Buku Saku Ruqyah

  Buku Saku RUQYAH Kumpulan Do'a-Do'a Ma'tsur Untuk Mengobati Guna-Guna dan Sihir Abu Ayyash Rafa'alhaq, Lc

  

Pengantar PDF

  Alhamdulillah akhirnya PDF ini bisa selesai juga setelah terkatung – katung hampir satu bulan. Minta maaf sedalamnya kepada penyusun dan penerbit karena saya ketik ulang tanpa ijin, semoga di perkenankan dan menjadi suatu amal kebaikan. Karena buku seperti ini menurut hemat saya harus di ketahui oleh kalayak umum. Untuk itulah kepada pembaca e-book yang budiman sekiranya merasa perlu dan mampu membeli buku ini silahkan membeli bukunya karena akan lebih bermanfaat, sekaligus sebagai penghargaan atas jerih payah mereka untuk menyusun dan menyebarkan buku ini.

  Ayat – ayat Quran dalam PDF ini saya copy dari software Program Kitab Suci Al-Quran 6.50 dan saya convert ke dalam format Unicode, sedangkan haditsnya saya ketik sendiri dalam bentuk Arabic Unicode. Tetapi karena kemampuan Arabic saya lumayan payah saya sangat mengharapkan koreksi dari pembaca budiman jika menemukan kesalahan hadits ataupun ayat akibat proses konvert. Walaupun telah saya koreksi tetapi tidak menutup kemungkinan kesalahan terjadi akibat kelalaian saya.

  

Buku Saku

RUQYAH

  

Kumpulan Do'a-Do'a Ma'tsur Untuk

Mengobati Guna-Guna dan Sihir

"Tidak di perkenankan mencetak,

meng-copy paste maupun

menyebarkannya sebagian atau

seluruh buku dalam format PDF ini

untuk kepentingan komersial"

  

“Lebih Dibenarkan Jika Pihak

Pembaca Membeli Buku Aslinya”

Abu Ayyash Rafa'alhaq, Lc

  Judul E-book :

  Buku Saku RUQYAH Kumpulan Do'a-Do'a Ma'tsur Untuk Mengobati Guna-guna dan Sihir

  Penulis :

  Abu Ayyash Raf'alhaq, Lc

  Penerbit Buku Tercetak :

  Tsabita Grafika

  Cetakan

  Pertama, Juli 2001 M Keenam, Rabiul Akhir 1425 H/Juni 2005

  Editor, Layout, & Setting :

  Agus Waluyo

  Font :

  Verdana 08 Traditional Arabic 15

  Publikasi

  a|wPublisher

  

  e-mail :

  

PENDAHULUAN

  Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat, dan orang - orang yang mengikuti sunnahnya hingga hari kiamat.

  Guna-guna, sihir, santet, teluh, dan semacamnya kini menjadi komoditas harian mayoritas penduduk Indonesia. meski memeluk agama Islam, yang nota bene sangat bertentangan dengan praktek-praktek syirik semacam itu, kondisi sosio-historis yang masih terinduksi pesona animisme masa lampau, membuat mereka tetap mengakrabi hal-hal demikian. Naudzubillaahi. Permasalahan menjadi lebih sulit ketika kita justru menjadi korban praktek itu. Alih-alih menghindari syirik, kebanyakan malah terjerumus ke dalam perangkapnya, saat melalukan pengobatan dengan pergi ke dukun- dukun sihir.

  Sebenarnya, Al-Qur'an telah menyediakan penangkal yang manjur. Bukankah ia adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman? (Lihat surat Al-Isra:82, Fushilat:44). Dan Rasulullah SAW-pun telah mengajarkannya kepada umat ini, yaitu berupa doa-doa dari Al- Quran dan as-Sunnah yang disebut ruqyah. yang sesuai dengan syari'at, yaitu berdasarkan riwayat shahih, atau sesuai dengan ketentuan- ketentuan yang telah disepakati oleh para ulama.

  Nah, untuk memudahkan kita dalam menghafal dan mengamalkan do'a-do'a tersebut, kami mengemas kompilasi ayat-ayat dan do'a ma'tsur dalam satu buku kecil, buku saku ruqyah.

  Mudah-mudahan dapat bermanfaat dan berdaya guna, amien ya Rabbal alamien.... Jakarta, 15 September 2003 Abu Ayyash Rafaalhaq, LC.

  

DAFTAR ISI

  1. Pendahuluan .......................................... iii 2.

  Daftar Isi ................................................v

  3. Sebab - Sebab Terkena Sihir, Santet, Kesurupan, Dan Sebagainya......................1 4. Macam-Macam Ganguan Jin ......................2

  5. Syarat-Syarat Raqi (Orang Yang Meruqyah) 3

  6. Prosesi Pengobatan ..................................4 7.

  Bacaan Ruqyah........................................5

  A. Dari Al Quran ..................................... 5

  B. Dari As-Sunnah .................................14

  8. Pasca Pengobatan ..................................19 9.

  Do'a Dan Dzikir Setelah Selesai Shalat Fardhu.................................................. 20

  10. Sekilas Tentang Sihir..............................24

  11. Larangan Mendatangi Tukang Sihir...........25 12.

  Daftar Pustaka.......................................26

  

SEBAB - SEBAB TERKENA SIHIR,

SANTET, KESURUPAN, DAN SEBAGAINYA.

  Pada hakekatnya sihir, santet, guna-guna, dsb, merupakan praktek yang menggunakan bantuan jin. Ini terjadi jika seseorang mempunyai perjanjian dengan makhluk tersebut, sebagaimana diisyaratkan dalam surah al-Jinn ayat 6, lalu memnita bantuan mereka untuk memberi manfaat atau mencelakai seseorang. Pada saat itulah, jin dapat merasuki tubuh dan memulai 'operasi'nya.

  Namun, ada kalanya sang jin mengganggu atau masuk ke tubuh seseorang karena keinginan sendiri, dengan berbagai macam alasan. Entah karena kesakitan tersiram air panas, atau mungkin ia jatuh cinta kepada manusia, atau memang karena keisengan dia. Perlu diingat, bahwa tabiat jin itu suka berdusta dan cenderung berbuat jahat.

  Tetapi jin tidak bisa merasuki seseorang kecuali saat ia tidak melaksanakan syariat Allah SWT serta tidak mendekatkan diri kepada-nya. Kondisi semacam ini membuat jiwanya labil, sehingga pertahanannya menjadi longgar. Ada beberapa kondisi, dimana jin sangat mudah

MACAM-MACAM GANGUAN JIN

  Setidaknya gangguan jin pada manusia meliputi:

  1. Gangguan total, yaitu jin menggangu seluruh jasad seperti yang mengalami berbagai sumbatan saraf.

  2. Gangguan sektoral, yaitu jin memegang (mengganggu) salah satu anggota badan, seperti lengan, kaki atau lidah.

  3. Gangguan berkepanjangan, yaitu jin terus berada dalam jasadnya dalam waktu yang lama.

4. Gangguan sejenak, yaitu tidak lebih dari beberapa detik seperti mimpi buruk.

SYARAT-SYARAT RAQI (ORANG

  Setiap muslim yang taat dan bertaqwa sebenarnya dapat menjadi raqi, baik bagi dirinya maupun orang lain. Atau paling tidak, ia memiliki benteng yang kuat agar tidak diganggu jin.

  Namun hendaknya seorang raqi memiliki sifat- sifat sebagai berikut :

  1. Beraqidah bersih, jernih dan benar, sebagaimana salaf ash-shalih.

  2. Yakin bahwa yang memberi pengaruh bukan dzat ruqyahnya, tetapi kekuasaan Allah SWT semata, sedang ruqyah merupakan satu sebab saja.

  3. Melaksanakan berbagai ketaatan kepada Allah SWT, dan Rasul-Nya.

  4. Senantiasa berdzikir kepada Allah.

  5. Tahu hal ihwal jin dan syetan.

  6. Sebaiknya sudah menikah. Diantara dzikir yang harus dilazimi khususnya oleh seorang raqi, dan bagi setiap muslim pada umumnya, adalah :

  ﻪﹶﻟﻭ ﻚﹾﻠﻤﹾﻟﺍ ﻪﹶﻟ ﻪﹶﻟ ﻚﻳِﺮﺷ ﹶﻻ ﻩﺪﺣﻭ ُﷲﺍ ﱠﻻِﺇ ﻪﹶﻟِﺇ ﹶﻻ ﺮﻳِﺪﹶﻗٍﺀﻰﺷ ﱢﻞﹸﻛ ﻰﹶﻠﻋﻮﻫﻭ ﺪﻤﺤﹾﻟﺍ

PROSESI PENGOBATAN

  Saat hendak melakukan pengobatan hendaknya seorang raqi melakukan persiapan-persiapan sebagai berikut :

  1. Membuat keadaan kamar yang sar'i, misalnya dengan mengeluarkan gambar bernyawa, patung, alat-alat musik, dan pemutar lagu, dll.

