commit to user 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Kecelakaan Kerja
Tempat kerja adalah setiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja atau sering
dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber-sumber bahaya, pernyataan ini tercantum dalam Undang-undang
No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Depnaker RI, 1996. Kebijakan K3 adalah suatu pernyataan tertulis yang memuat
keseluruhan visi dan tujuan perusahaan, komitmen dan tekad melaksanakan K3, kerangka dan program kerja yang mencakup kegiatan
perusahaan secara menyeluruh yang bersifat umum dan atau operasional Silaen, 2005.
Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di
perusahaan yang bersangkutan Suma’mur P.K, 2001. Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang jelas tidak dikendaki
dan sering kali tidak terduga semula yang dapat menimbulkan kerugian baik waktu, harta benda atau property maupun korban jiwa yang terjadi
didalam suatu proses kerja industri atau yang berkaitan dengannya Tarwaka, 2008.
commit to user 7
Kerugian-kerugian yang disebabkan oleh kecelakaan dapat berupa banyak hal seperti :
a. Kerusakan,
b. Kekacauan organisasi,
c. Keluhan, kesakitan dan kesedihan,
d. Kelainan dan cacat; dan
e. Kematian
Dalam budaya aman safety culture tidak ada kata meremehkan untuk kegiatan pelaporan near miss dan unsafe condition, tidak ada hal
yang dianggap remeh atau kecil dalam safety based behavior untuk melakukan hal-hal yang sederhana ini.
Dalam Teori Domino yang dikemukakan oleh Heinrich dan disempurnakan oleh Bird dan Germain menjelaskan bahwa upaya
pencegahan kecelakaan kerja akan berhasil dan efektif bila dimulai dengan memperbaiki managemen keselamatan dan kesehatan kerja di
tempat kerja. Setelah dilakukan perbaikan managemen K3, selanjutnya dapat dilakukan identifikasi dan evaluasi sumber-sumber penyebab,
memprediksi gejala yang timbul dan mencegah kontak dengankepada objek kerja. Pada akhirnya kerugian kecelakaan dapat dihindarkan
seminimal mungkin Tarwaka, 2008.
commit to user 8
Kurangnya Kontrol
Penyebab Dasar
Penyebab Langsung
Kejadian Kerugian
Tidak memadai :
Standar program
Pemenuhan pada standar
Faktor pribadi
Faktor pekerjaan
Tindakan dan
Kondisi tidak
aman Kontak
dengan energi
atau bahan
Manusia Harta
benda Proses
1 2
3 4
5
Gambar 1 : Teori Domino Heinrich Sumber : Puspita, 2011
Prinsip pencegahan kecelakaan menurut Teori Domino, yaitu : a.
Kurangnya Kontrol Kurangnya kontrol merupakan urutan pertama menuju
terjadinya kecelakaan yang dapat mengakibatkan kerugian. Kontrol merupakan salah satu fungsi utama dari manajemen yaitu “Planning,
Organizing, Action, dan Controlling POAC ”.
Menurut Tarwaka 2008 penyebab kurangnya kontrol adalah : 1
Ketidaktersedianya program, 2
Ketidaktersedianya standar program, dan 3
Tidak terpenuhinya standar. Domino pertama akan jatuh kepada pihak manajemen yang
tidak mampu mengorganisasi, memimpin dan mengontrol pekerja dalam memenuhi standart yang telah direncanakan.
b. Penyebab Dasar
Kontrol yang kurang memadai akan memberi peluang
commit to user 9
munculnya penyebab
dasar dari
kecelakaan kerja
yang mengakibatkan kerugian. Penyebab dasar dapat timbul dari :
1 Faktor personelpribadi, dan
2 Faktor pekerjaan.
c. Penyebab Langsung
Dengan adanya penyebab dasar akan membuka peluang munculnya penyebab langsung dari kecelakaan.
1 Tindakan Tidak Aman unsafe act
Tindakan tidak aman yaitu tindakan berbahaya dari para tenaga kerja yang mungkin dilatarbelakangi oleh berbagai
sebab, antara lain : a
Kurangnya pengetahuan dan keterampilan, b
Ketidakmampuan untuk bekerja secara normal, c
Ketidakfungsian tubuh karena cacat yang tidak nampak, d
Tidak menggunakan alat-alat keselamatan kerja, e
Kelelahan dan kejenuhan, f
Sikap dan tingkah laku yang tidak aman, dan g
Sikap masa bodoh dari tenaga kerja. 2
Kondisi Tidak Aman unsafe condition Kondisi tidak aman yaitu kondisi tidak aman dari mesin,
peralatan, pesawat, bahan, lingkungan dan tempat kerja, proses kerja, sifat pekerjaan, dan sistem kerja.
d. Incident
commit to user 10
Jika tindakan atau kondisi yang berbahaya terjadi hal tersebut dapat menimbulkan incident. Incident yaitu kejadian yang dapat atau
mungkin mengakibatkan kecelakaan. Incident terjadi apabila terjadi kontak dengan energi atau bahan-bahan berbahaya yang dapat
menyebabkan kerusakan atau cidera. Macam-macam kecelakaan kerja antara lain :
1 Terbentur pada atau oleh sesuatu,
2 Terjepit,
3 Terpeleset,
4 Beban berlebih, dan
5 Terkena akan : aliran listrik, panas, dingin, radiasi, bahan kimia,
kebisingan, bahan beracun, dan lain-lain. e.
