Kandungan Logam Pb dan Cu Pada Daerah Aliran Sungai Deli Provinsi Sumatera Utara

KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cu PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI DELI PROVINSI SUMATERA UTARA
PAULUS SURBAKTI 090302017
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014
Universitas Sumatera Utara

KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cu PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI DELI PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI
PAULUS SURBAKTI 090302017
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014
Universitas Sumatera Utara

KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cu PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI DELI PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI
PAULUS SURBAKTI 090302017
Skripsi Sebagai Satu diantara Beberapa Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan Fakultas Pertanian Universitas SumateraUtara
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014
Universitas Sumatera Utara

LEMBAR PENGESAHAN


Judul Penelitian

: Kandungan Logam Pb dan Cu Pada Daerah Aliran Sungai Deli Provinsi Sumatera Utara

Nama Mahasiswa : Paulus Surbakti

NIM : 090302017

Program Studi

: Manajemen Sumberdaya Perairan

Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing

Pindi Patana, S.Hut, M .Sc Ketua

Riri Ezraneti, S.Pi, M.Si Anggota

Mengetahui
Dr. Ir. Yunasfi, M.Si Ketua Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan


Universitas Sumatera Utara

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Paulus Surbakti NIM : 090302017 Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Kandungan Logam Pb dan Cu Pada Daerah Aliran Sungai Deli Provinsi Sumatera Utara” benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber dan data informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di akhir skripsi ini.
Medan, Februari 2014 Paulus Surbakti NIM. 090302017
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
PAULUS SURBAKTI. Kandungan Logam Pb Dan Cu Pada Daerah Aliran Sungai Deli, Provinsi Sumatera Utara. Dibimbing oleh PINDI PATANA dan RIRI EZRANETI.
Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi kebutuhan hidup orang banyak sehingga perlu dilindungi agar dapat bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta mahkluk hidup lainnya. Pada saat ini proses industrialisasi sangatlah pesat dibarengi pertambahan penduduk diberbagai daerah yang sangat cepat. Kenyataan itu menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap mutu dan keberadaan sumberdaya alam dan lingkungan.Salah satunya adalah pencemaran oleh logam berat Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan logam berat Pb dan Cu pada aliran Sungai Deli bagian tengah dan hilir serta menentukan kualitas air Sungai Deli berdasarkan baku mutu air.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2013 di Daerah Aliran Sungai Deli, Provinsi Sumatera Utara. Jumlah stasiun yang diamati adalah 4 stasiun. Parameter yang diamati adalah parameter fisika-kimia perairan, konsentrasi logam berat timbal dan tembaga pada kolom air menggunakan Atomic Abrsorption Spectrophotometry (AAS).
Konsentrasi logam berat timbal pada air antara 0,779-0,408 mg/L, dan konsentrasi logam berat tembaga antara 0,19-0,589 mg/L. Hal ini menunjukkan kandungan logam berat timbal dan tembaga di aliran Sungai Deli sudah melampaui baku mutu. Kata kunci :logam berat Pb, logam berat Cu
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
PAULUS SURBAKTI. The content of Pb and Cu metal in Deli watershed, North Sumatera Province. Supervised by PINDI PATANA and RIRI EZRANETI.
Water is a natural resource that supplies the needs of life many people so it needs to be protected in order to be useful for life and human life and other living organisms. Nowadays a very rapid process of industrialization followed by a very rapid population growth. The situation had a negative impact on the quality and the existenceof natural resourcesand the environment. One of several is a heavy metal pollution. This research aims to analyze the content of Pb and Cu in the middle and lower Deli watershed and to determine the Deli water quality based on water quality standards.
This study was done on July until August 2013 at Deli watershed of North Sumatra province. The number of point observed station are 4 stations . The parameters that measured were aquatic physical and chemical, concentrations of heavy metals lead and copper in the water column by Atomic Absorption Spectrophotometry using ( AAS ) .
The results showed lead concentrations of heavy metals ranged from 0.079- 0.408 mg/L , and the concentration of heavy metals copper ranged 0.19 to 0.589 mg /L . This result shows that heavy metal of lead and copper in Deli watershed has exceeded the quality standard. Keywords : heavy metals Pb, heavy metals Cu

Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP
PAULUS SURBAKTI, dilahirkan di Medan pada tanggal 29 April 1991 dari Ayahanda Lukas Surbakti. dan Ibunda Ratnawaty Br. Tarigan. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Swasta Katolik Assisi Medan tahun 2003, SMP Swasta Katolik Assisi Medan Tahun 2006 dan SMA Negeri 17 Medan tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis diterima di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Program Studi Baru (SPMPSB). Selain mengikuti perkuliahan penulis aktif dalam organisasi Ikatan Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan (IMMASPERA). Pada bulan Februari 2013 penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Kementerian Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara. Kemudian pada bulan Juli 2013, penulis melaksanakan penelitian skripsi dengan judul “Kandungan Logam Pb dan Cu Pada Daerah Aliran Sungai Deli Provinsi Sumatera Utara”.
Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Kehadirat Tuhan Yang MahaEsa karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul skripsi ini adalah “Kandungan Logam Berat Pb dan Cu pada Daerah Aliran Sungai Deli, Provinsi Sumatera Utara”. Adapun tujuan dari skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian Sumatera Utara.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat arahan, perhatian dan bimbingan dari berbagai pihak baik berupa materi, ilmu, dan informasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Pindi Patana, S.Hut., M.Sc.selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Riri EzranetiS.Pi, M.Si. selaku Anggota Komisi Pembimbing dan Dr. Ir. Yunasfi, M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan seluruh staf pengajar dan pegawai.
Ayahanda Alm. L.Surbakti dan Ibunda R. Br Tarigan yang telah memberi dukungan, doa dan semangat kepada penulis, rekan-rekan mahasiswa angkatan 2009 di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Terima kasih kepada Christine Anastasia, Syahru Ramadhan, Irfan Alhusaini, Tagianto Ginting dan teman-teman lainnya yang ikut membantu dalam selesainya skripsi ini.
Universitas Sumatera Utara

Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang manajemen sumberdaya perairan dan informasi data terkini kandungan logam Pb dan Cu pada daerah aliran Sungai Deli.
Medan, Februari 2014 Penulis
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

Halaman


ABSTRAK ...............................................................................................

i

ABSTRACT .............................................................................................

ii

RIWAYAT HIDUP .................................................................................

iii

KATA PENGANTAR.............................................................................

iv

DAFTAR ISI............................................................................................

vi


DAFTAR TABEL ...................................................................................

viii

DAFTAR GAMBAR...............................................................................

ix

DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................

x

PENDAHULUAN.................................................................................... Latar Belakang .......................................................................................... Perumusan Masalah .................................................................................. Kerangka Pemikiran.................................................................................. Tujuan Penelitian ...................................................................................... Manfaat Penelitian .................................................................................... Hipotesis....................................................................................................

