PENGARUH SERVANT LEADERSHIP, KOMITMEN ORGANISASIONAL, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP ORGANIZATIONAL
PENGARUH SERVANT LEADERSHIP, KOMITMEN ORGANISASIONAL, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (Studi Pada Rumah Sakit Immanuel Bandung)
Sedarmayanti
Guru Besar Universitas Dr. Soetomo Surabaya e-mail: sedarmayanti@yahoo.co.id
Lindawati Kuswanto
Alumni Program Magister Manajemen Fakultas Ekonom i Universitas Kristen Maranatha Bandung
e-mail: lindawati.kuswanto@hotmail.com
Abstrak
Organizational Citizenship Behavior (OCB) memiliki peranan bagi Rumah Sakit Immanuel Bandung untuk dapat memperbaiki sisi customer experience dan meningkatkan brand equity mengingat pelayanan dan sikap tenaga medis dan non medis menentukan baik buruknya mutu pelayanan rumah sakit. Berkenaan dengan hal tersebut, maka penelitian ini mencoba mengidentifikasi variabel yang mempengaruhi organizational citizenship behavior (OCB) di Rumah Sakit Immanuel Bandung. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Servant leadership berpengaruh signifikan terhadap organizational citizenship behavior (OCB). (2) Komitmen organisasional berpengaruh signifikan terhadap organizational citizenship behavior (OCB). (3) Kepuasan kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap organizational citizenship behavior (OCB). (4) Servant leadership, komitmen organisasional dan kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap organizational citizenship behavior (OCB). Adapun variabel yang memiliki pengaruh yang dominan adalah servant leadership.
Kata Kunci: Servant Leadership, Komitmen Organisasional, Kepuasan Kerja, Organizational Citizenship Behavior (OCB).
The Influence of Servant Leadership, Organizational Commitment and Job Satisfaction on Organizational Citizenship Behavior (Study in Hospital Immanuel Bandung)
Abstract
Improved quality of services driven by organizational citizenship behavior automatically will improve brand equity and create customer experience. The objective of this research is to identify servant leadership, organizational commitment and job satisfaction which affect organizational citizenship behavior (OCB) of Immanuel Hospital. Multiple regression analysis was used in the research. The results showed that (1) Servant leadership had significant effects on the organizational citizenship behavior (OCB). (2) Organizational commitment had significant effects on the organizational citizenship behavior (OCB). (3) Job satisfaction hadn’t significant effects on the organizational citizenship behavior (OCB). (4) Servant leadership, commitment organizational, and job satisfaction had significant effects on the organizational citizenship behavior (OCB). The most dominant effect is servant leadership.
Key Words: Servant Leadership, Organizanional Commitment, Job Satisfaction, Organizational Citizenship Behavior (OCB).
A. PENDAHULUAN
karena adanya kepuasan kerja dari pekerja dan komitmen organisasional yang tinggi (Robbin
Organisasi yang sukses memerlukan & Judge, 2013: 84-85). Perubahan yang kian pekerja yang mau mengerjakan melebihi tugas cepat dan persaingan bisnis yang kian ketat mereka seperti biasa dan mengusahakan kinerja menuntut berbagai organisasi untuk bergerak melebihi dari yang seperti yang diharapkan. gesit, strategis, dan berfokus penuh pada bisnis Oleh karena itu, organisasi berkepentingan masing-masing. Menariknya, hampir setiap dengan berkembangnya sumber daya manusia aspek kerja dipengaruhi oleh, dan tergantung yang memiliki Organizational Citizenship Behavior pada kepemimpinan (Overton, 2002: 3; (OCB) (Sedarmayanti, 2011:267). Organizational yang dikutip oleh Tjiharjadi, et al. 2007: 17). Citizenship Behavior (OCB) dapat timbul dari Artinya, kepemimpinan sangat menentukan berbagai faktor dalam organisasi, di antaranya
Jurnal
513
Volume XII | Nomor 3 | Desember 2015 Media Pengembangan dan Praktik Administrasi Ilmu Administrasi
Jurnal Ilmu Administrasi Media Pengembangan dan Praktik Administrasi Volume XII | Nomor 3 | Desember 2015
keberhasilan sebuah organisasi untuk memenangkan persaingan secara berkelanjutan (sustainable competitive advantage). Memasuki masa pelayanan di abad baru, Rumah Sakit Immanuel (RSI) menyambut gelombang pasang bisnis kesehatan dengan prestasi yang cukup cemerlang. Rumah Sakit Immanuel (RSI) berhasil menjadi jawara lokal di tahun 2015 versi majalah SWA dalam kategori rumah sakit swasta Bandung. Berhubungan dengan bisnis rumah sakit ini, RSI memiliki kinerja bisnis yang akan menyakinkan calon pasien untuk datang, memastikan pasien mendapatkan solusi yang baik dengan pelayanan prima serta banyak pasien akan berobat di Rumah Sakit Immanuel, serta mengajak teman dan keluarga untuk menggunakan Rumah Sakit Immanuel sebagai solusi dibidang kesehatan.
Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh majalah SWA edisi ke XXXI terbit 26 Mei – 7 Juni 2015, Rumah Sakit Immanuel menghadapi persaingan lokal yang sangat ketat dengan para pesaingnya yaitu Boromeus dan Santosa Hospital. Dari total index yang diukur yaitu brand equity index, loyalty index, dan customer experience index Rumah Sakit Immanuel mendapatkan total index 21.16, sedangkan Boromeus dan Santosa Hospital masing-masing adalah 20,92 dan 20,42. Namun, permasalahan yang dihadapi oleh Rumah Sakit Immanuel untuk menjadi jawara lokal di Bandung adalah brand equity index. Rumah Sakit Immanuel kalah bersaing dengan Boromeus dengan perolehan 7.24 dibanding dengan pesaingnya
7.48. Wawancara juga dilakukan pada sejumlah tenaga non medis dan tenaga medis terlihat kurangnya conscientiousness dari dimensi organizational citizenship behavior. Beberapa dari tenaga medis dan non medis merasa teman sekerjanya datang terlambat bahkan pulang lebih awal dari jam kerja yang sudah ditentukan. Beberapa juga kurang bersedia dalam memberikan bantuan (altruism) di- karenakan terhalang oleh kesibukan masing- masing. Para tenaga medis (perawat dan dokter) pun cenderung bertindak individual dalam melaksanakan tugasnya dan masih kaku dalam memberikan bantuan.
Kurangnya perilaku OCB berimbas pada pelayanan yang dirasakan oleh pasien. Wawancara dilakukan dengan keluarga pasien yang berobat di Rumah Sakit Immanuel Bandung, melihat bahwa pelayanan dari tenaga medis maupun tenaga non medis dirasa
kurang memberikan pelayanan yang prima dan berlandaskan kasih. Selain itu, keluarga pasien merasa bahwa dalam memberikan pelayanan, Rumah Sakit Immanuel cenderung bekerja lambat, terutama dalam sistem informasi manajemen untuk mendapatkan informasi terkait pembayaran yang tidak tersistem secara terintegrasi. Pelayanan dalam proses pembayaran, pendaftaran, call center, customer service, pelayanan staff, antrian kasir, serta pelayanan konsultasi yang prima akan memunculkan customer experience. Namun, hal tersebut masih dinilai kurang memadai bagi Rumah Sakit Immanuel untuk memenuhi harapan konsumen.
