Laporan Pengamatan Reaksi Endoterm dan E

Laporan Reaksi
Eksoterm dan Endoterm
Oleh:
I Gusti Ngurah Satria Widyadharma (1)
I Gede Agung Wiradharma (3)
I Wayan Eka Oktaviana Putra (4)
Wira Maharddika Pradnyanna (27)
Restu Pratama Aryanata (29)

SMA NEGERI 2 AMLAPURA
TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1. Tujuan Praktikum
Mempelajari reaksi eksoterm dan endoterm.
2. Dasar Teori
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang membebaskan kalor. Contoh eksoterm:
membakar minyak tanah di kompor minyak dan nyala api unggun.
Reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor. Contoh endoterm: asimilasi dan
fotosintesis.
Kalor


Kalor

Kalor

Kalor

Kalor

SISTEM

LINGKUNGAN

SISTEM

Kalor

Kalor

Reaksi eksoterm


Kalor

Reaksi endoterm

Pada reaksi eksoterm, kalor mengalir dari sistem ke lingkungan sehingga entalpi
sistem akan berkurang, artinya entalpi produk (Hp) lebih kecil dari pada entalpi
pereaksi (Hr). Oleh karena itu perubahan entalpinya (∆H) bertanda negatif.
Reaksi Eksoterm: ∆H = Hp – Hr < 0 (negatif)
Pada reaksi endoterm, sistem menyerap energi. Oleh karena itu, entalpi sistem akan
bertambah, artinya entalpi produk (Hp) lebih besar dari pada entalpi pereaksi (Hr).
Akibatnya, perubahan entalpinya (∆H) bertanda positif.
Reaksi Endoterm: ∆H = Hp – Hr > 0 (positif)
Perubahan entalpi reaksi eksoterm dan endoterm dapat dinyatakan dengan diagram
tingkat energi seperti berikut ini:
H
H
P

P


R

R

∆H = Hp – Hr < 0

∆H = Hp – Hr > 0

R

R

(a) Reaksi endoterm

P

P

(b) Reaksi eksoterm


3. Alat dan Bahan
Alat
 Tabung reaksi
 Beker gelas 100 ml
 Termometer
 Spatula
 Tutup gabus
 Pemanas bunsen/spritus
 Penjepit tabung

Bahan
 HCl
 Logam Mg
 Ba(OH)2.8H2O
 NH4Cl
 Kertas lakmus
 Serbuk belerang
 Serbuk besi
 CaO
 Air


4. Cara Kerja
a. Siapkan tabung reaksi, isi dengan 3 ml larutan HCl 1M dan ukur suhunya dengan
termometer. Masukan 4 cm kepingan logam Mg dalam larutan HCl. Periksa suhu,
pH larutan dengan kertas lakmus merah dan catat.
b. Masukan kristal Ba(OH)2.8H2O sebanyak 2 spatula ke dalam tabung reaksi.
Tambahkan kristal NH4Cl sebanyak 2 spatula, aduk campuran kemudian tutuplah
dengan gabus. Pegang tabung itu dan rasakan suhunya. Biarkan sebentar, buka
tabung dan cium bau gas yang timbul. (Ingat: hati-hati, gunakan cara penciuman
gas yang benar!). Catat pengamatan Anda.
c. Campurkan serbuk belerang sebanyak 3 spatula dengan serbuk besi sebanyak 1
spatula dan masukan campuran ke dalam tabung reaksi. Panaskan tabung itu
sampai campuran berpijar. Hentikan pemanasan, amati apa yang terjadi dan catat
pengamatan Anda.
d. Masukan kurang lebih 5 ml larutan HCl 1 M ke dalam tabung reaksi. Catat
suhunya kemudian masukan kristal NaOH. Aduk dan amati perubahan suhunya.
e. Siapkan gelas kimia berukuran 100 ml isi dengan 25 ml air, catat suhu air,
masukan kedalam air sebongkah CaO, rasakan suhunya dan perubahan yang
terjadi. Catat pengamatan Anda.
5. Data pengamatan

