PROSES PENGOLAHAN BAHAN BAKU Proses Pencairan Gas Alam

C. PROSES PENGOLAHAN BAHAN BAKU Proses Pencairan Gas Alam

Tujuan utama gas alam yang telah dibersihkan dari unsur-unsur kimia yang tidak diperlukan dan diproses untuk dijadikan menjadi liquid yang berupa LNG adalah untuk mempermudah dalam pengangkutan dan penyimpanan selama menuju negara pengimport, karena volume dari gas alam tadi dapat ditekan sampai 600 kali. Bahan baku dari lapangan- lapangan seperti Muara Badak, Nilam, Handil Mutiara, Samberah, Tatun dan Santan masih mengandung berbagai macam molekul-molekul gas yang tidak diperlukan seperti CO2, H2O, dan Hg. Kemudian setelah melalui proses pemisahan gas, diambil gas yang terutama mengandung unsur C1, C2, C3, C4. Knock out drum Gas alam dari Muara Badak disalurkan ke kilang LNG Badak dengan menggunakan pipa penyalur. Pengiriman gas tersebut menggunakan metoda perbedaan tekanan, dimana di Muara Badak bertekanan ± 842 psi sedang di Bontang bertekanan ± 675 psi untuk operasi normal. Karena mengalami penurunan tekanan selama perjalanan, maka ada sebagian gas yang berubah menjadi cair yang berupa hydrokarbon liquid. Fungsi dari KOD adalah untuk memisahkan wujud gas dan wujud cair. CO2 removal unit plant 1 Gas yang berasal dari KOD separator tadi disalurkan ke unit ini untuk dipisahkan dari kandungan CO2. Tujuannya adalah agar tidak membeku pada temperatur di bawah 0°C dan tidak menimbulkan korosi pada sistem unit selanjutnya. Batasan maksimum yang diijinkan pada pemisahan ini adalah sebesar 50 ppm. Pemisahan ini menggunakan MDEA Methyl De Ethanol Amina dengan cara absorbsi. Dehydrationand mercury removal plant 2 Pada plant 2 ini dilakukan pemisahan H2O agar pada saat proses Main Exchanger, molekul H2O tidak membeku pada temperatur di bawah 0° C dan Hg tidak menimbulkan korosi, karena Main Exchanger terbuat dari bahan aluminium. Pemisahan ini menggunakan Molekular Silve hingga kandungan Hg yang diijinkan sebesar 0,1 ppm. Heaver HC plant 3 Dalam tahap ini dilakukan pemisahan fraksi berat kandungan unsur C3 dan C4 dan fraksi ringannya kandungan unsur C1 dan C2 , alat ini disebut juga Scrub Column. Fraksi berat Tugas I K3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja by Winda Vulcania Page 8 yang terpisah dari fraksi ringan kemudian dialirkan ke DeEthanizer, DePropanizer, dan DeButanizer untuk proses pemisahan selanjutnya,. Sedangkan fraksi ringannya didinginkan terlebih dahulu pada temperatur -50°C untuk selanjutnya diproses pada plant 5. MCR refrigeration and propane plant 4 Selain penurunan tekanan, proses pencairan gas alam dilakukan dengan menggunakan pendinginan bertingkat. Bahan pendinginan yang digunakan adalah Propana dan Multi Component Refrigerant MCR dari hasil sampingan pembuatan LNG. MCR adalah campuran nitrogen, metana etana, propana, dan butana yang digunakan untuk pendinginan akhir dalam proses pembuatan LNG. Liquefaction plant 5 Tahap ini merupakan bagian inti dari proses pencairan gas alam, dengan menggunakan Main Heat Exchanger. Gas yang diproses dalam tahap ini adalah C1 dan C2 yang didinginkan sampai pada temperatur -160°C dan pada tekanan atmosfer. Setelah berubah wujud menjadi cair maka gas cair tersebut dialirkan ke LNG Storage untuk penyimpanan dan pengapalannya. Proses Penampungan dan Penyaluran Setelah pengolahan gas menjadi cair mencapai titik akhir, selanjutnya hasil produksi ini ditampung dalam tangki-tangki penyimpanan sedangkan gas cair sampingan diolah kembali pada proses-proses