Pengertian Kaidah Dasar Bahasa Indonesia

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Kaidah Dasar Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia mempunyai beberapa kaidah dasar yang memberi ciri khas bahasa Indonesia. Kaidah-kaidah dasar tersebut antara lain berkaitan dengan hukum Diterangkan – Menerangkan DM, perubahan kata benda akibat proses penjamakan, dan tingkatan pemakaian bahasa. Hukum DM memberdakan bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris. Frase “anak pandai” dalam bahasa Indonesia akan diungkapkan dengan clever boy dalam bahasa Inggris, bukan boy clever. Perubahan akibat proses penjamakan lazim ditemui dalam penggunaan bahasa Arab. Bahasa Arab mengenal proses morfologis yang disebut sharf. Sharf merupakan pedoman untuk membentuk kata dengan mengacu kepada perubahan-perubahan kata yang terjadi akibat perubahan jumlah pelaku. Proses penjamakan dalam bahasa Arab dilakukan dengan mengubah bentuk kata. Kata alim orang pandai satu berubah menjadi ulama orang pandai banyak. Kata kitab buku satu menjadi kutub buku banyak. Kata muslim satu orang Islam menjadi muslimin orang Islam banyak. Tingkatan pemakaian bahasa lazim ditemukan dalam bahasa Jawa. Bahasa Jawa adalah bahasa yang sangar memperhatikan tingkat pemakaian bahasa berdasarkan perbedaan status sosial. bahasa yang digunakan untuk berbicara dengan orang tua atau pejabat berbeda dengan bahasa yang digunakan untuk menyebut anak kecil atau orang kecil. Contoh : a. Bapak ngendika opo? b. Le, matura marang Bapak c. Kula pun disanjangi Mas Hafidz bilih mangke wonten pertemuan. Kata-kata ngendika, matur, dan sanjang memiliki arti yang sama, yaitu berbicara atau memberitahu. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang egaliter, praktis dan simpel. Bahasa Indonesia tidak mengenal pemakaian bahasa berdasarkan tingkatan status sosial dan perubahan kata benda berdasarkan jumlah benda. Bahasa Indonesia menekankan efisiensi kata dalam kalimat. 1 [1] 1

2. Kaidah Dasar Bahasa Indonesia mengenai kata yang penting disebutkan atau ditulis lebih