Bagaimana Komitmen Leadership di Kabupaten Bojonegoro

Bagaimana Komitmen
Leadership di Kabupaten
Bojonegoro?

Menurut literatur kolonial Belanda, Bojonegoro selalu
digambarkan sebagai salah satu daerah termiskin dan paling
terbelakang di Pulau Jawa.
terlihat dari belum optimalnya pengelolaan sumber daya
oleh pemerintah daerah Kabupaten Bojonegoro sehingga
mengakibatkan tanah menjadi tandus dan hampir tidak ada
irigasi, lahan pertanian Bojonegoro berkualitas buruk,
daerah yang subur di dekat Bengawan Solo juga sering
menjadi sia-sia terkena banjir selama musim hujan.
hingga 2007 Bojonegoro adalah
kabupaten termiskin nomer 3 di Jawa
Timur.

• Maret 2007 melalui pilkada langsung dan demokratis,
Suyoto atau akrab yang dipanggil Kang Yoto terpilih
sebagai bupati.
• Bupati Bojonegoro inipun diberikan mandat dan

kepercayaan oleh masyarakat untuk memimpin
Bojonegoro selama dua periode yaitu pada periode 20082013 dan 2013-2018. Pencalonannya kembali tersebut
semata-mata untuk membangun Bojonegoro yang lebih
baik lagi, melalui visi dan misi yang diusungnya.

• Visi :
“Terwujudnya Pondasi
Bojonegoro Sebagai
Lumbung Pangan Dan
Energi Negeri Yang
Produktif, Berdaya Saing,
Adil, Bahagia, Sejahtera
Dan Berkelanjutan”

Misi :
• Meningkatkan pertumbuhan
ekonomi yang berkualitas,
seimbang dan berkelanjutan
melalui peningkatan industri
pangan dan energi;

• Mewujudkan masyarakat yang
produktif, mandiri dan sejahtera;
• Mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik dan
bersih melalui peningkatan
pelayanan yang profesional.

• Komitmen pertama adalah menjamin para birokrasi
bekerja keras melayani rakyat.
• Komitmen kedua adalah menjamin bahwa anggaran
untuk kepentingan rakyat.
• Komitmen ketiga adalah transparan semua kebijakan dan
rakyat dapat bertemu langsung bupati.

Bupati Bojonegoro juga memberikan
komitmen kepada masyarakat
bahwa;

HASIL KERJA KERAS DAN KOMITMEN
DARI KEPEMIMPINAN KANG YOTO

INI MENGHASILKAN PRESTASI YANG
MAMPU MENGATASI SEGALA
PERSOALAN YANG DIHADAPI OLEH
MASYARAKAT KABUPATEN
BOJONEGORO, YAITU ;

Mengurangi Angka Kemiskinan
Kemiskinan

2009

2010

2011

2012

2013

Garis kemiskinan (Rp)


192 764

211 213

230 397

246 454

263 439

Penduduk miskin (000 jwa)

262.04

227.20

212.86

203.30


196

Penduduk miskin (%)

21.27

18.78

17.47

16.60

15.95

Sumber : BPS Kabupaten Bojonegoro

setiap tahunnya terus mengalami perbaiakan, angka presentase orang miskin
dikabupaten bojonegoro semakin sedikit dan juga dari segi presentasenya pun
semakin menutun dari tahun ke tahunnya.

Data tahun 2015 dari Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Bojonegoro
pada tahun 2015 mencapai 19,47 % dan indek ratio gini 0,24 %. Dalam hal ini
Kabupaten bojonegoro termasuk 10 kabupaten di jawa timur yang berhasil cepat
menurunkan angka kemiskinan dari 28,31 persen pada tehun 2008 menjadi 13,98
persen di tahun 2015. Pencapaian pertasi yang baik ini tidak dapat terlepas dari
komitmen kepala daerah kab. Bojonegoro itu sendiri untuk memerangi kemiskinan dan
membuat Kabupaten Bojonegoro ini menjadi Kabupaten yang lebih baik.

• Menjaga Harmoni antar kekuatan politik
Sebagai kepala daerah Kang Yoto dinilai begitu piawai menjaga harmonisasi
antar kekuatan politik, baik dengan DPRD setempat, partai politik hingga
rakyat yang dipimpinnya. Untuk menjaga hubungan tersebut Kang Yoto
menggunakan komunikasi santun dan saling menghormati.
Hubungan dengan legislatif relatif sangat mulus walau Kang Yoto berasal dari
partai pendukung ( Partai Amanat Nasional) yang hanya memiliki 6 kursi dari
total 50 kursi anggota DPRD Bojonegoro. Penetapan anggaran, penyusunan
regulasi dan sebagainya berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hal ini
karena komunikasi yang baik dan sama – sama menyadari sebagai wakil yang
dipilih rakyat.


