Program Pokok Tema PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA KEGIATAN KKN PPM

32

BAB III PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA KEGIATAN KKN PPM

3.1 Program Pokok Tema

3.1.1 Program Fisik

3.1.1.1 Pengadaan Tong Sampah Untuk Program Bank Sampah BUMDes

 Pelaksanaan Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka KKN-PPM UNIVERSITAS UDAYANA ke XIII. Kegiatan pengadaan tong sampah ini di laksanakan bertahap yaitu: dari pembelian, pengecatan dan pemberian simbolis kepada para ketua dusun di lingkungan desa tista. Kegiatan ini diselengarakan atas pertimbangan kurangnya fasilitas bak sampah yang membantu BUMDes untuk memilah dan memisahkan sampah dalam mengerjakan program Bank Sampah di sekitaran banjar dusun yang ada di Desa Tista.  Hasil Pelaksanaan Pengadaan Tong Sampah Untuk Program Fisik kepada Bank Sampah BUMDes yang di rencanakan dari mahasiswa KKN PPM UNUD XIII telah di setujui dengan baik oleh pihak-pihak yang ada di Desa Tista seperti : Kepala Desa Tista, Bendesa Adat Tista, Kelian Banjar se-desa tista,Masyarakat Desa Tista serta perangkat BUMDes. Perwakilan dari BUMDes berpendapat bahwa pengaruh pemberian tong sampah bagi BUMDes sangat membantu untuk Program Bank Sampah. Lebih lanjut lagi, alangkah baiknya jika sistem yang baru ini dipantau lebih lanjut oleh KKN PPM UNUD selanjutnya sehingga dapat lebih disempurnakan, baik jangka pendek maupun jangka panjang akan di coba semuanya serta akan dievaluasi lebih lanjut oleh BUMDes dan perangkat desa lainnya  Kendala dan Permasalahan yang Dihadapi Kendala yang ada selama ini selama kegiatan KKN adalah banyaknya kegiatan yang diselenggarakan di desa yang menyangkut kegiatan seperti upacara adat antara lain: ngaben masal, odalan di pura ulun swi di dusun dangin pangkung, dan kegiatan menyambut hari kemerdekaan Indonesia 33

3.1.1.2 Perbaikan Sarana dan Prasarana di Desa Tista

 Pelaksanaan Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka KKN-PPM Universitas Udayana ke XIII. Kegiatan perbaikan sarana dan prasarana di Desa Tista ini diselengarakan dengan tujuan memberikan sebuah sumbangsih dari KKN-PPM Universitas Udayana ke XIII ke masyarakat dan menumbuhkan jiwa gotong royong baik di dalam mahasiswa KKN Universitas Udayana, mahasiswa KKN Universitas Pendidikan Ganesa, dan masyarakat desa tista.  Hasil Pelaksanaan Pengecatan sarana dan prasarana di Wantilan di Desa Tista yang dilaksanakan oleh Mahasiswa KKN PPM UNUD XIII khususnya di Program Fisik sangat di sejutui oleh Kepala Desa Tista dan Masyarakat.Perwakilan dari masyarakat berpendapat bahwa pengaruh kegiatan ini bermanfaan meperindah warna dari gapura di Wantilan.Lebih lanjut lagi, alangkah baiknya kegiatan ini di pantau oleh masyarakat karena kami dari pihak mahasiswa belum begitu profesional. Pengadaan Tong Sampah Untuk Program Fisik kepada Bank Sampah BUMDes yang di rencanakan dari mahasiswa KKN PPM UNUD XIII telah di setujui dengan baik oleh pihak-pihak yang ada di Desa Tista seperti : Kepala Desa Tista, Bendesa Adat Tista, Kelian Banjar se-desa tista,Masyarakat Desa Tista serta perangkat BUMDes. Perwakilan dari BUMDes berpendapat bahwa pengaruh pemberian tong sampah bagi BUMDes sangat membantu untuk Program Bank Sampah. Lebih lanjut lagi, alangkah baiknya jika sistem yang baru ini dipantau lebih lanjut oleh KKN PPM UNUD selanjutnya sehingga dapat lebih disempurnakan, baik jangka pendek maupun jangka panjang akan di coba semuanya serta akan dievaluasi lebih lanjut oleh BUMDes dan perangkat desa lainnya  Kendala dan Permasalahan yang Dihadapi Kendala yang ada selama ini selama kegiatan sarana dan prasarana adalah banyaknya kegiatan yang diselenggarakan di desa yang menyangkut kegiatan 34 seperti upacara adat antara lain: ngaben masal,dan kegiatan menyambut hari kemerdekaan Indonesia.

