Pengeluaran Keluarga Ekonomi Keluarga Dampingan

kesehatan yang dialami biasanya adalah sakit demam karena faktor cuaca dan kondisi tubuh yang menurun akibat kelelahan. Demikian pula anak-anaknya, masalah kesehatan yang umum dialami adalah deman dan flu. Hal ini biasanya tergantung dengan keadaan cuaca di Binyan itu sendiri. Bapak I Wayan Sudarna juga menyangkal anak-anak nya mengalami penyakit gatal-gatal. Bapak I Wayan Sudarna tidak memiliki sebarang kesulitan untuk melakukan pekerjaan sehari- hari. Keluarga ini juga tidak begitu memiliki masalah di bidang kesehatan gigi dan mulut kerana mereka telah membiasakan diri untuk menggosok gigi dua kali dalam satu hari. Dari aspek higienitas keluarga ini bias dikatakan kurang, hal ini dikarenakan air yang digunakan adalah air sungai untuk mandi. Air sungai yang belum ditapis langsung dipakai untuk mandi. Air sungai yang belum ditapis tersebut kurang layak untuk dijadikan air makan minum. Untuk masalah kesehatan, apabila Bapak I Wayan Sudarna atau anggota keluarganya sakit, umumnya akan lansung mencari pelayanan kesehatan di Bidan Desa. b Kerohanian Seluruh anggota keluarga Bapak I Wayan Sudarna beragama Hindu. Biasanya biaya berkaitan dengan hal-hal kerohanian masih bisa disesuaikan dengan kondisi keuangan sehingga dikatakan tidak membebankan untuk mengeluarkan uang untuk hal yang berkaitan dengan agama. Upacara keagamaan yang berlangsung di rumah ataupun di desa biasanya kelengkapan upacara keagamaannya akan dibuat sendiri untuk mengurangi jumlah uang yang harus dikeluarkan. c Sosial Kehidupan sosial di Bali memiliki ikatan sosial antar warga dan banjardesa yang sangat erat, sehingga apapun yang diperlukan oleh banjardesa harus turut dibantu serta baik dengan tenaga maupun materi. Begitu pula dengan Bapak I Wayan Sudarna, apabila ada upacara adat di desa, istri I Wayan Sudarna harus membawa beras 2 kg, dan gula 1 kg. Diluar iuran wajib tersebut tidak terdapat anggaran khusus untuk kegiatan sosial tertentu sehingga apabila ada pengeluaran untuk kegiatan sosial yang mendadak akan disesuaikan dengan kondisi keuangan saat itu. BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH Identifikasi dan prioritas masalah yang dihadapi oleh keluarga dampingan diperoleh setelah beberapa kali kunjungan ke rumah keluarga dampingan dan dilakukan dengan pendekatan kekeluargaan. Identifikasi permasalahan dilakukan melalui observasi dan wawancara dengan melakukan percakapan oleh narasumber yaitu Bapak I Wayan Sudarna beserta keluarga untuk mengidentifikasi permasalahan yang dialami. Penulis datang bertamu ke rumah Bapak I Wayan Sudarna dan interaksi dilakukan dengan santai seperti berbincang-bincang biasa sambil mengamati suasana rumah I Wayan Sudarna. Topik yang dibicarakan tidak kaku hanya menurut pada acuan laporan namun cenderung lebih fleksibel mengenai keseharian keluarga Bapak I Wayan Sudarna.

2.1 Permasalahan Keluarga

Kurun waktu lima minggu pendampingan, Penulis melakukan 18 kali pertemuaan dengan keluarga Bapak I Wayan Sudarna. Pertemuan-pertemuan tersebut digunakan untuk melakukan identifikasi masalah dan mencoba menyusun suatu solusi pemecahan dari masalah yang dihadapi, beberapa masalah yang dihadapi keluarga ini adalah sebagai berikut :

