Kompetensi kewirausahaan peternak sapi perah kasus peternak sapi perah rakyat di Kabupaten Pasuruan Jawa timur dan Kabupaten Bandung Jawa Barat

KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PETERNAK SAPI PERAH:
KASUS PETERNAK SAPI PERAH RAKYAT DI KABUPATEN
PASURUAN JAWA TIMUR DAN KABUPATEN BANDUNG
JAWA BARAT

Krismiwati Muatip

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi yang berjudul:
KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PETERNAK SAPI PERAH:
KASUS PETERNAK SAPI PERAH RAKYAT DI KABUPATEN
PASURUAN JAWA TIMUR DAN KABUPATEN BANDUNG
JAWA BARAT
adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dengan arahan dari pembimbing dan
belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun.
Data yang diambil sebagian langsung dari data lapangan dan sebagian dari data

sekunder dengan sumber-sumber yang jelas dicantumkan dalam daftar pustaka.
Naskah disertasi menjadi tanggung jawab penulis dan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, Agustus 2008
Yang Membuat Pernyataan

Krismiwati Muatip
P.061040011

ABSTRACT
Krismiwati Muatip, 2008: Entrepreneurship Competence of the Dairy Farmers:
Case Studies of Dairy Farmers at Pasuruan District - East Java and Bandung
District-West Java. (Under a Team of Advisors Basita Ginting Sugihen as
chairman; Djoko Susanto, and Pang S. Asngari as members).
The objectives of the study are as follows: (1) to analyze the entrepreneurship
competence as well as their productivity level of the dairy farmers; (2) to find out
factors that influence the productivity and the entrepreneurship competence level, as
well (3) to formulize model of extension services for the dairy farmers to improve
their entrepreneurship competence as well as their productivity level. The
respondents were 250 dairy farmers selected randomly; and the data collected through

questionnaires and observation. The number of sample was determined based on
Slovin’s formula, consist of 125 dairy farmers froms a population at 4.730 dairy
farmers at Pasuruan and 125 dairy farmers from a population at 4.701 dairy farmers at
Bandung. Statistical analyses used were correlation, regression, and path analysis.
The major findings of the study are that entrepreneurship competence level of
the dairy farmers at Pasuruan and Bandung District are at the medium category and
the productivity as well. Factors that influenced the entrepreneurship competence of
farmers at Pasuruan District are their ability to access informations and the
motivation, support from institution extension, whereas at Bandung District are their
ability to access informations, and their motivation supported by institustional
extension and the government policy. However, dairy farmer’s productivity ar
Pasuruan, East Java by their ability to access informations, and their motivation,
lacking of facilities, information, institution dairy farmers and institution extension,
whereas in Bandung, West Java were influenced by their ability to access
informations, and their motivation, lacking of facilities, information, and institution
extension. Finally, the study has revealed that entrepreneurship competence has
significantly influence the productivity level of the dairy farmers. Dairy farmers
productivity can be improved by enhancing motivation by mean of give them access
to information source, supported by facilities, information, institution dairy farmers,
institution extension, and the government policy.


Key words: entrepreneurship competence, dairy farmers productivity, information,
motivation, facilities, information, institution extension, and government
policy.

RINGKASAN
KRISMIWATI MUATIP. 2008. Kompetensi Kewirausahaan Peternak Sapi
Perah: Kasus Peternak Sapi Perah Rakyat di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur
dan Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Komisi Pembimbing: Basita Ginting
Sugihen (Ketua), Djoko Susanto dan Pang S.Asngari (Anggota).
Membangun sumberdaya manusia yang produktif perlu asupan pangan bergizi. Susu merupakan salah satu produk peternakan sebagai sumber protein hewani.
Saat ini, produksi susu dalam negeri belum mampu mencukupi kebutuhan masyarakat
Indonesia dan hal ini merupakan peluang dan tantangan bagi usaha peternakan sapi
perah rakyat yang ada di Indonesia untuk meningkatkan produktivitasnya. Peluang
dan tantangan usaha peternakan sapi perah rakyat ini berhasil dimanfaatkan apabila
usaha peternakan sapi perah dikelola secara profesional dengan wadah industri
peternakan. Usaha peternakan tidak lagi diusahakan secara sambilan tetapi harus ditangani secara sungguh-sungguh oleh peternak sapi perah yang memiliki kompetensi
kewirausahaan.
Penelitian ini ingin menjawab pertanyaan tentang faktor-faktor apa yang berhubungan dengan perilaku peternak berkaitan dengan perilaku kewirausahaan
peternak sapi perah seperti: (1) kompetensi kewirausahaan apa yang perlu dan telah

dimiliki oleh peternak sapi perah?; (2) bagaimana tingkat produktivitas peternak sapi
perah dalam menjalankan usaha peternakannya?; (3) apakah sarana, prasarana, dan
informasi produksi yang dibutuhkan oleh peternak sapi perah dalam menjalankan
dan mengembangkan usaha, telah tersedia secara tepat dan mudah diakses oleh
peternak?; (4) bagaimana tingkat dukungan kelembagaan sosial, kelembagaan
peternak, kelembagaan penyuluhan, dan kebijakan pemerintah terhadap tumbuhkembangnya kompetensi kewirausahaan dan produktivitas peternak sapi perah?;
(5) faktor-faktor apakah yang berperan dalam meningkatkan produktivitas peternak
sapi perah?; dan (6) bagaimana strategi penyuluhan yang tepat dan efektif dalam
menumbuhkembangkan kompetensi kewirausahaan peternak dalam upaya meningkatkan produktivitas peternak sapi perah yang berbasis penyuluhan pembangunan?
Penelitian bertujuan untuk: (1) mengkaji kompetensi kewirausahaan dan
tingkat produktivitas peternak sapi perah dalam menjalankan usahanya, (2) menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kompetensi kewirausahaan dan produktivitas peternak sapi perah, (3) merumuskan model pengembangan kompetensi kewirausahaan peternak sapi perah, dan (4) merumuskan strategi yang tepat untuk
mengatasi kesenjangan kompetensi kewirausahaan peternak sebagai upaya
peningkatan produktivitas peternak sapi perah berbasis penyuluhan pembangunan.
Penelitian dilakukan di Kabupaten Pasuruan dan Bandung, dengan metode
survei dan pengamatan langsung. Sampel penelitian adalah peternak sapi perah
rakyat yang dipilih berdasarkan teknik acak berstrata. Jumlah sampel masing-masing
sebanyak 125 orang di Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Bandung dari populasi
sebanyak 4.701 dan 4.730 orang peternak sapi perah. Analisis data yang

dipergunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial

(analisis korelasi, analisis regresi dan analisis jalur).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) karakteristik peternak sapi perah di
Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Bandung dicirikan dengan pendidikan rendah,
jumlah keluarga antara 2-4 orang, jumlah ternak yang dipelihara antara 1–10 satuan
ternak, rata-rata lama beternak 13–14 tahun, kemampuan mengakses informasi dan
motivasi peternak dalam keadaan sedang; (2) rata-rata tingkat kompetensi kewirausahaan di Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Bandung pada tingkat sedang,
produktivitas peternak di Kabupaten Pasuruan pada tingkat sedang dan Kabupaten
Bandung pada tingkat tinggi; (3) faktor karakteristik peternak di Kabupaten Pasuruan
yang berpengaruh nyata terhadap kompetensi kewirausahaan peternak adalah kemampuan peternak mengakses informasi, sedangkan di Kabupaten Bandung adalah
kemampuan peternak mengakses informasi dan motivasi peternak dalam mengembangkan usaha sapi perah; (4) lingkungan usaha peternak yang berpengaruh nyata
terhadap kompetensi kewirausahaan peternak di Kabupaten Pasuruan adalah kelembagaan penyuluhan, sedangkan di Kabupaten Bandung adalah kelembagaan penyuluhan dan kebijakan pemerintah; (5) karakteristik peternak di Kabupaten Pasuruan
dan Kabupaten Bandung yang berpengaruh nyata terhadap produktivitas peternak
adalah kemampuan peternak mengakses informasi dan motivasi peternak dalam
mengembangkan usaha sapi perah; (6) lingkungan usaha yang berpengaruh nyata
terhadap produktivitas peternak di Kabupaten Pasuruan adalah ketersediaan sarana,
prasarana, informasi; kelembagaan peternak; dan kelembagaan penyuluhan, sedangkan di Kabupaten Bandung adalah ketersediaan sarana, prasarana, informasi dan kelembagaan penyuluhan. Kompetensi kewirausahaan peternak di Kabupaten Pasuruan
dan Kabupaten Bandung berpengaruh sangat nyata terhadap produktivitas peternak.
Menumbuhkan kompetensi kewirausahaan peternak di Kabupaten Pasuruan
dengan cara memberi akses kepada peternak untuk berinteraksi dengan sumbersumber informasi, difasilitasi oleh penyuluh dan dukungan kelembagaan peternak
yang dinamis. Menumbuhkan kompetensi kewirausahaan peternak di Kabupaten

Bandung melalui peningkatan motivasi peternak dan memberi kesempatan peternak
untuk mengakses informasi kepada sumber-sumber informasi yang didukung oleh
sarana, prasarana, informasi sesuai kebutuhan peternak, kelembagaan peternak,
kelembagaan penyuluhan, dan kebijakan pemerintah yang mendukung usaha
peternakan sapi perah.
Strategi untuk memperbaiki produktivitas peternak di Kabupaten Pasuruan
yang paling efektif adalah melalui penyediaan sarana, prasarana, dan informasi yang
sesuai dengan kebutuhan dan mudah diakses peternak, serta mendorong peternak
meningkatkan kemampuan dalam mengakses informasi untuk mengembangkan
kompetensi kewirausahaan. Strategi untuk memperbaiki produktivitas peternak di
Kabupaten Bandung yang paling efektif adalah melalui upaya meningkatkan motivasi
peternak melalui peningkatan kompetensi kewirausahaan peternak. Mengembangkan
kompetensi kewirausahaan peternak memerlukan dukungan sarana, prasarana, dan
informasi yang sesuai dengan kebutuhan peternak.

Hak Cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2008
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
(1) Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumber:
(a) Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan

karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu
masalah.
(b) Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB
(2) Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
dalam bentuk apapun tanpa ijin IPB

KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PETERNAK SAPI PERAH:
KASUS PETERNAK SAPI PERAH RAKYAT DI KABUPATEN
PASURUAN JAWA TIMUR DAN KABUPATEN BANDUNG
JAWA BARAT

Krismiwati Muatip

Disertasi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor
pada
Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008


Judul Disertasi

: Kompetensi Kewirausahaan Peternak Sapi Perah: Kasus Peternak Sapi Perah Rakyat di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur dan
Kabupaten Bandung, Jawa Barat

Nama

: Krismiwati Muatip

NRP

: P 061040011

Program Studi

: Ilmu Penyuluhan Pembangunan

Disetujui
Komisi Pembimbing


Dr.Ir. Basita Ginting Sugihen,MA.
Ketua

Prof (Ris) Dr.Ign. Djoko Susanto,SKM.
Anggota

Prof. Dr. Pang S.Asngari.
Anggota

Diketahui
Ketua Program Studi
Ilmu Penyuluhan Pembangunan

Dekan Sekolah Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Siti Amanah, MSc.

Prof.Dr.Ir.Khairil A. Notodiputro, MS.


Tanggal Ujian: 31 Juli 2008

Tanggal Lulus:

Penguji Luar Komisi
Penguji Ujian Tertutup: Dr. Amiruddin Saleh, MS.
Penguji Ujian Terbuka: (1) Prof. Dr. Ir. H. Tjeppy D. Soedjana, MSc.
(2) Dr. Ir. Bagus Priyo Purwanto, M.Agr

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, Tuhan seru sekalian
alam, karena hanya dengan ijin-Nya penelitian dan penulisan disertasi ini telah
terselesaikan dengan baik.
Penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada yang terhormat:
(1) Dr.Ir. Basita Ginting Sugihen,MA, (2) Prof (Ris). Dr.Ign. Djoko Susanto,SKM
dan (3) Prof. Dr. Pang S.Asngari, yang telah dengan sabar dan teliti telah membimbing dan mengarahkan penulis.
Kepada Dekan Sekolah Pascasarjana IPB, Ketua Program Mayor Ilmu Penyuluhan Pembangunan IPB, seluruh dosen di Program Studi Ilmu Penyuluhan
Pembangunan IPB, dan rekan-rekan seperjuangan di Program Studi Ilmu Penyuluhan
Pembangunan IPB, Rektor Unsoed Purwokerto, Dekan FAPET Unsoed Purwokerto,