3.1.2 Program Peningkatan Produksi

3.1.2.1 Pelatihan Pengolahan Sampah Organik Menjadi Pupuk Kompos

Organik  Pelaksanaan Definisi Sampah organik adalah semua sampah yang bisa mengalami penguraian dan pelapukan menjadi material yang lebih kecil dan tidak berbau atau sering kita sebut kompos. Kompos ini di dapat dari hasil pelapukan bahan-bahan yang organik seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput. Dengan konsep diatas maka pupuk organik bisa juga kita sebut pupuk buatan yang memanfaatkan bahan organik yang telah di percepatrekayasa pelapukan. Maka dari itu mahasiswa KKN PPM UNUD XIII melaksanakan program kerja mengenai pelatihan pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos organik.Dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Tista dengan memanfaatkan sampah organik yang selama ini masih jarang di gunakan. Penyampaian informasi dilakukan secara langsung dengan memberikan pelatihan pembuatan pupuk kompos dari sampah organic yang di praktekan di banjar Dangin Pangkung Desa Tista pada saat masyarakat disana melakukan gotong royong.  Hasil Pelaksanaan Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan ini peserta berjumlah 50 ibu – ibu PKK yang terdiri dari anggota PKK yang ada dibanjar Dangin Pangkungdalam pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos dapat menambah pengetahuan anggota PKK di Desa Tista bagaimana cara memanfaatkan sampah organik, karena permasalahan sampah yang ada masih menjadi masalah akhir-akhir ini di Desa Tista.  Kendala dan Permasalahan yang Dihadapi Tidak ada kendala dalam pelaksanaan program ini karena persiapan yang baik serta kerja sama yang baik antara mahasiswa KKN Udayana dan masyarakat Desa Tista. 35

3.1.2.2 Pelatihan Pengolahan Abon Lele dan Keripik Lele

 Pelaksanaan Abon lele adalah produk ikan dengan penyajian yang berbeda. Perbedaan ini terletak pada bentuk produk dan cara pengolahan serta rasanya. Sebenarnya bentuk abon lele hampir sama bentuknya dengan abon lainnya, perbedaannya terletak pada rasa dari pada ikan lele tersebut. Daging ikan lele diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan rasa serta bentuk yang berbeda. Maka dari itu mahasiswa KKN PPM UNUD XII melaksanakan program kerja pelatihan mengenai pembuatan abon dan keripik lele, ini dilakukan karena mengingat persaingan ekonomi semakin meningkat. Untuk menghadapi persaingan ekonomi ini anggota PKK harus mempunyai ide yang inovatif untuk dapat bersaing di dunia wirausaha.Dengan demikian dilakukan pelatihan pembuatan abon dan keripik lele.Pelatihan dilakukan secara langsung dengan mendatangkan anggota PKK Desa Tista. Hal yang di berikan pada pelatihan ini adalah informasi kandungan gizi dari lele, cara pengemasan agar tahan lama serta pelatihan pembuatan abon dan keripik lele. Sehingga diharapkan anggota PKK desa Tista dapat mengetahui dan memahami kandungan gizi ikan lele, cara pengemasan produk serta proses pembuatan abon dan keripik lele.  Hasil Pelaksanaan Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan ini peserta berjumlah 18 anggota PKKdi Desa Tista yang terdiri dari empat banjar yaitu: Br. Dinas Dauh Pangkung, Br. Dinas Dangin Pangkung, Br. Dinas Carik dan Br. Dinas Lebah. Pelaksanaan pelatihan pengolahan abon dan keripik lele dapat menambah pengetahuan anggota PKK di Desa Tista bagaimana cara memanfaatkan ikan lele, karena sebelumnya anggota PKK hanya mengetahui ikan lele dapat diolah sebagai bakso. Selain itu anggota PKK biasanya tidak memanfaatkan kulit ikan lele tersebut, setelah mendapat pelatihan anggota PKK dapat mengetahui kulit ikan lele dapat dimanfaatkan sebagai keripik lele. Jadi hasil dari pelatihan ini 90 dari jumlah anggota PKK Desa Tista yang datang sudah memahami cara pengolahan abon dan keripik lele, yang diukur melalui sesi tanya jawab. Selain itu pihak dari 36 BUMDes Sari Merta akan menjadi distributor abon dan keripik lele dari anggota PKK Desa Tista.  Kendala dan Permasalahan yang Dihadapi Tidak ada kendala dalam pelaksanaan program ini karena persiapan yang baik serta kerja sama yang baik antara mahasiswa KKN Udayana dan masyarakat Desa Tista.

