KESIMPULAN: KELEMAHAN DAN KEUNGGULAN

5. KESIMPULAN: KELEMAHAN DAN KEUNGGULAN

Dengan landasan reflektif terhadap permasalahan, tujuan, paradigma, teori, dan metode, evaluasi suatu program memiliki keunggulan untuk mampu memahami pembangunan sebagai upaya pemberdayaan masyarakat. Evaluasi semacam ini mengetengahkan pandangan seluruh pihak yang terkait dengan program, sehingga makna program bisa dijangkau secara sangat luas.

Evaluasi yang mengaitkan tujuan dan hasil program secara sistematis dan reflektif ini juga memiliki keunggulan untuk menunjukkan kedalaman permasalahan program. Dengan strategi semacam ini juga dibuka peluang pemecahan permasalahan program secara mendasar.

Namun demikian, pembangunan menimbulkan permasalahan etis mengenai hakekat dasar kehidupan yang dinilai baik (Goulet, 1978). Refleksi etis mengenai Namun demikian, pembangunan menimbulkan permasalahan etis mengenai hakekat dasar kehidupan yang dinilai baik (Goulet, 1978). Refleksi etis mengenai

Evaluasi terhadap kebijakan dan program seringkali terhambat oleh kekurangan informasi yang dibutuhkan. Untuk mengisi kekosongan tersebut, evaluator seringkali menyertakan bias dalam dirinya (Vaughan dan Buss, 1998). Bias dalam evaluasi disebabkan oleh pengaruh lingkungan, politik, dan sifat pribadi evaluator (Myrdal, 1969). Dalam evaluasi program pemberdayaan terdapat bias bahwa pemberdayaan masyarakat dianggap sebagai keadaan yang baik, bahkan yang terbaik. Pemberdayaan masyarakat dicapai melalui strategi-antara berupa pengembangan partisipasi masyarakat.

Program pemerintah dipandang sebagai faktor yang memperlancar strategi pengembangan partisipasi menuju pemberdayaan masyarakat –bukan sebagai faktor yang meningkatkan ketergantungan masyarakat kepada pemerintah. Berkaitan dengan itu, isi program yang mencakup aturan main, pihak pemerintah, pihak pendamping, dan dana bantuan dianggap sebagai hal-hal yang baik dan menunjang kelancaran partisipasi masyarakat.

Bias metode kuantitatif pada tahap pengumpulan data muncul karena, pertama, sampling error, yaitu kesalahan pendugaan yang ditimbulkan karena contoh tidak memberikan informasi yang lengkap. Hal ini antara lain terlihat dari ketiadaan definisi operasional dalam pengisian formulir registrasi suatu program pemberdayaan, sehingga ketepatan dan kesamaan makna dari angka yang muncul dapat berbeda.

Kedua, non-sampling error , yang berujud tidak adanya respon yang timbul karena masalah yang diteliti tidak menarik atau tidak dimengerti. Hal ini bisa terlihat dari ketidaklengkapan data registrasi sebagai akibat dari tidak seluruh petugas program mengumpulkannya ke kantor pusat. Bias lain yang muncul dari data adalah tidak akurat, disebabkan pengisi formulir memberikan informasi yang salah. Hal ini muncul karena kesalahan penafsiran terhadap pertanyaan atau ada sesuatu yang dirahasiakan. Hal ini bisa terjadi mengingat tidak terdapat definisi yang operasional dari pertanyaan- pertanyaan dalam formulir registrasi program.

Ketiga , selection bias (bias pemilihan sampel), terjadi karena orang atau lembaga yang melakukan survei mengubah elemen contoh berdasarkan kemauan sendiri

(subjektif). Hal ini terutama mungkin terjadi pada informasi berbasis registrasi menyeluruh dari pemanfaat program. Contohnya dalam program PPK data penilaian fasilitator kecamatan terhadap fasilitator kabupaten pada masing-masing kabupaten hanya diisi oleh 0-7 responden. Kesimpulan yang diperoleh dari data semacam ini memiliki bias yang besar, karena ukuran contoh adalah salah satu bagian yang terpenting yang harus diperhatikan untuk menduga parameter populasi.

Masalah lainnya ialah terdapat data-data yang tidak kembali dan terdapat data- data yang tidak dapat diterima (aneh). Tampaknya penyebab keanehan data adalah salah pengisian formulir, salah pengisian data ke dalam komputer (entry data), kurangnya pengetahuan pengisi formulir atau pengisian formulir tidak berdasarkan fakta (berdasarkan perkiraan pengisi). Contohnya pada beberapa kecamatan tidak terdapat pengajuan proposal dari kaum perempuan, tetapi terdapat data jumlah proposal dari perempuan yang disetujui (Agusta, et.al., 2000).

