Berdasarkan pemaparan data di atas dan observasi ditemukan bahwa penggerakan yang dilakukan oleh kepala madrasah sebagai pemimpin
instruksional dan guru sebagai pemimpin pembelajaran di MTsN meliputi: 1 menyusun kerangka waktu dan biaya yang di perlukan baik institusi maupun
pembelajaran; 2 memprakarsai dan menampilkan kepemimpinan dalam melaksanakan rencana dan pengambilan keputusan; 3 mengeluarkan instruksi-
instruksi yang spesifik ke arah pencapaian tujuan; dan 4 membimbing, memotivasi, dan memberi tuntunan atau arahan yang jelas bagi guru terhadap
pelayanan belajar terhadap para peserta didik. Berdasarkan paparan data di atasdapat disimpulkan bahwa Proses
Pelaksanaan Rencana Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah MPMBS pada MTsN Kabanjahe kepala madrasah melakukan supervisi dengan tujuan untuk membantu
guru merencanakan dan mengatasi kesulitan yang di hadapi. Dengan cara itu, guru akan merasa didampingi sehingga dapat meningkatkan semangat kerjanya demi
peningkatan mutu pendidikan.
4. Pengawasan dan Evaluasi Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis
Sekolah MPMBS pada MTsN Kabanjahe
Pengawasan merupakan suatu proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai. Pengawasan manajemen adalah usaha
sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, membandingkan kegiatan nyata dengan tujuan, perencanaan. Membandingkan
kegiatan nyata dengan standar yang ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang
diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya madrasah dipergunakan untuk menjamin bahwa semua sumber daya madrasah dipergunakan dengan cara
paling efektif dan efisiensi dalam pencapaian tujuan-tujuan madrasah. Kepala madrasah mengungkapkan bahwa Ada tiga pengawasan yang
dilakukan pada MTsN Kabanjahe, yaitu:
a. Pengawasan pendahuluan. Dirancang untuk mengantisipasi adanya penyimpangan dari standar atau
tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu diselesaikan.
b. Pengawasan yang dilakukan bersama dengan pelaksanaan kegiatan. Merupakan proses di mana aspek tertentu dari suatu prosedur harus disetujui
dulu atau syarat tertentu harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kegiatan- kegiatan dapat dilanjutkan, untuk menjadi semacam peralatan double
check
yang telah menjamin ketepatan pelaksanaan kegiatan. c. Pengawasan umpan balik.
Mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan.
108
Wakil Kepala Madrasah PKM menambahkan bahwa ada beberapa tahap proses pengawasan yang dilakukan pada madrasah ini antara lain:
a. Penetapan standar kegiatan.
b. Penentuan pengukuran kegiatan.
c. Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata.
d. Membandingkan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan
penganalisaan penyimpangan-penyimpangan. e.
Mengambil tindakan pengoreksian bila dianggap perlu.
109
Pengawasan dan evaluasi merupakan bagian integral dari pengelolaan pendidikan, baik ditingkat mikro madrasah, meso dinas pendidikan kabupaten
kota propinsi, maupun makro departemen. Hal ini di dasari oleh pemikiran bahwa monitoring pengawasan dan evaluasi dapat mengukur tingkat kemajuan
pendidikan pada tingkat madrasah, dinas pendidikan dan departemen. Pengawasan adalah suatu proses pemantauan untuk mendapatkan informasi tentang
pelaksanaan MBS, sedang kan fokus evaluasi adalah pada hasil MBS. MBS dikatakan efektif jika hasil sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan,
sebaliknya jika hasil tidak sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan, MBS dianggap tidak efektif gagal.
Untuk mengungkapkan fakta yang lebih mendalam mengenai interpretasi kebijakan pengawasan dan evaluasi MBS di MTsN Kabanjahe sesuai dengan hasil
wawancara dengan kepala madrasah menyatakan bahwa:
108
Hasil Wawancara dengan kepala madrasah di kantor kepala madrasah pada pukul 11.00 WIB, tanggal 26Pebruari 2013.
109
Hasil Wawancara dengan wakil kepala madrasah di kantor wakil kepala madrasah PKM I pada pukul 12.00 WIB, tanggal 26Pebruari 2013.
