PASSIONATE LOVE PADA REMAJA

PASSIONATE LOVE PADA REMAJA

SKRIPSI

Oleh :

Merlien Ceria Reti
08810266

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016

i

PASSIONATE LOVE PADA REMAJA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang
sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Psikologi

Oleh :

Merlien Ceria Reti
08810266

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016

ii

LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Skripsi
2. Nama Peneliti
3. NIM
4. Fakultas
5. Perguruan Tinggi
6. Waktu Penelitian


: Passionate LovepadaRemaja
: Merlien Ceria Reti
: 08810266
: Psikologi
: Universitas Muhammadiyah Malang
: 4 – 30 desember 2015

Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji pada tanggal 26 Januari 2016
Dewan Penguji
Ketua Penguji

: Hudaniah, S.Psi, M.Si.

(

)

Anggota Penguji


: 1. Zainul Anwar, S.Psi, M.Psi

(

)

2. YudiSuharsono, S.Psi, M.Si

(

)

3. Ari Firmanto, S.Psi, M.Si

(

)

Pembimbing I


Pembimbing II

Hudaniah, S.Psi, M.Si.

Zainul Anwar, S.Psi, M.Psi.

Malang,
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Dra. Tri Dayakisni, M.Si.
i

SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: Merlien Ceria Reti
NIM
: 08810226
Fakultas / Jurusan

: Psikologi
Perguruan Tinggi
: Universitas Muhammadiyah Malang
Menyatakan bahwa skripsi/karya ilmiah yang berjudul :
Passionate LovepadaRemaja.
1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk
kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.
2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan Hak bebas
Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini
tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Malang, 12 Januari 2016
Mengetahui
Ketua Program Studi

Yang menyatakan

Materai
Rp.6000


Yuni Nurhamida, S.Psi., M.Si

Merlien Ceria Reti

ii

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat
Dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Passionate
Love pada Remaja”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di
Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan
petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan
ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dra. Tri Dayakisni, M.Si. selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah
Malang.
2. Hudaniah, S.Psi, M.Si. dan Zainul Anwar, S.Psi, M.Psi. selaku Pembimbng I dan
Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan

arahan yang sangat berguna, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
3. Zakarija Achmad, S.Psi, M.Si selaku dosen wali yang telah mendukung dan memberi
pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.
4. Kedua orang tua, kakak dan seluruh keluarga besar atas semua kasih sayang, dukungan moril
maupun materil serta doa yang selalu menyertai penulis.
5. Teman-teman angkatan 2008 Fakultas Psikologi tanpa terkecuali, yang selalu memberi
semangat sehingga penulis terdorong untuk menyelesaikan skripsi ini.
6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan
bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna. Sehingga kritik dan saran demi
perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski demikian penulis berharap semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 12 Januari 2016
Penulis

Merlien Ceria Reti

iii


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................. i
SURAT PERNYATAAN.................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR......................................................................................................... iii
DAFTAR ISI........................................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL................................................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................................ vi
ABSTRAK........................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN............................................................................................................... 2
Passionate Love......................................................................................................... 4
Remaja…................................................................................................................... 7
METODE PENELITIAN.................................................................................................... 8
Rancangan Penelitian…............................................................................................ 8
Subjek Penelitian....................................................................................................... 8
Variabel dan Instrumen Penelitian............................................................................ 8
Prosedur dan Analisa Data........................................................................................ 8
HASIL PENELITIAN......................................................................................................... 9
DISKUSI.............................................................................................................................. 11
SIMPULAN & IMPLIKASI................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 15
LAMPIRAN…..................................................................................................................... 17

iv

DAFTAR TABEL

TABEL 1.

Passionate Love Scale (Hatfield & Sprecher, 1988)….................................. 5

TABEL 2.

Deskripsi Subjek Penelitian Passionate Love pada Remaja
Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin….......................................................... 9

TABEL 3.

Distribusi Passionate Love pada Remaja….................................................... 10


TABEL 4.

Distribusi Passionate Love pada Rmaja Berdasarkan Usia…......................... 10

TABEL 5.

Distribusi Passionate Love pada Remaja Berdasarkan Jenis
Kelamin........................................................................................................... 10

TABEL 6.

Distribusi Passionate Love pada Remaja Berdasarkan Status
Hubungan…..................................................................................................... 11

v

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. Try Out Skala Passionate Love…......................................................... 17
LAMPIRAN 2. Uji Validitas dan Reliabilitas…............................................................ 19

LAMPIRAN 3. Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia,
Status Hubungan dan Tipe Passionate Love pada Remaja…............. 20
LAMPIRAN 4. Tabulasi Data Penelitian Responden Passionate Love…..................... 24

vi

PASSIONATE LOVE PADA REMAJA
Merlien Ceria Reti
Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang
Merlienretty@yahoo.com

Remaja sebagai bagian dari kelompok yang akan terlibat dalam interaksi sosial. Dalam
pergaulan pengaruh daya tarik mewarnai terjalinnya interaksi antar lawan jenis, Hasil
perpaduan antara cinta romantik dan cinta memiliki akan menjadi tipe gairah cinta (passionate
love). Tipe cinta inilah yang saat ini mewarnai hubungan cinta pada sebagian kalangan remaja,
Apabila remaja tidak mengenal gairah cinta yang sedang berkembang dalam dirinya, dia akan
kesulitan untuk mempersiapkan tahapan selanjutnya menuju dewasa. Untuk itu remaja perlu
mengenali tahapan perkembangan passionate love yang dilaluinya. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif kuantitatif dengan Subjek penelitian berjumlah 377 remaja yang berusia
18 hingga 22 tahun. Teknik yang digunakan dalam pengambilan data adalah teknik nonprobability sampling yaitu teknik sampling insidental. Metode pengumpulan data
menggunakan skala likert, dan dianalisis dalam bentuk persentase, Hasil penelitian menunjukan
gambaran passionate love pada remaja yaitu: Sangat Bergairah memiliki 16 responden
persentase sebanyak 4,2%, Bergairah 111 responden dengan persentase 29,4%, sedang
sebanyak 103 responden dengan persentase 27,3%, Tenang 99 responden dengan persentase
26,3% dan sangat tenang memiliki jumlah responden 48 dengan persentase 12,7%.
Kata Kunci : Gairah Cinta, Remaja
Teenagers as part of a group that will engage in social interaction. In association coloring
effect of the appeal of the establishment of the interaction between the opposite sex, results of
a blend of romantic love and love have would be the type of passionate love (passionate love).
This is the type of love that is currently on partial coloring love relationships among
adolescents, If teens do not know the passion of love growing inside him, he will find it hard to
prepare for the next stage to adulthood. For that teens need to recognize the stages of
development of passionate love in its path. This research is descriptive quantitative research
subject amounts to 377 adolescents aged 18 to 22 years. Techniques used in the retrieval of
data is a non-probability sampling technique that is incidental sampling technique. Methods of
data collection using a Likert scale, and analyzed in terms of percentage, results showed a
picture of passionate love in adolescents are: Extremely Excited had 16 respondents percentage
of 4.2%, Pumped 111 respondents with a percentage of 29.4%, while as many as 103
respondents percentage of 27.3%, Calm 99 respondents with the percentage of 26.3% and very
quiet has a number of respondents 48 with a percentage of 12.7%
Keywords: Passionate Love, teenagers
Remaja merupakan kelompok umur yang memegang tongkat estafet pembangunan suatu
bangsa. Untuk itu, remaja perlu mendapat perhatian. Pada masa remaja seseorang mengalami
perubahan yang besar baik secara fisik, mental maupun sosial. Pada masa ini pula beberapa

