BAHAN CAMP ASPAL+AGREGAT RR
BAHAN-BAHAN
CAMPURAN BERASPAL PANAS
UMUM
Campuran beraspal adalah kombinasi campuran antara agregat dan
aspal. Sifat-sifat mekanis aspal dalam campuran beraspal
diperoleh dari friksi dan kohesi dari bahan-bahan pembentuknya.
•FRIKSI diperoleh dari ikatan antar butir agregat (interlocking),
dan kekuatannya tergantung pada gradasi, tekstur permukaan,
bentuk butiran dan ukuran agregat maksimum yang digunakan.
•KOHESI diperoleh dari sifat-sifat aspal yang digunakan. Oleh
sebab itu kinerja campuran beraspal sangat dipengaruhi oleh sifatsifat agregat dan aspal serta sifat-sifat campuran padat yang sudah
terbentuk dari kedua bahan tersebut.
PRODUKSI ASPAL
SIFAT -SIFAT ASPAL
1.
Sifat-sifat kimia aspal
- Aspalten
- Malten (resin, arumated, saturated)
Sifat-sifat fisik aspal
2.
- Durabilitas (penetrasi, titik lembek, dan daktilitas)
-
Adesi dan kohesi
Kepekaan terhadap perubahan temperatur
Pengerasan dan penuaan
4
Kepekaan Terhadap Temperatur
20 500 A
PI
50 A 1
log(800) - log(pen pada 25 oC)
A=
titik lembek - 25oC
Dari persamaan diatas terlihat bahwa makin tinggi
nilai titik lembek makin tinggi nilai PI sehingga
resiko deformasi makin kecil.
Mengurangi resiko deformasi dengan menaikkan nilai
titik lembek atau PI tidak kontradiksi dengan resiko
retak, bahkan resiko retak pun akan turun (Gbr
berikutnya), namun kotradiksi dengan kemudahan
pelaksanaan (workability)
Kepekaan Terhadap Temperatur
Resiko
Deformasi
Log Penetrasi
D (PI rendah)
C (PI tinggi)
Resiko
Retak
15oC
25oC
Temperatur
Pada Pen Sama
65oC
KECEPATAN PENUAAN ASPAL (SHELL, 1995)
PENGUJIAN
DAN
SPESIFIKASI ASPAL
Kinerja yang Diinginkan:
Tidak Terjadi Deformasi / Alur
Jenis Pengujian yg
Diperlukan:
Tingkat Kekerasan
Aspal
• Penetrasi
•Titik Lembek
•PI
Kelas Kinerja
•DSR
•RTFOT
•DSR after RTFOT
Kinerja yang Diinginkan:
Tidak Terjadi Retak
Jenis Pengujian yg
Diperlukan:
Tingkat Kekerasan
Aspal
Penetrasi, PI,
Daktilitas, TFOT,
Pen TFOT,
Kelekatan
Kelas Kinerja
PAV, DSR after
RTFOT-PAV, Bending
Beam Rheometer,
Direct Tension
ALAT-ALAT PENGUJIAN ASPAL
ALAT PENGUJIAN
TFOT
ALAT PENGUJIAN
TITIK NYALA
ALAT PENGUJIAN
DAKTILITAS
ALAT PENGUJIAN
TITIK LEMBEK
ALAT PENGUJIAN
PENETRASI
PENGUJIAN ASPAL SECARA CEPAT
(QUICK TEST)
- Berdasarkan perubahan berat
jenis
- Berdasarkan kekerasan (tekan)
- Buih pada saat pemanasan
Persyaratan Aspal Keras Pen 60
Persyaratan Aspal Polimer
Jenis Pengujian
Metoda
Pengujian
Pen pd 25oC, 100 gr 5 dt
(dmm)
SNI 06-245691
Viskositas – pd 60oC
(Poise)
AASHTO T-72
(Poise)
- pd 135oC
Persyaratan
Plastomer
Min
Maks
45
65
Min 2500
625
Titik Lembek, (oC)
SNI 06-243491
Daktilitas, 25oC 5
cm/mnt, (cm)
SNI 06-243291
Kelarutan dalam TCE, (%)
2500
56
-
Persyaratan
Elastomer
Min
Min 2000
500
3000
54
65
100
99
99
AASHTO T-73
225
225
Berat Jenis
SNI
1,0
1,0
Penurunan Berat/TFOT,
(%)
SNI
Pen stl TFOT (% thd pen
awal)
SNI 06-245691
Titik Nyala (oC)
Daya
Kerut (%)
*Perbedaan
titik
Maks
1
60
1
60
SNI 03-363945
lembek bagian
atas dan bawah
pada penyimpanan
di
94
temperatur 160oC selama 48 jam
Persyaratan Aspal Dimodifikasi Dengan Aspal
Alam
Jenis Pengujian
Metoda
Pengujian
Persyaratan
Min
Maks
Pen pd 25oC, 100 gr 5 dt
(dmm)
SNI 06-2456-91
45
55
Titik Lembek, (oC)
SNI 06-2434-91
55
-
Daktilitas, 25oC 5 cm/mnt,
(cm)
SNI 06-2432-91
50
-
Kelarutan dalam TCE, (%)
SNI 06-24381991
90
-
Titik Nyala (oC)
SNI 06-24331991
225
-
Berat Jenis
SNI 06-24411991
1
-
Penurunan Berat/TFOT, (%)
SNI 06-24401991
-
2
SNI 06-2456-91
55
-
Pen stl TFOT (% thd pen awal)
Daktilitas, 25 C 5 cm/mnt, (%)
06-2432-91
50
*Perbedaan
titik lembek bagian atasSNI
dan
bawah pada penyimpanan
di
Mineral lolos
sar.