2.1.1 Masalah Perekonomian

Jika dilihat dari sisi perekonomian keluarga, salah satu hal yang dikhawatirkan oleh Bapak I Wayan Sudarna adalah terkait kelanjutan pendidikan anak-anaknya. Mengingat saat ini kian meningkatnya biaya hidup dan mahalnya biaya pendidikan saat ini. Penghasilan yang terkadang tidak menentu karena dipengaruhi cuaca dan permintaan hasil panen juga membuat kekhawatiran tersendiri bagi Bapak I Wayan Sudarna. Ni Nengah Remben, istrinya, yang bekerja dengan menggarap ladang milik saudaranya serta tergolong memiliki upah yang cukup untuk mendukung penghasilan suami yang tidak menentu. Daripada info yang didapatkan, Bapak I Wayan Sudarna mengatakan pernah merantau ke Kota Bangli untuk mendapatkan perkerjaan yang lebih bagus serta pendapatan yang lebih lumayan. Namun setelah merantau untuk bekerja selama 5 tahun dan Bapak I Wayan Sunardi tidak banyak mengalami perubahan kerana biaya hidup disana juga lebih mahal. Beliau memutuskan untuk balik ke kampung halaman, di Desa Binyan, Kintamani, Bangli. Kondisi keuangan yang tidak menentu membuat keluarga Bapak I Wayan Sudarna cukup terkendala dalam menyisihkan pendapatan yang dimiliki. Meskipun demikian, keluarga Bapak I Wayan Sudarna menyadari pentingnya untuk menyiapkan tabungan untuk masa depan. Selain itu, Bapak I Wayan Sudarna juga harus menyisihkan hasil panennya untuk ikut dalam kegiatan arisan perkumpulan pertanian di Desa Binyan setiap kali petani panen sekitar 3-4 bulan sekali.

2.1.2 Masalah Kesehatan

Untuk aspek kesehatan, Penulis tidak menemukan sebarang masalah kesehatan yang dialami Bapak I Wayan Sudarna dan keluarga beliau. Namun, dari sisi Penulis menangkap, keluhan kesehatan yang dialami oleh keluarga Bapak I Wayan Sudarna, khususnya Beliau dan istrinya adalah terkait kelelahan fisik dan tekanan psikis. Untuk kelelahan fisik, sudah dapat dipastikan dialami oleh Beliau dan istrinya mengingat jenis pekerjaan yang dilakoni tergolong membutuhkan aktivitas fisik yang banyak. Untuk tekanan psikis, Penulis dapat menyimpulkan demikian berdasarkan cerita yang disampaikan Bapak I Wayan Sudarna dalam suatu kunjungan yang dilakukan oleh Penulis. Selain aspek pekerjaan kelelahan fisik dan tekanan psikis, hal lain yang perlu diperhatikan adalah mengenai asupan gizi pada keluarga I Wayan Sudarna. Ni Nengah Remben juga menjelaskan bahwa di masa pertumbuhan ketiga anaknya jarang mendapatkan asupan kalsium dari susu mengingat harga susu yang mahal bagi perekonomian keluarga. Disisi lain Penulis merasa terdapat masalah lain yang berpotensi mengganggu kesehatan keluarga I Wayan Sudarna, yang mana tidak tersedianya fasilitas MCK yang baik ditakutkan akan menimbulkan permasalahan kesehatan, hal ini berkaitan dengan Hygienists yang nantinya akan mempenguruhi kualitas kesehatan keluarga Bapak I Wayan Sudarna. Disamping itu, mereka jarang menerapkan pola hidup sehat dengan mencuci tangan sebelum dan setelah makan, setelah buang air dan setelah datang dari ladang. Hal ini dikarenakan pasokan air bersih yang kurang. Ditambah lagi dengan penggunaan air sungai untuk aktivitas sehari-hari. Walau Bapak I Wayan Sudarna mengaku baik-baik saja saat menggunakan air sungai, tapi beliau merasa air sungai tidak layak untuk diminum atau dimasak. Karena itulah Bapak I Wayan Sudarna harus membeli air bersih untuk minum dan memasak sehari-harinya.

