TA : Pengembangan Sistem Informasi Dinas Kesehatan Kabupaten Jember Berbasis Geografis (GIS) Dengan Menggunakan Algoritma Koloni Semut.

(1)

DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA KOLONI SEMUT

Nama : Ardiana Hari Riyanti NIM : 00.41010.0205 Program : S1 ( Strata Satu ) Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA


(2)

Halaman

ABSTRAKSI……… v

KATA PENGANTAR ……… vi

DAFTAR ISI………. viii

DAFTAR GAMBAR………... x

DAFTAR TABEL ……….. xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah……….. 1

1.2Perumusan Masalah………. 2

1.3Pembatasan Masalah……… 2

1.4Tujuan……….. 3

1.5Sistematika Penulisan……….. 3

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi………. 5

2.2 Sistem Informasi Dinas Kesehatan………. 6

2.3 Sistem Informasi Geografi……….. 6

2.4 Sistem Informasi Geografis Dalam Bidang Medis………. 10

2.5 Sistem Informasi Geografis Sebagai Basis Data……….... 12

2.6 Sistem Semut……….. 13

2.7 Sistem Semut Buatan……….. 18

2.8 Algoritma Koloni Semut………. 20


(3)

3.2 Analisa Permasalahan dan Pemecahan……… 23

3.3 Perancangan Sistem………. 28

3.4 Struktur File………. 35

3.5 Rancangan Input………. 41

3.6 Rancangan Output……….. 47

3.7 Rancangan Online……… 48

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Sistem……… 52

4.2 Penggunaan Program Sistem Informasi Geografis pada Dinas Kesehatan Kabupaten Jember……….. 53

4.3 Pengujian Program……….. 63

4.4 Analisa Hasil………. 70

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan………. 78

5.2 Saran……… 78

DAFTAR PUSTAKA………. 80

BIODATA PENULIS………. 81

LAMPIRAN……… 82


(4)

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Penggunaan sistem yang terkomputerisasi akan membantu instansi dalam menjalankan proses bisnisnya. Penggunaan sistem terkomputerisasi pada sebuah organisasi tidak hanya pada perkembangan dunia internet saja, melainkan sudah mulai memanfaatkan salah satunya adalah aplikasi informasi yang berbasis geografis seperti terdapat pada bidang transportasi dan perhubungan, bidang kelautan, bidang militer, bidang lingkungan dan perencanaan kota serta dalam bidang kesehatan.

Dalam lingkup bidang kesehatan, sistem informasi geografi dimanfaatkan dalam proses pencarian dokter, dokter spesialis, baik pada rumah sakit besar maupun pada tempat-tempat praktek, apotek, serta laboratorium umum terdekat. Balai kesehatan, praktek dokter, apotik, dan laboratorium ini berada dalam naungan Dinas Kesehatan Kabupaten Jember. Semakin banyaknya balai kesehatan, apotik, dan laboratorium pendukung yang ada, membuat pihak Dinas Kesehatan kesulitan dalam melakukan pemantauan dan pengidentifikasian terhadap balai kesehatan, apotik, laboratorium umum, dokter, serta tenaga medis yang ada di Kabupaten Jember.

Untuk itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Jember membuat suatu sistem informasi berbasis geografis yang memberikan kemudahan dalam pencarian dan pengidentifikasian terhadap balai kesehatan yang ada dan sarana pendukungnya


(5)

seperti dokter spesialis dan bidan, pengidentifikasian terhadap apotik dan laboratorium umum, serta pendataan praktek dokter baik yang dirumah sakit maupun ditempat praktek agar dapat membantu meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana mengembangkan sistem informasi Dinas Kesehatan Kabupaten Jember yang berbasis geografis (GIS) dengan menggunakan algoritma koloni semut ?”

1.3 Batasan Masalah

Adapun pembatasan masalah dalam pembuatan aplikasi sistem informasi ini adalah :

1. Sistem informasi geografis yang dibuat hanya terdapat pada lingkup daerah

kabupaten Jember.

2. Pengaksesan sistem informasi geografis ini terdiri dari dinas kesehatan

kabupaten Jember yang meliputi rumah sakit, puskesmas, tempat praktek dokter, apotik, dan laboratorium umum yang berada dikawasan Kabupaten Jember.

3. Sistem informasi yang diberikan tidak mempertimbangkan faktor internal

dalam pengambilan keputusan dari suatu instansi.

4. Proses pencarian hanya digunakan untuk mencari jalur terpendek.


(6)

6. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah Arc View untuk membuat data geografis, SQL Server 7.0 sebagai database, Macromedia Dreamweaver MX untuk membuat desain web dengan bahasa pemrograma ASP-VBScript, Visual Basic untuk pengolahan peta, dan map object untuk mengubungkan Visual Basic dengan Arc View dan sekaligus untuk menampilkan pada web.

1.4 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan sistem informasi Dinas Kesehatan Kabupaten Jember berbasis geografis (GIS) dengan menggunakan algoritma koloni semut.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang laporan Tugas Akhir ini, penyusun membuat sistematika pembahasan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Membahas tentang latar belakang permasalahan, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan, sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Membahas tentang Sistem Informasi Rumah Sakit, Sistem Informasi Geografi, Sistem Manajemen Basis Data.

BAB III METODE PENELITIAN / PERANCANGAN SISTEM

Bab ini menjelaskan metode penelitian yang digunakan dalam merancang dan membangun Sistem Informasi Geografi ini. Penjelasan tentang analisa yang dilakukan dalam proses pencarian


(7)

dokter spesialis yang meliputi pembuatan Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), struktur database dan desain input-output.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Bab ini memberikan gambaran berupa input dan output yang akan digunakan pada sistem dan pengendalian proyek.

BAB V PENUTUP

Berisikan kesimpulan pembahasan permasalahan yang telah dilakukan dan saran bagi pengembangan sistem yang telah dibuat.


(8)

2.1 Sistem Informasi

Sistem merupakan kumpulan 2 atau lebih bagian atau komponen yang saling terkait, berhubungan dan berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Pada sistematikanya, sistem informasi melakukan 3 kegiatan dasar, yaitu : input data, pemrosesan data, dan menyediakan output.

Informasi adalah kumpulan dari beberapa data ( data yang tidak memiliki arti ) yang telah diolah sehingga memiliki arti yang lebih mudah dimengerti dan lebih bermanfaat bagi penggunanya. Informasi merupakan sumber kehidupan suatu organsasi. Setiap informasi mempunyai kualitas (Quantity of Information) dan untuk menentukan bahwa informasi tersebut berkualitas, bergantung pada 3 hal utama yaitu : keakuratan data yang diperoleh, ketepatan datangnya suatu informasi, dan adanya manfaat dari informasi tersebut bagi penggunanya.

Manajemen mempunyai pengertian mengelola, mengendalikan, mengatur dan mengoptimalkan suatu sumber daya. Jadi sistem informasi digunakan untuk mengolah, mengatur, mengendalikan sumber daya (informasi) sehingga sumber daya tersebut dapat bermanfaat bagi penggunanya.

Sistem informasi manajemen merupakan suatu sistem yang melakukan fungsi-fungsi untuk untuk menyediakan semua informasi yang mempengaruhi semua operasi. Sistem informasi manajemen tergantung dari besar kecilnya suatu organisasi dan dapat terdiri dari beberapa sistem informasi.


(9)

2.2 Sistem Informasi Dinas Kesehatan

Sistem Informasi Dinas Kesehatan merupakan komponen sistem yang meliputi apotik, laboratorium umum, dan rumah sakit. Dimana dalam suatu rumah sakit terdapat komponen sistem yang terdiri dari pasien, dokter, dan perawat yang saling berhubungan dan berinteraksi untuk mendukung berjalannya kegiatan manajemen rumah sakit dan pengambilan keputusan mengenai informasi yang dibutuhkan oleh semua komponen rumah sakit maupun masyarakat.

2.3 Sistem Informasi Geografi

Otomatisasi Sistem Informasi Geografis dikembangkan pertama kali oleh Canadian. Sistem Informasi Geografis didefinisikan sebagai sistem yang diimplementasikan dengan hardware dan software untuk menyusun, menyimpan, memperbarui / merubah data, memanipulasi, mengolah, menganalisa dan mengkombinasikan data biasa dengan data geografi untuk menghasilkan informasi berkualitas yang berbasis geografi.

Saat ini, perkembangan teknologi digital sangat besar perannya pada perkembangan penggunaan Sistem Informasi Geografi dalam berbagai bidang. Hal ini dikarenakan teknologi Sistem Informasi Geografi banyak mendasarkan pada teknologi digital ini sebagai alat analisis.

Gis

User

Gambar 2.1 Gambaran Sistem Informasi Geografis

Software tool Database

Real Word


(10)

Dalam Sistem Informasi Geografis, dunia nyata (Real word) dijelaskan dengan menggunakan peta digital (data geografi), yang menjelaskan lokasi suatu tempat dan data attribut ini berupa sebuah table. Kedua tipe data yang berbeda yaitu data geografi dan data attribute yang berbeda disimpan dalam suatu database. Dengan cara tradisional, data geografi ditampilkan dari peta dengan menggunakan simbol, garis dan warna. Banyak peta mempunyai legend yang berisi dan menjelaskan elemen-elemen data geometrik, misalnya : garis hitam tebal untuk jalan besar, garis hitam tipis untuk jalan kecil, dan masih banyak lagi yang lainnya. Peta dapat menampilkan dan menyimpan data geografi dengan efektif, tetapi peta juga mempunyai keterbatasan, yaitu : informasi yang disimpan banyak yang ditampilkan didalam peta dan biasanya untuk keperluan tertentu. Perubahan pada peta jarang sekali terjadi karena hampir selalu berbeda diantara kebutuhan pemakai yang banyak. Sedangkan user, dalam melakukan analisanya terhadap informasi geografis yang ada juga membutuhkan perangkat keras komputer dan perangkat lunak pendukung.

Sistem Informasi Geografis bekerja dengan menggunakan referesi data dengan bentuk geografi. Bentuk data yang digunakan dalam Sistem Informasi Geografis adalah bentuk data spasial. Data spasial berupa layer yang dapat disusun menjadi satu kesatuan.

Data spasial terdiri dari :

1. Peta

Spasial data menyimpan data dalam bentuk gambar secara fisik, sehingga diperlukan proses scanning gambar peta. Tipe yang ada berupa titik


(11)

(tidak mempunyai linier), garis (tidak memiliki dimensi), area/polygons (bersifat 2 dimensidan dibatasi oleh garis yang mengelilingi area tersebut).

2. Data Vektor

Posisi dari peta yang terdiri dari X, Y, Z. Format vektor berbentuk garis yang dapat menggambarkan lokasi dan batas wilayah secara tepat.

3. Data Raster

Merupakan gambar peta secara general seperti pixel yang disimpan dalam matrix grid. Data ini dapat menjelaskan lebih detail dari data vektor setelah semua pixel disimpan dalam matrik grid.

