Analisis Ekstraksi Ciri dengan Statistik Orde Pertama dan Orde Kedua
4.1.2 Ekstraksi Ciri Citra Green
Tabel 4.2 Hasil akurasi dari ekstraksi ciri citra green
Total Akurasi CITRA GREEN
Jumlah Data Benar
Benar (%) Ciri Statistik
Orde Satu
Variance 35 19 23 77 57,04 Skewness
Ciri Statistik
Angular Second Moment
Orde Dua
Inverse Different 12 40 5 57 42,22 Moment
Entropy 44 13 18 75 55,56
Dari Tabel 4.2 dapat dipilih atau ditentukan bahwa ada 5 ciri yang memberikan akurasi cukup signifikan yakni lebih dari 55 % pada citra green, yaitu variance orde satu (variance1), skewness, entropy orde satu (entropy1), contrast , dan entropy orde dua (entropy2). Hal ini menunjukkan bahwa citra green biji jagung memiliki variasi elemen yang banyak pada histogram, tingkat kemencengan relatif kurva histogram yang tinggi, bentuk citra yang teratur, letak penyebaran elemen-elemen matriks citra jauh dari diagonal utama, dan transisi derajat keabuan yang merata. Dari ciri-ciri yang terpilih pada citra green ini dilakukan 4 kombinasi ciri, antara lain : kombinasi dua ciri, kombinasi tiga ciri, kombinasi empat ciri, dan kombinasi lima ciri.
4.1.3 Ekstraksi Ciri Citra Blue
Tabel 4.3 Hasil akurasi dari ekstraksi ciri citra blue
Total Akurasi CITRA BLUE
Jumlah Data Benar
Benar (%) Ciri Statistik
Orde Satu
Variance 31 26 13 70 51,85 Skewness
Ciri Statistik
Angular Second 34 12 24 70 51,85
Orde Dua
Moment Contrast
38 21 10 69 51,11 Correlation Variance
Inverse Different 12 37 3 52 38,52 Moment
Entropy 44 20 14 78 57,78
Dari Tabel 4.3 dapat dipilih atau ditentukan bahwa ada 3 ciri yang memberikan akurasi cukup signifikan yakni lebih dari 55 % pada citra blue, yaitu mean, contrast , dan entropy orde dua (entropy2). Hal ini menunjukkan bahwa citra blue biji jagung memiliki ukuran dispersi citra yang tinggi, letak penyebaran elemen-elemen matriks citra jauh dari diagonal utama, dan transisi derajat keabuan yang merata. Dari ciri-ciri yang terpilih pada citra blue ini dilakukan 2 kombinasi ciri, antara lain : kombinasi dua ciri dan kombinasi tiga ciri.
4.1.4 Ekstraksi Ciri Citra Grayscale
Tabel 4.4 Hasil akurasi dari ekstraksi ciri citra grayscale
CITRA GRAYSCALE
Jumlah Data Benar
Total Akurasi Benar
Ciri Statistik
Mean 11 15 8 34 25,19
Orde Satu
Variance 39 18 23 80 59,26 Skewness
20 18 16 54 40,00 Kurtosis Entropy
Ciri Statistik
Angular Second 41 11 22 74 54,81
Orde Dua
Inverse Different Moment
Entropy 45 13 25 83 61,48
Dari Tabel 4.4 dapat dipilih atau ditentukan bahwa ada 4 ciri yang memberikan akurasi cukup signifikan yakni lebih dari 55 % pada citra grayscale, yaitu variance orde satu (variance1), entropy orde satu (entropy1), contrast, dan entropy orde dua (entropy2). Hal ini menunjukkan bahwa citra grayscale biji jagung memiliki variasi elemen yang banyak pada histogram, bentuk citra yang teratur, letak penyebaran elemen-elemen matriks citra jauh dari diagonal utama, dan transisi derajat keabuan yang merata. Dari ciri-ciri yang terpilih pada citra grayscale ini dilakukan 3 kombinasi ciri, antara lain : kombinasi dua ciri, kombinasi tiga ciri, dan kombinasi empat ciri.
4.1.5 Kombinasi Ciri
Ciri-ciri yang terpilih pada masing-masing citra red, citra green, citra blue , dan citra grayscale akan saling dikombinasikan untuk mendapat akurasi terbaik dari masing-masing kombinasi. Setelah itu akan dianalisis akurasi tertinggi yang didapatkan oleh citra red, citra green, citra blue, dan citra grayscale.
