Tujuan Penulisan Manfaat Penulisan Defenisi Ekonomi Kreatif

a. Apakah yang dimaksud dengan Ekonomi Kreatif? b. Mengapa Indonesia perlu mengembangkan Ekonomi Kreatif? c. Apakah manfaat dari pengembangan Ekonomi Kreatif? d. Bagaimanakah ruang lingkup Ekonomi Kreatif? e. Apakah peluang dan tantangan yang akan dihadapi Ekonomi Kreatif f. Bagaimanakah wanaca yang akan dibuat pemerintah dalam meningkatkan kemampuan Indonesia di bidang Ekonomi Kreatif?

1.3 Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui apa definisi tentang Ekonomi Kreatif. b. Untuk mengetahui alasan mengapa Indonesia sangat perlu mengembangkan Ekonomi Kreatif. c. Untuk mengetahui manfaat dari Ekonomi Kreatif. d. Untuk mengetahui ruang lingkup yang terdapat dalam Ekonomi Kreatif. e. Untuk mengetahui peluang dan tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan Ekonomi Kreatif. f. Untuk mengetahui sejauh mana wanaca yang akan di buat pemerintah pada tahun yang akan dating dalam mengembangkan Bidang Ekonomi Kreatif.

1.4 Manfaat Penulisan

Supaya kita dapat mengetahui apa makna dari Ekonomi Kreatif, serta dapat dijadikan sebagai pedoman untuk kita bisa melakukan sebagian dari talenta yang kita miliki agar dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat, bukan hanya untuk kelangsungan hidup kita sehari-hari, melainkan untuk meningkatkan perekonomian bangsa kita serta memberikan peluang-peluang kerja bagi kita, untuk dapat dikembangkan secara kreatif dan dapat berinovasi guna produk kita dapat bersaing dengan produk dari luar negeri. BAB II PEMBAHASAN 2 Ekonomi Kreatif | Total Quality Manajemen

2.1 Defenisi Ekonomi Kreatif

Menurut ahli ekonomi Paul Romer 1993, ide adalah barang ekonomi yang sangat penting, lebih penting dari objek yang ditekankan di kebanyakan model-model ekonomi. Di dunia dengan keterbatasan fisik ini, adanya penemuan ide-ide besar bersamaan dengan penemuan jutaan ide-ide kecil-lah yang membuat ekonomi tetap tumbuh. Ide adalah instruksi yang membuat kita mengkombinasikan sumber daya fisik yang penyusunannya terbatas menjadi lebih bernilai. Romer juga berpendapat bahwa suatu negara miskin karena masyarakatnya tidak mempunyai akses pada ide yang digunakan dalam perindustrian nasional untuk menghasilkan nilai ekonomi. Konsep Ekonomi Kreatif merupakan sebuah konsep ekonomi di era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan stock of knowledge dari Sumber Daya Manusia SDM sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya. Struktur perekonomian dunia mengalami transformasi dengan cepat seiring dengan pertumbuhan ekonomi, dari yang tadinya berbasis Sumber Daya Alam SDA sekarang menjadi berbasis SDM, dari era pertanian ke era industri dan informasi. Alvin Toffler 1980 dalam teorinya melakukan pembagian gelombang peradaban ekonomi kedalam tiga gelombang. Gelombang pertama adalah gelombang ekonomi pertanian. Kedua, gelombang ekonomi industri. Ketiga adalah gelombang ekonomi informasi. Kemudian diprediksikan gelombang keempat yang merupakan gelombang ekonomi kreatif dengan berorientasi pada ide dan gagasan kreatif. Konsep Ekonomi Kreatif ini semakin mendapat perhatian utama di banyak negara karena ternyata dapat memberikan kontribusi nyata terhadap perekonomian. Di Indonesia, gaung Ekonomi Kreatif mulai terdengar saat pemerintah mencari cara untuk meningkatkan daya saing 3 Ekonomi Kreatif | Total Quality Manajemen produk nasional dalam menghadapi pasar global. Pemerintah melalui Departemen Perdagangan yang bekerja sama dengan Departemen Perindustrian dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah UKM serta didukung oleh KADIN kemudian membentuk tim Indonesia Design Power 2006-2010 yang bertujuan untuk menempatkan produk Indonesia menjadi produk yang dapat diterima di pasar internasional namun tetap memiliki karakter nasional. Setelah menyadari akan besarnya kontribusi ekonomi kreatif terhadap negara maka pemerintah selanjutnya melakukan studi yang lebih intensif dan meluncurkan cetak biru pengembangan ekonomi kreatif.

2.2 Alasan Indonesia Mengembangkan Ekonomi Kreatif