Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Pogram Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan

(1)

Lampiran 1. Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Nomor Sampel Umur (Tahun) Pendidikan (Tahun) Jumlah Pendapatan (Rp) Jumlah Tanggungan (Jiwa)

1 36 12 1,800,000 2

2 43 12 1,200,000 3

3 37 15 4,200,000 4

4 41 12 1,400,000 4

5 62 15 4,400,000 2

6 23 12 1,500,000 3

7 57 12 800,000 2

8 44 16 4,000,000 4

9 54 16 3,000,000 2

10 36 12 1,600,000 3

11 35 12 2,900,000 2

12 37 9 800,000 3

13 32 12 1,500,000 3

14 47 12 2,200,000 4

15 27 9 1.7.00.000 3

16 51 6 1,750,000 4

17 38 12 2,300,000 4

18 44 16 3,000,000 5

19 39 16 2,500,000 3

20 30 12 2,000,000 2

21 53 12 2,000,000 3

22 66 9 1,800,000 2

23 43 9 2,500,000 3

24 38 15 3,300,000 2

25 45 9 3,200,000 4

26 32 16 4,800,000 2

27 48 9 3,000,000 3

28 35 16 4,100,000 1

29 37 15 3,500,000 2

30 41 9 2,100,000 3

Total 1251 369 73150000 87


(2)

Lampiran 2. Skor Pelaksanaan Program PNPM Mandiri

No Sampel

Daftar Pertanyaan

Total Skor Intrepetasi

I II III

1 18 18 18 54 Berhasil

2 18 15 16 49 Berhasil

3 19 17 19 55 Berhasil

4 19 20 20 59 Berhasil

5 20 19 18 57 Berhasil

6 18 16 17 51 Berhasil

7 20 15 15 50 Berhasil

8 19 16 17 52 Berhasil

9 18 19 15 52 Berhasil

10 18 13 18 49 Berhasil

11 17 18 17 52 Berhasil

12 16 13 17 46 Berhasil

13 18 15 17 50 Berhasil

14 19 17 18 54 Berhasil

15 11 10 11 32 Berhasil

16 18 17 17 52 Berhasil

17 19 17 16 52 Berhasil

18 18 16 13 47 Berhasil

19 18 13 18 49 Berhasil

20 18 13 18 49 Berhasil

21 18 13 17 48 Berhasil

22 10 11 10 31 Berhasil

23 17 17 18 52 Berhasil

24 16 15 16 47 Berhasil

25 18 17 13 48 Berhasil

26 15 15 18 48 Berhasil

27 15 17 17 49 Berhasil

28 14 14 15 43 Berhasil

29 14 15 16 45 Berhasil

30 15 13 16 44 Berhasil

Total 511 464 491 1466


(3)

Lampiran 3. Perhitungan Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Terhadap Pelaksanaan PNPM Mandiri di Kelurahan Tangkahan Menggunakan SPSS 16.

Model Summary(b)

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin-Watson R Square Change F

Change df1 df2

Sig. F Change

1 .407a .166 .032 5.832 .166 1.243 4 25 .318 2.070 a. Predictors: (Constant), Jumlah Tanggungan, Umur, Jumlah

Pendapatan, Tingkat Pendidikan

b. Dependent Variable: Skor

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 169.146 4 42.286 1.243 .318a

Residual 850.321 25 34.013 Total 1019.467 29

a. Predictors: (Constant), Jumlah Tanggungan, Umur, Jumlah Pendapatan, Tingkat Pendidikan b. Dependent Variable: Skor

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 33.007 8.501 3.883 .001 Umur .026 .111 .044 .238 .814 Tingkat Pendidikan .688 .404 .325 1.704 .101 Jumlah Pendapatan .001 .006 .050 .264 .794 Jumlah Tanggungan 2.144 1.213 .334 1.767 .089


(4)

Lampiran 4. Daftar Kuisioner Keberhasilan Program PNPM Mandiri di Kelurahan Tangkahan

I. PERENCANAAN PNPM MANDIRI

1. Apakah ada perencanaan sebelum pelaksaaan PNPM mandiri perkotaan di kelurahan tangkahan?

a. Ada b. Tidak ada Alasan:

... 2. Apakah perencanaan disusun sesuai dengan kebutuhan masyarakat PNPM

mandiri perkotaan di kelurahan tangkahan? a. Ya b. Tidak

Alasan :

... 3. Apakah dalam perencanaan program PNPM mandiri perkotaan di

Kelurahan Tangkahan ini terdapat kerjasama antara pemerintah, tokoh masyarakat, masyarakat umum dan lembaga terkait lainnya?

a. Ya b. Tidak Alasan:

... 4. Apakah dalam menyusun perencanaan melibatkan masyarakat di kelurahan

tangkahan?

a. Ya b. Tidak

Alasan:

... 5. Menurut anda dalam pengambilan keputusan setiap perencanaan, apakah

pihak PNPM mandiri perkotaan memberikan kesempatan pada masyarakat untuk berpartisipasi?


(5)

Alasan:

... 6. Apakah dalam rapat perencanaan PNPM, masyarakat bebas untuk

menyatakan pendapat demi keberhasilan program itu sendiri?

a. Ya b. Tidak

Alasan:

... 7. Apakah saudara (masyarakat umum) mengetahui semua hasil rapat

perencanaan PNPM mandiri perkotaan di kelurahan Tangkahan? a. Ya tahu b. Tidak tahu

Alasan:

... 8. Menurut anda, Bagaimana kesiapan PNPM Mandiri dalam memajukan Kel.

Tangkahan?

a. Baik b. Tidak baik Alasan:

... 9. Apakah proses perencanaan memerlukan waktu yang lama?

a. Ya b. Tidak Alasan:

... 10. Apakah saudara( masyarakat umum) mengetahui alasan PNPM mandiri

memilih perencanaan tersebut untuk daerah tangkahan? a. Ya tahu b. Tidak tahu

Alasan:

...

II. PELAKSANAAN PNPM MANDIRI

1. Apakah dalam pelaksanaan PNPM mandiri, didampingi oleh pihak PNPM mandiri ataupun konsultan dari pihak pemerintah?


(6)

Alasan:

... 2. Apakah pelaksanaan kegiatan PNPM mandiri sudah sesuai dengan

perencanaan yang disepakati antara masyarakat dan pihak PNPM mandiri? a. Ya sesuai b. Tidak sesuai

Alasan:

... 3. Apakah program yang dilaksanakan di kelurahan tangkahan ini sudah

sesuai dengan pedoman umum PNPM mandiri perkotaan? a. Ya sesuai b. Tidak sesuai

Alasan:

... 4. Apakah ada sosialisasi mengenai program yang dilaksanakan PNPM

mandiri perkotaan?

a. Ada b. Tidak ada Alasan:

... 5. Apakah pihak PNPM mandiri perkotaan memberikan kesempatan kepada

masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam kelancaran pelaksanaan PNPM mandiri perkotaan di kelurahan tangkahan?

a. Ya b. Tidak

Alasan:

... 6. Apakah masyarakat di kelurahan tangkahan ikut serta dalam pelaksanaan

program PNPM mandiri diperkotaan? a. Ya b. Tidak Alasan:


(7)

7. Apakah masyarakat mengerti dengan jelas tentang prosedur pelaksanaan PNPM mandiri di kelurahan tangkahan?

a. Ya b. Tidak Alasan:

... 8. Apakah ada pengawasan dari masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan

program PNPM mandiri perkotaan di keluahan tangkahan? a. Ada b. Tidak ada

Alasan : ...

9. Apakah pelaksanaan program PNPM mandiri menimbulkan masalah? a. Ya b. Tidak

Alasan : ...

10. Adakah solusi yang diberikan pihak PNPM mandiri terhadap masalah yang timbul di lapangan ?

a. Ada b. Tidak ada Alasan:

...

III. EVALUASI PNPM MANDIRI

1. Jika ada permasalahan, Apakah masyarakat puas terhadap solusi yang

diberikan oleh pihak PNPM mandiri?

a. Ya b. Tidak

Alasan:

...

2. Menurut Anda, apakah program yang dilaksanakan sudah tepat sasaran/

terhadap masyarakat yang membutuhkan?

a. Ya b. Tidak


(8)

3. Menurut anda, apakah waktu untuk melaksanakan program kegiatan ini sesuai dengan yang direncanakan ?

a. Sesuai b. Tidak sesuai Alasan:

... 4. Apakah penggunaan dana PNPM sudah sesuai dengan anggaran

perencanaan program PNPM mandiri di kelurahan tangkahan? a. Sudah sesuai b. Belum sesuai

Alasan:

... 5. Apakah sudah transparan dana bantuan yang diberikan kepada masyarakat

dalam program PNPM mandiri di kelurahan tangkahan? a. Ya b. Tidak

Alasan:

... 6. Apakah masyarakat puas terhadap kinerja yang dilakukan oleh pihak

terkait kegiatan PNPM mandiri perkotaan ? a. Ya puas b. Tidak puas Alasan:

... 7. Apakah ada peningkatan kinerja pihak PNPM mandiri dari tahun ketahun

terhadap program yang dilaksanakan di kelurahan tangkahan? a. Ada b. Tidak ada

Alasan:

... 8. Bagaimana pendapat anda tentang keberhasilan pelaksanaan PNPM

mandiri jika dilihat dari pelaksanaan yang telah dilakukan sebelumnya? a. Berhasil b. Tidak berhasil

Alasan:


(9)

9. Apakah ada kemajuan di Kel. Tangkahan setelah pelaksanaan PNPM Mandiri?

a. Ada b. Tidak ada Alasan:

...

10.Dari program yang sudah ada apakah perlu penambahan program lain untuk

mensukseskan program PNPM mandiri perkotaan dikelurahan tangkahan?

a. Perlu b. Tidak perlu

Alasan:


(10)

DAFTAR PUSTAKA

BPS,2011. Deskripsi Wilayah Kelurahan Tangkahan.Medan. Daulay,Murni.2009. Kemiskinan Pedesaan. USU Press. Medan.

Departemen Pekerjaan Umum,2011. Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri

Perkotaan. PNPM Mandiri. Medan

Guhardja, Suprihatin., Hidayat Syarif., Hartoyo., dan Harien Puspitawati.,1993.

Pengembangan Sumberdaya Keluarga. Gunung Mulia. Jakarta.

Gustina, Indah.,2008. Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan di

Perkotaan (P2KP) di Kec Medan Maimun.Tesis. Universitas

Sumatera Utara.

PNPM Mandiri,2012. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

(PNPM Mandiri) diakses dari www.pnpm-mandiri.com pada 9

desember 2012. Medan.

Soekartawi,1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. UI Press. Jakarta. Soekartawi, 1999. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Soepomo. 1997. Metode Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Penerbit Alfabeta. Bandung. Sujito, Arie., 2011. Pokok- Pokok Pikiran Penanggulangan Kemiskinan di

Indonesia. Diakses dari www. Pergerakan- indonesia.org, pada

desember 2012. Medan.

Supriana, Tavi.,2009. Pengantar Ekonometrika Aplikasi Dalam Bidang

Ekonomi Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Suratiyah, Ken., 2009. Ilmu Usahatani. Cetakan ke-III. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.

Waty, Eka Tias., 2011. Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Kelautan Perikanan Terhadap Permberdayaan Masyarakat Pesisir (Studi Kasus Kec Awangpne Kab Bone Sulawesi Selatan) Skripsi. Universitas Hasanudin. Makassar.


