Np
1
Np
2
Np
3
Ns
3
Ns
2
Ns
1
Gambar 2.13 Transformator 3 Phasa Tipe cangkang
II.6. 3 K onstru ksi Umu m T ra fo Dist ribusi 3 ph asa
Ga mbar 2. 14. Ko nst ruks i U mu m Tra fo d is t ribu s i 3 p ha sa
Transformator distribusi tiga fasa terdiri dari bagian-bagian : 1. Busing Primer.
2. Indikator tinggi permukaan minyak.
Universitas Sumatera Utara
3. Penapas pengering. 4. Lobang untuk pembukaan.
5. Lobang untuk penarikan. 6. Kran untuk pemasukanpengeluaran minyak.
7. Pelat nama. 8. Thermometer.
9. Tap trafo alat untuk merubah tegangan.
Gambar 2.15. Konstruksi lengkap Trafo Distribusi.
Universitas Sumatera Utara
Tiap Transformator harus dilengkapi dengan name plate pengenal, terbuat dari bahan tahan cuaca, dipasang pada posisi yang mudah dilihat berisikan rincian seperti
yang ditunjukan dibawah ini. Keseluruhan pelat harus bertanda yang tak mudah terhapus misalnya dengan memahat, mencetak-cetak.
Informasi yang diperlukan : a. Jenis transformator misalnya: transformator, oto-transformator,
transformator penguat dan sebagainya. b. Nomor spesifikasi.
c. Nama pabrik. d. Nomor seri pembuatan
e. Tahun pembuatan f. Jumlah fasa
g. Daya pengenal untuk transformator belitan banyak, ganda, daya pengenal tiap belitan harus diberikan, kombinasi pembebanan harus
ditunjukan pula, jika tidak pengenal salah satu belitan merupakan jumlah daya pengenal belitan lainnya.
h. Frekuensi pengenal i. Tegangan pengenal
j. Arus pengenal k. Lambang hubungan
1. Tegangan impendansi pada arus pengenal nilai terukur dan bila perlu, daya acuan.
m. Jenis pendingin. bila transformator mempunyai mempunyai cara
Universitas Sumatera Utara
pendingin keluaran yang brrbeda dari pengenalnya dapat ditunjukan oleh presentasi daya pengenal, misalnya ONANONAP 100
n. Massa keseluruhan. o. Masa minyak isolasi.
Apabila nilai pengenal transformator lebih dari satu, tergantung dari hubungan yang berbeda-beda, dengan desain mengikuti kekhususanya, nilai-nilai pengenal
perlu ditambahkan adalah plat pengenal. II.6.4
3
A. Hubungan Wye - Wye Y – Y
Hubungan Transformator Tiga Phasa
Dalam pelaksanaannya, tiga buah lilitan fasa dalam sisi primer dan sisi sekunder dapat dihubungkan dalam bermacam – macam hubungan, seperti hubungan
bintang, hubungan segitiga delta dan hubungan kombinasi Y-Y, Y- Δ, Δ-Y dan Δ- Δ,
bahkan untuk kasus tertentu lilitan sekunder dapat dihubungkan secara berliku – liku zig-
zag, sehingga didapatkan kombinasi Δ-Z dan Z- Y.
Hubungan zig – zag merupakan sambungan bintang “ istimewa”, hubungan ini untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin terjadi apabila dihubungkan secara
bintang dengan beban setiap phasanya tidak seimbang.
Jika tegangan tiga phasa dipasok ke transformator Y – Y, maka tegangan tiap - tiap phasanya akan saling berbeda 120
o
. Hubungan pada transformator tiga phasa dapat dilihat pada gambar berikut :
3
Mochtar Wijaya, Dasar-Dasar Mesin Listrik Jakarta: Djambatan, 2001, hh. 106-113.