Sistem Informasi Geografis biasanya digunakan untuk masalah dalam skala daerah yang luas, dan banyak diaplikasikan oleh semua bidang kegiatan usaha dengan permasalahan yang luas.

Data geografi dapat disimpan dalam format vektor dan raster. Menggunakan format vektor 2 dimensi, data dapat disimpan dalam koordinat (x,y). Oleh karena itu Sistem Informasi Geografis dapat :

1. Menerima gambar geografi yang dimasukkan dengan scanner dan digital maps

image.

2. Dapat melakukan manipulasi data geografi untuk tujuan berbeda.

3. Dapat memasukkan data base manajer terutama relational data base

manajemen sistem.


(12)

Beberapa software yang dapat digunakan dalam sistem informasi geografis ini meliputi :

1. Arc View

Arc View merupakan salah satu software pengolah data-data spasial yang cukup handal. Dengan didukung oleh berbagai kemampuannya, arc view mampu menangani berbagai perolehan, pengolahan hingga penyajian informasi data.

2. Arc Info

Arc Info merupakan salah satu software yang digunakan untuk mengoptimalisasi, menganalisa dan menampilkan data geografi.

3. JShape

JShape merupakan komponen software berbasis java yang memberikan izin untuk menambah pemetaan dalam aplikasi yang dibuat khususnya yang berbasis web.

Pengolahan data spasial merupakan hal yang penting dalam pengelolaan lingkungan. Pengelolaan yang tidak benar dapat menimbulkan berbagai dampak yang merugikan. Bencana dalam skala besar dan kecil merupakan contoh dari sistem pengelolaan data spasial yang tidak terencana dan terorganisir dengan baik. Pengelolaan lahan selalu memanfaatkan berbagai data, baik data spasial terestris maupun data penginderaan jauh.

Pengolahan data spasial banyak memanfaatkan berbagai tekhnologi baik dalam penyediaan, penyimpanan, pengolahan, atau penyajian data. Pemanfaatan tekhnologi ini dimaksudkan untuk peningkatan akurasi dan efektivitas sistem


(13)

pengolahan itu sendiri. Tekhnologi yang banyak digunakan dalam hal ini adalah tekhnologi yang terkait dengn sistem informasi geografis.

2.4 Sistem Informasi Geografi Dalam Bidang Medis

Kemajuan tekhnologi yang ada sekarang ini telah dimanfaatkan oleh Sistem Informasi Geografi untuk bergerak dalam bidang medis. Kehandalan sistem informasi geografi salah satunya digunakan dalam melakukan visualisasi dan analisis pada data epidemologi, dan selanjutnya dimanfaatkan oleh para

administrator untuk melakukan proses perencanaan, analisis, monitoring dan

manajemen terhadap kesehatan. Pada suatu literature yang diterbitkan oleh Dr.C.P Johnson dan Dr. Jasmine, dijelaskan bahwa SIG sangat berperan terhadap proses analisis data epidemologi. Beberapa informasi jika digambarkan secara bersamaan dapat membentuk suatu alat manajemen monitoring kesehatan dan juga program yang digunakan untuk mengawasi kesehatan manusia secara menyeluruh. Software gabungan dari SIG dengan bidang medis ini, menurut GeoHealth, dapat membantu memvisualisasikan data pada kliniknya. Informasi kesehatan sangat berhubungan dengan representasi grafik dari tubuh manusia dan untuk mengetahui letak (secara geografis) penyakit yang sedang diderita (Dr.C.P.Johnson & Dr.Jasmine, 2001).

Yang disebut sebagai manajemen data dalam hal ini adalah SIG dapat digunakan untuk menggambarkan, menyimpan dan memegang kendali secara geografis, kemampuan SIG melakukan eliminasi terhadap duplikasi data, serta kemampuan SIG dalam melakukan proses pemantauan terhadap temperatur udara,


(14)

penggunaan lahan dari satelit. Dalam bidang kesehatan bisa dicontohkan dalam pemantauan proses operasi pada tubuh manusia secara terkomputerisasi.

SIG dapat melakukan visualisasi terhadap informasi maksudnya SIG mampu melakukan generate terhadap suatu peta thematic, melakukan pewarnaan terhadap simbol untuk menentukan dan membedakan vector suatu object (Gatis and Ord, 1998). Dalam bidang kesehatan dapat dicontohkan pada adanya survey yang dilakukan di India pada penderita penyakit malaria, dimana SIG berperan dalam melakukan pencarian lokasi penyebaran penyakit tersebut. Kesimpulannya: dengan SIG, pengguna dapat memvisualisasi dan menganalisa suatu area studi berdasarkan lokasi unsur geografis tertentu (Vinogradov et al, 2000 ).

Dalam bidang kesehatan, kemampuan SIG dapat juga dikenali dari fungsi-fungsi analisis yang dapat dilakukannya. Secara umum, terdapat dua jenis fungsi analisis yaitu fungsi analisis spasial dan fungsi analisis attribut (basis data attribut). Sebagai contoh adalah proses pengklasifikasian terhadap suatu penyakit. Beberapa aplikasi bidang medis dengan SIG :

a. Pencarian secara geografis pendistribusian obat-obatan.

b. Peramalan (forecast) terhadap musim penyakit.

c. Pencarian lokasi rumah sakit terdekat.

d. Penginformasian kesehatan yang digambarkan secara geografis pada suatu


(15)

2.5 Sistem Informasi Geografi Sebagai Basis Data

SIG dimulai dengan penggunaan tools yang sangat terbatas baik jumlah maupun kemampuannya. Tetapi saat ini SIG dikembangkan dengan menggunakan sistem manajemen basis data yang telah lahir sebelumnya. Hal mengenai sedikit kemudahan didalam pengembangan SIG dengan DBMS ini dapat dijelaskan dengan beberapa fakta bahwa biaya DBMS yang telah hadir dipasaran telah mendominasi biaya keseluruhan perangkat lunak sistem (termasuk SIG) dan banyaknya sistem penanganan yang dilakukan oleh DBMS untuk menangani fungsi-fungsi dan prosedur yang sangat diperlukan SIG. Beberapa DBMS menggunakan beberapa asumsi mengenai data-data yang ditanganinya. Untuk mengefektifkan penggunaan DBMS, maka asumsi ini haru dipenuhi. Beberapa tipe DBMS lebih sesuai untuk SIG daripada tipe-tipe yang lain karena DBMS memiliki asumsi yang sesuai untuk data spasial SIG yang bersangkutan. Pada umumnya, terdapat dua pendekatan untuk menggunakan DBMS didalam SIG.

Yang pertama adalah pendekatan solusi DBMS total. Pada pendekatan ini, semua data spasial dan non spasial diakses melalui DBMS sehingga data-data tersebut harus memenuhi asumsi-asumsi yang telah ditentukan oleh perancang DBMS-nya.

Yang kedua adalah pendekatan solusi kombinasi. Pada pendekatan ini, beberapa data diakses melalui DBMS karena data-data tersebut telah sesuai dengan modelnya. Sistem seperti ini biasanya mengadopsi 2 sistem basis data, yang pertama untuk data spasial yang dikelola oleh sistem basis data yang secara khusus dirancang untuk data spasial (Arc pada Arc Info) dan yang kedua untuk


(16)

data non spasial yang dikelola oleh sistem basis data yang khusus dirancang untuk data non spasial (info pada Arc Info).

2.6 Sistem Semut

Optimasi koloni semut merupakan sistem cerdas yang diinspirasi oleh perilaku semut dan koloninya, yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan optimasi diskrit (Marco Dorigo, 1996). Sistem ini pertama kali diperkenalkan oleh Marco Darigo pada tahun 1992 yang kemudian dinamakan dengan sistem semut. Sistem semut merupakan hasil dari penelitian dalam bidang komputasi cerdas yang digunakan untuk mendekati permasalahan optimasi kombinatorial, yang dalam hal ini digunakan dalam permasalahan pencarian rute terpendek. Karakteristik utama dari model ini adalah :

a. Feedback Positive, yaitu menghitung penemuan solusi secara tepat dan

mudah.

b. Penghitungan alur yang terdistribusi.

c. Penggunaan konsep Greedy Heuristic, yang digunakan untuk membantu

menemukan solusi yang cocok dalam pengaturan sejak awal proses pencarian.

Beberapa kelebihan dalam penggunaan algoritma heuristik dalam sistem adalah :

a. Serbaguna, yaitu dapat digunakan untuk versi serupa dari masalah yang

sama, sebagai contoh masalah penyebaran perjalanan salesman secara asymmetric.


(17)

b. Handal, dapat digunakan hanya dengan perubahan minimal untuk masalah optimasi kombinatorial yang lain seperti Quadratic Assigment Problem (QAP).

c. Pendekatan berdasarkan jumlah pertumbuhan, ini menarik karena

memperbolehkan eksploitasi sebuah mekanisme pencarian.

Sifat ini mengimbangi dengan fakta bahwa untuk beberapa aplikasi, sistem semut

dapat menjadi autoperformed khususnya pada algoritma.

Penelitian perilaku semut sesungguhnya sangat mengilhami kerja

manusia. Salah satu masalah yang diperlajari oleh ethologist adalah memahami

bagaimana binatang yang hampir buta seperti semut dapat mengatur jalur terpendek dari sarang dan sumber makanan misalnya. Setelah melakukan beberapa penelitian, ditemukanlah jawaban dari masalah tersebut yaitu adanya jejak feromon dari perjalanan semut. Semut yang berjalan meninggalkan feromon dalam jumlah yang berbeda ditanah dan kemudian jalur ditandai dengan substansi ini. Sementara semut yang terisolasi bergerak secara random, semut yang menemukan jejak feromon pada suatu persimpangan mempunyai probabilitas yang sama dalam memilih jalur. Semut yang telah melewatinya akan

meninggalkan jejak feromon lagi. Sehigga muncul perilaku autocatalytic dimana

semut lebih banyak memilih mengikuti sebuah jalur dengan banyak feromon,

yang prosesnya kemudian digolongkan sebagai positive feedback loop dimana

probabilitas dengan jalur yang dipilih oleh semut meningkat dengan jumlah semut yang sebelumnya telah memilih jalur yang sama.

Langkah secara umum tentang algoritma ini, digambarkan pada suatu jalur dimana semut (ant) melakukan perjalanan dari sumber makanan (A) ke


(18)

sarang (E), digambarkan pada sample a), dengan sedikit penghalang (obstacle) yang memotong jalur perjalanan semut, yang digambarkan pada sample b). Pada posisi B dimana semut berjalan dari A menuju E (atau pada posisi D dari arah yang berlawanan ) mempunyai suatu percabangan arah untuk melewati jalur kanan atau kiri, pada sample b). Jalan yang akan dipilih dipengaruhi oleh

intensitas feromon dari jejak semut yang telah mendahului. Level tertinggi dari

feromon berada pada jalur sebelah kanan yang memberikan stimulus yang kuat untuk melewati jalur sebelah kanan. Saat pertama kali semut mencapai point B (atau D) mempunyai kemungkinan yang sama untuk melangkah ke jalur kanan atau kiri. Karena jalur BCD lebih dekat dari pada jalur BHD, maka semut akan memilih jalur BCD sebagai alternatif jalan yang dilalui (Marco Dorigo, 1996).

