Tinjauan Pustaka T1 672010256 Full text

2

1. Pendahuluan

Persaingan dunia bisnis yang semakin ketat, membuat para pebisnis berlomba-lomba mempromosikan usaha dagang mereka dengan fitur-fitur unik agar dapat menarik perhatian konsumen. Dalam dunia bisnis, para pebisnis bersaing dengan melakukan berbagai macam strategi bisnis, misalnya : penawaran diskon, produk murah, peningkatan pelayanan dan berbagai strategi lainnya [1]. Perkembangan teknologi digital dewasa ini, menghadirkan cara baru dalam mempromosikan atau menjual produk secara online melalui website. Tidak sedikit pengusaha-pengusaha mengubah cara promosi dan penjualan produk mereka ke media online tersebut agar dapat menjaring banyak konsumen karena jangkauannya yang luas. Walaupun penggunaan media online untuk promosi dan penjualan online telah terbukti dapat meningkatkan profit perusahaan karena dapat menjangkau banyak konsumen, namun penerapannya bagi pemula bisnis online belum sepenuhnya dapat meningkatkan daya saing pasar. Aktifitas sehari-hari yang padat pada masyarakat saat ini menyebabkan pencarian situs penjualan online baru sangat jarang dilakukan. Pencarian situs penjualan online hanya dilakukan oleh pelanggan pada situs-situs yang branding usahanya sudah terkenal, sehingga berpengaruh negatif pada perkembangan usaha online pemula. Hal tersebut menyebabkan penggunaan media promosi non digital konvensional seperti penggunaan brosur masih tetap dilakukan sampai sekarang. Penggunaan media promosi konvensional telah dikembangkan oleh beberapa perusahaan agar dapat melayani pesanan pelanggan layanan delivery, dengan cara menghubungi contact tertentu yang disertakan pada media promosi. Namun kendalanya adalah ketika pemesanan meningkat pengelolah perusahaan kesulitan dalam melayani pemesanan. Beberapa perusahaan dagang juga telah menggunakan QR Code yang di pasang pada media promosi agar dapat dipindai oleh pelanggan dan mendapatkan promosi khusus dari penjualan. Berdasarkan kelemahan-kelemahan dari penggunaan teknologi tersebut, maka muncul ide untuk mengembangkan teknologi tersebut agar dapat menyajikan pemesanan barang menjadi lebih baik. Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah: Bagaimana membuat aplikasi untuk memesan produk yang ditawarkan pada media promosi non digital konvensional ?. Pembuatan aplikasi pada penelitian ini dibatasi hanya pada perangkat mobile Android untuk aplikasi member dan sebuah aplikasi untuk member berbasis desktop, sedangkan untuk proses pembayaran pesanan tidak dibahas pada penelitian ini.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian terdahulu berjudul Perancangan Sistem Informasi Penjualan Baju Batik Berbasis Web online Shop pada CV. Selaras Batik. Penelitian tersebut membahas tentang perancangan sistem informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada yaitu mengenai promosi dan penjualan konvensional yang masih dilakukan menggunakan media brosur sehingga jangkauan promosi dan penjualan masih terbatas sehingga pada beberapa daerah produk yang dijual kurang dikenal. Kendala lain yang dialami oleh CV. Selaras Batik yaitu ketatnya 3 persaingan industri pakaian batik mulai dari industri kecil sampai industri besar, hal itu membuat pengelolah industri pakaian batik harus memiliki strategi pemasaran yang berbeda [3]. Pada penelitian yang berjudul Analisis dan Pengujian Pemanfaatan QR Code sebagai Alat Identifikasi dalam Sebuah Sistem Absensi Pegawai dan Pemanfaatan Smartphone Android sebagai Alat untuk Membaca dan Membuat QR Code, menjelaskan bahwa QR Code dapat dimanfaatkan sebagai alat identifikasi dalam sebuah absensi karena QR Code dapat menyimpan informasi yang cukup untuk data pegawai dan penggunaan pustaka Zxing pada aplikasi Android dapat digunakan untuk membaca QR Code tersebut dengan baik, sehingga penerapan barcode reader pada smartphone akan sangat efektif untuk sistem absensi pegawai [4]. Penelitian selanjutnya berjudul Pembuatan Aplikasi Pencatatan Stok dengan Menggunakan Barcode pada Android, menjelaskan bahwa penggunaan perangkat smartphone sebagai barcode reader menggunakan kamera, dapat mempermudah pencatatan stock opname yang dimiliki oleh toko atau perusahaan [5]. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, maka dilakukan penelitian tentang penerapan pustaka Zxing untuk pembacaan BarcodeQR Code untuk pemesanan produk berbasis mobile pada media promosi non digital. Perancangan sistem yang dibangun terdiri dari tiga aplikasi yaitu sebuah web server yang disertai web service sebagai penyedia layanan ke client, aplikasi client berbasis mobile untuk member dan sebuah aplikasi client berbasis desktop yang digunakan oleh Admin. Penggunaan QR Code dan Barcode sebagai penyimpan kode unik yang dapat dipindai scan bertujuan agar proses transaksi pemesanan barang dapat dilakukan dengan cepat dan mudah oleh member. Barcode adalah sebuah bentuk kode baris yang digambarkan dalam bentuk baris hitam tebal dan tipis yang disusun berderet sejajar horisontal. Satu unit barcode terdiri dari salah satu warna hitam atau putih. Sebuah unit yang berwarna hitam ditunjukan dengan sebuah bar untuk bilangan “1” dan yang berwarna putih ditunjukan dengan sebuah spasi yang mewakili bilangan “0”. Sedangkan QR Code Quick Response Code, adalah sebuah kode batang dua dimensi merupakan pengembangan dari Barcode. Pada Barcode data disimpan secara horisontal sedangkan pada QR Code, data disimpan secara vertikal maupun horisontal [6]. Proses encoding kode unik untuk setiap produk barcode dilakukan dengan menggunakan pustaka atau library yang sudah dibuat oleh tim pengembang aplikasi sebelumnya untuk mempermudah pembuatan aplikasi. Pustaka tersebut adalah pustaka Zxing atau Zebra Crossing. Pustaka ini diimplementasikan menggunakan bahasa pemrograman Java yang dapat melakukan encoding data menjadi barcode atau sebaliknya. Berbagai jenis barcode yang didukung oleh aplikasi ini yaitu : UPC-E, EAN-13, Code 39, Code 93, Data Matrix, QR Code, dan Code Bar. [7] Android adalah salah satu sistem operasi perangkat cerdas smartphone yang merupakan versi modifikasi dari kernel Linux yang dikembangkan oleh Google. Android saat ini telah digunakan pada ratusan juta perangkat mobile di lebih dari 190 negara di seluruh dunia [8]. Di negara Indonesia pengguna perangkat mobile phone diperkirakan mencapai 180 Juta orang. Dari jumlah 4 pengguna tersebut pengguna smartphone dengan sistem operasi android mencapai 60.71 persen dari jumlah yang ada [9]. Data lain yang mendukung pembuatan aplikasi pemesanan pada perangkat mobile, diperoleh dari hasil survei lembaga survei Neilsen tentang E-Commerce yang diambil dari 60 negara dan terdiri dari 30.000 responden pada tahun 2014, ditemukan bahwa penggunaan smartphone oleh setiap responden dalam melakukan belanja online cukup tinggi. Khusus untuk negara-negara yang berada di Asia Tenggara, Indonesia merupakan negara nomor satu yang menggunakan mobile phone untuk mengakses E-Commerce. Dari sekian banyak akses oleh orang Indonesia terhadap E-Commerce, Neilsen mengelompokan kedalam lima kategori. Ketegori pertama yang mendapat akses paling tinggi yaitu : Pemesanan tiket pesawat secara online yaitu sebanyak 55, yang kedua reservasi hotel online sebanyak 46, yang ketiga pembelian buku secara online sebanyak 40, yang keempat pembelian aksesoris, pakaian, dan sepatu retail 37 dan yang kelima pemesanan tiket event ticket hanya 34 [10]. Web service adalah sebuah software aplikasi yang tidak terpengaruh oleh platform yang menyediakan method-method yang dapat diakses oleh network. Web service merupakan sebuah interface yang mendeskripsikan kumpulan operasi-operasi berupa message yang dapat diakses melalui sebuah jaringan. SOAP Simple Object Access Protocol Web Service adalah sebuah XML-Based Mark-Up Language untuk pergantian pesan diantara aplikasi-aplikasi. Sebuah SOAP message terdiri dari SOAP Envelope dan bisa terdiri dari attachments atau tidak memiliki attachments. WSDL mendefinisikan service sebagai sebuah koleksi dari endpoints network sedangkan UUDI Universal Description, Discovery and Integration adalah sebuah service registry bagi pengalokasian web service. UUID mengkombinasikan SOAP dan WSDL untuk pembentukan sebuah registri API bagi pendaftaran dan pengenalan service [11].

3. Metode Penelitian