selanjutnya. Condensat stabilizer plant 16 Stabilizer ini mengolah cairan-cairan seperti hidrokarbon dari proses train dan knock out drum menjadi bahan bakar kondensat . Sebagian besar kondensat ini dikirim kembali ke Muara Badak dan sebagian kecil digunakan sendiri oleh PT. Badak NGL sebagai bahan bakar kendaraan. Gas-gas yang dihasilkan plant ini disalurkan ke saluran induk bahan bakar untuk ketel. Kapasitas plant ini 60 m3 jam. Tangki penampungan refrigerant plant 20 Tangki penampung ini menampung cairan-cairan seperti : Methane C1H4 , Ethane C2H6 , Propane C3H8 , Butane C4H10 yang akan digunakan lagi pada proses train sebagai campuran MCR baik dalam bentuk cair atau gas. Jumlah tangki penampung Etana C2H6 adalah 2 buah masing-masing berkapasitas 176 m3, tangki penampung Propana C3H8 4 buah masing-masing berkapasitas 497 m3, sedangkan penampung Butana C4H10 berjumlah 1 buah dengan kapasitas 497 m3. Tangki penampung LNG plant 24 Tugas I K3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja by Winda Vulcania Page 9 Tangki penampung ini akan menampung hasil produksi proses train untuk kemudian dikapalkan ke Jepang, Taiwan, dan Korea. Sedangkan tangki penampung LNG yang dimiliki PT. Badak NGL berjumlah 6 buah : a 4 buah tangki masing-masing berkapasitas 600.000 barrel ± 96.000 m3 b 2 buah tangki berkapasitas 800.000 barrel ± 126.000 m3 Pompa muat LNG Pompa ini digunakan untuk memompa LNG dari tangki penampung ke kapal melalui pipa penyalur 2 buah per tangki dan loading arm 4 buah per dock . Masing-masing pompa LNG memiliki kapasitas 2900 m3jam yang digerakkan oleh motor listrik berkapasitas 590 KW. Pompa sirkulasi LNG Pompa ini digunakan untuk mensirkulasi LNG dari tangki melalui 2 pipa saluran LNG. Satu pipa digunakan untuk menekan LNG ke loading dock, sedangkan pipa lain dipakai untuk mengembalikan LNG tersebut ke dalam tangki LNG yang lain. Maksud mensirkulasi LNG dari satu tangki ke tangki yang lain adalah untuk menahan temperatur dari tangki bersamaan menahan temperatur dari kedua pipa itu sendiri, dengan begitu PT. Badak NGL selalu siap untuk memuat LNG ke kapal. Boil-off compressor Compressor ini digunakan untuk menjaga tekanan di dalam tangki penampung LNG dengan cara mengkompresi gas-gas yang terjadi boil-off di dalam tangki tersebut. Setelah gas- gas dikompresi, maka hasil kompresi disalurkan ke bahan bakar untuk boiler. Total boil-off compressor ada 4 buah, yaitu : a Untuk 24 K-189 mempunyai kapasitas 28.000 m3 jam dengan penggerak motor listrik berkapasitas 1490 KW. b Untuk 24 K-16 mempunyai kapasitas 774.000 m3 jam dengna penggerak motor listrik berkapasitas 3500 KW. Loading dock Pada Pelsus Gas Alam Bontang terdapat 3 buah loading dock, yaitu : a Dock 1, dipakai untuk menambatkan kapal LNG dan memuat LNG. Fasilitas pokok adalah 4 buah loading arm dan 1 boil-off arm. Tugas I K3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja by Winda Vulcania Page 10 b Dock 2, dipakai untuk menambatkan kapal LPG dan LNG dan memuat LPGLNG, mempunyai 2 LPG loading arm dan 1 vapor loading arm serta 4 LNG loading arm dan 1 boil-off. Semua loading arm dilengkapi dengan system melepas sambungan dengan cepat pada keadaan bahaya PERC System . c Dock 3, kegunaan dan fasilitas sama dengan Dock 2. D. PENGELOLAAN LIMBAH Timbunan limbah dari aktivitas perusahaan diinventarisasi dengan identifikasi dan klasifikasi jenis limbah termasuk Limbah Berbahaya dan Beracun B3 untuk menentukan penanganan yang tepat dalam pengelolaannya agar risiko lingkungan dapat