Hubungan antara dayadukung pembentuk- an biomassa dan tingkat pemanfaatan stok ikan teri merah (Encrasicholina heteroloba) di Teluk Ambon Bagian Dalam

HUBUNGAN ANTARA DAYA DUKUNG PEMBENTUKAN
BIOMASSA DAN TINGKAT PEMANFAATAN STOK IKAN
TERI MERAH (Encrasicholina heteroloba)
DI TELUK AMBON DALAM

ONG TONNY SAMUEL ONGKERS

SEKOLAH PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Hubungan Antara Daya
Dukung Pembentukan Biomassa Dan Tingkat Pemanfaatan Stok Ikan Teri
Merah (Encrasicholina heteroloba) Di Teluk Ambon Dalam adalah benar karya
saya sendiri dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak terbitkan dari penulis

lain disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir
disertasi ini.

Bogor, Januari 2012

ONG TONNY SAMUEL ONGKERS
NRP C161030041

ABSTRACT
ONG TONNY SAMUEL ONGKERS. Relationship Between Capacity of Biomass
Formation and Exploitation Level of Shorthead Anchovy (Encrasicholina heteroloba) In
Inner Ambon Bay (Menofatria Boer as chairman, Ismudi Muchsin and Kardio Praptokardio
as members of the Advisory Committee).

The objectives of this research were to identify and to evaluate the potency
capacity of biomass formation, recruitment and growth as well as level of stock biomass
utilization of shorthead anchovy (Encrasicholina heteroloba) in Inner Ambon Bay.
A year sampling was conducted in three sites of Inner Ambon bay i.e. in the front
(zone I), in the middle (Zone II) and in the back (zone III), in order to examine the habitat
characteristics, stock distribution as well as fishing intensity and catch in both full and halfmoon.

The results showed that habitat characteristics which consist of hydro-oceanography
factors and water quality were suitable for growth and distribution of shorthead anchovy.
Capacity of biomass formation in zone I, II and III reached a maximum level in June, July
and August (east monsoon) and subsequently declined in September untill November
(transition II of monsoon), and relatively stable in December till/up to May (west
monsoon and transition I).
It was indicated that utilization level of beach seine and lift net at zones I, II and III
had not exceeded capacity of stock, however capacity of eliminated stock had exceeded in a
particular months or season.
From 23 times sampling within one year period, it was found that stock utilization
level which do not exceed eliminating carring capacity (under exploited) were 9, 8, and 9
times at zone I, II, and III consecutively. Whilst stock utilization level that exceed
exploitation (over explotation) were 14, 15, and 14 at zone I, II, and III consecutively.
It can be concluded that Inner Ambon Bay is a semi enclose waters that connected
to Outer Ambon Bay through a ridge/sill. This area has biomass carring capacity which has
experienced similar exchange i.e. increase at east monsoon, decrease at 2nd monsoon, and
stable during west monsoon up to 1st transition monsoon. Stock biomass utilization level
has exceeded biomass formation carring capacity that causes decrease in stock
sustainability or currently this stock is under over exploitation level .
From this study it was suggested that management of shorthead anchovy should be

based on capacity of biomass formation and elimination with the consideration of optimal
utilization level towards stock potency (stock availability and capacity of stock) up to
achievable sustainability levels.
Keywords: Shorthead anchovy, capacity of stock, utilization level, stability, elimination,
sustainability.

RINGKASAN
ONG TONNY SAMUEL ONGKERS. Hubungan Antara DayaDukung Pembentukan Biomassa dan Tingkat Pemanfaatan Stok Ikan Teri Merah (Encrasicholina
heteroloba) di Teluk Ambon Bagian Dalam (MENOFATRIA BOER sebagai Ketua,
ISMUDI MUCHSIN dan KARDIO PRAPTOKARDIO sebagai anggota komisi
pembimbing).
Perikanan ikan umpan merupakan salah satu perikanan ikan pelagis kecil di
Teluk Ambon Dalam (TAD) yang telah lama dilakukan. Perikanan ikan umpan
menunjang perikanan cakalang (Pole and liner fisheries) dalam menyediakan umpan
dalam pengoperasiannya. Salah satu jenis ikan umpan yang dominan tertangkap
adalah ikan teri merah (Encrasicholina heteroloba).
Belakangan ini, penurunan produksi maupun hasil tangkapan per unit alat
tangkap ikan umpan mengalami degradasi. Penurunan tersebut diperkirakan
sehubungan dengan perubahan daya dukung pembentukan biomassa, tingkat
eksploitasi dan keluar masuknya ikan di Teluk Ambon Dalam.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi potensi daya dukung
pembentukan biomassa rekrutmen dan pertumbuhan serta tingkat pemanfaatan
biomassa stok ikan teri merah.
Penelitian dilakukan di TAD dengan pembagian segmen (zonasi) atas bagian
mulut teluk (zona I), tengah teluk (Zona II) dan bagian terdalam (zona III).
Pengambilan contoh dilakukan terhadap karakteristik habitat, distribusi stok serta
intensitas dan hasil tangkapan selama setahun pada bulan gelap maupun terang di
masing-masing zona.
Hasil penelitian didapatkan bahwa karakteristik habitat yang meliputi faktor
hidro-oseanografi dan kualitas air masih layak bagi pertumbuhan dan distribusi ikan
teri merah. Daya dukung pembentukan biomassa di zona I, II dan III meningkat
mencapai maksimum pada bulan Juni-Agustus (musim timur), menurun dari bulan
September sampai Nopember (musim peralihan II), dan berfluktuasi mantap pada
bulan Desember sampai Mei (musim barat dan peralihan I). Tingkat pemanfaatan
biomassa stok di zona I dan II dan III tercermin dari total hasil tangkapan jaring
pantai dan bagan belum melampui daya dukung biomassa. Pada saat daya dukung
maksimum (di zona I sebesar 29.60 ton, di zona II sebesar 327.27 ton dan zona III
sebesar 211. 94 ton), tingkat pemanfaatan hanya mencapai 20% pada zona I, 29%
pada zona II dan 21% pada zona III. Tingkat pemanfaatan daya dukung
pembentukan biomassa tereliminasi, sebagian besar (dari 23 kali pengambilan contoh

