BAB 3 ANALISIS FISIK STUDIO 1 CIBITUNG KAB. SUKABUMI

51

BAB 3
GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI
3.1

Kondisi Fisik
Kawasan Desa Cibodas Kecamatan Cibitung Kabupaten Sukabumi. Suhu

didaerah Desa Cibodas adalah 200C – 320C. Iklim di Desa Cibodas sebagaimana
desa-desa lain di wilayah Indonesia mempunyai iklim kemarau dan penghujan.
Selain itu, kondisi geografis Desa Cibodas umumnya merupakan dataran berbukit.
3.1.1

Letak Geografis dan Batas Administrasi
Secara

administratif

Desa


Cibodas

merupakan

salah

satu

wilayah

Kecamatan Cibitung Kabupaten Sukabumi yang terletak 1,5 km ke arah Timur dari
Kecamatan Cibitung. Secara Geografis Desa Cibodas merupakan dataran berbukit
yang terletak diantara 106°37’14.2” -106°38’17.8” BT dan 07°18’17.0” - 07°19’16.0””
LS. Desa Cibodas terletak pada ketinggian 160 - 200 mdpl dengan luas wilayah
±553,9 ha dengan suhu minimum 20°C - 22°C dan suhu maksimum 28°C - 32°C.
Desa Cibodas terbagi menjadi 3 Dusun yaitu:


Dusun Cigelam dengan luas




Dusun Cinangka dengan luas



Dusun Cibodas dengan luas

Dalam satu dusun terdiri dari 2 RW dengan total 6 RW dan 23 RT. Adapun batas
administratif Desa Cibodas sebagai berikut :


Sebelah Utara

: berbatasan dengan Desa Bojonggenteng
Kecamatan Jampangkulon



Sebelah Selatan


:berbatasan dengan Desa Cibitung Kecamatan
Cibitung



Sebelah Barat

: berbatasan dengan Desa Banyumurni Kecamatan
Cibitung



Sebelah Timur

: berbatasan dengan Desa Banyuwangi Kecamatan
Cibitung

52


Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 3.1 Peta Batas Dusun Desa Cibodas dan Gambar 3.2 Peta Batas RT
Desa Cibodas.

53

Gambar 3.1
Peta Batas Dusun Desa Cibodas

54

Gambar 3.2
Peta Batas RT Desa Cibodas

55

3.1.2

Karakteristik Fisiologis (Fisik Alami)
Dalam sub aspek fisik ini akan membahas mengenai kondisi topografi


(ketinggian dan kemiringan), geologis, jenis tanah, klimatolgis, hidrogeologis,
vegetatsi, daerah rawan bencana alam, tutupan dan penggunaan lahan di Desa
Cibodas Kecamatan Cibitung.
A.

Kondisi Topografi
Kondisi topografi menjelaskan tentang ketinggian dan kemiringan yang

berada di Desa Cibodas. Kondisi topografi merupakan salah satu aspek yang harus
dipertimbangkan dan diperhatikan dalam kegiatan pemanfaatan ruang, karena
berpengruh terhadap kebijakan dan strategi pembangunan wilayah.


Ketinggian
Berdasarkan ketinggian, letak Desa Cibodas berada di ketinggian 434 – 794
mdpl. Dilihat dari ketinggiannya Desa Cibodas merupakan wilayah dataran
berbukit.

Gambar 3.3

Perbedaan Ketinggian Pada Struktur Jalan
(Sumber : Hasil Observasi 2014)

Ketinggian kurang dari 1000 mdpl biasanya memiliki karakteristik seperti
wilayah kritis atau bahaya lingkungan seperti longsoran, patahan aktif, daerah kerisis
erosi permukaan. Sedangkan untuk peruntukan lahan biasanya digunakan sebagai
lahan pertanian tanaman tahunan, pertanian lahan kering, pertanian lahan basah,
permukiman pedesaan

dan memiliki

fungsi

sebagai kawasan pertanian dan

permukiman. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.4 Peta Ketinggian
Desa Cibodas.

