Integrasi dan Uji Kinerja Sistem

Gambar 24 Konsentrasi gas NO 2 hasil perhitungan dan PPLH IPB. Untuk lebih melihat korelasi antara hasil perhitungan dan pengukuran maka dilakukan validasi pada setiap nilai konsentrasi. Data hasil perhitungan dan pengukuran dibandingkan secara langsung seperti yang terlihat pada Gambar 25. Dari empat data yang ditampilkan didapatkan R 2 sebesar 99.3. Nilai R 2 yang mendekati satu mengindikasikan bahwa metode perhitungan dapat digunakan karena menghasilkan data yang tidak terlalu berbeda. Respon sistem instrumentasi terhadap perubahan konsentrasi gas NO 2 dalam larutan reagen terlihat pada Gambar 26. Perubahan konsentrasi sebesar 34 µgm 3 dideteksi dengan perubahan tegangan sebesar 1.24 V setara dengan 254 bit. Dapat dikatakan bahwa sistem memiliki resolusi pengukuran sebesar 8 bit per µgm 3 atau setara dengan 14 bitppb. Nilai pengujian ini didapatkan setelah melalui pembatasan rentang pengukuran dan penguatan IA sebesar 1000 kali. Gambar 25 Validasi nilai kosentrasi gas NO 2 . y = 59.28e -0.08x R² = 0.965 y = 68.72e -0.11x R² = 0.949 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 5 10 15 20 25 K o n sen tr asi N O 2  g m 3 Volume mL Perhitungan PPLH y = 0.894x + 5.238 R² = 0.993 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 10 20 30 40 50 K o n sen tr asi N O 2 p e rh itu n g an  g m 3 Konsentrasi NO 2 PPLH gm 3 Gambar 25 Nilai keluaran ADC untuk konsentrasi NO 2 berbeda. Konsentrasi gas NO 2 hasil pengujian yang dilakukan selama satu jam hanya sekitar 46 µgm 3 . Nilai tersebut tidak dapat didefinisikan dalam nilai ISPU, karena untuk gas NO 2 nilai terkecil ISPU terdefinisi untuk konsentrasi sebesar 1130 µgm 3 . Sistem sudah dapat mendeteksi perubahan konsentrasi gas NO 2 meskipun dalam jumlah yang sedikit. Untuk konsentrasi gas yang lebih besar pendeteksian lebih mungkin untuk dilakukan. Hanya saja perlu dilakukan penyesuaian di bagian penguatan karena berhubungan dengan rentang pengukuran yang dapat ditangani. Sistem instrumentasi yang dibangun dapat digunakan untuk pengukuran parameter ISPU lain dengan melakukan beberapa perubahan sesuai dengan karakteristik material yang diukur. Penyesuaian terutama dilakukan pada pemilihan komponen subsistem sensor optik berbasis kristal fotonik seperti LED, kristal fotonik, dan fotodioda. Adapun subsistem pengkondisi sinyal hanya perlu menyesuaikan level penguatan yang akan digunakan. Sedangkan penyesuaian pada subsistem kontrol dan pemrosesan data hanya pada proses konversi konsentrasi menjadi nilai ISPU sesuai dengan kriteria parameter yang diukur. Hasil pengujian sistem kontrol mekanik menunjukkan instrumentasi dapat melakukan proses inisialisasi berupa pengosongan tabung, pengisian reagen, dan akuisisi data untuk lima parameter ISPU. Sistem didesain untuk melakukan isi ulang reagen secara otomatis apabila reagen sudah mendekati kejenuhan tanpa mengganggu proses pengiriman data paramter ISPU lainnya. Proses otomatisasi sistem kontrol mekanik dalam bentuk diagram pewaktuan dapat dilihat pada Lampiran 3. y = 984.6e -0.01x R² = 0.946 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 10 20 30 40 50 B it Konsentrasi NO 2 gm 3

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. Sistem instrumentasi berbasis sensor kristal fotonik satu dimensi untuk mengukur gas NO 2 yang termasuk parameter kualitas udara ambien telah berhasil dibangun. 2. Sistem dapat merespon perubahan konsentrasi gas NO 2 di dalam larutan reagen dalam bentuk perubahan tegangan. Resolusi pengukuran sistem instrumentasi sebesar 8 bit per µgm 3 atau setara dengan 14 bitppb. 3. Kemandirian teknologi baru dapat diwujudkan dalam hal penguasaan keilmuan dan rekayasa. Penggunaan material dari dalam negeri mencapai kisaran 40 dari total material yang dibutuhkan untuk membangun sistem instrumentasi. Sisanya masih harus didatangkan dari luar negeri, terutama untuk komponen elektronika dengan spesifikasi khusus.

5.1 Saran

Pengembangan dapat difokuskan pada beberapa bagian, diantaranya: 1. Peningkatan stabilitas rangkaian secara analog melalui pemilihan komponen yang lebih sensitif dan minim derau. 2. Penggunaan teknik modulasi sumber cahaya untuk mengurangi gangguan dari lingkungan. 3. Penggunaan komponen IA yang mode penguatannya lebih fleksibel.