IbM KELOMPOK IBU-IBU’AISYIYAH
LAPORAN AKHIR
PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)
I
bM KELOMPOK IBU-IBU’AISYIYAH
oleh :
Ir. Agus Nugroho S, MP
NIDN. 0531086801/Ketua
Septi Nur Wijayanti, SH, MH NIDN. 0518097301/Anggota
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
JULI 2013
(2)
HALAMAN PENGESAHAN Judul : IbM Kelompok Ibu-Ibu ‘Aisyiyah
1. Ketua Tim Pelaksana a. Nama Lengkap b. NIDN
c. Jabatan Fungsional d. Program Studi/Fakultas e. Alamat surel
: Ir. Agus Nugroho S, MP : 0531086801
: Lektor Kepala/ IV a : Agroteknologi/Pertanian : agus_enes@yahoo.com 2. Anggota Tim Pelaksana
a. Nama Lengkap b. NIDN
c. Perguruan Tinggi
: Septi Nur Wijayanti, SH, MH : 0518097301
: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 3. Institusi Mitra 1
a. Nama Institusi Mitra b. Alamat
c. Penanggung Jawab
: Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah Turi : Turi, Sleman, DIY
: Kusmaryati, SPd. Institusi Mitra 2
a. Nama Institusi Mitra b. Alamat
c. Penanggung Jawab
: Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah Kembangarum : Kembangarum, Donokerto, Turi, Sleman, DIY : Septi Nur Wijayanti, SH, MH
4. Tahun Pelaksanaan : 2013
5. Jangka waktu Pelaksanaan : 5 Bulan 6. Biaya Keseluruhan : Rp. 5.000.000 Mengetahui,
Dekan
Ir.Sarjiyah, MS
NIP. 196109181991032001
Yogyakarta, 1 Juli 2013 Ketua Tim Pelaksana
Ir. Agus Nugroho S, MP NIK. 133 102
Mengetahui Ketua LP3M UMY
Hilman Latief, MA, PhD NIK. 113 033
(3)
RINGKASAN
Pekarangan di wilayah Kecamatan Turi sebenarnya masih cukup luas, namun sebagian besar dimanfaatkan untuk tanaman salak pondoh sehingga tidak memungkinkan untuk ditanami tanaman lainnya seperti sayuran. Permasalahan utama yang terjadi pada masyarakat sasaran adalah 1) kegiatan kelompok ibu-ibu Aisyiyah belum banyak yang berhubungan dengan pemberdayaan masyarakat, 2) lingkungan pekarangan di wilayah Kecamatan Turi sebagian besar dimanfaatkan untuk tanaman salak pondoh sehingga sulit untuk ditanami tanaman sayuran, 3) sebagian besar anggota Aisyiyah belum mempunyai pengetahuan, wawasan dan ketrampilan dalam intensifikasi lahan pekarangan menjadi lebih produktif dan memberikan nilai tambah bagi masyarakat, dan 4) potensi sumber daya manusia dan alam di Kecamatan Turi belum dimanfaatkan secara optimal.
Program pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan target luaran 1) jasa penyuluhan dan pelatihan pengelolaan lingkungan pekarangan dan teknologi vertikultur, masing-masing minimal 2 kali dan diikuti oleh diikuti 75% jamaah, 2) jasa pendampingan kepada jamaah yang menerapkan teknologi vertikultur, minimal 1 bulan, 3) desain : minimal 3 model/desain vertikultur, dan 4) bahan publikasi : berupa poster dan naskah publikasi tentang teknologi vertikultur
Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, maka digunakan beberapa metode yaitu, 1) penyuluhan, yang dilakukan dengan mengumpulkan Pimpinan organisasi dan jamaah untuk mengikuti penyuluhan tentang pemberdayaan perempuan, pengelolaan lahan pekarangan dan teknologi budidaya secara vertikultur, dengan nara sumber dari Tim Pelaksana, 2) transfer teknologi dengan pengadaan instalasi vertikultur dengan berbagai model, serta penyiapan fasilitas lain yang mendukung kegiatan ini, 3) demonstrasi dan pelatihan dilakukan dengan simulasi praktek budidaya vertikultur menggunakan peralatan dan bahan yang sudah disiapkan oleh pelaksana program, 4) praktek budidaya secara vertikultur untuk menghasilkan produk, dan 5) pendampingan secara periodik untuk membina dan mendampingi mitra sampai berhasil melakukan budidaya vertikultur sampai mencapai hasil yang optimal
Hasil program pengabdian masyarakat menunjukkan bahwa 1) meskipun sebagian besar peserta program IbM telah berusia tua dan tidak mempunyai pendidikan yang tinggi, namun mempunyai semangat yang tinggi untuk maju dan mengembangkan teknologi vertikultur, 2) program IbM memberikan manfaat yang besar bagi peserta program karena dapat meningkatkan wawasan, pengetahuan dan ketrampilan dalam pemanfaatan lahan pekarangan sehingga menjadi lebih produktif, dan 3) meskipun teknologi vertikultur merupakan sesuatu yang baru bagi ibu-ibu peserta program, namun mendasarkan pada berbagai kegiatan yang dilakukan peserta merasa tidak mengalami kesulitan dalam penerapan teknologi vertikultur.
(4)
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah–Nya, sehingga Tim Pelaksana dapat melaksanakan pengabdian masyarakat dan menyusun laporannya yang berjudul “IbM Kelompok Ibu-Ibu ‘Aisyiyah”
Laporan pengabdian Ipteks Bagi Masyarakat ini disusun berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan selama 5 bulan di 2 mitra yaitu Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (PCA) Turi dan Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah (PRA) Kembangarum, di wilayah Kecamatan Turi, Sleman, DIY yang dibiayai oleh LP3M UMY Tahun Anggaran 2012/2013.
Dalam pelaksanaan program dan penyusunan laporan pengabdian masyarakat ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat :
1. Kepala LP3M UMY beserta staf yang telah yang telah memberikan kesempatan dan bantuan dana kegiatan sehingga pengabdian masyarakat ini dapat terselesaikan, 2. Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (PCA) Turi dan Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah (PRA)
Kembangarum yang telah memberikan masukan dan berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan program di lapangan,
3. dan semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu sejak perencanaan sampai evaluasi hasil pengabdian masyarakat.
Tim Pelaksana menyadari bahwa program pengabdian masyarakat dan laporan ini masih banyak kekurangannya, namun Tim Pelaksana berharap semoga program pengabdian masyarakat dapat bermanfaat bagi pengembangan pertanian pada umumnya dan kegiatan ‘Aisyiyah pada khususnya.