Pemda Kabupaten Bandung, Pemda Kabupaten Pasuruan serta segenap pihak yang
telah membantu terselenggaranya penelitian ini, dengan tulus, penulis menyampaikan
terima kasih.
Kepada Bapak H. Muatip Abdul Rozak dan Ibu Hj. Taenah, suami tercinta
Hari Prasetyo, dan ananda Yuwono Dimas Prasmiwardana, seluruh keluarga dan
sahabat, penulis menghaturkan terima kasih atas dukungan, dorongan dan doanya.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada saudara-saudara peternak sapi perah di
Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Bandung yang telah sudi menjadi sampel, tanpa
bantuan dan penerimaan serta kerja sama yang baik, penelitian ini tidak pernah ada.
Tulisan ini merupakan hasil penelitian dalam rangka menyelesaikan Studi
Program Doktor Ilmu Penyuluhan Pembangunan, Sekolah Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor. Penulis menyadari, hal-hal yang dilakukan melalui penelitian ini
barulah langkah awal dari perjuangan mewujudkan peternak sapi perah yang
memiliki kompetensi kewirausahaan sehingga mampu mencapai produktivitas kerja
yang optimal. Harapan penulis, semoga Allah SWT memberi kemudahan untuk
mencapainya. Saran dan masukan sangat diharapkan guna perbaikan, dan untuk
semua saran yang diberikan, penulis sampaikan terima kasih.

Bogor, Agustus 2008

Krismiwati Muatip

RIWAYAT HIDUP
Penulis adalah putri pertama dari enam bersaudara keluarga bapak H. Muatip
Abdul Rozak dan ibu Hj. Taenah, lahir di Pemalang 19 Februari 1964.
Penulis menempuh dan menyelesaikan S1 pada Fakultas Peternakan Jurusan
Produksi Ternak pada Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, lulus tahun 1988.
S2 diselesaikan pada tahun 1997 di Program Studi Komunikasi Pembangunan
Pertanian dan Pedesaan pada Institut Pertanian Bogor, diterima sebagai mahasiswa
Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan di Sekolah Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor pada September 2004.
Saat ini penulis bekerja sebagai staf pengajar di Fakultas Peternakan,
Universitas Jenderal Soedirman.
Penelitian yang pernah penulis lakukan adalah:
(1) Studi Tanggapan Peternak Terhadap Program Inseminasi Buatan (IB) di
Kabupaten Banyumas (tahun 2002).
(2) Peneliti Evaluasi Usaha Sapi Perah Dalam Aspek Finansial Pada Peternak Sapi
Perah Peserta Proyek di Kabupaten Banyumas (tahun 2003).
(3) Identifikasi dan Pengembangan Ternak Unggulan di Kabupaten Pemalang (tahun
2003).
(4) Hubungan Motivasi Berprestasi dan Komunikasi Antarpribadi Dengan Efektivitas
Kepemimpinan Ketua Kelompok Peternak Sapi Perah di Kabupaten Banyumas
(tahun 2004).
(5) Persepsi Masyarakat Kota Purwokerto Tentang Daging Asal Ternak Akibat
Pemberitaan Media Massa Tentang Penyakit Zoonosis (tahun 20040).
(6) Efektivitas Penggunaan Buku Komik Dalam Meningkatkan Pengetahuan dan
Minat Peternak Kambing Tentang Pemanfaatan Lahan Marginal Bagi Tanaman
Pakan Ternak (tahun 2004).

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL ……………………………………………………..
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………..
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................

xiii
xv
xvii

PENDAHULUAN ……………………………………………………..
Latar Belakang ……………………………………………….........
Masalah Penelitian…………………………………………............
Tujuan Penelitian ……………………………………………..........
Kegunaan Penelitian ………………………………………….........
Definisi Istilah …………………………………………….............

1
1
5
6
7
8

TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………...............
Usaha Sapi Perah di Indonesia …………………………………….
Karakteristik Peternak …………………………………………......
Pendidikan ……………………………………………………...
Jumlah Ternak yang Dipelihara ……………………………....
Tipe Usaha ………………………………………………….....
Kemampuan Mengakses Informasi …………………………....
Motivasi ………………………………………………….........
Kompetensi Kewirausahaan …………………………………….....
Kompetensi …………………………………………................
Kewirausahaan ……………………………………..................
Kompetensi Kewirausahaan yang Perlu Dimiliki Peternak Sapi
Perah ……………........................................................................
Kompetensi Teknis …………………………………………
Kompetensi Manajerial …………………………………….
Lingkungan Usaha ………………………………………………..
Sarana, Prasarana, dan Informasi ............…………………
Sarana dan Prasarana ..........................................................
Informasi Usaha Peternakan Sapi Perah .............................
Kelembagaan Peternak ……………………………………
Kelembagaan Sosial ……..…………………………………
Kelembagaan Penyuluhan .…………………………………
Kebijakan Pemerintah ………………………………….....
Produktivitas …….………………………………………………...

11
11
13
14
16
18
19
21
22
22
25
29
32
34
39
39
40
41
44
49
55
61
67

Halaman
KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS ..............……….………..
Kerangka Berpikir .............................................................................
Dukungan Eksternal dalam Peningkatan Produktivitas Peternak
Sapi Perah ...................................................................................
Paradigma Pola Perilaku Peternak Sapi Perah yang Memiliki
Kompetensi Kewirausahaan .......................................................
Hipotesis Penelitian .........................................................................

72
72

METODE PENELITIAN ..........................................................................
Lokasi, Populasi dan Sampel ............................................................
Lokasi …………................................………………….............
Populasi dan Sampel ………………………..........................
Desain Penelitian ………………………………………………......
Data dan Instrumentasi .....................................................................
Data ...........................................................................................
Instrumentasi ...............................................................................
Validitas Instrumen ...........................................................................
Reliabilitas Instrumen ......................................................................
Definisi Operasional dan Pengukuran Peubah ..................................
Teknik Pengumpulan Data ...............................................................
Analisis Data ......................................................................................
Prosedur Pengujian Hipotesis ...........................................................