(11)

METODE PENELITIAN

Metode Penetuan Daerah Penelitian

Penelitian dilakukan di Kelurahan Tangkahan Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan. Penentuan daerah penelitian dengan pertimbangan bahwa berdasarkan data sekunder yang diperoleh, daerah Tangkahan merupakan kelurahan yang memperoleh dana bantuan terbesar bersama Kelurahan Martubung di Kecamatan Medan Labuhan.

Untuk melihat dana alokasi BLM PNPM Mandiri Perkotaan pada tingkat kelurahan di Kecamatan Medan Labuhan, maka disajikan Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Dana Alokasi Bantuan Langsung Masyarakat PNPM Mandiri Perkotaan Kecamatan Medan Labuhan

Kelurahan

DUB (Rp. Juta)

DDUB (Rp. Juta)

Total BLM (Rp. Juta)

Besar 210 5 215

Martubung 412.5 12.5 425

SeiMati 352.5 12.5 365

PekanLabuhan 352.5 12.5 365

Nelayan Indah 220 5 225

Tangkahan 412.5 12.5 425

Jumlah 1960 60 2020

Sumber: PNPM Mandiri Perkotaan, 2012

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa kelurahan yang mendapat bantuan terbesar adalah Kelurahan Martubung dan Kelurahan Tangkahan yaitu sebesar Rp.412.500.000,-. Sejak tahun 2007 hingga saat ini tentunya sudah banyak pembangunan yang terjadi di Kelurahan Tangkahan.Oleh karena itu peneliti ingin melihat lebih lanjut tentang pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Tangkahan tersebut.


(12)

Sedangkan Medan Labuhan merupakan Kecamatan yang mendapatkan bantuan dana PNPM perkotaan terbesar kedua setelah Kecamatan Medan Tembung di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2. Dana Alokasi Bantuan Langsung Masyarakat PNPM Mandiri Perkotaan Per Kecamatan di Medan

No. Kecamatan

PNPM Perkotaan (Rp. Juta) Total (Rp. Juta) APBN (Rp. Juta) APBD (Rp. Juta)

1 Medan Tuntungan 1975 1975 1876 99

2 Medan Johor 1460 1460 1387 73

3 Medan Amplas 1100 1100 1045 55

4 Medan Denai 1185 1185 1126 59

5 Medan Area 1235 1235 1173 62

6 Medan Kota 2000 2000 1900 100

7 Medan Maimun 1475 1475 1401 74

8 Medan Polonia 650 650 618 33

9 Medan Baru 480 480 456 456

10 Medan Selayang 590 590 561 30

11 Medan Sunggal 1280 1280 1216 64

12 Medan Helvetia 710 710 675 36

13 Medan Petisah 810 810 770 41

14 Medan Barat 910 910 865 40

15 Medan Timur 1760 1760 1672 88

16 Medan Perjuangan 1650 1650 1568 83

17 Medan Tembung 2255 2255 2142 113

18 Medan Deli 1300 1300 1235 65

19 Medan Labuhan 2020 2020 1919 101

20 Medan Marelan 1395 1395 1325 70

21 Medan Kota Belawan 1770 1770 1682 89

Jumlah 28010 28010 26612 1831

Sumber: PNPM Mandiri Perkotaan, 2012

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa Kecamatan yang memperoleh dana BLM dari PNPM Mandiri Pemerintah adalah Kecamatan Medan Tembung yaitu sebesar Rp.2.255.000.000,-, Kemudian diikuti Kecamatan Medan Labuhan yaitu sebesar Rp.2.020.000.000,-.


(13)

Metode Penentuan Sampel

Sampel merupakan gambaran dari populasi, Pengambilan sampel dilakukan secara Simple Random Sampling yaitu sampel diambil secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada.

Menurut Soepomo (1997) di dalam penelitian korelasional, paling sedikit diambil 30 sampel dari elemen populasi.

Sedangkan menurut Roscoe (1975) dalam Sugiyono (2010) memberikan acuan umum untuk menentukan ukuran sampel:

1. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian.

2. Jika sampel dipecah kedalam sub sampel (Pria/wanita, junior/senior, dan sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat.

3. Dalam penelitian multivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel sebaiknya 10 kali lebih besar dari jumlah variable dalam penelitian.

4. Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan control eksperimen yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel yang kecil antara 10 sampai 20.

Dari hasil pra survey diperoleh jumlah populasi masyarakat di daerah penelitian terdiri dari 4559 rumah tangga. Dari total rumah tangga yang ada, dipilih 30 rumah tangga sebagai sampel.


(14)

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara secara langsung dengan masyarakat sampel di daerah penelitian, dan data sekunder dari lembaga terkait seperti BPS Medan, Kantor Kelurahan Tangkahan, Dinas Pekerjaan Umum dan juga Website PNPM Mandiri.

Metode Analisis Data

Untuk menyelesaikan masalah pertama digunakan metode analisis deskriptif yaitu dengan mengamati mekanisme pelaksanaan PNPM Mandiri di daerah penelitian.

Untuk menyelesaikan masalah yang kedua, digunakan metode analisis deskriptif yaitu dengan melihat dan mengamati program pemberdayaan masyarakat telah yang dilaksanakan dalam kurun waktu 2007 sampai dengan 2012 di daerah penelitian.

Untuk hipotesis 1 digunakan dengan metode deskriptif yang dibantu dengan skoring. Untuk mencari pelaksanaan program PNPM mandiri perkotaan yaitu dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif berdasarkan 3 (tiga) parameter. Adapun parameter tersebut adalah perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi atau pemantauan. Setiap parameter diberi skor 1 untuk rendah, skor 2 untuk tinggi. Setiap parameter diwakili oleh 10 pertanyaan. Dengan total skor sebanyak 60 . Dengan penilaian sebagai berikut :


(15)

Apabila skor > 30 = pelaksanaan program PNPM mandiri perkotaan dikatakan berhasil.

Dan ≤ 30 = pelaksanaan program PNPM mandiri perkotaan dikatakan tidak berhasil.

Untuk hipotesis 2 yaitu untuk menganalisis pengaruh karakteristik sosial ekonomi (umur, tingkat pendidikan, pendapatan, jumlah tanggungan) masyarakat terhadap keberhasilan pelaksanaan program PNPM mandiri Perkotaan di daerah penelitian, maka digunakan metode analisis regresi linear berganda.

Dalam hal pengerjaannya, peneliti menggunakan SPSS 19 dalam penyajian data. Supriana (2009) menyatakan rumus linear berganda sebagai berikut:

Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + µi

Dimana:

Y = Keberhasilan Program PNPM

b0 = Konstanta

b1, b2, b3, b4 = Konstanta Regresi

X1 = Umur (tahun)

X2 = Tingkat Pendidikan (tahun)

X3 = Pendapatan (rupiah)

X4 = Jumlah Tanggungan (jiwa)


(16)

Uji Signifikansi Parameter dalam Regresi Berganda 1. Koefisien Determinasi (R2)

Dipergunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat, sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model, formulasi yang keliru, dan kesalahan eksperimental..

R2 = (JKxy) / √(JKxx.JKyy) 2 JKyy = n ∑ Yi2 – (∑ Yi)2 JKxx = n ∑ Xi2 – (∑ Xi)2 JKyy = n ∑ XY - ∑ X ∑Y Keterangan:

Jkxy = Jumlah Kuadrat xy JKxx = Jumlah Kuadrat xx Jkyy = Jumlah Kuadrat yy n = Jumlah Sampel 2. F hitung

F hitung digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara keseluruhan (serempak). Cara melakukan uji F adalah dengan membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Kriteria uji untuk uji serempak adalah:

Fhitung≥ Ftabel : maka H0 ditolak (H1 diterima)


(17)

F Hitung = ���� −��1.����1.����

(� −2)

3. t hitung

Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas (X) secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat.

t hitung = �1

�/√���� S = ����� −�1.����

(�−2)

Keterangan:

S = Standar Deviasi n = Jumlah Sampel

Cara melakukan uji t adalah dengan membandingkan nilai statistik t dengan nilai t tabel. Kriteria untuk uji t adalah:

thitung≥ ttabel... H0 ditolak

thitung≤ ttabel... H0 diterima

(Supriana, 2009).

Defenisi dan Batasan Operasional

Untuk memperjelas dan menghindari kesalahfahaman dalam mengartikan hasil penelitian ini, maka dibuat beberapa defenisi dengan batasan operasional sebagai berikut:

1. Defenisi:


(18)

b. Masyarakat perkotaan adalah masyarakat yang menurut data kependudukan terdaftar sebagai penduduk di suatu kota.

c. Kota adalah daerah pemusatan penduduk dengan kepadatan tinggi serta fasilitas modern dan sebagian besar penduduknya bekerja di luar pertanian.

d. Program adalah rancangan mengenai asas serta yg akan dijalankan.

e. Pemberdayaan masyarakat perkotaan adalah suatu cara untuk memberdayakan potensi serta kekuatan yang dimiliki oleh masyarakat yang tinggal di perkotaan.

f. Karakteristik masyarakat adalah faktor-faktor yang dimiliki oleh setiap individu didaerah penelitian.

g. Karakteristik masyarakat meliputi umur, tingkat pendidikan , pendapatan , dan jumlah tanggungan.

h. Umur sampel adalah umur penduduk sampel sejak dilahirkan hingga saat penelitian dilaksanakan yang dinyatakan dalam tahun.

i. Tingkat pendidikan sampel adalah pendidikan formal terakhir yang pernah ditempuh oleh sampel dinyatakan dalam tahun.

j. Pendapatan adalah pengahasilan sampel yang diperoleh dinyatakan dalam rupiah (Rp).

k. Jumlah tanggungan adalah semua anggota keluarga yang masih menjadi beban tanggungan sampel pada saat penelitian dinyatakan dalam satuan orang.


(19)

a. Daerah penelitian adalah Kelurahan Tangkahan, Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara.

b. Waktu penelitian adalah pada tahun 2013. c. Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan.


(20)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

Deskripsi Daerah Penelitian

Penelitian dilakukan di kelurahan Tangkahan, kecamatan Medan Labuhan Kota Medan.

Luas dan Topografi Kelurahan

Kelurahan tangkahan adalah salah satu kelurahan yang ada di Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan, dengan luas daerah 600,5 ha. Yang sebagian besar terdiri dari areal industri, persawahan, peternakan bebek dan permukiman penduduk. Kelurahan ini terdiri dari 12 lingkungan yang di pimpin oleh 12 kepala kepling.

Adapun batas batas daerah kelurahan tangkahan ini adalah :

- Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Martubung / Desa Pemantang Johor

- Sebelah selatan berbatasan dengan KIM-II Kab. Deli Serdang

- Sebelah timur berbatasan dengan Desa Pemantang Johor Deli Serdang - Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Besar Kec. Medan Labuhan

Jika dipaparkan terdapat 7 buah mesjid, 8 buah musholla, dan 13 buah gereja di kelurahan tangkahan ini. Mayoritas agama di kelurahan ini adalah islam yaitu sejumlah 14.682 orang, kemudian diikuti dengan agama kristen berjumlah 5.047 orang, dan katholik 374 orang. Adapun sarana dan prasarana di kelurahan tangkahan ini terbilang lengkap baik itu pendidikan , maupun kesehatan.


(21)

Keadaan Penduduk

1. Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah penduduk di kelurahan tangkahan adalah terdiri dari 20.103 jiwa dengan jumlah kepala keluarga adalah terdiri dari 5.160 k. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini :

Tabel 3. Distribusi Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2011 No. JenisKelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. Laki-Laki 10.017 49.82%

2. Perempuan 10.086 50.18%

Total 20.103 100% Sumber : BPS Sumut 2011

Berdasarkan tabel diatas diketahui jumlah penduduk di kelurahan tangkahan yang dominan adalah perempuan yaitu sebanyak 10.086 jiwa dengan presentase 50.18% dan penduduk terbanyak terdapat di lingkungan VII yakni sebanyak 2.935 jiwa.