Yogyakarta, Juli 2013 Tim Pelaksana,
(5)
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN...ii
RINGKASAN...iii
PRAKATA...iv
DAFTAR ISI...v
DAFTAR TABEL...vi
DAFTAR GAMBAR...vii
DAFTAR LAMPIRAN...viii
I. PENDAHULUAN...1
A. Analisis Situasi...1
B. Permasalahan Mitra...2
II. TARGET DAN LUARAN...4
III. METODE PELAKSANAAN...5
IV. KELAYAKAN PT...6
A. Kelayakan Institusi...6
B. Kelayakan Tim Pelaksana...7
V. HASIL DAN PEMBAHASAN...8
A. Profil Peserta Program...8
B. Pertemuan Koordinasi...8
C. Penyuluhan...9
D. Demplot...10
E. Pelatihan...12
E. Pendampingan...14
V. KESIMPULAN DAN SARAN...16
A. Kesimpulan...16
B. Saran...16
DAFTAR PUSTAKA...17
(6)
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Permasalahan yang dihadapi mitra dan alternatif solusi...2
Tabel 2. Target luaran kegiatan IbM...4
Tabel 3. Metode pelaksanaan kegiatan IbM untuk ibu-ibu ‘Aisyiyah...5
Tabel 4. Pengelolaan kegiatan pengabdian pada masyarakat oleh LP3M UMY...6
(7)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Foto kegiatan penyuluhan IbM di Cabang Aisyiyah Turi...10
Gambar 2. Foto penyiapan alat (model) untuk demplot vertikultur...11
Gambar 3. Foto pembibitan untuk demplot vertikultur...11
Gambar 4. Foto tanaman hasil demplot vertikultur...12
Gambar 5. Foto kegiatan penjelasan sebelum pelatihan vertikultur...12
Gambar 6. Foto kegiatan penyiapan model dan medium tanam vertikultur...13
Gambar 7. Foto kegiatan penanaman dengan teknologi vertikultur...14
(8)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul ... ... 18 Lampiran 2. Gambaran Ipteks yang akan ditransfer kepada mitra ... ...22 Lampiran 3. Daftar hadir peserta kegiatan penyuluhan vertikultur... ...25
(9)
I. PENDAHULUAN A. Analisis Situasi
Turi merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, terdiri dari 4 desa. Kecamatan Turi berada di lereng selatan Gunung Merapi, dengan ketinggian tempat 450–600 m di atas permukaan laut. Sebagian besar wilayah Kecamatan Turi merupakan lahan pertanian, dengan tanaman yang dominan adalah salak pondoh, di samping tanaman pangan seperti padi, jagung dan sebagian kecil sayuran. Meskipun wilayah Kecamatan Turi merupakan wilayah pertanian, namun dalam mencukupi kebutuhan konsumsi sayuran harus membeli dari pasar karena tidak banyak lahan yang diusahakan untuk tanaman sayuran.
Di wilayah Kecamatan Turi terdapat banyak organisasi sosial kemasyarakatan, antara lain Karang Taruna, PKK, Majelis Ta’lim, Kelompok Pengajian, dan sebagainya. Salah satu organisasi sosial keagamaan yang berkembang cukup baik di Kecamatan Turi adalah kelompok ibu-ibu Aisyiyah, baik di tingkat kecamatan dalam yang tergabung dalam Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) maupun tingkat desa/dusun dalam Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA).
Keberadaan kelompok ibu-ibu Aisyiyah sangat membantu kinerja Pemerintah Kecamatan dan Desa dalam pemberdayaan masyarakat, terutama kaum perempuan. Banyak kegiatan yang dilakukan oleh kelompok Aisyiyah, antara lain pengajian, penyuluhan, pelatihan, dan sebagainya. Perempuan di Kecamatan Turi yang mencapai lebih dari 50% dari total penduduk tidak semuanya bekerja. Bagi perempuan yang tidak bekerja, kesempatan untuk mengelola lingkungan pekarangan menjadi lebih besar. Namun karena terbatasnya akses informasi dibanding perempuan yang bekerja menjadikan mereka kurang mempunyai wawasan dan ketrampilan dalam berbagai hal. Oleh karena itu peran serta kelompok Aisyiyah sebagai media menyampaikan informasi dari pemerintah ke masyarakat, dan wahana untuk menumbuhkan wawasan serta meningkatkan ketrampilan perempuan menjadi sangat penting.
(10)
Pekarangan di wilayah Kecamatan Turi sebenarnya masih cukup luas, namun sebagian besar dimanfaatkan untuk tanaman salak pondoh sehingga tidak memungkinkan untuk ditanami tanaman lainnya seperti sayuran. Untuk memenuhi kebutuhan sayuran yang merupakan salah satu bahan konsumsi setiap hari, para ibu-ibu harus membeli dari pasar atau pedagang keliling, padahal sebenarnya masyarakat masih memungkinkan mengusahakannya di pekarangan pada lahan sisa di samping tanaman salak pondohnya. Oleh karena itu, kelompok ibu-ibu Aisyiyah dapat menjadi media dan wahana untuk memberikan wawasan, ketrampilan dan pengalaman mengelola lingkungan pekarangan untuk kegiatan ekonomi produktif menggunakan teknologi vertikultur. Dengan pengelolaan lingkungan untuk tanaman sayuran ini, diharapkan bukannya lingkungan terkelola dengan lebih baik, tetapi juga dapat memenuhi kebutuhan sayuran untuk sehari-hari, bahkan dapat memberikan pemasukan bagi keluarga.
