkaitan

dengan berbagai aspek kehidupan. Sementara itu dalam jurnal Journal of

Organizational Change Management pada tahun 1995 menyebutkan bahwa

wacana globalisasi itu biasanya merujuk pada penerapan nilai-nilai Barat yang

kapitalis (Western, capitalist narratives) sehingga ada peluang bagi barat untuk

kembali melakukan kolonialisasi dalam pengertian modern, yaitu penjajahan

secara ekonomi.

Mulyasa ( 2004) menambahkan, pendidikan memberikan kontribusi yang

sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa, dan merupakan tempat dalam

menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana membangun watak bangsa

(Nation Charter Building). Menurutnya masyarakat yang cerdas akan


(22)

3 membentuk kemandirian. Demikian sebuah negara jika memiliki sumberdaya

manusia yang berkualitas, maka hal tersebut merupakan investasi besar untuk

berjuang dari persaingan dunia.

Berawal dari era reformasi yang sudah kita jalani, sebelumnya ditandai

dengan beberapa perubahan dalam berbagai bidang kehidupan, politik, moneter,

hankam, dan kebijakan mendasar lain. Diantara perubahan tersebut, lahirnya

Undang No 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, dan

Undang No 25 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah.

Undang-Undang tersebut membawa dampak terhadap bidang-bidang kewenangan daerah

sehingga lebih otonom, termasuk dibidang pendidikan (Mulyasa, 2004).

Keinginan pemerintah yang digariskan dalam Undang-Undang agar

pengelolaan pendidikan diarahkan pada disentralisasi tersebut, menuntut

partisipasi masyarakat secara aktif untuk merealisasikan otonomi daerah. Karena

itu pula perlu kesiapan sekolah sebagai ujung tombak pelaksanaan operasional

pendidikan pada garis bawah. Sistem pendidikan yang dapat mengakomodasi

seluruh elemen esensial diharapkan muncul dari pemerintah kabupaten dan kota

sebagai penerima wewenang otonomi. Begitupula pendidikan yang selama ini

dikelola secara terpusat atau sentralisasi harus diubah untuk mengikuti irama yang

sedang berkembang. Otonomi daerah sebagai kebijakan politik ditingkat makro

akan memberi imbas terhadap otonomi sekolah sebagai sub sistem pendidikan

nasional.

Kebijakan sebelumnya yang sudah ada dengan pengoperasian muatan lokal

(local content) masih belum tuntas dilaksanakan dan dihadapkan pula dengan


(23)

4 model manajemen berbasis sekolah (MBS) atau “school based management” (SBM). Kondisi ini menuntut pemikiran pemikiran yang sistematis untuk

merumuskan bentuk hubungan kerja yang sesuai bagi dasar dalam kaitannya

dengan otonomi daerah dan relevansi pendidikan.

Manajemen Berbasis Sekolah pada akhirnya melahirkan gagasan

sebagaimana yang disebutboleh Imron (2011) mengenai Manajemen Peserta

Didik Berbasis Sekolah (MPDBS). Hal tersebut merupakan sebagai usaha

pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah

sampai dengan mereka lulus. Yang diatur secara langsung adalah segi-segi yang

berkenaan dengan peserta didik secara tidak langsung. Pengaturan terhadap

segi-segi lain selain peserta didik dimaksudkan untuk memberikan layanan yang sebaik

mungkin bagi peserta didik. Sementara itu MPDBS adalah manajemen peserta

didik yang memberikan tekanan pada empat pilar manajemen berbasis sekolah

(MBS) yakni mutu, kemandirian, partisipasi masyarakat dan transparansi.

Seiring dengan perubahan sistem sentralisasi menuju nuansa otonomi daerah

yang diamantkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Otonomi Daerah

dan desentralisasi pendidikan dalam pembagian kewenangan antara pemeritah

pusat dan pemerintah daerah, termasuk bidang pendidikan harus direncanakan

sesuai dengan kebutuhan daerah dan mengacu pada arah kebijakan otonomi

daerah (Dirjen Dikti,2003). Lebih lanjut menurur paparan dari Depdiknas (2000)

tentang peningkatan mutu pendidikan merupakan permasalahan yang kompleks,

artinya mutu pendidikan sangat terkait pada dinensi pendidikan yang satu dengan

yang lainnya. Oleh karena itu peningkatan mutu pendidikan haruslah mencangkup


(24)

5 paparan Depdiknas (2000) tersebut, pertama pengelolaan pendidikan yang

bersifat sentralistik, dimana pusat sangat dominan dalam pengambilan kebijakan

sedangkan daerah dan sekolah lebih banyak berfungsi sebagai pelaksana

kebijakan pusat.

