JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERAMBATAN BALIK

TELKOMNIKA ISSN: 1693-6930 „ 3 26 kelas untuk masing-masing jenisnya. Semakin banyak kelas pola yang akan dikenali juga akan memerlukan waktu yang lebih lama pada sat pembelajarannya. a e h n i j l i u v z t D O Q O Gambar 2. Contoh karakter yang mempunyai bentuk pola serupa Berdasarkan hal tersebut di atas penulis bermaksud menganalisis sejauh mana hubungan antara tingkat pengenalan jaringan syaraf tiruan dengan tingkat kemiripan pola karakternya. Akan dianalisis tingkat pengenalan pola karakter huruf besar tulisan tangan sejumlah 26 kelas pola A, B, C, …, sampai Z dan pola karakter huruf kecil tulisan tangan sejumlah 26 kelas pola yaitu a, b, c, …, sampai z. Dari segi jumlah kelas karakter maka jumlah kelas jumlah karakter huruf besar sama dengan huruf kecil yaitu masing-masing 26 kelas, namun karakter huruf kecil tulisan tangan mempunyai pola karakter yang lebih bervariasi serta lebih mirip satu dengan lainnya pada model tulisan tiap hurufnya dibandingkan pola karakter huruf besar tulisan tangan. Hubungan antara tingkat pengenalan jaringan syaraf tiruan dengan tingkat variasi pola karakternya pada jumlah kelas pengenalan yang sama inilah yang menjadi tujuan penelitian ini.

2. JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERAMBATAN BALIK

Jaringan syaraf lapis-jamak multilayer sudah terbukti handal dipakai untuk aplikasi umum. Yang termasuk jaringan lapis-jamak dengan pelatihan terbimbing supervised antara lain jaringan perambatan-balik backpropagation. Metode pelatihan perambatan-balik secara sederhana adalah metode gradient descent penurunan gradien untuk meminimalkan total galat kuadrat keluaran. Aplikasi jaringan ini melibatkan pemetaan sekumpulan masukan terhadap sekumpulan target keluaran, jadi termasuk kategori jaringan dengan pelatihan terbimbing. Tujuan pelatihan jaringan ini adalah mendapatkan keseimbangan antara kemampuan tanggapan yang benar terhadap pola masukan yang dipakai untuk pelatihan jaringan memorization dan kemampuan memberikan tanggapan yang layak untuk masukan yang sejenis namun tidak identis dengan yang dipakai pada pelatihan generalization. Pelatihan jaringan perambatan balik melibatkan tiga tahap yaitu umpan-maju pelatihan pola masukan, komputasi dan perambatan-balik galat, serta perubahan bobot. Setelah pelatihan, aplikasi jaringan hanya melibatkan tahap komputasi umpan-maju. Walaupun proses pelatihan jaringan Analisis Hubungan Tingkat Pengenalan Pola………….Iwan Suhardi „ ISSN: 1693-6930 4 berlangsung relatif lambat, namun jaringan yang telah dilatih dapat menghasilkan