56


 Kemiringan
Berdasarkan di Desa Cibodas

umumnya memiliki kemiringan 0 – 8 %

meliputi hamper seluruh wilayah Desa Cibodas, sedangkan sisanya berada
di kemiringan 8-15%, dan 25-45%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 3.5 Peta Kemiringan Desa Cibodas.

57

Gambar 3.4
Peta Ketinggian Desa Cibodas

58

Gambar 3.5
Peta Kemiringan Desa Cibodas

59


3.1.3

Kondisi Hidrogeologi
Air tanah merupakan salah satu sumber air di dalam yang terdapat dalam

tanah atau batuan. Sebagai salah satu komponen daur hidrologi, lama pembentukan
dan pergerakan air tanah akan dikontrol oleh komponen daur hidrologi lainnya
seperti curah hujan, evepotranspirasi dan air permukaan. Berikut potensi
hidrogeologi Desa Cibodas:


Cekungan Air Tanah Jampangkulon
Cekungan air tanah jampang kulon memiliki luas 382,215141,7 ha dengan
potensi air tanah bebas sebesar 276 juta m 3/tahun. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Gambar 3.6 Peta Hidrogeologi Desa Cibodas.

60

Gambar 3.6

Peta Cekungan Air Tanah Desa Cibodas

61



Mata Air
Mata air timbul disebabkan adanya lapisan batuan kedap air dibawahnya,
sehingga peresapan tidak terus ke dalam melainkan ke arah lateral dan
muncul di kaki-kaki tebing/lembah atau kaki perbuktian. Desa Cibodas
memiliki 13 mata air yang digunakan oleh masyarakat desa, namun seiring
dengan perkembangan jaman dan kondisi lingkungan yang buruk, mata air
menjadi tercemar oleh sampah dan polusi kendaraan, maka mata air tidak
lagi digunakan untuk kebutuhan rumah tangga lagi, namun digunakan untuk
pengairan. Berdasarkan hasil survey primer yang dilakukan, air yang ada di
Desa Cibodas adalah jenis air tawar dan jernih. Masyarakat di Desa Cibodas
terbiasa menggunakan air sungai untuk mencuci dan untuk memancing ikan
serta mencari kepiting di sungai tersebut.
Tabel 3.1
Mata Air di Desa Cibodas

Jarak dari
Alamat
Permukima
n Pwnduduk

No
.

Nama
Mata Air

1

Cinangka

Kp. Cinagka RT 13
RW 05

200


2

Cipancur

Kp. Cipancur RT 16
RW 06

10

Foto

62

Cimahi

Kp. Cimahi RT 17
RW 06

400

4

Cikupa

Kp. Cikupa 1 RT 15
RW 05

200

5

Cikanyere

Kp. Cikanyere RT
14 RW 05

50

6

Cibodas

7

Ciseuti

3

Kp. Cibodas 1 RT
02/02

Kp. Ciseuti RT 07
RW 03

5

240

63

8

Cikadu

Kp. Cikadu RT 21
RW 05

100

9

Cipancur

Kp. Cipancur RT 21
RW 05

100

10

Cigatul

Kp. Cigatul RT 11
RW 04

400

11

Cimahi

Kp. Cimahi RT 17
RW 06

12

Cigaok

Kp. Cigaok RT 03
RW 01

13

Cikawung

Kp. Cikawung RT
04 RW 02

300

64

Sumber : Hasil Observasi 2014



Sumur
Berdasarkan hasil survey primer dan wawancara di Desa Cibodas
masyarakat banyak menggunakan air sumur galian dengan kedalaman 5 -10
meter untuk memenuhi kebutuhan hidup, karena di desa ini belum tersedia
fasilitas air bersih yang dikelola PDAM. Air tanah Desa Cibodas merupakan
bagian dari Cekungan Air Tanah (CAT) Jampangkulon.

