21
Fase 1: Perencanaan dan organisasi
• Mendapatkan komitmen pihak manajemen • Menetapkan anggota tim
• Mengembangkan kebijakan, tujuan, dan target • Merencanakan pengkajian produksi bersih
Fase 2: Pra pengkajian kajian kualitatif
• Deskripsi dan bagan alir perusahaan • Inspeksi
•
Menetapkan fokus
Fase 3: Pengkajian kajian kuantitatif
• Pengumpulan data-data kuantitatif • Pembuatan neraca material
• Mengidentifikasi peluang penerapan produksi bersih
• Mendata dan mengurutkan pilihan-pilihan
Fase 4: Evaluasi dan Studi Kelayakan
• Evaluasi pendahuluan • Evaluasi teknis
• Evaluasi ekonomis • Evaluasi lingkungan
• Pemilihan pilihan-pilihan yang layak
Fase 5: Implementasi dan kontinyuasi
• Persiapan rencana implementasi • Implementasi pilihan-pilihan terpilih
• Memonitor kinerja
•
Menjaga keberlangsungan aktivitas produksi bersih
Gambar
5 Bahan Panduan untuk Pusat Produksi Bersih Nasional UNIDOUNEP UNEP 1995 dalam UNEP DTIE dan DEPA 2000.
1. Perencanaan dan organisasi
Tujuan dari fase ini adalah untuk mendapatkan komitmen terhadap kegiatan produksi bersih, menciptakan sistem, mengalokasikan sumber daya, dan
merencanakan secara detil kegiatan yang akan dilakukan. Perencanaan dan organisasi dijabarkan dalam 1 organisasi proyek; 2 kebijakan lingkungan
yang meliputi strategi, tujuan, dan target; dan 3 rencana kerja UNEP 1995 dalam UNEP DTIE dan DEPA 2000.
22
2. Pra pengkajian kajian kualitatif
Tujuan dari fase ini adalah untuk mendapatkan gambaran umum perusahaan yang antara lain meliputi aspek produksi dan lingkungan. Kajian
terhadap proses produksi yang dihasilkan dari fase ini dijabarkan dalam bentuk diagram alir yang memberikan informasi tentang masukan-masukan
yang digunakan inputs, keluaran-keluaran yang dihasilkan outputs, dan masalah lingkungan yang ditimbulkan.
Fase pra pengkajian ini terdiri dari 1 deskripsi dan diagram alir perusahaan yang menggambarkan kegiatan dalam perusahaan yang antara lain
terdiri dari kegiatan pembersihan, penyimpanan dan penanganan bahan, ancillary operations
kondisi dingin, uap, dan gas yang dihasilkan, perawatan dan perbaikan peralatan, bahan-bahan yang sulit dikenali pada aliran keluaran
seperti pelumas, katalis, dan lain-lain, hasil samping yang dilepaskan ke lingkungan berupa emisi; 2 inspeksi terhadap proses produksi yang dimulai
dari awal proses produksi hingga proses berakhir dan difokuskan pada bagian dihasilkannya produk, limbah, dan emisi dengan dilakukan wawancara dengan
operator untuk mendapatkan masukan dan dapat menjadi sumber ide untuk mendapatkan peluang produksi bersih; dan 3 penetapan fokus produksi
bersih pada n bagian-bagian proses yang penting untuk dikaji lebih dalam dengan memperhatikan beberapa aspek yaitu menghasilkan limbah dan emisi
dalam jumlah yang besar, menggunakan atau menghasilkan bahan dan bahan kimia berbahaya, menyebabkan kerugian finansial yang besar, mempunyai
keuntungan dari penerapan produksi bersih yang besar; dan e dianggap menjadi masalah oleh semua pihak yang terlibat UNEP 1995 dalam UNEP
DTIE dan DEPA 2000. 3. Pengkajian kajian kuantitatif
Tujuan dari fase ini adalah untuk mengumpulkan data dan mengevaluasi kinerja lingkungan dan efisiensi produksi dari suatu perusahaan. Data yang
terkumpul tentang aktivitas manajemen dapat digunakan untuk memonitor dan mengontrol efisiensi proses secara keseluruhan, menentukan target dan
menghitung indikator bulanan atau tahunan.
23 Fase pengkajian terdiri dari 1 pengumpulan data kuantitatif yang
antara lain berupa data tentang jumlah bahan yang digunakan dan limbah serta emisi yang dihasilkan per skala produksi berdasarkan data dari perusahaan
atau pengukuran langsung; 2 neraca material untuk menghitung bahan baku dan jasa atau tenaga kerja yang digunakan selama proses, dan kehilangan,
limbah dan emisi yang dihasilkan dengan mengikuti prinsip “yang masuk ke dalam pabrik atau proses harus sama dengan yang keluar” what comes into a
plant or process must equal what comes out ; 3 identifikasi peluang
penerapan produksi bersih yang ditentukan oleh pengetahuan dan kreativitas dari para anggota tim dan staf perusahaan dengan melakukan tukar pikiran
dan diskusi brainstorming antar bagian yang berbeda dalam suatu organisasi dan sumber lain yang dapat digunakan untuk mendapatkan
peluang-peluang penerapan produksi bersih adalah buku pedoman yang digunakan, pihak luar industri atau konsultan, asoasiasi perdagangan,
akademisi, pusat inovasi, lembaga penelitian, badan pemerintah, pemasok peralatan, pusat informasi, seperti UNEP atau UNIDO, pustaka dan basis data
elektronik; dan 4 mencatat dan mengurutkan pilihan-pilihan untuk menentukan peluang yang dapat langsung diterapkan atau memerlukan
pengkajian lebih lanjut UNEP 1995 dalam UNEP DTIE dan DEPA 2000.
4. Fase evaluasi dan studi kelayakan Tujuan dari fase ini adalah untuk mengevaluasi peluang-peluang
produksi bersih yang diajukan dan untuk memilih peluang yang layak untuk diterapkan berdasarkan 1 evaluasi ekonomi yang bertujuan untuk
mengevaluasi kefektifan biaya dari suatu peluang produksi bersih dengan kriteria yang digunakan adalah payback period, net present value, atau
internal rate of return IRR; 2 evaluasi teknis yang bertujuan untuk
mengetahui dampak potensial produk, proses produksi, dan keamanan yang ditimbulkan dari perubahan akibat penerapan peluang produksi bersih; 3
evaluasi aspek lingkungan yang bertujuan untuk menentukan dampak negatif atau positif dari penerapan peluang produksi bersih antara lain berkurangnya
jumlah bahan berbahaya yang digunakan dan atau jumlah limbah dan emisi yang dihasilkan, perubahan jumlah dan toksisitas dari limbah dan emisi yang
24 dihasilkan, perubahan konsumsi energi, perubahan konsumsi material,
perubahan tingkat penguraian limbah atau emisi, perubahan penggunaan bahan baku yang terbarukan, perubahan penggunaan kembali aliran limbah
dan emisi, dan perubahan pengaruh lingkungan dari produk; dan 4 penentuan pilihan menggunakan metode analisis peringkat atau
pembandingan untuk penentuan prioritas peluang yang akan diterapkan UNEP 1995 dalam UNEP DTIE dan DEPA 2000.
5. Fase implementasi dan keberlanjutan