2.1.3 Masalah Penataan Bangunan

Terkait masalah penataan bangunan, berdasarkan observasi yang dilakukan Penulis, penataan bangunan di rumah Bapak I Wayan Sudarna sebenarnya cukup baik jika dilihat dari luas lahan rumah Beliau. Rumah Bapak I Wayan Sudarna terdiri dari satu bangunan permanen. Menurut cerita Ni Nengah Remben, Rumah I Wayan Sudarna saat ini merupakan rumah yang baru mendapat dana bantuan perbaikan dari Desa dan tergolong baru diperbaiki. Karena keluarga Bapak I Wayan Sudarna termasuk dalam keluarga miskin, maka tahun lalu beliau mendapat bantuan dari desa untuk memperbaiki rumahnya. Saat ini bangunan rumah keluarga Bapak I Wayan Sudarna sudah lebih baik dari sebelumnya. Walau bagian luar bangunan masih berupa tembok batako dan belum dicat, tetapi bagian dalam bangunan sudah dicat. Bangunan keluarga Bapak I Wayan Sudarna saat ini sudah lebih baik dari sebelumnya. Bangunan baru juga sudah berisi jendela dan ventilasi yang baik untuk sirkulasi udara. Selain itu, ruangan di dalam bangunan juga sudah dipasang ubin lantai, sehingga rumah Bapak I Wayan Sudarna lebih layak untuk dihuni dibanding sebelumnya. Bangunan rumah Bapak I Wayan Sudarna terdiri dari tiga kamar dan satu dapur. Satu kamar merupakan kamar tidur untuk Bapak I Wayan Sudarna dan istrinya. Kamar kedua merupakan kamar tidur untuk anak kedua, anak ketiga dan anak bungsunya. Kamar yang ketiga digunakna untuk anakyang pertamanya. Di dalam dapur rumah Bapak I Wayan Sudarna juga sudah lebih baik setelah diperbaiki. Di sebelah dapur terdapat ruang kosong yang digunakan sebagai ruang keluarga karena terdapat TV berukuran kecil. Halaman rumah Bapak I Wayan Sudarna tidak terlalu luas dan masih kosong tidak berisi tanaman hias ataupun tanaman lainnya. Rumah Bapak I Wayan Sudarna lebih tinggi dari jalan dan akses menuju ke rumah sedikit licin dan berpasir karena itu perlu kehati-hatian saat berkunjung ke rumah Bapak I Wayan Sudarna. Selai itu, rumah Bapak I Wayan Sudarna tidak berisi pintu pagar.

2.2 Masalah Prioritas

2.2.1 Masalah Perekonomian

Masalah perekonomian merupakan permasalahan mendasar yang dialami keluarga Bapak I Wayan Sudarna. Terbatasnya pendapatan yang dimiliki oleh keluarga Bapak I Wayan Sudarna membuat kesulitan apabila terdapat keperluan mendadak. Apalagi sebagai seorang petani, Bapak I Wayan Sudarna mengaku cukup kesulitan saat musim hujan tiba. Hasil bawang menjadi kurang baik dan beliau harus lebih rajin menyiram tanaman bawangnya. Hal ini dikarenakan air hujan mengandung garam dan itu dapat merusak tanaman bawang. Karena itulah setelah hujan turun, Bapak I Wayan Sudarna justru menyiram tanaman bawang agar bekas air hujan tidak merusak tanaman. Bapak I Wayan Sudarna juga harus memikirkan masa depan keempat anaknya kerana apabila semua sudah memulaikan persekolahan Belaiu harus menyiapkan sejumlah uang untuk membiayai uang persekolahan. Berhubung banyak keperluan yang dibutuhkan oleh keluarga Bapak I Wayan Sudarna, baik keperluan langsung maupun kebutuhan masa depan maka penting diperhatikan masalah penyisihan pendapatan untuk tabungan.

2.2.2 Masalah Kesehatan

Walaupun saat ini tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sangat berat maupun penyakit menahun, tetapi terdapat potensi yang cukup besar terjadinya penyakit pada keluarga ini. Keluarga I Wayan Sudarna memiliki permasalahan dalam menerapkaan pola hidup bersih dan sehat kebiasaan mencuci tangan yang kurang baik juga berpotensi untuk menimbulkan terjadi penyakit yang terkait dengan pencernaan. Selain itu potensi masalah kesehatan lainnya adalah penyakit kulit karena penggunaan air sungai yang kebersihannya belum terjamin.