KAJIAN MORFOLOGI SUNGAI LAU BORUS DI KABUPATEN KARO AKIBAT ALIRAN LAHAR DINGIN PASCA ERUPSI GUNUNGAPI SINABUNG TAHUN 2016.

KAJIAN MORFOLOGI SUNGAI LAU BORUS DI KABUPATEN KARO
AKIBAT ALIRAN LAHAR DINGIN PASCA ERUPSI
GUNUNGAPI SINABUNG TAHUN 2016

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi
Sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

SYLVIA ALDRIANI
NIM. 3123131059

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan kasih dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Kajian Morfologi Sungai Lau Borus Di Kabupaten Karo Akibat Aliran Lahar
Dingin Pasca Erupsi Gunungapi Sinabung Tahun 2016”.
Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh
gelar sarjana pendidikan bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi Universitas
Negeri Medan.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis banyak menemukan kendala,
namun berkat bantuan dan dukungan yang sangat berharga berupa petunjuk,
bimbingan, dan saran-saran dari berbagai pihak, semua dapat diselesaikan dengan
baik. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.

Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Univesitas Negeri
Medan.

2.

Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan.

3.


Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si, selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan.

4.

Bapak Drs. Ali Nurman, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Medan.

5.

Ibu Dra. Tumiar Sidauruk, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Geografi Universitas Negeri Medan

iii

6.

Ibu Dr. Dwi Wahyuni Nurwihastuti S.Si, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing
Skripsi yang telah bermurah hati dan memberikan waktu, bimbingan, dan

arahan serta masukan kepada penulis, dan melakukan koreksi terhadap isi
skripsi ini untuk perbaikan sewaktu penyusunan sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik.

7.

Bapak dan Ibu Dosen penguji atas saran dan arahan yang diberikan sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8.

Seluruh dosen dan staf pegawai administrasi Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Medan yang telah membantu penulis selama perkuliahan sampai selesai
skripsi ini.

9.

Bapak Hayat Siagian sebagai pegawai administrasi Jurusan Pendidikan
Geografi yang telah membantu proses administrasi dan pemberian motivasi
selama perkuliahan penulis.


10. Bapak Jhonson Tarigan, selaku Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo yang telah membantu penulis dalam
memberikan data-data untuk menyelesaikan penelitian sehingga skripsi ini
dapat selesai.
11. Teristimewa kepada kedua orangtuaku tercinta, Ayahanda A. Bukit dan Ibunda
R. Silalahi yang telah memberikan kasih sayang tanpa henti bagi penulis,
menguatkan penulis dalam doa-doanya serta mengupayakan segala dana dalam
perjalanan studi penulis

iv

12. Terkhusus buat adikku tercinta (Febrina Aldriani, Johan Budi Andra, Venita
Christina, dan Venia Christina) yang telah banyak memberikan motivasi dan
selalu memberikan dukungan doa kepada penulis.
13. Terima kasih buat tim Extraordinary Generation GBI River Of Life (Ko Su
wandy, Ci Ester A Tandana, Lasmida Putri Sion, Bang Daniel Sitanggang,
Bang Andri Mc. Watson, Ko Hendra Foster, Ci Phiksin, Ci Liin, Ko Hasan, Ka
Yohana Munthe, Yogie Munthe, Ko Angga, Cindy Fransiska, Ci Sheshe,
Albert, Ka Desy, Ci Anita, Ci Lisa Wang, Bang Yohanes Aritonang) yang telah

memberikan motivasi dan doa kepada penulis.
14. Terimakasih buat soulmateku Nur ainun Lubis yang sudah menjadi sahabat
penulis sejak SMP.
15. Terimakasih buat teman-teman (Rehjorena, Suci, Asmadinoto, Rinda, Doni,
Lily Indah, Rosmaria, Arif, Sandro, Dian Vitomo, Sandy) yang sudah menjadi
sahabat penulis semenjak SMA
16. Terimakasih buat keluarga dan kelompok tumbuh bersamaku The Glory Small
Group (Bang Agam, Emma C Siregar, Kristina MS Hutagalung, Febrita
Octavia Tampubolon, Sanjana Panjaitan, Irma Kumala Sari )
17. Terimakasih buat teman seperjuanganku Chunky Bar (Okta, Fitri, Mimi,
Emma, Ica, Indri, Ade, Wenny, Purnama, Kristina) dan Rijal S Sagala yang
selalu mendukung saya dalam hal persaingan study yang positif.
18. Terimakasih buat sodara-sodara ku tunas XXI MUM (gorden, acem, cilling,
sengau, sumirnop, hampa, apj, galoga, bijeng, iyeps, cejan, pedau, alon, tuyak,
tusor, pendink, hajasu, cairop, supa, dambatu, klerat)