diminimalkan. Inventarisasi limbah B3 secara rutin dimutakhirkan dan dilaporkan kepada pihak internal maupun eksternal. Dalam pengelolaan limbah, biaya yang dikeluarkan per tahun ratarata sekitar Rp. 2 miliar meliputi biaya proses incinerator, landfill dan pengiriman limbah ke perusahaan pengolah limbah berizin. PT Badak juga menerapkan prinsip 3R Reduce, Reuse, Recycle sebagai upaya meminimalisasi limbah. Prinsip Reduce diantaranya adalah menerapkan dokumentasi elektronik paperless system untuk mengurangi pemakaian kertas, membentuk Chemical Quality Control CQC Team yang bertugas mengkaji penggunaan bahan-bahan kimia di Industri LNG, dan meningkatkan kinerja penerapan prosedur standar operasi yang ketat untuk pencegahan tumpahan bahan-bahan kimia. Prinsip Reduce diterapkan pada proses regenerasi larutan Amine pada CO 2 Removal Unit, proses regenerasi air untuk umpan boiler, pemanfaatan kembali air laut untuk proses pendinginan serta pemanfaatan kembali scrap material. Prinsip Recycle diterapkan untuk mengelola minyak pelumas bekas. Tahap awal dari proses daur ulang adalah proses pemisahan air dan pengotor lain dari minyak pelumas bekas. Proses ini dilakukan oleh Environmental Control Section. Tahap berikutnya yaitu proses daur ulang dilakukan bekerja sama dengan perusahaan pengelola minyak pelumas bekas yang memiliki lisensi dari Kementerian Lingkungan Hidup. Sebagai contoh, Inventarisasi limbah pada tahun 2007, 2008 dan 2009 mendapatkan gambaran jumlah timbulan limbah PT Badak NGL yang seluruhnya telah dikelola berdasarkan jenis limbah, sebagai berikut: Pemantauan Lingkungan Tugas I K3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja by Winda Vulcania Page 11 PT Badak NGL melaksanakan program pemantauan lingkungan untuk menguji keberhasilan pengelolaan lingkungan yang dijalankan dan membuat upaya perbaikan. Keberhasilan pengelolaan lingkungan dipantau secara internal oleh PT Badak NGL dan eksternal bekerja sama dengan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup PPLH Universitas Mulawarman, Samarinda, meliputi pemantauan air, tanah, udara, penanganan limbah, faktor fisika kerja, biologi, sosial, ekonomi,budaya dan kesehatan masyarakat. Hasil pemantauan lingkungan perusahaan dilaporkan kepada manajemen, BP Migas, KLH Pusat, BLH Provinsi Kalimantan Timur dan BLH Kota Bontang. Pada tahun 2009, biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk kegiatan ini sebesar Rp. 1,6 miliar. Pemantauan lingkungan dilakukan berdasarkan Rencana Pemantauan Lingkungan RPL dari kajian AMDAL mencakup antara lain pemantauan kualitas udara, limbah B3, air limbah, kualitas air laut, biota laut, flora dan fauna. Pada periode pemantauan tahun 2009, pemantauan lingkungan yang dilaksanakan memberikan kesimpulan bahwa parameter-parameter yang dipantau telah memenuhi Baku Mutu Lingkungan BML sesuai peraturan lingkungan yang berlaku. Pemantauan Kualitas Udara Dalam menyikapi fenomena perubahan iklim, PT Badak NGL berupaya mengurangi emisi gas rumah kaca secara langsung dengan menurunkan emisi CO 2 . Meskipun emisi gas rumah kaca belum diatur dalam peraturan regional, PT Badak NGL telah melaksanakan inventarisasi gas rumah kaca berdasarkan standar internasional sebagai perwujudan nilai lebih “beyond compliance” dalam pengelolaan lingkungan hidup. Usaha-usaha penurunan emisi CO 2 terus dilakukan. Sumber emisi CO 2 Kilang PT Badak NGL antara lain berasal dari kandungan CO 2 dalam feed gas yang dikeluarkan melalui CO 2 vent stack, CO 2 hasil