84
84
84
84
86
87
87
88
88
90
91
107
107
109

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................
Deskripsi Lokasi Penelitian .............................................................
Sejarah Peternakan Sapi Perah di Lokasi Penelitian..........................
Peternakan Sapi Perah di Kecamatan Nongkojajar ...................
Peternakan Sapi Perah di Kecamatan Pangalengan ……............
Karakteristik Peternak Sapi Perah ....................................................
Pendidikan ..................................................................................
Jumlah Tanggungan Keluarga ...................................................
Jumlah Ternak Sapi Perah yang Dipelihara ...............................
Lama Beternak ...........................................................................
Pemilikan Media ........................................................................
Lama Terdedah Media Massa ...................................................
Fungsi Media Massa ..................................................................
Kemampuan Mengakses Informasi ............................................

111
111
112
112
114
115
116
117
118
119
120
121
121
122
124
126
126
130

Motivasi Peternak Mengembangkan Usaha Peternakan Sapi Perah
Kondisi Lingkungan Usaha Peternakan Sapi Perah di Lokasi Penelitian

Informasi, Sarana, dan Prasarana ..............................................
Kelembagaan Peternak ..............................................................

78
79
82

Halaman
Kelembagaan Sosial
Kelembagaan Penyuluhan
Kebijakan Pemerintah dalam Persusuan Nasional .......................
Kebijakan Pemerintah dalam Mencukupi Kebutuhan Susu ........
Kebijakan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Sapi Perah
Kompetensi Kewirausahaan ..............................................................
Kompetensi Teknis ........... ........................................................
Kompetensi Peternak tentang Bibit Sapi Perah ………...
Kompetensi Peternak tentang Perkandangan ..................
Kompetensi Peternak tentang Pakan ...............................
Kompetensi Peternak tentang Pemeliharaan Sapi ...........
Kompetensi Peternak tentang Penyakit Sapi Perah .........
Kompetensi Peternak tentang Pemerahan .......................
Kompetensi Peternak tentang Reproduksi .......................
Kompetensi Peternak tentang Produktivitas ......................
Kompetensi Peternak tentang Recording (Pencatatan
Produksi Ternak) ..............................................................
Kompetensi Manajerial Peternak Sapi Perah ............................
Kompetensi Peternak dalam Perencanaan Usaha .............
Kompetensi Peternak dalam Koordinasi Usaha .................
Kompetensi Peternak dalam Pengawasan ........................
Kompetensi Peternak dalam Evaluasi ..............................
Kompetensi Peternak dalam Komunikasi .........................
Kompetensi Peternak dalam Bermitra Usaha ...................
Kompetensi Peternak dalam Mengatasi Kendala Usaha ...........
Kompetensi Peternak dalam Memanfaatkan Peluang Usaha ....

Produktivitas Peternak Sapi Perah ...................................................
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Kewirausahaan
Peternak Sapi Perah .........................................................................
Pengaruh Karakteristik terhadap Kompetensi Kewirausahaan
Peternak Sapi Perah ...................................................................
Pengaruh Lingkungan Usaha terhadap Kompetensi
Kewirausahaan Peternak Sapi Perah .........................................
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Peternak
Sapi Perah ........................................................................................
Pengaruh Karakteristik terhadap Produktivitas Peternak
Sapi Perah ..................................................................................
Pengaruh Lingkungan Usaha terhadap Produktivitas Peternak
Sapi Perah ..................................................................................
Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan terhadap Produktivitas
Peternak Sapi Perah ...................................................................

132
133
134
137
141
141
143
143
145
146
150
151
152
155
156
157
157
157
158
159
160
161
162
163
164
166
172
172
187
211
211
223
242

Halaman
Pengaruh Karakteristik, Lingkungan Usaha, dan Kompetensi
Kewirausahaan terhadap Produktivitas Peternak Sapi Perah ..........
Menumbuhkan Kompetensi Kewirausahaan dan Produktivitas
Peternak Sapi Perah .......................................................................
Kasus di Kabupaten Pasuruan .....................................................
Kasus di Kabupaten Bandung ......................................................
Strategi Meningkatkan Kompetensi Kewirausahaan dan
Produktivitas Peternak Sapi Perah ....................................................
Kasus di Kabupaten Pasuruan .....................................................
Kasus di Kabupaten Bandung ......................................................

244
246
246
247
248
249
257

KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................
Kesimpulan ....................................................................................
Saran ................................................................................................

263
263
264

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
LAMPIRAN ............................................................................................

266
276

DAFTAR TABEL
Halaman
1. Ciri dan Watak Entrepreneur …………………….…..…………….

28

2. Paradigma Arah Pergeseran Peternak yang Memiliki
Kompetensi Kewirausahaan …………….......………..…………….

80

3. Sebaran Sampel Penelitian di Kabupaten Pasuruan .........................

85

4. Sebaran Sampel Penelitian di Kabupaten Bandung ...........................

86

5. Hasil Validitas Instrumentasi Penelitian ...........................................

90

6. Koefisien Alpha Cronbach .................................................................

91

7. Peubah, Indikator, dan Parameter Karakteristik Peternak Sapi perah

94

8. Sub Peubah, Indikator, dan Parameter Kompetensi Kewirausahaan

96

9. Sub Peubah, Indikator, dan Parameter Produktivitas Peternak Sapi Perah

99

10. Sub Peubah, Indikator, dan Parameter Lingkungan Usaha Peternak

105

11. Karakteristik Subjek Penelitian .......................................................

115

12. Tingkat Dukungan Lingkungan Usaha Peternakan Sapi Perah ......

126

13. Tingkat Kompetensi Kewirausahaan Peternak Sapi Perah ..............

142

14. Tingkat Produktivitas Peternak Sapi Perah ....................................

167

15. Tingkat Produktivitas dalam Komponen-komponennya .................

168

16. Koefisien Korelasi Faktor Karakteristik yang Berhubungan dengan
Kompetensi Peternakan Sapi Perah ...................................................

173

17. Koefisien Regresi Berganda Faktor Karakteristik yang Berpengaruh
terhadap Kompetensi Kewirausahaan Peternak Sapi Perah
di Kabupaten Pasuruan …………………..........…………………… 180

Halaman
18. Koefisien Regresi Berganda Faktor Karakteristik yang Berpengaruh
terhadap Kompetensi Kewirausahaan Peternak Sapi Perah
di Kabupaten Bandung .....................................................................

183

19. Koefisien Korelasi Faktor Lingkungan Usaha yang Berhubungan
dengan Kompetensi Kewirausahaan Peternakan Sapi Perah ............

187

20. Koefisien Regresi Berganda Faktor Lingkungan Usaha yang
Berpengaruh terhadap Kompetensi Kewirausahaan Peternak
Sapi Perah di Kabupaten Pasuruan ....................................................