v

19. Terimakasih buat teman-teman “Kos Rela No.78” dan keluarga bapak L.
Sinaga yang telah memberikan kesan yang luar biasa selama penulis di Medan.

20. Seluruh teman-teman Kelas B Reguler Pendidikan Geografi Stambuk 2012
terimakasih atas kerjasamanya selama ini.
21. Terimakasih buat teman-teman PPLT SMK YAPIM Kisaran, terimakasih atas
doa dan dukungannya.
Dan akhirnya penulis mengucapkan terima kasih atas semua dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak demi penyempurnaan skripsi ini. Semoga Tuhan
membalas semua kebaikan yang telah diberikan. Penulis menyadari masih banyak
terdapat kelemahan baik dari segi isi, maupun tata bahasa, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
sempurnanya skripsi ini.
Medan,

Februari 2017

Penulis,

Sylvia Aldriani
NIM. 3123131059

vi


ABSTRACT
SYLVIA ALDRIANI. NIM 3123131059. Morphology Studies Lau Borus River
in Karo As a result of Cold Lava Post-eruption of Volcano Sinabung in 2016.
Thesis, Department of Geography Education, Faculty of Social Sciences, State
University of Medan, 2016.
The research was conducted in the Lau Borus river flow, Karo in 2016. The
objectives were to determine the morphology of river flow as a result of lahar flow
after the eruption of Sinabung volcano and to investigate the characteristics of Lau
Borus River after bypassed cold lava flow.
The research population was the Lau Borus river flow in Karo. Data
collection techniques were survey techniques and documentary studies. Data
processing techniques were descriptive and qualitative. The parameters that used to
measure the river morphology changes were the river flow, the high of riverbank,
the width of riverbank, the width of the river, and the river gradient.
The results show that the river gradient was 2.4%. High of riverbank in the
right side of the river was 0.52 - 2.71 m. High of riverbank in the left side of the
river was 1.06 - 3.17 m. The width of riverbank in the right side of the river was 0.3
- 46.36 m. The width of riverbank in the left side of the river was 1.08 - 36.15 m.
The velocity of Lau Borus River flow was 3.84 m3/s. The river width was 7.01 156.58 m. Moreover, the characteristics of the upstream are not flowing by lahar

flow. The middle of the river was flowing by lahar flow. The downstream of the
river was flowing by lahar flow.
Keywords: river morphology, lava flow, Sinabung

viii

ABSTRAK
SYLVIA ALDRIANI. NIM 3123131059. Kajian Morfologi Sungai Lau Borus
di Kabupaten Karo Akibat Lahar Dingin Pasca Erupsi Gunungapi Sinabung
Tahun 2016. Skripsi Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial,
Universitas Negeri Medan 2016.
Penelitian ini dilaksanakan di aliran Sungai Lau Borus, Kabupaten Karo
pada Tahun 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan morfologi
aliran sungai akibat lahar dingin pasca erupsi Gunungapi Sinabung dan mengetahui
karakteristik Sungai Lau Borus sesudah dilewati aliran lahar dingin. Populasi dalam
penelitian ini adalah aliran Sungai Lau Borus, Kabupaten Karo. Teknik
pengumpulan data dengan teknik survey dan teknik studi dokumenter. Teknik
pengolahan data secara deskriptif kualitatif. Instrumen yang digunakan untuk
mengukur perubahan morfologi sungai yaitu debit aliran sungai, tinggi tebing, lebar
tebing, lebar sungai, dan gradien sungai.