keluaran dengan sangat cepat. Jaringan syaraf lapis-jamak dengan satu lapisan tersembunyi unit Z diperlihatkan pada Gambar 3. Unit keluaran unit Y dan unit-unit tersembunyi serta bias diperlihatkan. Bias pada unit keluaran Yk dilambangkan dengan w0k, bias pada unit tersembunyi Zj dilambangkan dengan v0j. Istilah bias-bias ini berlaku sebagai bobot pada hubungan unit-unit dengan keluaran selalu satu. Hanya aliran informasi umpan-maju yang diperlihatkan pada gambar. Selama fase pelatihan perambatan-balik, sinyal dikirim pada arah yang berlawanan. Y m Y1 Yk Karakteristik yang harus dimiliki oleh fungsi aktivasi jaringan perambatan-balik antara lain harus kontinyu, terdiferensialkan, dan tidak menurun secara monotonis monotonically non- decreasing. Untuk efisiensi komputasi, turunan fungsi tersebut mudah didapatkan dan nilai turunannya dapat dinyatakan dengan fungsi aktivasi itu sendiri. Fungsi aktivasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu fungsi sigmoid bipolar yang memiliki jangkauan nilai -1,1 dan didefinisikan sebagai: 1 exp 1 2 − − + = x x f σ 1 Langkah-langkah pelatihan jaringan perambatan balik secara terperinci dapat dilihat pada buku acuan [3], sedangkan diagram alirnya terdapat pada Gambar 4. Sebelum diumpankan ke jaringan syaraf tiruan, data-data karakter yang akan dianalisis dilakukan proses pengolahan awal praproses. Langkah-langkah praproses pengenalan karakter melibatkan proses normalisasi ukuran karakter yang selanjutnya didekomposisi menggunakan filter gelombang singkat Haar dua-dimensi [6]. Normalisasi ukuran karakter dilakukan karena tidak samanya ukuran karakter penulis yang satu dengan lainnya. Proses normalisasi ini menghasilkan pola 16x16 piksel. Proses dekomposisi level pertama Z1 Zj Zp w 01 w 11 1 w j1 w p1 w 0k w 0m w pk w w 1k w 1m jk w jm w pm X1 Xi Zn v 01 v 11 1 v i1 v v n1 j v 1p v nj v 1j v ij v 0p v ip v np Gambar 3. Jaringan syaraf perambatan-balik dengan satu lapisan tersembunyi TELKOMNIKA Vol. 3, No. 1, April 2005 : 1 - 11 TELKOMNIKA ISSN: 1693-6930 „ 5 menghasilkan empat subband yang masing-masing berukuran 8x8 piksel yaitu subband yang membawa informasi pola aproksimasi, horisontal, vertikal dan diagonal. Pada dekomposisi berikutnya yaitu level 2 dihasilkan subband-subband dengan ukuran 4x4 piksel. Semakin tinggi level dekomposisinya akan membuat semakin ‘kehilangan’ cirinya. Oleh karena itu, sebagai pola masukan jaringan neural digunakan dekomposisi level 2 yaitu subband informasi aproksimasi sehingga jumlah neuron pada lapisan masukan ada 4x4 buah. Gambar 4. Diagram alir pelatihan jaringan 3. PEMODELAN SISTEM PENGENALAN