4
pengguna tersebut pengguna smartphone dengan sistem operasi android mencapai 60.71 persen dari jumlah yang ada [9]. Data lain yang mendukung pembuatan
aplikasi pemesanan pada perangkat mobile, diperoleh dari hasil survei lembaga survei Neilsen tentang E-Commerce yang diambil dari 60 negara dan terdiri dari
30.000 responden pada tahun 2014, ditemukan bahwa penggunaan smartphone oleh setiap responden dalam melakukan belanja online cukup tinggi. Khusus
untuk negara-negara yang berada di Asia Tenggara, Indonesia merupakan negara nomor satu yang menggunakan mobile phone untuk mengakses E-Commerce.
Dari sekian banyak akses oleh orang Indonesia terhadap E-Commerce, Neilsen mengelompokan kedalam lima kategori. Ketegori pertama yang mendapat akses
paling tinggi yaitu : Pemesanan tiket pesawat secara online yaitu sebanyak 55, yang kedua reservasi hotel online sebanyak 46, yang ketiga pembelian buku
secara online sebanyak 40, yang keempat pembelian aksesoris, pakaian, dan sepatu retail 37 dan yang kelima pemesanan tiket event ticket hanya 34
[10].
Web service adalah sebuah software aplikasi yang tidak terpengaruh oleh platform yang menyediakan method-method yang dapat diakses oleh network.
Web service merupakan sebuah interface yang mendeskripsikan kumpulan operasi-operasi berupa message yang dapat diakses melalui sebuah jaringan.
SOAP Simple Object Access Protocol Web Service adalah sebuah XML-Based Mark-Up Language untuk pergantian pesan diantara aplikasi-aplikasi. Sebuah
SOAP message terdiri dari SOAP Envelope dan bisa terdiri dari attachments atau tidak memiliki attachments. WSDL mendefinisikan service sebagai sebuah
koleksi dari endpoints network sedangkan UUDI Universal Description, Discovery and Integration adalah sebuah service registry bagi pengalokasian web
service. UUID mengkombinasikan SOAP dan WSDL untuk pembentukan sebuah registri API bagi pendaftaran dan pengenalan service [11].
3. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan penguraian secara rinci tentang metode yang digunakan pada proses penelitian [13]. Penelitian dilakukan dengan tahapan-
tahapan berikut, yaitu : 1 Identifikasi dan Perumusan Masalah, 2 Pengumpulan data dan Penelusuran Pustaka, 3 Perancangan dan Implementasi Sistem, 4
Pengujian, 5 Penyimpulan Hasil.
Penjelasan tentang langkah-langkah penelitian dijelaskan sebagai berikut : 1 Pada tahap Identifikasi dan perumusan masalah, dilakukan pengamatan
observasi terhadap beberapa hasil survei atau penelitian-penelitian mengenai pemasaran khususnya tentang kelebihan dan kekurangan dari pemasaran
konvensional dan pemasaran online, kemudian mengidentifikasi masalah yang pada objek yang diteliti. 2 Pada tahap Pengumpulan data dan Penelusuran
Pustaka, dikumpulkan informasi tentang apa saja yang diperlukan untuk merancang sistem berdasarkan permasalahan yang ada, yang dilakukan dengan
cara wawancara dan studi pustaka. 3 Pada tahap perancangan dan implementasi sistem, pada tahap ini dilakukan perancangan sistem dengan memodelkan sistem
yang dirancang untuk penyelesaian masalah berdasarkan model prototype. 4 Pada tahap pengujian dilakukan uji coba sistem. Uji coba sistem dilakukan setelah
5
tahap perancangan dan implementasi selesai dilakukan. Pengujian sistem dilakukan dengan melakukan black box testing untuk memastikan bahwa seluruh
fungsi dapat berjalan dengan baik kemudian dilanjukan dengan pengujian beta. Tahap terakhir adalah penulisan laporan yaitu untuk membuat dokumentasi
tentang penelitian yang sudah dilakukan.
4. Metode Perancangan Sistem
Perancangan sistem menggunakan pendekatan prototype melewati tiga proses, yaitu pengumpulan kebutuhan, perancangan, dan evaluasi prototype.
Gambar 1, menunjukan proses-proses perancangan sistem. Tahap awal dari model ini adalah pengumpulan kebutuhan yang dilakukan dengan berinteraksi dengan
pengguna sistem untuk menentukan tujuan umum dan gambaran bagian-bagian yang akan dibutuhkan untuk perancangan. Perancangan dilakukan dengan cepat
dan mewakili semua aspek sistem yang diketahui dan rancangan ini menjadi dasar pembuatan prototype. Evaluasi prototype merupakan tahap pengujian aplikasi
yang telah selesai dibuat. Pengujian ini berfungsi untuk memperjelas kebutuhan prototype sistem yang dirancang. Perulangan ketiga proses ini terus berlangsung
hingga semua kebutuhan rancangan prototype sistem terpenuhi.
Gambar 1, Model Prototype [12].
Pada tahap pertama, dibuat perancangan arsitektur dari sistem yang akan dibuat. Pada tahap ini prototype sistem yang dirancang terdiri dari sebuah web
server yang menangani proses request dan response dari client, dan dua aplikasi client yang dapat digunakan oleh pelanggan dan admin. Aplikasi yang digunakan
oleh pelanggan yaitu aplikasi berbasis mobile sedangkan aplikasi yang digunakan oleh admin yaitu aplikasi berbasis desktop. Pada tahap pertama, dibuat terlebih
dahulu perancangan web server, yang melayani request dari client, yaitu : mengembalikan detail barang berdasarkan kode unik dari request client. Detail
barang yang diterima client, diambil dari database barang yang terdapat pada server berdasarkan primary key kode unik. Setelah web server dibuat,
pembuatan aplikasi mobile dan desktop untuk admin mulai dilakukan. Pada aplikasi mobile, dibuat layout preview kamera pada layar menu utama untuk
memudahkan pengguna menangkap capture gambar barcode.