4.1.5.1 Kombinasi Ciri Citra Red
Tabel 4.5 Hasil akurasi dari kombinasi dua ciri citra red
Jumlah Data Benar
KOMBINASI CIRI Total Akurasi CITRA RED
Variance1 dan Skewness
Variance1 dan Kurtosis
Variance1 dan Entropy1
Variance1 dan Angular Second
Moment Variance1 dan Entropy2
Skewness dan Kurtosis
Skewness dan Entropy1
Skewness dan Angular Second
Moment Skewness dan Entropy2
Kurtosis dan Entropy1
Kurtosis dan Angular Second
Moment Kurtosis dan Entropy2
Entropy1 dan Angular Second Moment
Entropy1 dan Entropy2
Angular Second Moment dan
Entropy2
Dari hasil kombinasi dua ciri pada Tabel 4.5 dapat dipilih atau ditentukan bahwa kombinasi ciri yang menghasilkan akurasi paling tinggi yaitu kombinasi ciri skewness dengan entropy orde satu, dengan nilai akurasi sebesar 78,52 %. Sedangkan kombinasi ciri yang menghasilkan akurasi terendah yaitu kombinasi ciri kurtosis dengan angular second moment, dengan nilai akurasi sebesar 58,52 %. Hal ini menunjukkan bahwa kombinasi parameter tingkat kemencengan relatif kurva histogram dan keteraturan bentuk citra menghasilkan nilai ciri yang relatif mirip antara citra latih dan citra uji. Sedangkan kombinasi parameter tingkat keruncingan relatif kurva histogram dan homogenitas citra menghasilkan nilai ciri yang kurang memiliki kemiripan antara citra latih dengan citra uji. Semakin mirip ciri citra uji dengan ciri citra latih, semakin besar akurasi yang dihasilkan.
Tabel 4.6 Hasil akurasi dari kombinasi tiga ciri citra red
KOMBINASI CIRI
Total Akurasi CITRA RED
Jumlah Data Benar
Benar (%) Variance1, Skewness, dan
Kualitas 1 Kualitas 2 Kualitas 3
42 23 18 83 61,48
Kurtosis Variance1, Skewness, dan
42 23 18 83 61,48
Entropy1 Variance1, Skewness, dan
42 23 18 83 61,48
Angular Second Moment Variance1, Skewness, dan
42 23 18 83 61,48
Entropy2 Variance1, Kurtosis, dan
42 23 17 82 60,74
Entropy1 Variance1, Kurtosis, dan
42 23 17 82 60,74
Angular Second Moment Variance1, Kurtosis, dan
42 23 17 82 60,74
Entropy2 Variance1, Entropy1, dan
42 23 17 82 60,74
Angular Second Moment Variance1, Entropy1, dan
42 23 17 82 60,74
Entropy2 Variance1, Angular Second
42 23 17 82 60,74
Moment, dan Entropy2 Skewness, Kurtosis, dan
42 27 42 111 82,22
Entropy1 Skewness, Kurtosis, dan Angular
28 21 38 87 64,44
Second Moment Skewness, Kurtosis, dan
45 27 35 107 79,26
Entropy2 Skewness, Entropy1, dan
40 25 41 106 78,52
Angular Second Moment Skewness, Entropy1, dan
45 30 36 111 82,22
Entropy2 Skewness, Angular Second
45 28 28 101 74,82
Moment, dan Entropy2 Kurtosis, Entropy1, dan Angular
40 22 38 100 74,07
Second Moment Kurtosis, Entropy1, dan
44 30 37 111 82,22
Entropy2 Kurtosis, Angular Second
43 25 37 105 77,78
Moment, dan Entropy2 Entropy1, Angular Second
45 30 26 101 74,82
Moment, dan Entropy2
Dari hasil kombinasi tiga ciri pada Tabel 4.6 dapat dipilih atau ditentukan bahwa kombinasi ciri yang menghasilkan akurasi paling tinggi yaitu kombinasi ciri skewness, kurtosis, dan entropy orde satu serta kombinasi ciri skewness,
entropy orde satu, dan entropy orde dua yang menghasilkan nilai akurasi yang sama, yaitu sebesar 82,22%. Sedangkan kombinasi ciri yang menghasilkan akurasi terendah yaitu : kombinasi ciri variance orde satu, kurtosis, dan entropy orde satu; kombinasi ciri variance orde satu, kurtosis, dan angular second moment ; kombinasi ciri variance orde satu, kurtosis, dan entropy orde dua; kombinasi ciri variance orde satu, entropy orde satu, dan angular second moment; kombinasi ciri variance orde satu, entropy orde satu, dan entropy orde dua; kombinasi ciri variance orde satu, angular second moment, dan entropy orde dua, yang memiliki nilai akurasi yang sama, yaitu sebesar 60,74 %. Hal ini menunjukkan bahwa kombinasi parameter tingkat kemencengan dan keruncingan relatif kurva histogram dan keteraturan bentuk citra, serta kombinasi parameter tingkat kemencengan relatif kurva histogram, keteraturan bentuk, dan keteraturan transisi derajat keabuan menghasilkan nilai ciri yang relatif mirip antara citra latih dan citra uji sehingga meningkatkan nilai akurasi. Sedangkan kombinasi yang memiliki parameter banyaknya variasi elemen pada histogram menghasilkan nilai ciri yang kurang memiliki kemiripan antara citra latih dengan citra uji sehingga memperburuk nilai akurasi.