Gambar 2.2 Alur Perjalanan Semut

Sesuai dengan proses yang ada, maka algoritma ini disebut sebagai algoritma ant colony (algoritma koloni semut).

Jika diimplementasikan dengan penghitungan dan gambaran yang lebih sederhana, diperoleh gambaran sebagai berikut :


(19)

Gambar 2.3 Gambaran Sistem Koloni Semut Penjelasan dari gambar diatas :

i. Penginisialisasian jarak pada graph.

ii. Saat t=0 tidak ada rintangan yang ada, kemudian setelah

terdapat rintangan, akan dipilih jalur kanan atau kiri yang akan ditempuh dengan jumlah probabilitas semut sama.

iii. Saat t=1 semut sudah mulai banyak yang memilih jalur

yang terpendek.

Dari persoalan diatas dapat dijabarkan pada suatu perumusan dengan menggunakan beberapa variable, seperti disebutkan dibawah ini :

dij

=

jarak path antara i sampai j dengan rumus pencarian :

dij = [(Xi - Xj) 2

+ (Yi - Yj) 2

] 1/2

bi(t) (I-1,…,n) merupakan jumlah pengguna jalur pada tempat i, waktu ke t

merupakan rumus penghitungan total jumlah pengguna jalur.


(20)

rumus yang digunakan untuk menghitung intensitas gangguan :

keterangan :

ρ = koefisien evaporasi dari gangguan yang diilustrasikan dengan (1-ρ) diantara t dan t+n.

keterangan :

= merupakan jumlah unit gangguan pada jalur (i,j) t = waktu diantara t dan t + n

k = jumlah pengguna jalur yang melewati jalur yang berbeda

keterangan :

Q = constanta

Lk = panjang jalur yang ditempuh k-th pengguna jalur.

Rumus pendefinisian probabilitas dari path i ke j untuk k-th pengguna jalur :


(21)

keterangan : = visibilitas dari quantitas 1/dij

α , β = parameter rintangan.

2.7 Sistem Semut Buatan

Artificial Ant Colony System atau yang disebut sebagai sistem koloni semut bantuan adalah sistem berbasis agen yang mensimulasikan tingkah laku asli semut dan membangun mekanisme saling bekerja sama dan pembelajaran. Ant Colony System pertama kali ditemukan oleh Dorigo (1996) sebagai pendekatan baru untuk memecahkan masalah optimasi kombinatorial. Pendekatan baru ini disebut sebagai Ant Colony Optimization (ACO). Ant Colony Optimization yang dikenal handal dalam membantu memecahkan permasalahan kombinatorial, juga disebut sebagai proses pendekatan berbasis populasi, yaitu mekanisme umpan balik tambahan diantara para agen dalam hal ini semut.

Semut-semut buatan akan bertindak sebagai agen-agen yang menirukan tingkah laku semut asli. Namun demikian perlu diperhatikan bahwa sistem koloni semut buatan punya beberapa perbedaan dengan sistem koloni semut asli :

1. Semut-semut buatan mempunyai ingatan

2. Semut-semut buatan tidak sepenuhnya buta


(22)

Sebaliknya sebuah sistem koloni semut buatan mempunyai beberapa karakterisik yang dihadaptasi dari sistem koloni semut asli :

1. Semut-semut buatan mempunyai probabilitas acuan bagi setiap rule

dengan jumlah feromon yang lebih besar.

2. Rute yang lebih pendek cenderung mempunyai tingkat perkembangan

jumlah feromon yang lebih cepat.

3. Semut-semut menggunakan komunikasi secara tidak langsung melalui

jumlah feromon yang tertinggal disetiap rute.

Ide dasarnya adalah ketika 1 ekor semut harus memilih diantara dua atau lebih rute, maka rute yang lebih sering dipilih oleh semut-semut lain sebelumnya akan mempunyai probabilitas lebih besar untuk dipilih oleh semut tersebut, sehingga jejak dengan jumlah feromon lebih besar sama artinya dengan rute yang lebih pendek.

Pada intinya sebuah sistem koloni semut secara iterasi melakukan sebuah perulangan yang berisi 2 prosedur dasar, antara lain :

1. Sebuah prosedur yang menentukan bagaimana semut-semut membangun

atau memodifikasi solusi dari permasalahan yang sedang dipecahkan.

2. Sebuah prosedur untuk memperbarui jumlah feromon.

Pembangunan solusi dikerjakan dengan cara probabilitas. Probabilitas penambahan sebuah item pada solusi parsial saat ini dihitung dengan fungsi yang

bergantung pada problem dependent (η) dan jumlah feromon (τ) yang

ditinggalkan oleh semut-semut sebelumnya. Perubahan jumlah feromon diimplementasikan dengan sebuah fungsi yang bergantung pada penguapan /


(23)

penurunan jumlah feromon dan pada kualitas dari solusi yang dihasilkan untuk merealisasikan sebuah system koloni semut buatan haru ditetapkan sebagai berikut (Bonabeau et al.,1999) :

1. Sebuah representasi yang tepat bagi permasalahan yang memungkinkan

semut-semut untuk membangun atau memodifikasi solusi kearah yang lebih baik melalui penggunaan aturan probabilitas transisi berdasarkan pada jumlah jejek feromon dan pada sebuah pendekatan local.

2. Sebuah fungsi pendekatan (η) yang mengukur kualitas daripada item yang

bias ditambahkan pada solusi parsial ini.

3. Sebuah metode yang memaksa pembangunan solusi yang benar yaitu

solusi yang sah dalam dunia nyata sesuai dengan permasalahan yang ditetapkan.

4. Sebuah aturan untuk memperbarui jumlah feromon yang menentukan

bagaimana memodifikasi jejak feromon (τ).

Sebuah aturan probabilitas transisi berdasarkan pada nilai fungsi pendekatan (η) dan pada isi dari jejak feromon (τ).

2.8 Algoritma Koloni Semut

Step 1 : Inisialisasi

Set t:=0 {t adalah time counter}

Set n:c=0 {NC adalah Cycles Counter}

Untuk setiap busur (i,j) set sebuah initial value τij =c untuk

intensitas jalur dan Δ τij = 0.


(24)

Step 2 : Set s:=1

For k :=1 to m do

Letakkan daerah awal dari semut ke-k dalam tabuk (S).

Step 3 : Repeat until tabu list penuh {langkah ini akan diulang (n-1)kali}

Set s:=s+1

For k :=1 to m do

Pilih kota j untuk bergerak, dengan probabilitas ρijk (t) diberikan

pada persamaan :

([τij (t) ]α ) . ([ηij]β)

ρijk (t) =

([τik (t) ]α ) . ([ηik]β)

{pada saat t semut ke k berada pada kota i = tabu k (s-1)}

pindahkan semut ke k kekota j sisipkan kota j dalam tabu k (s).

Step 4 : for k:=1 to m do

Pindahkan semut ke k dari tabu k (n) ke tabu k (1).

Hitung jarak Lk dari tour yang dibuat oleh semut ke k.

Perbarui rute terpendek yang sudah ada untuk tiap busur (i,j). For k:=1 to m do

Q {jika (i,j) Є tour yang dibuat oleh semut}

Δ τij Lk

0 , sebaliknya. Δ τij= Δ τij + Δ τijk ;

Step 5: untuk setiap busur (i,j) hitung τij (t+n) sesuai dengan persamaan :


(25)

Set t:= t+n

Set NC :=NC+1

Untuk setiap busur (i,j) set Δ τij := 0

Step 6 : if (NC < NC max) and (not stagnation behavior) then Kosongkan semua tabu list

Go to step 2 Else

Print rute terpendek Stop.


(26)

3.1 Sistem Perencanaan Pencarian Data Dinas Kesehatan

Perencanaan merupakan inti dari manajemen, karena perencanaan membantu untuk mengurangi ketidakpastian di waktu yang akan datang. Perencanaan terhadap pengembangan informasi untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Jember merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi adanya kesalahan terhadap data yang ada. Secara terperinci, sistem ini terdiri dari beberapa kegiatan yang saling berhubungan, diantaranya :

1. Proses pencarian dokter umum dan tempat praktek.

2. Proses pencarian dokter spesialis didasarkan pada nama dokter, penyakit dan

tempat praktek.

3. Menunjukkan lokasi dan letak rumah sakit, apotik, laboratorium umum serta

balai kesehatan sesuai dengan yang dicari.

4. Menunjukkan lokasi dan letak rumah sakit sesuai dengan tenaga medis yang

dibutuhkan.

3.2 Analisa Permasalahan dan Pemecahan

Permasalahan yang muncul pertama adalah bagaimana mengembangkan sistem informasi Dinas Kesehatan Kabupaten jember. Sistem informasi yang ada sekarang ini hanya mencakup sedikit info mengenai instansi kesehatan. Sistem informasi dinas kesehatan yang perlu dikembangkan mempunyai gambaran seperti dibawah ini. Gambar 3.1 merupakan halaman pembuka dari situs dinas


(27)

kesehatan kabupaten jember. Situs ini berisi profile dinas kesehatan, visi dan misi, daftar instansi kesehatan, dan info sehat.

Gambar 3.1 SI lama Dinas Kesehatan Kab.Jember

Gambar 3.1 yang merupakan layanan pembuka situs Dinas Kesehatan Kabupaten Jember yang berisi tujuan umum dan tujuan khusus dari Dinas Kesehatan. Menu layanan selanjutnya adalah menu profile, yang berisi profile Dinas Kesehatan Kabupaten Jember. Menu layanan profile dapat dilihat pada Gambar 3.2.


(28)

Gambar 3.2 Profile Dinas Kesehatan

Menu layanan selanjutnya adalah Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, seperti pada Gambar 3.3.


(29)

Pada situs ini terdapat informasi mengenai data instansi yang terbatas pada instansi rumah sakit yang berada didaerah Kabupaten Jember, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.4.


(30)

Layanan informasi lainnya adalah info sehat yang berisi beberapa informasi kesehatan mengenai penanggulangan, pengobatan dan pencegahan terhadap suatu penyakit. Hal ini dapat membantu masyarakat dalam memahami kondisi kesehatan yang ada. Layanan info sehat ini ditunjukkan pada Gambar 3.5.