2. Keadaan Penduduk Berdasarkan Umur

Penduduk merupakan salah satu potensi sumber daya manusia dari suatu daerah, terutama berhubungan dengan faktor tenaga kerja. Tersedianya tenaga kerja yang besar merupakan peluang bagi pengembangan berbagai macam usaha. Daerah penelitian ini memiliki penduduk 20.103 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 5.160 kk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini:


(22)

Tabel 4. Distribusi Penduduk berdasarkan Umur Tahun 2011 No. Umur Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. 0 - 4 1.076 5,3% 2. 5 - 14 2.928 14.6% 3. 15 - 44 12.019 59.8% 4. 45 - 64 3.339 16.6% 5. >65 7.41 3.7%

Total 20.103 100% Sumber : BPS Sumut 2011

Berdasarkan tabel diatas diketahui jumlah penduduk yang berusia produkif 15.358 jiwa dengan presentase 76,4 % yang berarti bahwa sebagian besar penduduk di kelurahan tangkahan ini masih produktif. Dengan melihat masih banyaknya penduduk yang berusia produktif maka dapat memudahkan dalam pelaksanaan program PNPM mandiri yang dijalankan pemerintah di kelurahan ini. Selain itu karena usia produktif yang lebih tinggi berarti sektor perekonomian masih potensial untuk ditingkatkan selain itu kemungkinan tingkat kesejahteraan masyarakat lebih terjamin.

3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan faktor penting dalam menunjang kelancaran pembangunan suatu daerah. Masyarakat yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi akan mudah dalam mengadaptasi suatu program baru yang masuk sebagai upaya mengembangankann kelurahan mereka. Begitu pula sebaliknya, masyarakat dengan pendidikan rendah akan lebih sulit dalam menerima program baru yang masuk. Orang yang berpendidikan tinggi cenderung berfikir lebih rasional dan umumnya cenderung menerima inovasi. Distribusi penduduk berdasarkan tingkat pendidikannya dapat dilihat pada Tabel 5.


(23)

Tabel 5. Distribusi Penduduk berdasarkan Tingkat Pendididkan Tahun 2011

No. JenisKelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. Belum Sekolah/Tidak 10.990 37.8%

2. Tidak Tamat SD 2.276 7.8%

3. Tamat SD 3.005 10.3%

4. Tamat SLTP 5.493 18.9%

5. Tamat SMA 6.947 23.9%

6. Perguruan 401 1.3%

Total 20.103 100% Sumber : BPS Sumut 2011

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa penduduk di kelurahan tangkahansebagian besar masyarakatnya tidak bersekolah kemudian tingkat pendidikan masyarakat yang tamat sekolah menengah atas yaitu 6.947 jiwa dengan presentase 23,9 %. Tingkat pendidikan yang paling sedikit adalah tamat perguruan tinggi yaitu sebanyak 401 jiwa dengan presentase 1,3 %. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan masyarakat di kelurahan tangkahan sebagian besar tergolong sedang , hal ini dapat meningkatkan pembangunan di kelurahan penelitian, karena masyarakatnya sebagian besar tergolong dalam kategori masyarakat yang memiliki pendidikan. Dengan begitu lebih dapat berhati hati dalam pengambilan keputusan dalam setiap rencana sebagai upaya pengembangan daerahnya.

4. Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencahariannya

Mata pencaharian penduduk di suatu wilayah menunjukkan struktur perekomian yang ada pada suatu wilayah tersebut. Mata pencaharian penduduk dikelurahan tangkahan bersifat heterogen. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat distribusi penduduk berdasarkan mata pencahariannya pada Tabel 6.


(24)

Tabel 6. Distribusi Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2011 No. JenisKelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. PNS 134 0.6%

2. TNI/POLRI 41 0.2%

3. Pedagang 544 2.7%

4. Pensiunan 49 0.2%

5. BUMN/BUMD 40 0.2%

6. Buruh 4.110 20.4%

7. Nelayan 184 0.1%

8. Guru 133 0.6%

9. Wiraswasta 2.234 11.2% 10. Lain lain 12.633 62.9%

Total 20.103 100% Sumber : BPS Sumut 2011

Berdasarkan tabel diatas , dapat dilihat bahwa penduduk di kelurahan tangkahan sebagian besar tidak bekerja termasuk didalamn yang belum bekerja, ibu rumah tangga, dan pelajar/mahasiswa dengan jumlah penduduknya 12.633 jiwa dengan presentasi 62,9%. untuk jenis pekerjaan yang mendominasi di kelurahan ini adalah yang berprofesi sebagai buruh yaitu sebanyak 4.110 jiwa dengan presentase 20,4%. Kemudian diikuti dengan wiraswasta sebanyak 2.234 jiwa dengan presentase 11,2%. Sedangkan profesi yang paling sedikit di kelurahan tangkahan ini adalah BUMN/BUMD yitu sebanyak 40 jiwa dengan presentase 0,2%.

5. Keadaan Penduduk Berdasarkan Agama

Sebagian besar masyarakat di kelurahan tangkahan ini adalah islam, sebagai sarana tempat ibadah terdapat mesjid dan musholla, kehidupan dan kerohanian cukup baik. Selain agama islam ada penduduk yan memeluk agama kristen dan katholik. Mereka hidup berdampingan dengan rukun dan damai, hal ini dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini.


(25)

Tabel 7. Distribusi Penduduk berdasarkan Agama Tahun 2011

No. JenisKelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. Islam 14.682 73 %

2. Kristen 5.047 25.1%

3. Katholik 374 1.9%

Total 20.103 100% Sumber : BPS Sumut 2011

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa, masyarakat dikelurahan tangkahan sebagian besar memeluk agama islam dengan jumlah 1.468 jiwa dengan presentase 73%. Kemudian pemeluk agama kristen sebanyak 5.047 jiwa dengan presentase 25,1%. Dan pemeluk agama katholik sebagai pemeluk agama yang paling sedikit di kelurahan tangkahan yaitu sebanyak 374 jiwa dengan presentase 1,9%.

6. Keadaan Sarana dan prasarana

Sarana dan prasarana suatu daerah akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat di daerah tersebut. Semakin baik fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung didaerah tersebut akan mempengaruhi kemjuan daerah tersebut. Dikelurahan tangkahan keadaan jalan umumnya bagus, alat transportasi umum berupa angktan umum, becak motor tersedia untuk menjangkau daerah yang ada di kelurahan tangkahan namun sebagian besar masyarakatnya sudah memiliki kendaraan pribadi. Untuk lebih jelasnya mengenai sarana dan prasarana di kelurahan tangkahan dapat dilihat Tabel 8.


(26)

Tabel 8. Sarana dan Prasarana Pendukung Lainnya di Keurahan Tangkahan Tahun 2011

No. Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)

1. Mesjid/Musholla 15

2. Gereja 13

3. Puskesmas Pembantu 1

4. Posyandu 15

5. Posyandu Lansia 1

6. Praktek Bidan 4

7. SLTP Swasta 1

8. SLTP Negri 1

9. SD Negri 7

10. SD Swasta 1

11. PAUD PKK 2

12. PAUD Mandiri 4

Total 65 Sumber : BPS Sumut 2011

Dari tabel diatas dapat diketahui keadaan sarana dan prasarana di kelurahan tangkahan dapat diasumsikan bahwa kebutuhan masyarakat sudah cukup terpenuhi. Untuk dapat mencapai kelurahan tangkahan ini, kendaraan umum yang tersedia hanya angkot, dan beberapa becak. Sarana dan prasarana ini dianggap akan semakin mampu meningkatkan sumber daya yang ada di kelurahan tangkahan ini, sehingga kelurahan ini dapat lebih maju dan berkembang menjadi lebih baik lagi dengan potensi yang dimilikinya.


(27)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dasar Penentuan Lokasi Penerima Dana Bantuan PNPM Mandiri Kriteria pemilihan lokasi penelitian PNPM Mandiri Perkotaan

Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan bahwa pemilihan lokasi sasaran dilakukan setelah melalui seleksi dalam beberapa langkah/tahapan, yaitu:

a. Langkah I

Berdasarkan data Profil Desa 2007 (dipublikasikan oleh Biro Pusat Statistik selaku instansi yang berwenang di bidang statistik, UU No.16 tahun 1997) dan Data Permendagri No.6 tahun 2008 dipilih kecamatan perkotaan, yaitu kecamatan yang memiliki jumlah kelurahan lebih banyak daripada jumlah desa dan kecamatan yang menjadi ibu kota kabupaten.

b. Langkah II

Dari kecamatan perkotaan tersebut dipilih seluruh kelurahan/desa yang ada dalam daftar lokasi Permendagri No.6 Tahun 2008 dan usulan daerah untuk wilayah pemekaran (SK pemekaran sebelum bulan April 2008).

c. Langkah III

Dari seluruh kelurahan/desa diambil daftar lokasi PNPM Mandiri Perkotaan atau PNPM 2008 yang masuk kecamatan perkotaan atau daftar Lokasi Baru PNPM 2009 yang ada di kecamatan perkotaan, sedangkan daftar lokasi PNPM 2008 yang masuk ke dalam wilayah pemekaran kecamatan pedesaan akan difasilitasi oleh PNPM Pedesaan.


(28)

d. Langkah IV

Seluruh usulan calon lokasi sasaran diverifikasi oleh tim teknis PNPM Mandiri yang kemudian disebarluaskan daftar final lokasi sasaran PNPM Mandiri Perkotaan 2009.

Gambar 2. Bagan Penetapan Lokasi Kelurahan/Desa Sasaran PNPM Mandiri Perkotaan


(29)

Mengacu pada Data Distribusi/Sebaran Lokasi Penerima Manfaat PNPM Mandiri Perkotaanyang telah selesai dilaksanakan di seluruh Indonesia, Tim Peneliti melakukan seleksi pemilihan lokasi penelitian dalam beberapa langkah/tahapan:

a. Langkah I

Berdasarkan penilaian terhadap kinerja BKM dan partisipasi aktif UPK pada kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan yang telah selesai atau sedang berlanjut di beberapa kota di Indonesia,dilakukan pemilihan 4 lokasi kecamatan perkotaan yang termasuk dalam penilaian kondisi baik, sedang dan buruk. Pemilihan lokasi berdasarkan kinerja yang dicapai oleh masing-masing kecamatan perkotaan akan diteliti guna merumuskan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja PNPM Mandiri Perkotaan yang tentunya tidak akan lepas dari karakteristik setiap wilayah. Propinsi Bangka Belitung mempresentasikan kondisi BKM baik pada lokasi lama dan baru, propinsi Jawa Tengah mempresentasikan kondisi BKM baik pada lokasi lama, baru dan lanjutan, propinsi Sulawesi Selatan mempresentasikan kondisi sedang pada lokasi lanjutan, lama maupun baru dan Propinsi Jawa Barat mempresentasikan kondisi UPK buruk

b. Langkah II

Dari ke-4 propinsi tersebut dipilih 1 kota dan 2 kecamatan perkotaan dengan jumlah PNPM Mandiri Perkotaan paling besar dan sekaligus memiliki tantangan paling besar proses implementasi program PNPM Mandiri Perkotaan.

c. Langkah III

Dari masing-masing 2 wilayah kecamatan terpilih di setiap kota/kabupaten, dipilih masing-masing 1 kelurahan/desa dengan angka


(30)

kemiskinan yang paling tinggi sebagai sasaran utama program PNPM Mandiri Perkotaan.