Kedua, kebijakan penyelenggaraan pendidikan yang menggunakan

pendekatan input analisis yang tidak dilaksanaakan secara konsekuen. Pendekatan

ini menganggap bahwa apabila input seperti pelatihan guru, pengadaan buku dan

alat pengajaran dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan lainnya dipenuhi,

maka mutu pendidikan akan meningkat. Namun kenyataan dilapangan sangat

kecil dampaknya terhadap hasil pembelajaran di kelas.

Ketiga, peran serta masyarakat khususnya orang tua siswa sangat minim.

Selama ini peran masyarakat dalam bentuk dana, namun kurang pada proses

pendidikan, seperti dalam proses pengambilan keputusan, monitoring dan

evaluasi terhadap keberhasilan dan ketidak berhasilan pendidikan disekolah.

Peran serta orang tua siswa yang kurang, merupakan akibat kurang adanya

pemberdayaan potensi orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan di

sekolah.

Depdiknas (2000) mengemukakan bahwa peningkatan mutu pendidikan akan

dapat tercapai jika sekolah dengan berbagai keragamannya diberi wewenang

untuk mengatasi dan mengurus dirinya sendiri sesuai dengan kondisi lingkungan

dan kebutuhan peserta didiknya. Konsekuensi dari kebijakan MBS (manajemen


(25)

6 peningkatan mutu berbasis sekolah) diharapkan dapat membawa perubahan

dimasing-masing sekolah mulai pendidikan dasar sampai pendidikan menengah.

MPMBS merupakan bagian dari sistem pendidikan dalam hal peningkatan

kualitas pendidikan, sekolah memiliki kewenangan yang lebih besar dalam

mengelola sekolah. Secara filosofis sekolah lah yang lebih memahami bagaimana

situasi dan kondisi sekolah serta harapan apa yang akan dicapai. Adanya

kewenangan dalam pengelolaan pendidikan merupakan kesempatan bagi sekolah

secara optimal dan fleksibel untuk meningkatkan kinerja sumber daya sekolah,

mewujudkan partisipasi langsung dengan kelompok-kelompok yang terkait dan

meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pendidikan. Diharapkan dengan

adanya kewenangan pengelolaan sumber daya secara efisien dan efektif, sekolah

dapat lebih meningkatkan mutu pendidikan.

Secara yuridis konstitusional MBS sudah diamanatkan dalam

Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional (Sisdiknas) pasal

51 ayat 1 yang menyatakan bahwa pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini,

pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasar Standar

Pelayanan Minimal (SPM) dengan prinsip manajemen Berbasis Sekolah.

Berbicara mengenai kualitas sumber daya manusia , pendidikan memegang

peranan yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya

manusia. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang

terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusai itu sendiri.

Kita harus akui bahwa tingkat pendidikan dapat menjadi ukuran tingkat


(26)

7 pengembangan aspek pribadi dan sosial yang memungkinkan orang bekerja dan

hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan

interpersonal sebagai bekal dalam bermasyarakat.

Pendidikan akan memberikan bekal kepada peserta didik agar potensinya

berkembang, wajar, optimal, dan bersifat adaptif dalam menghadapi berbagai

permasalahan kelak setelah menamatkan studinya. Pendidikan juga diharapkan

agar sifat dasar manusia yang skeptis, eksploratif, kreatif bisa berkembang dan

menemukan artikulasi dalam proses belajar mengajar sewaktu mengikuti suatu

program pendidikan. Selauin mendapatkan lulusan yang skeptis inovatif,

dedikatif, eksploratif, kreatif pendidikan juga diharapkan berkemampuan dalam

membangun daya saing yang harus diupayakan menjadi bahan antisipasi sistem

dan perencanaan pendidikan terutama diera otonomi daerah.