selama setahun) telah terlampaui, di zona I sebanyak 14 kali, zona II sebanyak 15 kali
dan zona III sebanyak 14 kali. Bahwa tingkat pemanfaatan tidak memperhatikan daya
dukung tereliminasi, sehingga pada waktu atau musim tertentu tingkat pemanfaatan
melampaui daya dukung tereliminasi
Dapat disimpulkan bahwa Perairan Teluk Ambon Dalam (TAD) merupakan
perairan yang semi tertutup berhubungan dengan Teluk Ambon Luar (TAL) oleh
suatu ambang, mempunyai daya dukung pembentukan biomassa yang mengalami

vi

perubahan musiman serupa yaitu meningkat mencapai maksimum pada musim
timur; dan menurun di musim peralihan II, selanjutnya berfluktuasi mantap dari
musim barat sampai peralihan I. Tingkat pemanfaatan biomassa stok melampaui
daya dukung pembentukan biomassa, sehingga keberlanjutan stok (B2) menurun.
Pada waktu tersebut sementara dapat dinyatakan melebihi eksploitasi (over
exploitation).
Disarankan untuk melakukan pengelolaan berdasarkan tingkat pemanfaatan
yang dilakukan secara optimal terhadap potensi keberadaan stok (ketersediaan dan
daya dukung stok) sampai dengan batas-batas kelestarian yang dapat dicapai.
Kata kunci: Ikan Teri Merah, Daya dukung stok, tingkat pemanfaatan stok,

kemantapan, eliminasi serta keberlanjutan stok.

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2012
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

1.

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumbernya.
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan
karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu
masalah
b. Pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya
tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.

Judul

: Hubungan antara Daya Dukung Pembentukan Biomassa

dan Tingkat Pemanfaatan Stok Ikan Teri Merah
(Encrasicholina heteroloba) di Teluk Ambon Dalam.

Mahasiswa

: Ong Tonny Samuel Ongkers

NIM

: C161030041

Disetujui
Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Mennofatria Boer, DEA
Ketua

Prof. Dr. Ir. Ismudi Muchsin
Anggota


Dr. Ir. Kardiyo Praptokardiyo
Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Ilmu Perairan

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof. Dr. Ir. Enang Harris, MS

Dr. Ir. Dahrul Syah M.Sc, Agr.

Tanggal ujian : 14 Desember 2011

Tanggal lulus :

x

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tertutup:

1. Prof. Dr. Ir M.F Rahardjo DEA
(Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan FPIK, IPB)
2. Dr. Ir Sam Wouthuysen M.Sc. APU
(Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI)

Penguji Luar Komisi pada Ujian Terbuka:
1. Dr. Ir. Dedy H. Sutisna MS
(Dirjen Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan Perikanan (KKP-RI)
2. Prof. Dr. rer. nat. Ir. A. S. Khouw M.Phil
(Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan FPIK, Univ Pattimura)

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
atas anugerahnya sehingga penulisan disertasi ini yang berjudul: “Hubungan Antara
Daya Dukung Pembentukan Biomassa dan Tingkat Pemanfaatan Stok Ikan Teri
Merah (Encrasicholina heteroloba) Di Teluk Ambon Dalam” bisa diselesaikan.
Disertasi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada
Program Studi Ilmu Perairan, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu
penyelesaian studi ini, yaitu:
1. Bapak Prof.Dr.Ir. Menofatria Boer, DEA selaku ketua komisi pembimbing atas
bimbingannya yang tidak kenal waktu kepada penulis
2. Bapak Prof.Dr.Ir. Ismudi Muchsin (anggota komisi pembimbing) atas waktu, ide,
gagasan koreksi dan inspirasinya sehingga penulis terus berusaha untuk tetap
konsisten dalam menyelesaikan studi di Institut Pertanian Bogor.
3. Bapak. Dr. Ir Kardiyo Praptokardiyo (anggota komisi pembimbing) yang
memberikan pencerahan, mendorong penulis untuk menyelesaikan penyelesaian
studi terutama dari konsep penelitian, pengolahan data hingga analisis persoalan
dan strategi penyelesaian untuk kepentingan ilmiah.
4. Bapak Alm Dr. Ir Sutrisno Sukimin DEA, atas sumbangan pemikiran dan
pembimbingannya sehingga penulisan disertasi ini dapat diselesaikan.
5. Dr. Ir Chairil Muluk MSc, yang telah membantu penulis dalam menelaah
penelitian ini.
6. Istri tercinta Dr. Ir. Yuliana Natan Msi, anak-anak tersayang, Jodi dan Vania yang
selalu atas semua cintanya baik dalam pekerjaan, penyelesaian studi maupun
kehidupan sehari-hari.
7. Rektor Universitas Pattimura, atas pemberian ijin studi lanjut di Institut Pertanian
Bogor.

8. Pimpinan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura atas
pemberian kesempatan dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan studi
di Institut Pertanian Bogor.
9. Prof. Dr. Ir. A. S, Khouw Mphil, Dr J.A.N. Masrikat MS, Ir JMS Tetelepta
Mphil, MSc, Ir D Noija MSi, Ir J.A Pattikawa Msc, Ir. Willem Muskitta Msi, Ir
Hengki Sukeno atas bantuan moril maupun materil dalam penyelesaian studi di
Institut Pertanian Bogor.
10. Rekan-rekan PERMAMA atas bantuan moril dalam mendorong penulis
menyelesaikan studi di Bogor
11. Nelayan redi dan bagan di Teluk Ambon Dalam dimana penulis melaksanakan
penelitian.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan studi di Institut Pertanian Bogor.
Kiranya Tuhan memberkati mereka semua.

xiv

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang
berkepentingan dalam bidang yang penulis tekuni. Saran yang bersifat konstruktif
sangat penulis harapkan. Tuhan Jesus memberkati kita semua.