2. Mengeluarkan dan membakar penangkal atau jimat yang ada pada penderita.

  3. Membersihkan tempat dari pelanggaran syariat, seperti orang laki-laki memakai emas atau wanita tidak menutup aurat.

  4. Memberi pelajaran aqidah kepada penderita dan keluarganya, agar menghapus ketergantungan hati mereka kepada selain Allah SWT.

  5. Dianjurkan berwudhu sebelum memulai pengobatan, juga kepada orang yang bersamanya.

  6. Jika penderita adalah wanita, jangan memulai pengobatan pastikan auratnya tertutup dan disertainya mahramnya.

  7. Berdo'a kepada Allah SWT agar diberi pertolongan dan perlindungan saat prosesi berlangsung. Lalu seorang raqi meletakkan tangannya di atas tubuh atau kepala penderita. Jika wanita, dapat

BACAAN RUQYAH

A. Dari Al Quran

  ِﻢﻴِﺟﺮﻟﺍ ِﻥﺎﹶﻄﻴﺸﻟﺍ ﻦِﻣ ِﻪﱠﻠﻟﺎِﺑﹸﺫﻮﻋﹶﺃ

  1. Al-Fatihah, ayat 1-7

  ﲔِﻤﹶﻟﺎﻌﹾﻟﺍ ﺏﺭ ِﻪﱠﻠِﻟ ﺪﻤﺤﹾﻟﺍ ِﻢﻴِﺣﺮﻟﺍ ِﻦﻤﺣﺮﻟﺍ ِﻪﱠﻠﻟﺍ ِﻢﺴِﺑ •

  • ﺪﺒﻌﻧ ﻙﺎﻳِﺇ ِﻦﻳﺪﻟﺍ ِﻡﻮﻳ ِﻚِﻟﺎﻣ ِﻢﻴِﺣﺮﻟﺍ ِﻦﻤﺣﺮﻟﺍ

    ﹶﻁﺍﺮِﺻ ﻢﻴِﻘﺘﺴﻤﹾﻟﺍ ﹶﻁﺍﺮﺼﻟﺍ ﺎﻧِﺪﻫﺍ ﲔِﻌﺘﺴﻧ ﻙﺎﻳِﺇﻭ • • ﺎﹶﻟﻭ ﻢِﻬﻴﹶﻠﻋ ِﺏﻮﻀﻐﻤﹾﻟﺍ ِﺮﻴﹶﻏ ﻢِﻬﻴﹶﻠﻋ ﺖﻤﻌﻧﹶﺃ ﻦﻳِﺬﱠﻟﺍ ﲔﱢﻟﺎﻀﻟﺍ •

  2. Al-Baqarah, ayat 1-5

  

ﲔِﻘﺘﻤﹾﻠِﻟ ﻯﺪﻫ ِﻪﻴِﻓ ﺐﻳﺭ ﺎﹶﻟ ﺏﺎﺘِﻜﹾﻟﺍ ﻚِﻟﹶﺫ ﱂﺍ • •

ﺎﻤِﻣﻭ ﹶﺓﺎﹶﻠﺼﻟﺍ ﹶﻥﻮﻤﻴِﻘﻳﻭ ِﺐﻴﻐﹾﻟﺎِﺑ ﹶﻥﻮﻨِﻣﺆﻳ ﻦﻳِﺬﱠﻟﺍ ﻚﻴﹶﻟِﺇ ﹶﻝِﺰﻧﹸﺃ ﺎﻤِﺑ ﹶﻥﻮﻨِﻣﺆﻳ ﻦﻳِﺬﱠﻟﺍﻭ ﹶﻥﻮﹸﻘِﻔﻨﻳ ﻢﻫﺎﻨﹾﻗﺯﺭ • ﻚِﺌﹶﻟﻭﹸﺃ ﹶﻥﻮﻨِﻗﻮﻳ ﻢﻫ ِﺓﺮِﺧﺂﹾﻟﺎِﺑﻭ ﻚِﻠﺒﹶﻗ ﻦِﻣ ﹶﻝِﺰﻧﹸﺃ ﺎﻣﻭ •

  3. Al-Baqarah, ayat 163-164

  ﻢﻴِﺣﺮﻟﺍ ﻦﻤﺣﺮﻟﺍ ﻮﻫ ﺎﱠﻟِﺇ ﻪﹶﻟِﺇ ﺎﹶﻟ ﺪِﺣﺍﻭ ﻪﹶﻟِﺇ ﻢﹸﻜﻬﹶﻟِﺇﻭ • ﱠﻥِﺇ

ِﺭﺎﻬﻨﻟﺍﻭ ِﻞﻴﱠﻠﻟﺍ ِﻑﺎﹶﻠِﺘﺧﺍﻭ ِﺽﺭﹶﺄﹾﻟﺍﻭ ِﺕﺍﻮﻤﺴﻟﺍ ِﻖﹾﻠﺧ ﻲِﻓ

ﻱِﺮﺠﺗ ﻲِﺘﱠﻟﺍ ِﻚﹾﻠﹸﻔﹾﻟﺍﻭ ِﺮﺤﺒﹾﻟﺍ ﻲِﻓ ﻱِﺮﺠﺗ ﻲِﺘﱠﻟﺍ ِﻚﹾﻠﹸﻔﹾﻟﺍﻭ ﻊﹶﻔﻨﻳ ﺎﻤِﺑ ِﺮﺤﺒﹾﻟﺍ ﻲِﻓ ِﺀﺎﻤﺴﻟﺍ ﻦِﻣ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﹶﻝﺰﻧﹶﺃ ﺎﻣﻭ ﺱﺎﻨﻟﺍ

  ﻦِﻣ ﺎﻬﻴِﻓ ﱠﺚﺑﻭ ﺎﻬِﺗﻮﻣ ﺪﻌﺑ ﺽﺭﹶﺄﹾﻟﺍ ِﻪِﺑ ﺎﻴﺣﹶﺄﹶﻓ ٍﺀﺎﻣ ﻦِﻣ

ﻦﻴﺑ ِﺮﺨﺴﻤﹾﻟﺍ ِﺏﺎﺤﺴﻟﺍﻭ ِﺡﺎﻳﺮﻟﺍ ِﻒﻳِﺮﺼﺗﻭ ٍﺔﺑﺍﺩ ﱢﻞﹸﻛ

ﹶﻥﻮﹸﻠِﻘﻌﻳ ٍﻡﻮﹶﻘِﻟ ٍﺕﺎﻳﺂﹶﻟ ِﺽﺭﹶﺄﹾﻟﺍﻭ ِﺀﺎﻤﺴﻟﺍ •

  4. Al-Baqarah, ayat 255-257

  

ﻡﻮﻧ ﺎﹶﻟﻭ ﹲﺔﻨِﺳ ﻩﹸﺬﺧﹾﺄﺗ ﺎﹶﻟ ﻡﻮﻴﹶﻘﹾﻟﺍ ﻲﺤﹾﻟﺍ ﻮﻫ ﺎﱠﻟِﺇ ﻪﹶﻟِﺇ ﺎﹶﻟ ﻪﱠﻠﻟﺍ

ﻱِﺬﱠﻟﺍ ﺍﹶﺫ ﻦﻣ ِﺽﺭﹶﺄﹾﻟﺍ ﻲِﻓ ﺎﻣﻭ ِﺕﺍﻮﻤﺴﻟﺍ ﻲِﻓ ﺎﻣ ﻪﹶﻟ

ﻢﻬﹶﻔﹾﻠﺧ ﺎﻣﻭ ﻢِﻬﻳِﺪﻳﹶﺃ ﻦﻴﺑ ﺎﻣ ﻢﹶﻠﻌﻳ ِﻪِﻧﹾﺫِﺈِﺑ ﺎﱠﻟِﺇ ﻩﺪﻨِﻋ ﻊﹶﻔﺸﻳ

ﻊِﺳﻭ َﺀﺎﺷ ﺎﻤِﺑ ﺎﱠﻟِﺇ ِﻪِﻤﹾﻠِﻋ ﻦِﻣ ٍﺀﻲﺸِﺑ ﹶﻥﻮﹸﻄﻴِﺤﻳ ﺎﹶﻟﻭ

  