3.1.2.4 Membangun Kesadaran Masyarakat Petani Dalam Upaya

Pemanfaatan Limbah Pertanian Jerami Padi Menjadi Suatu Produk Pakan Ternak Berupa Silase  Pelaksanaan Silase adalah pakan yang telah diawetkan yang diproses dari bahan baku yang berupa tanaman hijauan, limbah industri pertanian serta bahan pakan alami lainnya. Pembuatan silase merupakan kegiatan untuk memanfaatkan limbah pertanian berupa jerami padi.Maka dari itu mahasiswa KKN PPM UNUD XIII melaksanakan program kerja sosialisasi mengenai pembuatan silase dari limbah pertanian ini dilakukan karena mengingat kurangnya pengetahuan petani dalam memanfaatkan jerami tersebut. Pemanfaatan limbah pertanian menjadi suatu olahan pakan ternak dilakukan dalam upaya menurunkan polusi udara akibat hasil pembakaran jerami itu sendiri serta dapat menambah pemasukan dengan menjual produk silase tersebut. Penyampaian informasi dilakukan dengan cara seminar dan praktek langsungdi wantilan Desa Tista. Sehingga diharapkan masyarakat dapat mengetahui apa itu silase, bagaimana cara pembuatannya, serta bagaimana pemasarannya.  Hasil Pelaksanaan Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan ini terdapat 49 masyarakat khususnya petani yang terdiri dari empat banjar yaitu: Br. Dinas Dauh Pangkung, Br. Dinas Dangin Pangkung, Br. Dinas Carik dan Br. Dinas Lebah yang mendapatkan sosialisasi atau penyuluhan mengenai pembuatan silase. Pelaksanaan sosialisasi pembuatan silase ini dapat meningkatkan pengetahuan 37 masyarakat mengenai bagaimana cara pengolahan limbah pertanian jerami padi menjadi suatu olahan produk pakan ternak yang memiliki daya jual.  Kendala dan Permasalahan yang Dihadapi Kendala dalam pelaksanaan program ini pada saat hari pelaksanaan cuaca kurang mendukung sehingga acara sempat mundur beberapa menit.

3.1.2.5 Program Sosialisasi Pembenihan Ikan Lele

 Pelaksanaan Dalam proses pembenihan ikan lele proses pemijahan adalah proses penting untuk menghasilkan bibit lele yang baik. Proses pemijahan lele kini telah berkembang dengan cara pemijahan lele secara buatan Induced Breeding. Pemijahan secara buatan yaitu perlakuan pemijahan.pembuahan dilakukan oleh campur tangan manusia. proses pengeluaran telurnya menggunakan proses streeping pengurutan. Untuk keberhasilan pemijahan ini sangat ditentukan oleh tingkat kematangan gonad induk yang benar-benar siap untuk dipijahkan agar benih yang dihasilkan berkualitas.Maka dari itu mahasiswa KKN-PPM UNUD XIII melaksanakan program kerja sosialisasi pembenihan ikan lele ini dilakukan karena pembudidayaan ikan lele di desa ini masih minim.Sosialisasi pembenihan ikan lele ini harus dilakukan karena sangan bermanfaat bagi masyarakat yaitu meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Tista. Penyampaian informasi di lakukan dengan cara melakukan penyuluhan terhadap masyarakat di Desa Tista.  Hasil Pelaksanaan Hasil yang di peroleh dari pelaksanaan kegiatan ini terdapat 59 orang yang terdiri dari empat banjar yaitu : Br Dinas Dauh Pangkung, Br. Dinas Dangin Pangkung, Br. Dinas Carik dan Br. Dinas Lebah yang mendapat sosialisasi mengenai cara pembenihan ikan lele secara buatan. Pelaksanaan sosialisasi pembenihan ikal lele ini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai cara membenihkan ikan lele secara buatan.  Kendala dan Permasalahan yang Didapat Tidak ada kendala dalam pelaksanaan program ini karena persiapan yang baik serta kerja sama yang baik antara mahasiswa KKN-PPM UNUD XIII dan masyarakat Desa Tista.

