UjiPotensiEkstrakBuahTakokak (SolanumtorvumSwartz.) sebagaiLarvasidaterhadap Larva Anopheles sundaicus

KARYA TULIS AKHIR
UJI POTENSI EKSTRAK BUAH TAKOKAK (SOLANUM
TORVUM SWARTZ.) SEBAGAI LARVASIDA
TERHADAP LARVA ANOPHELES SUNDAICUS

Oleh :
SURYANITA SARININGSIH

201110330311053

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim. Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur
penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulisan tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam

selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga, para sahabat dan pengikut
beliau hingga akhir zaman.
Penelitian dalam tugas akhir ini berjudul “ Uji Potensi Ekstrak Buah
Takokak (Solanum torvum Swartz.) sebagai Larvasida terhadap Larva
Anopheles sundaicus”. Tugas akhir ini diajukan untuk memenuhi prasyarat
Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada:
1. dr. Irma Suswati, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang.
2. Seluruh jajaran Dekanat Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Malang.
3. Prof. Dr. Hj. Soebaktiningsih, DTMH. MSc, Sp.Par.K, selaku pembimbing I,
terima kasih atas bimbingan dan kesabarannya hingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian ini dengan baik.
4. dr. Nur Kaputrin D, selaku pembimbing II, terima kasih atas bimbingan dan
kesabarannya hingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.

iii

5. dr. Iwan Sys Indrawanto Sp. KJ, selaku penguji, terima kasih atas bimbingan

dan masukan-masukannya yang sangat membantu dalam penyelesaian tugas
akhir ini.
6. Staf Unit Pelaksana Teknis Materia Medica Batu, Ibu Ratna yang bersedia
membantu dalam pembuatan ekstrak buah takokak (Solanum torvum).
7. Staf Laboratorium Entomologi Dinas Kesehatan Surabaya, Bapak Ahmad Huda
dan Bapak Tjuk yang bersedia menyiapkan larva Anopheles sundaicus serta
membantu saat penelitian berlangsung.
8. Seluruh Staf Tata Usaha Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Malang, terima kasih atas bantuan yang diberikan kepada penulis.
9. Aba H. Sabari, Ummi Hj. Arsiyah dan semua keluarga yang selalu memberi
dukungan, doa, kasih sayang, semangat, kepercayaan, pengorbanan dan
kesabaran yang tak terhingga bagi saya.
10. Teman penulis Putra Nusantara, Putra Nur Rahman, Putri Fajaria Anggraini,
Faridlotul Hakimah, Iin Mai Syarah, Azizah Mutiara Rosdiani, Ariantie Ristya
Amanda, Ro’di Nur Fajri, Rendi Fadiansyah, my rèncang (Yuni, Lisa, Putri,
Anni) yang telah banyak memberi bantuan dan dukungannya.
11. Semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan karya tulis ini dan
juga mendoakan demi suksesnya karya tulis ini yang tidak bisa penulis
sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna di

dunia ini sehingga penulis sangat mengharapkan masukan dari berbagai pihak.

iv

Semoga tugas akhir ini sebagai suatu karya tulis ilmiah dapat bermanfaat
bagi semua pihak
Malang, 30 Januari 2015

Penulis

v

vi

vii

viii

ix


x

xi

xii

xiii

xiv

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Nyamuk merupakan salah satu problem serius bagi manusia, karena
beberapa spesies nyamuk tertentu merupakan vektor penyakit-penyakit yang
berbahaya bagi manusia, salah satunya dari genus Anopheles yang berperan
sebagai vektor dari penyakit malaria, filariasis dan Japanese Encephalitis. Di
negara-negara tropis dan subtropis, termasuk Indonesia, malaria masih
merupakan masalah kesehatan yang serius. Penyakit ini merupakan penyakit

yang sudah lama dikenal, namun masih belum ada penanggulangan yang
efektif sampai sekarang (Sudjari, 2006).
Berdasarkan API (Annual Paracite Incidence), dilakukan stratifikasi
wilayah dimana Indonesia bagian Timur masuk dalam stratifikasi malaria
tinggi, stratifikasi sedang di beberapa wilayah di Kalimantan, Sulawesi dan
Sumatera sedangkan di Jawa-Bali masuk dalam stratifikasi rendah, meskipun
masih terdapat desa/fokus malaria tinggi. Dalam Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014 pengendalian malaria merupakan
salah satu penyakit yang ditargetkan untuk menurunkan angka kesakitannya
dari 2 menjadi 1 per 1.000 penduduk. Pada tahun 2009 terdapat kasus malaria
1,85 per 1000 penduduk, sehingga masih harus dilakukan upaya efektif untuk
menurunkan angka kesakitan 0,85 per 1000 penduduk dalam waktu 4 tahun,
agar target Rencana Strategis Kesehatan Tahun 2014 tercapai (Laihad, 2011).