Gambar 3.5 SI lama Dinas Kesehatan Kab.Jember

Selain permasalahan diatas, proses yang belum ada pada situs lama adalah pencarian data secara geografis dan pencarian data secara umum (text). Misalnya saha, mencari rumah sakit terdekat yang mempunyai dokter spesialis yang dibutuhkan. Permasalahan ini mencakup dua permasalahan yaitu pencarian dokter spesialis dan rumah sakit terdekat. Selama ini fasilitas tersebut masih belum disediakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Jember. Dari permasalahan diatas akan dibahas bagaimana melakukan proses pencarian terhadap tenaga medis (dokter, bidan, dokter spesialis) pada tiap rumah sakit terdekat dilihat dari


(31)

posisi user berada. Untuk mempermudah melakukan proses pencarian, dibuat suatu sistem informasi geografis pencarian tenaga medis terdekat dan juga mencari lokasi rumah sakit dan apotik terdekat dengan menggunakan algoritma koloni semut dengan harapan mampu membantu proses penanganan pencarian tenaga medis dengan mudah, cepat dan akurat.

3.3 Perancangan Sistem

Perancangan diawali dengan pengidentifikasian permasalahan, menganalisa masalah, serta menentukan tujuan dalam pengembangan sistem, akan menghasilkan suatu rekomendasi keputusan terbaik dalam proses pencarian tenaga medis ini.

Urutan perancangan sistem adalah sebagai berikut :

3.3.1 Data Flow Diagram

Merupakan alat analisa struktur, dimana pendekatan struktur ini mencoba untuk menggambarkan sistem pertama kali secara garis besar (yang disebut sebagai contex diagram) dan memecah menjadi bagian-bagian yang lebih terperinci (yang disebut sebagai lower level).

A. Contex Diagram

Sistem Informasi Dinas Kesehatan mempunyai beberapa proses secara umum. Dalam contex diagram dijelaskan bahwa didalamnya terdapat 1 proses yaitu proses sistem informasi dinas kesehatan yang mempunyai beberapa external entity yang berperan langsung dalam proses sistem informasi dinas kesehatan. Secara umum, alur data yang terdapat dalam Sistem Informasi Dinas Kesehatan


(32)

Kabupaten Jember dapat digambarkan dan dilihat pada contex diagram gambar 3.6 berikut ini :

Laporan Perangkat Medis

Laporan Pelayanan Geografis Data Pencarian Apotik

Data Spesialisasi Data Tenaga Medis

Data Lab Data Jalan

Data Instansi KesehatanData Apotik

Info Tenaga Medis Info Instansi Kesehatan

Info Apotik Info Lab Data Pencarian Tenaga Medis

Data Pencarian Instansi Kesehatan

Data Pencarian Lab

0 SISTEM INFORMASI DINAS KESEHATAN + APOTIK USER INSTANSI KESEHATAN DINAS PERHUBUNGAN LABORATORIUM UMUM KEPALA DINAS KESEHATAN TENAGA MEDIS

Gambar 3.6 Contex Diagram

B. DFD Level 0

Gambar 3.7 menggambarkan aliran data level 0 dari sistem informasi Dinas Kesehatan, yang didalamnya terdapat 3 proses utama yaitu proses maintenance data, proses pelayanan dan proses pembuatan laporan. Tenaga medis, laboratorium umum, instansi kesehatan, dan apotik memberikan data identitas ijin lengkap untuk diolah sehingga dapat memberikan informasi data lokasi pada proses pelayanan, sedangkan dari data yang ada juga dapat digunakan dalam proses pembuatan laporan. DFD level 0 dapat dilihat dalam diagram Gambar 3.7 :


(33)

Data Lokasi Apotik Data Lokasi Lab Data Lokasi TngMedis

Data Lokasi Instansi

Detail Instansi Detail TngMedis

[Data Fasilitas]

[Lap Perangkat Medis]

[Lap Pelayanan Medis]

Data Transaksi

[Info Tenaga Medis] [Info Apotik] [Info RS] [Info Lab] [Data Pencarian RS]

[Data Pencarian Lab] [Data Pencarian Tenaga Medis]

[Data Jalan]

[Data Tenaga Medis]

[Data Spesialisasi] [Data Instansi Kesehatan]

[Data Lab] [Data Apotik] USER APOTIK INSTANSI KESEHATAN DINAS PERHUBUNGAN LABORATORIUM UMUM KEPALA DINAS KESEHATAN TENAGA MEDIS 1 Proses Maintenance Data + 2 Proses Pelayanan + 3 Proses Pembuatan Laporan +

Gambar 3.7. DFD Level 0 Sistem Informasi Dinas Kesehatan

C. DFD Level 1 Proses Maintenance Data

DFD level 1 proses maintenance data menggambarkan aliran data dari proses Maintenance Data, yang didalamnya terdapat 7 proses utama. Proses tersebut meliputi proses input data apotik, proses input data obat, proses input data lab, proses input data instansi kesehatan, proses pengolahan data fasilitas, proses input data tenaga medis, dan proses pengolahan data spesialisasi. Dari proses-proses tersebut dapat dihasilkan masing-masing data lokasi, yang kemudian digunakan dalam proses pelayanan informasi geografi. Diagram proses maintenance data dapat dilihat pada Gambar 3.8.


(34)

[Detail Instansi]

[Detail TngMedis]

[Data Lokasi Apotik]

[Data Lokasi TngMedis] [Data Lokasi Instansi] [Data Lokasi Lab]

Baca Dt Fasilitas

[Data Fasilitas]

Baca Dt Spesialisasi

Baca Data Spesialisasi Rekam Data Spesialisasi

Baca Data Tenaga Medis Rekam Data Tenaga Medis [Data Tenaga Medis]

[Data Spesialisasi]

Baca Data Lab Rekam Data Lab [Data Lab]

Rekam Data Apotik Baca Data Apotik [Data Apotik]

Baca Data Instansi Rekam Data Instansi

[Data Instansi Kesehatan] APOTIK LABORATORIUM UMUM INSTANSI KESEHATAN TENAGA MEDIS 1.1 Proses Input Data Instansi Kesehatan 4 InstansiKesehatan 1.2

Proses Input Data Apotik 1 Apotik 1.4 Proses Input Data Lab 3 Lab 1.5 Proses Input Data Tenaga Medis 1.6 Proses Pengolahan Data Spesialisasi 5 TenagaMedis 6 Spesialisasi 1.7 Proses Pengolahan Data Fasilitas

Proses Pembuatan Laporan Proses Pelayanan


(35)

D. DFD Level 1 Proses Pelayanan

Gambar 3.9 menggambarkan aliran data proses pelayanan. Dalam proses pelayanan, data yang diolah terdapat data yang bersifat geografis sehingga mampu memberikan informasi secara jelas kepada pengguna mengenai lokasi data yang diinginkan dalam lingkup bidang kesehatan. Selain itu pada proses pelayanan ini juga terdapat proses informasi kesehatan dan juga proses pembuatan buku tamu. Proses informasi kesehatan berisi berita seputar kesehatan baik penyakit maupun yang bersifat umum. Sedangkan proses pembuatan buku tamu, berfungsi untuk mendapatkan data user, saran dan pendapat tentang dinas kesehatan.

Baca Data User Rekam Data User

Data User

Rekam Info Kesehatan

Baca Data Info Kesehatan Info Kesehatan

Data Informasi Kesehatan [Data Lokasi Lab]

[Data Lokasi T ngMedis] [Data Lokasi Instansi]

[Data Lokasi Apotik]

Rekam Data Area Baca Data Area Rekam Data Jalan Baca Data Jalan

[Data T ransaksi]

[Info T enaga Medis] [Info RS]

[Info Lab] [Info Apotik]

[Data Pencarian RS] [Data Pencarian Lab] [Data Pencarian T enaga Medis] [Data Jalan]

DINAS PERHUBUNGAN

USER Proses Pembuatan Laporan

2.1

Proses Informasi Geografi

7 Jalan

8 Area

Proses Maintenance Data

2.2

Proses Informasi Kesehatan

9 Info Kesehatan

2.3 Proses Pembuatan Buku T amu

10 Buku T amu


(36)

E. DFD Level 1 Proses Pembuatan Laporan

Gambar 3.10 menggambarkan aliran data proses pembuatan laporan. Didalamnya terdapat 2 proses yaitu proses membuat laporan pelayanan medis dan proses membuat laporan perangkat medis. Laporan ini ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap pelayanan yang telah dilakukan.

Laporan Perangkat M edi s Laporan Pel ayanan Geografi s 1

Proses Pem buatan Laporan Pel ayanan

Geografi s

2

Proses Pem buatan Laporan Perangkat

M edi s

USER

KEPALA DINAS KESEHAT AN

Gambar 3.10. DFD Level 1 Proses Pembuatan Laporan

3.3.2 Entity Relationalship Diagram

ERD menggambarkan proses dan hubungan data yang digunakan dalam sistem. ERD juga menunjukkan struktur keseluruhan kebutuhan data dari pemakai. Dalam ERD data tersebut digambarkan dengan menggunakan simbol entity. Dalam perancangan sistem ini penyusun membuat beberapa entity yang saling terkait untuk menyediakan data yang dibutuhkan oleh sistem, diantaranya :

a. Entity Data Apotik, menyimpan seluruh data Apotik.

b. Entity Data Lab, menyimpan seluruh data Laboratorium umum.


(37)

d. Entity Data Area, menyimpan seluruh data area perkecamatan.

e. Entity Data Spesialisasi, menyimpan data spesialisasi terhadap penyakit.

f. Entity Data Tenaga Medis, menyimpan seluruh data Tenaga Medis.

g. Entity Data Instansi Kesehatan, menyimpan seluruh data dari instansi

kesehatan yang ada.

h. Entity Data Infobaru, menyimpan seluruh data informasi kesehatan.

i. Entity Data bukutamu, menyimpan seluruh data pengunjung site.