1 1 3 4 5 5 5

TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... Sungai........................................................................................................ Gambaran Umum Sungai Deli .................................................................. Parameter Fisikadan Kimia .......................................................................
Suhu..................................................................................................... Ph......................................................................................................... DO (Dissolved Oxygen)...................................................................... Kekeruhan ........................................................................................... Logam Berat.............................................................................................. Timbal (Pb) ......................................................................................... Tembaga (Cu)......................................................................................

6 6 6 8 8 9 10 10 11 12 13


METODE PENELITIAN ....................................................................... Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... Alat ............................................................................................................ Bahan ........................................................................................................ Prosedur Penelitian ...................................................................................
Penentuan Stasiun Pengambilan Sampel ............................................ Pengambilan Sampel...........................................................................

15 15 15 15 15 15 18

Universitas Sumatera Utara

Parameter Fisika-Kimia Perairan ........................................................ Penanganan Sampel ..................................................................................
Preparasi Sampel Air........................................................................... Pembuatan Larutan Standar Pb dan Cu............................................... Analisis Data .............................................................................................
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... Hasil .......................................................................................................... Kandungan Logam Berat Pb dan Cu Parameter Fisika-Kimia Perairan .............................................................. Pembahasan............................................................................................... Kandungan Logam Berat Pb dan Cu dalam Air........................................ Parameter Fisika-Kimia Perairan ..............................................................
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... Kesimpulan ............................................................................................... Saran .........................................................................................................
DAFTARPUSTAKA
LAMPIRAN

19 19 19 20 20
22 22 22 23 23 23 28
34 34 34

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

No. Teks

Halaman

1. Luas Sub DAS di DAS Deli Berdasarkan Wilayah Administrasi ........

7

2. ParameterKualitas Air dan MetodeAnalisis .........................................

19

3. Kriteria Baku Mutu Kandungan Logam Pb dan Cu dalam Air

Berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001.....................................................

21


4. Analisis Parameter Kualitas..................................................................

23

5. Peningkatan Logam Berat Pb dari Tahun 2004-2007 ..........................

25

6. Peningkatan Logam Berat Cu dari Tahun 2004-2007 ..........................

28

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

No. Teks

Halaman


1. Kerangka Pemikiran..............................................................................

5

2. Stasiun I.................................................................................................

10

3. Stasiun II ...............................................................................................

16

4. Stasiun III ..............................................................................................

17

5. Stasiun IV..............................................................................................

17


6. Nilai Rata-Rata Logam Pb dan Cu........................................................

23

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN

No.Teks

Halaman

1. Hasil Pengamatan Parameter Fisika-Kimia Perairan ............................ 2. Pengambilan Sampel............................................................................. 3. Alat dan Bahan...................................................................................... 4. Baku Mutu Berdasarkan PP No.81 Tahun ............................................ 5. KriteriaMutu Air Berdasarkan Kelas (PP. NO. 82 TAHUN 2001).......

36 37 38 39 40

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

PAULUS SURBAKTI. Kandungan Logam Pb Dan Cu Pada Daerah Aliran Sungai Deli, Provinsi Sumatera Utara. Dibimbing oleh PINDI PATANA dan RIRI EZRANETI.
Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi kebutuhan hidup orang banyak sehingga perlu dilindungi agar dapat bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta mahkluk hidup lainnya. Pada saat ini proses industrialisasi sangatlah pesat dibarengi pertambahan penduduk diberbagai daerah yang sangat cepat. Kenyataan itu menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap mutu dan keberadaan sumberdaya alam dan lingkungan.Salah satunya adalah pencemaran oleh logam berat Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan logam berat Pb dan Cu pada aliran Sungai Deli bagian tengah dan hilir serta menentukan kualitas air Sungai Deli berdasarkan baku mutu air.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2013 di Daerah Aliran Sungai Deli, Provinsi Sumatera Utara. Jumlah stasiun yang diamati adalah 4 stasiun. Parameter yang diamati adalah parameter fisika-kimia perairan, konsentrasi logam berat timbal dan tembaga pada kolom air menggunakan Atomic Abrsorption Spectrophotometry (AAS).
Konsentrasi logam berat timbal pada air antara 0,779-0,408 mg/L, dan konsentrasi logam berat tembaga antara 0,19-0,589 mg/L. Hal ini menunjukkan kandungan logam berat timbal dan tembaga di aliran Sungai Deli sudah melampaui baku mutu. Kata kunci :logam berat Pb, logam berat Cu
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
PAULUS SURBAKTI. The content of Pb and Cu metal in Deli watershed, North Sumatera Province. Supervised by PINDI PATANA and RIRI EZRANETI.
Water is a natural resource that supplies the needs of life many people so it needs to be protected in order to be useful for life and human life and other living organisms. Nowadays a very rapid process of industrialization followed by a very rapid population growth. The situation had a negative impact on the quality and the existenceof natural resourcesand the environment. One of several is a heavy metal pollution. This research aims to analyze the content of Pb and Cu in the middle and lower Deli watershed and to determine the Deli water quality based on water quality standards.
This study was done on July until August 2013 at Deli watershed of North Sumatra province. The number of point observed station are 4 stations . The parameters that measured were aquatic physical and chemical, concentrations of heavy metals lead and copper in the water column by Atomic Absorption Spectrophotometry using ( AAS ) .
The results showed lead concentrations of heavy metals ranged from 0.079- 0.408 mg/L , and the concentration of heavy metals copper ranged 0.19 to 0.589 mg /L . This result shows that heavy metal of lead and copper in Deli watershed has exceeded the quality standard. Keywords : heavy metals Pb, heavy metals Cu
Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN
Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam bagi hajat hidup orang banyak sehingga
perlu dilindungi agar dapat bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta mahkluk hidup lainnya. Pada saat ini pertambahan penduduk diberbagai daerah yang cepat dibarengi proses industrialisasi yang sangat pesat. Kenyataan itu menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap mutu dan keberadaan sumber daya alam dan lingkungan. Ekosistem air sebagai bagian dari sumber daya alam juga tidak luput dari segala segi negatif yang timbul. Pemanfaatan air oleh manusia berpengaruh terhadap keadaan fisika dan kimianya. Akibatnya, ekosistem air sebagai habitat berbagai jenis jasad air mengalami perubahan yang sangat tajam. Kerusakan pada daerah aliran sungai yang dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan manusia seperti untuk mengairi lahan pertanian, industri, dan pemukiman akan ekosistem air semakin parah.
Sungai Deli merupakan salah satu induk sungai pada Satuan Wilayah Sungai (SWS) Belawan/Belumai Ular dengan 5 (lima) anak sungai.Panjang sungai sekitar 73 km dengan luas basin 402 km2. Sungai Deli beserta anak dan ranting sungaimengalir dari Kabupaten Karo, Kabupaten Deli Serdang dan melintasi Kota Medan sebelum bermuara ke Selat Malaka. Bagian hulu sungai pada umumnya berada di Kabupaten Karo dan Kabupaten Deli Serdang, sedangkan bagian tengah dan hilir berada di Kota Medan.
Berdasarkan data Bapedalda Provinsi Sumatera Utara (2007) yang diacu oleh Panjaitan (2009) dalam Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi
Universitas Sumatera Utara