Adapun pengalaman pasien yang menunggu terlalu lama kedatangan dokter. Beberapa pasien berpendapat bahwa adanya prosedur pelayanan menghambat dalam memberikan bantuan, dalam arti tenaga medis dan non medis terlalu terpaku pada prosedur- prosedur yang ada sehingga terhambat kesukarelaan dalam memberikan bantuan, kurang sopan, kurang ramah dan kurang perhatian pada pasien. Hal tersebut membuat para pasien dan keluarga pasien kurang dapat menjalin hubungan yang baik dengan warga Rumah Sakit Immanuel. Beberapa pasien juga mengutarakan bahwa ada beberapa perawat yang tidak mau membuang sampah dan lebih memilih untuk memanggilkan petugas kebersihan. Tentunya hal tersebut bertentangan dengan keinginan Rumah Sakit Immanuel untuk memberikan pelayanan yang ekstra dengan memunculkan perilaku Organizational Citizenship Behavior (OCB).
Keluarga pasien pun menambahkan pengalaman buruknya saat mendampingi pasien di RSI, perilaku dari staf bagian penagihan yang tidak memiliki sikap torelansi. Staf bagian penagihan memberikan nota penagihan kepada keluarga pasien saat dimana keluarga mengalami kedukaan namun diharuskan untuk segera menyelesaikan prosedur pembayaran. Perilaku courtesy (memperhatikan orang lain) pun dirasakan kurang dimiliki oleh bagian yang menjadi warga RSI, sikap menghargai dan memperhatikan orang lain dinilai minim. Fungsi kelompok terutama untuk para tim medis juga dirasakan minim dan tidak menunjukkan perilaku civic virtue (tanggung jawab), pemberian rekomendasi prosedur-prosedur pengobatan bagi pasien masih dirasakan belum terkolaborasikan dan sikap profesional pun dinilai minim, sehingga Keluarga pasien pun menambahkan pengalaman buruknya saat mendampingi pasien di RSI, perilaku dari staf bagian penagihan yang tidak memiliki sikap torelansi. Staf bagian penagihan memberikan nota penagihan kepada keluarga pasien saat dimana keluarga mengalami kedukaan namun diharuskan untuk segera menyelesaikan prosedur pembayaran. Perilaku courtesy (memperhatikan orang lain) pun dirasakan kurang dimiliki oleh bagian yang menjadi warga RSI, sikap menghargai dan memperhatikan orang lain dinilai minim. Fungsi kelompok terutama untuk para tim medis juga dirasakan minim dan tidak menunjukkan perilaku civic virtue (tanggung jawab), pemberian rekomendasi prosedur-prosedur pengobatan bagi pasien masih dirasakan belum terkolaborasikan dan sikap profesional pun dinilai minim, sehingga
2. Tujuan Penelitian
sepatutnya dilihat, yaitu para tim medis berdebat Penelitian bertujuan untuk menjawab di kamar pasien disaat pasien mengalami masa rumusan masalah yang telah dipaparkan, yaitu kritis. Fenomena tersebut tidak mencerminkan
untuk mengetahui:
Rumah Sakit Immanuel yang berkomitmen melaksanakan visi, misi dengan berlandaskan
1. Pengaruh signifikan servant leadership kasih dan senantiasa mengupayakan pelayanan
terhadap organizational citizenship behavior. yang prima melalui peningkatan mutu sesuai
komitmen dengan harapan konsumen. Adapun gambaran
2. Pengaruh
signifikan
organisasional terhadap organizational secara umum yang berkaitan dengan keluhan
citizenship behavior.
pelanggan yang berkaitan dengan sikap citizen
3. Pengaruh signifikan kepuasan kerja dan pelayanan di Rumah Sakit Immanuel adalah
terhadap organizational citizenship behavior. sebagai berikut:
4. Pengaruh signifikan servant leadership, komitmen organisasional dan kepuasan kerja terhadap organizational citizenship behavior.
3. Rerangka Pemikiran
Berikut adalah rerangka pemikiran yang dipakai dalam penelitian ini:
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2015 Bidang Bimbingan Perdampingan Pelanggan Rumah Sakit Immanuel Bandung
Gambar 1. Keluhan Pelanggan Rumah Sakit Immanuel Per Tahun 2014
Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian: PENGARUH SERVANT LEADERSHIP, KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR STUDI PADA RUMAH SAKIT
Gambar 2. Rerangka Pemikiran IMMANUEL BANDUNG.
B. 1. Identifikasi dan Perumusan Masalah TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Dari latar belakang yang ada, peneliti
1. Pengertian Pemimpin, Memimpin dan
merumuskan masalah sebagai berikut:
Kepemimpinan
1. Apakah servant leadership berpengaruh signifikan terhadap organizational citizenship
Pemimpin adalah suatu peran dalam behavior?
sistem tertentu. Oleh karena itu, seseorang dalam peran formal belum tentu memiliki
2. Apakah komitmen organisasional ber-
pengaruh signifikan terhadap organizational keterampilan kepemimpinan dan belum tentu
mampu memimpin. Memimpin digunakan citizenship behavior ? dalam konteks hasil penggunaan peran
3. Apakah kepuasan kerja berpengaruh seseorang berkaitan dengan kemampuannya signifikan terhadap organizational citizenship
untuk mempengaruhi orang lain dengan behavior?
berbagai cara. Kepemimpinan pada dasarnya
4. Apakah servant leadership, komitmen berhubungan dengan keterampilan, kecakapan, organisasional dan kepuasan kerja ber-
dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang. pengaruh signifikan terhadap organizational
Oleh karena itu, kepemimpinan bisa dimiliki oleh citizenship behavior?
orang yang bukan pemimpin Kepemimpinan merupakan hasil dari suatu interaksi yang
Jurnal
Volume XII | Nomor 3 | Desember 2015 Media Pengembangan dan Praktik Administrasi Ilmu Administrasi Volume XII | Nomor 3 | Desember 2015 Media Pengembangan dan Praktik Administrasi Ilmu Administrasi
b. Emotional Healing
dan situasi yang dihadapi (Tjiharjadi, et al., Menggambarkan komitmen seorang 2007:15&30).