195

21. Koefisien Regresi Berganda Faktor Lingkungan Usaha yang
Berpengaruh terhadap Kompetensi Kewirausahaan Peternak
Sapi Perah di Kabupaten Bandung ....................................................

203

22. Koefisien Korelasi Faktor Karakteristik yang Berhubungan
dengan Produktivitas Peternakan Sapi Perah ....................................

212

23. Koefisien Regresi Berganda Faktor Karakteristik yang Berpengaruh
terhadap Produktivitas Peternak Sapi Perah di Kabupaten Pasuruan

218

24. Koefisien Regresi Berganda Faktor Karakteristik yang Berpengaruh
terhadap Produktivitas Peternak Sapi Perah di Kabupaten Bandung

221

25. Koefisien Korelasi Faktor Lingkungan Usaha yang Berhubungan
dengan Produktivitas Peternakan Sapi Perah ....................................

223

26. Koefisien Regresi Berganda Faktor Lingkungan Usaha yang
Berpengaruh terhadap Produktivitas Peternak Sapi Perah
di Kabupaten Pasuruan ......................................................................

229

27. Kegiatan Pelatihan, Penyuluhan, Pendidikan, dan Seminar, Tahun 2006

232

28. Koefisien Regresi Berganda Faktor Lingkungan Usaha yang
Berpengaruh terhadap Produktivitas Peternak Sapi Perah
di Kabupaten Bandung ......................................................................

236

29. Hubungan Langsung dan Tidak Langsung Faktor-Faktor yang
Berpengaruh terhadap Produktivitas Peternak Sapi Perah ................

249

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Pusat dan Permukaan Kompetensi

……………………………......... 24

2. Peubah yang Mempengaruhi Produktivitas ......................................... 70
3. Peubah-peubah yang Mempengaruhi Kompetensi Kewirausahaan
serta Dampaknya pada Produktivitas Peternak Sapi Perah ................. 82
4. Model Motivasi .................................................................................. 179
5. Karakteristik yang Mempengaruhi Kompetensi Kewirausahaan
Peternak Sapi Perah di Kabupaten Pasuruan ....................................... 183
6. Karakteristik yang Mempengaruhi Kompetensi Kewirausahaan
Peternak Sapi Perah di Kabupaten Bandung ...................................... 186
7. Lingkungan Usaha yang Mempengaruhi Kompetensi
Kewirausahaan Peternak di Kabupaten Pasuruan ............................... 202
8. Lingkungan Usaha yang Mempengaruhi Kompetensi
Kewirausahaan Peternak Sapi Perah di Kabupaten Bandung ...........

210

9. Karakteristik yang Mempengaruhi Produktivitas Peternak
Sapi Perah di Kabupaten Pasuruan ...................................................

220

10. Karakteristik yang Mempengaruhi Produktivitas Peternak
Sapi Perah di Kabupaten Bandung ...................................................

223

11. Lingkungan Usaha yang Mempengaruhi Produktivitas Peternak
Sapi Perah di Kabupaten Pasuruan ...................................................

234

12. Lingkungan Usaha yang Mempengaruhi Produktivitas Peternak
Sapi Perah di Kabupaten Bandung ..................................................

241

13. Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan terhadap Produktivitas
Peternak Sapi Perah di Kabupaten Pasuruan ....................................

243

14. Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan terhadap Produktivitas
Peternak Sapi Perah di Kabupaten Bandung ....................................

243

Halaman
15. Pengaruh Antar Peubah yang Mempengaruhi Produktivitas Peternak
Sapi Perah di Kabupaten Pasuruan ..................................................

245

16. Pengaruh Antar Peubah yang Mempengaruhi Produktivitas Peternak
Sapi Perah di Kabupaten Bandung .................................................... 246

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Populasi Ternak Sapi Perah di Lokasi Penelitian, tahun 2006 ……..

277

2. Uji Validitas Instrumentasi Penelitian .............................................

278

3. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ..................................................

282

4. Uji Regresi Korelasi .........................................................................

286

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk membentuk sumberdaya manusia berkualitas yang dicirikan oleh keragaan antara lain: produktif, inovatif dan
kompetitif adalah tercukupinya asupan makanan yang bergizi. Salah satu sumber
protein hewani asal ternak adalah susu. Susu merupakan makanan yang bergizi
yang dibutuhkan manusia sejak dini.
Pada tahun 2007 konsumsi susu masyarakat Indonesia adalah 2.455 ribu
ton (Setiawati:2008:3). Dibandingkan dengan jumlah penduduk sebanyak 230 juta
orang maka diperkirakan rata-rata konsumsi susu penduduk Indonesia adalah
10,38 liter/tahun atau 0,03 liter/hari. Konsumsi susu penduduk Indonesia masih
rendah bila dibandingkan dengan negara lain seperti Belanda yang mencapai
122,9 liter/tahun atau Malaysia yang mencapai 27 liter/tahun (Damardjati, 2008:
3). Meskipun konsumsi susu masyarakat Indonesia masih rendah, pemerintah
Indonesia belum mampu mencukupi kebutuhan susu penduduk Indonesia.
Pemerintah melakukan kebijakan dengan mengimpor susu dari New Zealand dan
Australia untuk mencukupi kebutuhan susu penduduk Indonesia.
Pertambahan penduduk Indonesia diperkirakan sebesar 1,49 persen/tahun
sehingga pada tahun 2010 penduduk Indonesia mencapai 240 juta orang. Adanya
peningkatan populasi penduduk Indonesia, perkembangan ekonomi nasional, serta
kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi makanan bergizi, di samping adanya
perubahan gaya hidup masyarakat menyebabkan konsumsi susu pada tahun 2010
diperkirakan meningkat menjadi dua kali lipat dari konsumsi sekarang, sehingga
kebutuhan susu pada tahun 2010 mencapai 5,1 juta ton/tahun.
Untuk mencukupi kebutuhan susu masyarakat Indonesia pada tahun 2010
dibutuhkan sapi perah yang memiliki produktivitas tinggi. Rata-rata produksi susu
sapi perah saat ini adalah 10,5 liter/ hari (Damardjati, 2008:2) dengan populasi sapi perah pada tahun 2007 sebanyak 377.772 ekor (Direktorat Jenderal Peternakan,
2007:74). Apabila produksi susu sapi perah dapat ditingkatkan menjadi 12 liter/