Gradien sungai adalah 2,4%. Tinggi tebing sebelah kanan sungai adalah
0,52 – 2,71 m. Tinggi tebing sungai sebelah kiri adalah 1,06 – 3,17 m. Lebar tebing
sungai sebelah kanan adalah 0,3 – 46,36 m. Lebar tebing sebelah kiri adalah 1,08 –
36,15 m. Debit Sungai Lau Borus adalah 3,84 m3/s. Lebar sungai adalah 7,01 –
156,58 m. Karakteristik sungai di bagian hulu tidak dialiri oleh aliran lahar dingin,
bagian tengah aliran sungai dialiri oleh aliran lahar dingin, bagian hilir dialiri oleh
aliran lahar dingin.
Kata kunci : Morfologi Sungai, Aliran Lahar Dingin, Sinabung

ix

DAFTAR ISI
Hal
COVER
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN.......................................ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................vii
ABSTRACT .......................................................................................................viii
ABSTRAK .......................................................................................................ix

DAFTAR ISI .....................................................................................................x
DAFTAR TABEL .............................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................3
C. Pembatasan Masalah ............................................................................4
D. Rumusan Masalah ................................................................................4
E. Tujuan Penelitian ..................................................................................4
F. Manfaat Penelitian ................................................................................5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ..........................................................................................6
B. Penelitian Relevan ...............................................................................14
C. Kerangka Berpikir .................................................................................21

x

BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian ...................................................................................23
B. Populasi Dan Sampel ............................................................................24

C. Bahan Dan Alat Penelitian ....................................................................26
D. Teknik Pengumpulan Data....................................................................27
E. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional ......................................28
F. Tahapan Penelitian ................................................................................29
G. Teknik Analisis Data.............................................................................31
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
A. Kondisi Fisik ..........................................................................................34
B. Kondisi Non Fisik ...................................................................................45
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Dan Pembahasan Penelitian ...........................................................49
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................................86
B. Saran ........................................................................................................87
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................88
LAMPIRAN

xi

DAFTAR TABEL
No Uraian

Hal

2.1 Penelitian Relevan ......................................................................................... 18
3.1 Variabel Penelitian ......................................................................................... 28
3.2 Data Penelitian ............................................................................................... 29
4.1 Wilayah Administrasi Sungai Lau Borus........................................................ 35
4.2 Klasifikasi Iklim Menurut Schmidt Ferguson ................................................. 37
4.3 Data Curah Hujan Pos Tiga Pancur ................................................................ 38
4.4 Topografi di Aliran Sungai Lau Borus ........................................................... 40
4.5 Geologi di Aliran Sungai Lau Borus ............................................................... 42
4.6 Penggunaan Lahan Di Aliran Sungai Lau Borus ............................................ 42
4.7 Jumlah Penduduk Tahun 2015 Di Aliran Sungai Lau Borus .......................... 45
4.8 Sarana Kesehatan Di Aliran Sungai Lau Borus .............................................. 47
4.9 Sarana Pendidikan Di Aliran Sungai Lau Borus ............................................. 48
5.1 Morfologi Sungai Lau Borus Tahun 2016 ...................................................... 52

xii

DAFTAR GAMBAR
No Uraian

Hal

2.1 Bentuk Morfologi Sungai .............................................................................. 7
2.2 Bentuk Daerah Aliran Sungai (DAS) ............................................................ 8
2.3 Pola Aliran Sungai ......................................................................................... 9
2.4 Karakteristik Sungai ....................................................................................... 12
2.5 Skema Kerangka Berpikir ............................................................................... 22
3.1 Lokasi Kabupaten Karo, Sumatera Utara ...................................................... 23
3.2 Aliran Sungai Lau Borus Kabupaten Karo .................................................... 24
3.3 Titik Sampel Dan Desa Zona Merah Sinabung ............................................. 25
3.4 Skema Prosedur Penelitian............................................................................. 30
4.1 Peta Administrasi Sungai Lau Borus .............................................................. 36
4.2 Braided river ................................................................................................... 39
4.3 Keadaan Fisik Sungai Lau Borus .................................................................... 40
4.4 Peta Kelas Lereng Sungai Lau Borus ............................................................. 41
4.5 Peta Geologi Sungai Lau Borus ..................................................................... 43
4.6 Peta Penggunaan Lahan di Sungai Lau Borus ................................................ 44
5.1 Peta Titik Sampel di Sungai Lau Borus Kabupaten Karo ............................... 50
5.2 Aliran Sungai Lau Borus yang mengaliri kaki Gunung Sinabung .................. 53
5.3 Morfologi Sungai Di Desa Kuta Gugung 1
(3°11'54.47"LU, 98°23'52.83"BT) ................................................................... 54
5.4 Morfologi Sungai Desa Kuta Gugung 2
(3°11'47.89"LU, 98°24'22.28"BT) .................................................................. 56