ﻮﻫﻭ ﺎﻤﻬﹸﻈﹾﻔِﺣ ﻩﺩﻮﹸﺌﻳ ﺎﹶﻟﻭ ﺽﺭﹶﺄﹾﻟﺍﻭ ِﺕﺍﻮﻤﺴﻟﺍ ﻪﻴِﺳﺮﹸﻛ

ﻢﻴِﻈﻌﹾﻟﺍ ﻲِﻠﻌﹾﻟﺍ • ﻦِﻣ ﺪﺷﺮﻟﺍ ﻦﻴﺒﺗ ﺪﹶﻗ ِﻦﻳﺪﻟﺍ ﻲِﻓ ﻩﺍﺮﹾﻛِﺇ ﺎﹶﻟ

  

ﻊﻴِﻤﺳ ﻪﱠﻠﻟﺍﻭ ﺎﻬﹶﻟ ﻡﺎﺼِﻔﻧﺍ ﺎﹶﻟ ﻰﹶﻘﹾﺛﻮﹾﻟﺍ ِﺓﻭﺮﻌﹾﻟﺎِﺑ ﻚﺴﻤﺘﺳﺍ

ﻢﻴِﻠﻋ • ِﺕﺎﻤﹸﻠﱡﻈﻟﺍ ﻦِﻣ ﻢﻬﺟِﺮﺨﻳ ﺍﻮﻨﻣﺍَﺀ ﻦﻳِﺬﱠﻟﺍ ﻲِﻟﻭ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﺕﻮﹸﻏﺎﱠﻄﻟﺍ ﻢﻫﺅﺎﻴِﻟﻭﹶﺃ ﺍﻭﺮﹶﻔﹶﻛ ﻦﻳِﺬﱠﻟﺍﻭ ِﺭﻮﻨﻟﺍ ﻰﹶﻟِﺇ ﻮﺟِﺮﺨﻳ ﺏﺎﺤﺻﹶﺃ ﻚِﺌﹶﻟﻭﹸﺃ ِﺕﺎﻤﹸﻠﱡﻈﻟﺍ ﻰﹶﻟِﺇ ِﺭﻮﻨﻟﺍ ﻦِﻣ ﻢﻬﻧ

  ﹶﻥﻭﺪِﻟﺎﺧ ﺎﻬﻴِﻓ ﻢﻫ ِﺭﺎﻨﻟﺍ •

  5. Al-Baqarah, ayat 284-286

  

ﻲِﻓ ﺎﻣ ﺍﻭﺪﺒﺗ ﹾﻥِﺇﻭ ِﺽﺭﹶﺄﹾﻟﺍ ﻲِﻓ ﺎﻣﻭ ِﺕﺍﻮﻤﺴﻟﺍ ﻲِﻓ ﺎﻣ ِﻪﱠﻠِﻟ

ﻐﻴﹶﻓ ﻪﱠﻠﻟﺍ ِﻪِﺑ ﻢﹸﻜﺒِﺳﺎﺤﻳ ﻩﻮﹸﻔﺨﺗ ﻭﹶﺃ ﻢﹸﻜِﺴﹸﻔﻧﹶﺃ ﻦﻤِﻟ ﺮِﻔ ﺮﻳِﺪﹶﻗ ٍﺀﻲﺷ ﱢﻞﹸﻛ ﻰﹶﻠﻋ ﻪﱠﻠﻟﺍﻭ ُﺀﺎﺸﻳ ﻦﻣ ﺏﱢﺬﻌﻳﻭ ُﺀﺎﺸﻳ •

ﱞ ﻞﹸﻛ ﹶﻥﻮﻨِﻣﺆﻤﹾﻟﺍﻭ ِﻪﺑﺭ ﻦِﻣ ِﻪﻴﹶﻟِﺇ ﹶﻝِﺰﻧﹸﺃ ﺎﻤِﺑ ﹸﻝﻮﺳﺮﻟﺍ ﻦﻣﺍَﺀ

  

ٍﺪﺣﹶﺃ ﻦﻴﺑ ﻕﺮﹶﻔﻧ ﺎﹶﻟ ِﻪِﻠﺳﺭﻭ ِﻪِﺒﺘﹸﻛﻭ ِﻪِﺘﹶﻜِﺋﺎﹶﻠﻣﻭ ِﻪﱠﻠﻟﺎِﺑ ﻦﻣﺍَﺀ

ﺳﺭ ﻦِﻣ ﻚﻴﹶﻟِﺇﻭ ﺎﻨﺑﺭ ﻚﻧﺍﺮﹾﻔﹸﻏ ﺎﻨﻌﹶﻃﹶﺃﻭ ﺎﻨﻌِﻤﺳ ﺍﻮﹸﻟﺎﹶﻗﻭ ِﻪِﻠ ﲑِﺼﻤﹾﻟﺍ • ﺎﻣ ﺎﻬﹶﻟ ﺎﻬﻌﺳﻭ ﺎﱠﻟِﺇ ﺎﺴﹾﻔﻧ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻒﱢﻠﹶﻜﻳ ﺎﹶﻟ

ﺎﻨﻴِﺴﻧ ﹾﻥِﺇ ﺎﻧﹾﺬِﺧﺍﺆﺗ ﺎﹶﻟ ﺎﻨﺑﺭ ﺖﺒﺴﺘﹾﻛﺍ ﺎﻣ ﺎﻬﻴﹶﻠﻋﻭ ﺖﺒﺴﹶﻛ

  

ِﻪِﺑ ﺎﻨﹶﻟ ﹶﺔﹶﻗﺎﹶﻃ ﺎﹶﻟ ﺎﻣ ﺎﻨﹾﻠﻤﺤﺗ ﺎﹶﻟﻭ ﺎﻨﺑﺭ ﺎﻨِﻠﺒﹶﻗ ﻦِﻣ ﻦﻳِﺬﱠﻟﺍ ﻰﹶﻠﻋ

ﺎﻧﺮﺼﻧﺎﹶﻓ ﺎﻧﺎﹶﻟﻮﻣ ﺖﻧﹶﺃ ﺎﻨﻤﺣﺭﺍﻭ ﺎﻨﹶﻟ ﺮِﻔﹾﻏﺍﻭ ﺎﻨﻋ ﻒﻋﺍﻭ

ﻦﻳِﺮِﻓﺎﹶﻜﹾﻟﺍ ِﻡﻮﹶﻘﹾﻟﺍ ﻰﹶﻠﻋ

  • 6. Ali-Imran, ayat 18-19

  ِﻢﹾﻠِﻌﹾﻟﺍ ﻮﹸﻟﻭﹸﺃﻭ ﹸﺔﹶﻜِﺋﺎﹶﻠﻤﹾﻟﺍﻭ ﻮﻫ ﺎﱠﻟِﺇ ﻪﹶﻟِﺇ ﺎﹶﻟ ﻪﻧﹶﺃ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﺪِﻬﺷ ﱠﻥِﺇ ﻢﻴِﻜﺤﹾﻟﺍ ﺰﻳِﺰﻌﹾﻟﺍ ﻮﻫ ﺎﱠﻟِﺇ ﻪﹶﻟِﺇ ﺎﹶﻟ ِﻂﺴِﻘﹾﻟﺎِﺑ ﺎﻤِﺋﺎﹶﻗ • ﺍﻮﺗﻭﹸﺃ ﻦﻳِﺬﱠﻟﺍ ﻒﹶﻠﺘﺧﺍ ﺎﻣﻭ ﻡﺎﹶﻠﺳِﺈﹾﻟﺍ ِﻪﱠﻠﻟﺍ ﺪﻨِﻋ ﻦﻳﺪﻟﺍ