1

pola perilaku remaja mulai dibentuk, termasuk identitas diri, kematangan seksual dan
keberanian untuk melakukan perilaku berisiko (Widyastuti, 2009).
Pada masa ini tidak sedikit remaja yang mengalami kegoncangan yang menyebabkan
munculnya emosional yang belum stabil sehingga mudah melakukan pelanggaran terhadap
norma-norma dalam masyarakat. Pelanggaran tersebut bisa terjadi karena pengaruh lingkungan
atau karena terlalu banyaknya larangan-larangan atau peraturan-peraturan yang harus dipatuhi
oleh remaja. Sehingga mendorong remaja berusaha untuk mencari tahu dengan berbagai cara
yang membuat mereka dengan begitu mudahnya terjerumus kedalam penyimpanganpenyimpangan sosial terutama penyimpangan perilaku pacaran yang melebihi batas.
Hubungan pacaran yang dilakukan oleh remaja memiliki arti penting bagi remaja yang
berpacaran. Manfaat secara umum seseorang berpacaran adalah menikmati kebersamaan
bersama orang lain (Santrock, 2003: 243). Dengan berpacaran seseorang merasakan cinta, kasih
sayang, penerimaan lawan jenis dan rasa aman dari sang pacar. Berpacaran juga dapat melatih
keterbukaan, umpan balik dan menyelesaikan konflik. Harlock (1980:228) juga mengemukakan
bahwa dengan berpacaran maka remaja akan mempunyai ketrampilan sosial yang baik, sikap
baik hati dan menyenangkan.
Cinta seharusnya identik dengan keindahan karena keterkaitannya dengan kasih sayang, namun
seringkali yang terjadi malah sebaliknya. Pada saat ini banyak ditemukan kasus yang
melibatkan hubungan cinta remaja, misalnya kasus kekerasan dalam pacaran, terjadinya
tindakan pencabulan atau bahkan perkosaan dalam proses berpacaran yang dapat merusak masa
depan seorang remaja. Kebanyakan hal ini terjadi saat seorang remaja berada pada posisi selalu
ingin tahu tentang pasangannya dan membatasi setiap ruang gerak pasangan karena rasa takut
kehilangan atau rasa memiliki yang terlalu tinggi, biasanya orang akan menyebutnya sebagai
pasangan yang posesif. Sedangkan orang yang menjadi korban adalah orang yang mempunyai
prinsip rela melakukan apapun demi pasangannya atau dalam teori gaya cinta yang lebih
dikenal dengan altruistic. Kondisi ini akan terus berlangsung karena korban merasa harus
berkorban demi kebahagiaan pasangan yang dicintai dan tidak akan melaporkan kekerasan yang
diterimanya (Fitriani, 2014). Untuk menghindari hal ini maka remaja perlu mengetahui dan
mehamami mengenai perkembangan passionate love yang ada pada dirinya.
Dalam usia remaja, mengenal lawan jenis lebih dekat sudah umum terjadi dan sering kita kenal
dengan istilah penjajakan atau pacaran. Dalam pacaran biasanya remaja selalu berusaha
menyisihkan waktu mereka untuk bisa bersama dengan pasangannya untuk saling bertukar
pikiran, berbagi cerita, saling mencurahkan perhatian dan kasih sayang. Banyak remaja yang
berpikir kalau pacaran tidak seru bila tidak dibumbui dengan berciuman, pegangan tangan,
pelukan, saling menjamah, dan bila kebablasan maka hubungan seks pranikah pun bisa terjadi.
Di dunia yang semakin modern ini, aktivitas remaja dalam pacaran sangatlah mudah dijumpai.
Kita tidak perlu repot-repot mencari dimana kita dapat menemukan aktivitas-aktivitas pacaran
mereka. Karena tidak hanya ditempat-tempat sunyi saja kita dapat menjumpai tetapi ditempattempat keramaian pun bisa dengan mudah kita jumpai. Faktanya, dilapangan peneliti banyak
menemukan perilaku-perilaku yang sering dilakukan oleh remaja pada saat berpacaran.
Misalnya, berpegangan tangan didepan umum, berpelukan diatas kereta, bahkan tidak jarang
juga ada remaja yang berani mencium pacarnya ditengah jalan pada saat mengendarai kereta.
Perilaku tersebutlah yang peneliti maksud kedalam perilaku pacaran yang melampaui batas