Bogor, Awal Januari 2012

ONG TONNY SAMUEL ONGKERS

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Ambon, Propinsi Maluku, pada tanggal 25 Oktober
1961 dari pasangan Alex Ong dan Lily Tjoanda. Pendidikan penulis mulai dari SD
Kristen Belso A1 Ambon dan lulus tahun 1973. Pendidikan SMP dijalani pada SMP
Kristen Urimessing dan selesai tahun 1976. Selanjutnya SMA diselesaikan di SMA
Negeri I Ambon dan lulus tahun 1980. Pada tahun yang sama penulis diterima di
Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Peternakan dan Perikanan
Universitas Pattimura. Pendidikan Sarjana diselesaikan pada tahun 1985. Pendidikan
S2 ditempuh di Sekolah Pascasarjan IPB program studi Ilmu Perairan dari tahun 1987
sampai tahun 1990. Penulis melanjutkan studi pada program Doktor pada tahun 2003.
Penulis bekerja pada Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan di Fakultas
Perikanan Universitas Pattimura dari tahun 1987 sanpai sekarang. Disamping bekerja
sebagai Dosen, penulis bekerja sebagai redaktur Jurnal Ichthyos dan Jurnal Iktiologi
Indonesia sebagai anggota redaksi. Penulis menjadi anggota Masyarakat Iktiologi
Indonesia dari tahun 2009 sampai sekarang.
Penulis yang terlahir sebagai anak pertama dalam keluarga, menikah dengan
Yuliana Natan tahun 1990. Dari hasil perkawinan dikarunia dua orang anak yaitu Jodi
Fernando Ongkers dan Vania Jessica Ongkers.

PENGHARGAAN

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan yang sedalam-dalamnya
kepada BAPAK Dr. Ir. Sutrisno Sukimin, DEA (almarhum) dan keluarganya,
atas bimbingan beliau mulai dari penyusunan proposal sampai pada proses
penyusunan laporan disertasi ini.

Terima kasih yang tulus, semoga semua bentuk bantuan yang Bapak berikan
mendapat balasan yang setimpal oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL...... ................................................................................... xxv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xxvii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xxix
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................
1.2. Perumusan Masalah .........................................................................
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian .........................................................
1.4. Pendekatan Masalah ..........................................................................
1.5. Hipotesis..................................................................................... ......
1.6. Novelty........................................................................................ ......

1
2
3
3
4
4

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tipologi Perairan Teluk Ambon Dalam ............................................
7
2.1.1. Hidromorfologi ......................................................................
7
21.2. Oseanografi .............................................................................
7
2.2. Biologi Teri Merah ............................................................................
9
2.2.1 Klasifikasi Ikan Teri Merah (Encasicholina heteroloba) .......
9
2.2.2 Habitat ..................................................................................... 10
2.2.3 Pertumbuhan Reproduktif dan Somatik ................................... 11
2.3. Pengelolaan Sumberdaya Perikanan.............. .................................. 12
2.3.1 Model Stok............................................................ ................. 13
2.3.2 Model Analitik ........................................................................ 14
2.3.3 Model Produksi .......... ..........................................................
16
2.4. Efektivitas dan Penangkpan Sistem Penyinaran...............................
17
2.5 Pengelolaan (Pengendalian Tingkat Eksploitasi............ .................. 18
3. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ......................................
3.2. Penelitian Karakteristik Habitat Ikan Teri Merah .............................
3.2.1 Metode dan Desain Penelitian...................................... ..........
3.2.1.1 Metode Penelitian. ......................................................
3.2.1.2 Desain Penelitian......................................... ................
1 Desain Pengambilan Contoh.................. ...................
2 Desain Instrumen...................................... ................
3 Desain Waktu ......................................... ................
3.2.1.3 Variabel.................................................................. .....
1 Variabel yang diukur ..............................................
2 Variabel kerja............................ ..............................
3.2.2 Bahan dan Metode......................................................... .........
3.2.2.1 Teknik Pengambilan Data ........................................
3.2.2.2 Metode Pengukuran.................................. ..................
3.2.2.3 Pengelolaan Data ........................................................
3.2.3 Analisis Data.................................................... .......................

23
24
24
24
24
24
24
24
24
24
25
25
25
25
25
26

xxii

Halaman
3.3. Distribusi dan Produksi Biomassa Stok ........................................... 26
3.3.1 Metode dan Desain..............................................................
26
3.3.1.1 Metode Penelitian................................................ ...... 26
3.3.1.2 Desain Penelitian................................................ ....... 26
1 Desain Pengambilan Contoh .............. ................... 26
2 Desain Instrumen ............................... .................... 26
3 Desain Waktu ..................................... ................... 26
3.3.1.3 Variabel......................................................... ............ 26
1 Variabel yang diukur........................ ..................... 27
2 Variabel kerja............................... ......................... 27
3.3.2 Bahan dan Metode ............................................................... 31
3.3.2.1 Teknik Pengumpulan Data ................................. 31
3.3.2.2 Metode Pengukuran ........................................... 32
3.3.2.3 Pengelolaan Data................................................ 32
3.3.3 Rencana Analisis Data..................................................... .... 33
3.4. Intensitas dan Hasil Tangkapan ITM ............................................... 33
3.4.1 Metode dan Desain............................................................ ... 34
3.4.1.1 Metode Penelitian ............................................... .... 34
3.4.1.2 Desain Penelitian ....................................................
34
1 Desain dan Pengambilan Contoh ....................... 34
2 Desain Instrumen ............................................... 34
3. Desain Waktu....................................................
34
3.4.2 Variabel ....................................................... ....................... ... 34
3.4.2.1 Varibel yang dipantau............................................... 35
3.4.2.2 Variabel kerja.................................................... ....... 35
3.4.3 Bahan dan Metode......................................................... ...... 36
3.4.3.1 Teknik Pengumpulan Data................................ ....... 36
3.4.3.2 Meotode Pengukuran .............................................
36
3.4.4 Pengelolaan Data.................................................................
36
3.4.5 Analisis Data ........................................................................
36
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Habitat Ikan Teri Merah di Kawasan Teluk Ambon
Dalam,...............................................................................................
4.1.1 Pasang Surut........................................................................
4.1.2. Kecepatan Arus................................................................ ..
4.1.3 Suhu……………………… ...............................................
4.1.4 Salinitas ...................................................................... .......
4.1.5 pH............................................................................... ........
4.1.6 Oksigen Terlarut......................................................... ........
4.2 Distribusi Stok Ikan Teri Merah .....................................................
4.2.1 Struktur Komunitas......................................................... ....
4.2.2 Distribusi Desitas Kelimpahan Stok (DNS) dan
Biomassa Stok (DBS)…………………………. ................
4.2.3 Distribusi kelimpahan dan Biomassa Tingkat
Kematangan Gonad (TKG)............................................ .....