B. Permasalahan Mitra
Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Kecamatan Turi dalam pengelolaan lahan pekarangan disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Permasalahan yang dihadapi mitra dan alternatif solusi
No. Permasalahan Mitra Alternatif Solusi
1 Kegiatan kelompok ibu-ibu Aisyiyah lebih banyak dilakukan dalam peningkatan kualitas keagamaan
melalui pengajian-pengajian, dan belum banyak yang berhubungan dengan pemberdayaan masyarakat
Mensinergikan kegiatan keagamaan dengan kegiatan sosial
kemasyarakatan yang lebih produktif Membuat kegiatan ekonomi jamaah
dengan memanfaatkan lingkungan pekarangan yang terbatas
2 Lingkungan pekarangan di wilayah Kecamatan Turi sebagian besar dimanfaatkan untuk tanaman salak pondoh sehingga sulit untuk ditanami tanaman sayuran yang merupakan bahan konsumsi sehari-hari
(11)
3 Sebagian besar anggota Aisyiyah belum mempunyai pengetahuan, wawasan dan ketrampilan dalam intensifikasi lahan pekarangan menjadi lebih produktif dan memberikan nilai tambah bagi
masyarakat
Memberikan penyuluhan dan
pelatihan tentang pemanfaatan lahan pekarangan agar lebih produktif dengan teknologi verikultur Melakukan pendampingan dalam
implementasi teknologi verikultur 4 Potensi sumber daya manusia dan alam
di Kecamatan Turi belum dimanfaatkan secara optimal, dan berbagai barang (peralatan) bekas sebagian besar belum dimanfaatkan kembali, bahkan
seringkali menimbulkan masalah karena tidak ada tempat penyimpanan atau pembuangan yang layak
(12)
II. TARGET DAN LUARAN
Mendasarkan pada permasalahan yang dihadapi oleh mitra, maka target luaran dari program ini disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Target luaran kegiatan IbM
No. Permasalahan Mitra Target Luaran
1 Kegiatan kelompok ibu-ibu Aisyiyah belum banyak yang berhubungan dengan pemberdayaan masyarakat
Jasa penyuluhan pengelolaan lingkungan pekarangan dan teknologi vertikultur, masing-masing minimal 2 kali dan diikuti oleh diikuti 75% jamaah
Jasa pelatihan teknologi vertikultur, minimal 1 kali dan diikuti oleh diikuti 75% jamaah
Jasa pendampingan kepada jamaah yang menerapkan teknologi vertikultur, minimal 1 bulan
Desain : minimal 3 model/desain vertikultur
Bahan publikasi : berupa poster dan naskah publikasi tentang teknologi vertikultur
2 Lingkungan pekarangan di wilayah Kecamatan Turi sebagian besar dimanfaatkan untuk tanaman salak pondoh sehingga sulit untuk ditanami tanaman sayuran
3 Sebagian besar anggota Aisyiyah belum mempunyai pengetahuan, wawasan dan ketrampilan dalam intensifikasi lahan pekarangan menjadi lebih produktif dan memberikan nilai tambah bagi
masyarakat
4 Potensi sumber daya manusia dan alam di Kecamatan Turi belum dimanfaatkan secara optimal
(13)
III. METODE PELAKSANAAN
Untuk mencapai target luaran sesuai permasalahan yang dihadapi, akan digunakan beberapa metode, yang meliputi penyuluhan, transfer teknologi (TTG), demonstrasi dan pelatihan, praktek aplikasi teknologi, serta pendampingan dan monitoring evaluasi. Rincian metode pelaksanaan kegiatan selengkapnya disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Metode pelaksanaan kegiatan IbM untuk ibu-ibu ‘Aisyiyah
No. Target Luaran Metode Pelaksanaan
1 Jasa penyuluhan
pengelolaan lingkungan pekarangan dan teknologi vertikultur, masing-masing minimal 2 kali dan diikuti oleh diikuti 75% jamaah
Penyuluhan
Kegiatan ini dilakukan dengan mengumpulkan Pimpinan organisasi dan jamaah untuk mengikuti penyuluhan tentang pemberdayaan perempuan, pengelolaan lahan pekarangan dan teknologi budidaya secara vertikultur, dengan nara sumber dari Tim Pelaksana
2 Desain : minimal 3 model/desain vertikultur Bahan publikasi : berupa poster dan naskah publikasi
tentang teknologi
vertikultur
1. Transfer Teknologi (TTG)
Untuk mendapatkan model vertikultur serta memfasilitasi kegiatan pelatihan dan praktek di lapangan, dilakukan transfer teknologi dengan pengadaan instalasi vertikultur dengan berbagai model, serta penyiapan fasilitas lain yang mendukung kegiatan ini
2. Demonstrasi dan Pelatihan
Demonstrasi dan pelatihan dilakukan dengan simulasi praktek budidaya vertikultur menggunakan peralatan dan bahan yang sudah disiapkan oleh pelaksana program.
3 Jasa pelatihan teknologi vertikultur, minimal 1 kali dan diikuti oleh diikuti 75% jamaah
4 Jasa pendampingan kepada jamaah yang menerapkan teknologi vertikultur, minimal 1 bulan
1. Praktek vertikultur
Setelah demonstrasi dan pelatihan, untuk menghasilkan produk, jamaah melakukan praktek budidaya secara vertikultur
2.Pendampingan dan monev
Kegiatan ini dilakukan secara periodik untuk membina dan mendampingi mitra sampai berhasil melakukan budidaya vertikultur sampai mencapai hasil yang optimal.
5 Bahan publikasi : berupa poster dan naskah publikasi
Disusun dari hasil penyuluhan, pelatihan, praktek pengelolaan lingkungan, budidaya vertikultur
(14)
IV. KELAYAKAN PT A. Kelayakan Institusi
Kelayakan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) untuk melaksanakan kegiatan ini ditunjukkan oleh kinerja LP3M dalam 2 tahun terakhir dalam mengelola kegiatan pengabdian pada masyarakat dengan sumber dana baik dari internal UMY maupun sumber dana eksternal. Data pengelolaan kegiatan pengabdian pada masyarakat oleh LP3M UMY disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Pengelolaan kegiatan pengabdian pada masyarakat oleh LP3M UMY
B. Kelayakan Tim Pelaksana
Tahun Skema PelaksanaKetua Judul
2012 IbM Ramadoni
Syahputra
IbM Kelompok Pengrajin Batik Tulis
2012 IbM Shanti
Wardaningsih Rehabilitasi Kerja Pasien Gangguan Jiwa Berbasis Masyarakat 2012 IbM Agus Nugroho
Setiawan IbM Kelompok Petani Buah Mahkota Dewa
2012 IbM Anita
Rahmawati
IbM Pengrajin Kulit
2012 KKN
PPM
Triwara Buddhi Satyarini
Pemberdayaan Home Industri Pangan Lokal dan Penguatan Peran Lembaga Pendukung dalam Pengembangan Desa Ekowisata
2013 IbM Novi Caroko IbM Kelompok Pembudidaya Ikan
2013 IbM Nur
Rahmawati
IbM Kelompok Tani Produsen Beras Organik
2013 IbM Nur Chayati IbM Pelatihan Terpadu Manajemen Perawatan Ibu Hamil dan Bayi Post Natal 2013 IbM Agus Nugroho
Setiawan
IbM Kelompok Petani Kakao 2013 IbM Diah Rina
Kamardiani
IbM Siomay di DIY 2013 IbM Aris Slamet
Widodo
IbM Pendidikan Lingkungan Hidup Pada Anak Usia Dini
2013 IbM Sukuriyati
(15)
kemasyarakatan (humaniora). Oleh karena itu personalia Tim Pelaksana terdiri Ir. Agus Nugroho S., MP (teknologi pertanian) dan Septi Nur Wijayanti, SH, MH (humaniora). Kelayakan Tim Pelaksana untuk melaksanakan kegiatan ini ditunjukkan oleh kompetensi dan pengalaman pelaksana program seperti yang tercantum pada Tabel 5.