xiii

5.5 Morfologi Sungai Di Desa Sigarang-Garang 1
(3°11'25.76"LU, 98°24'42.73"BT) .................................................................. 57
5.6 Morfologi Sungai Di Desa Sigarang-Garang 2
(3°11'1.56"LU, 98°25'4.93"BT) ..................................................................... 59
5.7 Morfologi Sungai Di Desa Guru Kinayan 1
(3°7'43.58"LU, 98°23'55.75"BT) .................................................................... 60
5.8 Morfologi Sungai Di Desa Guru Kinayan 2
(3°7'37.96"LU, 98°23'26.39"BT) .................................................................... 62
5.9 Morfologi Sungai Di Desa Payung 1
(3°7'41.24"LU, 98°22'58.05"BT) .................................................................... 63
5.10 Morfologi Sungai Di Desa Payung 2
(3°7'41.24"LU, 98°22'31.18"BT) ................................................................... 65
5.11 Morfologi Sungai Di Desa Payung 3
(3°7'42.78"LU, 98°22'4.02"BT) .................................................................... 66
5.12 Morfologi Sungai Di Desa Tanjung Merawa 1
(3° 7'44.94"LU, 98°21'38.08"BT) ................................................................ 68
5.13 Morfologi Sungai Di Desa Tanjung Merawa 2
(3°7'37.63"LU, 98°21'19.28"BT) ................................................................. 69
5.14 Morfologi Sungai Di Desa Batu Karang 1
(3°7'29.06"LU, 98°20'44.63"BT) .................................................................. 71
5.15 Morfologi Sungai Di Desa Batu Karang 2
(3° 7'36.88"LU, 98°20'16.40"BT) ................................................................. 72

xiv

5.16 Morfologi Sungai Di Desa Jandi Meriah 1
(3°7'36.88"LU, 98°20'16.40"BT) .................................................................. 74
5.17 Morfologi Sungai Di Desa Jandi Meriah 2
(3°7'36.03"LU, 98°19'40.96"BT) .................................................................. 75
5.18 Morfologi Sungai Di Desa Jandi Meriah 3
(3°7'36.03"LU, 98°19'40.96"BT) .................................................................. 77
5.19 Morfologi Sungai Di Desa Jandi Meriah 4
(3°7'48.66"LU, 98°18'56.85"BT) .................................................................. 78
5.20 Morfologi Sungai Di Desa Jandi Meriah 5
(3°7'48.66"LU, 98°18'56.85"BT) ................................................................. 80
5.21 Morfologi Sungai Di Desa Jandi Meriah 6
(3° 7'20.21"LU, 98°18'7.60"BT) ................................................................... 81
5.22 Sungai Bagian Hulu ...................................................................................... 83
5.23 Sungai Bagian Tengah .................................................................................. 84
5.24 Sungai Bagian Hilir ....................................................................................... 85

xv

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah
Kenampakan alam di permukaan bumi meliputi wilayah perairan dan

daratan. Salah satu kenampakan alam yang meliputi wilayah perairan ialah sungai.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 38 Tahun 2011 mengemukakan
bahwa “Sungai adalah alur atau wadah air alami dan/ atau buatan berupa jaringan
pengaliran air beserta air di dalamnya, mulai dari hulu sampai muara dengan
dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan”. Berdasarkan uraian tersebut air
sungai berawal dari hulu sungai yang berasal dari mataair di gunung dan bermuara
ke laut. Hulu sungai umumnya berasal dari mataair yang berasal dari mataair
tersimpan di lereng-lereng gunung. Karakteristik sungai di bagian hulu memiliki
debit air yang lebih besar (deras) karena letaknya di lereng yang curam sehingga air
mengalir ke bawah mengikuti arah lerengnya. Semakin besar kemiringan lereng
sungai maka semakin besar debit air sungai yang mengalir. Proses tersebut
menyebabkan terjadinya erosi di tebing sungai yang akan mempengaruhi tinggi
tebing, lebar tebing, dan kemiringan sungai.
Salah satu kenampakan alam yang meliputi wilayah daratan ialah gunung.
Pulau Sumatera merupakan salah satu pulau yang mempunyai jajaran gunungapi
aktif di Indonesia. Scarth, 1994 (dalam Hadmoko, 2015) menyatakan gunungapi
merupakan bentukan permukaan bumi berbentuk kerucut yang tersusun dari
material erupsi akibat dari terbukanya kerak bumi dan keluarnya magma dari zona
panas di bawahnya.