Sumatera Utara Tahun 2003, terdapat 57 industri yang berlokasi di sepanjang sungai Deli dan 22 di sepanjang sungai Belawan. Jenis–jenis industri tersebut antara lainpengolahan minyak goreng, pengolahan metal, pabrik plastik, pengeleman kayu lapis, tekstil, cat, baterai kering, pupuk dolomit, pelapis logam dan lain-lain. Data Badan Lingkungan Hidup(2007) menunjukkan bahwa kandungan logam Cu di aliran Sungai Deli berkisar antara 0,006-0,01 mg/liter dan Pb 0,01 mg/liter.
Pemanfaatan sungai Deli di dearah huludimanfaatkan oleh masyarakat di Kabupaten Karo dan Kabupaten Deli Serdang untuk kegiatan pertanian dan perikanan. Sedangkan bagian tengah dan hilir sungai Deli sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi secara optimal disebabkan kondisi perairan yang sudah tercemar. Pemanfaatan lahan daerah aliran sungai di hulu antara lain sebagai daerah pertanian, perikanan dan pemukiman serta hutan. Sedangkan air sungai dimanfaatkan untuk irigasi, rekreasi air serta air baku air minum. Pertanian terutama terdapat di Desa Semangat Gunung dan Desa Doulu(Bapedaldasu, 2007)
Masyarakat sekitar daerah tengah dan hilir sungai Deli seperti Kecamatan Medan Tuntungan, Medan Sunggal, Medan Marelan, Medan Labuhan dll kebanyakan hanya memanfaatkan aliran sungai Deli untuk kegiatan mandi, cuci, kakus (MCK)dimana daerah tersebut merupakan kawasan industri yang banyak menghasilkan limbah industri. Beberapa di antara nya adalah limbah logam berat Pb dan Cu yang tentu saja berdampak negatif bagi kesehatan masyarakat tersebut.
Menurut Putra (2002) nilai rata-rata kandungan logam berat pada lokasi pengamatan yaitu dekat industri lapis listrik dan baja seperti timbal (Pb) antara 0,72 sampai 1,14 mg/L dan tembaga (Cu) antara 1,24 sampai 1,36 mg/L.
Universitas Sumatera Utara

Tanggapan masyarakat yang bertempat tinggal di pinggir Sungai Deli terhadap kualitas air juga menyatakan bahwa telah terjadi penurunan kualitas air Sungai Deli.
Oleh karena itu maka perlu dilakukan penelitianlebih lanjut mengenai kadar logam Pb dan Cu di aliran sungai Deli untuk mengetahui perubahan yang telah terjadi pada aliran sungai Deli.
Perumusan Masalah Daerah Aliran Sungai (DAS) Deli merupakan Daerah Aliran Sungai di
Provinsi Sumatera Utara dengan luas 47,298.01 Ha, sehingga memungkinkan pengelolaan yang kurang optimal dalam usaha menjaga kelestariannya. Salah satunya adalah banyaknya pabrik-pabrik yang berdiri di sekitar DAS sungai Deli yang memungkinkan terjadinya pembuangan limbah secara langsung maupun tidak langsung ke DAS Sungai Deli. Limbah tersebut mengandung logam berat yang apabila jumlahnya berlebihan dalam badan air dapat menurunkan kualitas airnya. Hasil penelitian sebelumnya pada tahun 2002 menunjukkan nilai kandungan logam berta Pb di Sungai Deli antara 0,72-1,14 mg/L dan logam berat Cu 1,24-1,36 mg/l yang nilainya sudah melampaui baku mutu kualitas air. Berdasarkan hal tersebut maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah:
1. Berapa kandungan logam berat Pb dan Cu di Sungai Deli. 2. Pengaruh logam berat Pb dan Cu terhadap kualitas air Sungai Deli?
Universitas Sumatera Utara

Kerangka Pemikiran Penelitian Letak dan aliran Sungai Deli yang panjang yang memungkinkan terjadi
pencemaran di sungai tersebut. Baik dari pencemaran hasil limbah industri maupun rumah tanggga, sehingga menurunkan kualitas air Sungai Deli. Berikut ini adalah bagan alur dari penelitian yang akan dilakukan :
Aktivitas manusia
Limbah

Rumah tangga

Industri

Non Logam

Sungai

Logam

Masuk ke aliran air Penurunan Kualitas Perairan

Terakumulasi di sedimen

Dampaknya terhadap organisme dan masyarakat sekitar

Pengelolaan yang terpadu

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Universitas Sumatera Utara

Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisiskandungan logam berat Pb
dan Cu pada aliran air Sungai Deli bagian tengah dan hilir serta menentukan kualitas air Sungai Deli berdasarkan baku mutu air. Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaatdalam memberikan informasi kepada individu maupun kelompok atau instansi terkait kualitas air Sungai Deli ditinjau dari parameter logam berat Pb dan Cu dan diharapkan dapat ikut membantu segala usaha dalam upaya peremajaan aliran Sungai Deli. Hipotesis
Pembuangan limbah yang mengandung logam berat (Pb dan Cu) yang berasal dari pabrik industri menurunkan kualitas air sungai Deli dan terjadi perubahan kadar logam berat Pb dan Cu.
Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA

Sungai

Sungai adalah sumber daya alam, dimana pemanfaatan air di hulu akan

mempengaruhi air di hilir. Pencemaran sungai di hulu akan menimbulkan bahaya

sosial di hilir. Sungai merupakan kawasan yang rentan terhadap pencemaran air

karena merupakan salah satu media pembuangan limbah, dan sangat rentan

terhadap pencemaran. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan beban

lingkungan pada wilayah sungai. Sungai mempunyai kapasitas untuk menerima

daya tampung dan beban pencemaran. Daya tampung adalah kemampuan air pada

suatu sumber air, untuk menerima masukan beban pencemaran tanpa

mengakibatkan air tersebut menjadi tercemar (Azwir, 2006).

Gambaran Umum Sungai Deli

Menurut data Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Wampu Sei Ular

(2002), DAS (Daerah Aliran Sungai) Deli merupakan Daerah Aliran Sungai di

Provinsi Sumatera Utara dengan luas 47,298.01 Ha. Daerah Aliran Sungai Deli

terbentang antara 3° 13' 35,50'' s/d 3° 47' 06,05'' LUdan 98° 29' 22,52'' s/d 98°

42' 51,23'' BT. Secara adminitrasi DAS Deli berada pada 3 (tiga) Kabupaten yaitu

Kabupaten Karo seluas 1,417.65 Ha (3 %), Kabupaten Deli Serdang seluas

29,115.20 Ha (61.56 %) dan Kota Medan seluas 16,765.16 ha (35.45 %). Adapun

Batas DAS Deli adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara

: Daerah Aliran Sungai Belawan

Sebelah Selatan

: Daerah Aliran Sungai Wampu

Sebelah Barat

: Daerah Aliran Sungai Belawan

Universitas Sumatera Utara

Sebelah Timur

: Daerah Aliran Sungai Batang Kuis

Berdasarkan hasil analisis Sistem Informasi Geografis dan Check

Lapangan maka DAS Deli terbagi atas 7 (tujuh) Sub DAS dengan rincian sebagai

berikut (Tabel1).

Tabel 1. Luas Sub DAS di DAS Deli Berdasarkan Wilayah Administrasi

Sub DAS

Kabupaten/ Kota Kecamatan

Sei Sikambing
Total Sub DAS Sei Sikambing Babura
Total Sub DAS Babura Bekala

Deli Serdang Medan
Deli Serdang Medan
Deli Serdang

Total Sub DAS Bekala Deli

Medan Deli Serdang

Total Sub DAS Deli Paluh Besar

Medan Deli Serdang

Total Sub DAS Sei Paluh Besar Petani

Medan Deli Serdang

Total Sub DAS Petani Simai-mai

Karo

Total Sub DAS Simai-mai Total DAS Deli
Sumber: BPDAS Wampu Sei Ular (2002)

Sunggal -
Pancur Batu
Namorambe Pancur Batu Sibolangit -
Deli Tua Namorambe Patumbak Sibiru-biru Sunggal -
Hamparan Perak Sunggal
Kutalimbaru Namorambe Sibiru-biru Sibolangit Berastagi Merdeka
Namorambe Sibiru-biru Sibolangit

Luas (Ha) 24.27 4,199.65 4,223.93
3,485.45 940.36
4,425.81 1,909.73 1,258.71
211.76 1,799.49 5,179.68
786.98 876.34 310.53 184.36
4.08 4,698.22 6,860.51 4,930.00
762.59 5,131.16 10,823.75
3.46 3,171.69
25.17 8,077.46
603.30 814.36 12,695.43 808.94 1,917.32 362.65 3,088.91 47,298.01

Universitas Sumatera Utara

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Presiden Republik Indonesia, pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya.
Menurut Putra (2002) nilai rata-rata kandungan logam berat pada lokasi pengamatan yaitu dekat industri lapis listrik dan baja seperti timbal (Pb) berkisar antara 0,72 sampai 1,14 mg/L dan tembaga (Cu) berkisar antara 1,24 sampai 1,36 mg/L. Tanggapan masyarakat yang bertempat tinggal di pinggir Sungai Deli terhadap kualitas air juga menyatakan bahwa telah terjadi penurunan kualitas air Sungai Deli.
Parameter fisika dan kimia perairan a) Suhu
Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang (latitude), ketinggian dari permukaan laut (altidude), waktu dalam hari, sirkulasi udara, penutupan awan, dan aliran serta kedalaman badan air. Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan viskoditas, reaksi kimia, evaporasi, dan volatilisasi. Peningkatan suhu juga menyebabkan penurunan larutan gas dalam air, misalnya gas O2, CO2, N2, CH4, dan sebagainya (Effendi, 2003).
Temperatur di suatu sungai juga akan berfluktuasi mengikuti aliran air mulai dari hulu menuju ke arah hilir/muara. Secara umum dapat dijelaskan bahwa daerah hulu (rhithral)mempunyai fluktuasi temperatur tahunan yang paling kecil
Universitas Sumatera Utara

kemudian sepanjang aliran sungai berfluktuasi temperatur tahunan akan semakin besar dan mencapai maksimum di daerah hilir (potamal), dengan kata lain bahwa daerah hulu mempunyai temperatur tahunan yang relatif paling konstan dan juga lebih dingin (Barus, 2004).
Peningkatan suhu juga menyebabkan terjadinya peningkatan dekomposisi bahan organik oleh mikroba. Kisaran suhu optimum bagi pertumbuhan fitoplankton di perairan adalah 20°C-30ºC (Effendi, 2003). b) pH
Menurut Barus (2004) nilai pH menyatakan nilai konsentrasi ion hidrogen dalam suatu larutan, didefenisikan sebagai logaritma dari resiprokal aktivitas ion hidrogen dan secara matematis dinyatakan sebagai pH= log 1/H+, dimana H+ adalah banyaknya ion hidrogen dalam mol per liter larutan.
Nilai pH yang ideal bagi kehidupan organisme air pada umumnya terdapat antara 7 sampai 8,5. Kondisi asam maupun basa akan sangat membahayakan kelangsungan hidup organisme karena dapat menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi. pH yang rendah akan menyebabkan mobilitas berbagai senyawa logam berat terutama ion Aluminium yang bersifat toksik semakin tinggi yang tentunya akan mengancam kelangsungan hidup organisma air, sedangkan pH yang tinggi akan menyebabkan keseimbangan antara amonium dan amoniak dalam air akan terganggu (Barus, 2004).
Umumnya air yang normal memiliki pH sekitar netral, berkisar antara 6 hingga 8. Air limbah atau air yang tercemar memiliki pH sangat asam atau pH cenderung basa, tergantung dari jenis limbah dan komponen pencemarnya (Nugroho, 2006).
Universitas Sumatera Utara