37
37
37
39
40
41
42
44
45
45
47

xxiii

4.3

4.4

4.5

4.6

Halaman
4.2.3.1 Zona I....................................................................
47
4.2.3.2 Zona II .................................................................. . 49
4.2.3.3 Zona III.................................................................. 50
Rekrutmen Stok ITM ....................................................................... 50
4.3.1 Zona I................................................................................ ....... 52
4.3.1.1 Kemampuan Rekrutmen Stok.................................... 52
4.3.1.2. Hasil Biomassa Rekrutmen Setiap Interval
Waktu Pantau............................................................. 54
4.3.2 Zona II................................................................... ...... ......... 54
4.3.2.1. Kemampuan Rekrutmen Stok.................................... 54
4.3.2.2. Hasil Biomassa Rekrutmen Setiap Interval
Waktu Pantau............................................................. 55
4.3.3 Zona III................................................................... ...... ........ 55
4.3.3.1. Kemampuan Rekrutmen Stok................................... 55
4.3.3.2. Hasil Biomassa Rekrutmen Setiap Interval
Waktu Pantau............................................................ 55
Produksi Pertumbuhan Stok ITM .................................................... 56
4.4.1 Zona I................................................................................ ...... 55
4.4.1.1 Produktivitas dan Waktu Pulih Stok .................. ..... 57
4.4.1.2. Produksi Pertumbuhan Biomassa ............................ 57
4.4.2 Zona II............................................................................... ..... 57
4.4.2.1. Produktivitas dan Waktu Pulih Stok ..................... .. 57
4.4.2.2. Produksi Pertumbuhan Biomassa ............................ 58
4.4 3. Zona III.................................................................................. 59
4.4.3.1. Produktivitas dan Waktu Pulih Stok ..................... . 59
4.4.3.2. Produksi Pertumbuhan Biomassa ........................... 60
Intensitas dan Hasil Penangkapan .................................................... 60
4.5.1 Hasil Penangkapan Interval Waktu Pantau di Zona I ............. 61
4.5.2 Hasil Penangkapan Interval Waktu Pantau di Zona II ............ 63
4.5.3 Hasil Penangkapan Interval Waktu Pantau di Zona III ........... 64
Pembahasan ...................................................................................... 66
4.6.1 Karakteristik Habitat ......................................................... 66
4.6.2 Potensi dan Tingkat Pemanfaatan Daya dukung Di Zona
I, II dan III........................................ .................................. 67
4.6.2.1. Zona I...................................................................
68
4.6.2.2. Zona II..................................................................
70
4.6.2.3. Zona III............................................................
72
4.6.3 Keberlanjutan Stok (B2)......................... .......................... 74
4.6.3.1. Zona I.................................................................... 75
4.6.3.2. Zona II..................................................................
76
4.6.3.3. Zona III......................................................
... 78
4.6.4 Sintesa Hipotesis...............................................................
79
4.6.5. Pengelolaan......................................................................
81
4.6.5.1 Kebijakan Pengelolaan......................................... 81
4.6.5.2 Tujuan Pengelolaan ........................................... .. 83
4.6.5.3 Strategi dan Sasaran Pengelolaan ..................... . 83
4.6.5.4 Kebijakan Oparasional...................................... .. 84

xxiv

Halaman
5. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 85
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 85
5.2 Saran ................................................................................................. 85
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... .....
LAMPIRAN............................................................................................. ......

87
95

xxv

DAFTAR TABEL
No

Judul

1.

Produksi Ikan Umpan Yang Tertangkap Dengan Jaring Pantai dari
2002-2009 di Kodya Ambon ..................................................................

2

2.

Parameter dan Metode Pengukuran ........................................................

25

3.

Tetapan pasang surut TAD .....................................................................

37

4.

Hasil anova kecepatan arus anatar msim pada zona tertentu di bulan
gelap dan terang (cm/det) ........................................................................

38

Hasil anova terhadap rataan suhu antar musim pada bulan gelap dan
terang di TAD (oC)..................................................................................

40

Hasil anova terhadap rataan salinitas antar musim pada bulan gelap
dan terang di TAD (ppt) ..........................................................................

41

Hasil anova terhadap rataan pH antar musim pada bulan gelap dan
terang di TAD ........................................................................................

42

Hasil anova terhadap rataan DO antar musim pada bulan gelap dan
terang di TAD (mg/l) ..............................................................................

43

Frekuensi kejadian komunitas ikan antar musim di zona I, II dan III ...

45

10. Hasil anova densitas kelimpahan (DNS) Antar Musim di Setiap Zona ..

46

11. Hasil Anova Kelimpahan dan Biomassa setiap Tingkat Kematangan
Gonad antar antar musim di Zona I.........................................................

49

12. Hasil Anova Kelimpahan dan Biomassa setiap Tingkat Kematangan
Gonad antar antar musim di Zona II .......................................................

51

13. Hasil Anova Kelimpahan dan Biomassa setiap Tingkat Kematangan
Gonad antar antar musim di Zona III .....................................................

53

14. Anova Terhadap KRS, Induk Matang Gonad (IMG) dan HBR Antar
Musim di Zona I......................................................................................

54

15. Anova Terhadap KRS, Induk Matang Gonad (IMG) dan HBR Antar
Musim di Zona II.....................................................................................

55

16. Anova Terhadap KRS, Induk Matang Gonad (IMG) dan HBR Antar
Musim di Zona III.....................................................................................

56

17. Anova Terhadap Produktivitas (P), Rataan Biomassa (R), Produksi
Biomassa Pertumbuhan setiap Interval Waktu Pantau (HBP) dan
Waktu Pulih (B/P) Antar Musim di Zona I ........................................... ..

58

18. Anova Terhadap Produktivitas (P), Rataan Biomassa (R), Produksi
Biomassa Pertumbuhan setiap Interval Waktu Pantau (HBP) dan
Waktu Pulih (B/P) Antar Musim di Zona II ...........................................

59

5.
6.
7.
8.
9.

Halaman

xxvi

Halaman
19. Anova Terhadap Produktivitas (P), Rataan Biomassa (R), Produksi
Biomassa Pertumbuhan setiap Interval Waktu Pantau (HBP) dan
Waktu Pulih (B/P) Antar Musim di Zona III..........................................
61
20. Anova Terhadap Intensitas Penangkapan (IPE), Hasil Penagkapan Per
Trip (HPT), Hasil Penangkapan Interval Waktu Pantau (HP) Jaring
Pantai dan Bagan Antar Musim di Zona I ..............................................