pembakaran pada boiler, dan pembakaran pada flare. Dengan dilaksanakannya program-program pengurangan emisi gas flaring nilai CO 2 yang berpengaruh pada potensi pemanasan global diharapkan akan mengalami penurunan. Selain pengurangan gas flaring usaha lain yang dilaksanakan adalah penggantian secara bertahap Halon dan Freon 22 yang bersifat sebagai penipis lapisan ozonOzone Depleting Substances ODS dengan jenis FM-200 dan Freon 314A yang lebih ramah lingkungan. Pemantauan kualitas udara dilakukan dengan pengukuran kualitas udara emisi CO 2 di Vent Stack, Boiler Stack, Gas Turbine Generator, Incinerator, Flare dan udara ambien. Pengukuran dilakukan secara kontinyu dengan alat Continuous Emission Monitoring CEM dan Tugas I K3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja by Winda Vulcania Page 12 secara manual. Pemantauan emisi karbon mengacu pada protokol Greenhouse Gases GHG yang memberikan mekanisme dasar untuk mengukur tingkat emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari operasi PT Badak NGL. Hasil pemantauan emisi gas pada tahun 2007, 2008 dan 2009 adalah sebagai berikut: Pemantauan Kualitas Air Tanah Pemantauan sumber daya air dilakukan dengan memantau kualitas cadangan aquafier di dalam tanah. Sampling dan analisis dilaksanakan pada sumur pantau produksi untuk mengetahui kuantitas dan kualitas cadangan air tanah, dan pada sumur pantau polutan untuk mendeteksi pengaruh parameter polutan terhadap kualitas aquafier. Pemantauan Kualitas Air Limbah Pemantauan kualitas air limbah dengan melakukan pengukuran kualitas air limbah proses, domestik, rumah sakit dan air pendingin dengan alat Flowmeter dan pH-meter secara kontinyu dan dianalisis setiap bulan oleh laboratorium PT Badak NGL. Analisis enam-bulanan dilakukan bersama PPLH Universitas Mulawarman. Pemantauan tahun 2009 untuk parameter TSS, pH, H2S, NH3-N, BOD5, COD, Cl2, Hg dan Oil Content memenuhi syarat Baku Mutu Air Limbah BMAL. Pemantauan Kualitas Air Laut Pemantauan kualitas air laut dilakukan di 3 lokasi yaitu muara kanal pendingin, Berbas Barat Pantai dan cooling water intake. Waktu pemantauan adalah saat air laut pasang dan surut. Untuk sifat fisika, yang dipantau adalah suhu air laut dan distribusi suhu air laut di perairan sekitar Kilang, lapisan minyak, salinitas, dan sebagainya. Untuk sifat kimia yang dipantau adalah parameter pH, H2S, logam berat, dan lain-lain. Pemantauan untuk 19 parameter pada tahun 2009 menunjukkan hasil yang cukup baik. Pemantauan Keanekaragaman Hayati Pemantauan keanekaragaman hayati diawali dengan kajian AMDAL meliputi Komponen Biologi Darat Flora Fauna serta komponen Biologi Perairan Plankton, Bentos, Nekton. PT Badak tidak menggunakan tanah dalam keanekaragaman hayati. Tugas I K3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja by Winda Vulcania Page 13 Komponen Biologi Darat Komponen flora di PT Badak NGL tersebar di area yang cukup luas tersebar di area Kilang LNG Badak yang luasnya sekitar 2.010 Ha. Dari total area tersebut, ruang terbuka hijau memiliki luas 1.109 Ha atau sekitar 45. Karakteristik tanaman yang ada adalah jenis campuran antara komunitas dataran rendah dan pesisir. Tipe tanaman umumnya merupakan vegetasi alami dan tanaman budidaya yang berfungsi sebagai tanaman peneduh, tanaman pekarangan dan tanaman hias. Kajian lingkungan telah dilaksanakan bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor IPB untuk membangun Botanical Garden sebagai inventarisasi dan pelestarian tanaman langka. Kerjasama