Karena itu dengan dipilihnya MPMBS ini sebagai model desentralisasi

pendidikan untuk pendidikan dasar dan menengah diyakini model ini akan

mempermudah pencapaian tujuan pendidikan. Adanya otonomi yang kuat pada

tingkat sekolah diharapkan peran aktif masyarakat dalam pendidikan, proses

pengambilan keputusan yang demokratis, serta menjunjung tinggi akuntabilitas

dan transparansi dalam setiap kegiatan pendidikan. MPMBS diharapkan dapat

memandirikan atau memperdayakan sekolah melalui pemberian wewenang,

keluwesan dan sumberdaya untuk meningkatkan mutu kinerja sekolah dan

pendidikan terutama meningkatkan mutu pendidikan.

Beberapa hal yang jadi perhatian dalam manajemen berbasis sekolah adalah


(27)

8 lebih efisien. Pemberdayaan seluruh stakeholder diharapkan memberikan

sumbangan pembaharuan terhadap peningkatan kualitas pendidikan. Kemampuan

lembaga pendidikan dalam merangkul, sangat tergantung oleh

kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh sekolah terutama kepala sekolah. hal tersebut

senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jawas (2008) yang

menyatakan bahwa pengaruh kepemimpinan kepala sekolah sangat nampak pada

kinerja stakeholder sekolah dalam hal berurusan dengan perhatian terhadap

prestasi siswa yaitu berada pada posisi 51,29 %.

Keterlibatan seluruh warga sekolah sangat mempengaruhi peningkatan

kualitas pendidikan sebab peningkatan mutu pendidikan tidaklah mampu

dikerjakan oleh kepala sekolah saja, melainkan harus ada partisipasi dari warga

sekolah. Pemberdayaan sumber daya manusia juga merupakan salah satu faktor

perhatian dalam penerapan MBS. Pemanfaatan sumber daya manusia yang efisien

dan pengembangan sumber daya manusia sangat menunjang keberhasilan

penerapan MBS. Alasan diperlukannya program pengembangan sumber daya

manusia dikemukakan oleh Ernes J. McCormick (dalam Mangkunegara,2008:53)

yaitu:

An organization should commit its resources to a training activity only if, in the best juggement of the managers, the training can be expected to achieve some results other than modifying employee behavior. It must also support some organizational and services, reduction of operating costs, improved quality, or more effctive personal relations”.

Suatu organisasi perlu melibatkan sumberdaya pegawainya pada aktivitas pelatihan, hanya jika hal itu merupakan keputusan terbaik dari menejer. Pelatihan diharapkan dapat mencapai hasil lain dari pada memodifikasi perilaku pegawai. Hal ini juga mendukung organisasi dan tujuan organisasi, seperti keefektifan produksi, distribusi barang dan pelayanan lebih efisien, penekanan biaya operasi, meningkatkan kualitas dan menyebabkan hubungabn pribadi lebih efektif.


(28)

9 Beberapa sekolah yang tidak memahami bagaimana pemanfaatan sumberdaya

manusia sehingga menjadi permasalahan ketika proses berjalan. Lembaga

pendidikan dapat memanfaatkan warga sekolah untuk menjadi sarana pendukung

pelaksanaan tugas-tugas di lembaga pendidikan tersebut. Selain pemberdayaan

SDM, peran serta stakeholder tidak kalah penting dalam proses peningkatan mutu

pendidikan. Komite sekolah telah diberikan legalitas hukum sesuai yang tertulis

dalam Lampiran II KEMMENDIKNAS No.044 tahun 2002 yang didefinisikan sebagai “Badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan dan efisiensi pengelolaan pendidikan disatuan

pendidikan baik pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun

jalur pendidikan luar sekolah (Engkoswara & Komariah,2010).

