Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Intern

Menurut Mulyadi 1997:7 Pengendalian Intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain, yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan yaitu: keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, serta keefektifan dan efisiensi operasi. Menurut Harnanto 1987:108 Sistem Pengendalian Intern adalah suatu tipe pengawasan yang dirancang dengan diintegrasikan kedalam sistem pembagian tugas, tanggung-jawab, wewenang dalam struktur organisasi perusahaan. Pengendalian intern meliputi pengukuran hasil pelaksanaan kegiatan atau prestasi dari para pelaksana kegiatan, dalam rangka mereka itu menjalankan tugas-tugas yang menjadi tanggung-jawabnya. Dengan kata lain tipe pengawasan ini dimaksudkan untuk menemukan kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan dari keputusan, kebijakan, beserta akibat-akibat atau hasilnya, sehingga suatu tindakan perbaikan atau koreksi dapat dilakukan.

2. Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Intern

Sistem pengendalian intern dalam perusahaan dari struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Dengan demikian, sistem pengendalian intern lebih menekankan tujuan yang akan dicapai dari pada unsur-unsur yang membentuk sistem pengendalian intern itu sendiri. Menurut Mulyadi 1993, unsur pokok sistem pengendalian intern terdiri dari : 1 Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. a Pemisahan dan pembagian tanggung jawab fungsional dalam perusahaan sebaiknya didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini. b Pemisahan fungsi-fungsi persetujuan kredit, fungsi akuntansi, fungsi pencatatan kredit dan fungsi pengeluaran kas. c Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan semua tahap transaksi. 2 Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya. Hal ini berarti bahwa setiap transaksi hanya dapat terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Prosedur pencatatan yang baik akan menjamin tingkat ketelitian dan keandalan pencatatan data yang terekam dalam formulir ke dalam catatan akuntansi. 3 Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap organisasi. Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang serta prosedur yang ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin praktek yang sehat dalam pelaksanaannya. Untuk menciptakan praktek yang sehat, pada umumnya perusahaan menggunakan cara-cara berikut ini: a Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang. b Pemeriksaan mendadak Surprised Audit. c Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari orang atau unit organisasi lain. d Perputaran jabatan Job Rotation. e Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak. f Secara periodik dilakukan pencocokan fisik kekayaan dengan pencatatannya. g Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek keefektifan unsur-unsur sistem pengendalian intern yang lain. 4 Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya. Tingkat kecakapan karyawan mempengaruhi sukses tidaknya suatu SPI. Karyawan yang jujur dan ahli dalam bidang yang menjadi tanggungjawabnya akan dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik, meskipun hanya sedikit unsuf SPI yang mendukungnya. Cara-cara yang ditempuh oleh perusahaan untuk mendapatkan karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya, antara lain: a Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya. b Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan, sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya. 33

BAB III ANALISIS DAN TEMUAN

A. ANALISIS 1. Syarat-syarat Dalam Pengajuan Kredit

Syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh KPR BKK Maju Lancar didalam mengajukan kredit adalah sebagai berikut: a. Pemohon kredit merupakan penduduk kota Surakarta dengan menunjukkan Kartu Tanda Penduduk KTP asli. b. Agunanjaminan merupakan milik pemohon kredit pribadi. c. Pemohon kredit mempunyai usaha yang produktif, misal: pedagang, pengrajin, dan lain-lain. d. Pemohon kredit harus mematuhi segala peraturan dan syarat-syarat yang telah ditetapkan yang telah terlampir didalam formulir permohonan kredit dan surat perjanjian kredit. e. Pemohon kredit wajib mengembalikan pinjaman sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati bersama antara KPR BKK Maju Lancar dengan pemohon kredit. f. Apabila pengajuan kredit disetujui maka besarnya penerimaan riil ditetapkan maksimal sebesar 80 dari nilai jaminan. g. Bunga 3 tiap bulan. h. Peminjam dikenakan biaya administrasi 2 dari nilai pinjaman, apabila peminjam terlambat membayar dari jadwal yang telah disepakati maka akan dikenakan denda sebesar 5 dari jumlah angsuran.