Tabel 5. Kelayakan Tim Pengusul
No. Uraian Ketua Anggota
1 Personalia Ir. Agus Nugroho S. MP Septi Nur Wijayanti, SH, MH 2 Kepakaran Teknologi dan Produksi
Pertanian Ilmu Hukum
3 Mata kuliah Teknologi Produksi Pertanian
Ekosistem
Agroekologi
Problematika Rekayasa Budidaya
Kapita Selekta Budidaya Tanaman
...
4 Pengalaman
pengabdian Pengembangan SRI di Kasihan Bantul dan Gamping Sleman (Ipteks Dikti, 2009),
Pengelolaan lahan hunian sementara (shelter) korban erupsi Gunung Merapi (PKM Dikti, 2010),
IbM kelompok petani mahkota dewa di Kulonprogo (2012) IbM kelompok tani kakao di
Gunung-kidul (2013)
Siaran Obrolan Konstitusi tentang Impeachment di RRI Yogyakarta (2010)
Tim legal drafting penyusunan raperda
lingkungan kota Yogyakarta (2010)
Siaran obrolan konstitusi tentang penegakan hukum yang adil di RRI (2011) Mitra Pengawas Pemilu
Kabupaten Sleman kersama dengan Bawaslu RI (2012) Legal drafting workshop
dewan perwakilan mahasiswa (2012)
Sosialiasi uu nomor 36/2009 tentang kesehatan di Ranting Aisyiyah Kembangarum (2012)
(16)
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Secara umum kegiatan pengabdian masyarakat tentang “IbM Kelompok Ibu-Ibu ‘Aisyiyah” di Kecamatan Turi, Sleman telah berlangsung dengan baik dan lancar. Sasaran kegiatan meliputi ibu-ibu anggota Aisyiyah Ranting Kembangarum Donokerto dan Aisyiyah Cabang Turi.
A. Profil Peserta Program
Hasil evaluasi program IbM menunjukkan bahwa jumlah peserta yang berpartisipasi cukup banyak, dengan sebaran daerah asal yang merata.
1. Ranting Aisyiyah Kembangarum
Kegiatan di Ranting Aisyiyah Kembangarum yang meliputi 5 jamaah berjumlah sekitar 40 orang, yang berasal dari jamaah Ngemplak Kembangarum, Turi, dan Wetankali. Peserta tersebut sebagian besar merupakan ibu-ibu yang telah berusia tua, dan sebagian kecil merupakan ibu-ibu muda dan remaja.
2. Cabang Aisyiyah Turi
Kegiatan di Cabang Aisyiyah Turi yang meliputi 4 desa diikuti oleh sekitar 100 orang, yang berasal dari jamaah Donokerto, Wonokerto, Bangunkerto dan Girikerto. Jumlah peserta yang banyak tersebut disebabkan kegiatan dilakukan bersamaan dengan kegiatan pengajian bulanan PCA Turi. Peserta kegiatan sebagian besar merupakan ibu-ibu yang telah berusia tua, dan sebagian kecil merupakan ibu-ibu muda.
B. Pertemuan Koordinasi
Pertemuan koordinasi dilakukan dalam beberapa tahap antara lain koordinasi internal Tim Pelaksana, dan koordinasi dengan Pimpinan Ranting Aisyiyah Kembangarum serta Pimpinan Cabang Aisyiyah Turi.
(17)
personalia pengelolaan. Setelah program berlangsung, koordinasi dilakukan secara rutin untuk mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan dan merencanakan kegiatan lanjutan.
2. Koordinasi dengan Pimpinan Aisyiyah
Koordinasi dengan Pimpinan Aisyiyah baik Ranting maupun Cabang dilakukan untuk menjelaskan tujuan dan gambaran program penerapan ipteks. Koordinasi dilakukan beberapa kali baik secara langsung dalam bentuk pertemuan maupun melalui telephon . Hasil koordinasi dengan Pimpinan Aisyiyah antara lain Dipertahut menyambut baik rencana kegiatan IbM karena dapat memberikan wawasan, pengetahuan dan ketrampilan dalam pengelolaan lahan dan teknologi vertikultur..
Beberapa kendala dalam pelaksanaan adalah :
1. banyaknya kegiatan Pimpinan Ranting dan Cabang Aisyiyah sehingga memerlukan pengaturan tata waktu yang sesuai dengan Pimpinan dan anggota Aisyiyah,
2. tata musim yang kurang mendukung menyebabkan pelaksanaan pelatihan dan penerapan di lapangan mengalami perubahan.
C. Penyuluhan
Penyuluhan dilakukan langsung oleh Tim Pelaksana, dengan bentuk presentasi oral disertai kondisi faktual dari lapangan dan disertai gambar-gambar sehingga mudah dipahami dan menarik bagi ibu-ibu. Untuk memudahkan komunikasi dengan petani, presentasi dilakukan menggunakan bahasa daerah (Jawa) meskipun tampilan presentasi menggunakan bahasa Indonesia. Selain itu, juga diberikan bahan bacaan/makalah agar dapat dimanfaatkan peserta penyuluhan secara berkelanjutan. Kegiatan penyuluhan berisi penjelasan tentang pemberdayaan perempuan, pengelolaan lahan pekarangan rumah dan teknologi vertikultur (Gambar 1).
(18)
Gambar 1. Foto kegiatan penyuluhan IbM di Cabang Aisyiyah Turi
Selanjutnya dalam penyuluhan teknologi vertikultur diberikan penjelasan tentang pengertian, keuntungan, model, bahan dan alat yang dapat digunakan serta tata cara penerapan teknologi vertikultur.
D. Demplot
Kegiatan demonstrasi plot (demplot) dilakukan untuk memberikan gambaran yang komprehensif dan teknis serta sebagai bukti empiris teknologi vertikultur. Demplot juga digunakan sebagai rujukan bagi ibu-ibu peserta IbM yang menjadi sasaran dalam kegiatan penyuluhan dan menjadi pembanding dengan budidaya yang dilakukan dalam praktek/pelatihan. Demplot dilakukan di lahan pekarangan Tim Pelaksana.
Kegiatan demplot dimulai dari penyiapan lahan, penyiapan bahan tanam, penanaman dan pemeliharaan. Penyiapan lahan dilakukan dengan membuat model vertikultur yaitu vertikal dan horisontal bertingkat (Gambar 2).
