PETA-PETA KERJA Kelas 10 SMK Teknik Industri Analisa Perancangan Kerja 1

42

BAGIAN 2 PETA-PETA KERJA

Ada 5 langkah sistematis untuk memecahkan suatu masalah, yaitu: 1. Pendefinisian masalah. Merupakan langkah pertama, dimana tujuan- yang akan dicapai danyatokon secara umum; artinya ditentukan dahulu kriteria-kriterianya, hasil yang diinginkan waktu yang tersedia dan lain-lain. 2. Penganalisaan masalah. Berdasarkan fakta-fakta yang ada, dibuat spesifikasi dan batasan-batasannya, menyajikan fakta-fakta secara sisti matis, melakukan pengujian kembali atas persoalan dan kriteria - keriterianya. 3. Pencarian alternatif-alternatif. Berdasarkan kriteria-kriteria dan batasan- batasan yang telah ditentukan, disusun berbagai alternatif pemecahan persoalan yang masih harus dipilih. 4. Mengevaluasi alternatif-alternatif yang diusulkan. Alternatif-alternatif yang diperoleh pada langkah-3, dipilih yang paling baik dengan menggunakan prinsip-prinsip dan teknik-teknik yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. 5. Pengambilan keputusan. Satu altematif yang terpilih dari berbagai altematif yang ada, merupakan keputusan yang harus dilaksanakan. Seringkali, si penganalisa bukanlah si pelaksana keputusan tersebut, sehingga si penganalisa harus bisa mengkomunikasikan hasil analisanya kepada si pelaksana. 43 Agar tidak terjadi salah pengertian, maka diperlukan cara-cara komunikasi yang sistematis dan jelas. Sistematika penyajian dari buku ini pada dasarya mengikuti langkah- langkah diatas, tetapi dengan melewati langkah yang pertama; karena untuk mendefinisikan suatu masalah, kiranya tidak diperlukan teknik-teknik khusus, hanya memang tergantung pada ketajaman si penganalisa. Khusus bagian-2 ini, pada dasarnya mengemukakan bagaimana caranya melaksanakan analisa terhadap suatu masalah. Peta-peta kerja merupakan alat sistematis untuk mengumpulkan semua fakta-fakta, yang kemudian dengan mengemukakan peta-peta kerja pula fakta-fakta ini dikomunikasikan kepada orang lain dengan sistematis dan jelas. Untuk bisa menyajikan fakta-fakta dengan baik, perlu ditinjau secara makro dan mikro. Peninjauan secara makro berarti fakta-fakta yang ada ditinjau secara menyeluruh, sedangkan secara mikro fakta-fakta yang ada ditinjau secara terperinci disetiap stasiun kerja. Kedua cara peninjauan ini dipenuhi dengan menggunakan peta-peta kerja; artinya peta-peta kerja yang ada sekarang pada dasarya bisa dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu peta- peta kerja yang menganalisa secara keseluruhan makro, dan peta-peta kerja yang menganalisa kerja setempat mikro. Sehubungan dengan ke-5 langkah sistematis diatas peta-peta kerja sangat berguna untuk 44 mengumpulkan fakta-fakta dan penyajiannya dalam langkah penganalisaan masalah. Setelah permasalahannya diketahui, dengan langkah ke-3 dilakukan pencarian altematif –altematif pemecahan terbaik. Disini diperlukan kreatifitas si penganalisa. Salah satu hal yang akan membantu menemukannya ialah dengan pengetahuan yang cukup tentang manusia, karena setiap pekerjaan tidak lepas dari faktor manusianya. Untuk itu bagian ke-3 membahas segi-segi yang berhubungan dengan manusia. Dari sekian banyak altematif, mungkin puluhan bahkan ratusan atau ribuan, kita hanya memerlukan satu yang terbaik. Adalah sangat sulit untuk bisa menemukan satu alternatif terbaik dari sekian banyak yang tersedia. Untuk ini dilakukan dua tahap pemilihan. Pertama menyaring sekian banyak altematif itu sehingga tinggal beberapa buah saja. Tahap kedua ialah memilih satu yang terbaik dari beberapa alternatif ini. Pemilihan pada tahap pertama secara implisit dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengaturan kerja yang di bahas dalam bagian-bagian 3 dan 4. Sedangkan tahap kedua dilakukan dengan menerapkan teknik-teknik pengukuran kerja yang dibahas pada bagian 3 dan 5. Hasil pengukuran-pengukuran diatas akan memberikan altematif yang terbaik; artinya merupakan dasar untuk mengambil keputusan. Jadi 45 setelah langkah ke-3 dan langkah ke-4 diatas, langkah terakhir yaitu pengambilan keputusan sudah dapat dilakukan. Karena keputusan ini harus disebar luaskan terutama kepada para pengawas dan pelaksana pekerjaan, maka disini peta-peta kerja diperlukan kembali. 46

BAB 2 PETA-PETA UNTUK ANALISA KERJA KESELURUHAN