pemimpin dan keterampilannya untuk Menurut Kotter (1990) dan Hudges et
meningkatkan dan mengembalikan se mangat al., (2002), hubungan antara manajemen dan
bawahan dari trauma atau pen deritaan. kepemimpinan saling melengkapi. Setiap
organisasi terdiri atas individu-individu, dan
c. Wisdom
adalah tugas manajemen untuk mengarahkan Menggambarkan pemimpin yang dan mengordinasi individu-individu. Ini mudah untuk menangkap tanda-tanda di merupakan fungsi kepemimpina, jadi, lingkungannya, sehingga memahami situasi manajemen menjalankan fungsi kepemimpinan. dan memahami implikasi dari situasi tersebut. Gambar berikut memperlihatkan tingkatan
manajer:
d. Persuasive Mapping
Menggambarkan sejauh mana pemimpin memiliki keterampilan untuk memetakan persoalan dan mengkonseptualisasikan kemungkinan tertinggi untuk terjadinya dan mendesak seseorang untuk melakukan sesuatu
Sumber: Robbin, Stephen P., Coulter, Mary (2012:6 )
ketika mengartikulasikan peluang. Gambar 3. Level Manajerial
e. Organizational Stewardship
2. Konsep Servant Leadership (Kepemimpin
Menggambarkan sejauh mana pemimpin
menyiapkan organisasi untuk membuat
an Melayani)
kontribusi positif terhadap lingkungannya Servant leadership (kepemimpinan melayani)
melalui program pengabdian masyarakat dan adalah sebuah konsep kepemimpinan etis yang
pengembangan komunitas dan mendorong diperkenalkan oleh Robert K. Greenleaf pada
pendidikan tinggi sebagai satu komunitas. tahun 1970. Greenleaf (1970; yang dikutip oleh Lantu, 2007:25) menyatakan, servant leadership
4. Komitmen Organisasional
adalah suatu kepemimpinan yang berawal dari
a. Konsep Komitmen Organisasional perasaan tulus yang timbul dari dalam hati yang
berkehendak untuk melayani, yaitu untuk menjadi Komitmen organisasional merupakan pihak pertama yang melayani. Harvey (2001; yang
tanggapan afektif terhadap organisasi. Beberapa dikutip oleh Sedarmayanti, 2009:204) menyatakan,
ahli mendefinisikan komitmen organisasi dalam “...pengejaran pada keuntungan organisasi
bentuk berbeda, namun memiliki kesamaan merupakan hal sekunder; hal utama bisnis adalah
arti. Menurut Robbins & Judge (2013:165) melayani sebagai organisasi yang berada di
komitmen organisasional didefinisikan sebagai masyarakat untuk kemudian mengembangkan
suatu keadaan dimana seorang individu dan meningkatkan kapasitas organisasi dalam
memihak organisasi serta tujuan-tujuan melakukan tindakan kontruktif.”
dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi. Sedangkan
3. Dimensi Servant Leadership
Steers (1985; yang dikutip oleh Kuntjoro, 2002), mendefinisikan
komitmen organisasional Analisis faktor dalam penelitian Barbuto sebagai rasa identifikasi (kepercayaan terhadap dan Wheeler (2006; yang dikutip oleh Prabowo nilai-nilai organisasi), keterlibatan (kesediaan & Setiawan, 2013) menghasilkan 5 faktor, yaitu untuk berusaha sebaik mungkin demi
a. kepentingan organisasi) dan loyalitas (keinginan Altruistic Calling
untuk tetap menjadi anggota organisasi yang Menggambarkan hasrat yang kuat dari
bersangkutan), yang dinyatakan oleh seorang pemimpin untuk membuat perbedaan positif
pegawai terhadap organisasinya. pada kehidupan orang lain dan meletakkan
kepentingan orang lain di atas kepentingannya
b. Dimensi Komitmen Organisasional sendiri dan akan bekerja keras untuk memenuhi
Menurut Modway et al., (1979), terdapat kebutuhan bawahannya.
tiga faktor utama untuk melihat komitmen
Jurnal
Ilmu Administrasi Media Pengembangan dan Praktik Administrasi Volume XII | Nomor 3 | Desember 2015 Ilmu Administrasi Media Pengembangan dan Praktik Administrasi Volume XII | Nomor 3 | Desember 2015
4. Fringe Benefits (benefit) dikarakteristikkan oleh (Luthans, 2002; yang
Asuransi, liburan dan bentuk fasilitas yang dikutip oleh Prabowo & Setiawan, 2013 dan
lain. Kalbers & Cenker, 2007; yang dikutip oleh 5. Contingent rewards (pemberian apresiasi)
Kusumaningrum, 2011): Rasa hormat, diakui dan diberikan
1. Identification
apresiasi.
Identifikasi dengan organisasi (penerimaan
6. Operating procedures (prosedur opersional). terhadap tujuan organisasi dimana menjadi
Kebijakan, prosedur dan aturan. dasar keterikatan terhadap organisasi),
7. Coworkers (rekan kerja)
2. Involvement Rekan kerja yang menyenangkan dan Keterlibatan dalam peran kerja organisasi,
kompeten.
dan
8. Nature of work (pekerjaan)
3. Loyality Tugas itu sendiri dapat dinikmati atau Loyalitas dan ramah terhadap organisasi
tidak.
(evaluasi dari keterikatan pada organisasi).
9. Communication (komunikasi) Berbagai informasi didalam organisasi
5. Kepuasan Kerja
(verbal maupun nonverbal).
a. Konsep Kepuasan Kerja
Organizational Citizenship Behavior (OCB)
Menurut Robbins & Judge (2008: 40)
kepuasan kerja adalah perasaan positif tentang
a. Konsep Organizational Citizenship
pekerjaan seseorang yang merupakan hasil
Behavior (OCB)
dari evaluasi karakteristik-karakteristiknya. Konsep OCB pertama kali didiskusikan Menurut Gibson (2000: 106; yang dikutip
dalam literatur penelitian organisasional pada oleh Sedarmayanti, 2011: 264) kepuasan kerja
tahun 1980 (Bateman & Organ, 1983; Smith et merupakan sikap yang dimiliki pekerja tentang
al., 1983; yang dikutip oleh Bienstock et al. 2003: pekerjaan mereka. Hal tersebut merupakan hasil
360), Robbins mengemukakan bahwa OCB persepsi mereka tentang pekerjaan.
merupakan perilaku pilihan yang tidak menjadi
b. Teori Kepuasan Kerja bagian dari kewajiban kerja formal seorang pegawai, namun mendukung berfungsinya
Seorang psikolog, Frederick Herzberg organisasi tersebut secara efektif (2006: 31). mengemukakan teori dua faktor yang disebut
Menurut Organ, OCB adalah perilaku individu dengan teori motivasi higiene (motivation-hygiene
yang bebas, tidak secara langsung atau eksplisit theory) yang merupakan teori kepuasan kerja
diakui dalam sistem pemberian penghargaan yang menghubungkan faktor-faktor intrinsik
dan dalam mempromosikan fungsi efektif dengan kepuasan kerja dan menghubungkan
organisasi.
faktor-faktor ekstrinsik dengan ketidakpuasan (Robbins & Judge, 2008:227).
b. Dimensi Organizational Citizenship
Behavior (OCB)
c. Dimensi Kepuasan Kerja Dimensi OCB menurut Organ et al., (2006; Menurut Spector (1997), kepuasan sebagai
yang dikutip oleh Djati, 2009: 6-7) adalah sebagai kluster perasaan evaliatif tentang pekerjaan
berikut:
dan ia mengidentifikasikan indikator kepuasan
1. Altruism (alturisme)
kerja dalam sembilan dimensi, sebagai indikator Dimensi ini mengarah kepada memberi untuk mengukur kepuasan kerja dalam Job pertolongan yang bukan merupakan Saticfaction Scale (JSS) yaitu: kewajiban yang ditanggungnya.