ﻦﻣﻭ ﻢﻬﻨﻴﺑ ﺎﻴﻐﺑ ﻢﹾﻠِﻌﹾﻟﺍ ﻢﻫَﺀﺎﺟ ﺎﻣ ِﺪﻌﺑ ﻦِﻣ ﺎﱠﻟِﺇ ﺏﺎﺘِﻜﹾﻟﺍ

  ِﺏﺎﺴِﺤﹾﻟﺍ ﻊﻳِﺮﺳ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﱠﻥِﺈﹶﻓ ِﻪﱠﻠﻟﺍ ِﺕﺎﻳﺂِﺑ ﺮﹸﻔﹾﻜﻳ •

  7. Al-A'raf, ayat 54-56

  

ِﺔﺘِﺳ ﻲِﻓ ﺽﺭﹶﺄﹾﻟﺍﻭ ِﺕﺍﻮﻤﺴﻟﺍ ﻖﹶﻠﺧ ﻱِﺬﱠﻟﺍ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻢﹸﻜﺑﺭ ﱠﻥِﺇ

ﻪﺒﹸﻠﹾﻄﻳ ﺭﺎﻬﻨﻟﺍ ﹶﻞﻴﱠﻟﺍ ﻲِﺸﻐﻳ ِﺵﺮﻌﹾﻟﺍ ﻰﹶﻠﻋ ﻯﻮﺘﺳﺍ ﻢﹸﺛ ٍﻡﺎﻳﹶﺃ

ﺎﹶﻟﹶﺃ ِﻩِﺮﻣﹶﺄِﺑ ٍﺕﺍﺮﺨﺴﻣ ﻡﻮﺠﻨﻟﺍﻭ ﺮﻤﹶﻘﹾﻟﺍﻭ ﺲﻤﺸﻟﺍﻭ ﺎﹰﺜﻴِﺜﺣ

ﺍﻮﻋﺩﺍ ﲔِﻤﹶﻟﺎﻌﹾﻟﺍ ﺏﺭ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻙﺭﺎﺒﺗ ﺮﻣﹶﺄﹾﻟﺍﻭ ﻖﹾﻠﺨﹾﻟﺍ ﻪﹶﻟ •

  ﺎﹰﻓﻮﺧ ﻩﻮﻋﺩﺍﻭ ﺎﻬِﺣﺎﹶﻠﺻِﺇ ﺪﻌﺑ ِﺽﺭﹶﺄﹾﻟﺍ ﻲِﻓ ﺍﻭﺪِﺴﹾﻔﺗ ﲔِﻨِﺴﺤﻤﹾﻟﺍ ﻦِﻣ ﺐﻳِﺮﹶﻗ ِﻪﱠﻠﻟﺍ ﹶﺔﻤﺣﺭ ﱠﻥِﺇ ﺎﻌﻤﹶﻃﻭ •

  8. Al-A'raf, ayat 117-122

  

ﺎﻣ ﻒﹶﻘﹾﻠﺗ ﻲِﻫ ﺍﹶﺫِﺈﹶﻓ ﻙﺎﺼﻋ ِﻖﹾﻟﹶﺃ ﹾﻥﹶﺃ ﻰﺳﻮﻣ ﻰﹶﻟِﺇ ﺎﻨﻴﺣﻭﹶﺃﻭ

ﹶﻥﻮﹸﻠﻤﻌﻳ ﺍﻮﻧﺎﹶﻛ ﺎﻣ ﹶﻞﹶﻄﺑﻭ ﻖﺤﹾﻟﺍ ﻊ ﹶﻗﻮﹶﻓ ﹶﻥﻮﹸﻜِﻓﹾﺄﻳ • •

ﹸﺓﺮﺤﺴﻟﺍ ﻲِﻘﹾﻟﹸﺃﻭ ﻦﻳِﺮِﻏﺎﺻ ﺍﻮﺒﹶﻠﹶﻘﻧﺍﻭ ﻚِﻟﺎﻨﻫ ﺍﻮﺒِﻠﻐﹶﻓ •

  • • •

    ﻰﺳﻮﻣ ﺏﺭ ﲔِﻤﹶﻟﺎﻌﹾﻟﺍ ﺏﺮِﺑ ﺎﻨﻣﺍَﺀ ﺍﻮﹸﻟﺎﹶﻗ ﻦﻳِﺪِﺟﺎﺳ

    ﹶﻥﻭﺭﺎﻫﻭ •

  9. Yunus, ayat 81-82

  ﻪﱠﻠﻟﺍ ﱠﻥِﺇ ﺮﺤﺴﻟﺍ ِﻪِﺑ ﻢﺘﹾﺌِﺟ ﺎ ﻣ ﻰﺳﻮﻣ ﹶﻝﺎﹶﻗ ﺍﻮﹶﻘﹾﻟﹶﺃ ﺎﻤﹶﻠﹶﻓ 

ﻖِﺤﻳﻭ ﻦﻳِﺪِﺴﹾﻔﻤﹾﻟﺍ ﹶﻞﻤﻋ ﺢِﻠﺼﻳ ﺎﹶﻟ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﱠﻥِﺇ ﻪﹸﻠِﻄﺒﻴﺳ

  • ﹶﻥﻮﻣِﺮﺠﻤﹾﻟﺍ ﻩِﺮﹶﻛ ﻮﹶﻟﻭ ِﻪِﺗﺎﻤِﻠﹶﻜِﺑ ﻖﺤﹾﻟﺍ ﻪﱠﻠﻟﺍ •

  10. Al-Mu'minun, ayat 115-118

  

ﹶﻥﻮﻌﺟﺮﺗ ﺎﹶﻟ ﺎﻨﻴﹶﻟِﺇ ﻢﹸﻜﻧ ﹶﺃﻭ ﺎﹰﺜﺒﻋ ﻢﹸﻛﺎﻨﹾﻘﹶﻠﺧ ﺎﻤﻧﹶﺃ ﻢﺘﺒِﺴﺤﹶﻓﹶﺃ

  

ِﻪِﺑ ﻪﹶﻟ ﹶﻥﺎﻫﺮﺑ ﺎﹶﻟ ﺮﺧﺍَﺀ ﺎﻬﹶﻟِﺇ ِﻪﱠﻠﻟﺍ ﻊﻣ ﻉﺪﻳ ﻦﻣﻭ ِﱘِﺮﹶﻜﹾﻟﺍ

  ﻞﹸﻗﻭ ﹶﻥﻭﺮِﻓﺎ ﹶﻜﹾﻟﺍ ﺢِﻠﹾﻔﻳ ﺎﹶﻟ ﻪﻧِﺇ ِﻪﺑﺭ ﺪﻨِﻋ ﻪﺑﺎﺴِﺣ ﺎﻤﻧِﺈﹶﻓ • ﲔِﻤِﺣﺍﺮﻟﺍ ﺮﻴﺧ ﺖﻧﹶﺃﻭ ﻢﺣﺭﺍﻭ ﺮِﻔﹾﻏﺍ ﺏ ﺭ

  • 11. Ash-Shaffat, ayat 1-10

  ِﺕﺎﻴِﻟﺎﺘﻟﺎﹶﻓ ﺍﺮﺟﺯ ِﺕﺍﺮِﺟﺍﺰﻟﺎﹶﻓ ﺎﻔﺻ ِﺕﺎﱠﻓﺎﺼﻟﺍﻭ • • ِﺽﺭﹶﺄﹾﻟﺍﻭ ِﺕﺍﻮﻤﺴﻟﺍ ﺏﺭ ﺪِﺣﺍﻮﹶﻟ ﻢﹸﻜﻬﹶﻟِﺇ ﱠﻥِﺇ ﺍﺮﹾﻛِﺫ • •

