PELAKSANAAN SERTIFIKASI TANAH DI KABUPATEN PASURUAN ( STUDI DI DESA SUKOREJO KECAMATAN SUKOREJO )

(1)

PELAKSANAAN SERTIFIKASI TANAH DI KABUPATEN PASURUAN ( STUDI DI DESA SUKOREJO KECAMATAN SUKOREJO )

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Persyaratan untuk

Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Oleh:

Ferdiansyah Bhakti Sukarno 07230071

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI

Nama : Ferdiansyah Bhakti Sukarno NIM : 07230071

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)

Judul Skripsi : Pelaksanaan Sertifikasi Tanah di Kabupaten Pasuruan ( Studi di Desa Sukorejo Kecamatan Sukorejo)

Disetujui, Pembimbing I

Dr. Asep Nurjaman, M.Si

Pembimbing II

Drs. Jainuri, M.Si.

Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan


(3)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN

Nama : Ferdiansyah Bhakti Sukarno NIM : 07230071

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)

Judul Skripsi : Pelaksanaan Sertifikasi Tanah di Kabupaten Pasuruan ( Studi di Desa Sukorejo Kecamatan Sukorejo)

Telah dipertahankan di depan dewan penguji dan dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan (S.IP)

Pada tanggal: Dihadapan Dewan Penguji

1. Drs. Imam Hidajat MM (...)

2. Drs Krisno Hadi MA (...)

3. Dr. Asep Nurjaman, M.Si (...)

4. Drs. Jainuri, M.Si (...)

Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ferdiansyah Bhakti Sukarno NIM : 07230071

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)

Menyatakan bahwa karya ilmiah (Skripsi) dengan Judul: Pelaksanaan Sertifikasi Tanah di Kabupaten Pasuruan ( Studi di Desa Sukorejo Kecamatan Sukorejo)

adalah bukan karya tulis ilmiah (Skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian Surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, Agustus 2012 Yang menyatakan


(5)

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Ferdiansyah Bhakti Sukarno NIM : 07230071

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)

Judul Skripsi : Pelaksanaan Sertifikasi Tanah di Kabupaten Pasuruan ( Studi di Desa Sukorejo Kecamatan Sukorejo)

Pembimbing : 1. Dr. Asep Nurjaman, M.Si 2. Drs. Jainuri, M.Si

Tanggal Bimbingan Paraf Pembimbing Keterangan

I II

Tanggal 05 – 04 - 2012 Revisi Bab I /Proposal

Tanggal 24 – 04 - 2012 ACC Bab I

Tanggal 08 – 05 - 2012 Seminar

Tanggal 29 – 05 - 2012 ACC Bab II

Tanggal 25 – 06 - 2012 ACC Bab III

Tanggal 05 – 07 - 2012 Bimbingan Bab IV/V

Tanggal 12 – 07 - 2012 Revisi Bab IV/V

Tanggal 25 – 07 - 2012 ACC Bab IV dan V

Tanggal 31 – 07 - 2012 ACC ujian

Malang, 01 Agustus 2012 Mengetahui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Asep Nurjaman, M.Si Drs. Jainuri, M.Si

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Allah SWT atas berkat, nikmat, dan rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Kebijakan Agraria Di Desa Sukorejo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan Tahun 2011 sebagai salah satu Tugas Akhir yang harus ditempuh untuk memperoleh gelar Sajana Strata Satu Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

Penelitian kebijakan agraria ini bermula dari keperihatinan penulis akan carut-marutnya kepengurusan tanah yang seringkali menimbulkan konflik, kepentingan rakyat kecil akan tanah yang terpinggirkan, adanya pungutan yang mengakar dan menjadi praktik illegal yang dibiarkan pemerintah, serta adanya pembangunan yang menggeser tanah petani. Peneliti mengharapkan dengan adanya penelitian ini, ke depan pemerintah lebih memerhatikan kepentingan rakyat dalam mengurus dan mendapatkan hak tanah mereka dan menertibkan pungutan-pungutan illegal.

Selama penelitian dan penulisan skripsi ini, peneliti tak lepas dari rintangan dan hambatan. Banyak bantuan yang telah diberikan untuk membimbing peneliti menyelesaikan penelitian ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, peneliti ingin menyampaikan rasa terimakasih dan penghargaan yang tak terhingga kepada :

1. Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, atas kehendaknya saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini meskipun harus melalui jalan yang cukup rumit.