1. Pay (imbalan)
2. Conscientiousness (sikap menjangkau jauh) Jumlah dan rasa keadilannya. Dimensi ini menjangkau jauh diatas dan
2. Promotion (promosi) jauh ke depan dari panggilan tugas Peluang dan rasa keadilan untuk men-
3. Sportsmanship (ketoleransian) dapatkan promosi. Perilaku yang memberikan toleransi
3. Supervision (supervisi) terhadap keadaan yang kurang ideal dalam Keadilan dan kompetensi penugasan
organisasi tanpa mengajukan keberatan – menajerial oleh penyelia.
Volume XII | Nomor 3 | Desember 2015 Media Pengembangan dan Praktik Administrasi Ilmu Administrasi
4. Courtesy (memperhatikan orang lain). seakan-akan mereka memiliki organisasi Menjaga hubungan baik dengan rekan
(Sandra, 2011).
kerjanya agar terhindar dari masalah-
Pengembangan hipotesis:
masalah interpersonal. Seseorang yang
H 2 : Komitmen Organisasional berpengaruh memiliki dimensi ini adalah orang yang
signifikan terhadap Organizational Citizenship menghargai dan memperhatikan orang
Behavior (OCB).
lain.
5. Civic Virtue (tanggung jawab pada
c. Hubungan Kepuasan Kerja dengan kehidupan organisasi).
Organizational Citizenship Behavior
(OCB)
Dimensi ini mengarah pada tanggung
jawab yang diberikan organisasi kepada Ketika pegawai merasakan kepuasan seorang untuk meningkatkan kualitas
terhadap pekerjaan yang dilakukannya, maka bidang pekerjaan yang ditekuni.
pegawai tersebut akan bekerja maksimal dalam menyelesaikan pekerjaannya, bahkan
7. Pengembangan Hipotesis
melakukan beberapa hal yang mungkin di luar Berdasarkan teori yang ada disimpulkan
tugasnya (Luthans, 2011:165). bahwa
servant leadership, komitmen Menurut Robbins dan Judge (2008: 113) organisasional, kepuasan kerja memiliki
bahwa kepuasan kerja menjadi faktor penentu pengaruh signifikan terhadap Organizational
utama dari perilaku kewargaan organisasional Citizenship Behavior (OCB), sehingga diajukan
(Organizational Citizenship Behavior – OCB) hipotesis sebagai berikut:
seorang pegawai. Pegawai yang cenderung terlihat berbicara secara positif tentang
a. Hubungan Servant Leadership dengan
organisasi, membantu individu lain, dan
Organizational Citizenship Behavior
melewati harapan normal dalam pekerjaan
(OCB)
mereka. Berikutnya Widyanto., Lau., & Ehrhart (2004; yang dikutip oleh Prabowo
Kartika (2013), mengutarakan kepuasan kerja & Setiawan, 2013) juga menemukan bahwa
berpengaruh positif dan signifikan terhadap adanya hubungan positif yang signifikan antara
Organizational Citizenship Behavior (OCB). servant leadership dan Organizational Citizenship
Selain itu, Andriani., Djalali., & Sopiah, (2012) Behavior (OCB) di tingkat unit. Hal ini pun
menambahkan, kepuasan kerja mempunyai dipertegas oleh Hikmah (2014) servant leadership
hubungan positif yang sangat signifikan dengan berpengaruh signifikan terhadap Organizational
Organizational Citizenship Behavior (OCB). Citizenship Behavior (OCB).
Pengembangan hipotesis:
H 3 : Kepuasan Kerja berpengaruh signifikan
Pengembangan hipotesis:
H 1 : Servant Leadership berpengaruh signifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior terhadap Organizational Citizenship Behavior
(OCB).
(OCB).
d. Hubungan Servant Leadership, Komitmen
b. Hubungan Komitmen Organisasional
Organisasional, dan Kepuasan Kerja
dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB)
dengan Organizational
Citizenship
Behavior (OCB)
Ketika pegawai mempunyai komitmen Penelitian kepemimpinan, kepuasan kerja yang tinggi terhadap organisasinya, maka
yang dilakukan oleh Susanto (2015) menyatakan orang tersebut akan melakukan apapun
bahwa kepemimpinan dan kepuasan kerja untuk memajukan perusahaannya karena
pegawai berpengaruh positif dan signifikan keyakinannya terhadap organisasinya (Luthans,
terhadap terjadinya Organizational Citizenship 1996; yang dikutip oleh Prabowo & Setiawan,
Behavior (OCB). Berikutnya Kartikarini (2015). 2013).
Servant leadership dan kepuasan kerja secara Pegawai yang memiliki komitmen
simultan berpengaruh positif dan signifikan organisasional akan melakukan tidak hanya
terhadap Organizational Citizenship Behavior tugas yang telah menjadi kewajibannya, tetapi
(OCB).
dengan sukarela akan mengerjakan hal yang Selanjutnya Jahangir et al., (2004; yang dapat digolongkan sebagai uusaha ekstra.
dikutip oleh Pramitasari, 2013:438-439) kualitas Pegawai yang berkomitmen akan bekerja
hubungan pimpinan dan pegawai dapat
Jurnal
Ilmu Administrasi Media Pengembangan dan Praktik Administrasi Volume XII | Nomor 3 | Desember 2015 Ilmu Administrasi Media Pengembangan dan Praktik Administrasi Volume XII | Nomor 3 | Desember 2015
2010). Variabel penelitian dapat dibagi menjadi anteseden OCB.
dua, yaitu:
Pengembangan hipotesis:
1. Variabel independen/bebas merupakan
H 4 : Servant Leadership, Komitmen variabel yang mempengaruhi atau Organisasional, dan Kepuasan Kerja ber-
yang menjadi sebab perubahannya atau pengaruh signifikan terhadap Organizational
timbulnya variabel dependen. Variabel Citizenship Behavior (OCB).
independen penelitian ini adalah Servant Hipotesis penelitian ini dapat dilihat pada
Leadership , komitmen organisasional dan gambar berikut:
kepuasan kerja.
2. Variabel dependen/terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen. Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai variabel dependen adalah organizational citizenship behavior (OCB).