# 100 48 jam
SNI 03-196890
temperatur
160oC
selama
o
1990
Persyaratan Aspal Multigrade
Jenis Pengujian
Metoda
Pengujian
Persyaratan
Min
Maks
Pen pd 25oC, 100 gr 5 dt
(dmm)
SNI 06-245691
50
70
Titik Lembek, (oC)
SNI 06-243491
55
-
Daktilitas, 25oC 5
cm/mnt, (cm)
SNI 06-243291
100
-
Kelarutan dalam TCE, (%)
SNI 06-24381991
99
-
Titik Nyala (oC)
SNI 06-24331991
225
-
Berat Jenis
SNI 06-24411991
1
-
Penurunan Berat/TFOT,
(%)
SNI 06-24401991
-
0,8
Pen stl TFOT (% thd pen
awal)
SNI 06-245691
60
-
Daktilitas, 25oC 5
SNI 06-2432-
50
-
AGREGAT
Agregat atau batu adalah material berbutir
yang keras dan kompak.
Istilah agregat mencakup antara lain batu
bulat, batu pecah, abu batu, dan pasir.
Dalam campuran beraspal 90% materalnya
terdiri dari agregat maka Agregat
mempunyai peranan yang sangat penting
dalam prasarana transportasi, khususnya
dalam hal ini pada perkerasan jalan
KLASIFIKASI UMUM BATUAN
PRODUKSI AGREGAT
TIPIKAL SCALPING & DEWATERING
PENCUCI AGREGAT/PASIR
SCALPING/
SARINGAN PEMISAH
TUJUAN : EFEKTIFITAS PEMECAHAN DAN DIPEROLEHNYA
AGREGAT YANG BERSIH
TIPIKAL PEMECAH PRIMER &
SEKUNDER
ROTARY
CRUSHER
(AGG. IMPACTS)
JAW CRUSHER
PENUMPUKAN (STOCK PILE)
SIFAT-SIFAT FISIK AGREGAT
UKURAN BUTIR :
• Ukuran butir maksimum ?
• Ukuran butir maksimum nominal ?
Persen Lolos (%)
GRADASI
100
80
60
40
20
0
0,01
0,1
1
10
100
Ukuran Saringan (mm)
Gradasi Rapat
Gradasi Senjang
Gradasi Seragam
SIFAT-SIFAT FISIK AGREGAT
GRADASI RAPAT (DENSE)
P = 100 (d/D) n
Dimana :
P = % agregat lolos masing-masing saringan.
D = ukuran maksimum agregat
d = ukuran saringan yang bersangkutan
n = 0,45 untuk campuran beraspal
n = 0,4 – 0,6 untuk lapis pondasi kelas A
SIFAT-SIFAT FISIK AGREGAT
(Kebersihan)
a)Agregat harus
bersih, keras dan bebas dari lempung,
b) Fraksi agregat kasar
(tertahan ayakan No. 8) mengandung material lolos saringan
No. 200 (SNI 03-4142-1996) maks 1 %,
c) Fraksi agregat halus
(lolos ayakan No. 8) mengandung material lolos saringan No.
200 (SNI 03-4428-1997) maksimum 8 %.
dd) Sand Equivalent
agregat halusminimum 50 %
SIFAT-SIFAT FISIK AGREGAT
(Kekerasan)
Abrasi dengan mesin Los Angeles
Maks. 40 %
Impact Test (Hardness)
SIFAT-SIFAT FISIK AGREGAT
(Bentuk Butir)
CAMPURAN BERASPAL PANAS
Angularitas (Prosentase pecah)
Agregat kasar 95/90
Agregat halus min 45 % ?