juga dilakukan dengan Universitas Mulawarman untuk konservasi hutan mangrove di area sekitar Kilang. Kawasan Botanical Garden menempati area seluas 7,4 hektar. Program-program penghijauan yang dilakukan sebagai suatu program kesatuan dalam pengembangan kawasan Kilang dan pemukiman yang serasi dengan lingkungan. Pengelolaan taman dan semua koleksi tumbuhan yang ditanam di dalam kawasan Kliang LNG Badak terutama yang berada di kawasan pemukiman dan perkantoran dilakukan oleh Housing and Recreation Section, Service Department. Selain mengelola kawasan, Section tersebut melakukan kegiatan-kegiatan yang mencakup: a Penanaman rumput di area community seluas 51 Ha. b Penanaman berbagai tanaman keras sebanyak +- 33.000 batang. c Pembuatan kebun anggrek mini yang meliputi 17 jenis anggrek langka. d Pembuatan Taman Botani Natural ParkBotanical Garden dengan mengelola kawasan hutan alam, bekerja sama dengan Fakultas Kehutanan IPB. e Penanaman Tanaman Langka di area Natural Park oleh tamu tamu kehormatan PT Badak NGL yang telah mencapai 30 jenis atau 126 pohon. f Pembuatan kebun pembibitan tanaman termasuk tanaman bakau, bekerja sama dengan PPLH Universitas Mulawarman. Selain itu terdapat Kawasan Mangrove yang berbatasan langsung dengan daerah kegiatan Kilang LNG yaitu di daerah Muara Sungai Sekambing, Muara Sungai Sekangat dan Berbas Pantai. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa keberadaan formasi mangrove masih cukup baik dan tidak dipengaruhi oleh buangan air limbah maupun air pendingin yang menuju ke laut. Pemantauan fauna dilaksanakan pada tingkat pencatatan atau inventarisasi jenis disesuaikan dengan kelas Aves burung, Insecta serangga, Reptilian hewan melata, Amphibia, dan Tugas I K3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja by Winda Vulcania Page 14 Mamalia. Secara umum dapat dikatakan keberadaan kehidupan fauna darat atau satwa liar sampai saat ini kondisinya masih baik, terutama dari jenis burung yang jumlahnya cukup tinggi dengan membentuk komunitas-komunitas baru. Kondisi ini disebabkan daya dukung lingkungan yang baik berupa kegiatan-kegiatan penghijauan yang telah dilakukan. Komponen Biologi Kelautan Kajian terhadap komponen biologi laut terdiri dari organisme Plankton, Bentos dan Nekton ikan. Pengambilan sampel dilakukan di 6 lokasi mengikuti titik sampling air laut pada kondisi pasang dan surut. Analisis dilaksanakan untuk mendapatkan data jenis, nilai indeks Keanekaragaman Jenis H’, nilai EkuibilitasKesamarataan E’. Dengan pengukuran kedua parameter tersebut akan dapat diketahui dampak aktivitas Kilang terhadap keanekaragaman organisme di perairan. Hasil pemantauan menunjukkan secara umum keanekaragaman jenis plankton adalah rendah sampai sedang, keanekaragaman jenis bentos adalah sedang sampai tinggi, jenis Nekton yang terdapat di perairan Bontang relatif rendah tetapi dengan tingkat mobilitas yang tinggi, kondisi nekton tergolong cukup baik. Pemantauan parameter indeks keragaman Plankton, Bentos dan Nekton dilaksanakan setiap 6 bulan sekali untuk mengetahui tingkat kelestarian organisme di laut serta untuk menjaga keanekaragaman hayati di perairan. Perusahaan juga memiliki area konservasi swamp area seluas 12,5 hektar tepat di sebelah Kilang sebagai habitat payau dan burung Kuntul Emas. Kuntul Emas ini merupakan satwa langka dan sekaligus merupakan maskot Kota Bontang Tugas I K3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja by Winda Vulcania Page 15

E. PENCEGAHAN dan PENANGGULANGAN KEBAKARAN