ﺎﻴﻧﺪﻟﺍ َﺀﺎﻤﺴﻟﺍ ﺎﻨﻳﺯ ﺎﻧِﺇ ِﻕِﺭﺎﺸﻤﹾﻟﺍ ﺏﺭﻭ ﺎﻤﻬﻨﻴﺑ ﺎﻣﻭ

  • ﺎﹶﻟ ٍﺩِﺭﺎﻣ ٍﻥﺎﹶﻄﻴﺷ ﱢﻞﹸﻛ ﻦِﻣ ﺎﹰﻈﹾﻔِﺣﻭ ِﺐِﻛﺍﻮﹶﻜﹾﻟﺍ ٍﺔﻨﻳِﺰِﺑ • •

    ٍﺐِﻧﺎﺟ ﱢﻞﹸﻛ ﻦِﻣ ﹶﻥﻮﹸﻓﹶﺬﹾﻘﻳﻭ ﻰﹶﻠﻋﹶﺄﹾﻟﺍ ِﺈﹶﻠﻤﹾﻟﺍ ﻰﹶﻟِﺇ ﹶﻥﻮﻌﻤﺴﻳ

    ﻒِﻄﺧ ﻦﻣ ﺎﱠﻟِﺇ ﺐِﺻﺍﻭ ﺏﺍﹶﺬﻋ ﻢﻬﹶﻟﻭ ﺍﺭﻮﺣﺩ • • ﺐِﻗﺎﹶﺛ ﺏﺎﻬِﺷ ﻪﻌﺒﺗﹶﺄﹶﻓ ﹶﺔﹶﻔﹾﻄﺨﹾﻟﺍ •

  12. Al Ahqaf, ayat 29-32

  ﹶﻥﺍَﺀﺮﹸﻘﹾﻟﺍ ﹶﻥﻮﻌِﻤﺘﺴﻳ ﻦِﺠﹾﻟﺍ ﻦِﻣ ﺍﺮﹶﻔﻧ ﻚﻴﹶﻟِﺇ ﺎﻨﹾﻓﺮﺻ ﹾﺫِﺇﻭ ﻰﹶﻟِﺇ ﺍﻮﱠﻟﻭ ﻲِﻀﹸﻗ ﺎﻤﹶﻠﹶﻓ ﺍﻮﺘِﺼﻧﹶﺃ ﺍﻮﹸﻟﺎﹶﻗ ﻩﻭﺮﻀﺣ ﺎﻤﹶﻠﹶﻓ

  ﱢﻟ ﺎﹰﻗﺪﺼﻣ ﻰﺳﻮﻣ ِﺪﻌﺑ ﻦِﻣ ﻰﹶﻟِﺇ ﻱِﺪﻬﻳ ِﻪﻳﺪﻳ ﻦﻴﺑ ﺎﻤ

ٍﻢﻴِﻘﺘﺴﻣ ٍﻖﻳِﺮﹶﻃ ﻰﹶﻟِﺇﻭ ﻖﺤﹾﻟﺍ • ِﻪﱠﻠﻟﺍ ﻲِﻋﺍﺩ ﺍﻮﺒﻴِﺟﹶﺃ ﺎﻨﻣﻮﹶﻗﺎﻳ

ﻦِﻣ ﻢﹸﻛﺮِﺠﻳﻭ ﻢﹸﻜِﺑﻮﻧﹸﺫ ﻦِﻣ ﻢﹸﻜﹶﻟ ﺮِﻔﻐﻳ ِﻪِﺑ ﺍﻮﻨِﻣﺍَﺀﻭ ٍﻢﻴِﻟﹶﺃ ٍﺏﺍﹶﺬﻋ • ٍﺰِﺠﻌﻤِﺑ ﺲﻴﹶﻠﹶﻓ ِﻪﱠﻠﻟﺍ ﻲِﻋﺍﺩ ﺐِﺠﻳ ﺎﹶﻟ ﻦﻣﻭ ﻲِﻓ ﻚِﺌﹶﻟﻭﹸﺃ ُﺀﺎﻴِﻟﻭﹶﺃ ِﻪِﻧﻭﺩ ﻦِﻣ ﻪﹶﻟ ﺲﻴﹶﻟﻭ ِﺽﺭﹶﺄﹾﻟﺍ ﻲِﻓ ﻣ ٍﻝﺎﹶﻠﺿ ٍﲔِﺒ

  • 13. Ar Rahman, ayat 33-36

  ِﻣ ﺍﻭﹸﺬﹸﻔﻨﺗ ﹾﻥﹶﺃ ﻢﺘﻌﹶﻄﺘﺳﺍ ِﻥِﺇ ِﺲﻧِﺈﹾﻟﺍﻭ ﻦِﺠﹾﻟﺍ ﺮﺸﻌﻣﺎﻳ ﻦ ﺎﱠﻟِﺇ ﹶﻥﻭﹸﺬﹸﻔﻨﺗ ﺎﹶﻟ ﺍﻭﹸﺬﹸﻔﻧﺎﹶﻓ ِﺽﺭﹶﺄﹾﻟﺍﻭ ِﺕﺍﻮﻤﺴﻟﺍ ِﺭﺎﹶﻄﹾﻗﹶﺃ ٍﻥﺎﹶﻄﹾﻠﺴِﺑ • ِﻥﺎﺑﱢﺬﹶﻜﺗ ﺎﻤﹸﻜﺑﺭ ِﺀﺎﹶﻟﺍَﺀ ﻱﹶﺄِﺒﹶﻓ • ﹸﻞﺳﺮﻳ ِﻥﺍﺮِﺼﺘﻨﺗ ﺎﹶﻠﹶﻓ ﺱﺎﺤﻧﻭ ٍﺭﺎﻧ ﻦِﻣ ﹲﻅﺍﻮﺷ ﺎﻤﹸﻜﻴﹶﻠﻋ • ﻱﹶﺄِﺒﹶﻓ

  • 14. Al Hasr, 21-24

  ِﻥﺎﺑﱢﺬﹶﻜﺗ ﺎﻤﹸﻜﺑﺭ ِﺀﺎﹶﻟﺍَﺀ

  ﱠﻟ ٍﻞﺒﺟ ﻰﹶﻠﻋ ﹶﻥﺍَﺀﺮﹸﻘﹾﻟﺍ ﺍﹶﺬﻫ ﺎﻨﹾﻟﺰﻧﹶﺃ ﻮﹶﻟ ﺎﻌِﺷﺎﺧ ﻪﺘﻳﹶﺃﺮ

  ﹶﻥﻭﺮﱠﻜﹶﻔﺘﻳ ﻢﻬﱠﻠﻌﹶﻟ

  ﻢِﻟﺎﻋ ﻮﻫ ﺎﱠﻟِﺇ ﻪﹶﻟِﺇ ﺎﹶﻟ ﻱِﺬﱠﻟﺍ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻮﻫ ﻭ ِﺐﻴﻐﹾﻟﺍ ﻢﻴِﺣﺮﻟﺍ ﻦﻤﺣﺮﻟﺍ ﻮﻫ ِﺓﺩﺎﻬﺸﻟﺍ • ﻱِﺬﱠﻟﺍ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻮﻫ

ﻦِﻤﻴﻬﻤﹾﻟﺍ ﻦِﻣﺆﻤﹾﻟﺍ ﻡﺎﹶﻠﺴﻟﺍ ﺱﻭﺪﹸﻘﹾﻟﺍ ﻚِﻠﻤﹾﻟﺍ ﻮﻫ ﺎﱠﻟِﺇ ﻪﹶﻟِﺇ ﺎﹶﻟ

ﹶﻥﻮﹸﻛِﺮﺸﻳ ﺎﻤﻋ ِﻪﱠﻠﻟﺍ ﹶﻥﺎﺤﺒﺳ ﺮﺒﹶﻜﺘﻤﹾﻟﺍ ﺭﺎﺒﺠﹾﻟﺍ ﺰﻳِﺰﻌﹾﻟﺍ •

  ِﺭﺎﺒﹾﻟﺍ ﻖِﻟﺎﺨﹾﻟﺍ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻮﻫ ﻰﻨﺴﺤﹾﻟﺍ ُﺀﺎﻤﺳﹶﺄﹾﻟﺍ ﻪﹶﻟ ﺭﻮﺼﻤﹾﻟﺍ ﺉ ﺰﻳِﺰﻌﹾﻟﺍ ﻮﻫﻭ ِﺽﺭﹶﺄﹾﻟﺍﻭ ِﺕﺍﻮﻤﺴﻟﺍ ﻲِﻓ ﺎﻣ ﻪﹶﻟ ﺢﺒﺴﻳ ﻢﻴِﻜﺤﹾﻟﺍ •

