Profil Keluarga Dampingan Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Buahan - Kecamatan Kintamani - Kabupaten Buahan.

Dalam program pendampingan keluarga, mahasiswa berperan sebagai anak asuh yang akan mengidentifikasi masalah dan memecahkan atau mencari jalan keluar dari masalah yang tengah dihadapi oleh keluarga dampingan. Pada KKN PPM Unud XIII 2016 ini penulis mendampingi satu keluarga dampingan, yaitu keluarga dampingan Bapak I Wayan Sudarna yang berada di Desa Binyan. Tabel 1. Identitas Keluarga Bapak I Wayan Sudarna. No Nama Status Umur Pendidikan Pekerjaan Ket 1. I Wayan Sudarna Kawin 31 Tahun Tamat SD Petani Kepala Keluarga 2. Ni Nengah Remben Kawin 31 Tahun Tamat SD Petani Istri 3. I Wayan Rencana Belum Kawin 10 Tahun SD Belum Bekerja Anak Pertama 4. Kadek Suwastika Belum Kawin 9 Tahun SD Belum Bekerja Anak Kedua 5. Komang Darsana Belum Kawin 6 Tahun TK Belum Bekerja Anak Ketiga 6. Ketut Suwita Belum Kawin 3 Tahun Belum Sekolah Belum Bekerja Anak Ketiga

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan

Ekonomi Keluarga Dampingan dijelaskan dengan dua bagian yaitu yang pertama pendapatan keluarga dan kedua pengeluaran keluarga.

1.2.1 Pendapatan Keluarga

Keluarga Bapak I Wayan Sudarna termasuk keluarga prasejahtera bila didasarkan pada data dari Kantor Desa Binyan. Bapak I Wayan Sudarna dan isterinya yang bekerja sebagai petani memiliki penghasilan gaji yang tidak menentu untuk satu bulan. Bapak I wayan Sudarna dan isteri Ni Nengah Remben mendapatkan pendapatan setiap kali panen tanamanya. a Sumber Penghasilan Bapak I Wayan Sudarna bekerja sebagai petani. Biasanya Bapak I Wayan Sudarna menanam sayuran seperti kembang kol dan sawi dan baru memulai penanaman buah jeruk di ladang miliknya sejak satu tahun setengah yang lalu, namun karena beliau masih kurang ilmu tentang cara penanaman jeruk yang benar terkadang buah jeruknya sulit untuk panen karena pengalaman yang beliau miliki masih belum cukup. Pendapatan seorang petani yang tidak menentu tergantung dengan panen tanaman nya membuatkan keluarga Bapak I Wayan Sudarna agak sulit untuk membiayai sara hidup keluarga beliau. Sebagaimana yang diketahui setiap tanaman mempunyai waktu panen yang berbeda. Biasanya setelah 60-90 hari, keluarga I Wayan Sudarna baru dapat menikmati hasil panen dari bawang yang ditanam. Jika panen baik, Bapak I Wayan Sudarna dapat menghasilkan keuntungan satu kali lipat dari modal awal menanam bawang. Namun jika panen kurang baik atau harga turun, maka keuntungan yang didapat mungkin hanya setengah dari modal awal yang dikeluarkan untuk menanam bawang. Pendapatan dari panen bawang biasanya sekitar Rp 5.000.000, namun pada waktu cuaca yang baik dan tanaman nya tumbuh subur akan menghasilkan tanaman yang berkualitas tinggi. Biasanya pada waktu panem tanaman yang baik kualitas nya , pendapatan yang diperoleh oleh beliau sekitar Rp. 10.000.000. Keseharian Ni Nengah Remben —istri Bapak I Wayan Sudarna—adalah membantu suaminya mengurus menyiram air dan insectisida pada tanaman di lading mereka.. Pada pagi dan sore hari Ni Nengah Remben biasanya pergi ke ladang untuk menyirami, memupuk, dan merawat tanaman bawang bersama Bapak I Wayan Sudarna. Selain itu Ni Nengah Remben juga sering membantu menyirami dan memupuk serta menjaga kualitas tanaman saudaranya dan biasanya digaji mengikut hari. Daripada wawancara , Ibu Ni Nengah Remben mengatakan biasanya digaji sekitar Rp.50.000 sehari. Namun hasil pendapatan ini tidak menentu tergantung kalau dipanggil oleh saudaranya untuk membantu di ladang.

1.2.2 Pengeluaran Keluarga

a Kebutuhan sehari-hari Untuk keperluan sehari-hari, Bapak I Wayan Sudarna menghabiskan uang sebesar ± Rp 100.000. Pengeluaran pendapatan tersebut digunakan untuk membiayai kehidupan nya sehari-hari. Pengeluaran tersebut biasanya digunakan untuk membeli bahan makanan, bekal untuk anak nya ke sekolah dan uang bensin sehari hari untuk menghantar anak ke sekolah serta untuk Bapak I Wayan Sudarna ke ladang. Bapak I Wayan Sudarna harus mengeluarkan biaya sebesar ± Rp 300.000 sebulan untuk mendapatkan air bersih untuk dipakai minum dan memasak . Selain itu. Bapak I Wayan Sudarna juga harus mengeluarkan biaya bulanan seperti listrik, air minum, deterjen, dan pengeluaran untuk arisan setiap empat bulan sekali. Dari malumat yang didapatkan diatas dapat disimpulkan bahwa biaya yang harus dikeluarkan Bapak I Wayan Sudarna untuk memenuhi kebutuhan sehari- harinya cukup banyak menghabiskan pendapatan keluarga. Dari aspek kesehatan, keluarga Bapak I Wayan Sudarna tidak ada yang memiliki riwayat penyakit kronis. Untuk aktivitas sehari-hari, Bapak I Wayan Sudarna dan istrinya, Ni Nengah Ramben dapat melakukan akivitas dengan baik. Adapun keluhan