No Kegiatan
Hasil Pengamatan
1
a. Suhu larutan HCl
28oC
b. Suhu campuran HCl dengan 35 oC
Mg
c. pH larutan campuran
1
2
a. Percampuran Ba(OH)2.8H2O Suhu semakin dingin
dengan NH4Cl
b. Bau gas
Bau angit (tidak sedap) seperti bau
kentut
3
a. Pemanasan campuran Fe dan S Berpijar
b. Ketika pemanasan dihentikan
Masih berpijar
4

a. Suhu HCl
30 oC
b. Suhu campuran HCl dan 50 oC
NaOH
5
a. Suhu air (H2O)
28 oC
b. Suhu campuran air dan CaO
28 oC (tetap)

6. Pertanyaan
a. Gejala apakah yang menunjukan telah terjadinya reaksi kimia pada percobaan 15?
b. Jika hasil reaksi dibiarkan beberapa jam, apa yang Anda harapakan terjadi dengan
suhu campuran pada (1) dan (2)?
c. Bagaimanakah jumlah entalpi-entalpi zat-zat hasil reaksi (produk) dibandingkan
dengan jumlah energi zat pereaksi (reaktan) pada reaksi 1-5, bila diukur pada suhu
dan tekanan yang sama?
d. Gambarlah diagram tingkat energi untuk reaksi-reaksi diatas!
e. Simpulkan pengertian reaksi eksoterm dan endoterm!
7. Pembahasan Pertanyaan

a. Pada percobaan 1-5 terjadi reaksi kimia. Hal tersebut ditunjukan dengan gejala
sebagai berikut:
1) Reaksi kimia pada percobaan pertama ditunjukan dengan adanya
perubahan suhu dan adanya gelembung. Suhu mula-mula larutan HCl yaitu
28 oC setelah dicampur dengan logam Mg suhunya naik menjadi 35 oC.
Reaksi tersebut adalah reaksi eksoterm karena reaksi tersebut melepas
kalor yang ditunjukan dengan naiknya suhu campuran (lingkungan).
2) Reaksi kimia pada percobaan kedua ditunjukan dengan adanya perubahan
suhu dan perubahan bau. Sebelum dicampur suhu Ba(OH)2 dan NH4Cl
sama dengan suhu kamar. Setelah dicampur suhu campuran Ba(OH)2 dan
NH4Cl menjadi lebih dingin. Hasil reaksi kedua zat tersebut menghasilkan
gas yang berbau tidak sedap yakni gas NH3 (Amonia) reaksi tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut:
Ba(OH)2 . 8H2O(s) + 2NH4Cl(s)→Ba(OH)2(aq)+2NH4OH(aq) +Cl2(g)
NH4OH(aq) → NH3(g) + H2O(l)
Reaksi tersebut adalah reaksi endoterm karena reaksi tersebut menyerap
kalor yang ditunjukan dengan turunnya suhu campuran (lingkungan).
3) Reaksi kimia pada percobaan ketiga ditunjukan dengan adanya pijaran
yang sangat panas pada campuran Fe dengan S setelah dipanaskan. Reaksi
tersebut adalah reaksi eksoterm. Meskipun memerlukan pemanasan, reaksi

itu secara keseluruhan membebaskan energi. Reaksi eksoterm seperti itu
memerlukan panas untuk mencapai kondisi yang memungkinkan reaksi
dapat berlangsung. Jika reaksi sudah mulai berlangsung, maka pemanasan
tidak diperlukan lagi. Reaksi tersebut akan terus berlangsung sampai salah
satu pereaksi habis.
4) Reaksi kimia pada percobaan keempat ditunjukan dengan adanya
perubahan suhu pada campuran HCl dan NaOH. Suhu HCl mula-mula
30oC setelah dicampur dengan kristal NaOH suhu campuran naik menjadi
50 oC. Reaksi tersebut adalah reaksi eksoterm karena melepaskan kalor
yang ditunjukan dengan naiknya suhu campuran (lingkungan).