Gambar 4. Hipotesis Penelitian
C. METODE PENELITIAN
1. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Obyek penelitian ini adalah Rumah Sakit Immanuel (RSI) yang berada di jalan Kopo No. 161 Bandung. Subjek penelitian ini adalah
Gambar 5. Model Penelitian citizen RSI. Metode pengambilan sampel secara
nonprobabilitas atau pemilihan nonrandom yaitu purposive sampling. Dalam penelitian
D. HASIL PENELITIAN
tentang kepemimpinan, sikap dan kepuasan
1. Gambaran Umum Rumah Sakit
kerja, maka pertimbangan subjek yang akan
Immanuel Bandung
diteliti adalah tenaga medis dan nonmedis Perkembangan Rumah Sakit Immanuel yang menduduki posisi manajerial middle dalam mewujudkan kasih sejak awal berdirinya, managers (kepala bidang/kepala bagian), first terus bertumbuh memberikan pelayanan line managers (pengatur) dan nonmanajerial sehingga tahun 1965 hingga sekarang. Rumah employees (ambulatory, pekarya ruang, inventaris, Sakit Immanuel dipergunakan sebagai rumah administrasi, penunjang, perawat dan medis). sakit pendidikan swasta utama oleh Fakultas Kuesioner ini disebarkan kepada 159 responden Kedokteran Universitas Kristen Maranatha dari total populasi di RSI sebesar 1200 orang. (UKM) serta menjadi satu-satunya rumah
sakit swasta se-Indonesia yang menjadi
2. Operasionalisasi Variabel
wahana pendidikan, pelayanan, penelitian dan Variabel penelitian ini terdiri dari empat
pengembangan untuk tenaga profesi dokter, variabel, yaitu variabel independen/bebas dan
perawat, bidan dan tenaga kesehatan lainnya. variabel dependen/terikat. Variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
2. Gambaran Umum Subjek Penelitian
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi Responden penelitian ini adalah para tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk tenaga medis maupun non-medis di Rumah
Sakit Immanuel.
Jurnal
Volume XII | Nomor 3 | Desember 2015 Media Pengembangan dan Praktik Administrasi Ilmu Administrasi
3. Pembahasan Hasil Penelitian
Persentase Responden berdasarkan
Usia
a. Tanggapan Responden Terhadap Variabel
usia ≤ 24 tahun
usia 25-34 tahun
Penelitian
usia 35-44 tahun usia ≥44 tahun 14% 10%
Tanggapan Responden Terhadap Variabel Servant Leadership
Berdasarkan tanggapan 159 responden
Rumah Sakit Immanuel terhadap variabel
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015
servant leadership diperoleh nilai rata-rata 4.13 Gambar 6. Subjek Penelitian Berdasarkan Usia
masuk dalam kategori tinggi. Dengan demikian mengindikasi bahwa kepemimpinan di Rumah
Berdasarkan pengolahan data primer, Sakit Immanuel Bandung telah menjadikan diperoleh bahwa responden di Rumah Sakit
pelayanan sebagai inti dari kepemimpinan. Immanuel adalah sebagai berikut:
Kepemimpinan yang tidak menempatkan fokus
Tabel 1 Karakteristik Subjek Penelitian di
utama pada hasil akhir/keuntungan organisasi,
RSI Berdasarkan Lama Bekerja
tetapi lebih pada proses memberikan pengaruh tentang pelayanan.
Lama Bekerja
Banyak Responden
b. ≤ 1 tahun Tanggapan Responden Terhadap Variabel
Komitmen Organisasional 1-5tahun
30 Berdasarkan tanggapan 159 responden ≥ 10 tahun
6 - 9tahun
55 Rumah Sakit Immanuel terhadap variabel komitmen organisasional diperoleh nilai
NA
rata-rata 3.89 masuk dalam kategori tinggi.
*NA: tidak menjawab kuesioner
Komitmen organisasional di Rumah Sakit
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015
Immanuel Bandung termasuk dalam kategori Berdasarkan level manajerial responden
tinggi. Berdasarkan karakteristik personal dalam penelitian ini berasal dari level non
dari responden yang dominan 66.0% berjenis managerial sampai dengan middle manager
kelamin perempuan. Menurut Angle dan (kepala bagian/instalasi) adalah sebagai berikut:
Perry (1981) serta Hrebeniak dan Alutto (1972) menemukan bahwa wanita memiliki komitmen
Tabel 2 Karakteristik Subjek Penelitian di
organisasional yang lebih tinggi daripada pria.
RSI Berdasarkan Jabatan
Lama bekerja sebagai salah satu anteseden
karakteristik personal juga memiliki pengaruh Pekarya Ruang
Jabatan
Banyak Responden
1 yang cukup besar terhadap komitmen Administrasi
19 organisasional. Dari data profil responden bahwa responden yang telah memiliki masa
17 kerja > 10 tahun adalah 34.6%. Perawat
Penunjang
70 Karakteristik yang berkaitan dengan Medis
2 jabatan atau peran memiliki sumbangan yang Pengatur
31 bermakna pada komitmen organisasional. Kepala Bidang/Bagian
16 Responden di Rumah Sakit Immanuel yang NA
3 menduduki posisi sebagai pengatur maupun
*NA: tidak menjawab kuesioner
kepala bagian/instalasi dengan profesi
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015
masing-masing yang memiliki tantangan dan tanggungjawab tertentu, memberikan dampak bagi komitmen profesional terhadap organisasinya. Para responden memiliki kaya pengalaman dengan masa kerja yang cukup tinggi sehingga komitmen mereka terhadap organisasi juga menjadi tinggi.
Komitmen organisasional menyebabkan
*NA: tidak menjawab kuesioner Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015
berbagai konsekuensi yang berbeda dengan Gambar 7 Subjek Penelitian Berdasarkan
perilaku kerja, seperti kehadiran, performance, Jenjang Pendidikan
dan kemauan untuk memenuhi panggilan 520
Jurnal
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi Ilmu Administrasi Volume XII | Nomor 3 | Desember 2015 Media Pengembangan dan Praktik Administrasi Ilmu Administrasi Volume XII | Nomor 3 | Desember 2015
Bandung. Berikut ini uraian analisis dari 5 Selain itu, berdasarkan wawancara dengan
dimensi dalam variabel organizational citizenship profesi adminitrasi, mengungkapkan bahwa
behavior di Rumah Sakit Immanuel Bandung proses recruitment dan seleksi pegawai yang
yang telah diteliti diperoleh nilai rata-rata 4.02 dilakukan oleh Rumah Sakit Immanuel adalah
masuk dalam kategori tinggi. berdasarkan person job fit. Sehingga dapat
Selanjutnya, Zurasaka (2008: 59), OCB terlihat bahwa dimensi involvement tinggi. Hal
lebih dipengaruhi oleh kepribadian atau lebih ini juga, dipertegas oleh bagian Sumber Daya
tepatnya kecerdasan emosi dibandingkan Manusia di RSI selain memperhatikan person job
faktor-faktor situasional dan kondisi kerja atau fit proses recruitment juga memperhatikan person
OCB merupakan mediator atau perantara dari organizational fit dengan mengidentifikasi nilai-
faktor- faktor tersebut. Karena berdasarkan nilai pribadi sesuai dengan nilai-nilai yang
pengalaman kerja selama ini, dapat dilihat dianut oleh Rumah Sakit Immanuel Bandung.
bahwa banyak pegawai yang puas dengan kondisi dan situasi kerja mereka namun tetap
c. Tanggapan Responden Terhadap Variabel tidak memiliki perilaku ekstra seperti ini Kepuasan Kerja
(Paramita, 2012).