Penciptaan atmosfir sekolah dan lingkungan belajar yang kondusif juga tidak

kalah penting dalam proses peningkatan mutu pendidikan dan menjadikan sekolah

yang efektif. Sekolah efektif adalah sekolah yang dikembangkan untuk mencapai

kepuasan pendidikan bagi orang tua dan pengguna pendidikan lainnya (Umiarso

& Gojali,2011). Lingkungan belajar yang kondusif dan sekolah yang efektif akan

tercipta jika semua elemen-elemen dalam satu organisasi pendidikan berjalan

sesuai dengan fungsinya secara otomatis. Penciptaan lingkungan belajar yang

kondusif juga memberikan catatan tersendiri dalam upaya peningkatan mutu

pendidika.

MBS mempunyai peranan menciptakan atmosfir pendidikan yang

benar-benar mampu memberikan nuansa keilmuan yang dinamis sehingga peserta didik

menjadi berkualitas. Program MBS dalam meningkatkan kualitas pendidikan


(29)

10 manusia, sarana dan prasarana, hubungan sekolah dengan masyarakat, suasana

dan iklim Sekolah yang kondusif dan penanaman budaya Mutu dari warga

sekolah.

Keberhasilan implementasi MBS sangat tergantung pada kemampuan

pelaksanaan dalam karakteristik MBS itu sendiri. Keterkaitan satu sama lain

sangat mendukung keberhasilan MBS dalam peningkatan mutu. Keberhasilan

penerapan MBS tergantung dari kondisi dari sekolah sendiri. Sekolah yang

menerapkan semua elemen-elemen dari MBS dengan baik akan mendapatkan

hasil yang maksimal termasuk di lembaga pendidikan Islam seperti di Madrasah

Aliyah Negeri 1 Malang.

MPMBS diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan sehingga output

lembaga pendidikan nantinya dapat bersaing menghadapi era globalisasi. MPMBS

menjadi harapan agar kualitas lulusan dapat diandalkan. Kekhawatiran yang

muncul karena lembaga-lembaga pendidikan asing yang banyak diminati

masyarakat jika dilihat dari sudut pembiayaan justru lebih mahal melampaui

standar biaya pendidikan yang terbaik di Indonesia.

Besarnya minat masyarakat terhadap pendidikan franchine ini ternyata

disebabkan lembaga-lembaga pendidikan ini melahirkan output yang benar-benar

dapat diharapkan sesuai dengan kebutuhan (need) dan keinginan (want)

masyarakat. Sehingga output pendidikan tersebut belum selesaipun sudah di-order

oleh pihak pengguna, baik dalam pemenuhan SDM lokal, nasional bahkan global

(Mulyono,2008). Oleh karena itu melalui MPMBS dan penyerahan sepenuhnya


(30)

11 Kualitas sekolah dengan MBS sebagaimana dilakukan oleh beberapa

penelitian terdahulu seperti Yunita Trisnawati (2011). Penelitiannya menyatakan

bahwa dengan MBS maka sekolah dengan leluasa melakukan inovasi-inovasi

yang berbasis pada peningkatan mutu. SMP Muhammadiyah 2 Kota Malang.

Fokus penelitiannya sebagaimana yang telah dilakukan inovasi-inovasi yang terus

menerus diantaranya menyediakan LCD, lab. cerdas dan perpustakaan sebagai

implementasi dalam peningkata mutu. Pemanfaatan sumberdaya manusia yang

efisien terutama menempatkan guru-guru sesuai dengan keahlian yang dimilikinya

juga menjadi fokus di sekolah tersebut.

Penelitian yang tidak kalah menarik lagi yaitu penelitian oleh Zainullah

(2006) yang memfokuskan kepada pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

efektif dan menyenangkan (PAIKEM). PAIKEM merupakan hasil dari

implementasi MBS sebagai tujuan dalam peningkatan mutu. Dampak dari MBS

sangat besar pengaruhnya terhadap peningkatan kualitas pendidikan.

Penelitian terkait MBS bukan hal pertama yang dilakukan oleh penulis,

mamun peneliti akan mencari beberapa fokus yang belum tersentuh oleh peneliti

sebelumnya. Penelitian sebelumnya menurut penulis masih banyak yang kurang

sebab menurut penulis kebanyakan lebih memfokuskan kepada peran

pemimpinnya namun disini penulis akan lebih memfokuskan pada proses belajar

mengajar beserta faktor pendukungnya yaitu sumber daya manusia dan sarana dan

prasarana.