2

wajar. Perilaku pacaran remaja yang dilakukan remaja tidak hanya sebatas itu saja, bahkan ada
remaja yang sering melakukan perilaku seperti berpegangan tangan, berciuman, berpelukan,
meraba, hingga akhirnya sampai kepada senggama tanpa berpikir apa dampak yang akan
diterimanya.
Menurut penelitian yang berjudul Perilaku Seksual Remaja Dalam Berpacaran Ditinjau Dari
Harga Diri Berdasarkan Jenis Kelamin, yang diteliti oleh Fridya Mayasari pada tahun 2000,
pada penelitian ini membahas tentang tingkat harga diri dan tahapan perilaku seksual remaja
berpacaran, dan kegiatan peneliti dimaksudkan untuk mengungkap sejauh mana remaja menilai
masalah seksualitas yang terjadi pada dirinya sendiri.
Pada masa berpacaran tidak akan lepas dari perilaku seksual. Banyak kalangan yang menilai
bahwa aktivitas bercinta anak muda akhir-akhir ini banyak mengalami perubahan orientasi.
Pacaran yang dulu merupakan ajang untuk penjajakan ke jenjang yang lebih serius untuk
menemukan pendamping hidup, saat ini berubah menjadi ajang fantasi seksualitas. Fenomena
yang kini marak adalah proses pacaran tidak lagi menjadi orientasi utama seseorang untuk
mencari pendamping hidup yang tepat, untuk kemudian menuju ke jenjang pernikahan, namun
ada tujuan lain mengapa remaja berpacaran yaitu hanya sebagai having fun, agar tidak
ketinggalan jaman, bahkan eksploitasi seksual merupakan sebagian tujuan mereka (Sarwono,
2004, Nurjanah, 2007).
Menurut penelitian yang berjudul Pengaruh Pacaran Terhadap Perilaku Seks Pranikah, yang
disusun oleh Rony Setiawan dan Siti Nurhidayah pada tahun 2008, hasil kesimpulan dari
penelitian ini ada hubungan yang signifikan antara pacaran dengan perilaku seksual pranikah,
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pranikah lainnya antara lain waktu usia dari
pubertas sampai menikah diperpanjang, adanya kesempatan untuk melakukan perilaku seksual
pranikah, paparan media massan tentang seks, kurangnya pengetahuan tentang seks,
komunikasi yang kurang efektif dengan orang tua, mudah menemukan alat kontrasepsi yang
tersedia bebas dan kurangnya pemahaman etika moral dan agama, remaja laki-laki lebih
bersikap permisif menyetujui dari pada remaja wanita dalam menentukan dan melakukan
perilaku seksual pranikah.
Sedangkan penelitian yang berjudul Perilaku Seksual Remaja yang Berpacaran di SMA Negeri
2 Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat, yang disusun oleh Sudirman Natsir pada tahun 2010,
Hasil Penelitian bahwa faktor internal yang dianggap sebagai faktor pendorong untuk
berpacaran karena rasa ingin tahu serta motivasi karena adanya ajakan teman sedangkan faktor
eksternal yang dianggap sebagai faktor pendorong untuk berpacaran adalah teman sebaya oleh
karena tekanan dan lingkungan pergaulan. Sedangkan faktor eksternal yang dianggap sebagai
faktor pendorong untuk berpacaran sehat adalah karena adanya larangan berpacaran dan
larangan keluar dimalam hari dari orang tua. Faktor internal yang dianggap sebagai faktor
pendorong untuk berpacaran tidak sehat adalah kurangnya pengetahuan mereka terhadap
dampak penyakit yang disebabkan perilaku seksual yang berisiko. Sedangkan faktor eksternal
yang dianggap sebagai faktor pendorong untuk berpacaran tidak sehat adalah media informasi
karena informan menyatakan seringnya melihat media pornografi.

Fenomena perilaku pacaran di kalangan remaja sudah sangat umum. Hampir sebagian besar
remaja yang sekaligus siswa sekolah telah dan pernah berpacaran, baik remaja kota maupun

3

remaja desa. Hal ini dapat terlihat di salah satu media massa yang membidik anak usia sekolah
menengah terkait masalah hubungan antar lawan jenis atau biasa dikenal dengan istilah pacaran.
Riset yang dilakukan KPAI di 12 kota di Indonesia tahun 2010, bahwa dari 2.800 responden
pelajar, 76% perempuan dan 72% laki-laki pernah mengaku berpacaran (Andri Haryanto,
2010).
Masa remaja adalah suatu masa dimana mulai tumbuh keinginan seseorang untuk memiliki
hubungan dekat dengan lawan jenis. Dengan telah matangnya organ-organ seksual pada remaja
maka akan mengakibatkan munculnya dorongan-dorongan seksual. Problem tentang seksual
pada remaja adalah berkisar masalah bagaimana mengendalikan dorongan seksual, konflik
antara mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan, adanya
“ketidaknormalan” yang dialaminya berkaitan dengan organ-organ reproduksinya, pelecehan
seksual, homoseksual, kehamilan dan aborsi, dan sebagainya (Santrock, 2003).
Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah untuk mengetahui passionate love remaja. Sedangkan
manfaat dari penelitian ini, secara akademis diharapkan dapat memberikan tambahan
pengetahuan dan pengembangan akademik terutama pada kajian perilaku pacaran pada remaja.
Dan manfaat secara praktis diharapkan mampu memberikan kontribusi positif bagi remaja di
kota malang agar mampu mengetahui cara pacaran yang baik.
Passionate Love
Menurut Hatfield & Sprecher (1988) bahwa passionate love dapat didefinisikan sebagai sebuah
kondisi kerinduan yang intens untuk bersatu dengan orang lain, yang melibatkan sebuah
keseluruhan fungsional kompleks termasuk penilaian atau apresiasi, perasaan subjektif,
ekspresi, proses fisiologis berpola, kecenderungan tindakan, dan perilaku instrumental. Yang
bersifat emosional, bersemangat dan intens. Hatfield & Sprecher (1988) mendefinisikan
sebagai suatu kondisi penguatan yang lama dalam penyatuan seseorang dengan orang lain.
Passionate love adalah apa yang anda rasakan ketika anda tidak hanya mencintai seseorang,
namun juga berada dalam cinta denganya. Untuk menjelaskan passionate love Hatfield
mengatakan bahwa suatu pemberian kondisi yang menggairahkan dapat mengarahkan
seseorang ke beberapa kondisi-kondisi emosi, bergantung bagaimana individu mengatribusikan
kebangkitan tersebut (David G. myers, 2012).

4

Tabel 1. Passionate Love Scale (Hatfield&Sprecher, 1988).
Gairah Cinta

Diskripsi

Karakteristik

Sangat Bergairah

Jatuh cinta
dengan
tergila-gila,
gegabah

Bergairah

Bergairah tetapi
tidak terlalu intens

Sedang

Kadang-kadang
mengalami
ledakan gairah
Hangat,jarang,
bergairah

Ketika pria dan wanita
jatuh cinta hingga
tergila-gila, mereka tidak
dapat berhenti memikirkan
pasanganya, bahwa tidak
mungkin tinggal jauh dari
hal yang mereka rindukan
bahkan ketika usaha untuk
selalu dekat dengan hal
yang mereka rindukan
tersebut berbahaya dan
konyol.
Orang sering merasakan
hal ini, tetapi tidak dengan
intensitas terus-menerus.
Kadang-kadang,
orang mengalami ledakan
gairah.
Orang hanya merasakan
gairah yang hangat dan
itupun jarang.
Tidak merasakan getaran
gairah.