2. Kedua orang tuaku, Ayahku Didik Sukarno dan Ibuku Imrotin. yang senantiasa memberikan kasih dan sayangnya yang tak terhingga sampai saya dapat menyelesaikan amanah dari beliau.

3. Kedua pembimbing saya Dr. Asep Nurjaman M,Si dan Drs. Djainuri M,Si. Berkat bimbingan dari beliau yang tak kenal lelah kami dapat menyelesaikan semua tugas ini.


(7)

4. Saudara-saudara saya, Mas Angga, Enod, Mbak Tatik, Mas Gatot, serta saudara yang lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Terima kasih atas semua do’a kalian.

5. Sahabat saya dari SMA Hamlet, Kampret, dan Putra. Mereka yang sedikit banyak memberi gambaran tentang arti sebuah kehidupan.

6. Saudara satu kontrakanku Alex, Ajik, Paman, Seger, Jono, Ndog, Gek dan Gilang, mereka yang selalu menemaniku di saat suka dan duka. 7. Seorang yang sangat special di hatiku, Agung Lestari. Orang yang selalu

ada dalam hal apapun di hidupku, orang yang jadi penyemangat hidupku. ILU

8. Orang-orang yang telah membantuku sembuh dari penyakit yang menimpaku, Dr. Budi, Dr. Atma, Mas Obien, Mas Pandre, Mbah To, Mbah Hamid, serta Kyai Dardiri.

9. Teman-teman seperjuanganku di Ilmu Pemerintahan angkatan 2007, khususnya Koho. Terima kasih kawan

10.Buat semua pihak yang tidak mungkin bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan dan do’a kalian, hingga tugas dan amanah ini dapat terselesaikan. Semoga Allah membalas semua kebaikan kalian, amin.


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ……….. iii

ABSTRAK ……… vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ………... viii

DAFTAR ISI ……… ix

DAFTAR TABEL ………. xi

DAFTAR GAMBAR ………. xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Rumusan Masalah .……… 5

C. Tujuan Penelitian ………... 5

D. Kegunaan Penelitian ………... 6

E. Definisi Konseptual ………... 7

F. Definisi Operasional ……….. 8

G. Metode Penelitian ……….. 10

1. Jenis Penelitian ……….. ……….. 10

2. Data dan Sumber Data ………... 11

3. Teknik Pengumpulan Data ……… 12

4. Subyek Penelitian ………... 13

5. Lokasi Penelitian ………... 13

6. Analisis Data ………. 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Agraria ……….... 15

1. Pengertian Agraria ………. 15

2. Hukum agraria ……… 17

3. Pembidangan dan Pokok Bahasan Hukum Agraria 18 B. Kebijakan Agraria ………... 20

C. Permasalahan Pertanahan ……… 23

1. Sumber Daya Manusia Pelaksana Peraturan Sumber Daya Agraria ……… 23

2. Konflik Pertanahan ………. 24

3. Kebijakan Landreform………. 26

4. Legalitas Kepemilikan Tanah……….. 27

5. Pembuatan Akta Hak Milik oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah………. 28

D. Prosedur dan Mekanisme Pembuatan Akta Tanah …. 30 BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Kondisi Umum Desa Sukorejo ………. 36

1. Desa Sukorejo ……… 36

2. Letak Geografis ……….. 38

3. Kondisi Topografi ……….. 39

4. Kondisi Fisiografi ………. 40


(9)

B. Demografi ………... 41

1. Penduduk ……….. 41

a. Penduduk Berdasarkan Usia dan Tingkat Kesejahteraan ……….. 41

b. Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian …….. 42

c. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ………. 44

2. Keadaan Daerah ……… 45

a. Bidang Kesehatan ……… 45

b. Bidang Ekonomi ………. 46

c. Kondisi Sosial ………. 49

C. Struktur Organisasi Perangkat Desa ……… 50

D. Kepemilikan tanah masyarakat di Desa Sukorejo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan Tahun 2011.. 52

BAB IV PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Sertifiksi Tanah di Desa Sukorejo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan ………. 53

1. Proses Sertifikasi Tanah di Desa Sukorejo Kecamatan Sukorejo ……… 54

2. Pendaftaran Tanah yang belum bersertifikat …….. 58

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Sertifikasi Tanah ……… 60

1. Faktor Pendukung ………. 61

2. Faktor Penghambat ……… 63

C. Pandangan masyarakat dan aparat pemerintah untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam pelayanan pembuatan akta tanah di Desa Sukorejo Kabupaten Pasuruan ……….. 73