Universitas Sumatera Utara
Np
1
Np
2
Np
3
Ns
3
Ns
2
Ns
1
S s
t T
V Φs
V Φp
V
LP
R r
V
LS
Gambar 2.16 Transformator Hubungan Y – Y Tegangan primer pada masing – masing phasa adalah :
…………………………………………….………….2.17 Tegangan phasa primer sebanding dengan tegangan phasa sekunder dan perbandingan
belitan transformator. Maka diperoleh perbandingan tegangan pada transformator adalah :
= = a ……………………………………….………….2.18
B. Hubungan Wye – Delta Y –
Δ Beda phasa antara sisi primer dan sekunder sebesar 30
o
atau kelipatannya, yang jika hendak dihubungkan secara parallel, sisi sekunder transformator yang akan
diparalelkan harus memiliki beda phasa yang sama. Digunakan sebagai penaik
Universitas Sumatera Utara
tegangan untuk sistem tegangan tinggi. Hubungan Wye – Delta dapat dilihat pada gambar berikut :
Np
1
Np
2
Np
3
Ns
3
Ns
2
Ns
1
S s
t T
V Φs
V Φp
V
LP
R r
V
LS
Gambr 2.17 Hubungan Transformator Y – Δ
Tegangan kawat ke kawat primer sebanding dengan tegangan phasa primer. V
LP
= V
ΦP
…………………………….…………….………..2.19 Tegangan kawat – kawat sekunder sebanding dengan tegangan phasa.
V
LS
= V
ΦS
……………………………………………………….2.20 Maka perbandingan tegangan pada hubungan ini :
= =
a ………………………………………………2.21
C. Hubungan Delta –
Wye Δ – Y Umumnya digunakan untuk menurunkan tegangan dari tegangan transmisi ke
tegangan rendah.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan Δ – Y pada transformator tiga phasa ditunjukkan pada berikut: .
Np
1
Np
2
Np
3
Ns
3
Ns
2
Ns
1
S s
t T
V Φs
V Φp
V
LP
R
V
LS
r
Gambar 2.18 Hubungan Transformator Δ – Y Tegangan kawat ke kawat primer sebanding dengan tegangan phasa primer.
V
LP
= V
ΦP
………………………….…….……………….……..2.22 Tegangan kawat – kawat sekunder sebanding dengan tegangan phasa.
V
LS
= V
ΦS
……………………………………………..……2.23 Maka perbandingan tegangan pada hubungan ini :
= =
………………….……………………..………2.24
Universitas Sumatera Utara
D. Hubungan Delta –
Delta Δ – Δ Gambar hubungan ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Np
1
Np
2
Np
3
Ns
3
Ns
2
Ns
1
S s
t T
V Φs
V Φp
V
LP
R
V
LS
r
Gambar 2.19 Hubungan Transformator Δ – Δ Pada hubungan ini diperoleh : V
RS
= V
ST
= V
RT
= V
LN
Maka : V
L – L
= V
L – N
………....................................................................2.25 V
RS
= V
ST
= V
RT
………..............................................................2.26 Dimana :
V
L – L
= Tegangan Line to Line V
L – N
= Tegangan Line to Netral Arus pada transformator tiga phasa hubungan delta :
I
L
= I
P
…………….….............................................................2.27 Dimana :
I
L
= Arus Line I
P
= Arus Phasa
Universitas Sumatera Utara
BAB III TAP CHANGER
III.1. Umum
Sistem tipikal tenaga listrik memiliki empat unsur utama yaitu, pembangkit tenaga listrik, saluran transmisi, saluran distribusi dan beban atau disebut juga
sebagai pengguna tenaga listrik. Perkembangan sistem kelistrikan saat ini telah mengarah pada peningkatan efisiensi dan mutu tegangan dalam penyaluran energi
listrik. Peningkatan efisiensi dan mutu tersebut dapat dimulai dari pembangkitan, transmisi dan distribusi.
Pada sisi distribusi peningkatan efisiensi dapat dilakukan dengan menjaga tegangan terminal konsumen sampai pada batas yang ditentukan. Tegangan keluaran
atau tegangan terminal konsumen dapat dikendalikan dengan pemasangan tapping pada sisi primer atau pada sisi sekunder. Perubahan posisi tapping dikendalikan oleh
tap changer. Tap changer atau pengubah tapping adalah suatu alat pengubah tegangan dengan mengubah rasio perbandingan belitan transformator untuk mendapatkan
tegangan operasi sekunder akibat adanya perubahan tegangan pada sisi primer. Pemilihan tapping transformator didasarkan pada penyesuaian besar tegangan
primer transformator, besar tegangan yang diterima oleh kumparan primer transformator dipengaruhi oleh jatuh tegangan yang terjadi pada saluran.
Berdasarkan SPLN 50: 1997 Ada dua macam penyadapan tapping tanpa beban yaitu:
Universitas Sumatera Utara