  15. Al-Jin, ayat 1-9

  ﻣ ﺮﹶﻔﻧ ﻊﻤﺘﺳﺍ ﻪﻧﹶﺃ ﻲﹶﻟِﺇ ﻲِﺣﻭﹸﺃ ﹾﻞﹸﻗ ﺎﻧِﺇ ﺍﻮﹸﻟﺎﹶﻘﹶﻓ ﻦِﺠﹾﻟﺍ ﻦ ﺎﺒﺠﻋ ﺎﻧﺍَﺀﺮﹸﻗ ﺎﻨﻌِﻤﺳ • ﻳ ِﺪﻬ ﹶﻓ ِﺪﺷﺮﻟﺍ ﻰﹶﻟِﺇ ﻱ ﺎﹶﺌ ﻦﹶﻟﻭ ِﻪِﺑ ﺎﻨﻣ ﻧ ﺍﺪﺣﹶﺃ ﺎﻨﺑﺮِﺑ ﻙِﺮﺸ • ﹶﺬﺨﺗﺍ ﺎﻣ ﺎﻨﺑﺭ ﺪﺟ ﻰﹶﻟﺎﻌﺗ ﻪﻧﹶﺃﻭ ﺍﺪﹶﻟﻭ ﺎﹶﻟﻭ ﹰﺔﺒِﺣﺎﺻ

  • ِﻪﱠﻠﻟﺍ ﻰﹶﻠﻋ ﺎﻨﻬﻴِﻔﺳ ﹸﻝﻮﹸﻘﻳ ﹶﻥﺎﹶﻛ ﻪﻧﹶﺃﻭ ﺎﹰﻄﹶﻄﺷ • ﻭ ﺲﻧِﺈﹾﻟﺍ ﹶﻝﻮﹸﻘﺗ ﻦﹶﻟ ﹾﻥﹶﺃ ﺎﻨﻨﹶﻇ ﺎﻧﹶﺃﻭ ﻰﹶﻠﻋ ﻦِﺠﹾﻟﺍ ﺎﺑِﺬﹶﻛ ِﻪﱠﻠﻟﺍ
  • ﹶﻥﻭﹸﺫﻮﻌﻳ ِﺲﻧِﺈﹾﻟﺍ ﻦِﻣ ﹲﻝﺎﺟِﺭ ﹶﻥﺎﹶﻛ ﻪﻧﹶﺃﻭ

  َ

ﺀﺎﻤﺴﻟﺍ ﺎﻨﺴﻤﹶﻟ ﺎﻧﹶﺃﻭ ﺍﺪﺣﹶﺃ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﹶﺚﻌﺒﻳ ﻦ ﱠﻟ ﻥﹶﺃ ﻢﺘﻨﻨﹶﻇ

  ﺎﻨﹸﻛ ﺎﻧﹶﺃﻭ ﺎﺒﻬﺷﻭ ﺍﺪﻳِﺪﺷ ﺎﺳﺮﺣ ﺖ ﹶﺌِﻠﻣ ﺎﻫﺎﻧﺪﺟﻮﹶﻓ •

ﻪﹶﻟ ﺪِﺠﻳ ﹶﻥ ﹶﺄ ﹾﻟﺍ ِﻊِﻤﺘﺴﻳ ﻦﻤﹶﻓ ِﻊﻤﺴﻠ ِﻟ ﺪِﻋﺎﹶﻘﻣ ﺎﻬﻨِﻣ ﺪﻌﹾﻘﻧ

ﺍﺪﺻ ﺭ ﺎﺑﺎﻬِﺷ • 16. Surah Al-Ikhlash, Al-Falaq, An-Nass. ﺪﹶﻟﻮ ﻳ ﻢﹶﻟﻭ ﺪِﻠﻳ ﻢﹶﻟ ﺪﻤﺼﻟﺍ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﺪﺣﹶﺃ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻮﻫ ﹾﻞﹸﻗ • • • ﺪﺣﹶﺃ ﺍﻮﹸﻔﹸﻛ ﻪﹶﻟ ﻦﹸﻜﻳ ﻢﹶﻟﻭ

  • • •

    ﺮﺷ ﻦِﻣﻭ ﻖﹶﻠﺧ ﺎﻣ ﺮﺷ ﻦِﻣ ِﻖﹶﻠﹶﻔﹾﻟﺍ ﺏﺮِﺑ ﹸﺫﻮﻋﹶﺃ ﹾﻞﹸﻗ

    ِﺪﹶﻘﻌﹾﻟﺍ ﻲِﻓ ِﺕﺎﹶﺛﺎﱠﻔﻨﻟﺍ ﺮﺷ ﻦِﻣﻭ ﺐﹶﻗﻭ ﺍﹶﺫِﺇ ٍﻖِﺳﺎﹶﻏ • •

    ﺪﺴﺣ ﺍﹶﺫِﺇ ٍﺪِﺳﺎﺣ ﺮﺷ ﻦِﻣﻭ •

  • ِﺱﺎﻨﻟﺍ ِﻪﹶﻟِﺇ ِﺱﺎﻨﻟﺍ ِﻚِﻠ ﻣ ِﺱﺎﻨﻟﺍ ﺏﺮِﺑ ﹸﺫﻮﻋﹶﺃ ﹾﻞﹸﻗ ﻲِﻓ ﺱِﻮﺳﻮﻳ ﻱِﺬﱠﻟﺍ ِﺱﺎﻨﺨﹾﻟﺍ ِﺱﺍﻮﺳﻮﹾﻟﺍ ﺮﺷ ﻦِﻣ •

B. Dari As-Sunnah

  ﻚﻴِﻔﺸﻳ ﹾﻥﹶﺃ ِﻢﻴِﻈﻌﹾﻟﺍ ِﺵﺮﻌﹾﻟﺍ ﺏﺭ ِﻢﻴِﻈﻌﹾﻟﺍ َﷲﺍ ﹸﻝﹶﺄﺳﹶﺃ

“Aku memohon perlindungan kepada Allah Yang

Maha Agung, Rabb pemilik Arsy yang Agung,

agar Dia menyembuhkanmu.” (Diucapkan 7x).

At-Tirmidzi dan Abu Dawud (III/187), At-Timirdzi

(II/410) dan lihat juga Shahih al-

Jami'(V/180,322)

  

ﻭ ﺪِﺟﺃ ﺎﻣ ﺮﺷ ﻦِﻣ ِﻪِﺗ ﺭﺪﹸﻗﻭ ِﷲﺍ ِﺓ ﺰ ِﻌِﺑ ﺩﻮﻋﹶﺃ ِﷲﺍ ِﻢﺴِﺑ

  • ﺭِﺫﺎﺣﹸﺃ

  

“Dengan menyebut nama Allah (dibaca 3x), aku

berlindung kepada kekuatan Allah dan

kekuasaan-Nya dari kejahatan apa yang aku

temui dan yang aku hindari.”(Dibaca 7x). Muslim

(IV/1728)

  

ﻰِﻓﺎﺸﻟﺍ ﺖﻧﹶﺃ ِﻒﺷﺍﻭ ﺱﹾﺄﺒﹾﻟﺍ ِﺐ ِﻫ ﺩ ﹶﺃ ِﺱﺎﻨﻟﺍ ﺏﺭ ﻢﻬﱠﻠﻟﹶﺍ

ﺎﻤﹶﻘﺳﺭِﺩﺎﻐﻳ ﹶﻻ ًﺀﺎﹶﻔِﺷ ﻙ ُﺀﻒِﺷ ﱠﻻِﺇ َﺀﺎﹶﻔِﺷ ﹶﻻ

“Ya Allah, Rabb pemelihara manusia,

hilangkanlah penyakit ini dan sembuhkanlah,

Engkaulah yang Maha Menyembuhkan, tidak ada

kesembuhan melainkan kesembuhan dari-Mu,

kesembuhan yang tidak meninggalkan sedikit

pun penyakit.” Al-Bukhari dalam al-Fath (X/206)

  

ٍﺔﻣﺎﻫﻭ ِﻥﺎﹶﻄﻴﺳ ﱢﻞﹸﻛ ﻦِﻣ ِﺕ ﺎ ﻣ ﺎﺘﻟﺍ ِﷲﺍ ِﺕﺎﻤِﻠﹶﻜِﺑ ﺩﻮﻋﹶﺃ

ٍﺔﻣﹶﻻ ٍﻦ ﻴﻋ ﱢﻞ ﹸﻛ ﻦِﻣ ﻭ

“Aku berlindung kepada kalimat-kalimat Allah

yang sempurna dari setiap syetan dan binatang

berbisa serta dari setiap mata yang jahat.” Al-

Bukhari dalam Al-Fath (IV/408)

  ﻖﹶﻠﺧ ﺎﻣﺮﺷ ﻦِﻣ ِﺕ ﻣﺎ ﺎﺘﻟﺍ ِﷲﺍ ِﺕﺎﻤِﻠﹶﻜِﺑ ﺩﻮﻋﹶﺃ

“Aku berlindung kepada kalimat-kalimat Allah

yang sempurna dari kejahatan makhluk-Nya”.