Strategi untuk menanggulangi keadaan data kuantitatif ialah menggunakan semua data yang diperoleh dengan asumsi data dikumpulkan dari semua formulir ke tiap lokasi. Dengan demikian diperoleh jumlah populasi yang lebih banyak sehingga semakin tinggi nilai parameter populasi.

DAFTAR PUSTAKA

Agusta, I. 2002a. Assumptions of Empowerment at Workplace in Rural Indonesia. Makalah disampaikan dalam The XVth International Sociological Association (ISA) Congress of Sociology, di Brisbanne, Australia, 7-13 Juli 2002.

________. 2002b. Creating Linkage Between International Donors and the Poor: ADB’s Role on Recent Poverty Reduction in Indonesia. Makalah disampaikan dalam The XVth International Sociological Association (ISA) congress of Sociology, in Brisbanne, Australia, 7-13 Juli 2002.

________. 2000b. “Pembangunan Prasarana Desa Tertinggal”, dalam Jurnal Sosiologi Indonesia No. 4. ________. 1999. Monitoring, Metode dan Analisis yang Efektif dalam PPK. Makalah disampaikan dalam Semiloka Hasil Monitoring Partisipasi dan Pemberdayaan dalam Program Pengembangan Kecamatan di 5 Provinsi. Jakarta, 23 Desember 1999.

Agusta, I. et.al. 2000. Evaluasi Program Pengembangan Kecamatan. Bappenas. Jakarta. Bappenas. 2001. Indonesian The Economy in the Year 2001: Prospects and Policies.

Bappenas. Jakarta. ________. 2000b. Pemberdayaan Masyarakat Desa dalam Liputan Pers. Bappenas. Jakarta. ________. 1995. Kaji Tindak Program Inpres Desa Tertinggal. Bappenas. Jakarta. Brown, G. dan G. Yule. 1996. Analisis Wacana (Discourse Analysis). Gramedia.

Jakarta. Bryant, C. and LG White. 1982. Managing Development in the Third World. Westview Press.

Candrakirana, K. 1999. “Monitoring SSN Programs”, dalam Prosiding Konferensi Results of a SMERU Conference on Monitoring the Social Impact of the Crisis: Lesson Learned in 1999.

Casley, DJ dan K. Kumar. 1988. The Collection, Analysis, and Use of Monitoring and Evaluation Data. The John Hopkins University Press. Baltimore, Maryland. Cernea, MM. 1988. “Sosiologi untuk Proyek-proyek Pembangunan”, dalam MM Cernea, ed. Mengutamakan Manusia dalam Pembangunan. Terjemahan. UI Press. Jakarta.

Chambers, R. 1996. PRA Participatory Rural Appraisal, Memahami Desa Secara Partisipatif. Terjemahan. Kanisius. Yogyakarta. ___________. 1988. Pembangunan Desa, Mulai dari Belakang. Terjemahan. LP3ES. Jakarta. Chen, H.T. 1990. Theory-Driven Evaluation. Sage. London, UK. Darmawati, I. 2001. “Dengarlah Tangisan Ibu Bumi! Sebuah Kritik Ekofeminisme atas

Revolusi Hijau”, dalam Jurnal Perempuan No. 21. Dove, MR. 1982. “Etnometodologi Studi Pembangunan, Pendekatan Kuantitatif Lawan Pendekatan Kualitatif”, dalam Prisma 7/XI. Elguea, J. 1985. “Paradigms and Scientific Revolution in Development Theories”, dalam Development and Change Th. 16 No. 2, April. Fine, R. dan S. Rai, eds. 1997. Civil Society: Democratic Perspectives. Frank Cass. London. Freire, P. 1973. Pedagogy of the Oppresses. Penguin Books. London. Friedmann, J. 1992. Empowerment: The Politics of Alternative Development.

Blackwell. Cambridge, Mass. Geertz, C. 2000. Negara Teater. Terjemahan. Yayasan Bentang Budaya. Yogyakarta. _______. 1995. After the Fact: Two Countries, Four Decades, One Anthropologist.

Harvard University Press. Cambridge, Mass. _______. 1992. Tafsir Kebudayaan. Terjemahan. Kanisius. Yogyakarta. _______. 1983 (1974). Involusi Pertanian, Proses Perubahan Ekologi di Indonesia.

Terjemahan. Bhratara. Jakarta. Goulet, D. 1979. “Tentang Etik Perencanaan Pembangunan”, dalam Prisma 1/VII. Greene, J.C. 1994. Qualitative Program Evaluation: Practice and Promise, dalam N.K.