63

21. Anova Terhadap Intensitas Penangkapan (IPE), Hasil Penagkapan Per
Trip (HPT), Hasil Penangkapan Interval Waktu Pantau (HP) Jaring
Pantai dan Bagan Antar Musim di Zona II............................................ .

65

22. Anova Terhadap Intensitas Penangkapan (IPE), Hasil Penagkapan Per
Trip (HPT), Hasil Penangkapan Interval Waktu Pantau (HP) Jaring
Pantai dan Bagan Antar Musim di Zona III ............................................ ...... 66
23. Rataan Tingkat Pemanfaatan, Keberlanjutan, dan Daya Dukung Stok
ITM pada keempat musim di setiap zona.................................................... 82
24. Strategi dan Sasaran Pengelolaan.................................................................. 85

xxvii

DAFTAR GAMBAR
No

Judul

Hal

1.

Diagram Alir Penelitian ..........................................................................

5

2.

Ikan teri merah Encrasicholina heteroloba Ruppell, 1837 .....................

10

3.

Densitas Kelimpahan (DNS) Antar Musim di Setiap Zona ...................

47

4.

Densitas Tingkat Biomassa (DNS) Antar Musim di Setiap Zona ........

47

5.

Kelimpahan Tingkat Kematangan Gonad di Zona I ..............................

49

6.

Biomassa Tingkat Kematangan Gonad di Zona I ...................................

49

7

Kelimpahan Tingkat Kematangan Gonad di Zona II .............................

51

8.

Biomassa Tingkat Kematangan Gonad di Zona II ..................................

51

9

Kelimpahan Tingkat Kematangan Gonad di Zona III ............................

53

10. Biomassa Tingkat Kematangan Gonad di Zona III ................................

53

11. Daya Dukung dan Tingkat Pemanfaatan di Zona I. ...............................

69

12 Daya Dukung dan Tingkat Pemanfaatan di Zona II. .............................

71

13. Daya Dukung dan Tingkat Pemanfaatan di Zona III. ............................

73

xxviii

DAFTAR LAMPIRAN
No

Judul

Peta lokasi penelitian pengambilan contoh yang dilakukan setiap 15 hari
selama setahun...............................................................................
2. Gambar Operasi Penangkapan Ikan Teri Merah ....................................

Hal

1.

3.

97
98

Rataan muka laut (MSL) atau Duduk Tengah Pasang Surut di
Perairan Ambon ………………………………………………………..

99

4.

Anova Kecepatan Arus di Setiap Zona ..................................................

100

5.

Anova Suhu pada Bulan Gelap dan Terang di Zona I, II dan III............

101

6.

Hasil Anova Suhu terhadap kedalaman di TAD (oC).............................

103

7.

Anova Salinitas pada Bulan Gelap dan Terang di Zona I, II dan III.....

104

8.
9.

Hasil Anova Salinitas terhadap kedalaman di TAD (ppt).......................
Anova Oksigen Terlarut pada Bulan Gelap dan Terang di Zona I,
II dan III..................................................................................................

106

10. Hasil Anova Oksigen Terlarut terhadap kedalaman di TAD (ppm).... ...

109

11. Struktur komunitas ikan di perairan TAD...............................................

110

12. Data Perubahan Temporal DNS dan DBS pada Bulan Gelap dan
Terang di Zona I.....................................................................................

113

13. Data Perubahan Temporal DNS dan DBS pada Bulan Gelap dan
Terang di Zona II...................................................................................

121

14. Data Perubahan Temporal DNS dan DBS pada Bulan Gelap dan
Terang di Zona III.................................................................................

129

15. Anova DNS Antar Musim di Setiap Zona..............................................

137

16. Anova DBS Antar Musim di Setiap Zona .............................................

138

17. Data Tingkat Kelimpahan TKG dan Tingkat Biomassa TKG pada
Bulan Gelap dan Terang di Zona I.........................................................

139

18 Data Tingkat Kelimpahan TKG dan Tingkat Biomassa TKG pada
Bulan Gelap dan Terang di Zona II........................................................

145

19. Data Tingkat Kelimpahan TKG dan Tingkat Biomassa TKG pada
Bulan Gelap dan Terang di Zona III.......................................................

151

20. Anova Tingkat Kelimpahan Kematangan Gonad (TKKG) dan
Tingkat Biomassa Kematangan Gonad (TBKG) di Zona I.....................

157

21. Anova Tingkat Kelimpahan Kematangan Gonad (TKKG) dan
Tingkat Biomassa Kematangan Gonad (TBKG) di Zona I.....................

159

107

xxix

22. Anova Tingkat Kelimpahan Kematangan Gonad (TKKG) dan
Tingkat Biomassa Kematangan Gonad (TBKG) di Zona I.....................

163

23. Tabel Estimasi Rekrut Stok di Zona I .....................................................

166

24. Tabel Estimasi Rekrut Stok di Zona II ...................................................

167

25. Tabel Estimasi Rekrut Stok di Zona III..................................................

168

26. Anova Terhadap KRS, IMG dan BR di Zona I......................................

169

27. Anova Terhadap KRS, IMG dan BR di Zona II................................ .....

170

28. Anova Terhadap KRS, IMG dan BR di Zona III.............................. .....

171

29. Data Kelimpahan dan Biomassa dalam Perhitungan Produktivitas
Pertumbuhan Stok di Zona I...................................................................

172

30. Data Kelimpahan dan Biomassa dalam Perhitungan Produktivitas
Pertumbuhan Stok di Zona II..................................................................

181

31. Data Kelimpahan dan Biomassa dalam Perhitungan Produktivitas
Pertumbuhan Stok di Zona III.................................................................

190

32. Anova Produksi Pertumbuhan Biomassa Stok ITM di Zona I................

199

33. Anova Produksi Pertumbuhan Biomassa Stok ITM di Zona II..............

198

34. Anova Produksi Pertumbuhan Biomassa Stok ITM di Zona III ............

201

35. Intensitas dan Penangkapan di Zona I.....................................................

202

36. Intensitas dan Penangkapan di Zona II....................................................

204

37. Intensitas dan Penangkapan di Zona III...................................................

206

38. Hasil Anova Intensitas dan Hasil Penangkapan di Zona I.......................

207

39. Hasil Anova Intensitas dan Hasil Penangkapan di Zona II......................

211

40. Hasil Anova Intensitas dan Hasil Penangkapan di Zona III....................

215

41 Data Dasar Keberadaan Stok, Daya Dukung, dan Total Hasil
Penangkapan Ikan Teri Merah di Zona I..................................................