Mengatasi Banjir
• Kabupaten Bojonegoro dibelah oleh Bengawan Solo, yang dialiri juga oleh
sungai-sungai yang berasal dari 14 kabupaten disepanjang bengawan solo
yang hulunya berada di Solo Jawa Tengah. Sejak berabad-abad, beberapa
desa dikabupaten Bojonegoro yang dekat dengan bengawan Solo selalu
mengalami banjir dan membuat penderitaan secara ekonomi.
• Tetapi setelah kang Yoto menjadi bupati, paradigmanya dirubah bahwa
banjir bukan sumber penderitaan, rakyat harus hidup harmoni dengan banjir
dengan menata pola tanam padi yang tepat bagi daerah sekitar bengawan
solo, menanam pohon buah yang tahan terhadap banjir dan memiliki nilai
ekonomi yang tinggi bagi rakyat baik dari sisi hasil buah yang bias dijual
juga sebagai tempat wisata seperti ebun belimbing, kebun jambu . Saat
terjadi banjir telah dibuat taman sebagai ( evakuasi bahagia), dimana rakyat
bersama keluarga dan ternaknya dengan nyaman dan aman.

Solusi atasi kekeringan
Untuk menangani masalah kekeringan, sama halnya dengan banjir,
kekeringan juga harus dihadapi yang diistilahkan oleh Kang Yoto sebagai
panen air saat musim hujan dengan membuat lubang biopori, membuat 1000
embung , rakyat yang selama beratus tahun harus bersusah payah mencari air

hanya untuk minum dan menanak nasi, dengan adanya embung (pond) bukan
hanya bisa mandi setiap hari, bahkan ternak kambing dan sapi mendapat
cukup minum dan makan. Disamping membuat waduk dalam kerangka
meningkatkan kembali potensi tata ruang solo valley untuk mendukung
bendungan waduk pacal dan ketersediaan air di Bojonegoro. Hasilnya
Bojonegoro menjadi salah satu lumbung padi Jatim. Produksi padi
meningkar hampir 2 kali lipat.

• Menjaga kerukunan antar-intra pemeluk agama dan merawat
kebhinekaan
Kehidupan kerukunan umat beragama di Bojonegoro terjalin dengan
sangat bagus, kang Yoto mampu menjembatani semua persoalan SARA
di kabupaten Bojonegoro. Kang Yoto mengayomi seluruh agama yang
ada di Bojonegoro, hubungan sangat baik dengan para ulama
,mengayomi semua lapisan golongan dan agama Kang Yoto berhasil
memenuhi kerinduan umat nasrani untuk memiliki tempat ibadah yang
dinanti selama puluhan tahun dan sulit terwujud pada pemerintahan
sebelumnya. Kang Yoto juga dipercaya untuk mendamaikan perseteruan
umat Kong Hucu yang memperebutkan Klenteng.


• Melakukan Pembangunan Mental Manusia dan Infrastruktur
Model pembangunan yang dilakukan Kang Yoto begitu
komprehansif. Langkah awal yang dilakukan olehnya adalah
membangun mental rakyat Bojonegoro. Prinsip gotong
royong, tenggang rasa, saling menghormati ditanamkan begitu
erat. Begitu prinsip tersebut tertanam erat dalam diri rakyat
Bojonegoro maka secara sukarela mereka bekerja bahumembahu, bekerja sama membangun daerahnya.

• Inovasi dan Terobosan dalam Pemerintahan
Bagaimana Inovasi awal pemerintahannya Kang Yoto
membangun infrastruktrur jalan dari paving, karena sifat
tanah Bojonegoro yang cenderung bergerak membuat aspal
sulit bertahan lama, mudah rusak yang otomatis membuat
anggaran yang semakin besar.

• Meningkatkan Taraf Hidup dan Kesejahteraan Rakyat
Terkait kesejahteraan atau peningkatan perekonomian ini jika dihitung
secara matematis jika kita bandingkan APBD Kab Bojonegoro sebesar
Rp 3,2 triliun jika dibagi jumlah penduduk Bojonegoro (1,4 juta jiwa)
dibagi 365 hari menjadi Rp. 6.262,23 per jiwa per hari. Kemudian jika

dibanding dengan DKI Jakarta dengan APBD sebesar Rp 80 triliun
dengan jumlah penduduk 10 juta jiwa dibagi 365 hari menjadi Rp
21.917 per orang per hari. Dengan jumlah tersebut Nampak bahwa
kebutuhan dasar rakyat Bojonegoro bisa terpenuhi.

• Fasilitas Kesehatan untuk Rakyat
Untuk melindungi rakyat dari masalah kesehatan, terutama
yang tidak memiliki kartu BPJS, maka rakyat dilindungi
dengan Jamkesda, setiap rakyat tersebut terbukti tidak
mampu membiayai kesehatan maka kepala desa akan
memverifikasi dan membuatkan surat keterangan tidak
mampu untuk berobat di Puskesmas dan Rumah Sakit
dengan dibiayai pemerintah melalui Jamkesda.

• Reputasinya diakui dunia internasional
Untuk penghargaan terhadap keberhasilan Kang Yoto selama 8
tahun memimpin Bojonegoro, lebih dari 100 penghargaan yang
diterima mulai penghargaan Internasional dengan meraih SDSN
Award dari lembaga PBB pada saat pertemuan APEC karena
Bojonegoro dinilai berhasil membawa Bojonegoro dalam

pembangunan berkelanjutan, juga penghargaan pada tingkat
nasioal seperti meraih penghargaan lingkungan (adipura),
pengelolaan antisipasi bencana alam terbaik, kabupaten ramah
HAM, juga penghargaan di tingkat Propinsi Jawa Timur seperti
pengelolaan kependudukan.

Terimakasih