Tenang

Sangat Tenang

Tidak ada
getaran gairah

Robert Graves mengatakan cinta yang penuh gairah selalu mempengaruhi pikiran si pecinta
dengan pikiran-pikiran tentang yang dicintai. Jika gairah benar-benar merupakan kondisi yang
cepat diberikan label cinta selanjutnya apakah menstimulus seseorang akan memperkuat
perasaan cinta ( Robert A. Baron & Donn Byrne, 2003). Stanley Schacher dan Jerome Singer
(1992) mengungkapkan bahwa ketika pria yang terstimulus berespon terhadap seorang wanita,
mereka akan mudah keliru mengatribusikan beberapa dari keterbangkitan yang pria miliki
terhadap wanita.
Menurut teori ini, adanya keterbangkitan yang disebabkan oleh setiap sumber daya seharusnya
dapat memperkuat perasaan yang bergairah, menimbulkan pemikiran yang bebas untuk
mengaitkan keterbangkitan perasaan romantis. Secara keseluruhan gairah cinta tampaknya
merupakan campuran antara ketertarikan seksual, kerangsangan fisiologis, hasrat untuk dekat
secara fisik dan kebutuhan yang intensif untuk dicintai sebagaimana anda dicintai.
Menurut Sternberg (1988), cinta adalah sebuah kisah yang ditulis oleh setiap orang. Kisah
tersebut merefleksikan kepribadian, minat, dan perasaan seseorang terhadap suatu hubungan.
Kisah pada setiap orang berasal dari “skenario” yang sudah dikenalnya, apakah dari orang tua,
pengalaman, cerita dan sebagainya. Kisah ini biasanya mempengaruhi orang bagaimana ia
bersikap dan bertindak dalam sebuah hubungan.
Sternberg (1988) mengungkapkan teori tentang Triangular Theory of Love (segitiga cinta).
Segitiga cinta itu mengandung komponen:

5

1. Keintiman (intimacy)
elemen emosi, yang di dalamnya terdapat kehangatan, kepercayaan (trust) dan
keinginan untuk membina hubungan. Ciri-cirinya antara lain seseorang akan
merasa dekat dengan seseorang, senang bercakap-cakap dengannya sampai waktu yang
lama, merasa rindu bila lama tidak bertemu, dan ada keinginan untuk bergandengan
tangan atau saling merangkul bahu. Hasil penelitian Sternberg (1988)
menunjukkan keakraban mencakup sekurang-kurangnya sepuluh aspek, yaitu :
a. Keinginan meningkatkan kesejahteraan dari yang dicintai
b. Mengalami kebahagiaan bersama yang dicintai
c. Menghargai orang yang dicintainya setinggi-tingginya
d. Dapat mengandalkan orang yang dicintai dalam waktu yang dibutuhkan
e. Memiliki saling pengertian dengan orang yang dicintai
f. Membagi dirinya dan miliknya dengan orang yang dicintai
g. Menerima dukungan emosional dari orang yang dicintai
h. Memberi dukungan emosional kepada orang yang dicintai
i. Berkomunikasi secara akrab dengan orang yang dicintai
j. Menganggap penting orang yang dicintai dalam hidupnya
2. Gairah (passion)
motivasional yang didasari oleh dorongan dari dalam diri yang bersifat seksual.
Komponen passion juga mengacu pada empat aspek, yaitu :
a. Cinta Romantis (Romantic Love)
Cinta Romantis memiliki pengertian cinta yang penuh dengan kasih sayang, penuh
dengan hal-hal yang romantis dan hal yang membuat perasaan menjadi bahagia dan
tenang.
b. Kegilaan Cinta (Infatuation Love)
Kegilaan Cinta merupakan perasaan jatuh cinta dengan menjadi atau sangat tertarik
dalam hal fisik dan seksual pada seseorang dengan waktu yang sangat singkat.
c. Penyakit Cinta (Love Sickness)
Penyakit cinta menggambarkan situasi informal tak terbalasnya cinta atau tak
adanya orang yang dicintai, keadaan dimana seseorang tidak dapat memiliki orang
yang dicintainya karena perasaan yang ditolak.
d. Obsesi Cinta (Obsessive Love)
Obsesi cinta adalah suatu keadaan dimana seseorang mendominasi pasangannya
atau mengontrol setiap tindakan yang dilakukan pasangannya dan akan selalu
mengharapkan untuk setiap apa yang diminta untuk dilayani.
3. Komitmen (commitment)
elemen kognitif, berupa keputusan untuk secara sinambung dan tetap menjalankan
suatu kehidupan bersama. Komponen keputusan atau komitmen dari cinta mengandung
dua aspek, yaitu :
a. Aspek jangka pendek adalah keputusan untuk mencintai seseorang
b. Aspek jangka panjang adalah komitmen untuk menjaga cinta itu.
Keintiman adalah elemen emosi, yang di dalamnya terdapat kehangatan, kepercayaan (trust)
dan keinginan untuk membina hubungan. Ciri-cirinya antara lain seseorang akan merasa dekat

6

dengan seseorang, senang bercakap-cakap dengannya sampai waktu yang lama, merasa rindu
bila lama tidak bertemu, dan ada keinginan untuk bergandengan tangan atau saling merangkul
bahu. Gairah adalah elemen motivasional yang didasari oleh dorongan dari dalam diri yang
bersifat seksual. Komitmen adalah elemen kognitif, berupa keputusan untuk secara sinambung
dan tetap menjalankan suatu kehidupan bersama.
Menurut Sternberg (1988), teori segitiga ini dikembangkan dan diidentifikasikan menjadi
Passionate Love dan Companionate Love, kedua hal tersebut saling berhubungan satu sama
lain. Passionate Love merupakan gairah (passion) yang bersifat seksual dan perasaan yang kuat
dari dalam diri seseorang, sedangkan untuk Companionate Love merupakan gabungan dari
keintiman (intimacy) dan komitmen (commitment) yang mana keduanya penuh dengan kasih
sayang, seseorang dengan pasangannya merasa pengertian dan peduli satu sama lain.
Remaja
Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan
masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi
perubahan biologik, perubahan psikologik, dan perubahan sosial. Di sebagian besar masyarakat
dan budaya masa remaja pada umumnya dimulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia
18-22.
Menurut Soetjiningsih (2004) Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak
yang dimulai saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia 11 atau 12 tahun sampai
dengan 20 tahun, yaitu masa menjelang dewasa muda. Berdasarkan umur kronologis dan
berbagai kepentingan, terdapat defenisi tentang remaja yaitu:
1. Pada buku-buku pediatri, pada umumnya mendefenisikan remaja adalah bila seorang
anak telah mencapai umur 10-18 tahun dan umur 12-20 tahun anak laki- laki.
2. Menurut undang-undang No. 4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak, remaja adalah
yang belum mencapai 21 tahun dan belum menikah.
3. Menurut undang-undang perburuhan, anak dianggap remaja apabila telah mencapai
umur 16-18 tahun atau sudah menikah dan mempunyai tempat tinggal.
4. Menurut undang-undang perkawinan No.1 tahun 1979, anak dianggap sudah remaja
apabila cukup matang, yaitu umur 16 tahun untuk perempuan dan 19 tahun untuk anakanak laki-laki.
5. Menurut dinas kesehatan anak dianggap sudah remaja apabila anak sudah berumur 18
tahun, yang sesuai dengan saat lulus sekolah menengah.
6. Menurut WHO, remaja bila anak telah mencapai umur 10-18 tahun.