ERD Conceptual dapat dilihat pada gambar 3.11 sedangkan ERD Physical tiap entity ditambahkan attribute tipe data yang digunakan oleh entity tersebut. Untuk lebih jelasnya ERD Physical dapat dilihat pada gambar 3.12.

s pes iali sas i_tanaga_medi s

jalan_lab ins tansi _t enaga_medis

jalan_tenaga_medis jalan_apoti k

area_j al an

jalan_inst ans i_kes ehat an AREA ID_AREA NAMA_AREA JALAN ID_JALAN NAMA_JALAN PANJANG INSTANSI_KESEHATAN ID_INSTANSI NAMA_INSTANSI NO_TELP FAX STATUS NO KETERANGAN APOTIK KODE_APOTIK NO_SIK NAMA_APOTIK APOTEKER PEMILIK NO_SIA NO NO_TELP FAX TENAGA_MEDIS NIK NO_SIP NAMA_TM NO NO_TELP NO_HP STATUS_KERJA HARI_PRAKTEK JAM_PRAKTEK KETERANGAN LAB KODE_LAB NAMA_LAB ASS_LAB NO_SILAB NO NO_TELP FAX SPESIALISASI KODE_SP JENIS_PENYAKIT KETERANGAN BUKU_TAMU NO NAMA ALAMAT EMAIL SARAN INFOBARU NO JUDUL INFO STATUS


(38)

Dari ERD Conceptual ( gambar 3.11 ) dapat diperoleh ERD Physical yang dapat dilihat pada gambar 3.12 dibawah ini :

KODE_SP = KODE_SP

ID_J ALAN = ID_JALAN ID_INST ANSI = ID_INST ANSI

ID_J ALAN = ID_JALAN ID_J ALAN = ID_JALAN

ID_AREA = I D_AREA

ID_J ALAN = ID_JALAN

AREA ID_AREA varchar(5) NAMA_AREA varchar(50) JALAN ID_JALAN varchar(5) ID_AREA varchar(5) NAMA_JALAN varchar(50) PANJANG float(9) INSTANSI_KESEHATAN ID_INSTANSI varchar(5) NAMA_INSTANSI varchar(50) NO_TELP varchar(50) FAX varchar(10) STATUS varchar(30) ID_JALAN varchar(5) NO varchar(5) KETERANGAN varchar(200) APOTIK KODE_APOTIK varchar(6) NO_SIK varchar(8) NAMA_APOTIK varchar(50) APOTEKER varchar(50) PEMILIK varchar(50) NO_SIA varchar(25) ID_JALAN varchar(5) NO varchar(5) NO_TELP varchar(10) FAX varchar(10) TENAGA_MEDIS NIK varchar(9) NO_SIP varchar(20) NAMA_TM varchar(50) ID_JALAN varchar(5) ID_INSTANSI varchar(5) KODE_SP varchar(8) NO varchar(5) NO_TELP varchar(10) NO_HP varchar(13) STATUS_KERJA varchar(15) HARI_PRAKTEK varchar(50) JAM_PRAKTEK varchar(15) KETERANGAN varchar(100) LAB KODE_LAB varchar(5) NAMA_LAB varchar(50) ASS_LAB varchar(20) NO_SILAB varchar(30) ID_JALAN varchar(5) NO varchar(5) NO_TELP varchar(10) FAX varchar(10) SPESIALISASI KODE_SP varchar(8) JENIS_PENYAKIT varchar(50) KETERANGAN varchar(100) BUKU_TAMU NO varchar(5) NAMA varchar(50) ALAMAT varchar(50) EMAIL varchar(50) SARAN varchar(200) INFOBARU NO varchar(9) JUDUL varchar(20) INFO varchar(1000) STATUS varchar(2)

Gambar 3.12. ERD Physical

3.4 Struktur File

Berikut ini adalah file database dengan nama gis.mdf dan table-tabel yang dipergunakan dalam perancangan “Sistem Informasi Dinas Kesehatan Kabupaten Jember” :


(39)

a. Nama Tabel : INSTANSI_KESEHATAN

Fungsi : Menyimpan data instansi kesehatan

Tabel 3.1 Tabel Data INSTANSI_KESEHATAN

Nama Field Type Length Keterangan

ID_INSTANSI Varchar 5 Primary Key

NAMA_INSTANSI Varchar 50

NO_TELP Varchar 50

FAX Varchar 10

STATUS Varchar 30 RS/Puskesmas/Klinik

ID_JALAN Varchar 5 Foreign Key

NO Varchar 5

KETERANGAN Varchar 200

b. Nama Tabel : APOTIK

Fungsi : Menyimpan data apotik

Tabel 3.2 Tabel Data Apotik

Nama Field Type Length Keterangan

KODE_APOTIK Varchar 6 Primary Key

NO_SIK Varchar 8

NAMA_APOTIK Varchar 50

APOTEKER Varchar 50

PEMILIK Varchar 50

NO_SIA Varchar 25


(40)

Nama Field Type Length Keterangan

NO Varchar 5

NO_TELP Varchar 10

FAX Varchar 10

c. Nama Tabel : LAB

Fungsi : Menyimpan data laboratorium umum

Tabel 3.3 Tabel Data Laboratorium Umum

Nama Field Type Length Keterangan

KODE_LAB Varchar 10 Primary Key

NAMA_LAB Varchar 20

ASS_LAB Varchar 20

NO_SILAB Varchar 30

ID_JALAN Varchar 5 Foreign Key

NO Varchar 5

NO_TELP Varchar 10


(41)

d. Nama Tabel : SPESIALISASI

Fungsi : Menyimpan data spesialisasi

Tabel 3.4 Tabel Data Spesialisasi

Nama Field Type Length Keterangan

KODE_SP Varchar 8 Primary Key

JENIS_PENYAKIT Varchar 50

KETERANGAN Varchar 100

e. Nama Tabel : AREA

Fungsi : Menyimpan data area atau kecamatan

Tabel 3.5 Tabel Data Area

Nama Field Type Length Keterangan

ID_AREA Varchar 5 Primary Key

NAMA_AREA Varchar 50

f. Nama Tabel : JALAN

Fungsi : Menyimpan data jalan

Tabel 3.6 Tabel Data Jalan

Nama Field Type Length Keterangan

ID_JLN Varchar 5 Primary Key

ID_AREA Varchar 5 Foreign Key

NAMA_JALAN Varchar 50


(42)

g. Nama Tabel : TENAGA_MEDIS

Fungsi : Menyimpan data para tenaga medis

Tabel 3.7 Tabel Data Tenaga Medis

Nama Field Type Length Keterangan

NIK Varchar 5 Primary Key

NO_SIP Varchar 20

NAMA_TM Varchar 50

ID_JALAN Varchar 5 Foreign Key

ID_INSTANSI Varchar 5 Foreign Key

KODE_SP Varchar 8 Foreign Key

NO Varchar 5

NO_TELP Varchar 10

NO_HP Varchar 13

STATUS_KERJA Varchar 15 Aktif/Tidak Aktif

HARI_PRAKTEK Varchar 50

JAM_PRAKTEK Varchar 15


(43)

h. Nama Tabel : BUKU_TAMU

Fungsi : Menyimpan data pengunjung website

Tabel 3.8 Tabel Data Buku_Tamu

Nama Field Type Length Keterangan

NO Varchar 5 Primary Key

NAMA Varchar 50

ALAMAT Varchar 50

EMAIL Varchar 50

SARAN Varchar 200

i. Nama Tabel : INFOBARU

Fungsi : Menyimpan data info baru

Tabel 3.9 Tabel Data InfoBaru

Nama Field Type Length Keterangan

NO Varchar 9 Primary Key

JUDUL Varchar 20

INFO Varchar 1000


(44)

3.5 Rancangan Input

Rancangan input digunakan untuk mempermudah pemakaian sistem. Dalam pembuatan rancangan input penyusun memakai konsep interaksi manusia dengan komputer sehingga pengguna akan mudah mengetahui dan mengikuti alur program dengan mudah. Berikut ini adalah rancangan input dari Sistem Informasi Dinas Kesehatan Kabupaten Jember berbasis geografis :

3.5.1 Rancangan Form Utama

Form pada Gambar 3.13 ini merupakan tampilan awal saat program dijalankan atau dikenal dengan istilah splash screen :

Gambar 3.8 Rancangan form Utama

Gambar 3.13 Rancangan Tampilan Awal Instansi Kesehatan

Jl. Srikoyo No. 25-28 Telp: (0331) 487577, (0331) 426624


(45)

3.5.2 Rancangan Input Data Instansi Kesehatan

Form yang terdapat pada Gambar 3.14 ini digunakan untuk menyimpan data instansi kesehatan yang ada seperti rumah sakit, klinik maupun puskesmas.

Gambar 3.14 Rancangan Input Data Instansi Kesehatan

DATA INSTANSI KESEHATAN ID Instansi :

Nama :

Alamat :

No.Telpon :

Status :


(46)

3.5.3 Rancangan Input Data Apotik

Form yang terdapat pada gambar 3.15 ini digunakan untuk menyimpan data apotik yang ada di daerah Jember.

Gambar 3.15 Rancangan Input Data Apotik

3.5.4 Rancangan Input Data Jalan

Form yang terdapat pada Gambar 3.16 digunakan untuk menyimpan data jalan yang ada didaerah jember untuk digunakan dalam proses informasi geografi.

Gambar 3.16 Rancangan Input Data Jalan

DATA APOTIK Kode Apotik :

Nama :

Alamat :

No_SIA :

Apoteker :

No.Telpon :

Entry Cari Batal Keluar

DATA JALAN

ID Jalan :

Nama :

Panjang :


(47)

3.5.5 Rancangan Input Data Area

Form yang terdapat pada Gambar 3.17 ini digunakan untuk menyimpan data-data area atau kecamatan yang ada didaerah Kabupaten Jember.

Gambar 3.17 Rancangan Input Data Area

3.5.6 Rancangan Input Data Spesialisasi

Form yang terdapat pada Gambar 3.18 ini digunakan untuk menyimpan data spesialisasi suatu tenaga medis terhadap penyakit.

Gambar 3.18 Rancangan Input Data Spesialisasi

DATA AREA

ID Area :

Nama :

Entry Cari Batal Keluar

DATA SPESIALISASI

No. Sp :

Jenis Penyakit : Spesifikasi :


(48)

3.5.7 Rancangan Input Data Laboratorium Umum

Form yang terdapat pada Gambar 3.19 ini digunakan untuk menyimpan data-data Laboratorium yang ada di daerah Jember.

Gambar 3.19 Rancangan Input Data Laboratorium

DATA LABORATORIUM UMUM

Kode Lab :

Nama :

Alamat :

No_Silab :

Ass Lab :

No.Telpon :


(49)

3.5.8 Rancangan Input Data Tenaga Medis

Form yang terdapat pada Gambar 3.20 ini digunakan untuk menyimpan data-data Tenaga Medis yang ada di daerah Jember. Baik berupa dokter, dokter spesialis, maupun bidan.

Gambar 3.20 Rancangan Input Data Tenaga Medis

DATA TENAGA MEDIS

NIK :

Nama :

Alamat :

No_SIP :

Status :

No.Telpon :

Praktek :


(50)

3.6 Rancangan Output

Informasi output yang dihasilkan oleh sistem berupa laporan dan data hasil pencarian yang dapat dilihat di situs yang sudah dibuat.

3.6.1 Laporan Pelayanan Medis

Rancangan output pada gambar 3.21 menampilkan data transaksi pencarian yang dilakukan.

Gambar 3.21 Rancangan output Laporan Pelayanan Medis

3.6.2 Laporan Perangkat Medis

Rancangan output pada gambar 3.22 menampilkan data para perangkat medis yang ada serta instansi, apotik, serta laboratorium umum.

Gambar 3.22 Rancangan output Laporan Tenaga Medis

LAPORAN PELAYANAN MEDIS DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER

Jl. Srikoyo No.25 – 28 Jember

Tanggal Jenis Pelayanan Tenaga Medis Instansi

dd-mm-yy 9999999 9999999 99999

dd-mm-yy 9999999 9999999 99999

LAPORAN TENAGA MEDIS

DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER Jl. Srikoyo No.25 – 28

Jember

dd-mm-yyyy Status Nama Nama Instansi Alamat Praktek

999999 999999 9999999999 99999 99999


(51)

3.7 Rancangan Online

Rancangan online merupakan rancangan situs Dinas Kesehatan yang dapat diakses oleh masyarakat secara umum.