3.1.2.6 Sosialiasasi Metode Sri

38  Pelaksanaan Metode Sri System of Rice Intensification adalah suatu cara budidaya tanaman padi yang efisien dengan proses manajemen system perakaran yang berbasis pada pengelolaan air, tanah dan tanaman. Metode Sri mempunyai prinsip yaitu tanaman padi diperlakukan sebagai organisme hidup sebagaimana mesti. Semua unsur potensi dalam tanaman padi dikembangkan dengan cara memberikan kondisi yang sesuai dengan pertumbuhannya. Dalam Metode Sri poengolahan tanah seperti metode tanam metode biasa yaitu pada kedalaman 25- 30 cm. Seleksi benih menggunakan air garam, benih yang digunakan adalah benih yang tenggelam. Dalam proses perendaman, benih di rendam selama 24 jam dengan air bersih setakah itu benih di peram sampai sebagian sudah berkecambah. Dalam Metode Sri persemaian tidak di haruskan menggunakan lahan sawah akan tetapi dapat menggunakan baki plastic atau nampan. Bibit yang ditanam berumur 7-10 hari setelah di semaikan dengan jumlah benih 1 batang per lubang dan di tanam dangkal dengan posisi perakaran seperti huruf L. Untuk menjaga pertumbuhan padi tanah di jaga agar tetap lembab tidak tergenang. Pada masa berbungan tanama padi digenangi sampai ketinggian 1-3 cm sampai padi tersebut masak susu. Pemasakan sampai panen di keringkan.  Hasil Pelaksanaan Hasil yang diperoleh dari sosialiasi Metode Sri di Desa Tista ini terdapat 31 peserta yang berasal dari Br Dinas Dauh Pangkung, Br Dinas Dangin Pangkung, Br Dinas Carik dan Br Dinas Lebah yang mendapatkan materi tentang sosialiasi Metode Sri. Pelaksanaan sosialisasi Metode Sri ini dapat memberikan pemahaman masyarakat Desa Tista mengenai Metode Sri  Kendala dan permasalahan yang di hadapi Tidak ada kendala dalam pelaksanaan program ini karena persiapan yang baik serta kerja sama yang baik antara mahasiswa KKN Udayana dan masyarakat Desa Tista.

3.1.3 Program Kesehatan Masyarakat

3.1.4.1 Sosialisasi Demam Berdarah Dengue DBD dan Pencegahannya

 Pelaksanaan 39 Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD merupakan salah satu penyakit menular yang berbahaya dapat menimbulkan kematian dalam waktu singkat dan sering menimbulkan wabah.Penyakit demam berdarah merupakan penyakit yang berbasis perkotaan namun mulai meluas ke pedesaan. Maka dari itu mahasiswa KKN PPM UNUD XIII melaksanakan program kerja sosialisasi mengenai demam berdarah dan pencegahannya ini dilakukan karena mengingat tingkat kejadian demam berdarah di Desa Tista mulai meningkat. Pencegahan terhadap DBD harus dilakukan dalam upaya menurunkan tingkat kejadian DBD di Desa Tista. Penyampaian informasi dilakukan secara langsung dengan mendatangi rumah- rumah warga di Desa Tista langsung memberikan informasi tentang DBD dan mahasiswa juga menggunakan media leaflet dan stiker sebagai sumber informasi. Sehingga diharapkan masyarakat dapat mengetahui apa itu DBD, tanda dan gejala, dan pencegahannya. Selain itu mahasiswa juga membersihkan saluran air, bak mandi serta memberikan bubuk abate.  Hasil Pelaksanaan Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan ini terdapat 135 KK yang terdiri dari empat banjar yaitu: Br. Dinas Dauh Pangkung, Br. Dinas Dangin Pangkung, Br. Dinas Carik dan Br. Dinas Lebah yang mendapatkan sosialisasi mengenai DBD. Hasil kunjungan sosialisasi demam berdarah di Br Dinas Dauh Pangkung sebanyak 34 rumah dan didapatkan hasil 7 rumah yang positif jentik. Br. Carik rumah yang dikunjungi sebanyak 39 rumah dan didapatkan hasil 4 rumah yang positif ada jentik. Br Dangin Pangkung rumah yang dikunjungi sebanyak 38 rumah dan 3 rumah yang positif jentik. Br Lebah rumah yang dikunjungi sebanyak 22 rumah dan 1 rumah yang positif jentik. Pelaksanaan sosialisasi DBD ini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai waspada penyakit DBD, mengetahui gejala, dan pengatasan penyakit DBD. Selama sosialisasi demam berdarah ke rumah-rumah warga, hampir semua warga mengerti akan cara pencegahan DBD dengan 3 M menguras, menutup, dan mengubur.  Kendala dan Permasalahan yang Dihadapi 40 Tidak ada kendala dalam pelaksanaan program ini karena persiapan yang baik serta kerja sama yang baik antara mahasiswa KKN Udayana dan masyarakat Desa Tista.