2

hari dan dengan asumsi pertumbuhan populasi sapi perah sebesar 2,4 persen/tahun
maka populasi sapi perah pada tahun 2010 diperkirakan 400.438 ekor, dan diperkirakan produksi susu pada tahun 2010 adalah 1,4 juta ton/tahun. Produksi tersebut mencukupi kebutuhan sebesar 28 persen dari kebutuhan susu pada tahun 2010.
Untuk mencukupi kebutuhan konsumsi susu pada tahun 2010 masih diperlukan
sapi perah sebanyak 1.085.094 ekor atau hampir tiga kali lipat dari populasi sekarang. Diperlukan upaya-upaya untuk mengatasi kekurangan populasi terak sapi
perah dan pasokan susu.
Selama ini, pemerintah Indonesia mengatasi kekurangan pasokan susu dalam negeri dengan melakukan inpor susu dari Australia dan New Zealand. Pada
tahun 2005-2007 berturut-turut pemerintah mengimpor susu sebanyak 172.084,4
ton; 187.685,3 ton; dan 164.265,3 ton (Januari-September). Impor ini belum termasuk makanan hasil olahan susu seperti mentega, keju dan yoghurt. Menurut
data Biro Pusat Statistik jumlah yang harus dibayarkan untuk impor susu dan
makanan olahan sebesar 560,8 juta US$ (Direktorat Jenderal Peternakan, 2007:
27). Impor susu mengakibatkan devisa Indonesia terkuras keluar negeri.
Kekurangan pasokan susu merupakan suatu peluang yang perlu disikapi
dengan upaya mengembangkan industri persusuan di dalam negeri. Untuk meningkatkan produktivitas sapi perah dapat dilakukan melalui perbaikan mutu pakan, manajemen usaha ternak, kesehatan ternak, perbaikan mutu genetik sapi, dan
perbaikan mutu sumberdaya peternak. Upaya perbaikan manajemen budidaya
maupun genetik tidak akan berhasil bila peternakan sapi perah masih dikelola oleh
peternak yang tidak memiliki kompetensi kewirausahaan.
Orientasi pemeliharaan sapi perah selama ini adalah untuk menghasilkan
susu. Sapi perah selain menghasilkan susu (”emas putih”) juga menghasilkan
kotoran (”emas hitam”), dan pedet (”emas merah”) yang semua itu dapat memberi
manfaat bagi peternak.
Mengoptimalkan sapi perah sebagai sumberdaya yang mampu menghasilkan produk-produk yang memiliki nilai ekonomis dan memberikan pendapatan
maksimal bagi peternak dan keluarganya memerlukan peternak-peternak yang
memiliki kompetensi kewirausahaan yaitu peternak yang selain menguasai

3

pengetahuan dan wawasan tentang budidaya ternak, juga memiliki pengetahuan
manajemen, dan perilaku yang positif. Kompetensi kewirausahaan peternak menjadikannya sebagai orang yang kreatif dan inovatif sehingga mencapai produktivitas kerja yang tinggi.
Sikap ”nrimo”, cepat puas, tidak disiplin, meremehkan mutu, dan pandangan hidup bahwa usaha sapi perah merupakan mata pencaharian sambilan,
merupakan sikap yang banyak dijumpai pada peternak sapi perah. Sikap ini
sangat bertentangan dengan sikap wirausaha yang senantiasa memiliki etos kerja
tinggi, disiplin, telaten, ulet, tangguh, mandiri, tidak mudah menyerah dan selalu
melihat peluang usaha sebagai sebuah tantangan. Mengubah sikap yang telah
terbentuk selama bertahun-tahun sangatlah sulit. Oleh karena itu, untuk membentuk peternak yang memiliki sikap sebagai wirausahawan memerlukan dukungan
lingkungan usaha yang kondusif.
Menumbuhkembangkan kompetensi kewirausahaan pada peternak sapi
perah dapat dilakukan dengan memberikan dukungan berupa ketersediaan sarana,
prasarana dan informasi yang tepat, mudah diakses, dan sesuai dengan kebutuhan
peternak. Selain itu, lembaga peternak yang solid dan padu, nilai-nilai masyarakat sekitar usaha peternakan yang menghargai prestasi kinerja peternak, lembaga
penyuluhan yang mampu bertindak sebagai teman, guru, motivator, dan negosiator sehingga mampu menumbuhkan kemandirian dalam berusaha ternak serta kebijakan pemerintah yang mendukung berkembangnya usaha peternakan sapi perah
merupakan lingkungan usaha yang sangat dibutuhkan oleh peternak sapi perah.
Upaya lain yang harus segera dilakukan adalah mereorientasikan tujuan
pemeliharaan sapi perah. Selama ini tujuan pemeliharaan sapi perah sebagai matapencaharian belum berorientasi untuk mencari keuntungan. Oleh karena itu, perlu diubah pola pemeliharaan dari usaha tradisional yang mengandalkan pengetahuan dari orang tuanya menjadi industri peternakan berbasis teknologi.
Berkembangnya jiwa wirausaha peternak diharapkan mampu memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki maupun yang ada disekitarnya untuk menghasilkan
produk-produk yang bernilai ekonomis.

Sapi perah tidak lagi dibudidayakan

untuk menghasilkan susu tetapi dimanfaatkan juga untuk menghasilkan kotoran

4

yang dapat dibuat bio gas atau bio arang untuk mencukupi kebutuhan energi,
dibuat kompos untuk memupuk tanaman pertanian, atau untuk beternak cacing
yang mampu memberi tambahan pendapatan keluarga, serta menghasilkan pedet
setiap tahun sehingga populasi ternak sapi perah semakin berkembang.
Lembaga penyuluhan merupakan lembaga yang diharapkan mampu mengubah pandangan peternak tentang usaha peternakan sapi perah untuk dijadikan
sebagai usaha yang menguntungkan. Lembaga penyuluhan perlu memiliki strategi pendekatan yang tepat, karena strategi yang tepat menyebabkan terjadinya
partisipasi aktif dari kelayannya (sasaran penyuluhan). Penyuluhan bukan lagi
menjadi kegiatan yang membosankan tetapi sebagai ajang mengembangkan
kompetensi diri. Penyuluh tidak lagi memberikan materi-materi tentang budidaya
sapi perah tetapi bertindak sebagai organisator, negosiator, mediator, dan motivator bagi peternak.
Keberhasilan peternak sapi perah rakyat dalam mengusahakan peternakan
sapi perah dapat menghemat devisa negara, karena kebutuhan susu nasional tercukupi dari produksi lokal. Selain itu, berkembangnya peternakan sapi perah di Indonesia mampu memberikan sumbangan energi dan populasi sapi yang semakin
banyak, serta pendapatan dan kesejahteraan peternak semakin meningkat. Meningkatnya pendapatan peternak sapi perah menyebabkan masyarakat memberikan penghargaan yang tinggi kepada usaha peternakan yang selama ini dianggap
sebagai usaha yang kurang terhormat karena bersinggungan dengan ternak.
Mengingat kompetensi kewirausahaan dan produktivitas peternak sapi
perah merupakan suatu hal yang perlu segera ditumbuhkembangkan dalam diri
peternak sapi perah maka perlu dilakukan penelitian yang mengkaji faktor-faktor
yang berhubungan dengan kompetensi kewirausahaan dan produktivitas peternak
sapi perah. Hasil kajian ini selanjutnya digunakan untuk merumuskan strategi penyuluhan peternakan untuk membentuk peternak yang mandiri.