3.7.1 Rancangan Sistem Menu

Gambar 3.23 merupakan tampilan awal dari situs Dinas Kesehatan Kabupaten Jember.

Gambar 3.23 Rancangan Sistem Menu

Copy Right @ 2004 Dinas Kesehatan Kabupaten Jember

Jl.Srikoyo no 25 – 28

J b Home Profile Pelayanan Info Sehat Buku Tamu Info …. …. …. …. SELAMAT DATANG PADA SITUS

DINAS KESEHATAN KAB.JEMBER

Anda dapat melakukan pencarian tenaga medis, instansi kesehatan, Apotik, Lab, …(klick pada menu yang diinginkan)

Informasi RS Klinik DR Apotik Laboratorium


(52)

3.7.2 Rancangan Menu Pelayanan

Gambar 3.24 merupakan tampilan menu pelayanan dari situs Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, yang berisi mengenai informasi secara geografis dalam proses pencarian data yang diinginkan oleh user.

Gambar 3.24 Rancangan Menu Pelayanan

Copy Right @ 2004 Dinas Kesehatan Kabupaten Jember

Jl.Srikoyo no 25 – 28 Jember

Info

…. …. …. …. Fasilitas & Pelayanan

Informasi Dinas Kesehatan

Anda dapat melakukan pencarian tenaga medis, instansi kesehatan, Apotik, Lab, …(click pada menu yang diinginkan)

Peta Kab. Jember

Home Profile Pelayanan Info Sehat Buku Tamu

Informasi

RS Klinik DR Apotik Laboratorium


(53)

3.7.3 Rancangan Menu Pencarian

Gambar 3.25 merupakan tampilan menu pelayanan pencarian yang dipilih dari menu fasilitas dan pelayanan dari situs Dinas Kesehatan Kabupaten Jember. Dimana user diberi akan diminta untuk menginputkan data instansi yang akan dicari. Apabila diklik tombol cari maka akan menuju situs akan menuju pada menu peta wilayah yang bersangkutan dan juga dapat menunjukkan jalan menuju tempat yang dimaksud.

Gambar 3.25 Rancangan Menu Pelayanan

Copy Right @ 2004 Dinas Kesehatan Kabupaten Jember

Jl.Srikoyo no 25 – 28 Jember Info …. …. …. …. Fasilitas & Pelayanan

Pencarian Instansi Kesehatan Status Instansi : Puskesmas,Klinik,RS

Kecamatan :

Posisi Anda : Ex:Jl. mawar-(nm_kec)

Anda dapat melakukan pencarian tenaga medis, instansi kesehatan, Apotik, Lab, …(click pada menu yang diinginkan) Cari Home Profile Pelayanan Info Sehat Buku Tamu Informasi RS Klinik DR Apotik Laboratorium


(54)

3.7.4 Rancangan Hasil

Gambar 3.26 merupakan tampilan hasil dari pencarian

Gambar 3.26 Menu Hasil

Copy Right @ 2004 Dinas Kesehatan Kabupaten Jember

Jl.Srikoyo no 25 – 28 Jember

Info

…. …. …. …. Fasilitas & Pelayanan

Pencarian Instansi Kesehatan

Jalur Terdekat : Jl.Trunojoyo – Jl.Jawa

Anda dapat melakukan pencarian tenaga medis, instansi kesehatan, Apotik, Lab, …(klick pada menu yang diinginkan)

Home Profile Pelayanan Info Sehat Buku Tamu

Informasi

RS Klinik DR Apotik Laboratorium


(55)

Berdasarkan data lokasi dan data kebutuhan yang dimiliki oleh setiap user atau pengguna, akan dilakukan proses pencarian lokasi serta instansi secara geografis dengan pemanfaatan pemetaan secara langsung.

4.1 Implementasi Sistem

Analisa sistem dilakukan untuk mengukur kesesuaian pola pembelajaran dari algoritma koloni semut dalam pencarian rute terpendek dengan menggunakan konsep Greedy Heuristik yang membantu menemukan solusi yang cocok dalam menemukan rute terpendek.

4.1.1 Kebutuhan Komputer

Komputer yang digunakan untuk menjalankan program Sistem Informasi Geografis pada Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, mempunyai spesifikasi minimal sebagai berikut :

Processor : AMD Duron 650 Mhz

RAM : 192 MB

Hardisk : 10,2 GB

Sistem Operasi yang digunakan adalah salah satu dari Windows 9x, Windows 2000, atau Windows NT. Sistem Operasi Windows XP tidak dapat digunakan untuk menjalankan program ini karena terdapat salah satu software pendukung yang digunakan tidak dapat dikenali pada Windows XP. Selain itu pada komputer tersebut sebaiknya disertakan juga beberapa software pendukung


(56)

diantaranya : software Dreamweaver MX untuk mengolah web, SQL Server 7.0 sebagai database, Arc View untuk pembuatan peta, Visual Basic 6.0 untuk pengolahan peta, dan Map Object 2.0 untuk menghubungkan Visual Basic 6.0 dengan data spasial agar dapat ditampilkan pada user.

4.2 Penggunaan Program Sistem Informasi Geografis pada Dinas Kesehatan Kabupaten Jember

Program Sistem Informasi Geografis pada Dinas Kesehatan Kabupaten Jember ini dapat diakses oleh banyak user. Pada saat program dijalankan pada browser, maka tampil halaman utama dari program seperti terlihat pada gambar 4.1 dibawah ini.


(57)

Pada tiap halaman disediakan beberapa menu pelayanan, antara lain : menu pelayanan informasi Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, informasi instansi kesehatan yang berada didaerah Jember, Info Kesehatan, dan juga pelayanan informasi geografis. Pada menu utama pelayanan informasi Dinas Kesehatan terdapat menu home yang sekaligus halaman utama dari web ini. Kemudian menu profile yang menampilkan profile dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jember seperti terlihat pada gambar 4.2.

Gambar 4.2 Tampilan Profile Dinas Kesehatan

Menu selanjutnya adalah menu info kesehatan. Seperti digambarkan pada gambar 4.3. Menu layanan info kesehatan berisi info-info kesehatan sebagai


(58)

bentuk kepedulian pada masyarakat terhadap pentingnya informasi kesehatan. Selain pada tabel, juga dapat dilakukan klik pada menu info sehat yang terletak pada menu sebelah kanan.

Gambar 4.3 Tampilan menu info kesehatan

Setelah menu info kesehatan terdapat menu buku tamu untuk mengetahui saran dan kritik dari masyarakat seperti terlihat pada Gambar 4.4. Hal ini dilakukan untuk memperoleh kritik membangun bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Jember dalam mengembangkan pelayanannya pada masyarakat.


(59)

Gambar 4.4. Tampilan Menu Buku Tamu

Selain menyediakan informasi secara umum, terdapat juga fasilitas pencarian berbasis text (seperti gambar 4.5). Pada halaman ini terdapat kolom info yang jika diklik akan menampilkan detail dari instansi yang bersangkutan, termasuk dokter, spesialisasi dokter dan lainnya seperti pada gambar 4.6. Pencarian berbasis text memberikan informasi tentang hal yang akan dicari. Jika informasi yang diinginkan telah ditemukan, pengguna dapat melakukan pencarian data lokasi pada menu fasilitas dan pelayanan dengan memasukkan data yang telah ada.


(60)

Gambar 4.5. Informasi text pencarian Rumah Sakit

Pencarian Rumah Sakit berbasis text ini menginformasikan rumah sakit yang berada didaerah Jember. Informasi tersebut berisi alamat kecamatan dan nomer telpon. Selain itu, jika diklik info, akan tampil daftar dokter yang berada pada rumah sakit tersebut.


(61)

Gambar 4.6 Detail Instansi Kesehatan

Untuk pencarian tenaga medis, rumah sakit dan puskesmas terdapat kolom info yang jika diklik, manampilkan detail dari pencarian yang diinginkan. Informasi berbasis text dilengakpi fasilitas pencarian berdasarkan kecamatan (seperti gambar 4.7) dan untuk tenaga medis, pencarian dilakukan berdasarkan spesialisasi tenaga medis (seperti gambar 4.8)


(62)

Gambar 4.7 Pencarian RS berdasarkan Kecamatan

Sebelum melakukan pencarian berdasarkan kecamatan, user diminta memilih kecamatan tujuan yang akan ditampilkan. Setelah user memilih kecamatan tujuan, akan tampil secara langsung daftar instansi yang berada dikecamatan tersebut. Jika data yang dicari tidak ada maka terdapat pesan bahwa data yang dicari dikecamatan yang bersangkutan tidak ada.

Fasilitas pencarian yang lain adalah pencarian tenaga medis yang didasarkan pada spesialisasi. Seperti pada Gambar 4.8.


(63)

Gambar 4.8 Pencarian Tenaga Medis berdasarkan spesialisasi

Pada menu pencarian tenaga medis, user diminta memilih spesialisasi dokter yang diinginkan pada item menu spesifikasi. Setelah dipilih, akan tampil daftar dokter yang sesuai dengan pilihan. Jika data yang dicari tidak ada terdapat pesan bahwa data tenaga medis yang dicari tidak ada.

Selain pencarian berbasis text, juga terdapat menu pencarian berbasis geografis yang merupakan pengembangan dari web Dinas Kesehatan Kabupaten Jember lama. Pada menu ini pengguna dapat memanfaatkan fasilitas pencarian instansi kesehatan, apotik, laboratorium dan tenaga medis secara geografis. Tampilan utama dari menu ini seperti terlihat pada gambar 4.9.


(64)

Gambar 4.9 Tampilan Menu Pelayanan Geografis

Pada tampilan awal menu pelayanan geografis, disediakan beberapa alternatif model pencarian. Diantaranya : pencarian rumah sakit, apotik, laboratorium, klinik, puskesmas, dan tenaga medis yang meliputi dokter umum, dokter gigi, bidan, dan dokter spesialis. Model pencarian tersebut dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan pengguna. Pada menu layanan geografis, user dapat melakukan pencarian data wilayah, jalan, memperbesar dan memperkecil peta, menggeser juga mengidentifikasikan wilayah secara umum. Jika dipilih menu pencarian rumah sakit, akan tampil halaman seperti pada gambar 4.10.


(65)

Gambar 4.10 Form Pencarian Rumah Sakit

Pada form ini diinputkan posisi kita berupa jalan dan kecamatan serta nama rumah sakit yang dicari, dimana data rumah sakit yang bersangkutan dicari pada pencarian data rumah sakit yang berbasis text. Setelah ditekan tombol cari maka akan tampil rute terdekat rumah sakit dari posisi user berada.

4.3 Pengujian Program

Program aplikasi ini merupakan pengembangan dari aplikasi Dinas Kesehatan sebelumnya. Beberapa hal yang dikembangkan antara lain : sistem pencarian berbasis text (yang meliputi : pencarian tenaga medis, pencarian rumah sakit, pencarian laboratorium, atau pencarian apotik) serta sistem pencarian


(66)

berbasis geografis. Berikut ditampilkan pada gambar 4.11 program aplikasi Sistem Informasi Dinas Kesehatan yang lama.