c) Dissolved oxygen (DO) Oksigen terlarut (dissolved oxygen) merupakan kebutuhan dasar untuk
kehidupan tanaman dan hewan dalam air. Jadi kadar oksigen terlarut dapat dijadikan ukuran untuk menentukan kualitas air. Konsentrasi oksigen terlarut yang terlalu rendah akan mengakibatkan ikan dan hewan air lain yang membutuhkan oksigen akan mati. Sebaliknya konsentrasi oksigen terlarut yang terlalu tinggi juga akan mengakibatkan proses korosi yang semakin cepat karena oksigen akan mengikat hidrogen yang melapisi permukaan logam (Putra, 2002).
Di perairan tawar, kadar oksigen terlarut berkisar antara 15 mg/l pada suhu 0°C dan 8 mg/l pada suhu 25ºC, sedangkan di perairan laut berkisar antara 11 mg/l pada suhu 0°C dan 7 mg/l pada suhu 25ºC (McNeely dkk., 1979 yang diacu dalam Effendi, 2003). d) Kekeruhan
Kecerahan air tergantung pada warna dan kekeruhan. Kecerahan merupakan ukuran transparansi perairan yang ditentukan secara visual dengan menggunakan secchi disk. Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat di dalam air (Effendi, 2003). Logam berat
Logam berat ialah logam yang mempunyai berat 5 gram atau lebih untuk setiap cm3 (Darmono, 1995). Keberadaan logam-logam berat di lingkungan seperti tembaga, cadmium dan timbal merupakan masalah lingkungan yang perlu mendapat perhatian serius. Adanya ion-ion logam berat dalam limbah industry telah lama menjadi objek dalam bidang kimia analitik dan kimia lingkungan.
Universitas Sumatera Utara

Limbah yang mengandung logam berat perlu mendapat perhatian khusus, mengingat dalam konsentrasi tertentu dapat memberikan efek toksik yang berbahaya bagi kehidupan manusia dan lingkungan di sekitarnya (Lelifajri, 2010).
Senyawa logam berat biasanya banyak terdapat dalam limbah industri. Keberadaan logam berat di perairan laut dapat berasal dari berbagai sumber antara lain dari kegiatan pertambangan, rumah tangga, limbah pertanian dan buangan industri. Dari keempat jenis limbah tersebut, limbah yang umumnya paling banyak mengandung logam berat adalah limbah industri. Hal ini disebabkan senyawa logam berat sering digunakan dalam industri, baik sebagai bahan baku, bahan tambahan maupun katalis. Peningkatan kadar logam berat pada air laut akan mengakibatkan logam berat yang semula dibutuhkan untuk berbagai proses metabolism dapat berubah menjadi racun bagi organisme laut. Selain bersifat racun, logam berat juga akan terakumulasi dalam sedimen dan biota melalui proses gravitasi (Rochyatun dkk, 2006).
Logam berat yang dimasukkan dalam kelas B, merupakan logam-logam yang terlibat dalam proses enzimatik dan dapat menimbulkan polusi, misalnya Cu, Zn, Cd, Hg, dan Pb. Logam kelas B ini lebih reaktif terhadap ikatan ligan dengan sulfur dan nitrogen dari pada logam kelas A, sehingga hal ini sangat penting dalam sistem fungsi metaloenzim yang mengganggu (bersifat racun) terhadap metabolism itu sendiri. Hal ini sering terjadi pada sel-sel respirasi yaitu epitel insang yang menjadi rusak karena beberapa logam yang termasuk kelas B terikat sebagai ligan (Darmono, 1995).
Akumulasi logam berat dalam tubuh hewan air dipengaruhi banyak faktor, antara lain:
Universitas Sumatera Utara

1. Konsentrasi logam berat dalam air 2. Konsentrasi logam berat dalam sedimen, 3. pH air dan pH sedimen dasar perairan, 4. Tingkat pencemaran air dalam bentuk COD (chemical oxygen demand) 5. Kandungan sulfur dalam air dan sedimen, 6. Jeni shewan air 7. Umur dan bobot tubuh, dan 8. Fase hidup (telur, larva) (Manahan, 2002 yang diacu oleh Sitorus
2004).
a) Timbal (Pb) Timbal atau yang kita kenal sehari–hari dengan timah hitam dan dalam
bahasa ilmiahnya dikenal dengan kata plumbum dan logam ini disimpulkan dengan Pb. Logam ini termasuk kedalam kelompok logam-logam golongan IV–A pada tabel periodik unsur kimia. Mempunyai nomor atom (NA) 82 dengan bobot atau berat (BA) 207,2 adalah suatu logam berat berwarna kelabu kebiruan dan lunak dengan titik leleh 327ºC dan titikdidih 1.620ºC. Pada suhu 550- 600ºC. Pb menguap dan membentuk oksigen dalam udara membentuk timbale oksida. Bentuk oksidasi yang paling umum adalah timbal (II). Walau pun bersifat lunak dan lentur, Pb sangat rapuh dan mengkerut pada pendinginan, sulit larut dalam air dingin, dan air panas tetapi air asam timah hitam dapat larut dalam asam nitrit, asam asetat dan asam sulfat pekat (Palar, 1994).
Timbal (Pb) adalah unsure logam mikro nonesensial dan merupakanlogam yang berbahaya, karena dalam jumlah yang relatif kecil dapat mengakibatkan kematian. Karena sifat logam yang akumulatif, maka logam berbahaya tersebut
Universitas Sumatera Utara