Berdasarkan tanggapan 159 responden Variabel organizational citizenship behavior Rumah Sakit Immanuel terhadap variabel
di Rumah Sakit Immanuel ini muncul karena kepuasan kerja, diperoleh nilai rata-rata 3.53
pertukaran sosial dari para tenaga medis dan masuk dalam kategori tinggi. Kepuasan kerja di
non medis, karena pada tanggapan terhadap Rumah Sakit Immanuel berdasarkan tanggapan
variabel kepuasan kerja terutama dimensi dari responden, sejalan dengan teori yang
nature of work. Pegawai yang puas terhadap dikemukan oleh Robbin & Judge (2008:110)
pekerjaannya akan membalasnya. Pembalasan segi kepuasan meliputi bayaran, kenaikan
dari pegawai tersebut termasuk perasaan jabatan, pengawasan dan rekan kerja. Dimana
memiliki terhadap organisasi dan perilaku responden merasa cukup dengan faktor aspek-
seperti Organizational Citizenship Behavior (OCB) aspek kerja dalam faktor ekstrinsik (Spector,
(Dyne et al., 1994; yang dikutip oleh Jayadi, 1997) yaitu besarnya imbalan atau upah yang
2012). Hal ini dapat terlihat dari dimensi diterima, kesempatan untuk memperoleh
civic vitrue, dimana responden memberikan promosi, hubungan antara sesama rekan kerja,
tanggapan yang tinggi terhadap kegiatan yang serta kemampuan atasan dalam menjalin
di adakan di Rumah Sakit Immanuel secara hubungan interpersonal dan segala sesuatu
sukarela mengikuti dan terlibat didalamnya. yang menyangkut pekerjaan itu sendiri.
Kualitas hubungan atasan – bawahan juga Berikutnya Sedarmayanti (2011: 131)
merupakan faktor dimana responden memiliki mengungkapkan bahwa fakor ketidakpuasan
tanggapan terhadap variabel Organizational kerja diantaranya adalah disposisi/personal,
Citizenship Behavior (OCB) yang tinggi karena tugas dan peran, supervisor dan rekan kerja serta
bawahan merasa dekat dengan atasan, merasa gaji dan tunjangan. Berdasarkan tanggapan
diperhatikan, sehingga kualitas hubungan dari responden untuk supervisor, disposisi/
antaranya akan menghasilkan OCB yang tinggi. personal, tugas dan peran serta rekan kerja
Sikap menghargai dan menghormati termasuk kategori tinggi.
orang lain serta memperlakukan rekan sejawat tergambarkan sangat tinggi pada dimensi
d. Tanggapan Responden Terhadap Variabel
courtesy. Oleh karena itu, kualitas hubungan
Organizational Citizenship Behavior
dengan rekan kerja yang erat di Rumah Sakit Dari penelitian yang dilakukan, peneliti
Immanuel memberikan dampak pada OCB mengetahui bagaimana Organizational Citizenship
yang tinggi.
Jurnal
Volume XII | Nomor 3 | Desember 2015 Media Pengembangan dan Praktik Administrasi Ilmu Administrasi
Hasil Uji Instrumen Hasil Uji Validitas
Tabel 3. Hasil Uji Validitas
No. Variabel
Hasil
1. Servant leadership item SL 1 sampai dengan item SL 23 Valid terlihat dari nilai koefisien korelasi product moment > 0.300 dan > 0.156, dan nilai sig < 0.05. Hal ini untuk menunjukan bahwa seluruh item dari pernyataan pada kuesioner servant leadership dapat dipakai untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
2. Komitmen Organisasional item KO1 sampai dengan item KO6 dan KO8 sampai dengan KO15 adalah Valid terlihat dari nilai koefisien korelasi product moment > 0.300 dan > 0.156, dan nilai sig < 0.05. Hal ini untuk menunjukan bahwa item KO1 - KO6 dan KO8 - KO15 dari pernyataan pada kuesioner komitmen organisasional dapat dipakai untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan KO7 tidak valid, sehingga tidak dapat digunakan untuk mengukur.
3. Kepuasan Kerja KK8, KK10, KK15, KK16, KK24 dan K3 adalah tidak valid, sehingga tidak dapat digunakan untuk mengukur
4. Organizational OCB1 sampai dengan item OCB12 dan OCB14 sampai dengan item Citizenship Behavior
OCB17 adalah Valid, sedangkan OCB13 tidak valid, sehingga tidak dapat digunakan untuk mengukur.
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015
Hasil Uji Reliabilitas
Setelah dilakukan pengujian reabilitas alat ukur dengan bantuan Statistical Product And Service
Uji reliabilitas dilakukan untuk men- Solutions (SPSS) for windows menggunakan dapatkan ketepatan (keterandalan atau keajegaan) koefisien alpha (α) dari Cronbach Alpha. alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan.
Tabel 4 Hasil Uji Reliabilitas
Cronbach’s
Standar
No. Variabel Ket
Alpha
Reliabilitas
1. Servant Leadership
Reliabel
2. Komitmen Organisasional
3. Kepuasan Kerja
Reliabel
4. Organizational Citizenship Behavior
Reliabel
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015
Hasil Uji Statistik Tabel 6
Setelah memenuhi uji asumsi klasik didalam regresi berganda. Maka analisis regresi berganda dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini. Berikut adalah hasil uji statistik:
Tabel 5
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015 Berdasarkan hasil perhitungan tersebut,
diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Y = 21.202+ 0.280X 1 + 0.273X 2 + 0.018X 3
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015
Jurnal
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi Ilmu Administrasi Volume XII | Nomor 3 | Desember 2015
Nilai koefisien kepuasan kerja (β3) sebesar adalah sebagai berikut:
Interpretasi dari model regresi di atas
0.018 yang artinya apabila β3 berubah •
Konstanta (a) = 21.202; menunjukkan bahwa satu satuan, maka (Y) akan berubah besarnya nilai Organizational Citizenship
sebesar 0.018. Tanda positif pada nilai Behavior, artinya jika servant leadership
koefisien β 3 melambangkan hubungan
(X 1 ), komitmen organisasional (X 2 ), dan
yang searah antara (X 3 ) dan (Y), artinya
apabila kepuasan kerja (X 3 ) semakin kuat, perubahan pada organizational citizenship
kepuasan kerja (X 3 ) adalah konstan, maka
maka organizational citizenship behavior (Y) behavior adalah 21.202.
di Rumah Sakit Immanuel Bandung akan • mengalami peningkatan. Nilai koefisien servant leadership (β1)
sebesar 0.280 yang artinya apabila β1 Variabel independen yang mempunyai berubah satu satuan, maka (Y) akan
pengaruh dominan terhadap organizational berubah sebesar 0.280. Tanda positif pada
citizenship behavior (OCB) (Y) dapat dilihat pada nilai koefisien β1 melambangkan hubungan
standardized coefficient beta. Interpretasi hasil yang searah antara (X1) dan (Y), artinya
standardized coefficient beta adalah pengaruh apabila servant leadership (X1) semakin
servant leadership (X 1 ) lebih dominan daripada kuat, maka organizational citizenship behavior
pengaruh komitmen organisasional (X 2 ), dan (Y) di Rumah Sakit Immanuel Bandung
kepuasan kerja (X 3 ) terhadap organizational akan mengalami peningkatan.
citizenship behavior (OCB)(Y) sebesar 0.479. •
Nilai koefisien komitmen organisasional (β2) sebesar 0.273 yang artinya apabila β2
Hasil Uji Hipotesis
berubah satu satuan, maka (Y) akan berubah
Hasil Uji T ( Uji Partial)
sebesar 0.273. Tanda positif pada nilai koefisien β2 melambangkan hubungan yang
Pengujian ini digunakan untuk searah antara (X
mengetahui signifikansi dari pengaruh masing-
2 ) dan (Y), artinya apabila komitmen organisasional (X ) semakin kuat,
masing variabel indenpenden terhadap variabel
maka organizational citizenship behavior (Y) dependen. Berikut adalah hasil uji T: di Rumah Sakit Immanuel Bandung akan
mengalami peningkatan.