Dipilihnya MAN Malang 1 sebagai lokasi penelitian kerena pelaksanaan


(31)

12 dan memiliki komitmen mutu yang tinggi. Berdasarkan obserfasi awal yang

dilakukan oleh peneliti, menemukan beberapa kegiatan-kegiatan daam proses

belajar mengajar yang merupakan hasil dari implementasi MBS. Prosesbelajar

menjar tersebut antara lain seperti bagaimana penggunaan media pembelajaran,

melaksanakan pembelajaran sesuai dengan pengalaman siswa, memotivasi siswa,

metode yang digunakan dan peranan guru sendiri dalam proses belajar mengajar.

Beberapa indikator yang menadi temua awal peneliti tersebut yang menjadi

bagian dari proses peningkatan mutu di MAN Malang 1.

B. Perumusan Masalah

1) Bagaimana proses implementasi manajemen berbasis sekolah (MBS) dalam

peningkatan mutu di MAN 1 Malang?

2) Apa sajakah yang menjadi faktor pendukung dalam proses implementasi

Manajemen Berbasis Sekolah dalam Peningkatan Mutu di MAN 1 Malang?

C. Batasan Masalah

Mengingat banyaknya komponen dalam manajmen berbasis sekolah sehingga

untuk menjadi lebih fokus dan pembahasannya lebih mendalam maka peneliti

akan membataskan masalah sebagai berikut:

1) Proses implementasi manajemen berbasis sekolah (MBS) dalam

peningkatan mutu disini peneliti akan lebih memfokuskan dan memperdalam

pembahasannya pada proses belajar mengajar yang dilakukan di MAN

Malang 1.

2) Pembahasan tentang faktor pendukung dalam proses implementasi

Manajemen Berbasis Sekolah tentunya yang berhubungan dengan pendukung


(32)

13 mengajar tersebut yang akan penulis bahas adalah sumber daya manusia dan

sarana dan prasarana.

D. Tujuan Penelitian

1) Mendeskripsikan proses implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dalam

peningkatan mutu pendidikan lembaga pendidikan Islam. Proses

implementasi MBS tersebut sebagaimana yang penulis fokuskan adalah

proses proses belajar mengajar yang dapat mengantarkan MAN Malang 1

menjadi madrasah yang bermutu.

2) Mendeskripsikan secara mendalam pentingnya sumber daya manusia dan

sarana dan prasarana dalam proses belajar mengajar yang membuat madrasah

menjadi berkualitas dalam proses belajar mengajar melalui MBS.

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian tentang “Manajemen Berbasis Sekolah dalam Peningkatan Mutu

Lembaga Pendidikan Islam” diharapkan dapat memberikan manfaat sebagaimana diuraikan dalam bahasan berikut:

1. Secara Praktis

a. Mempunyai kontribusi bagi dunia pendidikan dalam MBS sebagai upaya

pencapaian tujuan Pendidikan Nasional yang diharapkan mampu

mengembangkan lembaga pendidikan Islam dalam peningkatan mutu.

b. Sebagai pedoman kepada para pengembang pendidikan agar

memperhatikan faktor-faktor yang dapat mendukung implementasi MBS.

c. Memberikan kontribusi terhadap penerapan karakteristik MBS dalam

peningkatan mutu pendidikan seperti indikator yang telah peneliti


(33)

14 d. Memberikan masukan dan evaluasi tentang pelaksanaan Manajemen

Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah lembaga Pendidikan Islam sebagai

lembaga pendidikan yang menjunjung tinggi nilai Islam dalam

menghadapi tantangan dunia baik di lembaga satuan pendidikan yang

menjadi objek penelitian maupun satuan pendidikan yang tidak menjadi

objek penelitian.

e. Bagi warga sekolah agar dapat lebih meningkatkan kerja sama dalam

menindaklanjuti, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan MBS.

f. Hasil akhir penelitian ini dapat dijadikan titik tolak atau acuan untuk

mengadakan penelitian yang sejenis dengan cakupan yang lebih luas dan

mendalam atau menindaklanjuti hasil penelitian ini.