Kepipihan dan kelonjongan
Kepipihan (ASTM 1:3, BS. 812)
-
AGREGAT LAPIS PONDASI
Angularitas (Prosentase pecah)
Kelas A, batu pecah seluruhnya (100 %)
Kelas B, CBR 35 – bulat, CBR 60 – 50 %
pecah
SIFAT-SIFAT FISIK AGREGAT
(Absorbsi dan Kelekatan)
ABSORBSI
Maks. 3 %, Berat Jenis > 2,5 ?
KELEKATAN
Kelekatan min. 95 %,
Stabilitas rendaman min 75 %)
a)Hidrophobik (Mis. Karbonat)
Hidrophilik (Mis. Silika)
b)
AGREGAT UNTUK
Campuran Beraspal Panas
a. Persyaratan (Spesifikasi)
b. Kesalahan-Kesalahan Umum
SPESIFIKASI CAMPURAN BERASPAL PANAS (UMUM)
KESALAHAN-KESALAHAN UMUM
AGREGAT UNTUK CAMPURAN
BERASPAL
-
Penggunaan agregat yang kotor
Penggunaan agregat yang pipih
Perubahan kuari agregat tanpa review JMF
Degradasi akibat penempatan agregat yang kurang baik
Absorbsi tinggi (contoh di Bali dan di Menado)
Pemanasan agregat yang tidak tepat
PENGGUNAAN AGREGAT YANG KOTOR
•
Boulder yang kotor akan
menghasilkan agregat yang
kotor, dan fraksi abu batu
kemungkinan tercampur
lempung
PENGGUNAAN AGREGAT YANG PIPIH
•
BAHAN AGREGAT YANG
BERLAPIS-LAPIS
PEMECAH BATU KESATU DAN
KEDUA MENGGUNAKAN JAW
CRUSHER
HASILNYA : AGREGAT YANG
CENDERUNG PIPIH
Bentuk Butir
Kubikal Lonjong
V
X
Pipih
X
PERUBAHAN KUARI/AGREGAT TANPA MEREVIEW
JMF
Mulai
Evaluasi jenis
campuran dan
persyaratannya
Kesesuaian
mutu bahan dengan
spesifikasi
tidak
Ganti bahan
tidak
Perbaikan alat
atau ganti alat uji
tidak
Perbaikan gradasi,
jika perlu ganti
bahan
ya
Kesesuaian
peralatan dengan standar
pengujian
ya
Pembuatan FCR untuk mengetahui
karakteristik campuran dari bin dingin
Kesesuaian
karaktristik campuran
dengan spesifikasi
ya
Kalibrasi bukaan bin dingin dan menentukan
bukaannya. Selanjutnya pengambilan contoh
dari bin panas dan diuji gradasinya
Penentuan komposisi tiap bin sesuai gradasi rencana,
selanjutnya pembuatan FCR untuk mengetahui
karakteristik campuran. Hasil yang diperoleh dievaluasi
untuk menentukan kadar aspal optimum
Uji coba pencampuran di AMP untuk melihat
kesesuaian operasional dengan rencana
(sebelumnya periksa kondisi AMP)
Sesuai dengan rencana
tidak
ya
Jika perlu atau jika
terjadi banyak
overflow lakukan
perubahan gradasi
Uji coba pemadatan di lapangan untuk
menentukan jumlah lintasan pemadat.
Campuran beraspal
mudah dipadatkan
ya
Pengesahan FCR
menjadi FCK
(Selesai)
tidak
Perubahan gradasi atau
penambahan pasir pada
proporsi yang diijinkan
DEGRADASI AKIBAT PENEMPATAN YANG
BURUK
•
Degradasi dapat
menyebabkan
- Overflow
- Overheating/underheating
AGREGAT DENGAN ABSORBSI TINGGI
•
Perlu koreksi untuk beda
berat jenis lebih dari 0,2
Absorbsi tinggi
menurunkan kekuatan dan
sulit dikeringkan
AGREGAT TIDAK DIPANASKAN DENGAN BAIK
•
Pemanasan tidak sempurna
yang berakibat agregat
terselimuti jelaga.
AGREGAT UNTUK
LAPIS PONDASI KELAS A DAN B
a. Persyaratan (Spesifikasi)
b. Kesalahan-Kesalahan Umum
SPESIFIKASI LPA/LPB
(LITERATUR)
No
ASTM -1993
URAIAN
1.
Abrasi , max
AASHTO-1990
TRL -1993, RN-31
D 2940-92
D693-84
M283-83
M147-65
-
50%
40%-50%
-
AIV, max
2.
Prosen Pecah,min
3.
GB3
IBRD89/91, BM95
GS
LPA
LPB
-
40%
50%
40
-
-
-
75%
75%
75%-50 %
-
40%
-
50%
50%
Batas Cair, max
25
30
-
25
-
45
35
-
4.
Index Plasisitas, max
6
6
6
6
6
12
6
12
5.