Hasil dari tahapan pertama, pada aplikasi mobile berhasil mendapatkan kode unik decoding yang terdapat pada QR Code maupun barcode dan menampilkan
informasi detail produk yang didapat dari web server. Pada aplikasi desktop
6
dibuat form input barang disertai fitur membuat barcode. Penggunaan fungsi encoding pada form ini berhasil melakukan encoding kode unik menjadi QR Code
maupun barcode kemudian berhasil menyimpan data barang ke server. Kekurangan yang ditemukan pada tahap pertama yaitu : Pengguna aplikasi hanya
sebatas mendapatkan informasi tentang detail barang. Untuk pemesanan barang, pengguna aplikasi belum dapat melakukan karena belum tersedia fitur untuk
pemesanan barang.
Pada tahap kedua, dilakukan perbaikan aplikasi dengan menambahkan fitur pemesanan agar pengguna aplikasi dapat memesan barang hasil dari pemindaian
barcode. Penambahan fitur dilakukan dengan menambah fungsi pada web server yang menangani proses pemesanan. Pada tahap ini proses pemesanan terjadi pada
saat pengguna melakukan pemindaian. Untuk mempermudah identifikasi setiap pesanan yang masuk, pada tahap ini ditambahkan fitur registrasi menjadi member.
Setelah diuji, didapati kekurangan pada tahap kedua yaitu pemesanan barang tidak dapat dibatalkan, proses scan dilakukan satu persatu pada produk yang sama.
Pada prototype tahap ketiga, dilakukan perbaikan pada kekurangan tahap kedua yang didapat dari pengujian tahap kedua dengan membuat menu keranjang
belanja yang menampung setiap data pemindaian barang agar sebelum melakukan checkout member dapat membatalkan produk yang tidak jadi dipesan, melakukan
pengubahan pada jumlah pesanan. Pada tahap ketiga ini, prototype sistem sudah memenuhi kebutuhan. Hasil dari tahap ketiga ini pengguna aplikasi sudah dapat
melakukan checkout pada barang yang ditentukan dan dapat melakukan pengubahan data sebelum checkout.
Desain perancangan sistem pada penelitian ini, menggunakan UML Unified Modeling Language. Pada penelitian ini pemodelan sistem didesain dalam dua
diagram yaitu : Use Case Diagram dan Activity Diagram. Gambar 2, menunjukan Use Case Diagram yang menjelaskan fungsionalitas yang diberikan kepada
pengguna sistem. Pengguna sistem aktor, terdiri dari member dan admin. Ditunjukan pada Gambar, fungsionalitas yang dapat dilakukan oleh konsumen
member yaitu : melakukan registrasi, melakukan pemesanan barang, mengolah isi keranjang belanja, melakukan checkout, dan melihat daftar checkout,
sedangkan fungsionalitas yang dapat dilakukan oleh admin yaitu : mengolah data barang, melihat daftar checkout, melakukan konfirmasi pengiriman dan melihat
daftar member.
Gambar 2, Use Case Diagram Sistem.
7
Activity diagram pemesanan barang oleh member dimulai dari member login ke sistem, apabila proses login ke sistem berhasil maka langkah selanjutnya
member melakukan pemindaian pada QR Code maupun barcode yang tersedia. Sistem akan mengidentifikasi kode unik yang didapat dari proses decoding
barcode tersebut kemudian menampilkan detail produk pada layar menu utama aplikasi. Kemudian member dapat melakukan checkout pada produk tersebut.
Activity Diagram saat member melakukan pemesanan produk ditunjukan pada Gambar 3.
Gambar 3, Diagram Activity Pengguna Aplikasi Member saat melakukan pemesanan.
Aktifitas admin adalah mengolah data barang, melihat daftar pesanan pelanggan, dan melakukan konfirmasi pengiriman barang. Gambar 4,
menggambarkan aktifitas-aktifitas yang dapat dilakukan oleh admin dalam melakukan konfirmasi pada pesanan member. Sebelum melakukan konfirmasi
pesanan pada proses pengiriman barang kepada member, admin harus login terlebih dahulu ke sistem. Setelah proses login selesai sistem akan menampilkan
daftar pesanan member kemudian admin dapat memilih setiap pesanan yang terdapat pada tabel kemudian melakukan konfirmasi. Hasil konfirmasi, disimpan
di sisi server.
8
Gambar 4, Activity Diagram Admin Saat melakukan konfirmasi pesanan member.
Tahap selanjutnya adalah implementasi dan pengujian sistem, serta analisis hasil pengujian, yaitu mengimplementasikan aplikasi yang sudah dibuat kemudian
dilakukan pengujian, selanjutnya melakukan analisis untuk melihat apakah aplikasi yang telah dibuat sudah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak ada
error, jika belum sesuai maka akan dilakukan perbaikan. Selanjutnya dilakukan penggujian aplikasi kepada member untuk mengukur keberhasilan prototype dari
sistem yang dirancang. Tahap terakhir yang dilakukan adalah penulisan laporan hasil penelitian, yaitu mendokumentasikan proses penelitian yang sudah
dilakukan dari tahap awal hingga akhir ke dalam tulisan, yang nantinya akan menjadi laporan hasil penelitian.
5. Hasil dan pembahasan