Gambar 3.7
Sumur Sebagai Sumber Air Tanah
(Sumber : Hasil Observasi 2014)

3.1.4

Hidrologi
Air permukaan adalah air yang terkumpul di atas tanah atau sungai,

danau, lahan basah, atau laut. Air permukaan di Desa Cibodas sebagian besar
terdiri atas sungai-sungai dan anak-anak sungai yang membentuk daerah aliran
sungai (DAS) utama yaitu DAS Cimandiri
Aliran permukaan yang berada di Desa Cibodas berasal dari daerah aliran
sungai ( DAS ) Ciseureuh. Desa Cibodas memiliki Sungai Cibitung yang berbatasan
dengan Desa Cibitung, dan Sungai Ciseureuh yang berbatasan dengan Desa
Banyuwangi. Panjang sungai Ciseureuh 4.184 meter dengan kedalaman 1 mete,r
sedangkan panjang sungai Cibitung 5.403 m dengan kedalaman 60 cm. Keadaan
Sungai Ciseureuh masih asri, hal ini bisa dilihat dari keadaan visual sungai yang
tidak ada sampah dan limbah.

65

Gambar 3.8
Sungai Sebagai Sumber Air Permukaan di Desa Cibodas
(Sumber : Hasil Observasi 2014)

Pola aliran Sugai Ciseureuh merupakan pola aliran dendritik. Pola aliran
dendritik merupakan pola aliran yang menyerupai percabangan batang pohon.
Percabangannya tidak teratur dan memiliki arah juga sudut yang beragam. Pola ini
berkembang di bebatuan yang cenderung homogen dan tidak melalui kontrol
struktur. Pla aliran sungai yang satu ini tidaklah teratur dan umumnya dijumpai di
wilayah dataran dan wilayah berpantai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar dibawah ini

66

Pola Aliran Sungai
Ciseureuh merupakan
Pola Aliran Dendritik

Pola aliran ini
menyerupai
Percabangan batang
pohon,
Tidak teratur,
Umunya berada di
daerah sataran.

Debit Sungai 15-23'
Batas dengan Desa
Banyuwangi

Kedalaman sungai 55
cm pada bulan bukan
penghujan

67

3.1.5

Jenis Tanah
Jenis tanah yang terdapat di Desa Cibodas umumnya adalah podsolik merah

kuning dengan pH 3 – 6 dan jenis tanah mediteran. Dari aspek kemampuan tanah
(kedalaman efektif dan tekstur)

Desa Cibodas bertekstur tanah sedang (tanah

lempung). Kedalaman tanah kurang dalam (kurang dari 90 cm). Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 3.2
Tabel 3.2
Jenis Tanah di Desa Cibodas
No
.

Jenis Tanah

Desa

Luas (ha)

1

Podsolik Merah Kuning

Desa Cibodas

516

2

Mediteran

Desa Cibodas

37,9

Jumlah

553,9

Sumber : (BP4K) Desa Cibodas

Kondisi tanah di Desa Cibodas masih dalam keadaan baik, hal ini dapat
dilihat dari banyaknya lahan produktif yang digunakan untuk lahan pertanian.

Gambar 3.9
Kondisi Tanah Desa Cibodas
(Sumber : Hasil Observasi 2014)



Podsolik Merah Kuning
Luas jenis tanah podsolik merah kuning yang ada di Desa Cibodas adalah
516 ha. Tanah podolik merah kuning sendiri merupakan tanah yang terbentuk
karena curah hujan yang tinggi dan suhu yang rendah. Tanah podzolik merah
kuning berwarna merah sampai kuning dengan kesuburan yang relatif rendah
karena pencucian-pencucian.