Muslim(IV/1728)

  

ﻭ ِﻪِﺑ ﺎﹶﻘِﻋﻭ ِﻪِﺒﻀﹶﻏ ﻦِﻣ ِﺕ ﻣﺎ ﺎﺘﻟﺍ ِﷲﺍ ِﺕﺎﻤِﻠﹶﻜِﺑ ﺩﻮﻋﹶﺃ

ِﻥﻭﺮﻀﺤﻳ ﹾﻥﹶﺃﻭ ِﻦﻴِﻃ ﺎﻴﺸﻟﺍ ِﺕﺍ ﺰﻤﻫ ﻦِﻣﻭ ِﻩِﺩﺎﺒِﻋ ﺮﺷ

“Aku berlindung kepada kalimat-kalimat Allah

yang sempurna dari kemurkaan dan siksa-Nya,

dari kejahatan hamba-hamba-Nya, dari godaan

syaitan dan dari kejahatan mereka terhadapku.”

Abu Dawud dan At-Timidzi. Lihat Shahih at-

Timidzi (II/171)

  

ﺮﺑ ﻦﻫﺯِﻭﺎﺠﻳ ﹶﻻ ِﱴﱠﻟﺍ ِﺕ ﺎ ﻣ ﺎﺘﻟﺍ ِﷲﺍ ِﺕﺎﻤِﻠﹶﻜِﺑ ﺩﻮﻋﹶﺃ

ﹸﻝِﺰﻨﻳ ﺎﻣﺮﺷ ﻦِﻣﻭ ﹶﺃﺭﹶﺫﻭ ﹶﺃﺮﺑﻭ ﻖﹶﻠﺧ ﺎﻣ ﺮﺷ ﻦِﻣ ﺮِﺟﺎﹶﻓﹶﻻﻭ

  ِﻦﺘِﻓ ﺮﺷ ﻦِﻣﻭ ﺎﻬﻨِﻣ ﺝﺮ ﺨ ﻳ ﺎﻣ ﺮﺷ ﻦِﻣﻭ ِﺽﺭَﻷﹾﺍ ﻰِﻓ

ﻕﺮﹾﻄﻳ ﺎ ﹰﻗِﺭﺎﹶﻃ ﱠﻻِﺇ ٍﻕِﺭﺎﹶﻃ ﱢﻞﹸﻛ ﺮﺷ ﻦِﻣﻭ ِﺭﺎﻬ ﻨﻟﺍﻭ ِﻞﻴﱠﻠﻟﺍ

ﹸﻥﺎﻤﺣﺭﺎﻳ ٍﺮﻴ ﺨ ِﺑ

  

“Aku berlindung kepada kalimat-kalimat Allah

yang sempurna yang tidak dapat ditembus oleh

orang baik maupun orang jahat, dari kejahatan

apa yang telah Dia ciptakan, dan jadikan. Serta

dari kejahatan yang turun dari langit, dan dari

kejahatan yang naik ke langit, dan dari

kejahatan yang tenggelam ke bumi, dan dari

kejahatan yang keluar dari bumi, dari kejahatan

setiap yang datang (di waktu malam) kecuali

yang datang dengan tujuan baik, wahai Dzat

yang Maha Penyayang.” Musnad Ahmad

(II/419), dengan sanad shahih. Ibnu Sunni

(no.637). Lihat Majma az-Zawaid (X/127)

  

ِﻢﻴِﻈﻌﹾﻟﺍ ِﺱﺮﻌﹾﻟﺍ ﺏﺭ ﻭ ِﻊﺒﺴﻟﺍ ِﺕﺍﻭﺎﻤﺴﻟﺍ ﺏﺭ ﻢﻬﱠﻠﻟﹶﺍ

ﹶﺓﺭﻮﺘﻟﺍ ﹶﻝِﺰﻨﻣﻭ ﻯﻮﻨﻟﺍﻭ ﺐﺤﹾﻟﺍ ﻖِﻠﹶﻓ ﱢﻞﹸﻛ ﺏﺭﻭ ﺎﻨﺑﺭ

ﺖﻧﹶﺃ ٍﺀﻰﺷ ﱢﻞﹸﻛ ﺮﺷ ﻦِﻣ ﻚِﺑ ﺩﻮﻋﹶﺃ ِﻥﺎﹶﻗﺮ ﹸﻔﹾﻟﺍﻭ ِﻞﻴِﺠ ﻧِﻹﺍﻭ

ﻙﺪﻌﺑ ﺲﻴﹶﻠﹶﻓ ﺮِﺧَﻷﺍ ﺖﻧﺃ ﹸﻝﻭَﻷﺍ ﺖﻧﹶﺃ ِﻪِﺘﻴِﺻ ﺎﻨِﺑ ﺪِﺧ ﺁ

  

ﻦِﻃ ﺎﺒﹾﻟﺍ ﺖﻧﹶﺃﻭ ٌﺀﻰﺷ ﻚﹶﻗﻮﹶﻓ ﺲﻴﹶﻠﹶﻓ ﺮِﻫﺎﱠﻈﻟﺍ ﺖﻧﹶﺃﻭ ٌﺀﻰﺷ

  

yang Agung, Rabb kami dan Rabb segala

sesuatu, pembelah biji dan benih, yang

menurunkan Taurat, Injil dan al-Furqan (al-

Quran), aku berlindung kepada-Mu dari

kejahatan segala sesuatu, Engkaulah yang

memegang ubun-ubunnya. Ya Allah, Engkaulah

yang paling pertama, sehingga tidak ada sesuatu

pun sebelum diri-Mu, Engkaulah yang paling

akhir, sehingga tidak ada sesuatu pun setelah-

Mu, dan Engkaulah yang Dzahir sehingga tidak

ada sesuatu yang mengungguli-Mu, dan

Engkaulah yang Batin, sehingga tidak ada

sesuatupun yang tersembunyi dari-Mu. Lunasilah

hutang kami dan cukupilah kami dari kefaqiran.”

Muslim (IV/2084)

  

ﱢﻞﹸﻛ ﺮﺷ ﻦِﻣﻭ ﻚﻳِﺫﺆﻳ ٍﺀﻰﺷ ﱢﻞﹸﻛ ﻦِﻣ ﻚﻴِﻗﺭﹶﺃ ِﷲﺍ ِﻢﺴِﺑ

ﻚﻴِﻗﺭﹶﺃ ِﷲﺍ ِﻢﺴِﺑ ﻚﻴِﻔﺸﻳ ُﷲﺍ ٍﺪِﺳﺎﺣ ٍﻦﻴ ﻋ ﻭﹶﺃ ٍﺲﹾﻔﻧ

“Dengan menyebut nama Allah, aku

meruqyahmu dari kejahatan segala sesuatu yang

menyakitimu, dan dari kejahatan setiap jiwa

atau mata orang yang dengki. Mudah-mudahan

Allah menyembuhkanmu. Dengan menyebut

nama Allah, aku mengobatimu dengan

meruqyahmu.” Muslim (IV/1718)

  ﺮﺷ ﻦِﻣﻭ ﻚﻴِﻔﺴﺗ ٍﺀﺍﺩ ﱢﻞﹸﻛ ﻦِﻣﻭ ﻚﻳ ِﺮﺒﻳ ُﷲﺍ ِﻢﺴِﺑ ِﻦﻴﻋ ﻯِﺫ ﱢﻞﹸﻛ ﺮﺷ ﻦِﻣﻭ ﺪﺴﺣ ﺍﺩِﺇ ٍﺪِﺳﺎﺣ

  

penyakit, mudah-mudahan Dia menyembuhkan-

mu, melindungimu dari kejahatan orang yang

dengki jika dia mendengki dan dari kejahatan

setiap orang yang mempunyai mata jahat.”