217

42. Data Dasar Keberadaan Stok, Daya Dukung, dan Total Hasil
Penangkapan Ikan Teri Merah di Zona II................................................

218

43. Data Dasar Keberadaan Stok, Daya Dukung, dan Total Hasil
Penangkapan Ikan Teri Merah di Zona III.............................................

219

44. Potensi Daya Dukung dan Pemanfaatan Stok di Zona I……………….

220

45. Potensi Daya Dukung dan Pemanfaatan Stok di Zona II………………

223

46. Potensi Daya Dukung dan Pemanfaatan Stok di Zona III……………..

226

47. Tabel Daya Dukung Stok di Zona I........................................................

229

xxx

48. Tabel Daya Dukung Stok di Zona II......................................................

230

49. Tabel Daya Dukung Stok di Zona III.....................................................

231

50. Tabel Tingkat Pemanfaatan Daya Dukung Stok di Zona I....................

232

51. Tabel Tingkat Pemanfaatan Daya Dukung Stok di Zona II.................

233

51. Tabel Tingkat Pemanfaatan Daya Dukung Stok di Zona III............. ...

234

53. Tabel Keberlanjutan Stok di Zona I.......................................................

235

54. Tabel Keberlanjutan Stok di Zona II......................................................

236

55. Tabel Keberlanjutan Stok di Zona III...................................................

237

56. Tabel Rangkuman Hipotesis di Zona I.................................................

238

57. Tabel Rangkuman Hipotesis di Zona II.................................................

239

58. Tabel Rangkuman Hipotesis di Zona III...............................................

240

.

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perairan Teluk Ambon Dalam (TAD) seluas 12.1 km2 merupakan perairan semi
tertutup (semi-enclosed bay), yang masih berhubungan dengan perairan Teluk Ambon
Luar (TAL) melalui ambang (sill) sepanjang 74.5 m dengan kedalaman 12.8 m.
Kawasan daratan pesisir perairan TAD dimanfaatkan sebagai hutan bakau
(mangrove), pemukiman dan pelabuhan (pelabuhan pangkalan TNI Angkatan Laut
RI dan POLAIRUD, pelabuhan kapal PT Pelni, kapal tradisional antar pulau dan
ferry penyeberangan, serta pelabuhan perikanan). Kawasan perairan TAD telah
dimanfaatkan untuk : (1) perikanan tangkap dan budidaya, (2) jalur transportasi air
(lalulintas air), (3) pembangunan, (4) dan menampung, menerima berbagai beban
masukan antropogenik dari daerah hulu dan sekitarnya. Kegiatan tersebut
mencerminkan bahwa kawasan pembangunan perairan TAD merupakan kawasan
pembangunan antar sektoral.
Usaha perikanan tangkap di perairan TAD telah lama dilakukan dengan target
ikan pelagis kecil, besar dan demersal. Salah satu dari target pelagis kecil yaitu ikan
teri sebagai ikan umpan hidup bagi usaha perikanan tangkap cakalang. Sumberdaya
ikan teri di perairan TAD terdiri atas 3 jenis yaitu Encrasicholina heteroloba,
Stolephorus indicus, dan S. buccaneeri. Usaha perikanan tangkap ikan teri merah (E.
heteroloba) sangat penting untuk menghasilkan ikan umpan hidup yang diperlukan
dalam kegiatan operasional usaha perikanan tangkap ikan cakalang. Perikanan ikan
umpan di TAD berperan untuk menghasilkan produksi mantap atau meningkat kerena
dia menjadi faktor penentu usaha perikanan dalam menunjang perikanan cakalang
(skip jack pole and liner fisheries) disamping sebagai konsumsi lokal. Jika tidak ada
ikan umpan maka berimplikasi terhadap armada perikanan cakalang di Ambon akan
mengalami kendala, karena setiap armada memerlukan minimal 40 ember (@ = 14
kg) ikan umpan per trip. Hasil tangkapan ikan umpan sebagian besar digunakan
sebagai ikan umpan hidup dan sebagian kecil dipasarkan di pasar lokal. Semula
usaha perikanan tangkap ikan teri merah di TAD menggunakan alat tangkap jaring
pantai (beach seine), baru pada tahun 1980- an ini menggunakan alat tangkap bagan

(lift net). Kedua alat tangkap tersebut dilengkapi dengan sarana lampu petromaks
sehingga sangat efektif namun tidak selektif menangkap ikan umpan yang tertarik
pada sinar lampu. Ikan teri merah (ITM) merupakan bagian dari komposisi hasil
tangkapan ikan umpan. Hasil total tangkapan ikan umpan jaring pantai per tahun dan
hasil tangkapan per unit alat tangkap per tahun di sajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Produksi Ikan Umpan yang Tertangkap dengan Jaring Pantai dari 2002-2009
dan di Kodya Ambon
Tahun
Jumlah jaring
Produksi
Produksi per unit alat
pantai (unit)
(103ton)
(103ton/unit)
2002
5
39.1
7.8
2003
4
8.9
2.2
2004
4
9.9
2.9
2005
4
7.9
2.0
2006
4
9.1
2.3
2007
7
4.6
0.7
2008
7
7.2
1.0
2009
7
7.8
1.1
Sumber : Dinas Perikanan Propinsi Maluku, 2002 – 2009

Usaha perikanan ikan umpan di TAD mengalami degradasi. Sejak tahun 2002
sampai tahun 2007, produksi maupun hasil tangkapan per unit alat/tahun turun (lihat
Tabel 1). Baru mulai meningkat sedikit pada tahun 2008 dan 2009. Sumber data yang
diperoleh dari dinas Perikanan Provinsi Maluku hanya berupa jaring pantai,
sedangkan data bagan adalah tidak lengkap.
Bahwa Teluk Ambon merupakan kawasan pengembangan perikanan, dimana
pada musim tertentu (musim timur) mempunyai hasil tangkapan ikan umpan yang
tinggi (Wouthuyzen

et al, 1984). Penurunan produksi hasil tangkap tersebut

diperkirakan karena 1) perubahan daya dukung pembentukan biomassa, 2) tingkat
eksploitasi, dan 3) keluar masuk ikan dari perairan TAL. Sehubungan dengan hal
tersebut maka dipertimbangkan perlu dilakukan suatu penelitian mengenai hubungan
antara daya dukung biomassa dan tingkat pemanfaatan untuk dijadikan dasar strategi
dan kebijakan operasional pengelolaan pemanfaatan sumberdaya ikan teri merah
(Encrasicholina heteroloba) di perairan TAD.

