Analisis waktu penyalaan dan waktu operasi FCR Fuel Consumtion Rate Aktual

Prosiding Konferensi Nasional Engineering Hotel IV, Universitas Udayana, Bali, 27-28 Juni 2013 185

4.3. Distribusi suhu reaktor gasifikasi

Dalam penelitian ini pada reaktor gasifikasi downdraft ini dipasang empat buah termokopel untuk mengetahui distribusi suhu yang terjadi pada reaktor. T 1 diletakkan pada titik tengah reaktor untuk menunjukan zona pengeringan yang terjadi, T 2 dipasang pada zona pembakaran yaitu sejajar denga lubang saluran udara primer, T 3 dipasang pada zona reduksi untuk mengetahui suhu zona reduksi dan T 4 dipasang pada saluran gas keluaran agar kita dapat pengetahui suhu dari gas yang dihasilkan Untuk mempermudah melakukan analis maka data-data hasil pengujian dan perhitungan digambarkan dalam bentuk grafik. Gambar 4 - 7 menunjukkan distribusi suhu pada reaktor. Gambar 4. Grafik hubungan suhu terhadap waktu operasi pada variasi laju udara Gambar 5. Grafik hubungan suhu terhadap waktu operasi pada variasi laju udara Gambar 6. Grafik hubungan suhu T 3 terhadap waktu operasi pada variasi laju udara Prosiding KNEP IV • ISSN 8 - 414X 186 Gambar 7. Grafik hubungan suhu T 4 terhadap waktu operasi pada variasi laju udara Dari gambar 4 sampai 7 dapat dilihat bahwa pada masing-masing posisi termokopel pada laju udara 12,2 litermenit meliki suhu yang paling tinggi. Hal ini disebabkan udara pada zona oksidasi lebih banyak sehingga panas yang dihasilkan paling tinggi, namun waktu operasi pada laju tersebut lebih pendek karena semakin banyak laju udara yang masuk laju konsumsi bahan bakarnya semakin tinggi sehingga waktu operasi menjadi lebih pendek.

4.4. Analisis laju udara primer dan kandungan gas

Pada penelitian ini dilakukan pengukuran kandungan gas CO, CO 2 dan HC untuk mengetahui kualitas dari gas gasifikasi. Gambar 8. Grafik hubungan antara laju udara dengan CO dan CO 2 Dari Grafik diatas dapat disimpulkan bahwa Kandungan CO 2 tertinggi dan CO terendah dihasilkan pada laju udara 8.7 litermenit karena panas yang dihasilkan lebih rendah sehingga CO 2 lebih sedikit yang bereaksi dengan karbon panas sehingga CO yang terbentuk lebih sedikit dan CO 2 lebih banyak. Karena dalam udara mengandung H 2 O, maka semakin kecil laju udara semakin sedikit H 2 O yang masuk dan berekasi dengan carbon panas untuk menghasilkan CO. Gambar 9. Grafik hubungan antara laju udara dengan HC Dalam biomassa terdapat kandungan hidrokarbon, jadi HC pada gas hasil menunjukkan hidrokarbon pada biomassa tidak terbakar sempurna sehingga menghasilkan HC. Apabila hidrokarbon terbakar sempurna akan mengasilkan CO 2 dan H 2 O. Dari grafik diatas dapat dijelaskan bahwa nilai HC terendah terdapat pada laju udara primer 12,2 litermenit ini dikarenakan semakin banyak udara yang masuk maka pembakaran yang terjadi lebih baik sehingga hidrokarbon dari bomassa lebih banyak terbakar. 5 10 15 8.7 10.5 12.2 v C O d a n C O 2 Laju Udara ltrmnt CO CO2 500 1000 1500 8.7 10.5 12.2 H C p p m Laju udara ltrmnt