Lalu, dari hasil kombinasi empat ciri pada Tabel 4.7 dapat dipilih atau ditentukan bahwa kombinasi ciri yang menghasilkan akurasi paling tinggi yaitu kombinasi ciri skewness, kurtosis, entropy orde satu, dan entropy orde dua, dengan nilai akurasi sebesar 87,41%. Sedangkan kombinasi ciri yang menghasilkan akurasi terendah yaitu : kombinasi ciri variance orde satu, kurtosis, entropy orde satu, dan angular second moment; kombinasi ciri variance orde satu, kurtosis, entropy orde satu, dan entropy orde dua; kombinasi ciri variance orde satu, kurtosis, angular second moment, dan entropy orde dua; kombinasi ciri variance orde satu, entropy orde satu, angular second moment, dan entropy orde dua, yang memiliki nilai akurasi yang sama, yaitu sebesar 60,74 %. Hal ini menunjukkan bahwa kombinasi parameter tingkat kemencengan dan keruncingan relatif kurva histogram, keteraturan bentuk citra, dan keteraturan transisi derajat keabuan menghasilkan nilai ciri yang relatif mirip antara citra latih dan citra uji sehingga dapat dijadikan ciri acuan.
Tabel 4.7 Hasil akurasi dari kombinasi empat ciri citra red
KOMBINASI CIRI
Total Akurasi CITRA RED
Jumlah Data Benar
Benar (%) Variance1, Skewness, Kurtosis,
dan Entropy1 Variance1, Skewness, Kurtosis,
dan Angular Second Moment Variance1, Skewness, Kurtosis,
dan Entropy2 Variance1, Skewness,
Entropy1, dan Angular Second
Moment Variance1, Skewness,
Entropy1, dan Entropy2 Variance1, Skewness, Angular
Second Moment, dan Entropy2 Variance1, Kurtosis, Entropy1,
dan Angular Second Moment Variance1, Kurtosis, Entropy1,
dan Entropy2 Variance1, Kurtosis, Angular
Second Moment, dan Entropy2 Variance1, Entropy1, Angular
Second Moment, dan Entropy2 Skewness, Kurtosis, Entropy1,
dan Angular Second Moment Skewness, Kurtosis, Entropy1,
dan Entropy2 Skewness, Kurtosis, Angular
Second Moment, dan Entropy2 Skewness, Entropy1, Angular
Second Moment, dan Entropy2 Kurtosis, Entropy1, Angular
Second Moment, dan Entropy2
Pada Tabel 4.7 dapat dilihat juga bahwa kombinasi yang memiliki parameter banyaknya variasi elemen pada histogram menghasilkan nilai ciri yang kurang memiliki kemiripan antara citra latih dengan citra uji sehingga tidak dapat dijadikan ciri acuan.