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ………. 75


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Penduduk Berdasarkan Usia……….. 41 Tabel 2 Hasil Pentahapan Keluarga Se48jahtera……….... 42 Tabel 3 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian………. 43 Tabel 4 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan…….. 44 Tabel 5 Kelembagaan Kelompok Tani……….. 47 Tabel 6 Sarana dan Prasarana……… 48


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Model Strategi Analisis Data Deskriptif-Kualitatif…….. 14 Gambar 2 Bagan Struktur Organisasi Perangkat Desa………. 51 Gambar 3 Alur Jual Beli Tanah ……….. 55


(12)

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan.2008. Penelitian Kualitatif:Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, Dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: KencanaPrenada Media Group.

Hambali, Thalib. Sanksi Pemidanaan Dalam Konflik Pertanahan (Kebijakan Alternatif Penyelesaian Konflik Pertanahan di Luar Kodifikasi Hukum Pidana). Jakarta: Kencana Prenada Media.

Harsono, Budi. 1999. Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan UUPA, Isi Dan Pelaksanaannya. Jakarta : Djambatan.

Muchsin. 2011. Mengenang 51 Tahun Undang-Undang Pokok Agraria: Eksistensi, Regulasi, Dan Konflik Agraria. Jakarta: IKAHI.

Parangin, Effendi. 1989. Hukum Agrarian di Indonesia (Suatu Telaah dari Sudut Pandang Praktisi Hukum). Jakarta: CV. Rajawali.

Ruchiyat, Eddy. 2006. Politik Pertanahan Nasional Sampai Orde Reformasi. Bandung : PT. Alumni

Sumardjono, Maria S.W. 2008. Tanah Dalam Perspektif Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (dalam artikel). Jakarta : Kompas.

Sumardjono, Maria S.W. 2005. Kebijakan Pertanahan antara Regulasi dan Implementasi. Jakarta: Kompas.

Susanto. 1983. Hukum Pertanahan (Agraria). Jakarta : Pradnya Paramita. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Winarno, Budi. 2002. Teori Dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media Pressindo.

Ikatan hakim Indonesia. Varia peradilan No.312. Majalah hukum Indonesia edisi November 2011.

______. UUD 1945 pasal 33 ayat 3.

______. UU Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA).


(13)

www. Mahkamahagung.go.id?...laporan tahunan tahun 2010... Diuploade tanggal 27 Desember 2012

www.hukumproperti.com/.../daily-tips-prosedur-dan-mekanisme-pembuatan akta tanah ... diuploade tanggal 15 Mei 2012


(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu syarat berdirinya suatu negara adalah adanya wilayah. Begitu pula di Indonesia yang bersifat agraris. Kemudian pemakaian wilayah ini diatur dalam sebuah Undang-Undang yang ditetapkan oleh pemerintah. Baik pemakaian wilayah untuk rakyat, pengusaha, maupun pemerintah sendiri.

Di Indonesia, peraturan yang mengatur tentang penggunaan lahan atau tanah dikenal dengan Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA). Undang-undang ini disahkan oleh Presiden RI, Soekarno pada tanggal 24 September 1960 dan diundangkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 1960 Undang-Undang No. 5 tahun 1960. UUPA adalah hukum dalam keadaan tidak bergerak (her recht in rust) yang hanya memuat pokok-pokoknya saja dari hukum agraria, sementara yang dapat menggerakkan UUPA adalah peraturan-peraturan pelaksanaannya (menjadi het recht in beweging) Muchsin (2011:13).

Dasar dari adanya UUPA ini adalah UUD 1945 pasal 33 ayat (3) yang berbunyi “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Maka dari dasar itulah, UUPA ditujukan kepada kebahagiaan dan kemakmuran rakyat Indonesia.


(15)

2

Tujuan berbangsa dan bernegara adalah demi terwujudnya kesejahteraan rakyat demikian juga tujuan UUPA untuk kemakmuran rakyat. Sehingga perlu kebijakan-kebijakan agraria yang berpihak kepada masyarakat kecil, khususnya petani. Hal ini karena sekitar 50% rakyat kita menggantungkan hidupnya pada pertanian dan perkebunan, sedangkan pertanian dan perkebunan sangat terkait dengan masalah tanah (Muchsin,2011:16).

Akan tetapi, meski penggunaan lahan ini telah diatur dalam UUPA, namun kenyataannya banyak sekali konflik akibat sengketa lahan ini. Permasalahan ini berlarut-larut dari masa orde baru hingga sekarang.