Yang di maksud pelaksanaan pengawasan MBS di MTsN Kabanjahe adalah kegiatan monitoring yang dilakukan oleh kepala madrasah terhadap
seluruh aktivitas MBS di madrasah, fokus pengawasan dan evaluasi di mulai dari personil madrasah, kurikulum berbasis sekolah, dan sarana
prasarana di dalam proses pengelolaan program pengajaran berbasis sekolah terutama di kelas apakah terjadi kegiatan belajar mengajar.
110
Deskripsi data di atas menjelaskan bahwa proses pendidikan merupakan satu elemen penting yang menjadi fokus utama bagi penerapan MBS di MTsN
Kabanjahe, dimulai dari proses pengambilan keputusan, proses pengelolaan kelembagaan, proses pengelolaan program, proses belajar mengajar, proses
evaluasi madrasah dan proses akuntabilitas. Kepala madrasah mengawasi pihak- pihak yang terkait dengan pembelajaran apakah dengan sunguh-sungguh
memberikan pelayanan kebutuhan pembelajaran atau belum memadai sebagaimana yang diharapkan.
Berikut adalah visualisasi yang digambarkan Kepala madrasah dalam pengawasan dan evaluasi sebelum dan sesudah melaksanakan MBS di MTsN
Kabanjahe.
Pengawasan pendahuluan
P
engawasa
n
Pengawasan Pelaksanaan
KegiatanTujuanTarget Sasaran
Pelaksanaan
Pengawasan Umpan
Balik
Gambar 5; Pengawasan MPMBS pada MTsN Kabanjahe.
110
Hasil Wawancara dengan kepala madrasah di kantor kepala madrasah pada pukul 11.00 WIB, tanggal 26Pebruari 2013.
Hal yang menjadi perhatian Kepala Madrasah dalam tahap pengawasan dan evaluasi di MTsN Kabanjahe adalah perubahan konteks pada personil
madrasah, kurikulum dan sarana dan prasarana pada waktu sebelum dan sesudah melaksanakan MBS. Besar kecilnya perubahan komponen-komponen tersebut
dari dan sesudah melaksanakan MBS merupakan ukuran tingkat keberhasilan MBS.Dalam bahasa nonstatistik, makin besar perubahan peningkatan
pengembangan komponen-komponen tersebut dari sebelum dan sesudah melaksanakan MBS, makin besar pula keberhasilan MBS.
Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan peneliti selama observasi, yang melihat langsung keterlibatan kepala madrasah dalam hal monitoring dan evaluasi
dengan cara terjun langsung ke lapangan memperhatikan dan mengawasi aktivitas sekolah dengan cara datang lebih awal setiap hari pada pukul 6.45 AM. WIB
untuk melihat langsung kegiatan madrasah dan pulang pukul 17.00 WIB. Demikian juga beliau ikut langsung memonitoring prosesbelajar mengajar di kelas
dengan cara inspeksi ke lokal-lokal ketika jam belajar. Hal ini sesuai dengan pemaparan bapak kepala madrasah sebagai berikut:
Sebagai Kepala saya langsung melakukan pengawasan keseluruh aspek madrasah, dengan cara saya selalu datang pada pukul 06.30 pagi dan
biasanya saya pulang pada akhir jam sekolah. Hal ini dilakukan untuk lebih bisa melihat sejauh mana implementasi MBS itu berjalan dan
sekaligus memberikan teladan yang baik bagi setiap guru-guru dalam hal kedisiplinan.
111
Beliau juga menambahkan, bahwa: Saya melibatkan guru dan personil madrasah yang ada untuk melakukan
pengawasan khususnya di kelas. Hal ini saya lakukan agar para guru ikut berperan aktif dan bertanggung jawab terhadap proses belajar mengajar di
MTsN ini.
112
Deskripsi data sebagaimana diungkapkan di atas menjelaskan bahwa manajemen pengawasan dan evaluasi di MTsN Kabanjahe bersifat langsung
melibatkan kepala madrasah, sedangkan guru melakukan pengawasan terhadap program yang telah ditentukan, yaitu pengawasan tentang pelaksanaan proses
111
Hasil Wawancara dengan kepala madrasah di kantor kepala madrasah pada pukul 11.00 WIB, tanggal 26Pebruari 2013.