5) Pada percobaan kelima kami tidak bisa menunjukan adanya reaksi kimia
karena suhu campuran air dan CaO sama dengan suhu air mula-mula yakni
28 oC. Walaupun demikian pada percobaan tersebut sebenarnya terjadi
kenaikan suhu. Kenaikan suhu yang terjadi sangat kecil sehingga sulit
untuk diamati. Reaksi tersebut adalah reaksi eksoterm.
b. Jika hasil reaksi pada percobaan pertama dibiarkan beberapa jam, kami berharap
suhu campurannya kembali ke keadaan normal. Lalu, kemanakah kalor yang
dihasilkan dari reaksi pertama tersebut? Apakah kalor itu hilang? Asas kekekalan
energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi

dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Jadi, kalor yang dihasilkan pada
reaksi pertama (HCl dengan Mg), bukannya hilang tetapi diserap oleh molekulmolekul udara atau benda-benda lain disekitarnya dan diubah menjadi bentuk
energi lain, misalnya menjadi energi kinetik. Demikian juga halnya dengan kalor
yang dihasilkan ketika HCl direaksikan dengan Mg bukanlah sesuatu yang
tercipta, melainkan perubahan bentuk energi lain. HCl dan Mg menyimpan
sejumlah energi, yang disebut energi kimia.
Jika hasil reaksi pada percobaan kedua (NH4Cl dengan Ba(OH)2.8H2O) dibiarkan
beberapa jam, kami juga berharap suhu campurannya kembali ke keadaan normal.
Pada reaksi kedua terjadi kebalikan dari reaksi pertama. Jika kalor yang dihasilkan
pada reaksi pertama diserap oleh udara atau benda-benda lain disekitarnya, maka
sebaliknya produk reaksi kedua yang suhunya dingin akan menyerap kalor dari
udara dan benda-benda disekitarnya sehingga suhunya kembali normal.

c. Jumlah entalpi zat-zat hasil reaksi (1), (2), (3) dan (4) (T,P).
1) Percampuran HCl dengan Mg
Merupakan reaksi eksoterm ∆H = Hp – Hr < 0
∆H = - (negatif)
Hp < Hr
2) Percampuran Ba(OH)2 dengan NH4Cl
Merupakan reaksi endoterm ∆H = Hp – Hr > 0

∆H = + (positif)
Hp > Hr
3) Pemanasan Fe dengan S
Merupakan reaksi eksoterm ∆H =Hp – Hr < 0
∆H = - (negatif)
Hp < Hr
4) Percampuran HCl dengan NaOH
Merupakan reaksi eksoterm ∆H =Hp – Hr < 0
∆H = - (negatif)
Hp < Hr

5) Percampuran H2O dengan CaO
Merupakan reaksi eksoterm ∆H =Hp – Hr < 0
∆H = - (negatif)
Hp < Hr

d. Gambar diagram tingkat energi
1) 2HCl(l) + Mg(s) → MgCl2(aq) + H2(g) ∆H = H
R

2HCl(l) + Mg(s)

∆H = Hp – Hr < 0

P

MgCl2(aq) + H2(g)

2) Ba(OH)2 . 8H2O(s) + 2NH4Cl(s)→Ba(OH)2(aq)+2NH4OH(aq) +Cl2(g) ∆H = +
H
P

Ba(OH)2(aq) + 2 NH4OH(aq) + Cl2(g)

∆H = Hp – Hr > 0

R

Ba(OH)2 . 8H2O(s) + 2NH4Cl(s)

3) Fe(s) + S(s) → FeS(s) ∆H = H
R

Fe(s) + S(s)

∆H = Hp – Hr < 0

P

FeS(s)

4) HCl(l) + NaOH(s)  NaCl(aq) + H2O(l) ∆H = -

H
R

HCl(l) + NaOH(s)

∆H = Hp – Hr < 0

P

NaCl(aq) + H2O(l)

5) H2O(l) + CaO(s)  Ca(s) + H2O(l) ∆H = -

H

R

H2O(l) + CaO(s)

∆H = Hp – Hr < 0

P

Ca(s) + H2O(l)

e. Setelah melakukan percobaan diatas maka dapat kami simpulkan bahwa
pengertian reaksi eksoterm adalah reaksi kimia yang membebaskan atau
melepaskan kalor dimana terjadi perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
yang ditunjukan dengan adanya kenaikan suhu lingkungan. Sedangka pengertian
reaksi endoterm adalah reaksi kimia yang menyerap atau memerlukan kalor
dimana terjadi perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem yang ditunjukan
dengan adanya penurunan suhu lingkungan.