Masalah ini seperti adanya kebijakan program landreform, tumpang tindihnya peraturan perundang-undangan tentang sumber daya agraria, tumpang-tindihnya penggunaan tanah, kualitas sumber daya manusia dari aparat pelaksana peraturan sumber daya agraria, dan berubahnya pola pikir masyarakat terhadap penguasaan tanah(Muchsin,2011:14).

Tanah sebagai hak dasar setiap orang, keberadannya dijamin dalam Undang-Undang Dasar 1945. Penegasan lebih lanjut tentang hal itu diwujudkan dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pengesahan International Covenant on Economic, Social, and Cultural Rights (Kovenan

Internasional tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya) Maria (2008,vii). Sesuai dengan sifatnya yang multidimensi dan sarat dengan persoalan keadilan, permasalahan tentang dan sekitar tanah seakan tidak pernah surut. Seiring dengan hal itu, gagasan atau pemikiran tentang pertanahan juga terus berkembang sesuai dengan dinamika perkembangan masyarakat sebagai dampak dari perkembangan di bidang politik, ekonomi dan sosial budaya.


(16)

3

Di tahun 2011 ini, konflik akibat sengketa tanah ini menjadi berita hangat yang mencoreng pemerintahan RI. Konflik antara pengusaha, masyarakat, dan pemerintah akibat sengketa kepemilikan lahan seperti di sungai Sodong (Kabupaten OKI Sumatera Selatan) dan di Mesuji Lampung. Bahkan, kini semakin banyak mencuat kasus-kasus sengketa lahan di wilayah-wilayah yang jauh dari pengawasan pusat, wilayah yang tadinya tersembunyi dari kasus besar kini telah berani menyuarakan ketidakadilannya.

Dari laporan Mahkamah Agung tahun 2010 terkait perkara tanah, disebutkan bahwa Perkara Perdata yang diterima Mahkamah Agung RI tahun 2010 berjumlah 4.144 perkara. Jumlah ini naik 6,26% dari penerimaan perkara tahun 2009 yang berjumlah 3.900 perkara. Dari 4.144 perkara perdata yang diterima, jumlah terbesar (1.824 perkara atau 44,26%) merupakan perkara yang berkaitan dengan sengketa tanah (www.Mahkamahagung.go.id,27des 2011).

Hal tersebut memperlihatkan bahwa permasalahan tanah adalah masalah yang serius di Indonesia. Tanah menjadi harta yang sangat berharga bagi siapapun, sehingga perebutan akan hak tanah seringkali menjadi konflik yang berkepanjangan. Adanya perjanjian tertulis dan tak tertulis mengenai kepemilikan lahan atau tanah yang tidak terpenuhi membuat konflik semakin besar.

Dalam hal ini diperlukan kesadaran antara pemerintah, pengusaha, dan masyarakat. Permasalahan dari pemerintah ini yaitu adanya tumpang tindih penggunaan lahan terkait kebijakan pemerintah dalam pemanfaatan tanah yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang. Kualitas aparatur pemerintah yang tak bisa mewujudkan good governance. Mereka tak lepas dari praktik KKN sehingga pelayanan kepada masyarakat menjadi terkesan berbelit-belit dan lebih


(17)

4

mementingkan kepentingan pemilik modal daripada kepentingan rakyat. Pemerintah, terlebih aparatur yang ada di bawah terkadang kurang kontrol mulai dari pengkuran lahan, pendaftaran tanah hingga pembuatan akta tanahnya.

Tak dipungkiri pula, pola pikir masyarakat terhadap penguasaan tanah, yaitu tidak lagi menempatkan tanah sebagai sumber produksi, tetapi sebagai sumber investasi juga menjadi sumber sengketa lahan ini. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk mencari informasi akan kepengurusan akta tanah menjadi konflik di kemudian hari. Selain itu, terkadang pada saat mengurus akta tanah tidak sesuai prosedur yang seringkali mengakibatkan adanya akta ganda dan akta fiktif.

Di daerah, khususnya di Jawa Timur yaitu di Desa Sukorejo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan pun juga mengalami permasalahan yang rumit akibat kepemilikan lahan ini. Desa dengan luas 278 Ha dan masyarakatnya sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani (desa agraris). Di desa yang dipimpin oleh Bapak Didik Sukarno, masih banyak warga yang belum membuat akad resmi kepemilikan tanah pada saat mereka membeli atau menjual tanah, sehingga di kemudian hari menciptakan konflik.