1

2

Salah satu gunungapi aktif yang masih mengalami letusan hingga kini yaitu
Gunung Sinabung. Gunung Sinabung terletak di Dataran Tinggi Karo sekitar 78,7
km dari Kota Medan dengan ketinggian 2.460 mdpl. Awalnya Gunung Sinabung
merupakan gunungapi strato bertipe B atau sejarah letusannya tidak tercatat dari
tahun 1.600-an. Gunung Sinabung yang tercatat letusannya terakhir sekitar 1.200an kembali mengalami letusan pada tanggal 27 Agustus 2010. Gunungapi Sinabung
kembali meletus lagi September 2013 dan berlangsung hingga kini. Erupsi yang
terus terjadi menyebabkan Gunungapi Sinabung dinaikkan tipenya menjadi
gunungapi tipe A. Letusan Gunungapi Sinabung dikategorikan sebagai tipe letusan
freatik yang diikuti jatuhan abu vulkanik menyebar ke timur–tenggara dari puncak
Gunung Sinabung. Gunungapi Sinabung membawa berbagai material vulkanik
melalui aliran lahar dingin. Aliran lahar dingin membawa berbagai material
vulkanik menuju sungai, perkebunan dan permukiman warga di sekitar kaki
Gunung Sinabung.
Aliran lahar dingin menuju ke Sungai Lau Borus yang berhulu di Danau Lau
Kawar. Sungai Lau Borus secara administrasi melewati Kecamatan Namanteran,
Kecamatan Payung, Kecamatan Simpang Empat, dan Kecamatan Tiganderket.
Aliran Sungai Lau Borus membentuk alur berkelok melewati timur–tenggara kaki
Gunung Sinabung. Keadaan morfologi sungai dipengaruhi oleh aliran lahar dingin
yang mengalir menuju Sungai Lau Borus. Keadaan morfologi Sungai Lau Borus
yang dipengaruhi oleh aliran lahar dingin antara lain debit air sungai, lebar sungai,
tinggi tebing sungai, lebar tebing sungai, kemiringan sungai. Keadaan tersebut
terjadi karena tertutupnya beberapa sumber mataair yang menuju sungai dan hutan

3

yang merupakan daerah resapan air, hutan sebagai penahan erosi terbakar serta
beberapa bagian tebing sungai mengalami erosi akibat debit aliran lahar dingin yang
bergesekan dengan tebing sungai.
Dampak aliran lahar dingin terhadap Sungai Lau Borus sejak erupsi tahun
2010 hingga kini ialah mempengaruhi keadaan morfologi sungai dan karakteristik
sungai. Sisi tebing sungai mengalami penumpukkan material dan erosi yang
disebabkan oleh aliran lahar dingin. Lebar sungai yang semakin besar menyebabkan
luas penampang sungai semakin besar. Karakteristik sungai di hulu sungai, di
tengah sungai dan di hilir sungai berbeda-beda. Beberapa bagian karakteristik
sungai tidak terkena dampak aliran lahar dingin sehingga tidak mempengaruhi
keadaan morfologi sungai. Hulu sungai merupakan daerah yang tidak terpengaruh
aliran lahar dingin karena daerah letusan membelakangi hulu sungai di Danau Lau
Kawar. Bagian tengah sungai dan hilir sungai terpengaruh aliran lahar dingin yang
ditandai dengan penumpukan material hasil erupsi dan erosi yang disebabkan oleh
aliran lahar dingin.

B.

Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ialah aliran lahar dingin di Sungai Lau

Borus. Aliran lahar dingin mempengaruhi keadaan morfologi sungai seperti
keadaan debit air sungai, morfometri sungai (lebar sungai, tinggi tebing, lebar
tebing, dan gradien sungai) dan karakteristik sungai.