Gambar 3. Bagan Penetapan Lokasi Kecamatan & Kelurahan/Desa Wilayah Penelitian

Sumber: Dokumen Tim Peneliti, 2011

Proses seleksi lokasi PNPM dilakukan secara berjenjang dari tingkat kelurahan sampai dengan provinsi. Sementara kewenangan dalam menetapkan lokasi PNPM berada di tingkat provinsi. Hal ini bertujuan agar pemerintah provinsi bersama konsultan manajemen wilayah (KMW) lebih memiliki tanggung jawab dan peran aktif dalam melakukan penilaian kelompok swadaya masyarakat


(31)

(KSM) dan menentukan lokasi PNPM serta dapat menjaring KSM – KSM terbaik di setiap provinsi.

Adapun proses seleksi dan penetapan lokasi PNPM secara rinci dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

1. Penyusunan pedoman seleksi lokasi PNPM dan penetapan kuota lokasi PNPM.

2. Sosialisasi pedoman seleksi lokasi PNPM.

3. Proses penilaian kelompok swadaya masyarakat (KSM) di tingkat kelurahan.

4. Proses verifikasi dan rekapitulasi ditingkat kabupaten/ kota. 5. Proses verifikasi dan penetapan di tingkat provinsi.

6. Proses sosialisasi surat keputusan atas penetapan lokasi PNPM.

Program-Program Pemerdayaan Masyarakat di Kelurahan Tangkahan yang dilaksanakan dari tahun 2007-2012

Hasil pemberdayaan di kelurahan tangkahan menemui kendala dari upaya merubah pola pandangan masyarakat yang menerima proyek ((top down), menjadi perencana, pelaksana dan pemelihara proyek (bottom up), menjadi perencana, pelaksana dan komunitas belajar perkotaan sampai kelurahan, dan mengelola kelompok peduli untuk menjaga kelanjutan BKM (badan keswadayaan masyarakat). Hasil pemberdayaan di kelurahan tangkahan , diutamakan pada keaktifan BKM (badan keswadayaan masyarakat). Di kelurahan tangkahan hasil pemberdayaan lebih ditunjukkan pada peran tokoh masyarakat yang penting dalam menggerakkan anggota masyarakat, termasuk didalamnya forum rapat atau


(32)

pertemuan warga sesuai dengan agenda masyarakat. Di kelurahan tangkahan masyarakat melakukan gotong royong dalam membangun infrastruktur.

Program yang berjalan di kelurahan tangkahan antara lain adalah pembuatan jalan setapak di setiap lingkungan, pembangunan yang meliputi perbaikan drainase, jembatan paltbeton yang terlaksana melalui program PNPM Mandiri, bantuan sosial berupa sembako untuk warga miskin dan Jompo pada setiap hari hari besar yang diperingati seperti lebaran dan natalan. Bantuan 150 paket peralatan bagi anak usia sekolah yang miskin, serta bantuan modal usaha bagi penderita cacat fisik serta seorang tukang ojek serta tong sampah bagi warga. Secara simbolis bantuan tersebut diberikan kepada 90 warga miskin, 150 paket alat sekolah bagi anak-anak siswa miskin dan bantuan bagi para penyandang cacat. bantuan sosial lainnya adalah memberikan pelatihan bagi warga Kelurahan Tangkahan diantaranya pelatihan pertanian dan keterampilan, memberikan pelatihan keterampilan las listrik bagi anak-anak putus sekolah maupun melanjutkan program kegiatan fisik perbaikan infrastruktur. Semua bantuan yang diberikan merupakan bantuan yang berasal dari dana PNPM. Bantuan ini tidak akan berlangsung secara rutinitas.

Untuk pemberian bantuan langsung, masyarakat mendapat bantuan dana BLM yang bersifat stimulan dan disediakan untuk memberikan akses kepada masyarakat miskin yang tergabung dalam KSM peserta kegiatan PNPM. BLM dapat digunakan untuk modal kerja, investasi dan penguatan kapasitas untuk mendukung usaha produktif yang layak berdasarkan penilaian UPK (unit pengelola keuangan) dan mendapat persetujuan BKM yang dinyatakan dalam berita acara penetapan KSM (kelompok swadaya masyarakat) peserta PNPM


(33)

Mandiri. Besarnya dana BLM yang didapat tiap kelurahan adalah maksimal Rp.100 juta/BKM . sebagian dana BLM sebesar 5% maksimal digunakan untuk kegiatan peningkatan kapasitas mengenai PPMK dan biaya operasional yang dikelola oleh BKM beserta UP –UP nya. Sedangkan sisanya disalurkan kepada KSM –KSM prioritas penerima dana PNPM yang ditetapkan dalam rembug BKM sesuai ketentuan yang ditetapkan.

Pada tahap awal, maksimal 5 (lima) KSM peserta PPMK yang terseleksi memperoleh dana BLM PPMK dengan jumlah dana yang diterima setiap KSM harus sesuai kebutuhan yang tercantum dalam proposal kegiatan yang disetujuai oleh BKM. Bagi KSM dengan seluruh anggotanya yang adalah warga miskin yang baru belajar berusaha, dan memiliki kriteria usaha potensial dana yang diterima dapat digunakan untuk kegiatan pelatihan ketrampilan produksi. Sedangkan bagi KSM yang sudah menjalankan usaha, dana yang diterima merupakan dana bergulir untuk pengembangan usaha produktif mereka.


(34)

Untuk lebih jelasnya program-program tersebut dapat dilihat dalam tabel 9 berikut ini:

Tabel 9. Program Program PNPM Mandiri yang dilaksanakan di Kelurahan Tangkahan

No Tahun Jenis Kegiatan

1

2

2007- 2008

2009 - 2012

- Betonisai - Santunan sosial - Perbaikan titi

- Pengadaan kursus komputer - Kerajinan gabus

- Bantuan terhadap penderita gizi buruk

- Pelatihan pertanian

- Pembuatan jembatan beton - Beasiswa pendidikan - Bantuan kesehatan - Drainase

- Pembuatan jalan setapak - Pembuatan jembatan besi - Bazar / pasar murah

Sumber : PNPM Mandiri Kota Medan ,2012

Pelaksanaan PNPM Mandiri di Kelurahan Tangkahan Kegiatan di tingkat masyarakat

Substansi dasar proses pemberdayaan masyarakat dititikberatkan pada memulihkan dan melembagakan kembali kapital sosial yang dimiliki masyarakat, yakni dengan mendorong masyarakat agar mampu meningkatkan kepedulian dan kesatuan serta solidaritas sosial untuk bersama sama menanggulangi masalah kemiskinan diwilayahnya secara mandiri dan berkelanjutan, dengan bertumpu pada nilai universal kemanusiaan, kemasyarakatan dan pembangunan


(35)

berkelanjutan. Oleh karena itu, siklus pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan adalah siklus kegiatan yang dilaksanakan sepenuhnya oleh masyarakat di kelurahan setempat. Peran pendampingan pihak luar (fasilitator, korkot,pemda, dll), hanyalah sebagai pendamping pembelajaran agar inisiatif, prakarsa, komitmen, kepedulian, motivasi, keputusan dan ikhtiar dari masyarakat berbasis pada nilai-nilai luhur dan kebutuhan masyarakat.

Pada tahap awal pelaksanaan program di lokasi baru, para pendamping (fasilitator, konsultan, dll), berkewajiban melakukan proses pembelajaran masyarakat agar mereka mampu melakukan tahapan kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan di wilayahnya atas dasar kesadaran kritis terhadap substansi mengapa dan untuk apa suatu kegiatan itu harus dilakukan. Pada tahapan berikutnya, siklus pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sepenuhnya dan dilembagakan oleh masyarakat sendiri secara berkala dengan difasilitasi pendamping.

Beberapa prinsip dasar yang harus dianut dalam melaksanakan siklus ditingkat kelurahan, sebagai berikut:

- Siklus ini adalah siklus masyarakat, jadi harus tetap berjalan saat lembaga kepemimpinan masyarakat telah ditentukan di pedoman pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan.

- Tiap siklus berlaku untuk masa kerja satu tahun kalender dari januari s/d desember

- Tiap desember tahun berjalan LKM (lembaga keswadayaan masyarakat) harus sudah melakukan RWT (rembug warga tahunan) sebagai rapat


(36)

pertanggungjawaban tahunan kepemimpinan LKM dan pengesahan rencana tahunan utnuk tahun berikutnya.

- Pada bulan januri tahun berikutnya maka renta yang telah disahkan dalam RWT diajukan dalam musyawarah perencanaan pembangunan kelurahan untuk diintegrasikan atau diadopsi dalam RPJM Des.

- Masa bakti anggota LKM ditetapkan maksimal 3 tahun.

- Perencanaan jangka menengah (PJM) program penanggulangan kemiskinan ditetapkan untuk masa 3 tahun.

Berdasarkan prinsip diatas maka siklus pelaksanaan PNPM di kelurahan dapat dibedakan menjadi 3 siklus tahunan berdasarkan urutan PNPM Mandiri Perkotaan masuk ke kelurahan tersebut,yaitu ;

Siklus I : dimana tahun pertama PNPM mulai diperkenalkan di suatu kelurahan

Siklus II : dimana tahun kedua PNPM bekerja dikelurahan yang sama

Siklus III : dimana tahun ketiga PNPM bekerja dikelurahan yang sama

Pada tahun ke 4 akan dilakukan Siklus I seperti pada tahun pertama karena pada tahun ke 3 masa bakti anggota LKM telah berakhir dan PJM Pronangkis juga telah berakhir.

Siklus I (Januari s/d Desember Tahun Pertama)

Inti kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan di masyarakat kelurahan/desa adalah proses menumbuh kembangkan kemandirian dan keberlanjutan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan dari, oleh dan untuk masyarakat, melalui


(37)

proses pembelajaran dan pelembagaan nilai-nilai universal kemasyarakatan, serta prinsip-prinsip pembanguna berkelanjutan (sustainable development).

Tahapan pelaksanaan ini mencakup serangkaian kegiatan yang berorientasi pada Siklus Rembug Kesiapan Masyarakat dan Kerelawanan (RKM), Refleksi Kemiskinan (RK), Pemetaan Swadaya (PS) berorientasi IPM-MDGs, pembentukan Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM), Perencanaan Partisipatif Menyusun Program Jangka Menengah Penanggulangan Kemiskinan (PJM Pronangkis) berorientasi kinerja peningkatan IPM-MDGs dan rencana tahunannya (Renta), serta Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Oleh Masyarakat Melalui KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) dengan simulaan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM). Langkah – langkah siklus 1 dapat dilihat pada tabel 10 sebagai berikut:

Tabel 10. Langkah –langkah Siklus 1

No Tahapan Siklus Tujuan

1. Sosialisasi Awal • Mendapatkan gambaran dinamika sosial masyarakat

• Penyebarluasan informasi tentang akan adanya program PNPM Mandiri Perkotaan di kelurahan

• Meminta izin kepada kepala keluarga/desa untuk melaksanakan proses siklus PNPM Mandiri Perkotaan.

• Mengumumkan penerimaan relawan. 2. Rembug Kesiapan

Masyarakat(RKM) •

Membangun komitmen masyarakat untuk menerims/menolak PNPM MP dengan segala konsekuensinya.

• Mendapatkan relawan yang sesuai kriteria.