Kerugian Pada akhir rangkaian-rangkaian tersebut akan mengakibatkan
kerugian, baik pada manusia, harta bendaproperti dan proses produksi. Kerugian dari kecelakaan menurut Sumamur 1996
berupa : a.
Kerusakan, b.
Kekacauan organisasi, c.
Keluhan dan kesedihan, d.
Kelainan dan cacat, dan e.
Kematian.
commit to user 11
Birds 1967 menyatakan bahwa kesalahan manajemen merupakan penyebab utama terjadinya kecelakaan, sementara
tindakan tidak aman unsafe act dan kondisi tidak aman unsafe condition merupakan penyebab langsung suatu kecelakaan. Dalam
hasil penelitian yang dilakukan oleh Birds dinyatakan bahwa setiap satu kecelakaan berat disertai oleh 10 kejadian kecelakaan ringan, 30
kejadian kecelakaan yang menimbulkan kerusakan harta benda dan 600 kejadian-kejadian hampir celaka.
Biaya yang dikeluarkan perusahaan akibat kecelakaan kerja dengan membandingkan biaya langsung dan biaya tak langsung
adalah 1:5 s.d. 50 dan dapat digambarkan ibarat puncak gunung es di permukaan laut, yang sering terlihat dan diperhatikan dari suatu
kejadian adalah kerugian akibat biaya pengobatan dan biaya kompensasi, sementara biaya lain yang jauh lebih besar seperti
waktu investigasi, kehilangan waktu produksi, cacat produksi, menurunya tingkat kepercayaan pelanggan dan sebagainya jarang
sekali menjadi perhatian manajemen perusahaan. Kecelakaan dapat pula menimbulkan kerugian yang dapat
digambarkan seperti gunung es. Biaya yang timbul sebagai akibat kecelakaan biasanya disebut “Biaya Gunung Es” artinya, biaya
langsung yaitu digambarkan sebagai bongkahan es yang terlihat diatas permukaan laut, sedangkan biaya tak langsung digambarkan
commit to user 12
sebagai bongkahan gunung es yang berada dibawah permukaan laut yang lebih besar, seperti pada gambar 2 dibawah ini.
Gambar 2. Teori Gunung Es Sumber : Data Sekunder
Menurut Tarwaka 2008 Kerugian kecelakaan kerja dapat dikelompokkan menjadi :
a. Kerugianbiaya langsung direct cost
Yaitu suatu kerugian yang dapat dihitung secara langsung dari mulai terjadi peristiwa sampai tahap rehabilitasi, seperti :
1 Penderitaan tenaga kerja yang mengalami kecelakaan dan
keluarganya, 2
Biaya P3K, 3
Biaya pengobatan dan perawatan, 4
Biaya angkut dan biaya RS, 5
Biaya kompensasi pembayaran asuransi kecelakaan, 6
Upah selama tidak mampu bekerja, dan lain-lain. b.
Kerugianbiaya tidak langsung atau terselubung indirect cost
commit to user 13
Yaitu merupakan kerugian berupa biaya yang dikeluarkan dan meliputi suatu yang tidak terlihat pada waktu atau beberapa
waktu setelah terjadinya kecelakaan, biaya tidak langsung ini antara lain mencakup :
1 Hilangnya waktu kerja dari tenaga kerja yang mendapat
kecelakaan, 2
Hilangnya waktu kerja tenaga kerja yang lain, 3
Terhentinya proses produksi sementara, 4
Kerugian akibat kerusakan mesin, perkakas atau peralatan kerja lainnya, dan
5 Biaya penyelidikan dan sosial lainnya.
Teori segitiga Heinrich mengatakan setiap 330 tindakan tidak aman, dapat terjadi 29 kecelakaan minor dan 1 kecelakaan serius
kecelakaan hilang hari kerja, atau teori segitiga kecelakaan lainnya. Prinsip yang diilustrasikan disini adalah bahwa konsekuensi dari
tindakan tidak aman hampir selalu mengandung unsafe behavior, hanya karena perilaku tersebut terulang terus menerus.
commit to user 14
Gambar 3 : Teori Segitiga Kecelakaan Sumber : Siswanto, 2009
Dari piramida diatas diketahui bahwa dalam perilaku tidak aman 300.000 66.666 dalam teori lain akan menyebabkan 1 incident
fatality Siswanto, 2009. Kecelakaan kerja merupakan hasil akhir dari serentetan unsafe act dan unsafe condition. Salah satu faktor
penting untuk menciptakan kondisi aman di tempat kerja adalah perilaku.