Di sini pula, aparatur desa cenderung mengizinkan apabila ada pihak pemodal yang ingin membeli tanah untuk komoditas ekonomi, meski lahan tersebut lahan produksi. Diperlukan suatu kebijakan dan penangan khusus dari pemerintah pusat dan daerah yang benar-benar terumuskan untuk kepentingan rakyat sehingga dalam kepengurusan dan kepemilikan tanah menjadi jelas. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut dengan judul


(18)

5

“Pelaksanaan Sertifikasi Tanah di Kabupaten Pasuruan ( Studi di Desa Sukorejo Kecamatan Sukorejo )”

B. Rumusan Masalah

Untuk mempermudah penelitian ini nantinya dan agar penelitian ini memiliki arah yang jelas dalam menginterpretasikan fakta dan data ke dalam penulisan skripsi, maka terlebih dahulu dirumuskan permasalahan yang akan diteliti. Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan permasalahan pokok penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagaimanakah pelaksanaan sertifikasi tanah di Desa Sukorejo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan?

2. Apa yang menjadi faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan sertifikasi tanah di Desa Sukorejo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan sertifikasi tanah di Desa Sukorejo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan.

2. Untuk mengetahui apa yang menjadi faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan sertifikasi tanah di Desa Sukorejo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan.


(19)

6

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat-manfaat tersebut sebagai berikut.

1. Manfaat teoretis

Secara teoritis penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang teori pertanahan dan landreform. Dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk memperbaiki kebijakan pertanahan, sehingga apabila terjadi sengketa lahan dapat diselesaikan secara musyawarah. Penelitian ini juga memberikan sumbangan upaya dan saran agar mengedepankan kepentingan rakyat dan adanya pembaharuan pelayanan pemerintah untuk melayani masyarakat lebih baik lagi.

2. Manfaat secara praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam upaya memperbaiki kebijakan pertanahan. Hasil penelitian dapat memberikan gambaran tentang permasalahan yang diakibatkan oleh sengketa lahan. Penelitian ini bagi pemerintah terkait, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan alternatif dan masukan dalam penentuan kebijakan serta sebagai alat monitoring pelaksanaan program selanjutnya. Bagi pembaca akan bertambah wawasannya, tak hanya sekadar berkata tahu, tetapi juga mengerti dan memahami konflik yang diakibatkan sengketa lahan dan upaya mengatasinya.


(20)

7

E. Definisi Konseptual

Konsep merupakan istilah atau definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian. Tujuannya adalah mempermudah pemahaman dan menghindari terjadinya interpretasi ganda dari variabel yang diteliti. Oleh karena itu untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang akan diteliti maka penulis mengemukakan definisi konseptual sebagai berikut:

1. Sertifikasi tanah adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan pembuatan sertifikat tanah, dan cara bertindak pemerintahan dalam kepengurusan tanah. Istilah sertifikasi berasal dari bahasa Inggris sertifikat hak atas tanah disebut dengan “title deed”, sedangkan penguasaan hak atas tanah biasa disebut “land tenure”, pemilikan atas tanah biasa disebut “land ownership”, dan bidang tanah sering disebut dengan”parcel”. Sertifikat sendiri dalam terminologi atau “bahasa resmi” hukum-hukum keagrarian ditulis sertipikat (dengan huruf p, bukan f). Dalam PP 24 Tahun 1997 memuat tentang segala urusan yang berkaitan dengan pendaftaran tanah dan pembuatan sertifikat atau sertifikasi meliputi : Pengukuran perpetaan dan pembukuan tanah, Pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak- hak tersebut, Pemberian surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat.

2. Kepengurusan tanah adalah hal-hal yang berkaitan dengan mengurus tanah yang dapat dijadikan obyek berharga bagi kebutuhan manusia (KBBI, 2001:1253). Kepengurusan tanah di sini berkaitan dengan kepemilikan tanah


(21)

8

oleh seseorang atau lebih dan seorang atau lebih tersebut akan melakukan upaya untuk mensahkan tanah tersebut sebagai asset berharga mereka.