• Menghasilkan relawan yang mampu memfasilitasi dan mengawal PNPM MP.


(38)

3. Refleksi

Kemiskinan(RK) •

Menghasilkan relawan yang mampu memfasilitasi refleksi kemiskinan.

• Menumbuhkan kesadaran bahwa ada masalah bersama yaitu kemiskinan yang harus ditanggulangi bersama.

• Menemukan akar penyebab kemiskinan

• Membangun niat bersama untuk menanggulangi kemiskinan secara terorganisasi.

4. Pemetaan Swadaya

(PS) •

Menghasilkan relawan yang mampu memfasilitasi dan melaksanakan pemetaan swadaya.

• Menghasilkan relawan yang mampu menganalisis masalah dan potensi masyarakat.

• Membangun kesadaran akan realita persoalan dan potensi masyarakat kelurahan.

• Membangun motivasi untuk berbuat dan menyelesaikan persoalan.

5. Pembentukan LKM • Menghasilkan relawan yang mampu memfasilitasi dan melaksanakan FGD kelembagaan dan kepemimpinan.

• Menghasilkan relawan yang mampu menganalisis tata kelembagaan setempat.

• Masyarakat memahami kriteria

kelembagaan yang dapat berperan sebagai LKM.

• Masyarakat menyadari kebutuhan lembaga yang dipimpin oleh orang orang yang menerapkan nilai- nilai universal kemanusiaan.

• Masyarakat mampu merumuskan kriteria pemimpin masyarakat.

• Membentuk panitia pendirian LKM.

• Menghasilkan panitia yang mampu melaksanakan pembentukan LKM.

• Penyusunan draft anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.

• Kesepakatan aturan main oembentukan LKM dan kriteria utusan/ anggota LKM.

• Memilih utusan RT berdasarkan nilai- nilai luhur.

• Membangun lembaga kepemimpina masyarakat yang diisi oleh orang- orang


(39)

baik, murni dan benar. 6. Penyusunan PJM/

Renta pronangkis •

Menghasilkan relawan/ LKM yang mampu melaksanakan penyusunan pronangkis

• Tersusunnya program kegiatan penanggulangan kemiskinan 7. Pengorganisasian

KSM •

Menghasilkan relawan melaksanakan pengorganisasian KSM.

• Terbentuknya KSM sebagai satuan unit sosial yang saling tolong dalam

mengembangkan diri masing- masing anggotanya.

Sumber : PNPM Mandiri Kota Medan ,2012

Siklus 2 (Januari s/d Desember Tahun Kedua)

Siklus 2 ini diawali dengan serangkaian kegiatan meninjau-ulang kinerja kelembagaan LKM, capaian Rencana Tahunan, dan kinerja keungan LKM, yang kemudian disampaikan dalam rembug warga tahunan (RWT). Adapun peninjauan ulang tersebut minimum meliputi hal-hal berikut:

1) Penilaian terhadap kinerja kelembagaaan LKM. 2) Penilaian terhadap capaian Rencana tahunan. 3) Penilaian kinerja keuangan LKM.

Setelah peninjauan ulang ketiga hal tersebut maka dapat dibuat rencana kerja untuk perbaikan sehingga diperoleh:

1) Rencana perbaikan kinerja LKM dan bila diperlukan melakukan penggantian terhadap anggota yang non aktif dengan menggunakan daftar warga terpilih sebagai annggota LKM pada waktu pemilihan anggota LKM pada 2 tahun yang lalu.


(40)

2) Rencana tahunan berikutnya dengan memperhitungkan capaian rencana tahunan berjalan untuk nantinya diajukan dalam musyawarah perencanaan pembangungan tingkat kelurahan untuk dilanjutkan ke tingkat musyawarah perencanaan pembangunan kecamatan.

3) Laporan keungan yang telah disetujuioleh Askot MK (asisten korkot manajemen keungan).

Ketiga hal tersebut harus menjadi bagian utama dalam dokumen pertanggungjawaban atau LPJ LKM yang dimusyawarahkan dalam rembug warga tahunan di bulan desember tiap tahun. Setelah melakukan ini LKM berhak mendapat tambahan BLM.

Siklus 3 ( Januari s/d Desember Tahun Ketiga)

Pada dasarnya siklus 3 adalah sama dengan siklus 2 karena LKM juga masih pada kurun masa bakti dan PJM juga masih berlaku meski tidak menutup kemungkinan untuk revisi .

Siklus 4 ( Januari s/d Desember Tahun Keempat)

LKM sudah selesai masa baktinya pada siklus 3, PJM juga sudah selesai pada siklus 3, maka pada siklus 4 dimulai dengan putaran awal siklus 1.

Kegiatan infrastruktur yang diprioritaskan dalam rencana tahunan adalah kegiatan yang secara langsung memberikan dampak atau manfaat secara kolektif bagi masyarakat dan diutamakan kegiatan yang bersifat lintas wilayah (lintas RT atau RW,dst) ,yang memberikan lingkup kemanfaatan lebih luas bagi masyarakat kelurahan. Setiap kecamatan sasaran PNPM MP hanya akan menerima stimulan


(41)

BLM maksimal 3 kali. Setelah itu, masyarakat diharapkan dapat mengakses berbagai chanelling program.

Manajemen Program


(42)

1. Pemerintah

Program nasional pemberdayaan masyarakat dirancang sebagai gerakan bersama yang terpadu dalam penanggulangan kemiskinan melalui proses pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan berbagai pihak antara lain pemerintah, kelompok ahli, dunia usaha, dan masyarakat luas. Semua pihak diharapkan dapat menjalankan peran dan tanggung jawabnya dengan baik dalam memampukan masyarakat sebagai pelaku utama PNPM. Secara umum, partisipasi dan aktif pemerintah yang diharapkan dalam pelaksanaan PNPM adalah :

a. Menumbuhkan iklim yang mendukung untuk upaya pemberdayaan dalam masyarakat. Khususnya masyarakat miskin

b. Mendorong “pelembagaan” mekanisme yang menjamim terwujudnya komunikasi, koordinasi dan keterpaduan antara pemerintah dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat

c. Melakukan audit untuk semua pelaku PNPM Mandiri Perkotaan dan menjadi wasit.

Perangkat pemerintah khususnya pemerintah daerah didorong untuk mampu mengalih peran dari pelaksana menjadi pemampu, dari birokrasi menjadi fasilitator atau pendamping warga, dan selalu berorientasi pada pengembangan masyarakat dengan mengedepankan prakarsa masyarakat. Secara khusus perangkat pemerintah dituntut agar mampu berperan sebagai katalis pembangunan untuk mendorong terjadinya proses transformasi dan bukan transplantasi.


(43)

Di tingkat kelurahan/desa, unsur utama pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan adalah (1) Lurah/Kades dan perangkatnya, (2) Relawan masyarakat, (3) LKM (Lembaga Keswadayaan Masyarakat), (4) KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) dengan peran dan tugas masing-masing unsur adalah sbb:

Lurah atau Kepala Desa

Secara umum peran utama Kepala Kelurahan/Lurah dan Kepala Desa adalah memberikan dukungan dan jaminan agar pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di wilayah kerjanya dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga tujuan yang diharapkan melalui PNPM Mandiri Perkotaan dapat tercapai dengan baik. Untuk Itu Lurah/ Kepala Desa dapat mengerahkan perangkat kelurahan atau desa sesuai dengan fungsi masing-masing. Secara rinci tugas dan tanggung jawab Lurah/Kepala Desa dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan adalah sebagai berikut:

a. Membantu sosialisasi tingkat kelurahan/desa dan Rembug Kesiapan Masyarakat yang menyatakan kesiapan seluruh masyarakat untuk mendukung dan melaksanakan PNPM Mandiri Perkotaan.

b. Memfasilitasi terselenggaranya pertemuan pengurus RT/RW dan masyarakat dengan KMW/Tim Fasilitator, dan relawan masyarakat dalam upaya penyebarluasan informasi dan pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan.

c. Memfasilitasi pelaksanaan pemetaan swadaya (Community Self Survey) dalam rangka pemetaan kemiskinan dan potensi sumberdaya masyarakat


(44)

d. Memfasilitasi proses pembentukan LKM. (Bentuk-bentuk dukungan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat, serta ketentuan PNPM Mandiri Perkotaan).

e. Memfasilitasi dan mendukung penyusunan Program Jangka Menengah Penanggulangan Kemiskinan dan rencana tahunannya oleh masyarakat yang diorganisasikan oleh lembaga kepemimpinan masyarakat setempat (LKM).

f. Memfasilitasi koordinasi dan sinkronisasi kegiatan yang terkait dengan penanggulangan kemiskinan termasuk peninjauan lapangan oleh berbagai pihak berkepentingan.

g. Memfasilitasi PJM Pronangkis sebagai program kelurahan/desa untuk dibahasa didalam Musrenbang kelurahan/desa.

h. Memberi laporan bulanan kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan diwilayahnya kepada Camat,

i. Berkoordinasi dengan Tim Fasilitator, relawan masyarakat dan LKM, memfasilitasi penyelesaian persoalan dan konflik serta penanganan pengaduan yang muncul dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di wilayah kerjanya.

2. Masyarakat kelurahan

a. Relawan masyarakat

Relawan masyarakat adalah pelopor- pelopor penggerak dari masyarakat yang mengabdi tanpa pamrih, ikhlas, peduli dan memiliki komitmen kuat pada kemajuan masyarakat diwilayahnya. PNPM Mandiri Perkotaan mendorong masyarakat di lokasi sasaran agar membuka kesempatan seluas luasnya bagi


(45)

warga yang ikhlas, jujur, adil, peduli, dan memiliki komitmen untuk membantu masyarakat dalam melaksanakan seluruh tahapan kegiatan program agar bermanfaat bagi masyarakat miskin serta seluruh masyarakat wilayahnya.

b. LKM (Lembaga Keswadayaan Masyarakat)

Dilokasi lokasi PNPM telah bekerja, maka dilokasi tersebut sudah terbentuk LKM sebagai “Dewan amanah” atau “Pimpinan Kolektif” organisasi warga setempat (kelurahan/desa). LKM ini bertanggung jawab menjamin keterlibatan semua lapisan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan yang kondusif untuk pengembangan keswadayaan masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan khususnya dan pembangunan masyarakat kelurahan pada umumnya.

c. KSM ( Kelompok Swadaya Masyarakat)

Disamping LKM di lokasi yang telah menjalani PNPM juga sudah terbentuk KSM yang adalah nama generik untuk kelompok warga masyarakat pemanfaat dana BLM PNPM Mandiri Perkotaan. KSM ini diorganisasikan oleh tim relawan dan dibantu oleh tim fasilitator terdiri dari warga kelurahan yang memiliki ikatan kebersamaan dan berjuang untuk mencapai tujuan bersama. KSM ini bukan hanya sekedar pemanfaat pasif melainkan sekaligus pelaksana kegiatan terkait dengan penanggulangan kemiskinan yang diusulkan untuk didanai oleh LKM melalui berbagai dana yang mampu digalang.

d. Konsultan Pelaksana

• Konsultan Manajemen Pusat (KMP)


(46)

pengendalian mutu yang menyangkut substansi. Oleh sebab itu, KMP bertanggung jawab kepada PMU mengenai keseluruhan pelaksanaan PNPM MP. KMP melakukan perencanaan, koordinasi, supervisi, dan monitoring terhadap tugas yang dilaksanakan oleh seluruh konsultan manajemen wilayah (KMW) sehingga kualitas kinerjanya terjamin. Secara umum tugas KMP meliputi perencanaan, koordinasi, monitoring dan supervisi ( pengendalian), pelaporan dan melakukan tindakan penanggulangan terhadap berbagai persoalan yang muncul dalam pelaksanaan PNPM MP. KMP juga bertugas membangun dan mengembangkan sistem penagangan permasalahan dan penanggulangan konflik secara berjenjang, dimulai dari tingkat kelembagaan lokal/ LKM sampai ke tingkat yang lebih tinggi seperti KMW dan KMP. Lebih dari itu KMP bertugas pula membangun dan mengembangkan sistem informasi manajemen (SIM) PNPM MP, termasuk menjamin kelancaran dan keakuratan entry data sejak dari tingkat kelurahan hingga tingkat pusat. Utnuk melaksanakan tugasnya KMP dibantu oleh beberapa tenaga ahli sesuai dengan kebutuhannya.