3.1.4.2 Penyuluhan Bahaya Narkoba dan Kenakalan Remaja

 Pelaksanaan Masa remaja adalah masa transisi, dimana pada masa-masa seperti ini sering terjadi ketidakstabilan baik itu emosi maupun kejiwaan. Pada masa transisi ini juga remaja sedang mencari jati diri sebagai seorang remaja. Namun sering kali dalam pencarian jati diri ini remaja cendrung salah dalam bergaul sehingga banyak melakukan hal yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku di masayarakat. Seperti perkelahian dan minum-minuman keras, pencurian, perampokan, perusakanpembakaran, seks bebas bahkan narkoba. Perilaku menyimpang remaja tersebut dapat dikatakan sebagai kenakalan remaja. Di Desa Tista yang terdiri dari 4 Banjar, dimana setiap Banjar memiliki sekaa teruna-teruni dan Karang Taruna yang anggotanya tergolong masih remaja. Setiap STT terdiri ± 20 orang. Maka dari itu untuk meningkatkan pengetahuan dan membentuk remaja yang bebas narkoba dan mengurangi kenakalan remaja. Kegiatan KKN pengabdian masyarakat dalam bidang kesehatan masyarakat melakukan penyuluhan mengenai bahaya narkoba dan kenakalan remaja yaitu dengan memberikan penjelasan mengenai apa itu narkoba, jenis-jenis narkoba, dampak negatif yang ditimbulkan akibat penggunaan narkoba dan kenakalan remaja yang menimbulkan efek negatif dimasyarakat. Pembicara dalam kegiatan penyuluhan ini kami bekerja sama dengan Polres Tabanan untuk memberikan penyuluhan tentang bahaya narkoba dan kenakalan remaja. Media yang digunakan adalah power point dan video. Penyuluhan ini terdiri dari dua sesi yaitu sesi pemaparan materi dan sesi tanya jawab.  Hasil Pelaksanaan Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan ini terdapat 87 remaja yang berasal dari anggota karang taruna dan STT di Desa Tista yang mengikuti 41 acara penyuluhan bahaya narkoba dan kenakalan remaja. Sebanyak 9 peserta penyuluhan mengajukan pertanyaan tentang materi yang sudah diberikan dan 80 dari keseluruhan perserta mampu mengulang poin-poin materi yang diberikan dalam penyuluhan secara pertanyaan lisan. Setelah sesi pertanyaan ditutup, diumumkan doorprice untuk penanya terbaik.  Kendala dan Permasalahan yang Dihadapi Tidak ada kendala dalam pelaksanaan program ini karena persiapan yang baik serta kerja sama yang baik antara mahasiswa KKN Udayana dan Karang Taruna serta STT Desa Tista