KARAKTER Sebagai masukan adalah vektor yang dihasilkan dari pengolahan citra asli. Citra asli yang berisi data-data karakter tulisan tangan dipayar dengan resolusi 300 dpi. Hasil pemayaran tersebut kemudian dipotong-potong dan dipilah-pilah sesuai dengan kelas polanya. Langkah- langkah praproses di sini melibatkan proses normalisasi dan dekomposisi. Proses normalisasi dan dekomposisi menggunakan program bantu Matlab sedangkan program jaringan syaraf tiruan menggunakan program bantu C ++ . Jaringan yang akan dirancang dalam eksperimen ini adalah jaringan perambatan-balik. Arsitektur jaringan yang akan dibangun memiliki dua komponen. Komponen pertama melibatkan neuron masukan dan keluaran dengan jumlah tetap yaitu sebanyak 4x4 neuron masukan dan 8 neuron keluaran, dan komponen yang melibatkan neuron pada lapisan tersembunyi yang jumlahnya akan dicari sampai didapatkan hasil yang optimal. Analisis Hubungan Tingkat Pengenalan Pola………….Iwan Suhardi „ ISSN: 1693-6930 6 Sebagai target pengenalan karakter-karakter tulisan tangan digunakan format yang setara dengan kode ASCII 8 bit untuk mewakili masing-masing kelas karakter huruf besar dan huruf kecil. Artinya masing-masing kelas mempunyai kombinasi 8 bit pembeda yang sesuai dengan pola karakter yang dilatihkan. Aturan kombinasi 8 bit pembeda tersebut setara dengan kode ASCII 8 bit. Berikut ini disajikan Tabel 1 yang menyatakan kesesuaian target pengenalan jaringan dengan format yang setara kode ASCII 8 bit Praproses data karakter Masukan Citra Karakter Tulisan Tangan Huruf Besar Huruf Kecil Normalisasi ukuran Gambar 5. Diagram blok pengenalan karakter pada penelitian Tabel 1. Target pengenalan jaringan pada penelitian Karakter ASCII 8 bit Target keluaran Karakter Huruf Besar A 0 1 0 0 0 0 0 1 -0.8 0.8 -0.8 -0.8 -0.8 -0.8 -0.8 0.8 B 0 1 0 0 0 0 1 0 -0.8 0.8 -0.8 -0.8 -0.8 -0.8 0.8 -0.8 C 0 1 0 0 0 0 1 1 -0.8 0.8 -0.8 -0.8 -0.8 -0.8 0.8 0.8 D 0 1 0 0 0 1 0 0 -0.8 0.8 -0.8 -0.8 -0.8 0.8 -0.8 -0.8 E 0 1 0 0 0 1 0 1 -0.8 0.8 -0.8 -0.8 -0.8 0.8 -0.8 0.8 F 0 1 0 0 0 1 1 0 -0.8 0.8 -0.8 -0.8 -0.8 0.8 0.8 -0.8 G 0 1 0 0 0 1 1 1 -0.8 0.8 -0.8 -0.8 -0.8 0.8 0.8 0.8 H 0 1 0 0 1 0 0 0 -0.8 0.8 -0.8 -0.8 0.8 -0.8 -0.8 -0.8 I 0 1 0 0 1 0 0 1 -0.8 0.8 -0.8 -0.8 0.8 -0.8 -0.8 0.8 J 0 1 0 0 1 0 1 0 -0.8 0.8 -0.8 -0.8 0.8 -0.8 0.8 -0.8 K 0 1 0 0 1 0 1 1 -0.8 0.8 -0.8 -0.8 0.8 -0.8 0.8 0.8 L 0 1 0 0 1 1 0 0 -0.8 0.8 -0.8 -0.8 0.8 0.8 -0.8 -0.8 M 0 1 0 0 1 1 0 1 -0.8 0.8 -0.8 -0.8 0.8 0.8 -0.8 0.8 N 0 1 0 0 1 1 1 0 -0.8 0.8 -0.8 -0.8 0.8 0.8 0.8 -0.8 O 0 1 0 0 1 1 1 1 -0.8 0.8 -0.8 -0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 P 0 1 0 