Gambar 4.11 Sistem Informasi Dinas Kesehatan yang lama

Gambar 4.11 merupakan situs lama Dinas Kesehatan Kabupaten Jember. Sistem layanan yang diberikan oleh Dinas Kesehatan meliputi Profile, Visi dan Misi, Data instansi serta info sehat. Data instansi yang diberikan berupa data rumah sakit dikabupaten Jember, seperti pada gambar 4.12. Dalam layanan Data instansi ini, user dapat mengetahui info rumah sakit. Data tenaga medis, laboratorium, dan apotik tidak ditampilkan,sehingga dirasa kurang lengkap.


(67)

4.12 Data instansi kesehatan lama

Data pada sistem informasi yang lama dianggap kurang lengkap dan kurang memberi informasi kepada masyarakat mengenai tenaga medis berupa dokter umum, dokter spesialis dan bidan, apotik serta laboratorium umum. Pengembangan yang dilakukan berupa perbaikan situs, pencarian berbasis text dan pencarian berbasis geografis. Situs Dinas Kesehatan Kabupaten Jember dikembangkan dengan melengkapi informasi yang telah ada, dengan berbagai pilihan menu yang mampu memberikan layanan secara lengkap kepada masyarakat. Bentuk situs yang merupakan pengembangan situs Dinas Kesehatan Kabupaten Jember lama tampak seperti pada gambar 4.13.


(68)

4.13 Hasil Pengembangan situs

Pengembangan lain pada situs yang Dinas Kesehatan yang baru ini berupa pencarian berbasis text dan pencarian berbasis geografis. Dimisalkan jika mencari dokter spesialis pada suatu rumah sakit, dan mencari lokasi rumah sakit itu dari posisi pengguna. Permasalahan yang ada adalah mencari dokter spesialis pada suatu rumah sakit dan mencari secara geografis letak rumah sakit dalam peta. Hal pertama yang dilakukan adalah mencari rumah sakit dan dokter spesialis, seperti pada gambar 4.14.


(69)

4.14 Pencarian Rumah Sakit

Jika ingin mengetahui dokter yang berada pada rumah sakit, klik info pada kolom info. Kolom ini akan menampilkan secara detail informasi rumah sakit yang bersangkutan. Seperti terlihat pada Gambar 4.15.


(70)

Gambar 4.15 Detil Info Rumah Sakit

Setelah menemukan dokter spesialis yang dimaksud, user melakukan pencarian secara geografis lokasi rumah sakit terbut dengan memilih menu fasilitas dan pelayanan yang terdapat pada menu utama situs, yang kemudian tampil menu fasilitas seperti pada gambar 4.16.


(71)

4.16 Fasilitas Pelayanan Geografis

Pada halaman ini ditampilkan menu pencarian berupa rumah sakit, apotik, tenaga medis, atau laboratorium klinik. Jika pada permasalahan diatas dilakukan pada rumah sakit, lakukan klik pada pencarian rumah sakit. Kemudian tampil menu seperti pada gambar 4.17 . User diminta mengisikan posisi user, dan nama rumah sakit yang dicari.


(72)

Gambar 4.17 Pencarian RS secara geografis

Setelah mengisikan data klik tombol cari. Maka akan tampil jalur terdekat dari posisi user ke lokasi rumah sakit. Selain ditampilkan secara geografis, jalur terdekat akan ditampilkan secara tertulis.


(73)

4.4 Analisa Hasil

Setelah diketahui hasil dari pengujian program yang berupa jalur terpendek, maka dapat dilakukan analisa dengan penghitungan secara manual untuk membuktikan kebenaran program.

Gambar 4.18 merupakan gambar peta jember yang telah diberi angka yang berfungsi sebagai node peta.

Gambar 4.18 Peta Jember

Dari gambar peta pada gambar 4.18 diperoleh data sebagai berikut : Jumlah Node (percabangan) : 116 node

Jumlah Edge (jalan) : 158 edge Nilai alpha : 0.5


(74)

Nilai p (rho) : 0.5 Nilai Q : 10000 Jumlah Semut (m) : 25 Jumlah Loop : 30

Dari keterangan diatas, maka dapat dilakukan pengujian pencarian rute sebagai berikut :

Nest ( posisi awal ) : node (114)  JL.PB.Sudirman, Kec.Jombang

Food ( posisi tujuan ) : node (29)  Rumah Sakit PTPN XII Kaliwates

Posisi awal merupakan posisi user berada, sedangkan posisi tujuan merupakan posisi instansi tujuan yang dicari user. Dari data-data tersebut, maka dihitung menggunakan rumus dibawah ini :

Rumus Menghitung Jumlah Feromone (Rumus 1):

Rumus Menghitung Probabilitas (Rumus 2):


(75)

Hasil Perhitungan

Gambar 4.19 Hasil Pencarian Alur penghitungannya adalah sebagai berikut :

1. Inisialisasi NC = 0 (variabel counter), NCmax=10

2. Inisialisasi S = 1 (Index list Tabu) For k = 1 to m

inisialisasi list Tabuk

tempatkan node awal kedalam list Tabuk(S)

3. Repeat until list Tabu is Full S = S + 1


(76)

For k = 1 to m

Tentukan gerak semut ke-k berdasarkan probabilitas (rumus 2)

Masukan node yang telah ditentukan kedalam list Tabuk(S)

4. For k = 1 to m

Pindahkan semut ke-k keawal list Tabu yaitu ke list Tabuk(1)

Hitung panjang jalur yang telah dilewati oleh semut ke-k Perbaharui nilai jalur terpendek

For every edge/jalur For k = 1 to m

Perbahurui nilai feromone (rumus 1)

5. NC = NC + 1

6. If (NC < NCmax) or (not stagnation behavior)

Empty All list Tabu Goto step 2

Else

Cetak Shortest Path Stop

Setelah dilakukan perhitungan sesuai dengan alur penghitungan diatas, didapat nilai akhir feromone untuk setiap edge ( jalan ) :

Tabel 4.1 Tabel Jumlah Feromone

No Edge Jumlah Feromone No Edge Jumlah Feromone

1 Edge( 1 , 2 ) 0 66 Edge( 26 , 24 ) 0,3466


(77)

3 Edge( 1 , 5 ) 0 68 Edge( 27 , 26 ) 0,3466

4 Edge( 2 ,1 ) 0 69 Edge( 27 , 28 ) 42,7988

5 Edge( 2 , 4 ) 0 70 Edge( 27 , 29 ) 58,8794

6 Edge( 3 , 1) 0 71 Edge( 27 , 30 ) 17,9662

7 Edge( 3 , 6 ) 0 72 Edge( 28 , 25 ) 0

8 Edge( 4 , 2 ) 0 73 Edge( 28 , 27 ) 12,9119

9 Edge( 4 , 7 ) 0 74 Edge( 28 , 29 ) 51,9774

10 Edge( 5 , 1 ) 0 75 Edge( 28 , 31 ) 36,2320

11 Edge( 5 , 7 ) 0 76 Edge( 29 , 27 ) 0

12 Edge( 6 , 3 ) 0 77 Edge( 29 , 28 ) 0

13 Edge( 6 , 8 ) 0 78 Edge( 29 , 33 ) 0

14 Edge( 7 , 4) 0 79 Edge( 30 , 27 ) 27,3782

15 Edge( 7 , 5 ) 0 80 Edge( 30 , 38 ) 26,0853

16 Edge( 7 , 8) 0 81 Edge( 30 , 86 ) 28,4249

17 Edge( 7 , 9 ) 0 82 Edge( 30 , 91 ) 0

18 Edge( 8 , 6 ) 0 83 Edge( 31 , 28 ) 0

19 Edge( 8 , 7 ) 0 84 Edge( 31 , 32 ) 36,2330

20 Edge( 8 , 12 ) 0 85 Edge( 32 , 31 ) 0

21 Edge( 9 , 7 ) 0 86 Edge( 32 , 33 ) 36,2330

22 Edge( 9 , 10 ) 94,0453 87 Edge( 32 , 34 ) 0 23 Edge( 9 , 11 ) 0 88 Edge( 33 , 29 ) 90,7158

24 Edge( 9 , 12 ) 0 89 Edge( 33 , 32 ) 0

25 Edge( 10 , 9 ) 0 90 Edge( 33 , 36 ) 0

26 Edge( 10 ,11 ) 94,0453 91 Edge( 33 , 37 ) 0

27 Edge( 11 , 9 ) 0 92 Edge( 34 , 32 ) 0

28 Edge( 11 , 10 ) 0 93 Edge( 34 , 39 ) 0

29 Edge( 11 , 13 ) 0 94 Edge( 34 , 40 ) 0

30 Edge( 11 , 14 ) 94,0453 95 Edge( 35 , 36 ) 0

31 Edge( 12 , 8 ) 0 96 Edge( 35 , 42 ) 0

32 Edge( 12 , 9) 0 97 Edge( 36 , 33 ) 0

33 Edge( 12 , 13) 94,0453 98 Edge( 36 , 35 ) 0 34 Edge( 13 , 11 ) 0 99 Edge( 36 , 37 ) 28,4239 35 Edge( 13 , 12) 94,0453 100 Edge( 36 , 44 ) 0 36 Edge( 13 , 110 ) 0 101 Edge( 37 , 33 ) 54,4832

37 Edge( 14 , 11 ) 0 102 Edge( 37 , 36 ) 0

38 Edge( 14 , 15 ) 94,0453 103 Edge( 37 , 38 ) 0

39 Edge( 15 , 14 ) 0 104 Edge( 38 , 30 ) 0

40 Edge( 15 , 16 ) 94,0453 105 Edge( 38 , 37 ) 26,0537

41 Edge( 15 , 17 ) 0 106 Edge( 39 , 40 ) 0

42 Edge( 16 , 15 ) 0 107 Edge( 39 , 48 ) 0

43 Edge( 16 , 18 ) 94,0453 108 Edge( 40 , 34 ) 0

44 Edge( 17 , 15 ) 0 109 Edge( 40 , 39 ) 0

45 Edge( 17 , 18 ) 0 110 Edge( 40 , 41 ) 0

46 Edge( 17 , 19 ) 40,1257 111 Edge( 40 , 42 ) 0

47 Edge( 18 , 16 ) 0 112 Edge( 41 , 40 ) 0

48 Edge( 18 , 17 ) 40,1257 113 Edge( 41 , 46 ) 0 49 Edge( 18 , 20 ) 51,8902 114 Edge( 42 , 35 ) 0 50 Edge( 18 , 21 ) 19,1871 115 Edge( 42 , 40 ) 0