3.1.4.3 Penyuluhan Tentang Jamban Sehat

 Pelaksanaan Jamban merupakan sanitasi dasar yang harus dimiliki setiap masyarakat. Tetapi masih saja ada masyarakat yang tidak sadar dan tidak mengerti arti pentingnya mempunyai jamban sendiri di rumah. Alasan utama yang selalu diungkapkan masyarakat mengapa sampai saat ini belum memiliki jamban keluarga adalah tidak atau belum mempunyai uang. Melihat faktor kenyataan tersebut, sebenarnya tidak adanya jamban di setiap rumah tangga bukan semata faktor ekonomi, tetapi lebih kepada kurangnya kesadaran masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat PHBS. Di Desa Tista sendiri yang terdiri dari 4 Banjar, masih terdapat warga yang belum memiliki jamban sendiri. Dari data yang didapatkan dari Poskesdes Desa Tista terdapat 15 warga yang belum memiliki jamban. Berdasarkan hal tersebut KKN pengabdian masyarakat dalam bidang kesehatan masyarakat melakukan penyuluhan mengenai jamban sehat. Kegiatan penyuluahn ini kami melakukannnya ke rumah-rumah warga yang tidak memiliki jamban. Dalam kegiatan penyuluhan ini kami ingin membangun kesadaran masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat PHBS seperti untuk mengurangi kebiasaan untuk BAB di sungai, karena hal tersebut dapat menyebabkan berbagai penyakit. Kami juga mengajarkan bagaimana cara cuci tangan yang benar ke keluarga tersebut. Penyuluhan ini dilakukan oleh mahasiswa KKN PPM Udayana. Media yang 42 digunakan dalam penyuluhan ini adalah leaflat, dan demonstrasi cara cuci tangan yang benar.  Hasil Pelaksanaan Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan ini terdapat 15 rumah warga yang didatangi untuk diberikan penyuluhan PHBS yang terdiri dari jamban sehat dan cuci tangan yang benar. Sebanyak 35 warga pada seluruh rumah yang tidak memiliki jamban mampu mempraktekan cara mencuci tangan dengan baik dan benar dan mengatakan mengerti akan pentingnya memiliki jamban.  Kendala dan Permasalahan yang Dihadapi Tidak ada kendala dalam pelaksanaan program ini karena persiapan yang baik serta kerja sama yang baik antara mahasiswa KKN Udayana

3.1.5 Program Sosial Budaya

3.1.5.1 Sosialisas Sistem dan Hubungan Kerja antara Subak dengan

BUMDes  Pelaksanaan Sosialisasi penerapan sistem BUMDes dilakukan untuk memberikan pengetahuan terhadap masyarakat desa Tista akan adanya pembaruan terhadap Sistem BUMDes Sari Merta baik dalam jangka panjang mau pun dalam jangka pendek. Pembaruan tersebut bertujuan untuk mempermudah kegiatan jual beli petani yang kemudian dapat memajukan kesejahteraan petani desa Tista.Kesejahteraan petani Desa Tista ini juga berbanding lurus dengan kemajuan perekonomian Desa Tista.Berangkat dari hal tersebut, pada tanggal 20 Agustus 2016, mahasiswa KKN PPM UNUD XIII bersama perbekel Desa Tista, BPD, LPM, pekaseh serta perangkat BUMDes sendiri melakukan musyawarah demi membentuk sistem yang sesuai dengan keadaan masyarakat Desa Tista. Rancangan Pembaruan Sistem BUMDes sebelumnya dikaji melalui kuisioner yang disebar oleh mahasiswa KKN PPM UNUD XIII terhadap masyarakat tani Desa Tista.Kuisioner tersebut memuat pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kebutuhan petani Desa Tista dalam kegiatan penjualan hasil tani, pembelian kebutuhan tani serta peranan BUMDes Tista.Penyebaran kuisioner bertujuan untuk mempelajari secara mendalam kehidupan masyarakat tani sehingga dpat meningkatkan peranan BUMDes yang kemudian dapat 43 mensejahterakan masyarakat tani Desa Tista serta meningkatkan perekonomian Desa Tista secara menyeluruh. Setelah mengkaji hasil kuisioner dan menarik kesimpulan, mahasiswa KKN PPM UNUD XIII membuat usulan rancangan pembaharuan sistem tersebut yang kemudian dikaji secara mendalam oleh perbekel Desa Tista, BPD, LPM, pekaseh serta perangkat BUMDes untuk disempurnakan. Setelah disetujui oleh semua pihak melalui musyawarah, barulah dilakukan uji coba sistem untuk memastikan bahwa pembaharuan sistem tersebut sesuai dengan keadaan Desa Tista.Evaluasi kemudian dilakukan untuk mengetahui kelemahan yang terdapat di dalam sistem tersebut. Meskipun proses uji coba dan evaluasi telah berhasil dan disepakati semua pihak, penerapan sistem yang baru masih harus menunggu cairnya dana dari Kementerian Pertanian. Proses pencairan dana dari pemerintah bukan proses yang singkat.Maka dari itu, proses pembaharuan sistem BUMDes dapat memakan waktu hingga 2 sampai 3 tahun untuk dapat diterapkan.  Hasil Pelaksanaan Sosialisasi pembaharuan sistem BUMDes melalui rancangan yang dibentuk mahasiswa KKN PPM UNUD XIII berhasil disetujui oleh pihak-pihak yang terlibat dalam sosialisasi ini yaitu Kepala Desa Tista, Bendesa Adat Tista, Kelian Banjar se-desa tista, BPD, LPM, pekaseh, petani Desa Tista serta perangkat BUMDes. Perwakilan BPD berpendapat bahwa pembaharuan sistem BUMDes beserta sosialisasinya sangat membantu kinerja BUMDes dalam memajukan perekonomian desa.Lebih lanjut lagi, alangkah baiknya jika sistem yang baru ini dipantau lebih lanjut oleh KKN PPM UNUD selanjutnya sehingga dapat lebih disempurnakan.Baik jangka pendek maupun jangka panjang akan di coba semuanya serta akan dievaluasi lebih lanjut tapi yang mungkin akan dilakukan untuk saat ini adalah menyediakan peralatan petani seperti: traktor, alat perontok padi, dan sarana pengangkut hasil pertanian. Namun untuk jangka pendek dan hal yang berkaitan dengan dana akan dibahas lebih lanjut lagi oleh BPD, LPM dan BUMDes.  Kendala dan Permasalahan yang Dihadapi 44 Tidak ada kendala yang berarti dalam pelaksanaan program ini karena persiapan yang baik serta kerja sama yang baik antara mahasiswa KKN Udayana BPD, LPM dan masyarakat Desa Tista.