1 0 0 0 0 -0.8 0.8 -0.8 0.8 -0.8 -0.8 -0.8 -0.8 Q 0 1 0 1 0 0 0 1 -0.8 0.8 -0.8 0.8 -0.8 -0.8 -0.8 0.8 R 0 1 0 1 0 0 1 0 -0.8 0.8 -0.8 0.8 -0.8 -0.8 0.8 -0.8 S 0 1 0 1 0 0 1 1 -0.8 0.8 -0.8 0.8 -0.8 -0.8 0.8 0.8 Keluaran : Huruf Besar Huruf Kecil Pengenalan Karakter Jaringan Neural Dekomposisi TELKOMNIKA Vol. 3, No. 1, April 2005 : 1 - 11 TELKOMNIKA ISSN: 1693-6930 „ 7 T 0 1 0 1 0 1 0 0 -0.8 0.8 -0.8 0.8 -0.8 0.8 -0.8 -0.8 U 0 1 0 1 0 1 0 1 -0.8 0.8 -0.8 0.8 -0.8 0.8 -0.8 0.8 V 0 1 0 1 0 1 1 0 -0.8 0.8 -0.8 0.8 -0.8 0.8 0.8 -0.8 W 0 1 0 1 0 1 1 1 -0.8 0.8 -0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 X 0 1 0 1 1 0 0 0 -0.8 0.8 -0.8 0.8 0.8 -0.8 -0.8 -0.8 Y 0 1 0 1 1 0 0 1 -0.8 0.8 -0.8 0.8 0.8 -0.8 -0.8 0.8 Z 0 1 0 1 1 0 1 0 -0.8 0.8 -0.8 0.8 0.8 -0.8 0.8 -0.8 Karakter Huruf Kecil a 0 1 1 0 0 0 0 1 -0.8 0.8 0.8 -0.8 -0.8 -0.8 -0.8 0.8 b 0 1 1 0 0 0 1 0 -0.8 0.8 0.8 -0.8 -0.8 -0.8 0.8 -0.8 c 0 1 1 0 0 0 1 1 -0.8 0.8 0.8 -0.8 -0.8 -0.8 0.8 0.8 d 0 1 1 0 0 1 0 0 -0.8 0.8 0.8 -0.8 -0.8 0.8 -0.8 -0.8 e 0 1 1 0 0 1 0 1 -0.8 0.8 0.8 -0.8 -0.8 0.8 -0.8 0.8 f 0 1 1 0 0 1 1 0 -0.8 0.8 0.8 -0.8 -0.8 0.8 0.8 -0.8 g 0 1 1 0 0 1 1 1 -0.8 0.8 0.8 -0.8 -0.8 0.8 0.8 0.8 h 0 1 1 0 1 0 0 0 -0.8 0.8 0.8 -0.8 0.8 -0.8 -0.8 -0.8 i 0 1 1 0 1 0 0 1 -0.8 0.8 0.8 -0.8 0.8 -0.8 -0.8 0.8 j 0 1 1 0 1 0 1 0 -0.8 0.8 0.8 -0.8 0.8 -0.8 0.8 -0.8 k 0 1 1 0 1 0 1 1 -0.8 0.8 0.8 -0.8 0.8 -0.8 0.8 0.8 l 0 1 1 0 1 1 0 0 -0.8 0.8 0.8 -0.8 0.8 0.8 -0.8 -0.8 m 0 1 1 0 1 1 0 1 -0.8 0.8 0.8 -0.8 0.8 0.8 -0.8 0.8 n 0 1 1 0 1 1 1 0 -0.8 0.8 0.8 -0.8 0.8 0.8 0.8 -0.8 o 0 1 1 0 1 1 1 1 -0.8 0.8 0.8 -0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 p 0 1 1 1 0 0 0 0 -0.8 0.8 0.8 0.8 -0.8 -0.8 -0.8 -0.8 q 0 1 1 1 0 0 0 1 -0.8 0.8 0.8 0.8 -0.8 -0.8 -0.8 0.8 r 0 1 1 1 0 0 1 0 -0.8 0.8 0.8 0.8 -0.8 -0.8 0.8 -0.8 s 0 1 1 1 0 0 1 1 -0.8 0.8 0.8 0.8 -0.8 -0.8 0.8 0.8 t 0 1 1 1 0 1 0 0 -0.8 0.8 0.8 0.8 -0.8 0.8 -0.8 -0.8 u 0 1 1 1 0 1 0 1 -0.8 0.8 0.8 0.8 -0.8 0.8 -0.8 0.8 v 0 1 1 1 0 1 1 0 -0.8 0.8 0.8 0.8 -0.8 0.8 0.8 -0.8 w 0 1 1 1 0 1 1 1 -0.8 0.8 0.8 0.8 -0.8 0.8 0.8 0.8 x 0 1 1 1 1 0 0 0 -0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 -0.8 -0.8 -0.8 y 0 1 1 1 1 0 0 1 -0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 -0.8 -0.8 0.8 z 0 1 1 1 1 0 1 0 -0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 -0.8 0.8 -0.8 Kesesuaian target keluaran pada kolom ketiga pada Tabel 1 dapat dilihat dari kode 0 dan 1 pada kode ASCII menjadi -0.8 dan 0.8 pada target. Analisis Hubungan Tingkat Pengenalan Pola………….Iwan Suhardi „ ISSN: 1693-6930 8 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Praproses