Sand Equivalent, min
30
30
-
-
-
-
-
-
6.
Kepipihan, >5:1
15%
15%
15%
-
-
-
-
-
7.
Agregat Halus
Lolos #200/#30,max
0.6
-
-
-
-
-
Lolos#200/#40,max
-
-
-
67
-
-
32-65 **
30-70 **
8.
CBR, min
-
-
-
-
80
30
80
35
9.
PP or
-
-
-
-
60
-
25
-
PM
-
-
-
-
90
-
-
-
10
Maximum Dry Dens.
SPESIFIKASI LPA/LPB
(USULAN TH 2000)
No.
1.
2.
Uraian
LPA
LPB
Prosentase butir agregat kasar yang
mempunyai minimum satu bidang pecah
- Lalu lintas sedang & ringan
- Lalu lintas Berat
Min. 50 %
100%
0%
Min. 50%
CBR pada 100 % kepadatan Kering Maks
Setelah perendaman 4 hari ( metoda D )
- Lalu lintas sedang & ringan
- Lalu lintas Berat
Min. 80 %
Min. 90 %
Min. 35 %
Min. 60 %
Maks. 40 %
Maks. 50 %
Maks. 6 %
Maks. 10 %
Maks. 35 %
-
Maks. 25
-
Maks. 5 %
-
3.
Abrasi agregat kasar
4.
Indeks Plastisitas
5.
Batas Cair
6.
Hasil perkalian Indeks Plastisitas dengan
Prosen berat lolos saringan # 200
7
Bagian yang lunak
Sumber: Nyoman Suaryana, Usulan Spesifikikasi 2000
PENGARUH SIFAT FISIK AGREGAT
TERHADAP KEKUATAN (CBR)
KESALAHAN-KESALAHAN UMUM
AGREGAT UNTUK LPA & LPB
a). Segregasi, Degradasi
b). Pencampuran dengan tanah
c). Pemadatan
SEGREGASI DAN DEGRADASI
a). Pada saat pencampuran
b). Pada saat penyimpanan (stock
pile)
c). Pada saat penghamparan dan
perataan
PENGARUH SEGREGASI DAN DEGRADASI
CBR(%)
56
58
40
54
62
61
60
55
50
PENCEGAHAN SEGREGASI LAPIS PONDASI
AGREGAT
(1)
• Pasang patok-patok referensi
• Pengahamparan dilakukan dengan truk yang berjalan,
lakukan pengaturan bukaan bak dan kecepatan truk.
• Agregat yang dihampar harus pada kadar air yang benar
PENCEGAHAN SEGREGASI LAPIS PONDASI
AGREGAT
(2)
Agregat jangan didrop membentuk timbunan
baru kemudian digaruk dan dihampar : Hal ini
akan menyebabkan segregasi
PEMADATAN
a). Alat yang tepat
b). Pada kadar air optimum
c). Jumlah lintasan
PEMADATAN LAPIS PONDASI DENGAN PEMADAT
STATIS TIDAK BAIK
•
Tidak ideal untuk pemadatan lapis pondasi
Cenderung memadatkan bagian atas saja, dengan
memecahkan agregat lapisan atas, menghasilkan
banyak debu halus.
ALAT PEMADAT YANG IDEAL UNTUK AGREGAT
• Ideal untuk pemadatan lapis pondasi agregat
Getaran merambat ke bawah/ ke dalam lapis pondasi, membuat
partikel kasar dan halus bergetar dan memadat.
Mula-mula memadatkan bagian bawah kemudian keatas.
Jumlah lintasan antara 3-8 tergantung dari hasil uji coba
pemadatan
Pemadatan sekunder (selanjutnya) dapat menggunakan mesin
gilas roda karet.
PEMADATAN YANG EFEKTIF PADA KADAR AIR
OPTIMUM
Pada kadar air 1 % dari kadar air optimum, maka usaha pemadatan yang
dilakukan untuk mencapai kepadatan maksimum kurang lebih sama dengan
pada kondisi kadar airoptimum. Sedangkan pada kadar air - 2 % dan - 3 % dari
kadar air optimum, usaha pemadatan yang harus dilakukan untuk mencapai
kepadatan maksimum hampir 4 kali dari usaha pemadatan pada kadar air
optimum
UJI KEPADATAN
SECARA VISUAL
Lemparkan batu dibawah mesin gilas, jika batu masuk ke lapis
pondasi berarti belum padat.
Dengan palu, perhatikan pantulan dan getarannya
Dengan Prof rolling
DENGAN ALAT UJI
uji kepadatan dengan sand cone tiap 200
meter : jangan lupa melakukan koreksi untuk
agregat yang lolos 19 mm.