5

Masalah Penelitian
Dilihat dari segi bisnis kurangnya pasokan susu pada masyarakat Indonesia merupakan peluang dan tantangan bagi usaha peternakan sapi perah rakyat untuk berkembang meningkatkan produktivitasnya. Peluang dan tantangan usaha peternakan sapi perah rakyat ini berhasil apabila usaha peternakan sapi perah ini
dikelola secara profesional dengan wadah industri peternakan. Usaha peternakan
tidak lagi diusahakan secara sambilan tetapi ditangani secara sungguh-sungguh
oleh peternak yang kompeten. Peluang yang ada pada saat ini memerlukan generasi baru peternak-peternak mandiri, memiliki mental yang ulet, tangguh, mampu
bermitra dan selalu mampu membaca peluang untuk mengembangkan usahanya.
Sifat-sifat ini terdapat pada seorang yang memiliki kompetensi kewirausahaan.
Peternak yang memiliki kompetensi kewirausahaan senantiasa mencari peluang
usaha dan memberi nilai tambah pada produk yang dihasilkan. Sapi perah dibudidayakan selain untuk menghasilkan susu, juga dimanfaatkan untuk menghasilkan
pedet dan kotoran.
Selama ini peternak membudidayakan peternakan sapi perah berdasarkan
pengetahuan yang diperoleh dari orang tuanya dan apa yang dilihat dari sesama
peternak, sehingga dari aspek teknis telah menguasai. Usaha sapi perah merupakan bisnis yang selain perlu menguasai aspek teknis, juga memerlukan penanganan manajemen yang serius dari pengelolanya. Aspek manajemen bagi
peternak sapi perah kurang mendapatkan perhatian karena usaha sapi perah yang
bersifat subsisten. Bagi wirausahawan, selain menguasai aspek teknis juga sangat
perlu menguasai teknik manajemen yang baik. Oleh karena itu, diperlukan upaya
menumbuhkembangkan kompetensi kewirausahaan peternak sapi perah.
Mengembangkan perilaku peternak agar mau dan mampu mengoptimalkan
kompetensi kewirausahaan selain memerlukan faktor-faktor yang ada dalam diri
peternak seperti pendidikan, motivasi untuk mengembangkan usaha, dan kemampuan mengakses informasi, juga memerlukan dukungan lingkungan usaha yang
kondusif. Dukungan dari luar berupa ketersediaan sarana, prasarana dan informasi
yang baik dan tepat, kelembagaan peternak yang dinamis, kelembagaan sosial

6

yang menjunjung tinggi disiplin, kerja keras, dan kualitas pekerjaaan, maupun
strategi penyuluhan yang berpihak pada peternak serta kebijakan pemerintah yang
menumbuhkan keberdayaan peternak mampu menumbuhkan kreativitas dan
keinovatifan peternak.
Secara spesifik penelitian ini ingin menjawab faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku peternak berkaitan dengan perilaku kewirausahaan peternak sapi perah seperti :
(1) Bagaimana tingkat kompetensi kewirausahaan dan produktivitas peternak sapi
perah dalam menjalankan usaha peternakannya?
(2) Bagaimana tingkat dukungan lingkungan usaha seperti sarana, prasarana, informasi; kelembagaan sosial; kelembagaan peternak; kelembagaan penyuluhan; dan kebijakan pemerintah terhadap tumbuhkembangnya kompetensi
kewirausahaan dan produktivitas peternak sapi perah?
(3) Faktor-faktor apakah yang berperan dalam meningkatkan kompetensi kewirausahaan dan produktivitas peternak sapi perah?
(4) Bagaimana strategi penyuluhan yang tepat dan efektif dalam menumbuhkembangkan kompetensi kewirausahaan peternak dalam upaya meningkatkan produktivitas peternak sapi perah yang berbasis penyuluhan pembangunan?

Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan:
(1) Mendeskripsikan kompetensi kewirausahaan dan tingkat produktivitas

peter-

nak sapi perah dalam menjalankan usahanya.
(2) Menganalisis karakteristik dan lingkungan usaha yang berpengaruh terhadap
kompetensi kewirausahaan dan produktivitas peternak sapi perah.
(3) Merumuskan pengembangan kompetensi kewirausahaan peternak sapi perah.
(4) Merumuskan strategi yang tepat untuk mengatasi kesenjangan kompetensi kewirausahaan peternak sebagai upaya peningkatan produktivitas peternak sapi
perah berbasis penyuluhan pembangunan.