Denzin dan Y.S. Lincoln. Handbook of Qualitative Research. SAGE. London. Heron, J. 1996. Co-operative Inquiry: Research Into the Human Condition. SAGE. London. Howell, J. dan J. Pearce. 2001. Civil Society & Development: A Critical Exploration. Little, Daniel. 1991. Varieties of Social Explanation: An Introduction to the Philosophy

of Social Science. Westview Press. San Fransisco. Lynne Rienner. London. Latief, Y. dan I.S. Ibrahim, eds. 1996. Bahasa dan Kekuasaan: Politik Wacana di

Panggung Orde Baru. Mizan. Bandung. Lloyd, C, ed. 1986. Teori Sosial dan Praktek Politik. Terjemahan. Rajawali Pers. Jakarta. McGlynn, F. dan A. Tuden, eds. 2000. Pendekatan Antropologi pada Perilaku Politik. Terjemahan. UIPress. Jakarta. McGranahan, D., E. Pizarro, C. Richard. 1985. Measurement and Analysis of Socio- Economic Development. UNRISD. Geneve. Mubyarto. 2000. Pemulihan Ekonomi Indonesia dan Peran Ekonomi Rakyat. Makalah disampaikan pada Orasi Ilmiah on HUT YAE ke-20 di Jakarta, 7 Maret 2000. _______. 1997. IDT dan Program Menghapus Kemiskinan. Aditya Media. Yogyakarta.

Myrdal, G. 1969. Objectivity in Social Research. Pantheon Books. New York. Patton, M.Q. 1982. Qualitative Evaluation Methods. SAGE. London. Polanyi, K., et.al. 1957. “Perkembangan Ekonomi Pasar”, terjemahan, dalam H-D

Evers, ed. 1988. Teori Masyarakat: Prose Peradaban dalam Sistem Dunia Modern. YOI. Jakarta.

Rahnema, M. 1992. “Participation”, dalam W. Sach, ed. The Development Dictionary:

A Guide to Knowledge as Power. Zed Books. Essex, UK. Sach, W., ed. 1992. The Development Dictionary: A Guide to Knowledge as Power. Zed Books. Essex, UK. Sajogyo. 1997. Menciptakan Visi: Mendukung Pengembangan Kelompok Swadaya Mandiri dalam Gerakan Nasional PPK. Puspa Swara. Jakarta. ______. 1996. “Kata Pengantar”, dalam Verhagen, K. 1996. Pengembangan

Keswadayaan, Pengalaman LSM di Tiga Negara. Puspa Swara. Jakarta. Sajogyo, et.al. 1999. Memacu Perekonomian Rakyat. Aditya Media. Yogyakarta. Saragih, S, ed. 1996. Musyawarah Rakyat & LSM (Sebuah Pengalaman

Pengorganisasian Rakyat yang Dilakukan LSM). Puspa Swara. Jakarta. Sarman, M. 1997. “Kemiskinan dan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat: Pelajaran dari Program IDT”, dalam Prisma Vol. 26 No. 1, Januari. Schwandt, Thomas A. 1994. “Constructivist, Interpretivist Approaches to Human Inquiry”, dalam Norman K. Denzin dan Yvonna S. Lincoln. Handbook of Qualitative Research. SAGE. London.

Shaw, Ian F. 1999. Qualitative Evaluation. SAGE. London. Soedjatmoko. 1984. “Etik dalam Perumusan Strategi Penelitian Ilmu-ilmu Sosial”,

A. Kristyanto, ed. Metodologi Penelitian Pedesaan: Koreksi dan Pembenaran. Rajawali Press. Jakarta. Soeradji, B and Mubyarto, eds. Gerakan Penanggulangan Kemiskinan: Laporan Penelitian di Daerah-daerah. Aditya Media. Yogyakarta. Stake, R.E. 1995. The Art of Case Study Research. SAGE. London. Sumodiningrat, G. 1996. “Perencanaan Pembangunan dalam Penanggulangan

dalam

Kemiskinan”, dalam Prisma nomor khusus/XXV. Supriatna, T. 1997. Birokrasi, Pemberdayaan dan Pengentasan Kemiskinan. HUP. Bandung. Suryahadi, A., Y. Suharso, S. Sumarto. 1999. Coverage and Targeting in the Indonesian Social Safety Net Programs: Evidence from 100 Village Survey. SMERU working paper.

Suryochondro, S. 1995. “Timbulnya dan Perkembangan Gerakan Wanita di Indonesia”,

in T.O. Ihromi, ed. Kajian Wanita dalam Pembangunan. YOI. Jakarta. Vaughan, RJ dan TF Buss. 1998. Communicating Social Science Research to Policymakers. SAGE. London, UK. Verhagen, K. 1996. Pengembangan Keswadayaan, Pengalaman LSM di Tiga Negara. Puspa Swara. Jakarta. Wahab, SA. 1990. Pengantar Analisis Kebijaksanaan Negara. Rineka Cipta. Jakarta.