UJI KERATAAN
Daerah yang mau diukur kerataannya
Alat pengukur kerataan
TERIMA KASIH
CAMPURAN BERASPAL PANAS
UMUM
Campuran beraspal adalah kombinasi campuran antara agregat dan
aspal. Sifat-sifat mekanis aspal dalam campuran beraspal
diperoleh dari friksi dan kohesi dari bahan-bahan pembentuknya.
•FRIKSI diperoleh dari ikatan antar butir agregat (interlocking),
dan kekuatannya tergantung pada gradasi, tekstur permukaan,
bentuk butiran dan ukuran agregat maksimum yang digunakan.
•KOHESI diperoleh dari sifat-sifat aspal yang digunakan. Oleh
sebab itu kinerja campuran beraspal sangat dipengaruhi oleh sifatsifat agregat dan aspal serta sifat-sifat campuran padat yang sudah
terbentuk dari kedua bahan tersebut.
PRODUKSI ASPAL
SIFAT -SIFAT ASPAL
1.
Sifat-sifat kimia aspal
- Aspalten
- Malten (resin, arumated, saturated)
Sifat-sifat fisik aspal
2.
- Durabilitas (penetrasi, titik lembek, dan daktilitas)
-
Adesi dan kohesi
Kepekaan terhadap perubahan temperatur
Pengerasan dan penuaan
4
Kepekaan Terhadap Temperatur
20 500 A
PI
50 A 1
log(800) - log(pen pada 25 oC)
A=
titik lembek - 25oC
Dari persamaan diatas terlihat bahwa makin tinggi
nilai titik lembek makin tinggi nilai PI sehingga
resiko deformasi makin kecil.
Mengurangi resiko deformasi dengan menaikkan nilai
titik lembek atau PI tidak kontradiksi dengan resiko
retak, bahkan resiko retak pun akan turun (Gbr
berikutnya), namun kotradiksi dengan kemudahan
pelaksanaan (workability)
Kepekaan Terhadap Temperatur
Resiko
Deformasi
Log Penetrasi
D (PI rendah)
C (PI tinggi)
Resiko
Retak
15oC
25oC
Temperatur
Pada Pen Sama
65oC
KECEPATAN PENUAAN ASPAL (SHELL, 1995)
PENGUJIAN
DAN
SPESIFIKASI ASPAL
Kinerja yang Diinginkan:
Tidak Terjadi Deformasi / Alur
Jenis Pengujian yg
Diperlukan:
Tingkat Kekerasan
Aspal
• Penetrasi
•Titik Lembek
•PI
Kelas Kinerja
•DSR
•RTFOT
•DSR after RTFOT
Kinerja yang Diinginkan:
Tidak Terjadi Retak
Jenis Pengujian yg
Diperlukan:
Tingkat Kekerasan
Aspal
Penetrasi, PI,
Daktilitas, TFOT,
Pen TFOT,
Kelekatan
Kelas Kinerja
PAV, DSR after
RTFOT-PAV, Bending
Beam Rheometer,
Direct Tension
ALAT-ALAT PENGUJIAN ASPAL
ALAT PENGUJIAN
TFOT
ALAT PENGUJIAN
TITIK NYALA
ALAT PENGUJIAN
DAKTILITAS
ALAT PENGUJIAN
TITIK LEMBEK
ALAT PENGUJIAN
PENETRASI
PENGUJIAN ASPAL SECARA CEPAT
(QUICK TEST)
- Berdasarkan perubahan berat
jenis
- Berdasarkan kekerasan (tekan)
- Buih pada saat pemanasan
Persyaratan Aspal Keras Pen 60
Persyaratan Aspal Polimer
Jenis Pengujian
Metoda
Pengujian
Pen pd 25oC, 100 gr 5 dt
(dmm)
SNI 06-245691
Viskositas – pd 60oC
(Poise)
AASHTO T-72
(Poise)
- pd 135oC
Persyaratan
Plastomer
Min
Maks
45
65
Min 2500
625
Titik Lembek, (oC)
SNI 06-243491
Daktilitas, 25oC 5
cm/mnt, (cm)
SNI 06-243291
Kelarutan dalam TCE, (%)
2500
56
-
Persyaratan
Elastomer
Min
Min 2000
500
3000
54
65
100
99
99
AASHTO T-73
225
225
Berat Jenis
SNI
1,0
1,0
Penurunan Berat/TFOT,
(%)
SNI
Pen stl TFOT (% thd pen
awal)
SNI 06-245691
Titik Nyala (oC)
Daya
Kerut (%)
*Perbedaan
titik
Maks
1
60
1
60
SNI 03-363945
lembek bagian
atas dan bawah
pada penyimpanan
di
94
temperatur 160oC selama 48 jam
Persyaratan Aspal Dimodifikasi Dengan Aspal
Alam
Jenis Pengujian
Metoda
Pengujian
Persyaratan
Min
Maks
Pen pd 25oC, 100 gr 5 dt
(dmm)
SNI 06-2456-91
45
55
Titik Lembek, (oC)
SNI 06-2434-91
55
-
Daktilitas, 25oC 5 cm/mnt,
(cm)
SNI 06-2432-91
50
-
Kelarutan dalam TCE, (%)
SNI 06-24381991
90
-
Titik Nyala (oC)
SNI 06-24331991
225
-
Berat Jenis
SNI 06-24411991
1
-
Penurunan Berat/TFOT, (%)
SNI 06-24401991
-
2
SNI 06-2456-91
55
-
Pen stl TFOT (% thd pen awal)
Daktilitas, 25 C 5 cm/mnt, (%)
06-2432-91
50
*Perbedaan
titik lembek bagian atasSNI
dan
bawah pada penyimpanan
di
Mineral lolos
sar.