1.2 Perumusan Masalah
Sejak hasil tangkapan mulai pulih kembali 2008 Usaha perikanan ITM di TAD
mengalami masalah yaitu, pada musim timur hasil tangkapan mantap selanjutnya
pada musim peralihan I ke musim barat menurun tajam. Hal ini kurang memberi
kepastian. Penurunan hasil tangkapan terjadi sehubungan dengan perubahan
kelimpahan stok karena adanya eliminasi keluar dan atau tingkat eksploitasi (jaring
pantai dan bagan) melampaui daya dukung pembentukan biomassa rekrutmen dan
pertumbuhan. Apabila eliminasi terjadi secara alami sebagai faktor yang sulit
dikendalikan maka untuk mencegah penurunan sumber daya perlu diusahakan agar
tingkat eksploitasi (jaring pantai dan bagan) yg dapat terkendali oleh manusia tidak
melampui daya dukung sehingga sumberdaya ikan teri di TAD menjadi berlanjut dan
keberadaan stok dapat dieksploitasi. Untuk melindungi dan mengendalikan tingkat
eksploitasi (jaring pantai dan bagan) maka perlu dilakukan penelitian mengenai
potensi daya dukung, pembentukan biomassa dan tingkat eksploitasi (jaring pantai
dan bagan) serta perilaku eliminasi untuk dijadikan dasar pengelolaan sumber daya
yang berkelanjutan. Diagram alir perumusan masalah disajikan pada Gambar1.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu untuk identifikasi dan evaluasi potensi daya dukung
pembentukan biomassa rekrutmen dan pertumbuhan serta tingkat pemanfaatan
biomassa stok ikan teri merah (Encrasicholina heteroloba) di perairan Teluk Ambon
Dalam. Manfaat penelitian ini yaitu untuk mendapatkan data mengenai potensi
pembentukan biomass rekrutmen dan pertumbuhan serta hasil pemanfaatan sumber
daya untuk dijadikan dasar perumusan konsep pengendalian tingkat eksploitasi ikan
teri merah.

1.4 Pendekatan Masalah
Hasil penangkapan ikan teri merah ditentukan oleh tingkat pemanfaatan,
intensitas dan efektivitas alat tangkap serta ketersediaan biomassa stok. Keberlanjutan
dari ketersediaan stok ditentukan oleh daya dukung pembentukan biomassa

rekrutmen dan pertumbuhan dikurangi tingkat pemanfaatan serta eliminasi. Secara
matematik persamaan keberlanjutan stok (Russel, 1931 in Beverton dan Holt, 1957)
dapat dinyatakan sebagai berikut:

B2 = B1+ [(BR+BG)-(HP+HB)] ±E .............................(1)
Keterangan:
BR = Biomassa Rekrutmen, BG = Biomassa Pertumbuhan, HP = Hasil Penangkapan Jaring Pantai, HB = Hasil
Penangkapan Bagan, B1 = Biomassa Stok pada waktu awal, B2 = Biomassa Stok pada waktu sesudahnya, E =
Eliminasi.

Sehubungan dengan hal tersebut maka dasar pendekatan pengelolaan eksploitasi
didasarkan pada:
1. Apabila eliminasi negatif maka tingkat eksploitasi dapat ditingkatkan sesuai
dengan daya dukung pembentukan biomassa stok dan peningkatan eliminasi.
2.

Apabila eliminasi nol maka tidak terdapat eliminasi dimana tingkat
pemanfaatan tidak boleh melampaui tingkat daya dukung stok

3.

Apabila eliminasi positif (ikan keluar) maka tingkat pemanfaatan perlu
dikendalikan agar tidak melampaui daya dukung sehingga sumberdaya dapat
bertahan, berkembang dan berkelanjutan dalam mempertahankan kelestarian.

1.5 Hipotesis
Apabila tingkat eksploitasi

biomassa stok tidak melampaui daya dukung

pembentukan biomassa stok ikan teri merah yang tereliminasi maka keberadaan stok
mantap, sehingga mampu mempertahankan dan meningkatkan daya dukung
pembentukan biomassa stok.

1.6. Novelty
Kabaharuan dari hasil penelitian ini yaitu konsepsi daya dukung pembentukan
biomassa stok (biomassa rekrutmen dan biomassa pertumbuhan) yang dihasilkan
selama interval waktu tertentu

sebagai penentu kemampuan sumber daya

(kelimpahan biomassa stok dan daya dukung stok).
Konsepsi ini dapat diukur secara kuantitatif untuk kemudian dijadikan sebagai
dasar bagi pengambilan kebijakan operasional pengelolaan ikan teri merah.

Ket:
E1=Eliminasi negatif
E2=Tdk ada eliminasi
E3=Eliminasi positif
S1=Stok defisit
S2=Stok stabil
S3=Stok surplus

ITM
TAL

ITM dari
TAL
Nio

Hidrodinamika
HABITAT :
Kualitas Air
Hidrooseano
grafi
Plankton

? Eliminasi
negatif
STOK ITM
TAD
N, B

Pembentukan
Biomas

Pertumbuhan
Biomas
R&G

Stok Naik
E1S2
E1S3
E2 S3

Intensifikasi
Penangkpn
?
F < (R+G)

ALAT
TANGKAP :
Beach
Seine(F1)
Bagan (F2)
Pra
Manajemen
Penangkapan

Tingkat
Pemanfaatan
Stok
(F1 & F2)