112
Hasil Wawancara dengan kepala madrasah di kantor kepala madrasah pada pukul 11.00 WIB, tanggal 26Pebruari 2013.
pembelajaran sehingga sesuai dengan alokasi waktu, penggunaan metode yang tepat dan mengawasi siswa agar belajar dengan sungguh-sungguh untuk mencapai
tujuan pendidikan atau pembelajaran secara maksimal. Jika ada kekeliruan atau ada program yang tidak dapat diselesaikan, segera dilakukan perbaikan dalam
perencanaannya, sehingga tujuan yang sebelumnya ditentukan tetap berjalan secara maksimal dan dapat dipenuhi.
Hal ini senada dengan pemaparan salah satu guru kelas di MTsN Kabanjahe, beliau mengungkapkan sebagai berikut:
Disini para guru diberikan tanggung jawab untuk melakukan pengawasan di kelas. Seperti dalam membuat RPP dan silabus, dan biasanya akan di
evaluasi setiap akhir bulan didalam rapat internal madrasah.
113
Pemaparan data di atas memberikan penjelasan tentang proses pengawasan yang dilakukan para guru di kelas sebagai bentuk kebijakan manajemen
pengawasan dan evaluasi di MTsN Kabanjahe, kaitannya dengan peserta didik, guru perlu memastikan apakah para peserta didik itu melaksanakan kegiatan
belajar sesuai dengan yang di rencanakan. Untuk keperluan pengawasan ini, guru mengumpulkan, menganalisis, dan mengevaluasi informasi kegiatan belajar serta
memanfaatkannya untuk mengendalikan pembelajaran sehingga tercapai tujuan belajar.
Lebih jauh temuan tentang pelaksanaan manajemen pengawasan dan evaluasi madrasah ditemukan bahwa terdapat dua jenis pengawasan dan evaluasi
yang dipakai oleh MTsN Kabanjahe yaitu internal dan eksternal.Pengawasan dan evaluasi internal adalah pengawasan dan evaluasi yang dilakukan oleh madrasah
sendiri yakni kepala madrasah, guru, dan warga madrasah lainnya. Hal ini dijelaskan oleh bapak kepala madrasah sebagai berikut:
Tujuan utama pengawasan dan evaluasi internal madrasah adalah untuk mengetahui tingkat kemajuan diri madrasah itu sendiri sehubungan dengan
sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dan pengawasan dan evaluasi eksternal lebih bersifat umum yang melibatkan unsur-unsur pemerintahan
baik dari dinas pendidikan maupun Kementrian Agama, hal ini biasanya di
113
Hasil wawancara dengan Bapak Putra Manda Ginting, sebagai wali kelas VIII B pada tanggal 04 Maret 2011di kelas.
lakukan sebagai upaya untuk melihat lebih jauh perkembangan madrasah itu sendiri.
114
Deskripsi dan pemaparan data di atas menjelaskan bahwa pengawasan dan evaluasi yang dilakukan oleh pihak eksternal adalah pengawasan dan evaluasi
yang dilakukan oleh pihak luar madrasah, misalnya dinas pendidikan, pengawas supervisor
dan perguruan tinggi, atau pun gabungan ketiganya. Hasil pengawasan dan evaluasi eksternal dapat digunakan untuk rewards
system terhadap individu sekolah, meningkatkan iklim kompetisi antar madrasah,
memperbaiki sistem yang ada secara keseluruhan, dan membantu madrasah dalam mengembangkan diri.
Evaluasi pelaksanaan manajemen berbasis sekolah di MTsN Kabanjahe secara khusus dilakukan melalui rapat untuk mendengarkan laporan-laporan dari
para guru maupun staf administrasi tentang kekurangan-kekurangan dalam penerapan MBS.Dalam pengertian yang lebih umum, evaluasi ini juga dilakukan
pada rapat akhir tahun ajaran yang dihadiri oleh seluruh dewan guru dan komite MTsN Kabanjahe.Selain itu, evaluasi juga terjadi pada rapat awal tahun ajaran.
Hal ini sesuai dengan pemaparan PKM I sebagai berikut: Evaluasi MBS di MTsN Kabanjahe biasanya dilakukan di setiap akhir dan
tahun ajaran baru dan tetap diatur setiap awal bulan guna melihat seberapa jauh keefektifan dan keberhasilannya, dan biasanya akan di adakan rapat
sebulan sekali dengan kepala madrasah, guru-guru beserta komite madrasah untuk mengevaluasi kendala-kendala yang di hadapi sekaligus
mencari solusi bagi kemajuan implementasi MBS dalam meningkatkan mutu pendidikan di madrasah ini.