Tabel 7 Hasil Interpretasi Uji T
Variabel Bebas
thitung
ttabel
Kesimpulan
Servant Leadership
H 0 ditolak Komitmen Organisasional
H 0 ditolak Kepuasan Kerja
H 0 diterima
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015 Servant leadership berpengaruh signifikan
(2013), serta Widyanto, Lau dan Kartika (2013) terhadap organizational citizenship behavior
bahwa komitmen organisasional berpengaruh signifikan terhadap organizational citizenship
Hasil penelitian ini juga didukung oleh behavior (OCB). Hal ini juga diperkuat oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Robbins dan Judge (2008:113) Kartikarini (2015), Hikmah (2014), (Mira &
Margaretha, 2012) serta Vondey (2010) bahwa
Kepuasan kerja tidak berpengaruh signifikan
servant leadership berpengaruh positif dan
terhadap Organizational Citizenship Behavior
signifikan terhadap organizational citizenship
(OCB)
behavior (OCB). Hasil penelitian ini juga didukung oleh
Komitmen organisasional
berpengaruh
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
signifikan terhadap organizational citizenship behavior Gunawan dan Masruroh (2013), Fauziyah (2010),
dan Unal, Omer Faruk (2013) bahwa kepuasan Hasil penelitian ini didukung juga oleh
kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
organizational citizenship behavior (OCB). oleh Setiawan (2013), Prabowo dan Setiawan
Jurnal
Volume XII | Nomor 3 | Desember 2015 Media Pengembangan dan Praktik Administrasi Ilmu Administrasi
Hasil Uji F (Uji Simultan)
memiliki harapan dan tuntutan yang Uji ini digunakan untuk mengetahui
sangat besar, hal ini menjadi fokus utama pengaruh secara simultan variabel bebas
servant leader.
terhadap variabel terikat. Interpretasi hasilnya Cara untuk meningkatkan pengaruh, adalah berdasarkan hasil yang diperoleh Fhitung
dampak, dan kepemimpinan yang efektif dibuat > Ftabel yakni sebesar 49.857 > 2.662 dengan
melalui pertumbuhan pribadi (Blanchard dan tingkat signifikan < 0.05, maka H0 ditolak H4
Miller, 2015). Dalam The Secret: What Leaders diterima sehingga menunjukan bahwa servant
Know and Do, Ken Blanchard dan Mark leadership, komitmen organisasional, dan
Miller (2015:139-140) mendeskripsi mendalam kepuasan kerja secara simultan berpengaruh
tentang cara para pemimpin hebat MELAYANI signifikan terhadap organizational citizenship
(SERVE), direpresentasikan perilaku pemimpin behavior (OCB).
See the Future (Melihat Masa Depan), Engage and Develop Others (Melibatkan
Implikasi Manajerial
dan Mengembangkan Orang Lain),Reinvent Continuosly (Menemukan Kembali Secara
Servant leader dapat membantu Rumah Terus Menerus), Value Results and Relationship Sakit Immanuel Bandung untuk memenangkan (Menghargai Hasil dan Hubungan) persaingan terutama untuk memperbaiki Embody the Values (Mewujudkan Nilai- customer experience dan meningkatkan brand
Nilai Tadi).
equity dalam sisi pelayanan tenaga medis dan non-medis yang dapat menyakinkan calon pasien untuk datang mendapatkan solusi yang
D. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
baik dengan pelayanan yang prima.
1. Kesimpulan
– Rumah Sakit Immanuel Bandung perlu mendorong pembelajaran dan peningkatan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui yang berkelanjutan dalam pekerjaan.
pengaruh servant leadership, komitmen Pengembangan individual harus menjadi
organisasional, kepuasan kerja terhadap “norma” dan “hanya itu-itu saja” harus
Organizational Citizenship Behavior (OCB) dijadikan keprihatinan.
studi pada Rumah Sakit Immanuel Bandung. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,
– Sebagian besar masalah besar yang terjadi maka dapat diambil kesimpulan sebagai pada masalah mutu pelayanan, berakhir
berikut:
pada “masalah orang”. Masalah terbesar adalah “orang-orangnya”, seringkali
1. Servant leadership berpengaruh signifikan masalah-masalah itu berkaitan dengan
terhadap organizational citizenship komunikasi yang buruk di antara para
bahavior (OCB) di Rumah Sakit Immanuel staff, kurang pelatihan, atau sikap-sikap
Bandung. Sehingga semakin kuat yang tidak dewasa.
servant leadership, maka organizational citizenship behavior di Rumah Sakit
– Program Quality Management dan Immanuel Bandung akan mengalami Quality Assurance yang menuntut kerja
peningkatan. Adapun dimensi emotional sama, keterlibatan dan pelatihan kembali
healing dan organizational stewardship angkatan kerja.
pada variabel servant leadership di Rumah –
Servant leader dapat membantu Sakit Immanuel Bandung memiliki angka Rumah Sakit Immanuel Bandung
indeks kategori sangat tinggi. Sehingga untuk memenangkan dibutuhkan guna
hadirnya servant leadership pada RSI membangun komunitas yang penuh
memberikan makna untuk melibatkan dan dengan kerja sama dan keterlibatan
mengembangkan pegawai untuk terus untuk dapat meningkatkan komitmen
bertumbuh di RSI.
organisasional.