4

C.

Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini ialah keadaan morfologi sungai

yang ditimbulkan oleh aliran lahar dingin terhadap Sungai Lau Borus yaitu
morfologi sungai yang ditinjau dari debit aliran sungai, morfometri sungai (lebar
sungai, tinggi tebing, lebar tebing, dan gradien sungai) dan karakteristik sungai.

D.

Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini adalah:

1.

Bagaimana morfologi Sungai Lau Borus (a. Debit aliran sungai; b. Tinggi
tebing; c. Lebar tebing; d. Gradien sungai; e. Lebar sungai) setelah dialiri
aliran lahar dingin pasca erupsi Gunungapi Sinabung Tahun 2016?

2.

Bagaimana karakteristik Sungai Lau Borus di hulu sungai, tengah sungai,
hilir sungai setelah dilewati aliran lahar dingin pasca erupsi Gunungapi
Sinabung Tahun 2016?

E.

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:

1.

Mengetahui morfologi Sungai Lau Borus (a. Debit aliran sungai; b. Tinggi
tebing; c. Lebar tebing; d. Gradien sungai; e. Lebar sungai) setelah dialiri
aliran lahar dingin pasca erupsi Gunungapi Sinabung Tahun 2016.

2.

Mengetahui karakteristik Sungai Lau Borus di hulu sungai, tengah sungai,
hilir sungai setelah dilewati aliran lahar dingin pasca erupsi Gunungapi
Sinabung Tahun 2016.

5

F.

Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:

a.

Manfaat bagi akademis sebagai sumbangan pemikiran bagi penelitian lain
khususnya tentang perubahan morfologi Sungai Lau Borus pasca erupsi
Gunung Sinabung di Kabupaten Karo.

b.

Manfaat bagi peneliti sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan melatih
dalam menerapkan ilmu yang telah dipelajari selama ini.

c.

Manfaat bagi pemerintah Kabupaten Karo dapat memberikan gambaran
tentang langkah mitigasi akibat lahar dingin yang mengalir melalui Sungai
Lau Borus.

d.

Manfaat bagi masyarakat sebagai pertimbangan untuk mendirikan
pemukiman atau perkebunan di pinggir Sungai Lau Borus yang merupakan
daerah aliran lahar dingin.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Aliran lahar dinginpasca erupsi Gunung Sinabung (2016) yang mengalir
menuju Sungai Lau Borus memiliki dampak terhadap morfologi Sungai Lau
Borus. Kemiringan Sungai Lau Borus adalah 2,4% dengan panjang sungai
32,5 km. Tinggi tebing sebelah kanan sungai adalah 0,52 – 2,71 m. Tinggi
tebing sungai sebelah kiri adalah 1,06 – 3,17. Lebar tebing sungai sebelah
kanan adalah 0,3 – 46,36 m. Lebar tebing sebelah kiri adalah 1,08 – 36,15 m.
Debit aliran Sungai Lau Borus adalah 3,84 m3/s. Lebar sungai adalah 7,01 –
156,58 m.
2. Karakteristik Sungai Lau Borus setelah teraliri aliran lahar dingin pasca
erupsi Gunung Sinabung menimbulkan dampak terhadap morfologi sungai.
Bagian hulu sungai yang berada di Danau Lau Kawar tidak mengalami
perubahan karena tidak teraliri aliran lahar dingin. Bagian tengah sungai
yang berada di Desa Guru Kinayan terkena dampak karena aliran sungai
yang berada di kaki Gunung Sinabung. Bagian hilir sungai mengalami proses
sedimentasi hasil letusan Gunung Sinabung akibat aliran lahar dingin yang
juga mengubah kondisi fisik air.