2. Secara Teoritik

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk memperkaya perbendaharaan

teori dan pengetahuan tentang pelaksanaan manajemen Berbasis Sekolah di

Madrasasah Aliyah Negeri 1 Malang sebagai bahan pengembangan sekolah dan

profesionalisme kerja para stakeholder di lingkungan sekolah.

F. Penegasan Istilah

Istilah istilah ilmiah tentang penelitian yang penulis akan lakukan sangat

beragam pengertiannya dalam perspektif para ilmuwan terkait pendidikan.

Perspektif tersebut tergantung dari keilmuan yang menafsirkannya, oleh karena itu

agar tidak terjadi bias yang melebar terkait pengetian yang akan penulis teliti


(34)

15 1. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah salah satu alternatif pengelolaan

sekolah dalam kerangka disentralisasi dalam bidang pendidikan yang

memungkinkan adanya otonomi yang luas ditingkat sekolah, partisipasi

masyarakat yang tinggi agar sekolah lebih leluasa dalam mengelola sumber

daya manusia dan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas, kebutuhan dan

potensi setempat (Engkoswara, 2010). Sebagaimana banyaknya komponen

dalam MBS maka yang dimaksud disini adalah proses belajar mengajar yang

merupakan salah satu komponen dari MBS.

2. Mutu pendidikan adalah suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang

mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan

terus menerus atas produk, proses dan lingkungannya (Engkoswara, 2010).

Mutu pendidikan yang dimaksut dalam penelitian ini adalah mutu bidang

akademik dan mutu bidang non akademik.

3. Lembaga Pendidikan Islam merupakan wahana untuk mencetak sumber daya

manusia yang memiliki ilmu pengetahuan dan tehnologi namun tidak lepas

dari nafas Islam yang selalu mengiringi dalam setiap proses yang berjalan

dilembaga tersebut. Lembaga pendidikan Islam yang dimaksud peneliti


(1)

10 manusia, sarana dan prasarana, hubungan sekolah dengan masyarakat, suasana dan iklim Sekolah yang kondusif dan penanaman budaya Mutu dari warga sekolah.

Keberhasilan implementasi MBS sangat tergantung pada kemampuan pelaksanaan dalam karakteristik MBS itu sendiri. Keterkaitan satu sama lain sangat mendukung keberhasilan MBS dalam peningkatan mutu. Keberhasilan penerapan MBS tergantung dari kondisi dari sekolah sendiri. Sekolah yang menerapkan semua elemen-elemen dari MBS dengan baik akan mendapatkan hasil yang maksimal termasuk di lembaga pendidikan Islam seperti di Madrasah Aliyah Negeri 1 Malang.

MPMBS diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan sehingga output lembaga pendidikan nantinya dapat bersaing menghadapi era globalisasi. MPMBS menjadi harapan agar kualitas lulusan dapat diandalkan. Kekhawatiran yang muncul karena lembaga-lembaga pendidikan asing yang banyak diminati masyarakat jika dilihat dari sudut pembiayaan justru lebih mahal melampaui standar biaya pendidikan yang terbaik di Indonesia.

Besarnya minat masyarakat terhadap pendidikan franchine ini ternyata disebabkan lembaga-lembaga pendidikan ini melahirkan output yang benar-benar dapat diharapkan sesuai dengan kebutuhan (need) dan keinginan (want) masyarakat. Sehingga output pendidikan tersebut belum selesaipun sudah di-order oleh pihak pengguna, baik dalam pemenuhan SDM lokal, nasional bahkan global (Mulyono,2008). Oleh karena itu melalui MPMBS dan penyerahan sepenuhnya wewenang sekolah kepada sekolah dapat meningkatkan output yang berkualitas.


(2)

11 Kualitas sekolah dengan MBS sebagaimana dilakukan oleh beberapa penelitian terdahulu seperti Yunita Trisnawati (2011). Penelitiannya menyatakan bahwa dengan MBS maka sekolah dengan leluasa melakukan inovasi-inovasi yang berbasis pada peningkatan mutu. SMP Muhammadiyah 2 Kota Malang. Fokus penelitiannya sebagaimana yang telah dilakukan inovasi-inovasi yang terus menerus diantaranya menyediakan LCD, lab. cerdas dan perpustakaan sebagai implementasi dalam peningkata mutu. Pemanfaatan sumberdaya manusia yang efisien terutama menempatkan guru-guru sesuai dengan keahlian yang dimilikinya juga menjadi fokus di sekolah tersebut.