tertimbun dalam jumlah yang besar sehingga akan mengakibatkan terpaparnya hewan oleh logam dalam lingkungan yang tercemar. Demikian juga adanya interaksi antara logam berbahaya dengan logam esensial. Akibat dari pengaruh interaksi tersebut menyebabkan terjadinya hambatan absorpsi atau penurunan fungsi dari organisme yang kebanyakan dapat mengakibatkan gangguan metabolisme logam esensial tersebut(Darmono, 1995 diacu oleh Arifin dkk., 2006).
Timbal (Pb) tidak termasuk unsur yang esensial bagi makhluk hidup, bahkan unsure ini bersifat toksik bagi hewan dan manusia karena dapat terakumulasi pada tulang (Effendi, 2003). Putra (2002) menambahkan, secara alamiah, Pb dapat masuk ke dalam badan perairan melalui pengkristalan diudara dengan bantuan air hujan, melalui proses modifikasi dari batuan mineral akibat hempasan gelombang dan angin. Pb yang masuk ke dalam badan perairan merupakan dampak dari aktivitas kehidupan manusia. Diantaranya adalah air buangan (limbah) dari industri yang berkaitan dengan Pb. b) Tembaga (Cu)
Tembaga (Cu) adalah unsur mineral mikro esensial yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme dan fisiologi dalam tubuh ternak(Burn, 1981 yang diacu oleh Arifin dkk., 2006).
Menurut Effendi (2003) defisiensi tembaga dapat mengakibatkan anemia, namun kadar tembaga yang berlebihan dapat mengakibatkan air menjadi berasa jika diminum dan dapat mengakibatkan kerusakan pada hati. Kadar tembaga yang tinggi dapat mengakibatkan korosi pada besi dan aluminium.
Universitas Sumatera Utara

Secara alamiah Cu masuk kedalam perairan sebagai akibat dari peristiwa erosi atau pengikisan batuan mineral dan melalui persenyawaan Cu di atmosfer yang dibawa turun oleh air hujan (Putra, 2002).
Dalam keadaan normal, jumlah tembaga (Cu) yang diperlukan untuk proses enzimatik biasanya sangat sedikit. Dalam keadaan lingkungan yang tercemar menghambat sistem enzim (enzim inhibitor), kadar Cu ditemukan pada jaringan beberapa spesies hewan air yang mempunyai regulasi sangat buruk terhadap logam. Pada binatang lunak (moluska) sel leukosit sangat berperan dalam sistem translokasi dan detoksikasi logam. Hal ini terutama ditemukan pada kerang kecil (oyster) yang hidup dalam air yang terkontaminasi tembaga (Cu) yang terikat oleh sel leukosit, sehingga menyebabkan kerang tersebut berwarna kehijau-hijauan (Supriyanto dkk., 2007)
Universitas Sumatera Utara

METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juli 2013 sampai dengan
bulan Agustus 2013 di kawasan aliran Sungai Deli.Analisis sampel air dan logam beratdilakukan di Badan Penelitian dan Teknologi Perindustrian Provinsi Sumatera Utara. Alat dan Bahan
Alat yang akan digunakan terdiri atas tali berskala (meteran), gelas ukur, peralatan titrasi, kertas label, pH meter, GPS, termometer air raksa,gelas piala 250 ml, shaker, erlenmeyer, oven, coolbox, kertas label, turbidimeter, timbangan analitik, oven, kertas saring milipore dengan ukuran 0,45μm, serta AAS (Atomic Absorbtion Spectrophotometer), serta lampu katoda berongga Pb dan Cu.
Bahan yang akan digunakan terdiri atas air bebas mineral (aquabides), asam nitrat (HNO3), larutan timbal Pb dan Cu, gas etilen (C2H2), larutan pengencer HNO30,05 M, larutan pencuci HNO3 5%, Asam nitrat 65 %, 4 M dan 0,15 M, Metilisobutilketon (MIBK), Ammonium pyrolidinditio karbamat (APDC), Natrium hidroksida (NaOH), Kalium bikromat (K2Cr2O7). Prosedur Penelitian Penentuan Stasiun Pengambilan Sampel
Metode yang digunakan dalam penentuan lokasi sampling untuk pengambilan logam berat adalah “PurpossiveSampling” pada empat stasiun pengamatan. Pada masing-masing stasiun dilakukan 3 (tiga) kali ulangan. Stasiun II-IV merupakan aliran yang melalui daerah-daerah industri dan stasiun I
Universitas Sumatera Utara

merupakan stasiun kontrol yang tidak melalui daerah-daerah industri. Berikut ini adalah gambar dari masing-masing stasiun.
Stasiun I sebagai stasiun kontrol terletak di Desa Sembahe, Kabupaten Deli Serdang seperti terllihat pada Gambar 2.
Gambar 2.Stasiun I Stasiun II berada di Jembatan pangkalan Mansyur Kelurahan Titi Kuning seperti terlihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Stasiun II
Universitas Sumatera Utara

Stasiun IIIberada di Jl. Adam Malik Kotamadya Medan seperti terlihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Stasiun III Stasiun IVberada di jembatan Belawan Kecamatan Medan Belawan seperti terlihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Stasiun IV
Universitas Sumatera Utara

Gambar 6. Peta lokasi penelitian Pengambilan sampel dilakukan dari pagi hari sampai sore dimulai dari pukul 08.00-16.00 WIB. Pengambilan sampel kualitas air untuk parameter fisika dilakukan secara langsung (insitu) pada masing-masing stasiun dan untuk parameter kimia air sampel dimasukkan ke dalam botol sampel dari masingmasing stasiun, kemudian akan dianalisis secara (eksitu) di Badan Penelitian dan Perindustrian Provinsi Sumatera Utara. Pengambilan sampel Pengambilan sampelair dilakukandi lapisan permukaan dengan menggunakan Van Dorn bottle sampler ± 250 ml dan dimasukkan ke dalam botol polyetilen. Sampel air ditambahkan HNO3 sebagai pengawet sampai pH≤ 2 kemudian disimpan dalam coolbox.Untuk parameter fisika dilakukan secara langsung (insitu) pada masing-masing stasiun sedangkan untuk parameter kimia air sampel dimasukkan ke dalam botol sampel dari masing-masing stasiun.Kemudian akan dianalisis secara (eksitu) di Badan Penelitian dan Perindustrian Provinsi Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara

Parameter fisika- kimia perairan

Pengukuran parameter fisika dan kimia air dilakukan dengan dua cara

yakni secara langsung (insitu) dan secara tidak langsung (eksitu). Pengukuran

langsung di lapangan (insitu) dilakukan terhadap parameter suhu, pH, dan

kecepatan arus, sedangkan untuk kada logam Pb dan Cu dilakukan di Badan

Penelitian dan Perindustrian Provinsi Sumatera Utara. Parameter kualitas air dan

metode analisis pengukuran dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 2. Parameter kualitas air dan metode analisis

Parameter

Satuan

Metode Analisa/ Alat

Fisika

1. Kekeruhan 2.Suhu

NTU oC

Turbidity meter Thermometer air raksa

Kimia

1.pH

- pH meter

2.DO

mg/l DO meter/ Titrasi winkler

Logam Berat

1.Pb Ppm AAS

2.Cu Ppm AAS

Sumber: Happy, dkk. 2012

Lokasi
In situ In situ
In situ In situ
Laboratorium Laboratorium

Penanganan sampel Preparasi sampel Air
Analisis logam berat dengan AAS dilakukan di Badan Penelitian dan Perindustrian Provinsi Sumatera Utara.Serapan AtomSpektrometri(AAS) adalah teknikuntuk mengukurjumlahbahan kimia yangada dalam lingkungandengan mengukurradiasi yang diserapolehunsur kimiayang menarik. Hal ini dilakukandengan membacaspektrumyang dihasilkan ketikasampelterkenaradiasi. Penentuan kadar logam berat ditentukan pada Hukum Lambert-Beer, yaitu banyaknya sinar yang diserap berbanding lurus dengan kadar zat. Persamaan garis antar kadar zat dengan absorbansi adalah persamaan garis lurus dengan koefisien arah positif, Y = a + bX. Dengan memasukkan nilai absorbansi larutan contoh

Universitas Sumatera Utara

kedalam persamaan garis dari larutan standar, maka kadar logam berat dalam contoh dapat diketahui. Pembuatan Larutan Standar Logam Pb dan Cu
Logam Pb dan Cu masing-masing ditimbang sebanyak 1 gram, kemudian dilarutkan dengan aquadest dalam labu takar 1000 ml. Larutan tersebut mengandung 1000 ppm yang dinamakan larutan induk. Sebanyak 10 ml dari larutan induk dipipet lalu dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml kemudian ditambahkan aquadest sampai garis tanda akhir. Larutan yang diperoleh mengandung konsetrasi 100 ppm. Dari larutan 100 ppm dipipet sebanyak 10 ml lalu dimasukkankedalam labu takar 100 ml kemudian ditambahkan aquadest sampai garis tanda akhir untuk mendapatkan larutan dengan konsentrasi 10 ppm. Dibuat larutan dengan konsetrasi 10 ppm sebanyak 5 ulangan untuk mempermudah pembuatan larutan standar berikutnya.
Untuk mendapat larutan standar dengan konsentrasi 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1 ppm, berturut-turut dipipet sebanyak 2 ml, 4 ml, 6 ml, 8 ml, dan 10 ml dari larutan 10 ppm lalu masing-masing dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml kemudian ditambahkan aquadest sampai garis tanda akhir Analisis data
Untuk melihat kondisi pencemaran logam berat pada air di sungai Deli maka hasil analisis logam berat dibandingkan dengan baku mutu air berdasarkan PP. No. 82 tahun 2001 untuk melihat kondisi pencemaran logam berat Pb dan Cu. Kriteria baku mutu kandungan logam berat Pb dan Cu dalam air dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Kriteria baku mutu kandungan logam berat Pb serta Cu dalam air.
Universitas Sumatera Utara

Logam berat 1. Timbal (Pb) Air (mg/L) 2. Tembaga (Cu) Air (mg/L)
Sumber: MENLH (2004)

Baku mutu PP RI No.82 Tahun 2001 (0,03 mg/L) PP RI No.82 Tahun 2001 (0,02mg/L)

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Kandungan Logam Berat Pb dan Cu dalam Air
Berdasarkan hasil pengukuran kandungan logam berat Pb dan Cu pada air tertinggi diperoleh stasiun IV yaitu Jembatan Belawan dengan nilai 0,408 mg/l untuk Pb dan 0,589 mg/l untuk Cu. Untuk lebih jelasnya nilai rata-rata kadar logam berat Pb dan Cu pada setiap stasiun dapat dilihat pada gambar7.

kadar logam (mg/l)

0.589 0,6
PP No.81 Tahun 2001

Pb ≤ 0,03

0,5

0.463

Cu ≤ 0,02

0.408

0,4 Logam Pb
0.312

0,3 Logam Cu

0,19 0,2

0,1 0.078

00 0
1

2

3

stasiun

4

Gambar 7. Nilai rata-rata kadar logam Pb dan Cu

Universitas Sumatera Utara

Parameter Fisika Kimia (suhu air, pH, Disolved Oxygen (DO), Kekeruhan)

Kondisi lingkungan perairan hasil pengukuran secara insitu di lapangan

menunjukkan hasil yang berbeda dari satu stasiun ke stasiun lainnya. Suhu air

tertinggi terdapat pada stasiun IV, sedangkan DO tertinggi terdapat pada stasiun I.

Untuk lebih jelasnya masing-masing pengukuran pada titik pengambilan sampel

disajikan pada Tabel 4, sedangkan data dasar setiap stasiun dapat dilihat pada

Lampiran 1.

Tabel 4. Analisis Parameter Kualitas Lingkungan Perairan

Interval Parameter Kualitas Perairan

Stasiun

Suhu (ºC) DO (mg/L)

pH

Kekeruhan

(NTU)

1

22,5-23

8,6-8,7

7,3-7,5

1,03-1,17

2

24-25

5,1-7,7

6,7-6,8

5,76-6,01

3

24-24,5

5,1-5,2

6,6-6,8

8,3-8,82

4

25-25,5

2,3-3

5,7-5,8

12,8-13,3

Pembahasan Kandungan Logam Berat Pb dan Cu dalam air
Salah satu masalah besar di dunia adalah pencemaran logam berat, terutama karena akumulasinya pada rantai makanan dan keberadaannya di alam serta peningkatan jumlahnya sehingga menyebabkan keracunan terhadap tanah, udara, dan air.Logam-logam dalam lingkungan perairan umumnya berada dalam bentuk ion-ion. Ion-ion itu ada yang merupakan ion-ion bebas, pasangan ion organik, ion-ion kompleks dan bentuk-bentuk ion lainnya.Menurut Darmono (1995) bahwa pencemaran suatu perairan oleh unsur-unsur logam berat selain mengganggu ekosistem juga secara tidaklangsung dapat merusak perikanan dan kesehatan manusia.