Kemantapan
Stok
R+G-F

?
Penangkapan
Optimal

Tingkat
Pemanfaatan
Post
Manajemen
Penangkapan
Konservasi

RTP
PENAGKAP
AN ITM

Hasil
Tangkapan
Berkelanjutan

Stok Turun
E2S1
E3 S1
E3S2

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

?
Efektif

Stok Tidak
Kritis

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tipologi Perairan Teluk Ambon Dalam
2.1.1 Hidromorfologi
Perairan Teluk Ambon Dalam (TAD) terletak pada 1280 07’ 42” - 1280 16’
04” BT dan 030 39’ 47” LS - 030 45’ 50” dengan luas 12.3 km2. Perairan TAD
berhubungan dengan Teluk Ambon Luar (TAL) melalui suatu ambang (sill)
berkedalaman 12.8 m. Keberadaan ambang pemisah tersebut menjadi penghubung
keluar masuk air antara TAD dan TAL. Lebar ambang pemisah antara TAD dan TAL
yaitu 74.5 m. Garis pantai TAD sepanjang 14.03 km dengan bentuk morfologi
mengalami perubahan karena sedimentasi dan abrasi (Tarigan dan Sapulette, 1987).
Kedalaman perairan TAD di zone ambang sekitar 12.8 m. Sedang kedalaman
maksimum TAD mencapai 41 m berada 444 meter (300 – 310°) dari dermaga Ferry
Galala. Sepanjang pesisir desa Lateri hingga Waiheru dan Utara Poka (Lampiran 2.
Peta P. Ambon) terdapat proses pendangkalan. Sedangkan di sepanjang pesisir desa
Lateri, Latta, Halong dan Batukoneng terdapat zona–zona perairan yang lebih dalam
(> 30 m) dan merupakan area terdalam di peraian TAD.

2.1.2. Oseanografi
Tipe pasang surut (pasut) di perairan TAD adalah pasut harian ganda, yaitu
terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dengan tinggi pasang dan surut
bervariasi dalam 1 siklus pasut (Pemkot Ambon dan Unpatti, 2003).
Gelombang di TAD merupakan gelombang dari pengaruh angin sebagai
pembangkit utama, terutama angin Barat-Baratdaya dan Utara. Gelombang yang
memasuki perairan Teluk Ambon Dalam dari Teluk Ambon Luar telah mengalami
reduksi akibat refraksi pada dasar perairan sekitar ambang Galala Poka yang relatif
dangkal dan tanjung Martafons, sehingga kekuatan energi gelombang yang mencapai
teluk semakin mengecil. Penurunan nilai energi gelombang tersebut terjadi berkenaan
dengan bentuk topografi dasar perairan dan bentuk wilayah teluk semi tertutup,
sehingga perairan menjadi relatif tenang (Pemkot Ambon dan Unpatti, 2003).

8

Arus di perairan TAD berkarakter arus pasang surut yang secara tidak langsung
dari rambatan arus Laut Banda. Arus non-pasut terdapat ditepi luar ambang GalalaPoka dan diperairan Teluk Dalam yang mengarah ke Selatan dengan kekuatan
masing-masing 11.02 cm/det dan 3.58 cm/det. Selama periode surut arah arus
cenderung ke luar teluk (Barat daya) dengan kecepatan berkisar dari 1 – 20 cm/detik.
Pada kedalaman 15 meter kecepatan arus melemah pada seluruh daerah yakni 1 – 10
cm/detik. Saat periode pasang kecepatan arus di lapisan permukaan berkisar antara
1 – 10 cm/detik dengan variasi arah Baratdaya – Tenggara. Pada kedalaman 15 meter
kecepatan arus pada beberapa lokasi terdeteksi antara 11 – 20 cm/detik sekitar
Waiheru dan Lateri yang mengarah ke Timur – Tenggara (Pemkot Ambon dan
Unpatti, 2003).Kecepatan arus maksimum pada waktu pasang di TAD adalah 13.6
cm/det, dan surut adalah 12.4 cm/det. Kecepatan arus di daerah ambang pada waktu
pasang lebih besar 0.5 m/det, dan pada waktu surut lebih kecil 0.5 cm/det (Selanno,
2009).
Suhu air mengalami perubahan secara musiman. Pada bulan Juli (musim Timur)
,suhu terendah berkisar 24.0 – 25.7°C, sedang pada bulan Desember (musim Barat)
suhu tertinggi berkisar 27.6 – 29.2°C (Tarigan dan Sapulete, 1987). Variasi suhu
terbesar di permukaan dekat dasar terjadi pada musim Timur hingga Pancaroba II.
Dari tahun ke tahun variasi suhu tidak berbeda yang ditemukan oleh Pemkot Ambon
dan Unpatti, (2003); Wouthuysen et al (1984); Syahailatua dan Widnyana (1996);
Sahubawa (2001); Edward (2003); Selanno (2009).
Nilai pH pada musim Timur di lapisan permukaan TAD dan musim Barat
berkisar 8.04-8.14; pada musim Peralihan I berkisar 7.51- 7.62; musim Timur antara
7.51-7.62 dan musim Pancaroba II antara 7.80-7.91. Variasi nilai pH dari musim ke
musim selalu berada pada kisaran yang layak bagi kehidupan organisme laut (Pemkot
Ambon dan Unpatti, 2003).
Salinitas perairan TAD mencirikan stratifikasi dengan kedalaman. Secara
temporal salinitas lapisan permukaan mengalami perubahan pada musim barat yaitu
berkisar 32,39 – 33,0 ppt; pada musim Pancaroba 1 berkisar 30.42 – 33.58 ppt; pada
musim timur berkisar 30.16 – 32.17 ppt; pada musim Pancaroba 2 berkiasar 32.52 –

9

33.54 ppt. Salinitas pada berbagai kedalaman dapat diketahui yaitu pada bulan
Desember 2002 berkisar 30 – 35 ppt (Sd  2.20 ppt) di lapisan permukaan; 32 – 36
ppt di kedalaman 10 - 30 meter dan 33 – 36 ppt (Sd  1.01 ppt) di kedalaman 40 m.
Pada berbagai kedalaman salinitas meningkat yaitu salinitas 36 ppt di kedalaman 10
m di Halong, Negeri Lama pada 20 m, Lateri pada 30 m, Latta 40 m. (lihat peta pada
Lampiran 2).
Secara temporal keberadaan oksigen terlarut mengalami perubahan antara lain
yaitu pada musim Barat, Peralihan I, Timur dan Peralihan II adalah masing-masing
berkisar 3.98-4.08 mg/l, 5.37-5.42 mg/l, 2.54 -4.46 mg/l dan 3.60-4.47 mg/l (Pemkot
Ambon dan Unpatti, 2003). Tarigan dan Sapulete (1978), mendapatkan rataan
konsentrasi oksigen terlarut antara 3.30-5.96 ml/l dengan SD =