Tabel 4.8 Hasil akurasi dari kombinasi lima ciri citra red
KOMBINASI CIRI
Total Akurasi CITRA RED
Jumlah Data Benar
Benar (%) Variance1, Skewness, Kurtosis,
Entropy1, dan Angular Second
Moment Variance1, Skewness, Kurtosis,
Entropy1, dan Entropy2 Variance1, Skewness, Kurtosis,
Angular Second Moment, dan
Entropy2 Variance1, Skewness, Entropy1, Angular Second Moment, dan
Entropy2 Variance1, Kurtosis, Entropy1,
Angular Second Moment, dan
Entropy2 Skewness, Kurtosis, Entropy1, Angular Second Moment, dan
Entropy2
Dari hasil kombinasi lima ciri pada Tabel 4.8 dapat dipilih atau ditentukan bahwa kombinasi ciri yang menghasilkan akurasi paling tinggi yaitu kombinasi ciri skewness, kurtosis, entropy orde satu, angular second moment, dan entropy orde dua, dengan nilai akurasi sebesar 87,41%. Sedangkan kombinasi ciri yang menghasilkan akurasi terendah yaitu kombinasi ciri variance orde satu, kurtosis, entropy orde satu, angular second moment, dan entropy orde dua, dengan nilai akurasi sebesar 60,74%. Hal ini menunjukkan bahwa kombinasi parameter tingkat kemencengan dan keruncingan relatif kurva histogram, keteraturan bentuk citra, homogenitas citra, dan keteraturan transisi derajat keabuan menghasilkan nilai ciri yang relatif mirip antara citra latih dan citra uji sehingga dapat dijadikan ciri acuan. Sedangkan kombinasi yang memiliki parameter banyaknya variasi elemen pada histogram menghasilkan nilai ciri yang kurang memiliki kemiripan antara citra latih dengan citra uji sehingga tidak dapat dijadikan ciri acuan.
Lalu, dari hasil kombinasi enam ciri pada Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa pengujian dengan kombinasi seluruh ciri yang memiliki akurasi lebih dari 55% menghasilkan nilai akurasi yang kurang baik yaitu sebesar 61,48%. Hal ini menunjukkan bahwa ciri-ciri dari citra red yang terpilih, nilai variance orde satu atau banyaknya variasi elemen pada histogram citra dapat memperburuk nilai akurasi apabila dikombinasikan dengan parameter ciri yang lain sehingga Lalu, dari hasil kombinasi enam ciri pada Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa pengujian dengan kombinasi seluruh ciri yang memiliki akurasi lebih dari 55% menghasilkan nilai akurasi yang kurang baik yaitu sebesar 61,48%. Hal ini menunjukkan bahwa ciri-ciri dari citra red yang terpilih, nilai variance orde satu atau banyaknya variasi elemen pada histogram citra dapat memperburuk nilai akurasi apabila dikombinasikan dengan parameter ciri yang lain sehingga
Tabel 4.9 Hasil akurasi dari kombinasi enam ciri citra red
KOMBINASI CIRI CITRA
Total Akurasi RED
Jumlah Data Benar
Benar (%) Variance1, Skewness, Kurtosis,
Entropy1, Angular Second
Moment, dan Entropy2
Untuk tabel kombinasi ciri citra green, citra blue, dan citra grayscale dapat dilihat pada bagian lampiran A.
4.1.5.2 Analisis Akurasi Citra RGB dan Grayscale
Berikut ini merupakan grafik hasil akurasi tertinggi yang didapatkan oleh kombinasi ciri dari setiap mode warna citra :
i (% 60
Kombinasi 2 Ciri ras 50
Kombinasi 3 Ciri
ku
A 40 Kombinasi 4 Ciri 30
Kombinasi 5 Ciri 20
Kombinasi 6 Ciri 10
Citra Red
Citra Green
Citra Blue
Citra Grayscale
Gambar 4.1 Grafik Hasil Akurasi Tertinggi
Dari grafik hasil akurasi tertinggi yang diperoleh berdasarkan kombinasi ciri dari setiap mode warna citra pada Gambar 4.1, dapat dilihat bahwa mode warna citra red menghasilkan akurasi paling tinggi dibandingkan dengan citra green, blue, dan grayscale dengan akurasi 87,41 % yang didapatkan pada Dari grafik hasil akurasi tertinggi yang diperoleh berdasarkan kombinasi ciri dari setiap mode warna citra pada Gambar 4.1, dapat dilihat bahwa mode warna citra red menghasilkan akurasi paling tinggi dibandingkan dengan citra green, blue, dan grayscale dengan akurasi 87,41 % yang didapatkan pada