# 100 48 jam
SNI 03-196890
temperatur
160oC
selama
o
1990
Persyaratan Aspal Multigrade
Jenis Pengujian
Metoda
Pengujian
Persyaratan
Min
Maks
Pen pd 25oC, 100 gr 5 dt
(dmm)
SNI 06-245691
50
70
Titik Lembek, (oC)
SNI 06-243491
55
-
Daktilitas, 25oC 5
cm/mnt, (cm)
SNI 06-243291
100
-
Kelarutan dalam TCE, (%)
SNI 06-24381991
99
-
Titik Nyala (oC)
SNI 06-24331991
225
-
Berat Jenis
SNI 06-24411991
1
-
Penurunan Berat/TFOT,
(%)
SNI 06-24401991
-
0,8
Pen stl TFOT (% thd pen
awal)
SNI 06-245691
60
-
Daktilitas, 25oC 5
SNI 06-2432-
50
-
AGREGAT
Agregat atau batu adalah material berbutir
yang keras dan kompak.
Istilah agregat mencakup antara lain batu
bulat, batu pecah, abu batu, dan pasir.
Dalam campuran beraspal 90% materalnya
terdiri dari agregat maka Agregat
mempunyai peranan yang sangat penting
dalam prasarana transportasi, khususnya
dalam hal ini pada perkerasan jalan
KLASIFIKASI UMUM BATUAN
PRODUKSI AGREGAT
TIPIKAL SCALPING & DEWATERING
PENCUCI AGREGAT/PASIR
SCALPING/
SARINGAN PEMISAH
TUJUAN : EFEKTIFITAS PEMECAHAN DAN DIPEROLEHNYA
AGREGAT YANG BERSIH
TIPIKAL PEMECAH PRIMER &
SEKUNDER
ROTARY
CRUSHER
(AGG. IMPACTS)
JAW CRUSHER
PENUMPUKAN (STOCK PILE)
SIFAT-SIFAT FISIK AGREGAT
UKURAN BUTIR :
• Ukuran butir maksimum ?
• Ukuran butir maksimum nominal ?
Persen Lolos (%)
GRADASI
100
80
60
40
20
0
0,01
0,1
1
10
100
Ukuran Saringan (mm)
Gradasi Rapat
Gradasi Senjang
Gradasi Seragam
SIFAT-SIFAT FISIK AGREGAT
GRADASI RAPAT (DENSE)
P = 100 (d/D) n
Dimana :
P = % agregat lolos masing-masing saringan.
D = ukuran maksimum agregat
d = ukuran saringan yang bersangkutan
n = 0,45 untuk campuran beraspal
n = 0,4 – 0,6 untuk lapis pondasi kelas A
SIFAT-SIFAT FISIK AGREGAT
(Kebersihan)
a)Agregat harus
bersih, keras dan bebas dari lempung,
b) Fraksi agregat kasar
(tertahan ayakan No. 8) mengandung material lolos saringan
No. 200 (SNI 03-4142-1996) maks 1 %,
c) Fraksi agregat halus
(lolos ayakan No. 8) mengandung material lolos saringan No.
200 (SNI 03-4428-1997) maksimum 8 %.
dd) Sand Equivalent
agregat halusminimum 50 %
SIFAT-SIFAT FISIK AGREGAT
(Kekerasan)
Abrasi dengan mesin Los Angeles
Maks. 40 %
Impact Test (Hardness)
SIFAT-SIFAT FISIK AGREGAT
(Bentuk Butir)
CAMPURAN BERASPAL PANAS
Angularitas (Prosentase pecah)
Agregat kasar 95/90
Agregat halus min 45 % ?