(19)
Gambar 2. Foto penyiapan alat (model) untuk demplot vertikultur
Penyiapan bahan tanam dalam demplot dilakukan memilih benih tanaman yaitu selada hijau, selada merah, seledri, sawi, caisin, pakcoy dan kangkung. Benih tanaman disemai terlebih dahulu sebelum ditanam agar tingkat keberhasilan dalam penanaman tinggi (Gambar 3).
Gambar 3. Foto pembibitan untuk demplot vertikultur
Hasil tanaman demplot belum dapat dipanen karena umur tanaman belum cukup untuk dipanen (Gambar 4).
(20)
Gambar 4. Foto tanaman hasil demplot vertikultur
E. Pelatihan
Kegiatan pelatihan merupakan tindak lanjut dari penyuluhan dan dilakukan untuk memberikan ketrampilan teknis bagi peserta program dalam menerapkan teknologi dengan cara melakukan kegiatan praktek langsung beberapa aspek teknologi vertikultur, antara lain penyiapan model, penyiapan medium tanam dan penanaman. Pelatihan dilakukan di pekarangan salah satu warga peserta program, dengan peserta terdiri dari ibu-ibu anggota Aisyiyah dan mahasiswa yang berminat berlatih teknologi vertikultur, dengan dibimbing oleh Tim Pelaksana dan dibantu oleh mahasiswa Fakultas Pertanian UMY sebagai instruktur (Gambar 5).
Gambar 5. Foto kegiatan penjelasan sebelum pelatihan vertikultur
(21)
perbandingan 2:1, untuk selanjutnya medium tanam dimasukkan dalam wadah yang sudah disiapkan.
Gambar 6. Foto kegiatan penyiapan model dan medium tanam vertikultur
Penyiapan bahan tanam dengan pembibitan dalam pelatihan tidak dilakukan secara langsung karena memerlukan waktu yang lama, hanya ditunjukkan secara teoritis, sedangkan bibit untuk praktek penanaman sudah disiapkan oleh Tim Pelaksana.
Praktek penanaman dilakukan setelah pembuatan model dan penyiapan medium tanam selesai. Bibit yang ditanam dalam praktek adalah terong, cabai dan tomat untuk model polybag, serta bibit selada hijau, selada merah, pakcoy dan caisin untuk penanaman model vertikal, horisontal dan botol menggantung (Gambar 7).
(22)
Gambar 7. Foto kegiatan penanaman dengan teknologi vertikultur
Hasil pelatihan menunjukkan secara teknis peserta program IbM merasa mendapat ketrampilan dan pengalaman baru, serta tidak kesulitan jika harus menerapkan cara budidaya vertikultur.
E. Pendampingan
Kegiatan pendampingan dilakukan terhadap hasil pelatihan/praktek dan warga peserta program IbM yang telah menerapkan teknologi vertikultur. Hasil tanaman belum dapat dipanen karena umur tanaman belum cukup untuk dipanen (Gambar 8).
(23)
(24)
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Dari evaluasi dan analisis program penerapan ipteks bagi masyarakat yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Meskipun sebagian besar peserta program IbM telah berusia tua dan tidak mempunyai pendidikan yang tinggi, namun mempunyai semangat yang tinggi untuk maju dan mengembangkan teknologi vertikultur.
2. Program IbM memberikan manfaat yang besar bagi peserta program karena dapat meningkatkan wawasan, pengetahuan dan ketrampilan dalam pemanfaatan lahan pekarangan sehingga menjadi lebih produktif.
3. Meskipun teknologi vertikultur merupakan sesuatu yang baru bagi ibu-ibu peserta program, namun mendasarkan pada berbagai kegiatan yang dilakukan peserta merasa tidak mengalami kesulitan dalam penerapan teknologi vertikultur.
B. Saran
1. Pemberdayaan masyarakat terutama ibu-ibu harus dilakukan secara komprehensif dengan melibatkan berbagai unsur melalui berbagai organisasi sosial kemasyarakatan, dan dilakukan secara berkelanjutan dengan implementasi berbagai bidang.
(25)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2013. Vertikultur. http://jateng.litbang.deptan.go.id/ind/index.php? option= com_content&view=article&id=252:vertikultur&catid=14:alsin. akses 10 April 2013. Anonim, 2013. Vertikultur, cara mudah bercocok tanam bawang.
http://www.slideshare.net/cvrhmat/vertikultur-cara-mudah-bercocok-tanam-bawang. akses 10 April 2013.
Anonim. 2013. Budidaya Tanaman Sayuran secara Vertikultur Sederhana. http://pustakapertanianub.staff.ub.ac.id/2013/01/19/budidaya-tanaman-sayuran-secara-vertikultur-sederhana/
(26)
Lampiran 1 Biodata Ketua dan Anggota Tim Pelaksana
Biodata Ketua Pelaksana
1. Nama : Ir. Agus Nugroho S. MP 2. NIK / NIDN : 133 012 / 0531086801 3. Tempat, Tgl lahir : Sleman, 31 Agustus 1968 4. Program studi : Agroteknologi
Fakultas : Pertanian
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
5. Alamat kantor : Jl. Lingkar Selatan, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55193 Alamat rumah : Kembangarum XIV, Turi, Sleman, Yogyakarta
6. Pendidikan
No Nama Perguruan Tinggidan lokasinya TahunLulus Bidang Studi
1 Fak. Pertanian UGM, Yogyakarta 1991 Agronomi (Produksi Tanaman) 2 Sekolah Pasca Sarjana
UGM Yogyakarta 2006 Pertanian (Agronomi)
7. Daftar Mata kuliah yang terkait
No Mata Kuliah Semester
1 Ekosistem Gasal
2 Problematika Rekayasa Budidaya Tanaman Gasal
3 Agroekologi Genap
4 Teknologi Produksi Pertanian Genap
5 Teknologi Budidaya Tanaman Genap
6 Kapita Selekta Budidaya Tanaman Genap 8. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat yang terkait
a. Nara sumber Siaran Mbangun Deso di RRI Yogyakarta : Pestisida Nabati (2004) b. Nara sumber Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Cair di Sleman Yogyakarta
(2005)
c. Nara sumber pada Hari Kebangkitan Teknologi Nasional di Badan Informasi Daerah Propinsi DIY dengan materi “Pengembangan Teknologi Budidaya Padi” (2007)
d. Tenaga ahli pada SLPHT-PTT usahatani padi di Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul (2007)
e. Tenaga ahli pada SLPHT-PTT usahatani padi di Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul (2007)
f. Nara sumber dan pendampingan pengembangan Sistem Intensifikasi Padi di Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul (2008)
(27)
i. Nara sumber Forum Komunikasi Kabar Desa di RRI Yogyakarta : Pertanian Organik dan Mikro Organisme Lokal (2009)
9. Pengalaman Membimbing Mahasiswa yang terkait
No Pengalaman Membimbing Tahun
1 Pembimbing PKM-M : Penerapan Pertanian Organik 2008 2 Pembimbing PKM-P : Pengaturan Jarak Tanam dan Jumlah Bibit
Padi Dalam Sistem Budidaya Aerob Terkendali
2009 3 Pembimbing Program Mahasiswa Wirausaha : Produksi Pepaya
California Organik Kerjasama Dengan PT. Komunika Anteronusa
2009 4 Pembimbing PKM-P : Uji Efektivitas Daun Babandotan
(Ageratum conyzoides) Sebagai Pestisida Nabati Ulat Grayak (Spodoptera litura) Pada Tanaman Kedelai
2011 5 Pembimbing PKM-P : Pengaruh Berbagai Konsentrasi Ekstrak
Bintaro (Cerbera odollam) sebagai Pestisida Nabati Terhadap Pengendalian Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura) pada Tanaman Kedelai
2011
6 Pembimbing PKM-M : Penerapan Sistem Pertanian Lorong Dalam Upaya Konservasi Lahan Terdampak Erupsi Merapi Di Dusun Jambu Desa Kepuharjo Cangkringan Kabupaten Sleman
2011
Yogyakarta, 1 Juli 2013
(28)