3. Hukum kepemilikan tanah adalah keseluruhan peraturan-peraturan hukum, baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur hak-hak penguasaan atas tanah yang merupakan lembaga-lembaga hukum yang hubungan-hubungan hukum yang konkret”. Objek Hukum Tanah adalah hak penguasaan atas tanah. Hak penguasaan atas tanah adalah hak yang berisi serangkaian wewenang, kewajiban dan atau larangan bagi pemenang haknya untuk berbuat sesuatu mengenai tanah yang dimiliki atas dasar haknya. Sesuatu yang boleh, wajib atau dilarang untuk diperbuat, yang merupakan isi hak penguasaan itulah yang menjadi kriteria atau tolak ukur pembeda di antara hak-hak penguasaan atas tanah yang diatur dalam Hukum Tanah.

F. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan unsur yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel. Suatu variabel dapat diukur dan dinilai melalui indikasi dengan indikator yang ada. Permasalahan dalam kepengurusan tanah ini merupakan permasalahan yang selalu tak ada habisnya, meski sudah diatur dalam UUPA, namun hingga saat ini konflik akibat tanah tetap saja ada.

Penyebab dan kaitan adanya permasalahan pertanahan atau agraria ini mencakup beberapa hal sebagai berikut.

1. Proses sertifikasi tanah a. Proses sertifikasi tanah


(22)

9

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Sertifikasi Tanah. a. Faktor Pendukung

Meski berbagai masalah timbul akibat kepengurusan tanah, tetapi ada pula faktor yang mendukung terlaksananya peraturan tersebut sebagai berikut.

1) Kualitas Sumber Daya Manusia dari aparat pelaksana peraturan sumber daya agraria

2) Peraturan pemerintah pusat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi daerah kecamatan atau desa

b. Faktor Penghambat

Adanya permasalahan yang dialami dalam kepengurusan kepemilikan lahan di Desa Sukorejo Kabupaten Pasuruan disebabkan beberapa faktor penghambat berikut.

1) Kurangnya kualitas Sumber Daya Manusia dari aparat pelaksana peraturan sumber daya agraria

2) Ketidaksadaran warga dalam proses kepengurusan jual-beli tanah dan berubahnya pola pikir masyarakat

3) Kurangnya proses monitoring

3. Pandangan masyarakat dan aparat pemerintah untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam pelayanan pembuatan akta tanah di Desa Sukorejo Kabupaten Pasuruan.


(23)

10

G. Metode Penelitian

Pada penelitian ini dibahas mengenai (1) jenis penelitian, (2) data dan sumber data, (3) teknik pengumpulan data, (4) subyek penelitian, (5) lokasi penelitian (6) analisis data. Hal-hal tersebut diuraikan sebagai berikut.

1. Jenis Penelitian

Penelitian diskriptif dalam penelitian sosial bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai ciri, karakter, sifat, model, tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun fenomena tertentu (Bungin, 2007:68). Terkait dengan tema penelitian, maka penelitian ini berupaya melakukan kajian pada suatu usaha pemerian, analisis dan penafsiran guna menggambarkan dan mendiskripsikan permasalahan dalam pengurusan akta tanah di Desa Sukorejo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan.

2. Data dan Sumber Data

Data dan sumber data dalam penelitian ini dipaparkan sebagai berikut. 1) Data

Data dalam penelitian ini berupa paparan informasi mengenai kebijakan agraria dalam pengurusan akta tanah di Desa Sukorejo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan.

2) Sumber Data

Sumber data penelitian terdiri atas sumber data sekunder dan primer data sekunder sebagai berikut:


(24)

11

a) Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Badan Pertanahan Nasional (BPN), Petugas Pembuat Akta Tanah (PPAT), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.

b) Data Primer

Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data primer yaitu : (1) metode survey (wawancara tatap muka) dan (2) metode observasi (dokumentasi).

3. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti sendiri, sehingga dalam menggali informasi mengenai permasalahan dalam pengurusan akta tanah di Desa Sukorejo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan sepenuhnya dilakukan oleh peneliti


(25)

12

sendiri (human instrument). Langkah-langkah yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitian sebagai berikut.

1) Wawancara (interview) adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer). Wawancara ini dilakukan untuk menggali informasi dari terwawancara yaitu masyarakat dan pihak pemerintah di Desa Sukorejo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan terkait kebijakan agraria khususnya tentang pengurusan akta tanah.

2) Dokumentasi, di dalam metode ini peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, artikel, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Dalam dokumentasi data-data yang akan diselidiki adalah foto-foto, dokumen kegiatan pemerintah dan daerah, artikel, dan peraturan-peraturan.