Penelitian yang tidak kalah menarik lagi yaitu penelitian oleh Zainullah (2006) yang memfokuskan kepada pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM). PAIKEM merupakan hasil dari implementasi MBS sebagai tujuan dalam peningkatan mutu. Dampak dari MBS sangat besar pengaruhnya terhadap peningkatan kualitas pendidikan.

Penelitian terkait MBS bukan hal pertama yang dilakukan oleh penulis, mamun peneliti akan mencari beberapa fokus yang belum tersentuh oleh peneliti sebelumnya. Penelitian sebelumnya menurut penulis masih banyak yang kurang sebab menurut penulis kebanyakan lebih memfokuskan kepada peran pemimpinnya namun disini penulis akan lebih memfokuskan pada proses belajar mengajar beserta faktor pendukungnya yaitu sumber daya manusia dan sarana dan prasarana.

Dipilihnya MAN Malang 1 sebagai lokasi penelitian kerena pelaksanaan MBS di sekolah tersebut terutama dalam proses belajar mengajar merkembang


(3)

12 dan memiliki komitmen mutu yang tinggi. Berdasarkan obserfasi awal yang dilakukan oleh peneliti, menemukan beberapa kegiatan-kegiatan daam proses belajar mengajar yang merupakan hasil dari implementasi MBS. Prosesbelajar menjar tersebut antara lain seperti bagaimana penggunaan media pembelajaran, melaksanakan pembelajaran sesuai dengan pengalaman siswa, memotivasi siswa, metode yang digunakan dan peranan guru sendiri dalam proses belajar mengajar. Beberapa indikator yang menadi temua awal peneliti tersebut yang menjadi bagian dari proses peningkatan mutu di MAN Malang 1.

B. Perumusan Masalah

1) Bagaimana proses implementasi manajemen berbasis sekolah (MBS) dalam peningkatan mutu di MAN 1 Malang?

2) Apa sajakah yang menjadi faktor pendukung dalam proses implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dalam Peningkatan Mutu di MAN 1 Malang? C. Batasan Masalah

Mengingat banyaknya komponen dalam manajmen berbasis sekolah sehingga untuk menjadi lebih fokus dan pembahasannya lebih mendalam maka peneliti akan membataskan masalah sebagai berikut:

1) Proses implementasi manajemen berbasis sekolah (MBS) dalam peningkatan mutu disini peneliti akan lebih memfokuskan dan memperdalam pembahasannya pada proses belajar mengajar yang dilakukan di MAN Malang 1.

2) Pembahasan tentang faktor pendukung dalam proses implementasi Manajemen Berbasis Sekolah tentunya yang berhubungan dengan pendukung proses belajar mengajar yang dilakukan. Faktor pendukung proses belajar


(4)

13 mengajar tersebut yang akan penulis bahas adalah sumber daya manusia dan sarana dan prasarana.

D. Tujuan Penelitian

1) Mendeskripsikan proses implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan lembaga pendidikan Islam. Proses implementasi MBS tersebut sebagaimana yang penulis fokuskan adalah proses proses belajar mengajar yang dapat mengantarkan MAN Malang 1 menjadi madrasah yang bermutu.

2) Mendeskripsikan secara mendalam pentingnya sumber daya manusia dan sarana dan prasarana dalam proses belajar mengajar yang membuat madrasah menjadi berkualitas dalam proses belajar mengajar melalui MBS.

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian tentang “Manajemen Berbasis Sekolah dalam Peningkatan Mutu Lembaga Pendidikan Islam” diharapkan dapat memberikan manfaat sebagaimana diuraikan dalam bahasan berikut:

1. Secara Praktis

a. Mempunyai kontribusi bagi dunia pendidikan dalam MBS sebagai upaya pencapaian tujuan Pendidikan Nasional yang diharapkan mampu mengembangkan lembaga pendidikan Islam dalam peningkatan mutu. b. Sebagai pedoman kepada para pengembang pendidikan agar

memperhatikan faktor-faktor yang dapat mendukung implementasi MBS. c. Memberikan kontribusi terhadap penerapan karakteristik MBS dalam peningkatan mutu pendidikan seperti indikator yang telah peneliti tetapkan yaitu proses belajar mengajar.