7

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Pendekatan Kuantitatif Deskriptif karena peneliti ingin
mendeskripsikan kecenderungan perilaku individu dalam populasi yang besar. sehingga dari
hasil penelitian, peneliti mampu membuat claim tentang kecenderungan yang ada dalam
populasi (Alsa, 2010).
Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat 26.171 mahasiswa universitas muhammadiyah malang (Website
UMM,2015) yang di masukkan ke dalam tabel morgan menjadi 377, sampel tersebut terdiri
dari subjek berjenis kelamin laki-laki dan perempuan yang berusia 18-22 tahun yang memiliki
pasangan (pacar), pernah memiliki pasangan, tidak pernah memiliki pasangan. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling.
Variabel dan Instrumen Penelitian
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini ada satu variabel yaitu passionate love pada remaja.
Passionate love dapat didefinisikan sebagai sebuah kondisi kerinduan yang intens untuk bersatu
dengan orang lain, melibatkan sebuah keseluruhan fungsional kompleks termasuk penilaian
atau apresiasi, perasaan subjektif, ekspresi, proses fisiologis berpola, kecenderungan tindakan,
dan perilaku instrumental.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala passionate love
dengan model skala Likert. Skala ini disusun oleh Hatfield dan Sprecher (1988) dan berisi 14
item yang terbagi pada setiap jenis gairah cinta menjadi 5 yaitu: sangat bergairah (extremely
passionate), bergairah (passionate), sedang (average), tenang (cool), sangat tenang (extremely
cool). Skoring yang diberikan pada skala ini adalah sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu
(RR), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS). Bobot penilaian untuk pernyataan yang
mendukung (favourable), yaitu SS = 5, S = 4, RR = 3, TS = 2, STS = 1 sedangkan untuk
pernyataan yang tidak mendukung (unfavourable), yaitu SS = 1, S = 2, RR = 3, TS = 4, STS =
5.Berdasarkan hasil try out skala passionate love nilai validitas 9 item berkisar 0,044-0,629.
Sebanyak 9 item dengan reabilitas 0,687. Dan hasil skor skala gairah cinta di temukan sangat
bergairah 37-39 poin, bergairah 33-36 poin, sedang 29-32 poin, tenang 25-28 poin, sangat
tenang 21-24 poin.
Prosedur Dan Analisa Data Penelitian
Sebelum menjalankan penelitian ini, peneliti terlebih dahulu membuat alat ukur yang berupa
skala passionate love. Setelah alat ukur tersebut jadi dan telah disetujui untuk digunakan,
langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah menguji coba skala yang telah dibuat
kepada subjek tryout pada tanggal 15 Oktober 2015, subjek yang digunakan berjumlah 97 dan
merupakan remaja di kota Malang yang kemudian peneliti melakukan uji validitas terhadap uji
coba yang telah dilakukan yang hasilnya dari skala sikap terhadap perilaku pacaran yang
berjumlah 14 item, 9 item dinyatakan valid dan 5 item dinyatakan tidak valid. Setelah

8

melakukan tryout, langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah menguji coba skala
yang telah dibuat kepada subyek turun lapangan pada tanggal 17 Desember 2015, subjek yang
digunakan berjumlah 377 merupakan Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah dengan
menggunakan teknik non-probability sampling yaitu teknik sampling insidental. Skala
diberikan kepada individu yang bertemu dengan peneliti pada saat pengambilan data, bersedia
berpartisipasi dan memenuhi atau sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan peneliti.
Setelah data terkumpul melakukan uji validitas, reabilitas dan cross tab terhadap uji coba yang
telah dilakukan yang hasilnya dari skala passionate love yang berjumlah 9 item yang dinyatakan
valid dianalisis melalui SPSS versi 16 for windows dan dituangkan dalam bentuk deskripsi
untuk mengetahui prosentase dan gambaran passionate love pada remaja.
HASIL PENELITIAN
Penelitian dilakukan pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang. Jumlah subjek
dalam penelitian ini adalah sebanyak 377 remaja yang berpacaran atau setidaknya pernah
berpacaran. Deskripsi subjek penelitian berdasarkan usia, jenis kelamin, status responden pada
saat ini, pendidikan responden yang dapat dilihat pada gambar-gambar berikut ini:

Tabel 2.
Deskripsi Subjek Penelitian Passionate Love pada Remaja Berdasarkan Usia dan Jenis
Kelamin
Usia
Frekuensi
Prosentase
18-20 tahun
21-22 tahun

234
143

62%
38%

Total
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan

377

100%

194
183

51%
49%

Total

377

100%

Tabel 3.
Distribusi Passionate Love pada Remaja
No
Passionate Love
Sangat Bergairah
1.
Bergairah
2.
Sedang
3.
Tenang
4.
Sangat Tenang
5.
Total

Frekuensi
16
111
103
99
48
377

9

Prosentase
4,2%
29,5%
27,3%
26,3%
12,7%
100%

Pendistribusian passionate love yang ada dapat dilihat pada tabel. Selain perpaduan (bergairah)
sebanyak 111 responden yang paling tinggi 29,5% mengambarkan bahwa usia individu tidak
menetapkan pada satu passionate love remaja. Terdapat passionate love sedang pada remaja
dengan jumlah 103 responden atau 27,3%.
Tabel 4.
Distribusi Passionate Love pada Remaja Berdasarkan Usia.
Usia
18-20 tahun
21-22 tahun
Passionate Sangat Bergairah
8
2,1%
8
2,1%
Love
Bergairah
7
18,8%
41
10,8%
Sedang
64
16,1%
38
10,1%
Tenang
66
17,5%
33
9.8%
Sangat Tenang
35
9,3%
13
3,4%
Total
244 63,8% 133 44%

Total
16
111
103
99
48
377

4,2%
29,5%
27,3%
26.3%
12,7%
100%

mengambarkan pada kategori usia yang telah dikelompokkan menjadi dua yaitu rentang usia
18-20 tahun dan 21-22 tahun. Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa setiap rentang usia
memiliki passionate love besar setelah bergairah. Responden yang tergolong dalam kategori ini
(bergairah) adalah sebanyak 111 responden (29,5%). Pada usia 18-20 tahun dominan dalam
passionate love sedang, sedangkan pada rentang usia 21-22 tahun dominan dalam kategori
bergairah adalah sebanyak 41 responden (10,8%).
Tabel 5.
Distribusi Passionate Love pada Remaja Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Total
Laki-Laki
Perempuan
Passionate Sangat Bergairah
7
2,1%
9
2,2%
16
4,2%
Love
Bergairah
64
16,1%
47
12,1%
111
29.5%
Sedang
63
16,1%
40
10,6%
103
27.3%
Tenang
53
14,1%
46
12,2%
99
26,3%
Sangat tenang
26
6,9%
22
5.8%
48
12,7%
Total
213 56,5% 164 52.9% 337
100%
Menunjukkan bahwa antara passionate love pada jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Kedua
jenis kelamin ini memiliki nilai tinggi yang berbeda pada laki-laki 16,1%, setelah itu perempuan
mempunyai passionate love bergairah dengan prosentase sebesar 12,1% dalam tabel laki-laki
memiliki nilai tinggi pada passionate love berdasarkan jenis kelamin.