• Konsultan Manajemen Wilayah (KMW)

Tugas utama KMW adalah melakukan perencanaan, persiapan, pelaksanaan, koordinasi, monitoring, supervisi dan pelaporan seluruh kegiatan pelaksanaan PNPM MP di satuan wilayah kerja (SWK). Jumlah KMW pada pelaksanaan PNPM MP ini sebanyak (KMW) untuk menangani pelaksanaan PNPM MP seluruh nusantara. Dalam melaksanakan tugasnya KMW bertanggung jawab langsung dan berada dibawah koordinasi serta kendali konsultan manajemen pusat (KMP). Secara khusus KMW diberi tanggung jawab tambahan untuk


(47)

melakukan monitoring dan penguatan jajaran dibawahnya seperti para korkot,asisten korkot dan para fasilitator. Team leader KMW akan berperan sebagai penanggung jawab pelaksanaan kegiatan PNPM MP di satuan wilayah kerja (SWK).

Lingkup kegiatan KMW adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan, terhadap strategi pelaksanaan PNPM MP di lingkup

wilayah kerjanya, yang kemudian disosialisasikan kepada instansi pemerintah daerah setempat dan masyarakat, setelah dikonsultasikan dan mendapat persetujuan KMP.

2. Orientasi dan persiapan untuk tingkat pusat dan daerah, dengan

mendukung dan sebagian terlibat pada proses lokarya orientasi , sosialisasi dan kampanye nasional PNPM MP serta kegiatan lainnya.

3. Pelaksanaan,

a. Sebagai pelaksana lapangan proyek PNPM MP diwilayah kerja masing masing

b. Menjamim realisasi pemberdayaan masyarakat dilakukakan secara tepat melalui manajemen dan fasilitasi yang benar serta tepat oleh team fasilitator.

c. Memfasilitasi, mengkoordinasi dan mendukung pembentukan forum BKM dan menghubungkan dengan mitra yang menguntungkan diantara mereka.

d. Mengkondisikan masyarakat, kelompok- kelompok masyarakat serta kekuatan sosial yang ada termasuk di dalamnya perangkat pemerintah


(48)

kota agar memahami PNPM MP sehingga dapat memberikan dukungan maupun kontrol yang memadai.

e. Membangun dan mengembangkan kapasitas pemerintah lokal untuk bekerja lebih efektif dengan masyarakat dalam menanggulangi kemiskinan.

f. Mendorong dan mengembangkan terbentuknya kelompok independent yang berfungsi sebagai sosial kontrol bagi proyek PNPM MP khususnya.

g. Menumbuhkembangkan dan melembagakan kembali nilai nilai dan prinsip PNPM MP sebagai bagian organik proses pembangunan lokal, khususnya dalam penanggulangan kemiskinan.

h. Menjamin berfungsinya sistem informasi manajemen PNPM MP melalui pengelolaan dan penyediaan input data yang akurat.

i. Berkooordinasi dengan pemerintah propinsi dan kota dalam rangka menyelesaikan berbagai masalah dan konflik yang ada , penganganan pengaduan serta mendukung kelancaran pelaksanaan PNPM MP. 4. Koordinasi, kepada seluruh pihak terkait diwilayah kerja masing masing

yaitu instansi pemerintah daerah, LSM lokal, lembaga komunitas dan masyarakat lokasi sasaran.

5. Monitoring, terhaadap seluruh kegiatan pelaksanaan PNPM MP di satuan

wilayah kerjanya dengan membuat laporan yang didasarkan pada data SIM sebagaimana sistem yang telah ada dan disempurnakan oleh KMP.


(49)

6. Supervisi, kegiatan yang terkait monitoring . kegiatan ini dilakukan oleh

senior fasilitator, fasilitator, BKM, UPK dan KSM di satuan wilayah kerjanya.

• Tim Fasilitator

Tugas utamanya adalah melaksanakan tugas KMW ditingkat komunitas/ masyarakat. Para fasilitator ini bekerja dalam satu tim dan dipimpin oleh seorang fasilitator senior.

Transparansi

Transparansi dalam pelaksanaan PNPM MP pada dasarnya dapat diterapkan dengan membuka akses kepada semua pihak yang berkepentingan ataupun membutuhka informasi- informasi mengenai PNPM MP . semua informasi yang berkaitan harusnya diketahui oleh semua masyarakat. Hal ini diupayakan agar masyarakat memahami hak mereka dalam kegiatan dana bantuan PNPM MP ini.

Akuntabilitas

Ditataran proyek dan daerah akuntabilitas ini dapat dibangun dengan meningkatkan transparansi melalui berbagai media baik cetak ataupun elektronik. Dengan demikian harus disusun secara periodik . disamping itu PMU ( program manajemen unit) harus memastikan bahwa berbagai informasi yang harus sampai kemasyarakat luas juga disebar luaskan melalui situs jaringan internet yang secara periodik terus diperbaharui. Untuk PMU melalui


(50)

KMP mengkonsolidasikan berbagai informasi yang diperlukan, melalui jajaran konsultan sampai dengan fasilitator di lapangan.

Gambaran pelaksanaan PNPM Mandiri di Kelurahan Tangkahan dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Pelaksanaan PNPM Mandiri di Kelurahan Tangkahan

No Uraian Skor yang

diharapkan

Skor yang diperoleh

Ketercapaian (%)

1. Perencanaan PNPM Mandiri 20 17,03 85,1%

2. Pelaksanaan PNPM Mandiri 20 15,46 77,3%

3. Evaluasi PNPM Mandiri 20 16,36 81,8%

Jumlah 60 48,85 81,4%

Sumber: Data Diolah dari Lampiran 2

Dari Tabel 10 dapat dijelaskan bahwa pada program PNPM mandiri dikelurahan tangkahan 48,85 dengan ketercapaian 81,4% dari total skor 60 . Artinya program PNPM mandiri di kelurahan tangkahan dikatakan berhasil. Dengan perincian Perencanaan PNPM Mandiri mendapatkan ketercapaian sebesar 85,1% dari 20 skor, Pelaksanaan PNPM Mandiri mendapatkan ketercapaian 77,3% dari 20 skor , dan Evaluasi PNPM Mandiri dengan ketercapaian 81,80% dari 20 skor. Dari 3 program tersebut yang mendapatkan skor paling tinggi adalah perencanaan, ini artinya perencanaan merupakan program kegiatan PNPM Mandiri yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan Program PNPM Mandiri di kelurahan tangkahan.


(51)

Hasil Analisis Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Terhadap Pelaksanaan PNPM Mandiri di Kelurahan Tangkahan

Dari metode analisis data diketahui bahwa variabel-variabel yang dapat mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan PNPM Mandiri yaitu Umur (X1), Tingkat Pendidikan (X2), Pendapatan (X3), Jumlah tanggungan (X4) dari variabel- variabel bebas tersebut akan dilihat seberapa besar pengaruhnya terhadap Keberhasilan Pelaksanaan Program PNPM Mandiri sebagai variabel dependen (variabel terikat). Dengan bantuan program SPSS (Statistical Package

for Sosial Science). Dengan begitu menyatakan bahwa Pengaruh Karakteristik

Sosial Ekonomi Masyarakat (Umur, Tingkat Pendidikan, Pendapatan, Jumlah tanggungan) Terhadap Pelaksanaan PNPM Mandiri di Kelurahan Tangkahan.

Setelah melihat F hitung diketahui bahwa variabel bersifat linear, sehingga dapat dibentuk persamaan sebagai berikut:

Y = b0 + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + µi

Dimana:

Y = Keberhasilan Program PNPM

b0 = Konstanta

b1, b2, b3, b4 = Konstanta Regresi

X1 = Umur (tahun)

X2 = Tingkat Pendidikan (tahun)

X3 = Pendapatan (rupiah)

X4 = Jumlah Tanggungan (jiwa)


(52)

Tabel 12. Analisis Regresi Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan PNPM Mandiri di Kelurahan Tangkahan

Variabel Koefisien Regresi t-tabel t-hitung Signifikansi Constant X1 X2 X3 X4 33,007 0,026 0,688 0,001 2,144 2,060 2,060 2,060 2,060 2,060 3,883 0,238 1,704 0,264 1,767 0,001 0,814 0,101 0,794 0,089

R-Square = 0,318

F-hitung = 1,243 (sig = 0,000) F-tabel = 2,689

Sumber : data Primer diolah dari Lampiran 3

Persamaan Regresi Linear Berganda :

Y = 33,007 + 0,026 X1 + 0,688 X2 + 0,001 X3 + 2,144 X4

Dimana:

Y = Keberhasilan Program PNPM Mandiri X1 = Umur (tahun)

X2 = Tingkat Pendidikan (tahun)

X3 = Pendapatan (rupiah)

X4 = Jumlah Tanggungan (jiwa)

Dari analisis regresi linear berganda maka diperoleh hasil sebagai berikut :

• Nilai R-square yang diperoleh adalah sebesar 0,318. Artinya, sebesar 31,8% variasi variabel terikat (keberhasilan progra, PNPM Mandiri) dapat dijelaskan oleh variabel bebas (umur, tingkat pendidikan, pendapatan, dan jumlah tanggungan), sedangkan sisanya sebesar 68,2 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model.


(53)

• Berdasarkan uji F yang dilakukan, diperoleh nilai signifikansi F-hitung adalah sebesar (1,243) > α = 0.05, tolak Ho : terima H1. Dapat disimpulkan bahwa secara serempak (uji F) varibel umur, tingkat pendidikan, pendapatan dan jumlah tanggungan tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat keberhasilan Program PNPM Mandiri .

a. Pengaruh Umur terhadap Tingkat Keberhasilan Program PNPM Madiri di Kelurahan Tangkahan

Berdasarkan uji t yang dilakukan maka dapat dilihat bahwa koefisien X1 tidak signifikan (signifikansi sebesar 0,814 > α = 0.05 ), tolak Ho ; terima H1. Dimana hal ini menunjukan bahwa secara parsial umur tidak berpengaruh secara nyata terhadap tingkat keberhasilan program PNPM Mandiri.

b. Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Tingkat Keberhasilan Program PNPM Mandiri di Kelurahan Tangkahan

Berdasarkan uji t yang dilakukan maka dapat dilihat bahwa koefisien X2 tidak signifikan (signifikansi sebesar 0,101 > α = 0.05 ), tolak Ho ; terima H1. Dimana hal ini menunjukan bahwa secara parsial tingkat pendidikan tidak berpengaruh secara nyata terhadap tingkat keberhasilan program PNPM Mandiri.

c. Pengaruh Pendapatan terhadap Tingkat Keberhasilan Program PNPM Madiri di Kelurahan Tangkahan

Berdasarkan uji t yang dilakukan maka dapat dilihat bahwa koefisien X3 tidak signifikan (signifikansi sebesar 0,794 > α = 0.05 ), tolak Ho ; terima H1.


