K E M I T R A A N DA L A M P E N G E L O L A A N K AWA S A N KO N S E RVA S I P E R A I R A N
14
C. Sistem Aturan Main
Esensi fundamental pengelolaan perikanan pada dasarnya terletak pada sistem aturan main bagi pengelolaan perikanan itu sendiri. Dalam konteks aturan main ini,
masuk pula konteks perangkat pengelolaan management measures sebagai alat tools bagi implementasi pengelolaan perikanan. Aturan main disusun berdasarkan
isu strategis dan bersifat prioritas bagi tercapainya tujuan bersama yang telah disepakati. Menurut UU No 312004 tentang Perikanan, rencana pengelolaan
perikanan ditetapkan oleh Menteri di mana di dalamnya mencakup pula perangkat pengelolaan perikanan seperti alokasi jumlah kapal, alokasi sumberdaya perikanan
dan lain sebagainya. Dalam konteks ini, adopsi kelembagaan adatlokal dalam penetapan perangkat pengelolaan perikanan menjadi penting khususnya yang terkait
dengan prinsip pengelolaan perikanan adaptif dan partisipatif. Sebagai contoh, aturan main yang telah disepakati seperti kasus pengelolaan perikanan Kabupaten
Aceh Besar melalui kelembagaan panglima laot yang melarang penggunaan trawl dan beralih kepada pemanfaatan alat tangkap yang selektif dan bersifat pasif menjadi
salah satu contoh adopsi kesepakatan lokal dalam pengelolaan perikanan daerah.
D. Sistem Sangsi dan Penegakan Hukum
Salah satu aspek penting dalam pengelolaan kawasan dan sumberdaya adalah aspek governance
1
adalah penegakan hukum. Secara formal, UU No 312004
Foto: © Dissy Ekapramudita CI
Nelayan di Bali bersiap untuk melaut
1
Kooiman, et.al 2005 mendeinisikan tata kelola governance sebagai keseluruhan interaksi antara sektor publik dan sektor privat untuk memecahkan persoalan publik societal problems dan menciptakan kesempatan sosial social oppor-
tunities . Dalam kontek perikanan, tata kelola dapat dideinisikan sebagai sejumlah peraturan-peraturan hukum, sosial,
ekonomi, dan politik yang digunakan untuk mengatur perikanan.
K E M I T R A A N DA L A M P E N G E L O L A A N K AWA S A N KO N S E RVA S I P E R A I R A N
15 tentang Perikanan menetapkan sistem sangsi yang cukup keras bagi pelanggaran-
pelanggaran perikanan. Sebagai contoh, unsur pengadilan perikanan menjadi salah satu mekanisme penegakan hukum formal seperti yang diamanatkan oleh
pasal 71 UU No 312004. Dalam konteks adopsi kelembagaan lokaladat, sistem penegakan hukum seharusnya didisain dalam kerangka ko-manajemen perikanan
sehingga dalam jangka panjang proses penegakan hukum bersifat efektif dan eisien karena alokasi biaya dapat diminimalisir dengan mengurangi kerangka proses
hukum secara struktural. Dengan demikian, penyelesaian masalah pelanggaran perikanan melalui mekanisme kelembagaan adatlokal dapat menjadi salah satu
alternatif bagi pengelolaan perikanan yang efektif dan eisien.
E. Sistem Monitoring dan Evaluasi