10

Tabel 6.
Distribusi Passionate Love pada Remaja Berdasarkan Status Hubungan
Passionate
Love

Laki-Laki
Punya Pacar
Pernah Punya
Pacar

Sangat Bergairah 11
Bergairah
25
Rata-Rata
61
Tenang
47
Sangat Tenang
15
Total
159

2.9%
6.6%
16.2%
12.5%
4%
42.2%

3
5
8
5
0
21

0.8%
1.3%
2.1%
1.3%
0%
5.5%

Perempuan
Punya Pacar
Pernah punya
Pacar
18
78
30
34
16
176

4.8%
20.7%
8%
9%
4.2%
46.7%

2
7
3
7
2
21

0.5%
1.9%
0.8%
1.9%
0.5%
5.6%

Total
34
115
102
93
33
377

9%
30.5%
27%
24.7%
8.8%
100%

Menunjukkan distribusi responden yang memiliki status punya pacar lebih mendominasi
perempuan 78 dengan persentase 20.7% dan memiliki passionate love bergairah. Sementara
untuk responden dengan pernah punya pacar pada laki-laki sebanyak 5 responden dan
perempuan sebanyak 7 responden atau 1,9%.

DISKUSI
Berdasarkan tinjauan teori perkembangan, usia remaja adalah masa saat terjadinya perubahanperubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial
dan pencapaian (Fagan, 2006).Masa remaja adalah suatu masa dimana mulai tumbuh keinginan
seseorang untuk memiliki hubungan dekat dengan lawan jenis atau dengan kata lain jatuh cinta
terhadap lawan jenisnya. Cinta mempunyai perbedaan dalam bentuk, jenis dan passionate love
yang kemudian diterapkan dalam diri masing-masing individu.
Teori tentang cinta yang paling dikenal adalah yang dikemukakan oleh Sternberg yang dikenal
dengan Sternberg’s Triangular Theory of Love. Menurut Sternberg (dalam Taylor dkk, 2000),
semua pengalaman cinta mempunyai tiga komponen yaitu keintiman (intimacy), gairah
(passionate), dan komitmen (commitment).
Komponen gairah adalah dorongan yang mengarahkan pada suatu emosi yang kuat dalam
hubungan cinta tersebut. dalam hubungan cinta romantis, ketertarikan fisik dan seksual
mungkin adalah hal yang utama. Namun motif yang lainnya seperti memberi dan menerima
perhatian, kebutuhan akan harga diri atau kebutuhan untuk mendominasi mungkin turut terlibat.
Komponen gairah (passionate) dikatakan oleh (Sternberg, 1988) sebagai keadaan kepemilikan
dan bersatu dengan orang yang dicintai. Gairah adalah ekspresi dari hasrat dan kebutuhan
seperti harga diri, kasih sayang, dominansi, nurturance dan kebutuhan seksual. Derajat
kekuatan dari kebutuhan-kebutuhan ini bervariasi tergantung pada jenis individunya, situasi
dan jenis hubungan cinta yang dijalani. Gairah dalam cinta cenderung berinteraksi dengan
keintiman bahkan saling mendukung satu sama lain. Bahkan kadang-kadang gairah dapat
dibangkitkan melalui keintiman. Pada beberapa jenis hubungan yang melibatkan lawan jenis,
komponen gairah ini akan muncul dengan cepat dan keintiman akan mengikuti kemudian.

11

Gairah (passionate) dalam suatu hubungan mungkin adalah hal yang pertama sekali muncul,
tetapi keintiman akan membantu dalam memperkuat hubungan tersebut. Dalam beberapa jenis
hubungan, gairah akan muncul belakangan setelah munculnya keintiman. Ada pula jenis
hubungan dimana gairah dan keintiman saling berlawanan. Misalnya dalam hubungan
prostitusi, seseorang mungkin mencari pemenuhan akan kebutuhan gairahnya, namun hal
tersebut meminimalisasi keintiman Kebanyakan orang menganggap gairah adalah hal-hal yang
berhubungan dengan seksual. Tetapi setiap keterbangkitan psikofisiologis dapat dikatakan
sebagai pengalaman gairah. Misalnya, individu dengan kebutuhan kasih sayang yang tinggi
mungkin akan mendapatkan pengalaman gairah dengan orang yang memberikan kasih sayang
tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui jika semua responden yang diteliti pernah berpacaran.
Penelitian ini menemukan bahwa passionate love sulit digolongkan menjadi satu kriteria saja.
Hal ini dapat diketahui bahwa dari 377 responden yang diteliti terdapat 111 responden atau
29,5% yang berada dalam kategori bergairah. Kategori ini menunjukkan bahwa seorang remaja
dapat memiliki lebih dari satu aspek passionate love yang dominan dalam dirinya, dan hal ini
tidak selalu sama dalam polanya.
Dari 377 total responden diketahui kategori bergairah didominasi oleh laki-laki sejumlah 64
responden (16,1%). Dari data tersebut menunujukan passionate love pada kategori gairah
cenderung sering memikirkan tentang cinta melibatkan reaksi emosinal yang intensif dan sering
kali tidak realistik terhadap orang lain, sering sekali gairah muncul secara mendadak.
Setelah kategori bergairah, dari data yang diperoleh diketahui bahwa remaja di kota Malang
khususnya mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang yang menjadi responden penelitian
ini juga mempunyai passionate love yang dominan yaitu Sedang 103 responden (27,3%).
Mengacu pada hasil penelitian, pada tingkat ini responden mengalami ledakan yang tidak pasti
atau kadang-kadang ledakan gairah muncul, artinya apabila passionate love muncul
menimbulkan perasaan yang bergairah, pemikiran yang bebas untuk mengaitkan
keterbangkitan dengan stimulus yang romantis.
Prosentase terendah terdapat pada passionate love sangat bergairah sejumlah 16 responden
(4,2%) dimana seserorang merasakan getaran gairah. Meskipun penjelasan ini benar-benar
akurat, pengaruh budaya masih memiliki kemampuan untuk mengatur nafsu dan komitmen
menjadi sangat spesifik dan dengan bentuk yang bervariasi berdasarkan pengalaman kita
dengan penyajian fiktif, ajaran keagamaan dan bahkan hukum yang diterapkan pada masyrakat
( Allgeirer & Wiederman Sears dkk, 1994).
Usia juga akan memiliki passionate love pada tiap kategori usia. Untuk kategori usia diketahui
dalam rentang usia 18-20 tahun didominasi (kombinasi) oleh passionate love 64 responden
(16,1%), pada rentang usia 20-22 tahun didominasi oleh passionate love bergairah yaitu
sebanyak 41 responden (10,8%). Makin matang usia seseorang maka akan cenderung makin
bergairah dalam tingkah dan pola pikirnya. Pada penelitian ini yang diteliti adalah passionate
love pada remaja yang ditadai dengan cinta yang penuh gairah selalu memengaruhi pikiran si
pencinta dengan pikiran-pikiran tentang yang dicintai sebagaimana (Robert Graves). Remaja
yang ditandai dengan kematangan atau kesiapan menuju tahap kedewasaan dan lebih fokus

