Pengaruh penyuntikan ekstrak kelenjar hipofisis ikan mas dalam bentuk emulsi tipe WIO terhadap perkembangan gonad ikan jarnbal Siam (Pangasius hypophthalmus)

PENGARUH PENYUNTIKAN EKSTMK KELENJAR HIPOFISIS
IKAN MAS DALAM BENTUK EMULSl TlPE WIO
TERHADAP PERKEMBANGAN GONAD
IKAN JAMBAL SlAM (Pangasius hypophthalmus)

OLEH :
R. R. SRI PUDJl S. DEW1

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

ABSTRAK
RR. SRI PUDJI S. DEW'. Pengaruh Penyuntikan Ekstrak Kelenjar Hipofisis Ikan
Mas dalam Bentuk Emulsi Tipe W/O terhadap Perkembangan Gonad Ikan Jarnbal
Siam (Pangasius hypophthalmus). Dibimbing oleh MUHAMMAD zP$UN Jr.,
AGUS OMAN SUDRAJAT, dan KUSMAN SUMAWIDJAJA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuntikan ekstrak
kelenjar hipofisis ikan mas dalam bentuk emulsi tipe W/O terhadap perkembangan
gonad ikan jambal Siam (Pangasius hypophthalmus) betina.
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan lima

perlakuan dan lima ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini adalah penyuntikan
ekstrak kelenjar hipofisis ikan mas dalam bentuk emulsi tipe W/O dengan dosis 0,
0.5, 1.0, 1.5, dan 2.0. Ikan uji yang digunakan adalah ikan jambal Siam betina
dengan bobot 1.5 - 2.5 kg/ekor sebanyak 25 ekor. Kelenjar hipofisis yang digunakan
berasal dari ikan mas jantan yang matang gonad dengan bobot 250 - 500 glekor.
Emulsi tipe W/O dibuat dengan cara mencampurkan Freund's incomplete adjuvant
(FIA) dan larutan fisiologis yang sudah mengandung ekstrak kelenjar hipofisis ikan
mas. Perbandingan antara volume larutan fisiologis dengan FIA adalah 1 : 2. Jumlah
emulsi yang disuntikkan adalah 50 pl/100 g bobot badan induk. Penyuntikan
dilakukan lima kali dengan interval waktu tujuh hari sekali.
Secara umum pemberian ekstrak kelenjar hipofisis ikan mas mampu
merangsang perkembangan diameter telur. Respon terbaik dari semua dosis yang
dicobakan adalah dosis 1.0 yang menunjukan perkembangan diameter telur yang
nyata terutama mulai minggu ke-5 (W0.05). Pertambahan ukuran diameter telur
pada akhir penelitian untuk perlakuan dosis 0, 0.5, 1.0, 1.5, dan 2.0 secara berturutturut adalah 33.0, 19.6, 88.0, 32.0, dan 52.7 p. Ukuran diameter telur tertinggi
berdasarkan distribusi fiekuensi diameter telur pada dosis 0 berada pada kisaran 275325 pm,pada dosis 0.5 berada pada kisaran 225-275 pn, pada dosis 1.O berada pada
kisaran 675-725 p,pada dosis 1.5 berada pada kisaran 325-375 p,sedangkan
pada dosis 2.0 berada pada kisaran 475-525 pn. Dengan demikian terlihat jelas
bahwa dosis 1.0 memberikarl resyon terbaik terhadap perkembangan sel telur bila
dibandingkan dengan perlakuan laimya. Hal ini diperkuat oleh hasil histologi sel

telur yang diamati pada minggu ke-O,5, dan 7, yang menunjukkan adanya perubahan
struktur dan ukuran sel telur yang nyata pada dosis 1.0 dibandingkan dengan dosis 0.
Bobot tubuh ikan jambal Siam cenderung tidak berubah sampai akhir penelitian,
walaupun dosis 0.5 menunjukkan adanya perbedaan yang nyata dibandingkan dosis
lainnya (P