Universitas Sumatera Utara

Kandungan Logam Pb dalam Air Hasil pengukuran di stasiun I yaitu Desa Sembahe menunjukkan tidak
ditemukannya logam berat Pb.Hal ini disebabkan karena letak stasiun yang merupakan daerah hulu sungai dimana aktifitas pabrik dan rumah tangga yang menghasilkan limbah logam tersebut tidak ada, sehingga kualitas air nya masih terjaga.
Rata-rata hasil pengukuran kandungan logam berat Pb pada stasiun II yaitu Jembatan Pangkalan Mansyur adalah 0,078 mg/l. Menurut PP no.81 Tahun 2001 kandungan logam berat Pb di stasiun ini sudah melampaui baku mutu yaitu 0,03 mg/l. Hal ini disebabkan karena letak stasiun II yang berada di tengah pemukiman penduduk dan adanya aktifitas pabrik di daerah tersebut.Kandungan logam berat Pb yang tinggi pada perairan juga dapat berakibat buruk pada biota yang ada di dalamnya. Konsentrasi logam berat Pb yang mencapai 188 mg/l, dapat membunuh ikan (Palar 2004).
Pada stasiun III yaitu Jembatan Adam Malik nilai kandungan logam berat Pb adalah 0,312 mg/l. Menurut PP no. 81 Tahun 2001 kandungan logam berat Pb pada stasiun ini sudah melampaui baku mutu yaitu 0,03 mg/l. hal ini disebabkan karena letak stasiun yang berada di daerah pemukiman penduduk dan banyaknya aktifitas pabrik di lokasi tersebut.
Nilai rata-rata kandungan logam berat Pb terbesar ditemukan di stasiun IV dengan nilai 0,407 mg/l. Hal disebabkan dikarenakan letak stasiun IV yang sudah mendekati daerah hilir sungai dimana semua limbah-limbah yang masuk ke badan Sungai akan mengalir ke bagian hilir dan kemudian bermuara di laut. Tingginya aktifitas pelabuhan dan pabrik-pabrik industri di sekitar stasiun IV juga
Universitas Sumatera Utara

menyebabkan pencemaran di daerah tersebut meningkat. Menurut Putra (2002)

nilai logam berat Pb pada Titi Belawan adalah 0,72 mg/l. Perbedaan nilai ini bisa

disebabkan karena perbedaan waktu pengambilan sampel dan faktor lingkungan

lainnya.Disamping itu pada saat sebelum sampling terjadi hujan yg

memungkinkan terjadi pengenceran/pelarutan oleh air hujan dimana menurut

Darmono (1995) bahwa pada musim hujan kandungan logam akan lebih kecil

karena proses pelarutan, sedangkan pada musim kemarau kandungan logam akan

lebih tinggi karena logam menjadi terkonsentrasi.

Menurut Data Badan Lingkungan Hidup (2007) menunjukkan bahwa

kandungan logam berat Pb di Sungai Deli yaitu 0,01 mg/l. Hal ini menunjukkan

peningkatan yang signifikan terhadap kandungan logam berat Pb di Sungai Deli

dalam kurun waktu 6 tahun berikutnya dimana hasil penelitian menunjukkan

kandungan logam Pb antara 0.078-0,407 mg/l. Hal ini disebabkan karena

banyaknya aktifitas industri yang banyak di sekitar Sungai Deli dan kemungkinan

industri tersebut membuang limbah secara langsung ke sungai tanpa adanya

pengolahan terlebih dahulu. Nilai konsentrasi logam berat Pb di aliran Sungai Deli

dari tahun 2004-2005dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Nilai konsentrasi Logam berat Pb pada Aliran Sungai Deli

Tahun

Konsentrasi logam Pb (mg/L) Keterangan

2004

0.03-0,042

Melampaui baku mutu

2005

0,01-0,02

Melampaui baku mutu

2006

0,01-0,l3

Melampaui baku mutu

2007

0,01

Belum melampaui

2013

0,078-0,407

Melampaui baku mutu

Menurut PPRI No.82 Tahun 2001 menunjukkan bahwa tingkat kadar logam berat Pb dari stasiun II sampai IV sudah melampaui nilai baku mutu yaitu 0,03 mg/l. Tingginya kandungan logam berat ini disebabkan karena berada di

Universitas Sumatera Utara

dekat kawasan industri, perumahan, pelabuhan serta dekat dengan daerah muara Sungai Deli yang diasumsikan sebagai tempat pembuangan akhir dari limbahlimbah industri. Kandungan Logam Cu dalam air
Hasil pengukuran di stasiun I yaitu Desa Sembahe menunjukkan hasil yang sama dengan logam berat Pb yaitu tidak ditemukannya logam berat Cu. Hal ini disebabkan karena letak stasiun yang merupakan daerah hulu sungai dimana aktifitas pabrik dan rumah tangga yang menghasilkan limbah logam tersebut tidak ada, sehingga kualitas air nya masih terjaga.
Hasil pengukuran kandungan logam berat Cu pada stasiun II yaitu 0,19 mg/l, stasiun III yaitu 0,463 mg/ l dan pada stasiun IV yaitu 0,58 mg/l. Menurut Palar ( 1994 ) industri tekstil paling banyak menggunakan logam berat Cu dalam proses pencucian. Selain berasal dari industri tekstil, pemasukan logam berat Cu juga berasal dari limbah rumah tangga, pertanian, pelabuhan dan peternakan. Perbedaan nilai kandungan logam berat Cu ini adalah perbedaan aktifitas dan banyak nya industri yang ada di Sungai Deli.
Pada stasiun II merupakan daerah yang dekat dengan pemukiman padat penduduk dan dekat jalan raya, hal ini membawa pengaruh pada pencemaran logam berat Cu di stasiun ini. Pemukiman padat penduduk menghasilkan limbah rumah tangga yang mereka buang langsung ke perairan dan banyak nya industri tekstil dan tidak didukung dengan IPAL yang memadai membuat pencema