4. Subyek Penelitian

Dalam pemaparan hasil penelitian ini merupakan penjabaran permasalahan dalam pengurusan akta tanah di Desa Sukorejo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan, dari penjelasan tersebut maka yang menjadi subyek penelitian adalah:

1. Camat Kecamatan Sukorejo

2. Kepala Desa Sukorejo

3. Pejabat pembuat akta tanah (PPAT)


(26)

13

5. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, dilakukan serangkaian kegiatan lapangan mulai dari penjajakan lokasi penelitian, orientasi, dan studi terfokus. Lokasi penelitian yaitu di Desa Sukorejo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan. Lokasi penelitian ini diambil peneliti karena lokasi ini merupakan tempat tinggal asal peneliti dan di sini terdapat permasalahan pertanahan yang menarik untuk diangkat.

6. Analisis Data

Analisis data deskripsi kualitatif sifatnya tidak terlalu mengutamakan makna, sebaliknya, penekanannya pada deskriptif sehingga menyebabkan format deskriptif kualitatif lebih banyak menganalisis permukaan data, hanya memerhatikan proses-proses kejadian suatu fenomena, bukan kedalaman data ataupun makna data (Bungin,2007:146).

Kesimpulan DATA

Kategori

Kesimpulan Klasifikasi Data DATA

Ciri-ciri umum

Dalil DATA

Hukum teori Induktif Analitis DATA


(27)

14

Secara umum Janice Mc Drury (1999) dalam Bungin (2007:145) menyatakan tahapan analisis data kualitatif adalah sebagai berikut.

1. Membaca atau mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagagasan yang ada dalam data,

2. Mempelajari kata-kata kunci itu, berupaya menemukan tema-tema yang berasal dari data.

3. Menuliskan „model‟ yang ditemukan. 4. Koding yang telah dilakukan.


(1)

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Sertifikasi Tanah. a. Faktor Pendukung

Meski berbagai masalah timbul akibat kepengurusan tanah, tetapi ada pula faktor yang mendukung terlaksananya peraturan tersebut sebagai berikut.

1) Kualitas Sumber Daya Manusia dari aparat pelaksana peraturan sumber daya agraria

2) Peraturan pemerintah pusat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi daerah kecamatan atau desa

b. Faktor Penghambat

Adanya permasalahan yang dialami dalam kepengurusan kepemilikan lahan di Desa Sukorejo Kabupaten Pasuruan disebabkan beberapa faktor penghambat berikut.

1) Kurangnya kualitas Sumber Daya Manusia dari aparat pelaksana peraturan sumber daya agraria

2) Ketidaksadaran warga dalam proses kepengurusan jual-beli tanah dan berubahnya pola pikir masyarakat

3) Kurangnya proses monitoring

3. Pandangan masyarakat dan aparat pemerintah untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam pelayanan pembuatan akta tanah di Desa Sukorejo Kabupaten Pasuruan.


(2)

G. Metode Penelitian

Pada penelitian ini dibahas mengenai (1) jenis penelitian, (2) data dan sumber data, (3) teknik pengumpulan data, (4) subyek penelitian, (5) lokasi penelitian (6) analisis data. Hal-hal tersebut diuraikan sebagai berikut.

1. Jenis Penelitian

Penelitian diskriptif dalam penelitian sosial bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai ciri, karakter, sifat, model, tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun fenomena tertentu (Bungin, 2007:68). Terkait dengan tema penelitian, maka penelitian ini berupaya melakukan kajian pada suatu usaha pemerian, analisis dan penafsiran guna menggambarkan dan mendiskripsikan permasalahan dalam pengurusan akta tanah di Desa Sukorejo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan.

2. Data dan Sumber Data

Data dan sumber data dalam penelitian ini dipaparkan sebagai berikut. 1) Data

Data dalam penelitian ini berupa paparan informasi mengenai kebijakan agraria dalam pengurusan akta tanah di Desa Sukorejo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan.

2) Sumber Data

Sumber data penelitian terdiri atas sumber data sekunder dan primer data sekunder sebagai berikut:


(3)

a) Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Badan Pertanahan Nasional (BPN), Petugas Pembuat Akta Tanah (PPAT), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.

b) Data Primer

Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data primer yaitu : (1) metode survey (wawancara tatap muka) dan (2) metode observasi (dokumentasi).

3. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti sendiri, sehingga dalam menggali informasi mengenai permasalahan dalam pengurusan akta tanah di Desa Sukorejo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan sepenuhnya dilakukan oleh peneliti


(4)

sendiri (human instrument). Langkah-langkah yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitian sebagai berikut.

1) Wawancara (interview) adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer). Wawancara ini dilakukan untuk menggali informasi dari terwawancara yaitu masyarakat dan pihak pemerintah di Desa Sukorejo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan terkait kebijakan agraria khususnya tentang pengurusan akta tanah.

2) Dokumentasi, di dalam metode ini peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, artikel, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Dalam dokumentasi data-data yang akan diselidiki adalah foto-foto, dokumen kegiatan pemerintah dan daerah, artikel, dan peraturan-peraturan.

4. Subyek Penelitian

Dalam pemaparan hasil penelitian ini merupakan penjabaran permasalahan dalam pengurusan akta tanah di Desa Sukorejo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan, dari penjelasan tersebut maka yang menjadi subyek penelitian adalah:

1. Camat Kecamatan Sukorejo

2. Kepala Desa Sukorejo

3. Pejabat pembuat akta tanah (PPAT)


(5)

5. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, dilakukan serangkaian kegiatan lapangan mulai dari penjajakan lokasi penelitian, orientasi, dan studi terfokus. Lokasi penelitian yaitu di Desa Sukorejo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan. Lokasi penelitian ini diambil peneliti karena lokasi ini merupakan tempat tinggal asal peneliti dan di sini terdapat permasalahan pertanahan yang menarik untuk diangkat.

6. Analisis Data

Analisis data deskripsi kualitatif sifatnya tidak terlalu mengutamakan makna, sebaliknya, penekanannya pada deskriptif sehingga menyebabkan format deskriptif kualitatif lebih banyak menganalisis permukaan data, hanya memerhatikan proses-proses kejadian suatu fenomena, bukan kedalaman data ataupun makna data (Bungin,2007:146).

Kesimpulan DATA

Kategori

Kesimpulan Klasifikasi Data DATA

Ciri-ciri umum

Dalil DATA

Hukum teori Induktif Analitis DATA


(6)

Secara umum Janice Mc Drury (1999) dalam Bungin (2007:145) menyatakan tahapan analisis data kualitatif adalah sebagai berikut.

1. Membaca atau mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagagasan yang ada dalam data,

2. Mempelajari kata-kata kunci itu, berupaya menemukan tema-tema yang berasal dari data.

3. Menuliskan „model‟ yang ditemukan.


Dokumen yang terkait

EFISIENSI BIAYA PRODUKSI DAN PROSPEK PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI TEMPE (Studi kasus di desa Ngadimulyo kecamatan Sukorejo kabupaten Pasuruan)

0 4 125

Kepemimpinan Kepala Desa Perempuan dalam Lembaga Pemerintahan Desa (Studi Kasus di Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal)

2 22 167

EVALUASI TINGKAT EROSI TANAH DI KECAMATAN SUKOREJO KABUPATEN KENDAL Evaluasi Tingkat Erosi Tanah Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal.

0 2 13

EVALUASI TINGKAT EROSI TANAH KECAMATAN SUKOREJO KABUPATEN KENDAL Evaluasi Tingkat Erosi Tanah Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal.

0 4 13

PENDAHULUAN Evaluasi Tingkat Erosi Tanah Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal.

0 3 25

POTENSI SWADAYA MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA (Studi Kasus di Desa Sidorejo, Kecamatan Sukorejo, Potensi Swadaya Masyarakat Dalam Pembangunan Desa (Studi Kasus di Desa Sidorejo, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo Tahun 2013).

0 2 15

POTENSI SWADAYA MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA (Studi Kasus di Desa Sidorejo, Kecamatan Sukorejo, Potensi Swadaya Masyarakat Dalam Pembangunan Desa (Studi Kasus di Desa Sidorejo, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo Tahun 2013).

0 1 15

MAKROZOOBENTOS SEBAGAI BIOINDIKATOR UNTUK MENGEVALUASI KUALITAS AIR IRIGASI PERTANIAN DI KECAMATAN SUKOREJO KABUPATEN PASURUAN.

1 6 67

Manajemen Penetasan di PT. Hatchery Super Unggas Jaya Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan

2 14 40

MAKROZOOBENTOS SEBAGAI BIOINDIKATOR UNTUK MENGEVALUASI KUALITAS AIR IRIGASI PERTANIAN DI KECAMATAN SUKOREJO KABUPATEN PASURUAN

0 0 20