Muslim (IV/1718)

  

ﺪﺴﺣ ﻦ ِﻣﻭ ﻚﻳِﺫﺆﻳ ٍﺀﻰﺷ ﱢﻞﹸﻛ ﻦِﻣ ﻚﻴِﻗﺭﹶﺃ ِﷲﺍ ِﻢﺴ ِﺑ

ﻚﻴِﻔﺴﻳ ُﷲﺍ ٍﻦﻴﻋ ﻯِﺫ ﱢﻞﹸﻛ ﻦِﻣﻭ ٍﺪِﺳﺎﺣ ,

"Dengan menyebut nama Allah aku

meruqyahmu dari sesuatu yang menyakitimu

dari kedengkian orang yang dengki dan dari

setiap yang mempunyai mata jahat. Mudah-

mudahan Allah menyembuhkanmu." Sunan Ibnu

Majah dari Ubadah bin Shamit(II/128)

PASCA PENGOBATAN

  Pengobatan yang dilakukan di atas tidak akan menunjukkan hasil yang sempurna jika tidak disertai dengan penjagaan diri -pasca pengobatan tersebut- dengan senantiasa melakukan ibadah yang sesuai syariat. Maka hendaklah ia malazimi sholat berjamaah, memperbanyak puasa sunat, menekuni doa-doa ma'tsur setelah shalat, membaca doa di tempat dan atau dalam keadaan tertentu.

  Dibawah ini adalah tuntunan doa dan dzikir setelah selesai shalat fardhu yang dinukil dari kitab Tuhfah Al-Akhyar karangan Syeikh Abdul Aziz Abdullah bin Baz.

DO'A DAN DZIKIR SETELAH

  Rasulullah Shallallahu alaihi wa salam setelah mengucapkan salam pada setiap shalat fardhu, beliau beristigfar 3 kali,

  ﷲﺍ ﺮِﻔﻌﺘﺳﹶﺃ

“Aku memohon ampun kepada Allah.” (Dibaca 3

kali).

  Kemudian mengucapkan :

  ﺍﺩ ﺎﻳ ﺖﹾﻛﺭﺎﺒﺗ ﻡﹶﻼﺳﺍ ﻚﻨِﻣﻭ ﻢﹶﻠﺴﻟﺍ ﺖﻧﹶﺃ ﻢﻬﱠﻠﻟﹶﺍ

ﻪﹶﻟ ﻚﻳِﺮﺷ ﹶﻻ ﻩﺪﺣﻭ ُﷲﺍ ﱠﻻِﺇ ﻪﹶﻟِﺇ ﹶﻻﺍ ِﻡﺍﺮﹾﻛِﻹﹾﺍﻭ ِﻝﹶﻼﺠﹾﻟﺍ

ﺮﻳِﺪﹶﻗ ٍﺀﻰﺷ ﱢﻞﹸﻛ ﻰﹶﻠﻋ ﻮﻫ ﻭ ﺪﻤﺤﹾﻟﺍ ﻪﹶﻟﻭ ﻚﹾﻠﻤﹾﻟﺍ ﻪﹶﻟ

ﹶﻻﻭ ﺖﻌﻨﻣ ﺎﻤِﻟ ﻰِﻄﻌﻣ ﹶﻻﻭ ﺖﻴﹶﻄﻋﹶﺃ ﺎﻤِﻟ ﻊِﻧ ﺎﻣ ﹶﻻ ﻢﻬﱠﻠﻟﺍ

  

ﹶﻻ ِﷲِﺎﺑ ﱠﻻِﺇ ﹶﺓﻮﹸﻗ ﹶﻻﻭ ﹶﻝﻮﺣﹶﻻ ﺪﺠﹾﻟﺍ ﻚﻨِﻣ ﺪﺠﹾﻟﺍ ﺍ ﹶﺫ ﻊﹶﻔﻨﻳ

ﻪﹶﻟﻭ ﹸﻞﻀﹶﻔﹾﻟﺍ ﻪﹶﻟﻭ ﹸﺔﻤﻌﻨﻟﺍ ﻪﹶﻟ ﻩﺎﻳِﺇ ﹶﻻِﺇ ﺪﺒﻌﻧ ﹶﻻﻭ ُﷲﺍ ﱠﻻِﺇ ﻪﹶﻟِﺇ

ﻦﻳﺪﻟﺍ ﻪﹶﻟ ﻦﻴِﺼِﻠﺨﻣ ُﷲﺍ ﱠﻻِﺇ ﻪﹶﻟِﺇ ﹶﻻ ﻦﺴﺤﹾﻟﺍ ُﺀﺎﻨﺘﻟﺍ

  

"Ya Allah Engkaulah kedamain itu dan dari-Mu ia

(datang). Engkau pemberi barakah, wahai

pemilik keagungan dan kemuliaan. Tidak ada

tuhan kecuali Allah Yang Esa tiada sekutu bagi-

Nya, milik-Nya kekuasaan dan segala pujian, dan

Ia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah,

tidak seorangpun yang mampu menghalangi

pemberian-Mu dan tidak seorangpun yang dapat

memberi sesuatu yang Engkau halangi. Serta

tidak ada mafa'at kesungguhan seseorang yang

tidak bersungguh-sungguh tanpa kehendak-Mu.

Tidak ada daya upaya dan kekuatan kecuali

karena Allah. Tidak ada tuhan selain Allah dan

tidaklah kami beribadah kecuali kepada-Nya.

Hanya milik-Nyalah kenikmatan, keuatamaan

dan sanjungan yang baik. Tidak ada tuhan

melainkan Allah dengan rasa ikhlas beribadah

kepada-Nya walaupun orang - orang kafir benci.”

  Kemudian membaca tasbih, tahmid dan takbir masing-masing 33 kali:

  ِﷲﺍ ﹶﻥﺎﺤﺒﺳ “Maha suci Allah”

  ِﷲ ِ ﺪﻤﺤﹾﻟﹶﺍ “Segala puji hanya bagi Allah”

  ﺮﺒﹾﻛﹶﺃ ُﷲﺍ “Allah Maha Besar”

  ﻪﹶﻟﻭ ﻚﹾﻠﻤﹾﻟﺍ ﻪﹶﻟ ﻪﹶﻟ ﻚﻳِﺮﺷ ﹶﻻ ﻩﺪﺣﻭ ُﷲﺍ ﱠﻻِﺇ ﻪﹶﻟِﺇ ﹶﻻ ﺮﻳِﺪﹶﻗ ٍﺀﻰﺷ ﱢﻞﹸﻛ ﻰﹶﻠﻋ ﻮﻫﻭ ﺪﻤﺤﹾﻟﺍ

“Tidak ada tuhan melainkan Allah, yang Maha

Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nyalah segala

kekuasaan dan segala pujian. Dia Maha Kuasa

atas segala sesuatu."

  Dilanjutkan dengan membaca Ayat Kursi :

  

ﻡﻮﻧ ﺎﹶﻟﻭ ﹲﺔﻨ ِﺳ ﻩﹸﺬﺧﹾﺄﺗ ﺎﹶﻟ ﻡﻮﻴﹶﻘﹾﻟﺍ ﻲﺤﹾﻟﺍ ﻮﻫ ﺎﱠﻟِﺇ ﻪﹶﻟِﺇ ﺎﹶﻟ ﻪﱠﻠﻟﺍ

ﻱِﺬﱠﻟﺍ ﺍﹶﺫ ﻦﻣ ِﺽﺭﹶﺄﹾﻟﺍ ﻲِﻓ ﺎﻣﻭ ِﺕﺍﻮﻤﺴﻟﺍ ﻲِﻓ ﺎﻣ ﻪﹶﻟ

ﻢﻬﹶﻔﹾﻠﺧ ﺎﻣﻭ ﻢِﻬﻳِﺪﻳﹶﺃ ﻦﻴﺑ ﺎﻣ ﻢﹶﻠﻌﻳ ِﻪِﻧﹾﺫِﺈِﺑ ﺎﱠﻟِﺇ ﻩﺪﻨِﻋ ﻊﹶﻔﺸﻳ

ﻊِﺳﻭ َﺀﺎﺷ ﺎﻤِﺑ ﺎﱠﻟِﺇ ِﻪِﻤﹾﻠِﻋ ﻦِﻣ ٍﺀﻲﺸِﺑ ﹶﻥﻮﹸﻄﻴِﺤﻳ ﺎﹶﻟﻭ

  

ﻮﻫﻭ ﺎﻤﻬﹸﻈﹾﻔِﺣ ﻩﺩﻮﹸﺌﻳ ﺎﹶﻟﻭ ﺽﺭﹶﺄﹾﻟﺍﻭ ِﺕﺍﻮﻤﺴﻟﺍ ﻪﻴِﺳﺮﹸﻛ

٠

  ﻢﻴِﻈﻌﹾﻟﺍ ﻲِﻠﻌﹾﻟﺍ •

  Kemudian membaca surat Al Ikhlas