Kepipihan dan kelonjongan
Kepipihan (ASTM 1:3, BS. 812)
-
AGREGAT LAPIS PONDASI
Angularitas (Prosentase pecah)
Kelas A, batu pecah seluruhnya (100 %)
Kelas B, CBR 35 – bulat, CBR 60 – 50 %
pecah
SIFAT-SIFAT FISIK AGREGAT
(Absorbsi dan Kelekatan)
ABSORBSI
Maks. 3 %, Berat Jenis > 2,5 ?
KELEKATAN
Kelekatan min. 95 %,
Stabilitas rendaman min 75 %)
a)Hidrophobik (Mis. Karbonat)
Hidrophilik (Mis. Silika)
b)
AGREGAT UNTUK
Campuran Beraspal Panas
a. Persyaratan (Spesifikasi)
b. Kesalahan-Kesalahan Umum
SPESIFIKASI CAMPURAN BERASPAL PANAS (UMUM)
KESALAHAN-KESALAHAN UMUM
AGREGAT UNTUK CAMPURAN
BERASPAL
-
Penggunaan agregat yang kotor
Penggunaan agregat yang pipih
Perubahan kuari agregat tanpa review JMF
Degradasi akibat penempatan agregat yang kurang baik
Absorbsi tinggi (contoh di Bali dan di Menado)
Pemanasan agregat yang tidak tepat
PENGGUNAAN AGREGAT YANG KOTOR
•
Boulder yang kotor akan
menghasilkan agregat yang
kotor, dan fraksi abu batu
kemungkinan tercampur
lempung
PENGGUNAAN AGREGAT YANG PIPIH
•
BAHAN AGREGAT YANG
BERLAPIS-LAPIS
PEMECAH BATU KESATU DAN
KEDUA MENGGUNAKAN JAW
CRUSHER
HASILNYA : AGREGAT YANG
CENDERUNG PIPIH
Bentuk Butir
Kubikal Lonjong
V
X
Pipih
X
PERUBAHAN KUARI/AGREGAT TANPA MEREVIEW
JMF
Mulai
Evaluasi jenis
campuran dan
persyaratannya
Kesesuaian
mutu bahan dengan
spesifikasi
tidak
Ganti bahan
tidak
Perbaikan alat
atau ganti alat uji
tidak
Perbaikan gradasi,
jika perlu ganti
bahan
ya
Kesesuaian
peralatan dengan standar
pengujian
ya
Pembuatan FCR untuk mengetahui
karakteristik campuran dari bin dingin
Kesesuaian
karaktristik campuran
dengan spesifikasi
ya
Kalibrasi bukaan bin dingin dan menentukan
bukaannya. Selanjutnya pengambilan contoh
dari bin panas dan diuji gradasinya
Penentuan komposisi tiap bin sesuai gradasi rencana,
selanjutnya pembuatan FCR untuk mengetahui
karakteristik campuran. Hasil yang diperoleh dievaluasi
untuk menentukan kadar aspal optimum
Uji coba pencampuran di AMP untuk melihat
kesesuaian operasional dengan rencana
(sebelumnya periksa kondisi AMP)
Sesuai dengan rencana
tidak
ya
Jika perlu atau jika
terjadi banyak
overflow lakukan
perubahan gradasi
Uji coba pemadatan di lapangan untuk
menentukan jumlah lintasan pemadat.
Campuran beraspal
mudah dipadatkan
ya
Pengesahan FCR
menjadi FCK
(Selesai)
tidak
Perubahan gradasi atau
penambahan pasir pada
proporsi yang diijinkan
DEGRADASI AKIBAT PENEMPATAN YANG
BURUK
•
Degradasi dapat
menyebabkan
- Overflow
- Overheating/underheating
AGREGAT DENGAN ABSORBSI TINGGI
•
Perlu koreksi untuk beda
berat jenis lebih dari 0,2
Absorbsi tinggi
menurunkan kekuatan dan
sulit dikeringkan
AGREGAT TIDAK DIPANASKAN DENGAN BAIK
•
Pemanasan tidak sempurna
yang berakibat agregat
terselimuti jelaga.
AGREGAT UNTUK
LAPIS PONDASI KELAS A DAN B
a. Persyaratan (Spesifikasi)
b. Kesalahan-Kesalahan Umum
SPESIFIKASI LPA/LPB
(LITERATUR)
No
ASTM -1993
URAIAN
1.
Abrasi , max
AASHTO-1990
TRL -1993, RN-31
D 2940-92
D693-84
M283-83
M147-65
-
50%
40%-50%
-
AIV, max
2.
Prosen Pecah,min
3.
GB3
IBRD89/91, BM95
GS
LPA
LPB
-
40%
50%
40
-
-
-
75%
75%
75%-50 %
-
40%
-
50%
50%
Batas Cair, max
25
30
-
25
-
45
35
-
4.
Index Plasisitas, max
6
6
6
6
6
12
6
12
5.