86

87

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas disarankan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Bagi Pemerintah Kabupaten Karo memerlukan strategi mitigasi untuk
meminimalisir bencana lahar dingin, seperti membangun sabo untuk
meminimalkan tingkat sedimentasi disungai, tebing pengaman tebing
sungai agar tidak terus terjadi erosi, dan pos pemantau khusus yang
permanen agar pengelolaan keadaan morfologinya dapat terus dipantau.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang sejenis,
agar melakukan persiapan dan perencanaan yang maksimal, sehingga
diharapkan dapat melaksanakan penelitian secara maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah., Purnamawati., 2012, Tinjauan Dampak Banjir Lahar Kali Putih,
Kabupaten Magelang Pasca Erupsi Merapi 2010, Jurnal Teknologi
Technoscientia, Vol. 5 No. 1 Agustus 2012.
Asdak., 1995, Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Gadjah Madja
University Press, Yogyakarta.
Asdak., 2002, Hidrologi Dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Gajah Mada
University Press, Yogyakarta.
Bahri, Perdi., 2013, Dampak Banjir Lahar Dingin Pasca Erupsi Merapi 2010 di Kali
Gendol, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Bappeda, 2014, Profil Daerah Tahun 2014, Pemerintah Kabupaten Karo, Karo.
BPS., 2015, Kutabuluh Dalam Angka 2015, Pemerintah Kabupaten Karo, Karo.
BPS., 2015, Namanteran Dalam Angka 2015, Pemerintah Kabupaten Karo, Karo.
BPS., 2015, Payung Dalam Angka 2015, Pemerintah Kabupaten Karo, Karo.
BPS., 2015, Simpang Empat Dalam Angka 2015, Pemerintah Kabupaten Karo,
Karo.
BPS., 2015, Tiganderket Dalam Angka 2015, Pemerintah Kabupaten Karo, Karo.
BWS., 2015, Detail Desain Pengendalian Lahar Gunung Sinabung Kabupaten
Karo, Balai Wilayah Sungai Sumatera II, Medan.
Bronto., 2006, Fasies Gunungapi Dan Aplikasinya, Jurnal Geologi Indonesia, Vol.
1 No. 2 Juni 2006: 59-71.
Bumi,

Jurnal., 2015, Mengenal Tipe-Tipe Daerah Aliran Sungai,
https://jurnalbumi.com/daerah-aliran-sungai/ (diakses pukul 07:25, 7 April
2016)

Dipayana, Gilang Arya., 2013, Dampak Banjir Lahar Dingin Pasca Erupsi Merapi
2010 di Kali Gendol, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Hadmoko., 2015, Banjir Lahar, Gadjah Mada University Press,Yogyakarta.
Hidayat., 2012, Mekanika Fluida Dan Hidrolika, Universitas Mercu Buana, Jakarta.

88

89

Kehutanan., 2010, Pembagian DAS Wilayah Kabupaten Karo, Pemerintah
Kabupaten Karo, Karo.
Kodoatie., Sjarief., 2010, Tata Ruang Air, Yogyakarta, Penerbit Andi.
Kusumosubroto., 2013, Aliran Debris & Lahar, Graha Ilmu,Yogyakarta.
Mantra, Ida Bagoes., 2009, Demografi Umum, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Mardiyanah., 2005, Evaluasi Kemampuan Lahan Di Wilayah Kecamatan
Karanganyar Kabupaten Pekalongan, Karya Tulis Ilmiah, Universitas
Negeri Semarang.
Marfai., 2012, Sejarah Letusan Gunung Merapi Berdasarkan Fasies Gunungapi di
Daerah Istimewa Yogyakarta, Riset Geologi dan Pertambangan, Vol. 22 No.
2 Juni 2012: 73-79.
Nuryanto., 2002, Analisis Debit Aliran Pada Sungai Alluvial, Thesis, Universitas
Diponegoro.
Raharjabayu, 2011, Pengukuran Debit Dan Pengambilan Sampel,
https://raharjabayu.wordpress.com/2011/06/13/pengukuran-debit-danpengambilan-sampel/ (diakses pukul 23:12, 31 Maret 2016)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP) Nomor 38 Tahun 2011 tentang
Sungai.
Sari., Nugroho., 2001, Pemanfaatan Pemodelan Aliran Lahar Untuk Pemetaan
Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Menggunakan Sistem Informasi
Geografik, Seminar Nasional Pusat SIG Dan Penginderaan Jauh LP-ITS,
Surabaya.
Silalahi., 2009, Metode Penelitian Sosial, Reflika Aditama, Bandung.
Soewarno., 2013, Hidrometri Dan Aplikasi Teknosabo Dalam Pengelolaan Sumber
Daya Air, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Solikha., 2012, Perubahan Morfologi Sungai Code Akibat Aliran Lahar Pasca
Erupsi Gunungapi Merapi Tahun 2010, Jurnal Bumi, Vol. 1 No. 3 Tahun
2012.
Swary., 2012, Tinjauan Dampak Banjir Lahar Kali Putih Kabupaten Magelang
Pasca Erusi Merapi 2010, Jurnal Teknologi Technoscientia, Vol. 5 No. 1
Agustus 2012: 19-30.
Takeda., 1982, Hidrologi Untuk Pengairan, Pradnya Paramita, Bandung.

