Prosiding KNEP IV • ISSN
8 - 414X 186
Gambar 7. Grafik hubungan suhu T
4
terhadap waktu operasi pada variasi laju udara
Dari gambar 4 sampai 7 dapat dilihat bahwa pada masing-masing posisi termokopel pada laju udara 12,2 litermenit meliki suhu yang paling tinggi. Hal ini disebabkan udara pada zona oksidasi lebih banyak sehingga
panas yang dihasilkan paling tinggi, namun waktu operasi pada laju tersebut lebih pendek karena semakin banyak laju udara yang masuk laju konsumsi bahan bakarnya semakin tinggi sehingga waktu operasi menjadi
lebih pendek.
4.4. Analisis laju udara primer dan kandungan gas
Pada penelitian ini dilakukan pengukuran kandungan gas CO, CO
2
dan HC untuk mengetahui kualitas dari gas gasifikasi.
Gambar 8. Grafik hubungan antara laju udara dengan CO dan CO
2
Dari Grafik diatas dapat disimpulkan bahwa Kandungan CO
2
tertinggi dan CO terendah dihasilkan pada laju udara 8.7 litermenit karena panas yang dihasilkan lebih rendah sehingga CO
2
lebih sedikit yang bereaksi dengan karbon panas sehingga CO yang terbentuk lebih sedikit dan CO
2
lebih banyak. Karena dalam udara mengandung H
2
O, maka semakin kecil laju udara semakin sedikit H
2
O yang masuk dan berekasi dengan carbon panas untuk menghasilkan CO.
Gambar 9. Grafik hubungan antara laju udara dengan HC Dalam biomassa terdapat kandungan hidrokarbon, jadi HC pada gas hasil menunjukkan
hidrokarbon pada biomassa tidak terbakar sempurna sehingga menghasilkan HC. Apabila hidrokarbon terbakar sempurna akan mengasilkan CO
2
dan H
2
O. Dari grafik diatas dapat dijelaskan bahwa nilai HC terendah terdapat pada laju udara primer
12,2 litermenit ini dikarenakan semakin banyak udara yang masuk maka pembakaran yang terjadi lebih baik sehingga hidrokarbon dari bomassa lebih banyak terbakar.
5 10
15
8.7 10.5
12.2
v C
O d
a n
C O
2
Laju Udara ltrmnt
CO CO2
500 1000
1500
8.7 10.5
12.2
H C
p p
m
Laju udara ltrmnt
Prosiding Konferensi Nasional Engineering Hotel IV, Universitas Udayana, Bali, 27-28 Juni 2013 187
4.5 Api dari gas hasil gasifikasi
Pada Proses gasifikasi laju udara primer sangat mempengaruhi api yang dihasilkan dari permbakaran gas hasil gasifikasi. Gambar 10 sampai 12 menunjukkan perbedaan api dari pembakaran gas hasil gasifikasi.
Gambar 10. Api pada laju udara primer 8,7 litermenit
Gambar 11. Api pada laju udara primer 10.5 litermenit
Gambar 12. Api pada laju udara primer 12,2 litermenit
Dari ketiga gambar api di atas dapat dilihat bahwa pada laju udara primer 8,7 litermenit api yang dihasilkan memiliki laju yang paling kecil sedangkan pada laju udara 12,2 litermenit memiliki laju api yang lebih
tinggi. Dari gambar juga dapat dilihat bahwa api pada laju udara yang tinggi mengasilkan warna api yang lebih biru.
5. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan pada performansi reaktor downdraft pada gasifikasi biomassa bonggol jagung terhadap variasi laju udara primer dapat disimpulkan beberapa hal:
1. Semakin tinggi laju udara primer maka semakin cepat waktu operasi dari gasifikasi dan suhu maksimal yang bisa dicapai semakin tinggi.
2. Semakin cepat laju udara primer maka waktu mulai nyala dari gas hasil gasifikasi semakin lama dan waktu penyalaannya semakin lebih pendek.
3. Semakin tinggi laju udara primer maka kandungan CO dari gas hasil gasifikasi semakin tinggi, sedangkan gas CO
2
dan HC semakin rendah. 4. Semakin tinggi laju udara primer laju nyala api dari gas hasil gasifikasi semakin tinggi pula dan pada laju
udara yang lebih tinggi menghasilkan nyala api yang lebih biru.
Daftar Pustaka
[1]
Basu, Prabir, 2010,”Biomass gasification and pyrolysis”, Elsevier Inc, USA.
[2] Teneng, Ketut, 2011 ,”Bali Produksi Jagung 45.381 Ton”,
http:bali.antaranews.comberita12420bali- produksi-jagung-45381-ton
, Bali. [3] Jean and Badeau Pierre, 2009,
“Biomass Gasification, Chemistry Processes and Applications, Nova Science
”, Publisher, Inc, New York. [4]
Sudarmanta Bambang dan Kadarisman, 2010, ”Pengaruh Suhu Reaktor dan Ukuran Partikel Terhadap Karakterisasi Gasifikasi Biomassa Tongkol Jagung Pada Reaktor Downdraft
”. Jurusan Teknik Mesin,FTI , ITS.