Biodata Anggota Pelaksana
1. Nama : Septi Nur Wijayanti, S.H.,M.H.
2. NIK/NIDN : 153 029 / 0518097301
3. Tempat dan tanggal lahir : Yogyakarta, 18 September 1973 4. Golongan/Pangkat : IVa/ Pembina
5. Jabatan Fungsional Akademik: Lektor Kepala
6. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
7. Alamat : Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul 8. Telp./faks : 0274-387656/0274-387646
9. Alamat Rumah : Kembangarum XIV, Turi, Sleman, DIY 10. Telp./Faks. : 0274-4461512 (08164260922)
11. Alamat e-mail : septiwijayanti@ymail.com
KEGIATAN PROFESIONAL/PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Tahun Kegiatan
2012 Mitra Pengawas Pemilu Kabupaten Sleman kersama dengan Bawaslu RI 2012 Legal drafting workshop dewan perwakilan mahasiswa
2012 Sosialiasi uu nomor 36/2009 tentang kesehatan dengan tema
perlindugnan hukum masyarakat terhadap pemenuhan hak informasi kesehatan di ranting asyiyah kembangarum,
2011 Siaran obrolan konstitusi tentang penegakan hukum yang adil di RRI 2010 Tim legal drafting penyusunan raperda lingkungan kota Yogyakarta 2010 Siaran Obrolan Konstitusi tentang Impeachment di Radio RRI
Yogyakarta
2010 DPL KKN Tematik Muktamar di UMY
2009 Siaran Obrolan Konstitusi tentang Hak Memilih dan Hak Dipilih di Radio RRI Yogyakarta
2009 DPL KKN tematik pilpres di Bantul
2008 Penyuluhan Hukum tentang Pemberdayaan Masyarakat Dusun Prenngan dalam menyongsong Muktamar Muhammadiyah dengan mensosialisasikan Perda tentang larangan peracuran, di Dusun Prenggan, Tamantirto, Bantul.
2008 DPL KKN tematik pengawasan pemilu di Gunungkidul 2008 Evaluator raperda pondokan kabupaten sleman, 2008 2008 Evaluator raperda pendidikan Kabupaten Sleman, 2008
2008 Siaran Obrolan Konstitusi tentang Pasang Surut Partai Politik di Radio RRI Yogyakarta
RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI
Tahun Lulus
Jenjang Perguruan Tinggi Jurusan/
Bidang Studi
2002 S2 Univ. Islam Indonesia Ilmu Hukum/Hukum
Tata Negara
1996 S1 Univ. Gadjah Mada Ilmu Hukum/Hukum
(29)
2007 Sosialisasi UU Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak di dusun Kembangarum, Turi, Sleman
2006 Sosialisasi Pemilihan Kepala Daerah di RRI dan Radio Retjo Buntung Yogyakarta
Yogyakarta, 1 Juli 2012
(30)
Lampiran 2 Gambaran Ipteks yang ditransfer kepada mitra
Teknologi Vertikultur
Vertikultur adalah budidaya tanaman pertanian dengan cara membuat instalasi bertingkat (vertikal) pada sebuah lahan dengan maksud untuk meningkatkan jumlah tanaman tanpa menambah areal. Berasal dari kata Vertikal yang berarti tegak lurus dan Kultur yang sama dengan budidaya atau pemuliabiakan. Vertikultur merupakan salah satu teknik ekstensifikasi pertanian dengan melipatgandakan jumlah tanaman yang ditempatkan secara bersusun ke atas. Orang mengenal pola vertikultur pertama kali adalah penanaman yang menggunakan pot dengan tanah sebagai media tanamnya. Pada saat itu beberapa pot dengan sengaja diletakkan di atas pot-pot yang lain dalam upaya melindungi tanaman dari intensitas sinar matahari atau memang karena keterbatasan lahan.
Bahan yang digunakan dalam vertikultur dapat menggunakan peralatan baru atau bekas, dari bahan yang kuat seperti pipa pralon PVC, pralon gerabah, bambu, karung, pot atau bahan lainnya. Kerangka penyangga juga dapat menggunakan pipa besi, balok semen, pipa pralon PVC, kayu, bambu, atau bahan penyangga lainnya.
Vertikultur terus berkembang sehingga mempunyai banyak model dan bentuk. Memanfaatkan teknologi lain, vertikultur dapat dipadukan dengan aeroponik menjadi Instalasi Vertikultur Aeroponik sebagai perpaduan usaha agribisnis berupa budidaya tanaman hortikultura dengan perawatan otomatis dan teknologi menanam di udara (Aeroponik) dengan teknologi penyiraman otomatis.
(31)
1. Persiapan wadah atau kolom medium tanam
Wadah atau kolom yang akan digunakan dalam vertikultur tergantung pada model dan bentuk yang dipilih. Model vertikultur yang akan digunakan berupa vertikultur dengan media tanah. Pada vertikultur dengan media tanah, bangunan berupa model sederhana dari pipa pralon (PVC), model sederhana dari bambu dan botol bekas minuman dan modifikasinya yang disusun secara kelompok (kolektif) membentuk segiempat, segiempat bertingkat model gantung.
2. Persiapan medium tanam
Dalam budidaya secara vertikultur, pemilihan medium tanam merupakan hal yang penting karena berhubungan dengan tempat tumbuhnya tanaman. Medium tanaman dipilih yang memungkinkan tanaman tumbuh dengan baik pada tempat yang terbatas, antara lain pupuk kandang, kompos, sekam bakar dan tanah yang disterilkan.