115
Lebih jauh temuan tentang pelaksanaan manajemen pengawasan yang dilakukan di MTsN Kabanjahe meliputi perbaikan yang dapat dilakukan baik
ketika sedang berlangsungnya proses pembelajaran, maupun pada program pembelajaran berikutnya, sebagai implikasi dari pengawasan pembelajaran yang
114
Hasil Wawancara dengan kepala madrasah di kantor kepala madrasah pada pukul 11.00 WIB, tanggal 26Pebruari 2013.
115
Hasil Wawancara dengan wakil kepala madrasah di kantor wakil kepala madrasah PKM I pada pukul 12.00 WIB, tanggal 26 Pebruari 2013.
dilakukan oleh guru maupun kepala madrasah, hal ini sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan Kepala Madrasah sebagai berikut:
Ketika kami menemukan masalah pada saat tertentu, yang bersifat mendesak bagi kelangsungan program-program madrasah, maka kami bisa
mengevaluasinya pada saat itu juga. Dengan harapan perbaikan yang dilakukan secara cepat dan tepat tidak akan mengganggu pelaksanaan
program-program madrasah yang lain.
116
Berdasarkan deskripsi data di atas menjelaskan bahwa pengawasan dan evaluasi dalam pelaksanaan MBS yang dilakukan MTsN Kabanjahe meliputi:
Pertama, mengevaluasi pelaksanaan kegiatan MBS, apakah sudah sesuai
dengan perencanaan; Kedua,
melaporkan penyimpangan untuk tindakan koreksi dan merumuskan tindakan koreksi, menyusun standar-standar MBS
dan sasaran-sasaran; Ketiga,
menilai pekerjaan dan melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan-penyimpangan institusional satuan pendidikan
maupun proses pembelajaran. Dengan alasan rasional dan orientasi masa depan dalam kerangka
kebijakan pengawasan dan evaluasi MBS di MTsN Kabanjahe sebagaimana di ungkapkan di atas bahwa ada dua sasaran yang akan di capai yaitu: 1 jenis
evaluasi yang dikaitkan dengan tujuan, dan 2 pemanfaatan hasil evaluasi. Hal ini sesuai dengan wawancara dengan Kepala madrasah sebagai
berikut: Sebagai Kepala madrasah saya selalu mengingatkan guru bahwa evaluasi
memiliki tujuan ganda, yaitu untuk mengetahui ketercapaian tujuan pengajaran dan untuk mengetahui kesulitan peserta didik dalam belajar,
dan ini saya lakukan berulang-ulang agar tertanam didalam jiwa para guru.
117
116
Hasil Wawancara dengan kepala madrasah di kantor kepala madrasah pada pukul 11.00 WIB, tanggal 26Pebruari 2013.
117
Hasil Wawancara dengan kepala madrasah di kantor kepala madrasah pada pukul 11.00 WIB, tanggal 26Pebruari 2013.
Berdasarkan deskripsi data di atas menjelaskan bahwa evaluasi peningkatan mutu pendidikan dilakukan melalui rapat-rapat akhir pembelajaranbenar-benar
dimanfaatkan guru untuk perbaikan pengajaran dan penentuan prestasi siswa. Untuk itu kepala madrasah selalu mengingatkan guru, jika peserta didik belum
menguasai bahan ajar yang esensial, maka perlu dilakukan perbaikan. Bagi peserta didik yang mengalami kesulitan, maka perlu dibentuk kelompok belajar
dan pembelajaran yang kooperatif, sehingga peserta didik yang belum pandai akan di bantu oleh peserta didik yang lebih pandai.
Pengawasan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah MPMBS pada MTsN Kabanjaheberfungsi sebagai tolak ukur menentukan kebijakan MTsN
Kabanjahe di masa yang akan datang. Dari hasil evaluasi tersebut maka akan dapat diperoleh tingkat keberhasilan dan kegagalannya, sehingga dapat
memperbaiki kinerja program yang akan datang. Di samping itu evaluasi juga sangat berguna sebagai bahan masukan bagi madrasah untuk merumuskan sasaran
tujuan peningkatan manajemen berbasis sekolah untuk tahun yang akan datang.
C. Pembahasan Hasil Penelitian