7

Kegunaan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa kegunaan, yaitu:
(1) Dalam tataran teoritis
(a) Memperkaya khasanah keilmuan tentang kompetensi kewirausahaan dan
produktivitas peternak sapi perah.
(b) Memberi informasi yang dapat dijadikan acuan bagi penelitian selanjutnya
tentang pengembangan sumberdaya manusia peternak sapi perah yang
mandiri, maju dan memiliki produktivitas tinggi berbasis kompetensi kewirausahaan dan mampu bersaing di era globalisasi.
(2) Dalam tataran praktis
(a) Bagi peternak sapi perah
Dalam upaya penyadaran kepada peternak sapi perah tentang perlunya
memiliki kemampuan cerdas (kompetensi) untuk menjalankan bisnis dan
selanjutnya memotivasi peternak untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas sumberdaya yang dimiliki dengan mengeksplorasi kompetensi
yang dipunyai sehingga mampu menampilkan produktivitas peternak yang
berkualitas.
(b) Bagi pemerintah
Sebagai rekomendasi bagi instansi terkait dengan usaha sapi perah (Pemerintah Daerah dan Dinas Peternakan) di Jawa Timur dan Jawa Barat dalam
menginventarisir sarana, prasarana, informasi yang dibutuhkan peternak
sapi perah berkaitan dengan pengembangan usaha serta sebagai panduan
dalam menetapkan kebijakan, strategi dan program untuk menumbuhkan
kompetensi kewirausahaan peternak sapi perah.
(c) Bagi pengantar perubahan atau pembaharuan, khususnya lembaga penyuluhan peternakan.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan inovasi dalam proses pendidikan yang
bertujuan untuk membelajarkan kompetensi diri pada masing-masing individu dan memotivasi peternak sapi perah untuk memiliki jiwa kewirausa-

8

haan sehingga mampu mengoptimalkan sumberdaya yang dimiliki dan
yang ada di sekitarnya.

Definisi Istilah
Definisi istilah merupakan terjemahan dari konsep-konsep yang telah dirujuk oleh peneliti sehingga konsep-konsep tersebut dapat diukur secara tepat.
Untuk keperluan penelitian ini, digunakan beberapa istilah yang perlu diketahui
maknanya. Dengan adanya definisi istilah yang jelas, diharapkan dapat memperoleh data dan informasi yang tepat, sesuai dengan kebutuhan penelitian. Berikut
ini adalah istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini:
(1) Peternak sapi perah menunjuk pada individu peternak pemilik peternakan
rakyat yang melakukan usaha peternakan sapi perah.
(2) Peternakan rakyat adalah usaha peternakan sapi perah milik perorangan yang
tidak memerlukan ijin usaha dari instansi dan pejabat berwenang untuk pendiriannya..
(3) Kompetensi adalah pengetahuan, sikap, dan kemampuan melakukan tindakan
cerdas menjalankan suatu tugas pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya
dan merupakan karakter individu yang mempengaruhi cara berpikir dan bertindak, membuat generalisasi terhadap situasi yang dihadapi, serta bertahan
cukup lama dalam diri manusia.
(4) Wirausaha adalah orang yang memiliki kemampuan untuk merencanakan usaha, mengaplikasikan apa yang direncanakan, kreatif dan inovatif serta senantiasa berpikir untuk mengembangkan usahanya dengan memanfaatkan segala
sumberdaya secara optimal untuk mencapai tingkat komersial yang tinggi.
(5) Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya atau
memberi nilai tambah pada produk dengan konsekuensi memikul risiko finansial, psikologi, dan sosial serta menerima balas jasa finansial dan kepuasan
pribadi. Selain itu kewirausahaan dimaknai sebagai sikap dan perilaku mandiri yang mampu menggabungkan unsur kreativitas, tantangan, kerja keras,
dan kepuasan untuk mencapai prestasi maksimal sehingga dapat memberikan

9

nilai tambah maksimal terhadap produk yang dihasilkan dengan tetap mengindahkan sendi-sendi kehidupan masyarakat.
(6) Kompetensi kewirausahaan adalah pengetahuan, sikap, dan kecakapan cerdas
atau keterampilan yang memadai untuk melakukan suatu tugas pekerjaan yang
menjadi tanggung jawabnya untuk menghasilkan produk yang mampu menghasilkan keuntungan finansial dan kepuasan bagi pengguna produk maupun
yang menghasilkannya tanpa melupakan norma-norma di lingkungannya.
(7) Peternak yang memiliki kompetensi kewirausahaan adalah peternak yang
memiliki pengetahuan, sikap, dan kecakapan atau keterampilan yang memadai
untuk melakukan budidaya ternak dan manajemen usaha untuk menghasilkan
produk-produk yang berkualitas sehingga mampu mengahasilkan keuntungan
finansial dan kepuasan bagi konsumen maupun peternak itu sendiri tanpa
melupakan norma-norma yang ada dalam lingkungannya.
(8) Produktivitas adalah hasil kerja yang dihasilkan karena menggunaan faktorfaktor produksi yang efisien dan proses produksi yang efektif.
(9) Produktivitas peternak merupakan hasil kerja yang dihasilkan peternak dalam
mengusahakan peternakannya sesuai dengan kompetensi yang dimiliki untuk
menghasilkan produk-produk yang berkualitas sehingga mampu diterima konsumen dan mampu memberikan input yang maksimal kepada peternak.
(10) Lingkungan usaha adalah sarana, prasarana dan kelembagaan yang ada di
lingkungan peternak yang mendukung usaha peternakan sapi perah.
(11) Sarana dan prasarana usaha adalah unsur-unsur yang diperlukan untuk
kelancaran usaha beternak sapi perah.
(12) Informasi adalah pesan-pesan yang berkaitan dengan budidaya dan pengembangan usaha sapi perah yang tersedia dan dapat diakses oleh peternak.
(13) Kelembagaan peternak adalah lembaga tempat berkumpulnya peternak untuk menyampaikan aspirasinya dan memudahkan koordinasi dalam membentuk harapan masing-masing yang mungkin dapat dicapai dengan saling
bekerjasama.

Dalam penelitian ini kelembagaan peternak terdiri dari

kelompok dan koperasi peternak sapi perah.

10

(14) Kelembagaan sosial adalah lembaga yang ada di sekitar tempat tinggal
maupun lingkungan usaha peternak dimana peternak melakukan interaksi
setiap harinya.
(15) Kelembagaan penyuluhan adalah lembaga pemerintah dan atau masyarakat
yang mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan penyuluhan.
(16) Kebijakan Pemerintah adalah peraturan perundangan atau keputusan yang
dikeluarkan pemerintah yang berkaitan dengan usaha peternakan sapi perah.
(17) Karakteristik petani adalah sifat-sifat atau ciri yang dimiliki seseorang yang
berhubungan dengan semua aspek kehidupan dan lingkungannya

TINJAUAN PUSTAKA

Usaha Sapi Perah di Indonesia
Peternakan sapi perah di Indonesia telah dimulai sejak abad ke-19, yaitu
sejak pengimporan sapi-sapi perah Milking Shorthorn, Ayrshire, dan Yersey dari
Australia yang dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda. Pada masa itu sapi perah umumnya dikelola dalam bentuk perusahaan,