12

pada masa depan individu sehingga mulai mencari-cari pasangan yang cocok untuk masa
depannya.
passionate love pada remaja yang paling dominan adalah bergairah dan sedang , sedangkan
aspek berikutnya adalah sangat bergairah, tenang, sangat tenang. Cinta adalah bentuk emosi
manusia yang paling dalam dan paling diharapkan. Cinta dapat meliputi setiap orang dan dari
berbagai tingkat usia (Sternberg, 1988). Menurut Abraham Maslow (dalam Goble, 1991), cinta
itu sendiri merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi umat manusia sehingga tanpa cinta,
pertumbuhan dan perkembangan kemampuan individu akan terhambat. Cinta juga diyakini
sebagai salah satu bentuk emosi yang sangat penting bagi manusia sehingga hampir semua
individu pernah mengalami jatuh cinta (Roediger dkk, 1987). Walaupun demikian, pengalaman
masing-masing individu ini tentu saja berbeda-beda, dan jenis cinta yang mereka alami berbeda
pula.

SIMPULAN DAN IMPLIKASI
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada 377 responden yaitu Mahasiswa di
Universitas Muhammadiyah Malang dapat disimpulkan bahwa terdapat skala passionate love
yang terjadi dalam hubungan gaya pacaran pada remaja. Untuk Sangat Bergairah memiliki 16
responden yang memiliki persentase sebanyak 4,2%, Bergairah 111 responden dengan
persentase 27,9%, Sedang sebanyak 103 responden dengan persentase 27,3%, Tenang 99
responden dengan persentase 26,3% dan sangat tenang memiliki jumlah responden 48 dengan
persentase 12,7%. hal tersebut menunjukkan bahwa passionate remaja pada laki-laki lebih
mendominasi dari pada perempuan yaitu sejumlah 194 (51,5%) dari total responden.
Implikasi bagi peneliti selanjutnya yaitu data hasil penelitian dapat digunakan untuk meneliti
lebih jauh mengenai gairah pada remaja yang mencari pemenuhan akan kebutuhan gairahnya,
remaja diharapkan dapat menjalankan dan menjaga pola hubungan yang sehat dengan
pasangannya serta dapat mencoba untuk menemukan pasangan yang tepat untuk menjalani
hubungan. Bagi orang tua diharapkan mampu memberikan bimbingan dan arahan mengenai
gairah cinta pada remaja, dampak baik dan buruk dalam berhubungan atau ketertarikan lawan
jenis agar remaja merasa terarah dan ada yang membimbing karena diantaranya bagi remaja
yang mulai memiliki gairah dapat menjalankan hubungan dengan pasangannya sesuai dengan
usianya atau hubungan yang sehat dalam upayanya untuk mencari pasangan yang tepat.
Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan topik yang sama disarankan
untuk memilih metode penelitian yang berbeda.

13

DAFTAR PUSTAKA

Alsa, A. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R&D).
Refika Aditama.
Benokraitis, N.V. (1996). Taksonomi Objektif Pendidikan Remaja. UTM. Malaysia
David, G. Myers. (2012). Psikologi sosial (ketertarikan dan keintiman, teori passionate love)
Hatfield & Sprecher, Jakarta : Salemba Humanika, 2012.
Goble, F. G. (1991). The Third Force : The Psychology of Abraham Maslow (terjemahan). A.
Supratiknya. Yogyakarta: Kanisius.
Fagan, F. (2006). Couseling and treating adolescent with alcohol and other sabtances use
problem and ther family. The Family Jurnal : Couseling therapy For Cauplas and Family.
/14, 4/. 326-333. Sake Publication. http:/ jtf. Sage Pub.Com/Cgi/14/326.
Harlock, (1980). Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan).
Erlangga. Jakarta.
Hariyanto, A. (2010). Jurnal Psikologi Perkembangan Masa Remaja. Diakses tanggal 19
Oktober 2010. http://belajarpsikologi.com/search/psikologi+perkembangan+remaja/.
Jenny, M. & Debbie, C. (2012). Psychology Express : social Psychology (terjemahan). Jakarta:
Binapura Aksara.
Mayasari, F. (2000). Perilaku Seksual Remaja Dalam Berpacaran Ditinjau Dari Harga Diri
Berdasarkan Jenis Kelamin. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Natsir, S. (2010). Perilaku Seksual Remaja yang Berpacaran di SMA Negeri 2 Kairatu
Kabupaten Seram Bagian Barat. Skripsi. Universitas Soedirman, Purwokerto.
Nurjanah, (2007). Jurnal psikologi Perilaku seksual pada remaja yang berpacaran dan remaja
yang tidak berpacaran. Universitas Muhammadiyah Malang. www.digilib.umm.ac.id.
Pedoman penulisan skripsi. (2014). Fakultas psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.
Malang : UMM Press, 2015.
Robert, A. Baron. & Donn, Byrne. Psikologi social (terjemahan). Jakarta : Erlangga, 2005.
Santrock, (2003). Perkembangan Remaja. Erlangga. Jakarta.
Sears, dkk. (1994). Psikologi Sosial. Erlangga. Jakarta.
Setiawan, R. & Nurhidayah, S. (2008). Pengaruh Pacaran Terhadap Perilaku Seks Pranikah.
Skripsi. Psikologi Pendidikan, Universitas Islam Malang.
Soetjiningsih. (2004). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : Rineka
Publisher.

14

Stanley, Schacher & Jerome, Singer. (1992). gairah fisiologis dan label kognitif Jakarta :
Erlangga, 2002.
Sternberg, R.J. & Barnes, M. L. (1988). The Pshychology of Love Boston. McGraw Hill
(terjemahan). Jakarta : Erlangga, 2012.
http://directory.umm.ac.id/1_materi_semiloka_bks_ptis/profil_PTIS/profil_singkat_UMM
_oktober_2015.pdf.