2. Perilaku Aman
Perilaku merupakan tindakan yang bisa diobservasi yang saling mempengaruhi terhadap sikap. Dalam lingkungan perusahaan, budaya
perusahaan akan mengendalikan sikap dan perilaku semua pekerjanya. Perilaku aman adalah pengetahuan, sikap, dan tindakan tenaga kerja
dalam menciptakan keadaan aman atau yang menyebabkan tenaga kerja menggunakan APD dan mematuhi prosedur kerja sebagai pencegahan
kecelakaan kerja di tempat kerja Silaen, 2005.
commit to user 15
Perilaku aman adalah perilaku pekerja yang bekerja sesuai dengan persyaratan dan peraturan K3 Perusahaan seperti menggunakan APD dan
mematuhi SPO dan kebijakan-keebijakan K3. Perilaku keselamatan safety behaviour merupakan tindakan atau kegiatan yang berhubungan
dengan faktor keselamatan kerja. Perilaku manusia yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja antara lain :
a. Rasa tidak nyaman,
b. Kurangnya pengetahuan dan pelatihan, serta
c. Fokus keselamatan yang salah.
Terbentuknya suatu perilaku dimulai dengan pengetahuan, dalam artian tenaga kerja tahu terlebih dahulu terhadap stimulus berupa materi
sehingga menimbulkan pengetahuan baru, selanjutnya menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap yang akhirnya akan menimbulkan
respon yang lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan Silaen, 2005. 3.
Pengetahuan K3 Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau
disadari oleh seseorang, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian
adalah benar atau berguna Wikipedia, 2012.
commit to user 16
Pengetahuan K3 dalam hal ini adalah pengetahuan tenaga kerja mengenai kebijakan-kebijakan K3, program K3 yang ada diperusahaan,
dan segala hal yang berhubungan dengan K3 baik melalui buku pedoman kerja, sosialisasi dari perusahaan, maupun media massa.
4. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek Notoatmodjo, 1997. Sedangkan
menurut Purwanto 1998 sikap adalah pandangan-pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai sikap objek.
5. Tindakan
Tindakan adalah segala tindakan tenaga kerja dalam menciptakan K3. Tindakan tersebut dapat berupa tenaga kerja menggunakan APD,
bekerja sesuai dengan SPO, menata tempat kerja sebelum dan sesudah bekerja, segera melakukan tindakan apabila menemukan suatu potensi
bahaya, melaporkan near miss, dan lain-lain. Tindakan tidak aman yaitu cara kerja yang tidak sesuai dengan
prosedur kerja yang aman antara lain : a.
Tidak menggunakan alat-alat keselamatan kerja, b.
Menggunakan alat-alat yang rusak, c.
Menggunakan peralatan dengan cara yang tidak benar, d.
Tidak menggunakan APD, e.
Cara mengangkat dan mengangkut yang tidak benar, f.
Posisi yang tidak betul, dan lain-lain.
commit to user 17
Bird dalam Muchinsky, 1987 berpendapat bahwa para pekerja sebenarnya ingin mengikuti kebutuhan akan keselamatan safety needs
namun adanya kebutuhan lain menimbukan konflik dalam dirinya. Hal ini membuat ia menomorduakan safety needs dibandingkan banyak
faktor. Faktor-faktor tersebut adalah keinginan untuk menghemat waktu, menghemat usaha, merasa lebih nyaman, menarik perhatian, mendapat
kebebasan dan mendapat penerimaan dari lingkungan. Berbagai macam upaya dilakukan oleh perusahaan demi
menciptakan perilaku aman pada tenaga kerja, dengan membuat SPO, penyediaan APD, pengadaan pelatihan-pelatihan K3, sosialisasi
mengenai kebijakan-kebijakan baru maupun informasi-informasi baru yang berhubungan dengan pekerjaan mereka serta melakukan
pengawasan terhadap perilaku dan kinerja tenaga kerja secara rutin. Akan tetapi tidak semua tenaga kerja tersebut dapat menerapkan perilaku aman
pada saat bekerja. Dengan menciptakan safety culture dalam lingkungan kerja diharapkan dapat menjadikan seluruh tenaga kerja menerapkan
perilaku aman baik dalam bekerja maupun dalam kegiatan sehari-hari.
commit to user 18
B. Kerangka Pemikiran