68

Lapisan bawah berwarna merah atau kuning dengan kadar bahan organik
dan kejenuhan basa yang rendah serta reaksi tanah yang masam, sampai
sangat masam (pH 4.2 – 4.8). Pada horison bawah permukaan terjadi
akumulasi liat dengan struktur tanah gumpal dengan permeabilitas rendah.
Tanah mempunyai bahan induk batu endapan bersilika, napal, batu pasir dan
batu liat. Tanah ini dijumpai pada ketinggian antara 50 – 350 m dengan curah
hujan antara 2500 – 3500 mm/tahun. Podzolik merah kuning banyak
digunakan untuk tanaman kelapa, jambu mete, karet, dan kelapa sawit.
Podzolik merah kuning banyak dijumpai di daerah pegunungan Sumatra,
Jawa Barat, Sulawesi, Maluku, Kalimantan, Papua, dan Nusa Tenggara.


Mediteran
Luas jenis tanah mediteran yang ada di Desa Cibodas adalah 37,9

ha.

Tanah mediteran merupakan hasil pelapukan batuan kapur keras dan batuan
sedimen. Warna tanah ini berkisar antara merah sampai kecoklatan. Tanah
mediteran banyak terdapat pada dasar-dasar dolina dan merupakan tanah
pertanian yang subur di daerah kapur daripada jenis tanah kapur yang
lainnya.Tanah mediteran merupakan tanah yang berkembang dari bahan
induk batu kapur dengan kadar bahan organik rendah, kejenuhan basa
sedang sampai tinggi, tekstur berat dengan struktur tanah gumpal, reaksi
tanah dari agam masam sampai sedikit alkalis (pH 6.0 – 7.5). Dijumpai pada
daerah mulai dari muka laut sampai 400 m pada iklim tropis basah dengan
bulan kering nyata dan curah hujan tahunan antara 800 – 2500 mm. Tanah
mediteran banyak terdapat di Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi, Nusa
Tenggara, Maluku, dan Sumatra. Tanah Mediteran cocok untuk tanaman
palawija, jati, tembakau, dan jambu mete. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Gambar 3.10 Peta Jenis Tanah Desa Cibodas

69

Gambar 3.10
Peta Jenis Tanah Desa Cibodas

70

3.1.6

Kondisi Klimatologis
Iklim Desa Cibodas adalah iklim tropis dengantipe iklim berdasarkan

klasifikasi menurut Oldemen termasuk C3, bulan basah 6 – 7 bulan dan suhu 28°C 32°C. Curah hujan yang terdapat di Desa Cibodas rata - rata berkisar antara 0 - 100
mm / bln, 100 - 200 mm / bln dan 200 – 300 mm/bln. Untuk melihat lebih jelas dapat
dilihat pada tabel 3.3
Tabel 3.3
Curah Hujan di Desa Cibodas
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Bulan
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Jumlah
Rat-rata

Curah Hujan (x)

Curah Hujan (mm)

10
21
28
24
17
8
2
0
0
2
10
11
133
12,5

209
483
844
390
188
65
6
0
0
9
254,5
181
2629,5
219,08

Rata-rata 10 tahun
terakhir (mm)
3406
4550
4365
3054
1263
1155
1005
402
1355
3144
4209,5
4110
3201,5
2668,2

Sumber : (BP4K) Desa Cibodas Kecamatan Cibitung Kabupaten Sukabumi Tahun 2013

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.11 Peta Curah Hujan Desa
Cibodas

71

Gambar 3.11
Peta Curah Hujan Desa Cibodas

72

3.1.7

Daerah Rawan Bencana Alam
Bencana alam dibagi kedalam 2 kategori, kategori yang pertama adalah

bencana yang disebabkan oleh kejadian alam ( natural disaster ) dan yang kedua
oleh manusia ( man-made disaster ). Daerah rawan bencana alam merupakan salah
satu faktor yang harus diperhatikan didalam perencanaan.
Desa Cibodas memilki 3 rawan bencana yaitu tsunami, gerakan tanah, dan
rawan gempa.


Kawasan Rawan Gempa
Kawasan rawan gempa bumi yaitu kawasan yang berpotensi dan/atau
pernah mengalami gempa bumi dengan skala VII sampai dengan IX Modified
Mercally Intensy atau MMI (Pasal 61 Ayat 2). Adapun parameter intensitas
gempa bumi sebagai berikut:
 Sangat Rendah, dalam kejadiannya MMI VIII, berarti jika “terpaksa”
membangun bangunan vital dan strategisharus benar-benar yang tahan
gempa.