3.1.5.2 Pendidikan Dini Subak

 Pelaksanaan Subak adalah organisasi kemasyarakatan yang khusus mengatur sistem pengairan disawah yang digunakan dalam cocok tanam padi di Indonesia khususnya Bali.Sistem pengairan ini diatur oleh seorang pemuka adat yang juga adalah seorang petani di Bali Pekaseh.Seperti yang kita ketahui, Tabanan merupakan salah satu penghasil beras terbesar di Bali.Pertanian adalah sektor unggulan bagi Tabanan tetapi dengan seiring berjalannya waktu para petani enggan untuk melakukan aktivitas pertanian.Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, alasan utama para petani enggan untuk melakukan aktivitas pertanian dikarenakan biaya yang harus dikeluarkan untuk aktivitas bertaninya lebih besar dibandingkan dengan hasil yang diperolah dari usaha taninya.Dengan adanya permasalahan tersebut para petani lebih memilih untuk menjual lahan pertanian mereka. Saat ini subak sudah dikatakan sebagai warisan dunia oleh UNESCO.Apabila permasalahan diatas terjadi maka tidak ada lagi yang namanya subak karena lahan – lahan pertanian dijual.Agar warisan budaya tersebut dapat tetap bertahan maka diperlukan pendidikan dini mengenai pentingnya subak sebagai warisan budaya yang tidak semestinya dijual.Maka dari itu sesuai dengan tema yang telah ditetapkan sebelumnya mengenai subak menjadi salah satu latar belakang dari divisi sosial budaya untuk membuat program kerja mengenai pendidikan dini subak.Program pendidikan dini subak ini pertama dilakukan dengan melakukan sosialisasi singkat mengenai subak ke SD 1 Tista khususnya untuk murid 4,5, dan 6 dimana total peserta 78 orang. Selain melalui sosialisasi, pembelajaran dini tentang subak juga kami kemas dalam bentuk teater yang berjudul “Lestari Subakku” yang nantinya akan dipentaskan oleh perwakilan dari siswa-siswi kelas 6 yang berjumlah 18 orang.  Hasil Pelaksanaan 45 Keberhasilan program kerja ini kami ukur dari hasil pretest dan posttest yang diberikan kepada 78 orang siswa siswi SDN1 Tista. Siswa siswi yang kami pilih berasal dari kelas 4, 5, dan 6 karena kami rasa mereka sudah cukup mudah untuk memahami apa yang kita sampaikan dan kita uji. Beredasarkan hasil tes tersebut, dari keseluruhan siswa yang kami uji rata-rata mendapatkan nilai 85 yang dapat kami simpulkan memiliki pemahaman yang cukup. Selain melalui tes, pemahaman siswa siswi SDN1 Tista juga dapat dilihat dari lancarnya drama yang mereka pentaskan pada tanggal 25 Agustus 2016 di wantilan Desa Tista.  Kendala dan Permasalahan yang Dihadapi Tidak ada kendala yang berarti dalam pelaksanaan program ini karena persiapan yang baik serta kerja sama yang baik antara mahasiswa KKN Udayana dengan siswa kelas 6 SD 1 Tista.

3.2 Program Bantu Tema