3. Pemilihan jenis tanaman
Tanaman yang ditanam dalam vertikultur adalah tanaman yang ukuran tidak besar dan umurnya pendek (semusim), biasanya berupa tanaman sayuran baik sayuran daun seperti sawi, slada, seledri, kangkung dan sebagainya, atau sayuran buah seperti lombok, tomat, terong.Jenis tanaman disesuaikan dengan tempat medium tanam, yaitu dilakukan pada sayuran dan tanaman hias yang perakarannya tidak terlalu dalam.
4. Penanaman
Untuk menjamin keberhasilan pertumbuhan, penanaman pada vertikultur dilakukan melalui pembibitan terlebih dahulu. Pembibitan dilakukan sampai bibit siap tanam antara 3-4 minggu tergantung jenis tanamannya. Penanaman dilakukan dengan mencabut bibit dan menanamnya, dilakukan pada sore hari agar bibit tidak layu.
5. Pemeliharaan
Dalam pemeliharaan, faktor yang perlu diperhatikan antara lain kesuburan tanah, pencahayaan, ketersediaan air, dan organsime pengganggu tanaman. Untuk menjamin ketersediaan unsur hara tanah, perlu dilakukan pemupukan. Jenis, jumlah dan waktu pemupukan tergantung pada jenis tanaman yang diusahakan. Pada tanaman yang hasil akhirnya berupa daun seperti sayuran, pemupukan dilakukan dengan pupuk yang banyak mengandung nitrogen, sedangkan jika hasil tanaman berupa biji atau buah, selain pupuk nitrogen juga diperlukan pupuk yang banyak mengandung fosfor. Untuk menjaga kesuburan fisik, kimia maupun biologi tanah, sebaiknya digunakan pupuk organik baik padat atau cair yang dapat
(32)
diperoleh dengan mengolah sampah atau limbah rumah tangga. Pupuk diberikan secara berkala dengan pemberian pada medium tanam atau disemprotkan.
Jumlah cahaya yang diperlukan oleh tanaman tergantung pada jenis tanamannya. Jika tanaman membutuhkan cahaya yang banyak, sebaiknya bangunan vertikultur diletakan pada tempat yang terbuka, sebaliknya jika kebutuhan cahaya rendah dapat diletakkan pada tempat yang agak teduh. Untuk mencukupi kebutuhan air, pemberian air dilakukan sesuai keadaan tanah. Irigasi dapat dilakukan dengan menyiram menggunakan gembor, irigasi tetes, atau secara otomatis menggunakan pompa air otomatis.
Pengendalian organisme pengganggu tanaman dapat dilakukan secara preventif dengan menjadi kesehatan tanaman, secara manual dengan mengambil hama secara langsung, atau secara kimiawi menggunakan pestisida. Karena sayuran merupakan tanaman yang dikonsumsi dalam bentuk mentah maka disarankan menggunakan pestisida nabati yang dibuat dari berbagai tumbuhan/ tanaman sehingga aman bagi tanaman, lingkungan dan manusia.
(1)
i. Nara sumber Forum Komunikasi Kabar Desa di RRI Yogyakarta : Pertanian Organik dan Mikro Organisme Lokal (2009)
9. Pengalaman Membimbing Mahasiswa yang terkait
No Pengalaman Membimbing Tahun
1 Pembimbing PKM-M : Penerapan Pertanian Organik 2008 2 Pembimbing PKM-P : Pengaturan Jarak Tanam dan Jumlah Bibit
Padi Dalam Sistem Budidaya Aerob Terkendali
2009 3 Pembimbing Program Mahasiswa Wirausaha : Produksi Pepaya
California Organik Kerjasama Dengan PT. Komunika Anteronusa
2009 4 Pembimbing PKM-P : Uji Efektivitas Daun Babandotan
(Ageratum conyzoides) Sebagai Pestisida Nabati Ulat Grayak (Spodoptera litura) Pada Tanaman Kedelai
2011
5 Pembimbing PKM-P : Pengaruh Berbagai Konsentrasi Ekstrak Bintaro (Cerbera odollam) sebagai Pestisida Nabati Terhadap Pengendalian Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura) pada Tanaman Kedelai
2011
6 Pembimbing PKM-M : Penerapan Sistem Pertanian Lorong Dalam Upaya Konservasi Lahan Terdampak Erupsi Merapi Di Dusun Jambu Desa Kepuharjo Cangkringan Kabupaten Sleman
2011
Yogyakarta, 1 Juli 2013
(2)
Biodata Anggota Pelaksana
1. Nama : Septi Nur Wijayanti, S.H.,M.H.
2. NIK/NIDN : 153 029 / 0518097301
3. Tempat dan tanggal lahir : Yogyakarta, 18 September 1973 4. Golongan/Pangkat : IVa/ Pembina
5. Jabatan Fungsional Akademik: Lektor Kepala
6. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
7. Alamat : Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul 8. Telp./faks : 0274-387656/0274-387646
9. Alamat Rumah : Kembangarum XIV, Turi, Sleman, DIY 10. Telp./Faks. : 0274-4461512 (08164260922)
11. Alamat e-mail : septiwijayanti@ymail.com
KEGIATAN PROFESIONAL/PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Tahun Kegiatan
2012 Mitra Pengawas Pemilu Kabupaten Sleman kersama dengan Bawaslu RI 2012 Legal drafting workshop dewan perwakilan mahasiswa
2012 Sosialiasi uu nomor 36/2009 tentang kesehatan dengan tema
perlindugnan hukum masyarakat terhadap pemenuhan hak informasi kesehatan di ranting asyiyah kembangarum,
2011 Siaran obrolan konstitusi tentang penegakan hukum yang adil di RRI 2010 Tim legal drafting penyusunan raperda lingkungan kota Yogyakarta 2010 Siaran Obrolan Konstitusi tentang Impeachment di Radio RRI
Yogyakarta
2010 DPL KKN Tematik Muktamar di UMY
2009 Siaran Obrolan Konstitusi tentang Hak Memilih dan Hak Dipilih di Radio RRI Yogyakarta
2009 DPL KKN tematik pilpres di Bantul
2008 Penyuluhan Hukum tentang Pemberdayaan Masyarakat Dusun Prenngan dalam menyongsong Muktamar Muhammadiyah dengan mensosialisasikan Perda tentang larangan peracuran, di Dusun Prenggan, Tamantirto, Bantul.