Sand Equivalent, min
30
30
-
-
-
-
-
-
6.
Kepipihan, >5:1
15%
15%
15%
-
-
-
-
-
7.
Agregat Halus
Lolos #200/#30,max
0.6
-
-
-
-
-
Lolos#200/#40,max
-
-
-
67
-
-
32-65 **
30-70 **
8.
CBR, min
-
-
-
-
80
30
80
35
9.
PP or
-
-
-
-
60
-
25
-
PM
-
-
-
-
90
-
-
-
10
Maximum Dry Dens.
SPESIFIKASI LPA/LPB
(USULAN TH 2000)
No.
1.
2.
Uraian
LPA
LPB
Prosentase butir agregat kasar yang
mempunyai minimum satu bidang pecah
- Lalu lintas sedang & ringan
- Lalu lintas Berat
Min. 50 %
100%
0%
Min. 50%
CBR pada 100 % kepadatan Kering Maks
Setelah perendaman 4 hari ( metoda D )
- Lalu lintas sedang & ringan
- Lalu lintas Berat
Min. 80 %
Min. 90 %
Min. 35 %
Min. 60 %
Maks. 40 %
Maks. 50 %
Maks. 6 %
Maks. 10 %
Maks. 35 %
-
Maks. 25
-
Maks. 5 %
-
3.
Abrasi agregat kasar
4.
Indeks Plastisitas
5.
Batas Cair
6.
Hasil perkalian Indeks Plastisitas dengan
Prosen berat lolos saringan # 200
7
Bagian yang lunak
Sumber: Nyoman Suaryana, Usulan Spesifikikasi 2000
PENGARUH SIFAT FISIK AGREGAT
TERHADAP KEKUATAN (CBR)
KESALAHAN-KESALAHAN UMUM
AGREGAT UNTUK LPA & LPB
a). Segregasi, Degradasi
b). Pencampuran dengan tanah
c). Pemadatan
SEGREGASI DAN DEGRADASI
a). Pada saat pencampuran
b). Pada saat penyimpanan (stock
pile)
c). Pada saat penghamparan dan
perataan
PENGARUH SEGREGASI DAN DEGRADASI
CBR(%)
56
58
40
54
62
61
60
55
50
PENCEGAHAN SEGREGASI LAPIS PONDASI
AGREGAT
(1)
• Pasang patok-patok referensi
• Pengahamparan dilakukan dengan truk yang berjalan,
lakukan pengaturan bukaan bak dan kecepatan truk.
• Agregat yang dihampar harus pada kadar air yang benar
PENCEGAHAN SEGREGASI LAPIS PONDASI
AGREGAT
(2)
Agregat jangan didrop membentuk timbunan
baru kemudian digaruk dan dihampar : Hal ini
akan menyebabkan segregasi
PEMADATAN
a). Alat yang tepat
b). Pada kadar air optimum
c). Jumlah lintasan
PEMADATAN LAPIS PONDASI DENGAN PEMADAT
STATIS TIDAK BAIK
•
Tidak ideal untuk pemadatan lapis pondasi
Cenderung memadatkan bagian atas saja, dengan
memecahkan agregat lapisan atas, menghasilkan
banyak debu halus.
ALAT PEMADAT YANG IDEAL UNTUK AGREGAT
• Ideal untuk pemadatan lapis pondasi agregat
Getaran merambat ke bawah/ ke dalam lapis pondasi, membuat
partikel kasar dan halus bergetar dan memadat.
Mula-mula memadatkan bagian bawah kemudian keatas.
Jumlah lintasan antara 3-8 tergantung dari hasil uji coba
pemadatan
Pemadatan sekunder (selanjutnya) dapat menggunakan mesin
gilas roda karet.
PEMADATAN YANG EFEKTIF PADA KADAR AIR
OPTIMUM
Pada kadar air 1 % dari kadar air optimum, maka usaha pemadatan yang
dilakukan untuk mencapai kepadatan maksimum kurang lebih sama dengan
pada kondisi kadar airoptimum. Sedangkan pada kadar air - 2 % dan - 3 % dari
kadar air optimum, usaha pemadatan yang harus dilakukan untuk mencapai
kepadatan maksimum hampir 4 kali dari usaha pemadatan pada kadar air
optimum
UJI KEPADATAN
SECARA VISUAL
Lemparkan batu dibawah mesin gilas, jika batu masuk ke lapis
pondasi berarti belum padat.
Dengan palu, perhatikan pantulan dan getarannya
Dengan Prof rolling
DENGAN ALAT UJI
uji kepadatan dengan sand cone tiap 200
meter : jangan lupa melakukan koreksi untuk
agregat yang lolos 19 mm.
UJI KERATAAN
Daerah yang mau diukur kerataannya
Alat pengukur kerataan
TERIMA KASIH