73



Gerakan tanah (longsor) adalah perpindahan masa tanah atau batuan pada
arah tegak, datar, atau miring dari kedudukannya semula, yang terjadi bila
ada gangguan pada tanah/batuan penyusun lereng. Penyebab terjadinya
gerakan tanah bukan hanya karena proses geologi dan cuaca (alamiah),
namun dapat dipicu oleh kegiatan manusia yang merubah bentang alam
secara sembarangan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.12
Peta Rawan Gempa Desa Cibodas

74

Gambar 3.12
Peta Rawan Gerakan Tanah Desa
Cibodas

75



Banjir
Banjir merupakan fenomena alam yang bisa terjadi disuatu kawasan yang
banyak dialiri oleh aliran sungai. Secara sederhana banjir dapat didefinisikan
sebagai hadirnya air disuatu kawasan luas sehingga menutupi permukaan bumi
kawasan tersebut. Banjir yang terjadi di Desa Cibodas disebabkan oleh
meluapnya Sungai Ciseureuh yang terjadi pada saat musim penghujan, namun
berdasarkan wawancara banjir tersebut belum menimbulkan korban jiwa.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.13 Peta Rawan Bencana
Banjir Desa Cibodas

76

Gambar 3.13
Peta Rawan Banjir Desa Cibodas

77

3.1.8 Pertambangan
Desa Cibodas termasuk salah satu daerah di Kabupaten Cibitung yang
memiliki potensi galian tambang non-logam. Terdapat dua jenis bahan tambang nonlogam dan batuan yang potensial untuk dikembangkan yaitu:
a) Batu Gamping
b) Batu Lempung
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.14 Peta Pertambangan Batuan
Desa Cibodas

78

Gambar 3.14
Peta Pertambangan Batuan Desa
Cibodas

79

3.1.9 Kondisi Tutupan dan Penggunaan Lahan
Barlowe (1996) menyatakan bahwa dalam meanentukan penggunaan lahan
terdapat tiga faktor penting yang perlu dipertimbangkan yaitu:
a) Faktor fisik lahan
b) Faktor ekonomi
c) Faktor kelembagaan
Selain itu, faktor kondisi sosial dan budaya masyarakat setempat juga akan
mempengaruhi pola penggunaan lahan. Bila dicermati secara seksama, factor
utama penyebab terjadinya perubahan penggunaan lahandalah peningkatan
penduduk

sedangkan

perkembangan

ekonomi

adallah

faktor

turunannya.

Pertambahan jumlah penduduk berarti pertambahan terhadap makanan dan
kebutuhan lain yang dapat dihasilkan oleh sumberdaya lahan. Permintaan terhadap
hasil-hasil

pertanian

meningkat

dengan

adanya

pertambahan

pendudukan.

Demikian pula permintaan meningkat dengan adanya pertambanahan penduduk.
Demikian pula permintaan terhadap hasil non-pertanian penduduk dan peningkatan
kebutuhan material ini cenderung menyebabkan persaingan dalam penggunaan
lahan (RTRW Kabupten Sukabumi 2012-2025).


Potensi Pertanian dan Vegetasi
Desa Cibodas merupakan wilayah dengan mayoritas kegiatan pertanian.

Pertanian yang merupakan nafas utama kehidupan di Desa Cibodas
presentase

penggunaan

lahan

dari

tahun-ketahun

sebesar

dengan

196,0%

dan

mempengaruhi penggunaan lahan terbesar kedua setelah penggunaan lahan oleh
tanah kering.