1

2

Tak kalah dengan malaria, jumlah kasus filariasis dilaporkan
bertambah setiap tahunnya seiring dengan survei yang semakin meningkat.

Jumlah Kabupaten/kota yang endemis filariasis tahun 2009 adalah 356
kabupaten/kota dari 495 kabupaten/kota (71,9%) dan 139 kabupaten/kota
(28,1%) yang tidak endemis filariasis (Tri Yunis Miko Wahyono, 2010).
Kasus Japanese encephalitis (JE) banyak dilaporkan di daerah Bali.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Liu et al. 2006 menyebutkan
bahwa identifikasi kasus encephalitis di rumah sakit di Bali antara tahun 20012004 menemukan 163 kasus encephalitis dan 94 diantaranya mengarah pada
kasus Japanese encephalitis (JE). Selain itu kasus Japanese encephalitis (JE)
pada manusia juga dilaporkan di beberapa daerah yaitu di Sumatera Barat,
Kalimantan Barat, Yogyakarta, Jawa tengah, Jawa Timur, NTB, NTT dan
Papua (Putra Alimansyah, 2013).
Melihat data-data tersebut diperlukan pengendalian nyamuk yang
efektif dan aman. Pengendalian nyamuk yang populer saat ini adalah
pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan insektisida sintetis seperti
racun organofosfat yang bekerjanya lebih efektif dan hasilnya cepat terlihat
bila dibandingkan dengan insektisida alternatif yaitu menggunakan bahan
alami. Namun 99,9% bahan kimia (insektisida) yang disemprotkan memiliki
efek merusak ekosistem dan kesehatan masyarakat, bersifat karsinogen,
hepatotoksik, merusak sistem saraf dan sistem reproduksi, iritasi kulit dan
adanya resiko resisten nyamuk terhadap insektisida kimia (Philbrick, 2004).
Di samping itu aplikasi insektisida dalam mengendalikan vektor

menimbulkan efek resistensi dan penggunaan DDT juga dapat menyebabkan

3

gangguan kesehatan dan permasalahan lingkungan (N’Guessan, et al., 2010).
Penggunaan abate pun di Indonesia sudah sejak tahun 1976 atau sudah
digunakan lebih dari 30 tahun, sehingga penggunaan insektisida yang berulang
dapat menambah resiko kontaminasi residu pestisida dalam air, terutama air
minum (Ashry Sikka Aradilla, 2009).
Sangat diperlukan usaha alternatif yang aman untuk mengendalikan
populasi dan penyebaran nyamuk sebagai vektor penyakit yang mudah didapat
dan bersifat ramah lingkungan. Pengendalian vektor yang cukup efisien dan
merupakan kunci strategi program pengendalian vektor adalah dengan
pemberantasan larva karena dapat memutus siklus hidup nyamuk. Larvasida
non kimiawi yang relatif aman adalah dari tanaman. Salah satu tanaman yang
dapat berperan sebagai bioinsektisida adalah buah takokak (Solanum torvum)
(Lasut, 2011).
Berdasarkan data dan informasi di atas maka akan dilakukan penelitian
dengan judul “Uji Potensi Ekstrak Buah Takokak (Solanum Torvum) Sebagai
Larvasida Terhadap Larva Nyamuk Anopheles sundaicus”.

1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah ekstrak buah takokak (Solanum torvum) memiliki potensi larvasida
terhadap larva nyamuk Anopheles sundaicus?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui potensi ekstrak buah takokak (Solanum torvum) sebagai
larvasida terhadap larva nyamuk Anopheles sundaicus.

4

1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui potensi ekstrak buah takokak (Solanum torvum) dibandingkan
dengan larvasida kimia (abate) terhadap larva nyamuk Anopheles
sundaicus.
2. Mengetahui hubungan antara konsentrasi ekstrak buah takokak (Solanum
torvum) dengan jumlah larva Anopheles sundaicus. yang mati.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat akademik
1. Memberikan informasi yang berguna untuk penelitian lebih lanjut mengenai
ekstrak buah takokak (Solanum torvum) sebagai larvasida terhadap larva jenis

nyamuk lain.
2. Memberikan dorongan dan motivasi untuk penelitian terhadap bermacammacam flora tropis di Indonesia sebagai insektisida.
1.4.2 Manfaat Bagi Masyarakat
Memberi informasi serta wawasan kepada masyarakat umum mengenai
potensi ekstrak buah takokak (Solanum torvum) sebagai larvasida, khususnya
terhadap larva Anopheles sundaicus sehingga bisa digunakan sebagai alternatif
yang aman dan ramah lingkungan.