90

Tjandra., 2015, Mengenal Gunungapi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Tjeptjep., 2002, Manajemen Bencana Berbasis Masyarakat, Pusat Vulkanologi Dan
Mitigasi Bencana Geologi.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
Waryono., 1987, Bentuk Struktur Dan Lingkungan Bio-Fisik Sungai,
https://staff.blog.ui.ac.id/tarsoen.waryono/achieves/category/makalah-dankarya-ilmiah (diakses pukul 07:59, 20 April 2016)
Wiwoho., 2005, Model Identifikasi Daya Tampung Beban Cemaran Sungai Dengan
Qual Study Kasus Sungai Babon, Universitas Diponegoro, Semarang.

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Tumbuhan Obat Di Kawasan Hutan Gunung Sinabung Kabupaten Karo Sumatera Utara

6 97 49

Analisis Kadar Logam Besi (Fe), Mangan (Mn) Dan Kadmium (Cd) Dari Sedimen (Padatan Total) Dan Air Sungai Lau Borus Aliran Lahar Dingin Gunung Sinabung Pasca Erupsi Gunung Sinabung Di Desa Guru Kinayan Kecamatan Naman Teran Kabupaten Tanah Karo Dengan Me

4 55 97

Analisis Kadar Logam Besi (Fe), Mangan (Mn) Dan Kadmium (Cd) Dari Sedimen (Padatan Total) Dan Air Sungai Lau Borus Aliran Lahar Dingin Gunung Sinabung Pasca Erupsi Gunung Sinabung Di Desa Guru Kinayan Kecamatan Naman Teran Kabupaten Tanah Karo Dengan Meto

5 21 97

ANALISIS TINGKAT KERUSAKAN PENGGUNAAN LAHAN AKIBAT BANJIR LAHAR PASCA ERUPSI GUNUNGAPI MERAPI Analisis Tingkat Kerusakan Penggunaan Lahan Akibat Banjir Lahar Pasca Erupsi Gunungapi Merapi Tahun 2010 Di Sub Das Kali Putih.

0 0 13

ANALISIS TINGKAT KERUSAKAN PENGGUNAAN LAHAN AKIBAT BANJIR LAHAR PASCA ERUPSI GUNUNGAPI MERAPI Analisis Tingkat Kerusakan Penggunaan Lahan Akibat Banjir Lahar Pasca Erupsi Gunungapi Merapi Tahun 2010 Di Sub Das Kali Putih.

0 0 18

PENDAHULUAN Analisis Kerusakan Permukiman Akibat Banjir Lahar Pasca Erupsi Gunungapi Merapi 2010 di Sebagian Kabupaten Magelang.

0 1 16

DAFTAR PUSTAKA Analisis Kerusakan Permukiman Akibat Banjir Lahar Pasca Erupsi Gunungapi Merapi 2010 di Sebagian Kabupaten Magelang.

0 0 4

ANALISIS KERUSAKAN PERMUKIMAN AKIBAT BANJIR LAHAR PASCA ERUPSI GUNUNGAPI MERAPI 2010 DI SEBAGIAN Analisis Kerusakan Permukiman Akibat Banjir Lahar Pasca Erupsi Gunungapi Merapi 2010 di Sebagian Kabupaten Magelang.

1 2 14

PENDEKATAN MORFOLOGI SUNGAI UNTUK ANALISIS LUAPAN LAHAR AKIBAT ERUPSI MERAPI TAHUN 2010 DI SUNGAI PUTIH, KABUPATEN MAGELANG

0 0 8

PERUBAHAN MORFOLOGI SUNGAI CODE AKIBAT ALIRAN LAHAR PASCA ERUPSI GUNUNGAPI MERAPI TAHUN 2010

0 0 6