80

Tabel 3.4
Pertanian Dan Vegetasi
Desa

Penggunaan Lahan
Sawah

CIBODAS

2008

2009

2010

2011

2012

196,0

196,0

196,0

196,0

196,0

-

261.0
38.8
0,0

261.0
38.8
0,0

261.0
38,8
0,0

261.0
39.8
0,0

Tanah Kering
Bangunan/Pekarangan
Hutan Negara

Sumber: Badan Pusat Statistika 2008, 2009, 2010, 2011, 2012

Kondisi persawahan dan tanah kering tidak mengalami perubahan selam 5
tahun, namun terjadi peningkatan pada penggunaan lahan bangunan/pekarangan
pada tahun 2012 yaitu meningkat dari 38,8 pada tahun sebelumnya menjadi 39,8
atau meningkat sekitar 1% pada penggunaan lahan tersebut .
Pertanian yang ada di Desa Cibodas meliputi padisawah, kacang tanah,
kedelai, sayuran, peternakan dan perikanan.

Berdasarkan data dari Badan

Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP4K) Tahun 2013, potensi yang
paling menonjol adalah padi sawah dengan jumlah produksi 2282,22 ton dan diikuti
oleh padi gogo sebesar 193,80 ton. Untuk lebih jelasnya mengenai vegetasi
pertanian dapat dilihat pada tabel 3.5
Tabel 3.5
Jenis dan Luas Komoditas Pertanian Di Desa Cibodas
NO

Komoditi

Jenis
Intensifikasi

Luas
Tanam
(Ha)

Luas
Panen
(Ha)

Jumlah
Produksi
(Ton)

Jumlah
Produktivitas
(Ton)

1
2
3

Padi Sawah
Padi Gogo
Jagung

Insus
Inmum
Inmum

409,00
57,00
32,00

409,00
57,00
32,00

2282,22
193,80
128,00

6,20
3,40
4,00

4

Kedelai

Insus

44,00

44,00

35,20

0,80

5
6
7
8
9

Melon
Bawang Merah
Mentimun
Sapi
Kerbau

Inmum
Inmum
Inmum
Intek
Intek

0,12
0,40
0,40
129,00
37,00

0,12
0,40
0,40
129,00
37,00

6,00
2,20
15,00
9,99
2,92

60,00
5,50
37,50
77,50 Kg/Ekor
79,50 Kg/Ekor

10

Kambing

Intek

59,00

59,00

0,35

6,00 Kg/Ekor

11
12

Domba
Ikan Mas

Intek
Kolam

997,00
3,00

997,00
3,00

6,99
1,95

7,00 Kg/Ekor
650,00 Kg/Ha

81

13

Nila Gif

Kolam

3,00

3,00

1,50

500,00 Kg/Ha

Sumber : Badan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP4K) Tahun 2011



Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Desa Cibodas didominasi oleh penggunaan hutan

dengan jumlah penggunaan 274.8 ha, kemudian disusul dengan penggunaan sawah
seluas 238.8 ha, kebun campuran 50 Ha, tambak ikan 0.7 ha, RTH 5.6 Ha,
petambangan 0,05 ha, sempadan mata air 0,17 ha, sempadan sungai 11,8 ha, jalur
hijau sungai 14, 20 ha.
Tabel 3.6
Penggunaan Lahan
Penggunaan
Luas (Ha)
Lahan
Hutan
Perkebunan
Tambak ikan
RTH
Pertambanga
n
Sempadan
mata air
Sempadan
Sungai
Jalur Hijau
Total

274,8
50
0,7
5,6
0,05

Luas (%)
76,9059
13,9931
0,1959
1,56722
0,01399

0,17
0,04758
11,8
14,2
357,32

3,30236
3,97403
100

Sumber: (Laporan Pertanggung jawaban Desa Cibodas
Kecamatan Cibitung 2009-2013)

82

DIAGRAM PENGGUNAAN LAHAN

3%

14%

4%

2% 0% 0%

Hutan
Perkebunan
Tambak ikan
RTH
Pertambangan
Sempadan mata air
Sempadan Sungai
Jalur Hijau

0%

77%

Gambar 3.15
Penggunaan lahan
(Sumber: Laporan Pertanggungjawaban Desa Cibodas)

89