2. Komitmen organisasional berpengaruh –
Pelatihan, pengembangan pegawai, sistem
terhadap Organizational rewards, sistem penggajian, operating
signifikan
Citizenship Bahavior (OCB) di Rumah procedures, dan program kenaikan jabatan
Sakit Immanuel Bandung. Sehingga menjadi sangat penting bagi Rumah Sakit
semakin kuat komitmen organisasional, Immanuel mengingat harapan-harapan
maka organizational citizenship behavior dan komposisi angkatan kerja yang
di Rumah Sakit Immanuel Bandung akan 524
Jurnal
Ilmu Administrasi Media Pengembangan dan Praktik Administrasi Volume XII | Nomor 3 | Desember 2015 Ilmu Administrasi Media Pengembangan dan Praktik Administrasi Volume XII | Nomor 3 | Desember 2015
bagian/instalasi. Diharapkan kualitas pada variabel komitmen organisasional di
leader RSI dapat mengembangkan calon Rumah Sakit Immanuel Bandung memiliki
leader dan bawahan yang berkualitas. angka indeks kategori tinggi. Komitmen
Hal ini dapat dilakukan dengan cara organisasi pada RSI menunjukkan
mengadakan program pengembangan diri kesadaran tinggi untuk membagikan
dan pelatihan.
dan berkorban yang diperlukan untuk
2. Komitmen organisasional yang dimiliki kelangsungan hidup organisasi.
oleh citizen Rumah Sakit Immanuel
3. Kepuasan kerja tidak berpengaruh tergolong tinggi. Namun disarankan bagi signifikan
pihak RSI untuk meningkatkan komitmen Citizenship Bahavior (OCB) di Rumah Sakit
terhadap
Organizational
masing-masing individu RSI dengan Immanuel Bandung. Adapun dimensi pay,
menggali nilai-nilai pribadi dari individu- promotion, fringe benefits dan operating
individu agar sejalan dengan nilai-nilai procedures pada variabel kepuasan kerja di
organisasi serta menggali keinginan dari Rumah Sakit Immanuel Bandung memiliki
individu agar tetap mempertahankan angka indeks kategori cukup. Kepuasan
keanggotaanya di RSI.
kerja ini memberikan makna bahwa
3. Rumah Sakit Immanuel Bandung ketidakpuasan kerja membuat para citizen
sebaiknya lebih menekankan kepuasan tidak memberikan pelayanan yang baik
kerja secara lebih lagi, karena menurut kepada pelanggan.
hasil penelitian kepuasan kerja tidak
4. Servant leadership, komitmen
signifikan terhadap organisasional, dan kepuasan kerja
berpengaruh
Organizational Citizenship Behavior berpengaruh
(OCB) di Rumah Sakit Immanuel. organizational citizenship behavior (OCB).
signifikan
terhadap
Sehingga adanya perhatian yang khusus Artinya jika servant leadership, komitmen
terhadap kepuasan kerja yang tinggi dapat organisasional, dan kepuasan kerja
meningkatkan organzational citizenship mengalami perubahan maka organizational
behavior (OCB) di Rumah Sakit Immanuel. citizenship behavior juga akan berubah.
Hal ini dapat dilakukan dengan menggali Adapun pengaruh servant leadership
lebih dalam faktor kepuasan kerja seperti: lebih dominan daripada pengaruh
pay, promotion, fringe benefit serta komitmen organisasional dan kepuasan
operating procedure. Keempat dimensi kerja terhadap organizational citizenship
tersebut dapat dilakukan seperti kebijakan behavior (OCB). Oleh karena itu, semakin
kompensasi, pengembangan karir, dan tinggi OCB memberikan makna bagi
deskripsi maupun pemberian serta kualitas pelanyanan dan tingkat kepuasan
penjelasan prosedur yang jelas serta adil konsumen terhadap organisasi.
yang berkaitan dengan pekerjaan.
4. Organizational Citizenship Behavior
2. Rekomendasi
(OCB) yang dimiliki citizen Rumah Sakit Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti
Immanuel Bandung tergolong tinggi. memberikan saran yang kiranya dapat memberi
Untuk tetap dapat survive di era persaingan manfaat bagi Rumah Sakit Immanuel Bandung
yang sengit ini. Disarankan bagi RSI untuk sebagai berikut:
dapat lebih terbuka kepada perubahan
1. Servant leadership yang dimiliki Rumah sistem, budaya di organisasi, sehingga Sakit Immanuel (RSI) Bandung tergolong
mencegah timbulnya ketidakpuasan kerja tinggi serta dominan untuk menimbulkan
yang berakibatnya menurunkan OCB, dan perilaku Organizational Citizenship
pelayanan kepada pasien menjadi prima. Behavior (OCB). Oleh karena itu disarankan
RSI disarankan kembali mengkaji reward agar RSI lebih dapat menggali faktor-faktor
yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik yang mendukung terbentuknya servant
pada perilaku tenaga medis maupun non- leadership yaitu kecerdasan intelektual,
medis yang mendukung peningkatan mutu kecerdasan emosional, kecerdasan intuitif,
pelayanan serta kinerja RSI, meskipun kecerdasan tindakan, dan kecerdasan
perilaku tersebut bukan bagian dari peran spritual dengan menggali lebih mendalam
kerja formal sehingga OCB diharapkan
Jurnal
Volume XII | Nomor 3 | Desember 2015 Media Pengembangan dan Praktik Administrasi Ilmu Administrasi Volume XII | Nomor 3 | Desember 2015 Media Pengembangan dan Praktik Administrasi Ilmu Administrasi
Administrative Science Quarterly, 27,pp.1- Beberapa keterbatasan penelitian ini
beserta saran untuk pembaca yang selanjutnya tertarik untuk melakukan penelitian lanjutan
Arbai.(2013) Pengaruh Servant Leadership adalah sebagai berikut:
Pada Komitmen Organisasional Guru di
1. Penelitian ini hanya dilakukan pada SMKN 2 Sewon Bantul. Tesis: S2 Magister para tenaga medis-nonmedis di Rumah
Manajemen UGM. Retrieved April 28, Sakit Immanuel saja, sehingga hasil yang
2015., from http://etd.repository.ugm. diperoleh belum bisa digeneralisasi. Akan
ac.id/index.php?mod=penelitian_detail& lebih baik bila sampel yang diambil adalah
sub=PenelitianDetail&act=view&typ=htm beberapa rumah sakit maupun organisasi
l&buku_id=65707.
lainnya. Bakumawa, O Darma Suriawati. (2012). Kajian
2. Responden yang berprofesi sebagai dokter Pusaka: Kecerdasan Emosional dan dalam penelitian ini hanya terbatas. Akan
Kecerdasan Spiritual. Sebagai Prediktor lebih baik bila responden tersebut diikut
Servant Leadership Pendeta. Di Gereja sertakan lebih banyak dan sertakan juga
Kristen Sulawesi Tenggara. Retrieved bagian atau instalasi lainnya yang belum
April 1, 2015, from repository.uksw.edu/ dijangkau oleh peneliti.
bitstream/handle/.../T2_832009005_
3. Sebagian besar responden berjenis kelamin
BAB%20II.pdf?
perempuan dan berprofesi sebagai Bambale, Abdu Ja’afaru. (2014). Relationship perawat. Kondisi ini mempengaruhi hasil between Servant Leadership and penelitian karena hal ini menyebabkan Organizational Citizenship Behaviors: pegawai tertentu saja yang mengisi Review of Literature and Future Research kuesioner, sehingga karakteristik kurang Directions. Journal of Marketing and menyebar. Pada penelitian selanjutnya Management, 5 (1), 1-16, May 2014 perlu digunakan sistem distribusi
pengumpulan data yang berbeda. Barbuto, John E. and Wheeler, Daniel W., "Scale
4. Penelitian ini hanya mengindentifikasi Development and Construct Clarification servant leadership, komitmen