(5)

14 d. Memberikan masukan dan evaluasi tentang pelaksanaan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah lembaga Pendidikan Islam sebagai lembaga pendidikan yang menjunjung tinggi nilai Islam dalam menghadapi tantangan dunia baik di lembaga satuan pendidikan yang menjadi objek penelitian maupun satuan pendidikan yang tidak menjadi objek penelitian.

e. Bagi warga sekolah agar dapat lebih meningkatkan kerja sama dalam menindaklanjuti, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan MBS.

f. Hasil akhir penelitian ini dapat dijadikan titik tolak atau acuan untuk mengadakan penelitian yang sejenis dengan cakupan yang lebih luas dan mendalam atau menindaklanjuti hasil penelitian ini.

2. Secara Teoritik

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk memperkaya perbendaharaan teori dan pengetahuan tentang pelaksanaan manajemen Berbasis Sekolah di Madrasasah Aliyah Negeri 1 Malang sebagai bahan pengembangan sekolah dan profesionalisme kerja para stakeholder di lingkungan sekolah.

F. Penegasan Istilah

Istilah istilah ilmiah tentang penelitian yang penulis akan lakukan sangat beragam pengertiannya dalam perspektif para ilmuwan terkait pendidikan. Perspektif tersebut tergantung dari keilmuan yang menafsirkannya, oleh karena itu agar tidak terjadi bias yang melebar terkait pengetian yang akan penulis teliti maka penulis akan memberikan penegasan agar mudah dimengerti oleh pembaca.


(6)

15 1. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah salah satu alternatif pengelolaan sekolah dalam kerangka disentralisasi dalam bidang pendidikan yang memungkinkan adanya otonomi yang luas ditingkat sekolah, partisipasi masyarakat yang tinggi agar sekolah lebih leluasa dalam mengelola sumber daya manusia dan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas, kebutuhan dan potensi setempat (Engkoswara, 2010). Sebagaimana banyaknya komponen dalam MBS maka yang dimaksud disini adalah proses belajar mengajar yang merupakan salah satu komponen dari MBS.

2. Mutu pendidikan adalah suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, proses dan lingkungannya (Engkoswara, 2010). Mutu pendidikan yang dimaksut dalam penelitian ini adalah mutu bidang akademik dan mutu bidang non akademik.

3. Lembaga Pendidikan Islam merupakan wahana untuk mencetak sumber daya manusia yang memiliki ilmu pengetahuan dan tehnologi namun tidak lepas dari nafas Islam yang selalu mengiringi dalam setiap proses yang berjalan dilembaga tersebut. Lembaga pendidikan Islam yang dimaksud peneliti adalah MAN Malang 1.


Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAM (MBS) DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SDN KAUMAN 1 MALANG

0 7 17

MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DALAM PENGEMBANGKAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI MADRASAH TSANAWIYAHY NEGERI (MTsN) MALANG I

0 7 24

MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN BERBASIS MADRASAH DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 KOTA BIMA

1 9 32

MANAJEMEN DALAM PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH ALIYAH Manajemen Dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Madrasah Aliyah Negeri 2 Surakarta Tahun 2013/2014.

0 6 11

MANAJEMEN DALAM PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH ALIYAH Manajemen Dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Madrasah Aliyah Negeri 2 Surakarta Tahun 2013/2014.

0 4 18

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DALAM PENINGKATAN MUTU PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI 020263 KOTA BINJAI.

0 0 28

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SURAKARTA I.

0 0 24

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta Tahun 2011/2012).

0 0 12

Manajemen strategik dalam peningkatan mutu pendidikan di Madrasah Aliyah negeri 2 Nganjuk.

3 4 116

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS MADRASAH (MBM) DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI MADRASAH ALIYAH NEGERI TOLITOLI

0 1 121