15

LAMPIRAN 1
Lembar Skala Passionate Love
Lembar Skala
Nama
Usia
Jenis Kelamin :
Pendidikan
Status Hub. Saat ini

:
:
:
: Punya pacar / pernah punya pacar

Petujuk mengerjakan
Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan, setiap pernyataan terdapat 5 (lima) pilihan jawaban
meliputi :
SS
: Sangat Setuju
TS
: Tidak Setuju
S
: Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
RR
: Ragu-Ragu
Jawablah pernyataan-pernyataan berikut dengan memberikan tanda centang (√) pada jawaban
yang sesuai dengan diri anda.Silahkan pikirkan orang yang paling Anda cintai. Jika Anda tidak
sedang jatuh cinta, silakan pikirkan orang yang terakhir kali Anda cintai. Jika Anda tidak pernah
merasakan cinta, silakan pikirkan orang yang paling dekat dengan Anda.

NO
PERNYATAAN
1 Saya akan merasa putus asa apabila______
meninggalkan saya
2 Kadang saya merasa saya tidak dapat
mengendalikan pikiran saya; secara obsesif
saya terus memikirkan tentang______
3 Saya merasa senang ketika saya melakukan
sesuatu untuk membuat_____senang.
4 Saya lebih lebih memilih bersama _____
daripada dengan orang lain.
5 Saya akan merasa cemburu apabila saya
berpikir_____ pernah mencintai orang lain.
6 Saya selalu ingin mengetahui semua tentang
_____
7 Saya ingin merasakan kasih sayang yang
tidak ada habisnya dari _____
8 Bagi saya, _____ adalah pasangan yang
paling romantis.
9 Saya merasakan tubuh saya merespon
ketika_____ menyentuh saya.
10 _____ selalu berada dalam pikiran saya.
11 Saya ingin_____mengetahui keadaan sayapikiran, ketakutan, dan harapan saya.

16

SS

S

RR

TS

STS

12

13
14

Dengan penuh semangat, saya mencari
tanda-tanda yang menunjukkan hasrat _____
terhadap saya.
Saya memiliki sebuah daya tarik yang kuat
untuk _____
Saya sangat merasa sedih ketika segala
sesuatu tidak berjalan dengan baik terhadap
hubungan saya dengan_____

17

LAMPIRAN 2
Hasil Try Out Passionate love
Case Processing Summary
N
Cases

Valid
Excludeda
Total

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's

Standardized

Alpha

Items
.687

N of Items
.687

7

Item Statistics
Mean

Std. Deviation

N

P1

3.36

1.301

97

P4

3.57

1.181

97

P5

3.62

1.168

97

P8

3.54

1.109

97

P10

3.92

.920

97

P12

3.81

1.024

97

P13

3.80

1.017

97

18

%
97

100.0

0

.0

97

100.0

Summary Item Statistics
Maximum /
Mean

Minimum

Maximum

Range

Minimum

N of
Variance

Items

Item Means

3.660

3.361

3.918

.557

1.166

.038

7

Item Variances

1.230

.847

1.691

.844

1.996

.079

7

Inter-Item Covariances

.294

.025

.556

.530

21.928

.017

7

Inter-Item Correlations

.239

.027

.389

.361

14.351

.009

7

Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if
Deleted

Item Deleted

Corrected ItemTotal Correlation

Squared Multiple Cronbach's Alpha
Correlation

if Item Deleted

P1

22.26

15.443

.373

.191

.662

P4

22.05

15.091

.486

.318

.626

P5

22.00

15.542

.439

.245

.641

P8

22.08

16.118

.404

.237

.651

P10

21.70

17.566

.328

.284

.670

P12

21.80

16.722

.379

.230

.657

P13

21.81

16.861

.365

.260

.661

19

LAMPIRAN 3
Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin,Usia,Status Hubungan dan Tipe
Passionate Love
Frequency Table
Jenis_Kelamin

Valid

Laki-laki
Perempuan
Total

Frequency
194
183
377

Percent
51.5
48.5
100.0

Valid Percent
51.5
48.5
100.0

Cumulat iv e
Percent
51.5
100.0

Usia

Valid

18
19
20
21
22
Total

Frequency
95
95
44
98
45
377

Percent
25.2
25.2
11.7
26.0
11.9
100.0

Valid Percent
25.2
25.2
11.7
26.0
11.9
100.0

Cumulat iv e
Percent
25.2
50.4
62.1
88.1
100.0

Status_Hubungan

Valid

Tidak pernah pacaran
Pernah puny a pacar
Puny a pacar
Total

Frequency
7
42
328
377

Percent
1.9
11.1
87.0
100.0

Valid Percent
1.9
11.1
87.0
100.0

Cumulat iv e
Percent
1.9
13.0
100.0

Tipe

Valid

S tenang
Tenang
Sedang
Bergairah
S bergairah
Total

Frequency
49
104
102
106
16
377

Percent
13.0
27.6
27.1
28.1
4.2
100.0

20

Valid Percent
13.0
27.6
27.1
28.1
4.2
100.0

Cumulat iv e
Percent
13.0
40.6
67.6
95.8
100.0

Jenis_Kelamin * Tipe Crosstabul ation

Jenis_
Kelamin

Laki-laki
Perempuan

Total

Count
% of Total
Count
% of Total
Count
% of Total

S tenang
24
6.4%
25
6.6%
49
13.0%

Tenang
48
12.7%
56
14.9%
104
27.6%

Tipe
Sedang
55
14.6%
47
12.5%
102
27.1%

Bergairah
59
15.6%
47
12.5%
106
28.1%

S bergairah
8
2.1%
8
2.1%
16
4.2%

Total
194
51.5%
183
48.5%
377
100.0%

Usia * Tipe Crosstabulation

Usia

18
19
20
21
22

Total

Count
% of Total
Count
% of Total
Count
% of Total
Count
% of Total
Count
% of Total
Count
% of Total

S tenang
16
4.2%
11
2.9%
8
2.1%
9
2.4%
5
1.3%
49
13.0%

Tenang
24
6.4%
30
8.0%
12
3.2%
27
7.2%
11
2.9%
104
27.6%

Tipe
Sedang
20
5.3%
30
8.0%
8
2.1%
28
7.4%
16
4.2%
102
27.1%

Bergairah
31
8.2%
20
5.3%
16
4.2%
30
8.0%
9
2.4%
106
28.1%

S bergairah
4
1.1%
4
1.1%
0
.0%
4
1.1%
4
1.1%
16
4.2%

Total
95
25.2%
95
25.2%
44
11.7%
98
26.0%
45
11.9%
377
100.0%

Status_Hubungan * Ti pe Crosstabul ation

St at us_Hubung