2008 DPL KKN tematik pengawasan pemilu di Gunungkidul 2008 Evaluator raperda pondokan kabupaten sleman, 2008 2008 Evaluator raperda pendidikan Kabupaten Sleman, 2008
2008 Siaran Obrolan Konstitusi tentang Pasang Surut Partai Politik di Radio RRI Yogyakarta
2007 Memberikan Pelatihan Legal Drafting bagi Kader Angkatan Muda Muhammadiyah di Kaliurang, Sleman
2007 Penyuluhan Hukum tentang Perlindungan Hukum Negara Terhadap Anak di dusun Prenggan, Tamantirto, Bantul
RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI Tahun
Lulus
Jenjang Perguruan Tinggi Jurusan/
Bidang Studi
2002 S2 Univ. Islam Indonesia Ilmu Hukum/Hukum
Tata Negara
1996 S1 Univ. Gadjah Mada Ilmu Hukum/Hukum
(3)
2007 Sosialisasi UU Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak di dusun Kembangarum, Turi, Sleman
2006 Sosialisasi Pemilihan Kepala Daerah di RRI dan Radio Retjo Buntung Yogyakarta
Yogyakarta, 1 Juli 2012
(4)
Lampiran 2 Gambaran Ipteks yang ditransfer kepada mitra
Teknologi Vertikultur
Vertikultur adalah budidaya tanaman pertanian dengan cara membuat instalasi bertingkat (vertikal) pada sebuah lahan dengan maksud untuk meningkatkan jumlah tanaman tanpa menambah areal. Berasal dari kata Vertikal yang berarti tegak lurus dan Kultur yang sama dengan budidaya atau pemuliabiakan. Vertikultur merupakan salah satu teknik ekstensifikasi pertanian dengan melipatgandakan jumlah tanaman yang ditempatkan secara bersusun ke atas. Orang mengenal pola vertikultur pertama kali adalah penanaman yang menggunakan pot dengan tanah sebagai media tanamnya. Pada saat itu beberapa pot dengan sengaja diletakkan di atas pot-pot yang lain dalam upaya melindungi tanaman dari intensitas sinar matahari atau memang karena keterbatasan lahan.
Bahan yang digunakan dalam vertikultur dapat menggunakan peralatan baru atau bekas, dari bahan yang kuat seperti pipa pralon PVC, pralon gerabah, bambu, karung, pot atau bahan lainnya. Kerangka penyangga juga dapat menggunakan pipa besi, balok semen, pipa pralon PVC, kayu, bambu, atau bahan penyangga lainnya.
Vertikultur terus berkembang sehingga mempunyai banyak model dan bentuk. Memanfaatkan teknologi lain, vertikultur dapat dipadukan dengan aeroponik menjadi Instalasi Vertikultur Aeroponik sebagai perpaduan usaha agribisnis berupa budidaya tanaman hortikultura dengan perawatan otomatis dan teknologi menanam di udara (Aeroponik) dengan teknologi penyiraman otomatis.
(5)
1. Persiapan wadah atau kolom medium tanam
Wadah atau kolom yang akan digunakan dalam vertikultur tergantung pada model dan bentuk yang dipilih. Model vertikultur yang akan digunakan berupa vertikultur dengan media tanah. Pada vertikultur dengan media tanah, bangunan berupa model sederhana dari pipa pralon (PVC), model sederhana dari bambu dan botol bekas minuman dan modifikasinya yang disusun secara kelompok (kolektif) membentuk segiempat, segiempat bertingkat model gantung.
2. Persiapan medium tanam
Dalam budidaya secara vertikultur, pemilihan medium tanam merupakan hal yang penting karena berhubungan dengan tempat tumbuhnya tanaman. Medium tanaman dipilih yang memungkinkan tanaman tumbuh dengan baik pada tempat yang terbatas, antara lain pupuk kandang, kompos, sekam bakar dan tanah yang disterilkan.
3. Pemilihan jenis tanaman
Tanaman yang ditanam dalam vertikultur adalah tanaman yang ukuran tidak besar dan umurnya pendek (semusim), biasanya berupa tanaman sayuran baik sayuran daun seperti sawi, slada, seledri, kangkung dan sebagainya, atau sayuran buah seperti lombok, tomat, terong. Jenis tanaman disesuaikan dengan tempat medium tanam, yaitu dilakukan pada sayuran dan tanaman hias yang perakarannya tidak terlalu dalam.
4. Penanaman
Untuk menjamin keberhasilan pertumbuhan, penanaman pada vertikultur dilakukan melalui pembibitan terlebih dahulu. Pembibitan dilakukan sampai bibit siap tanam antara 3-4 minggu tergantung jenis tanamannya. Penanaman dilakukan dengan mencabut bibit dan menanamnya, dilakukan pada sore hari agar bibit tidak layu.
5. Pemeliharaan
Dalam pemeliharaan, faktor yang perlu diperhatikan antara lain kesuburan tanah, pencahayaan, ketersediaan air, dan organsime pengganggu tanaman. Untuk menjamin ketersediaan unsur hara tanah, perlu dilakukan pemupukan. Jenis, jumlah dan waktu pemupukan tergantung pada jenis tanaman yang diusahakan. Pada tanaman yang hasil akhirnya berupa daun seperti sayuran, pemupukan dilakukan dengan pupuk yang banyak mengandung nitrogen, sedangkan jika hasil tanaman berupa biji atau buah, selain pupuk nitrogen juga diperlukan pupuk yang banyak mengandung fosfor. Untuk menjaga kesuburan fisik, kimia maupun biologi tanah, sebaiknya digunakan pupuk organik baik padat atau cair yang dapat
(6)
diperoleh dengan mengolah sampah atau limbah rumah tangga. Pupuk diberikan secara berkala dengan pemberian pada medium tanam atau disemprotkan.
Jumlah cahaya yang diperlukan oleh tanaman tergantung pada jenis tanamannya. Jika tanaman membutuhkan cahaya yang banyak, sebaiknya bangunan vertikultur diletakan pada tempat yang terbuka, sebaliknya jika kebutuhan cahaya rendah dapat diletakkan pada tempat yang agak teduh. Untuk mencukupi kebutuhan air, pemberian air dilakukan sesuai keadaan tanah. Irigasi dapat dilakukan dengan menyiram menggunakan gembor, irigasi tetes, atau secara otomatis menggunakan pompa air otomatis.
Pengendalian organisme pengganggu tanaman dapat dilakukan secara preventif dengan menjadi kesehatan tanaman, secara manual dengan mengambil hama secara langsung, atau secara kimiawi menggunakan pestisida. Karena sayuran merupakan tanaman yang dikonsumsi dalam bentuk mentah maka disarankan menggunakan pestisida nabati yang dibuat dari berbagai tumbuhan/ tanaman sehingga aman bagi tanaman, lingkungan dan manusia.