(54)

berpengaruh secara nyata terhadap tingkat keberhasilan program PNPM Mandiri.

d. Pengaruh Jumlah Tanggungan terhadap Tingkat Keberhasilan Program PNPM Madiri di Kelurahan Tangkahan

Berdasarkan uji t yang dilakukan maka dapat dilihat bahwa koefisien X2 tidak signifikan (signifikansi sebesar 0,897 > α = 0.05 ), tolak Ho ; terima H1. Dimana hal ini menunjukan bahwa secara parsial Jumlah Tanggungan tidak berpengaruh secara nyata terhadap tingkat keberhasilan program PNPM Mandiri.


(55)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Pelaksanaan Program-program PNPM Mandiri di kelurahan tangkahan dikatakan berhasil, Dari 3 tahapan pelaksanaan program tersebut (perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi) tahapan perencanaan yang paling menentukan keberhasilan Program PNPM Mandiri di kelurahan tangkahan.

2. Secara serempak karakteristik umur, pendapatan, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, tidak berpengaruh secara nyata terhadap keberhasilan pelaksanaan proram-program PNPM Mandiri di kelurahan tangkahan.

Saran

Kepada PNPM Mandiri Perkotaan

Pihak PNPM Mandiri hendaknya lebih memperhatikan kebutuhan masyarakat dengan penambahan program program baru. Dan peningkatan alokasi dana untuk kelurahan tangkahan, sehingga tingkat kesejahteraan hidup masyarakatnya dapat menjadi lebih baik.

Kepada Masyarakat Kelurahan Tangkahan

Agar masyarakat hendaknya lebih aktif berpartisipasi dalam setiap kegiatan pemberdayaan yang dilaksanakan oleh PNPM Mandiri, sehingga tujuan dari program PNPM Mandiri tersebut dapat tercapai seuai dengan apa yang diharapkan.


(56)

Kepada Peneliti Selanjutnya

Agar dilakukan penelitian serupa yang berkaitan dengan Program PNPM Mandiri didaerah lain yang membutuhkan bantuan dana sebagai upaya peningkatan taraf hidup masyarakatnya.


(57)

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

1. TinjauanPustaka PNPM Mandiri

PNPM Mandiri adalah program nasional penanggulangan kemiskinan terutama yang berbasis pemberdayaan masyarakat. Program ini merupakan kelanjutan dari program penanggulangan kemiskinan di perkotaan (P2KP) yang memahami bahwa kemiskinan adalah akibat dan akar penyebab kemiskinan yang sebenarnya adalah kondisi masyarakat utamanya para pemimpin yang belum berdaya sehingga tidak mampu menerapkan nilai-nilai luhur dalam setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan. Pengertian yang terkandung mengenai PNPM Mandiri adalah :

1. PNPM Mandiri adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan sistem serta mekanisme dan prosedur program, penyediaan pendampingan dan pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan.

2. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan/meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian dan kesejahteraanna. Pemberdayaan masyarakat memerlukan


(58)

untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai (PNPM Mandiri, 2012).

Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan Program PNPM Mandiri ini adalah :

1. Tujuan Umum

- Meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri.

2. Tujuan Khusus

- Meningkatnya partisipasi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat miskin, kelompok perempuan, komunitas adat terpencil dan kelompok masyarakat lainnya yang rentan dan sering terpinggirkan kedalam proses pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan.

- Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat yang mengakar,

representatif dan akuntabel.

- Meningkatnya kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama masyarakat miskin melalui kebijakan, program dan penganggaran yang berpihak pada masyarakat miskin

(pro-poor)

- Meningkatnya sinergi masyarakat, pemerintah daerah, swasta, asosiasi, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat dan kelompok perduli lainnya untuk mengefektifkan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan.


(59)

- Meningkatnya keberadaan dan kemandirian masyarakat serta kapasitas pemerintah daerah dan kelompok perduli setempat dalam menanggulangi kemiskinan di wilayahnya.

- Meningkatnya modal sosial masyarakat yang berkembang sesuai dengan potensi sosial dan budaya serta untuk melestarikan kearifan lokal

- Meningkatnya inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna, informasi dan komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat

(Kementrian PU, 2011).

Adapun prinsip yang dianut PNPM mandiri adalah :

- Bertumpu pada pembanngunan manusia. Pelaksanaan PNPM senantiasa bertumpu pada peningkatan harkat dan martabat manusia seutuhnya.

- Berorientasi pada masyarakat miskin. Semua kegiatan dilaksanakan mengutamakan kepentingan dan kebutuan masyarakat miskin dan kelompok masyarakat yang kurang beruntung.

- Partisipasi. Masyarakat terlibat aktif pada setiap proses pengambilan keputusan pembangunan dan secara gotong royong menjalankan pembangunan.

- Otonomi. Dalam pelaksanaan PNPM , masyarakat memiliki kewenangan secara mandiri dan partisipatif untuk menentukan dan mengelola kegiatan pembangunan secara swakelola.

- Desentralisasi. Kewenangan pengelolaan kegiatan pembangunan sektoral dan kewilayahan dilimpahkan kepada pemerintah daerah atau masyarakat sesuai dengan kapasitasnya.


(60)

- Kesetaraan dan keadilan gender. Laki-laki dan perempuan mempunyai kesetaran dalam perannya disetiap tahap pembangunan dan dalam menikmati secara adil manfaat kegiatan pembangunan.

- Demokratis. Setiap pengambilan keputusan pembangunan dilakukan secara musyawarah dan mufakat dengan tetap berorientasi pada kepentingan masyarakat miskin.

- Transparansi dan akuntabel. Masyarakat harus memiliki akses yang memadai terhadap segala informasi dan proses pengambilan keputusan sehingga pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan secara terbuka dan dipertanggung jawabkan baik secara moral, tekhnis, legal, maupun

administratif.

- Prioritas. Pemerintah dan masyarakat harus memprioritaskan kebutuhan untuk pengentasan kemiskinan dengan mendayagunakan secara optimal berbagai sumberdaya yang terbatas.

- Kolaborasi. Semua pihak yang berkepentingan dalam penanggulangan kemiskinan didorong untuk mewujudkan kerjasama dan sinergi antar pemangku kepentingan dalam penanggulangan kemiskinan.

- Keberlanjutan. Setiap pengambilan keputusan harus mempertimbangkan kepentingan peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak hanya saat ini tapi juga di masa depan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. - Sederhana. Semua aturan, mekanisme dan prosedur dalam pelaksanaan

PNPM harus sederhana, fleksibel, mudah dipahami, dan mudah dikelola oleh masyarakat (PNPM Mandiri, 2012).


(61)

Kategori Program PNPM Mandiri

Program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan masyarakat dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. PNPM-Inti: terdiri dari program/kegiatan pemberdayaan masyarakat berbasis kewilayahan, yang mencakup PPK, P2KP, PISEW, dan P2DTK.

2. PNPM-Penguatan: terdiri dari program-program pemberdayaan masyarakat berbasis sektoral, kewilayahan, serta khusus untuk mendukung penanggulangan kemiskinan yang pelaksanaannya terkait pencapaian target tertentu. Pelaksanaan program-program ini di tingkat komunitas mengacu pada kerangka kebijakan PNPM Mandiri.

Pelaksanaan PNPM Mandiri tahun 2007 dimulai dengan Program Pengembangan Kecamatan (PPK) sebagai dasar pengembangan pemberdayaan masyarakat di pedesaan beserta program pendukungnya seperti PNPM Generasi; Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) sebagai dasar bagi pengembangan pemberdayaan masyarakat diperkotaan dan Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK) untuk pengembangan daerah tertinggal, pasca bencana, dan konflik. Mulai tahun 2008 PNPM Mandiri diperluas dengan melibatkan Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) untuk mengintegrasikan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dengan daerah sekitarnya, dan Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP), yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui perbaikan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan infrastruktur perdesaan. Selain itu Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (PAMSIMAS), serta beberapa program lain telah diharmonisasikan menjadi


(62)

bagian dari PNPM. Program tersebut adalah PNPM Mandiri Agribisnis Perdesaan, PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan, PNPM Mandiri Pariwisata, dan PNPM Mandiri Perumahan Permukiman (Kementrian PU, 2011).

Komponen Program PNPM Mandiri

Rangkaian proses pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui komponen program sebagai berikut:

1. Pengembangan Masyarakat

Komponen pengembangan masyarakat mencakup serangkaian kegiatan untuk membangun kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat yang terdiri dari pemetaan potensi, masalah dan kebutuhan masyarakat, perencanaan partisipatif, pengorganisasian, pemanfaatan sumber daya, pemantauan, dan pemeliharaan hasil-hasil yang telah dicapai.

Untuk mendukung rangkaian kegiatan tersebut, disediakan dana pendukung kegiatan pembelajaran masyarakat, pengembangan relawan, dan operasional pendampingan masyarakat, dan fasilitator, pengembangan kapasitas, mediasi dan advokasi. Peran fasilitator terutama pada saat awal pemberdayaan, sedangkan relawan masyarakat adalah yang utama sebagai motor penggerak masyarakat di wilayahnya (PNPM Mandiri, 2012).

2. Bantuan Langsung Masyarakat (BLM)

Komponen Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) adalah dana stimulant keswadayaan yang diberikan kepada kelompok masyarakat untuk membiayai sebagian kegiatan yang direncanakan oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan, terutama masyarakat miskin.


(63)

Dalam hal ini, masyarakat diberi kesempatan untuk mengembangkan sumberdaya yang mereka punya. Seperti yang dikatakan Deacon dan Malock dalam Guhardja, dkk (1993) mendefenisikan sumber daya sebagai alat atau bahan yang tersedia dan diketahui potensinya untuk memenuhi keinginan.

3. Peningkatan Kapasitas Pemerintahan dan Pelaku Lokal

Komponen peningkatan kapasitas pemerintahan dan pelaku lokal adalah serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dan pelaku lokal/kelompok peduli lainnya agar mampu menciptakan kondisi yang kondusif dan sinergi yang positif bagi masyarakat terutama kelompok miskin dalam menyelenggarakan hidupnya secara layak. Kegiatan terkait dalam komponen ini antara lain seminar, pelatihan, lokakarya, kunjungan lapangan yang dilakukan secara selektif, dan sebagainya (PNPM Mandiri, 2012).

4. Bantuan Pengelolaan dan Pengembangan Program

Komponen bantuan pengelolaan dan pengembangan program meliputi kegiatan-kegiatan untuk mendukung pemerintah dan berbagai kelompok pedulilainnya dalam pengelolaan kegiatan seperti penyediaan konsultan manajemen, pengendalian mutu, evaluasi, dan pengembangan program (Kementrian PU, 2011).

Ruang Lingkup Kegiatan PNPM Mandiri

Ruang lingkup kegiatan PNPM Mandiri pada dasarnya terbuka bagi semua kegiatan penanggulangan kemiskinan yang diusulkan dan disepakati masyarakat meliputi:

1. Penyediaan dan perbaikan prasarana/sarana lingkungan permukiman, sosial, dan ekonomi secara padat karya;


(64)

2. Penyediaan sumber daya keuangan melalui dana bergulir dan kredit mikro untuk mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat miskin. Perhatian yang lebih besar perlu diberikan bagi kaum perempuan dalam memanfaatkan dana bergulir ini;

3. Kegiatan terkait peningkatan kualitas sumberdaya manusia, terutama yang bertujuan mempercepat pencapaian target Sasaran Pembangunan Milenium

Millennium Development Goals (MDGs); dan

4. Peningkatan kapasitas masyarakat dan pemerintahan lokal melalui penyadaran kritis, pelatihan ketrampilan usaha, manajemen organisasi dan keuangan, serta penerapan tata kepemerintahan yang baik.

Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat

Sesuai dengan pernyataan Soekartawi (1988) , menyatakan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi tingkat adopsi terhadap suatu inovasi dapat dipengaruhi oleh :

1. Umur

Umur seseorang menentukan prestasi kerja atau kinerja dari orang tersebut. Semakin tua umur seseorang, maka akan semakin turun prestasinya dalam menyelesaikan pekerjaan yang berat (Suratiyah, 2009). Semakin muda umur seseorang biasanya memiliki semangat ingin tahu yang tinggi terhadap suatu inovasi baru. Dengan demikian akan lebih cepat bagi masyarakat menerima inovasi yang dilakukan .

2. Tingkat Pendidikan

Pendidikan formal adalah jenjang pendidikan yang telah diselesaikan oleh responden di bangku sekolah. Pendidikan formal dihitung dari lama responden


(65)

menempuh pendidikan formal. Soekartawi (1988) mengemukakan bahwa mereka yang berpendidikan tinggi relatif lebih cepat dalam melaksanakan adopsi inovasi, sebaliknya mereka yang berpendidikan rendah agak sulit melaksanakan adopsi inovasi dengan cepat.

3. Pendapatan

Pada dasarnya pendapatan berasal dari 3 sumber, yakni pendapatan dari usahatani komoditi tertentu, pendapatan dari usahatani non komoditi tertentu, dan pendapatan dari non usahatani. Pendapatan masyarakat perkotaan digolongkan ke dalam pendapatan non usahatani, karena pada umumnya masyarakat perkotaan memiliki mata pencaharian di bidang jasa. Ciri – ciri sosial ekonomi adopter yang lebih inovatif adalah mempunyai status sosial lebih tinggi, status sosial ditandai dengan pendapatan. Faktor yang mempengaruhi kecepatan seseorang untuk mengadopsi inovasi adalah tingkat pendapatan, petani dengan pendapatan yang tinggi biasanya akan cepat mengadopsi inovasi. Mereka yang cepat mengadopsi inovasi dicirikan dengan memiliki pendapatan dan taraf hidup yang lebih tinggi.

4. Jumlah Tanggungan

Soekartawi (1999) menyatakan bahwa semakin banyak anggota keluarga akan semakin besar pula beban hidup yang akan ditanggung atau dipenuhi. Namun, pernyataan tersebut dapat disangkal jika setiap anggota keluarga dalam suatu keluarga memiliki kualitas sumber daya manusia yang tinggi. Sehingga akan menambah pendapatan keluarga, bukan menjadi tanggungan keluarga lagi


(66)

Kerangka Pemikiran

PNPM mandiri yang dimulai sejak tahun 2007 ini cukup membantu dalam hal penanggulangan kemiskinan. PNPM Mandiri ini memiliki banyak bentuk, beberapa diantaranya adalah PPK, PNPM Generasi, P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan), P2DTK, PISEW, PPIP, PAMSIMAS, PNPM Mandiri Agribisnis Perdesaan, PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan, PNPM Mandiri Pariwisata, dan PNPM Mandiri Perumahan Permukiman.

Kelurahan Tangkahan Kecamatan Medan Labuhan Sumatera Utara merupakan salah satu wilayah yang menerima dana BLM (Bantuan Langsung Masyarakat). Dana BLM diberikan dalam rangka membantu masyarakat dalam hal permodalan kegiatan yang telah direncanakan oleh masyarakat sebelumnya. Program penanggulangan kemiskinan di Indonesia, melalui program yang berbentuk bantuan langsung masyarakat, merupakan bentuk paradigma program pembangunan dengan mengedepankan partisipasi masyarakat.

Dalam pelaksanaannya, program PNPM ini tentu dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah karakteristik sosial ekonomi (umur, tingkat pendidikan, pendapatan, dan jumlah tanggungan) dari masyarakat yang tinggal di daerah pelaksanaan program PNPM itu sendiri.

Semakin muda umur ,biasanya memiliki semangat ingin tahu yang tinggi terhadap suatu inovasi.dengan demikian masyarakat akan lebih cepat dalam melakukan adopsi terhadap inovasi yang datang.

Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat,biasanya akan lebih peka terhadap suatu upaya pengembangan wilayah kearah yang lebih baik. Dengan


(67)

demikian semakin tinggi tingkat pendidikan maka tingkat adopsi terhadap suatu inovasi juga akan semakin tinggi .

Masyarakat yang memiliki pendapatan rendah, pada umumnya akan lebih lambat dalam mengadopsi suatu inovasi karena pada umumnya mereka lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan hidup anggota keluarganya dibandingkan mengambil resiko mengadopsi suatu inovasi yang belum tentu berhasil.

Masyarakat yang memiliki jumlah tanggungan banyak pada umumnya lebih lambat dalam menghadapi suatu inovasi dibandingkan dengan masyarakat yang memiliki jumlah tanggungan yang lebih sedikit. Masyarakat dengan jumlah tanggungan banyak ini akan lebih fokus terhadap pemenuhan kebutuhan sehari hari. Namun jumlah tanggungan yang banyak juga dapat berubah menjadi jumlah pengasil pendapatan bila semua anggota keluarga tersebut dapat menjadi sumber daya manusia yang menghasilkan dan menambah pendapatan keluarga.

Dinamika sosial-ekonomi dan lingkungan masyarakat Indonesia, menghasilkan variasi dan karakteristik masyarakat, yang berbeda-beda. Di satu sisi menghasilkan masyarakat yang fatalis (pasrah pada nasib), disisi yang lain, menghasilkan masyarakat pejuang (fighting spirit)yang tinggi. Kondisi tersebut terkesan diabaikan dan belum terakomodasi dalam perencanaan program.

Variasi dan karakteristik masyarakat yang berbeda tersebut, berimplikasi pada partisipasi dan etos kerja masyarakat di lapangan, bisa jadi di karakter masyarakat tertentu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) dianggap berhasil karena antusiasme masyarakat yang tinggi. Sebaliknya pada karakter masyarakat tertentu lainnya PNPM justru dianggap memberikan


(1)

ABSTRAK

YOSSI YULIANGGI SOSELISA (080309047/PKP) dengan judul

skripsi “PENGARUH KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI

MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN” Studi kasus penelitian di Kelurahan Tangkahan. Kecamatan

Medan Labuhan ,Kota Medan. Penelitian ini dibimbing oleh Ir Lily Fauzia,M.Si sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan Dr.Ir.Salmiah,M.S sebagai Anggota Komisi Pembimbing.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan program PNPM Mandiri, karakteristik sosial ekonomi masyarakat (umur, tingkat pendidikan, pendapatan, jumlah tanggungan), dan pengaruh karakteristik sosial ekonomi masyarakat terhadap pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan.

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penentuan daerah penelitian dengan pertimbangan bahwa berdasarkan data sekunder yang diperoleh, daerah Tangkahan merupakan kelurahan yang memperoleh dana bantuan terbesar bersama Kelurahan Martubung di Kecamatan Medan Labuhan. Metode penentuan sampel dilakukan secara Simple Random Sampling yaitu sampel diambil secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dengan jumlah sampel 30. Metode


(2)

RIWAYAT HIDUP

YOSSI YULIANGGI SOSELISA, lahir di Medan pada tanggal 3 juli 1990 dari ayah Agustinus Soselisa dan Ibu Ernawati. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara.

Pendidikan yang ditempuh penulis adalah:

1. Sekolah Dasar di SD Negeri 0609030 Titi Kuning Kecamatan Medan Johor, masuk tahun 1996 dan tamat pada tahun 2002

2. Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 2 Medan, masuk tahun 2002 dan tamat pada tahun 2005

3. Sekolah Menengah Atas di SMA Harapan Mandiri Medan, masuk tahun 2005 dan tamat pada tahun 2008

4. Tahun 2008 masuk di Departemen Agribisnis Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian USU, melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negri (SNMPTN)

5. Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada bulan Juli 2012 di desa Pulau Pule Kecamatan Air batu Kabupaten Asahan.

6. Melaksanakan penelitian pada bulan April sampai dengan Juni 2013 di Kelurahan Tangkahan, Kecamatan Medan Labuhan.


(3)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, berkat rahmat, hidayah serta limpahan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Terhadap

Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan” (Studi Kasus : Kelurahan Tangkahan,

Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan) yang merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ir.Lily Fauzia,M.Si selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah membimbing dan memberikan berbagai masukan berharga kepada penulis dari mulai menetapkan judul sampai ujian akhir.

2. Dr.Ir.Salmiah,M.S selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah membina, membimbing, mengarahkan penulis sampai ujian akhir.

3. Dr.Ir.Salmiah, M.Si selaku ketua Jurusan Agribisnis FP USU dan Dr.Ir.Satia Negara Lubis, M.Ec selaku sekretaris Jurusan Agribisnis FP USU.

4. Para dosen, staff pegawai Jurusan Agribisnis FP USU.

5. Seluruh instansi terkait dalam penelitian ini yang telah membantu penulis dalam memperoleh data selama penulisan skripsi ini.


(4)

Akhirnya penulis mendoakan kiranya Allah SWT membalas segala kebaikan mereka. Semoga segala usaha dan niat baik yang telah kita lakukan dapat bermanfaat dan mendapat ridha Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi maupun redaksinya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik, saran dan masukan yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua Amin Ya Rabbal Alamin.

Medan,Agustus 2013


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN... viii DAFTAR GAMBAR……… ix

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Identifikasi Masalah ... 5

Tujuan Penelitian ... 5

Kegunaan Penelitian ... 6

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 7

Tinjauan Pustaka ... 7

Pnpm Mandiri ... 7

Kategori Program Pnpm Mandiri ... 10

Komponen Program Pnpm Mandiri ... 12

Ruang Lingkup Kegiatan Pnpm Mandiri ... 13

Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat ... 14

Kerangka Pemikiran ... 16

Skema Kerangka Pemikiran ... 18


(6)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN ... 29

Deskripsi Daerah Penelitian ... 29

Luas dan Topografi Kelurahan ... 29

Keadaan Penduduk ... 30

Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 30

Keadaan Penduduk Berdasarkan Umur ... 30

Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 31

Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 32

Keadaan Penduduk Berdasarkan Agama ... 33

Sarana dan Prasarana... 34

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36

Dasar Penentuan Lokasi Penerima Dana Bantuan PNPM Mandiri ... 36

Program –Program Pemberdayaan Masyarakat... 40

Pelaksanaan PNPM Mandiri ... 43

Hasil Analisis Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat... 60

KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

Kesimpulan ... 64

Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


Dokumen yang terkait

“Efektivitas Pelaksanaan Pembangunan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM –MP) Di Desa Hutapadang Kota Padangsidimpuan Hutaimbaru

1 83 111

PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN PEMBANGUNAN MELALUI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP) DI KECAMATAN LAGUBOTI TOBA SAMOSIR

0 65 7

Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Nasional (PNPM) Mandiri Perdesaan (Studi Deskriftif di Kelurahan Aek Simotung, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara)

0 62 148

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76

Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Pogram Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan

0 0 8

Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Pogram Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan

0 0 1

Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Pogram Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan

0 0 6

Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Pogram Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan

0 0 13

Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Pogram Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan

0 0 1

Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Pogram Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan

0 0 9