51 Edge( 19 , 17 ) 0 116 Edge( 42 , 43 ) 0

52 Edge( 19 , 22 ) 40,1257 117 Edge( 43 , 42 ) 0 53 Edge( 20 , 18 ) 0,8975 118 Edge( 43 , 45 ) 0 54 Edge( 20 , 100 ) 51,8902 119 Edge( 44 , 36 ) 28,4229 55 Edge( 21 , 18 ) 16,2062 120 Edge( 44 , 47 ) 0 56 Edge( 21 , 103 ) 19,1871 121 Edge( 45 , 43 ) 0

57 Edge( 22 , 19 ) 0 122 Edge( 45 , 46 ) 0

58 Edge( 22 , 100 ) 0 123 Edge( 45 , 47 ) 28,4229 59 Edge( 22 , 116 ) 137,6770 124 Edge( 46 , 41 ) 0 60 Edge( 23 , 25 ) 58,3225 125 Edge( 46 , 45 ) 28,4229

61 Edge( 23 , 116 ) 0 126 Edge( 46 , 47 ) 0

62 Edge( 24 , 26) 79,7011 127 Edge( 46 , 82 ) 0 63 Edge( 24 , 116) 0,3466 128 Edge( 47 , 44 ) 28,4229

64 Edge( 25 , 23 ) 0 129 Edge( 47 , 45 ) 0


(78)

No Edge Jumlah Feromone No Edge Jumlah Feromone 131 Edge( 48 , 39 ) 0 196 Edge( 71 , 82 ) 28,4229 132 Edge( 48 , 49 ) 0 197 Edge( 72 , 71 ) 28,4229

133 Edge( 49 , 48 ) 0 198 Edge( 72 , 73 ) 0

134 Edge( 49 , 50 ) 0 199 Edge( 73 , 72 ) 28,4229

135 Edge( 49 , 54 ) 0 200 Edge( 73 , 74 ) 0

136 Edge( 50 , 49 ) 0 201 Edge( 73 , 80 ) 0

137 Edge( 50 , 51 ) 0 202 Edge( 74 , 73 ) 0

138 Edge( 51 , 50 ) 0 203 Edge( 74 , 75 ) 0

139 Edge( 51 , 52 ) 0 204 Edge( 75 , 74 ) 0

140 Edge( 51 , 68 ) 0 205 Edge( 75 , 76 ) 0

141 Edge( 51 , 71 ) 0 206 Edge( 75 , 77 ) 0

142 Edge( 52 , 51 ) 0 207 Edge( 76 , 69 ) 0

143 Edge( 52 , 53 ) 0 208 Edge( 76 , 75 ) 0

144 Edge( 52 , 55 ) 0 209 Edge( 77 , 75 ) 0

145 Edge( 53 , 52 ) 0 210 Edge( 77 , 78 ) 0

146 Edge( 53 , 54 ) 0 211 Edge( 78 , 77 ) 0

147 Edge( 54 , 49 ) 0 212 Edge( 78 , 79 ) 0

148 Edge( 54 , 53 ) 0 213 Edge( 78 , 87 ) 0

149 Edge( 54 , 115 ) 0 214 Edge( 79 , 78 ) 0

150 Edge( 55 , 52 ) 0 215 Edge( 79 , 80 ) 0

151 Edge( 55 , 56 ) 0 216 Edge( 80 , 73 ) 28,4229

152 Edge( 56 , 55 ) 0 217 Edge( 80 , 79 ) 0

153 Edge( 56 , 57 ) 0 218 Edge( 80 , 81 ) 0

154 Edge( 56 , 59 ) 0 219 Edge( 81 , 80 ) 28,4229

155 Edge( 57 , 56 ) 0 220 Edge( 81 , 83 ) 0

156 Edge( 57 , 58 ) 0 221 Edge( 82 , 46 ) 28,4229

157 Edge( 57 , 115 ) 0 222 Edge( 82 , 71 ) 0

158 Edge( 58 , 57 ) 0 223 Edge( 83 , 81 ) 28,4229

159 Edge( 58 , 60 ) 0 224 Edge( 83 , 84 ) 0

160 Edge( 59 , 56 ) 0 225 Edge( 83 , 85 ) 0

161 Edge( 59 , 66 ) 0 226 Edge( 84 , 83 ) 28,4229

162 Edge( 60 , 58 ) 0 227 Edge( 84 , 85 ) 0

163 Edge( 60 , 61 ) 0 228 Edge( 84 , 86 ) 0

164 Edge( 60 , 63 ) 0 229 Edge( 85 , 83 ) 0

165 Edge( 60 , 65 ) 0 230 Edge( 85 , 84 ) 0

166 Edge( 61 , 60 ) 0 231 Edge( 85 , 88 ) 0

167 Edge( 61 , 62 ) 0 232 Edge( 86 , 30 ) 0

168 Edge( 61 , 63 ) 0 233 Edge( 86 , 84 ) 28,4229

169 Edge( 62 , 61 ) 0 234 Edge( 87 , 78 ) 0

170 Edge( 62 , 64 ) 0 235 Edge( 87 , 88 ) 0

171 Edge( 63 , 60 ) 0 236 Edge( 88 , 85 ) 0

172 Edge( 63 , 61 ) 0 237 Edge( 88 , 87 ) 0

173 Edge( 63 , 64 ) 0 238 Edge( 88 , 89 ) 20,1022

174 Edge( 63 , 65 ) 0 239 Edge( 88 , 96 ) 0

175 Edge( 64 , 62 ) 0 240 Edge( 89 , 88 ) 0

176 Edge( 64 , 63 ) 0 241 Edge( 89 , 90 ) 20,1022

177 Edge( 65 , 60 ) 0 242 Edge( 90 , 89 ) 0

178 Edge( 65 , 63 ) 0 243 Edge( 90 , 91 ) 63,8952

179 Edge( 65 , 66 ) 0 244 Edge( 90 , 92 ) 0

180 Edge( 66 , 59 ) 0 245 Edge( 91 , 30 ) 63,8952

181 Edge( 66 , 65 ) 0 246 Edge( 91 , 90 ) 0

182 Edge( 66 , 67 ) 0 247 Edge( 92 , 90 ) 43,7929

183 Edge( 67 , 66 ) 0 248 Edge( 92 , 93 ) 0

184 Edge( 67 , 69 ) 0 249 Edge( 92 , 94 ) 6,0500 185 Edge( 68 , 51 ) 0 250 Edge( 93 , 92 ) 15,6071

186 Edge( 68 , 69 ) 0 251 Edge( 93 , 101 ) 0

187 Edge( 69 , 67 ) 0 252 Edge( 94 , 92 ) 34,2359 188 Edge( 69 , 68 ) 0 253 Edge( 94 , 95 ) 6,0500 189 Edge( 69 , 70 ) 0 254 Edge( 95 , 94 ) 34,2359 190 Edge( 69 , 76 ) 0 255 Edge( 95 , 96 ) 20,1022

191 Edge( 70 , 69 ) 0 256 Edge( 95 , 97 ) 0

192 Edge( 70 , 71 ) 0 257 Edge( 96 , 88 ) 20,1022

193 Edge( 71 , 51 ) 0 258 Edge( 96 , 95 ) 0

194 Edge( 71 , 70 ) 0 259 Edge( 97 , 95 ) 48,2881


(79)

No Edge Jumlah Feromone No Edge Jumlah Feromone

261 Edge( 98 , 97 ) 48,2881 288 Edge( 108 , 105 ) 43,7157 262 Edge( 98 , 99 ) 0 289 Edge( 108 , 109 ) 37,1030 263 Edge( 98 , 102 ) 0 290 Edge( 108 , 112 ) 10,1218 264 Edge( 99 , 98 ) 39,8140 291 Edge( 109 , 108 ) 36,7708 265 Edge( 99 , 106 ) 0 292 Edge( 109 , 110 ) 37,1030 266 Edge( 100 , 20 ) 0,8975 293 Edge( 110 , 13 ) 94,0453 267 Edge( 100 , 22 ) 97,5512 294 Edge( 110 , 109 ) 36,7708 268 Edge( 100 , 103 ) 0 295 Edge( 110 , 111 ) 0 269 Edge( 101 , 93 ) 15,6071 296 Edge( 111 , 110 ) 93,7130 270 Edge( 101 , 103 ) 0 297 Edge( 111 , 117 ) 0 271 Edge( 102 , 98 ) 8,4740 298 Edge( 112 , 107 ) 63,8119 272 Edge( 102 , 103 ) 0 299 Edge( 112 , 108 ) 54,1690 273 Edge( 103 , 21 ) 16,2606 300 Edge( 112 , 113 ) 0 274 Edge( 103 , 100 ) 46,5586 301 Edge( 113 , 112 ) 107,8591 275 Edge( 103 , 101 ) 15,6071 302 Edge( 113 , 114 ) 0 276 Edge( 103 , 102 ) 8,4740 303 Edge( 113 , 117 ) 67,7291 277 Edge( 103 , 104 ) 14,9578 304 Edge( 114 , 113 ) 112,1093 278 Edge( 103 , 105 ) 0.0008 305 Edge( 114 , 117 ) 89,4619 279 Edge( 104 , 103 ) 38,9557 306 Edge( 115 , 54 ) 0 280 Edge( 104 , 106 ) 14,9578 307 Edge( 115 , 57 ) 0 281 Edge( 105 , 103 ) 43,7157 308 Edge( 116 , 22 ) 0 282 Edge( 105 , 108 ) 0.0008 309 Edge( 116 , 23 ) 58,3225 283 Edge( 106 , 99 ) 39,9557 310 Edge( 116 , 24 ) 79,7011 284 Edge( 106 , 104 ) 38,9557 311 Edge( 117 , 111 ) 93,7130 285 Edge( 106 , 107 ) 0 312 Edge( 117 , 113 ) 63,4789 286 Edge( 107 , 106 ) 63,8119 313 Edge( 117 , 114 ) 0 287 Edge( 107 , 112 ) 0

Dari penghitungan feromone pada tiap-tiap edge, maka diperoleh jumlah feromone yang berjumlah besar dan kecil. Setelah itu dilakukan penghitungan probabilitas untuk menentukan jalur mana yang diambil, yaitu jalur yang mempunyai feromon paling besar dengan jarak paling pendek. Grafik Pemilihan Jalur seperti pada gambar 4.20.


(80)

Penjelasan dari gambar 4.20:

Pada Loop 1 : jarak terpendek yang didapat : 17.00 Km Pada Loop 2 : jarak terpendek yang didapat : 16.27 Km Pada Loop 3 : jarak terpendek yang didapat : 16.27 Km Pada Loop 4 : jarak terpendek yang didapat : 15.82 Km Pada Loop 5 : jarak terpendek yang didapat : 15.82 Km Pada Loop 6 : jarak terpendek yang didapat : 15.07 Km .

..

Pada Loop 30 : jarak terpendek yang didapat : 15.07

Loop 6 – 30 yang mempunyai grafik bergaris rata tersebut disebut dalam

kondisi stagnation behaviour. Yang artinya jarak yang diambil sudah merupakan


(81)

5.1 Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang diperoleh dari pembuatan Tugas Akhir ini adalah :

a. Sistem Informasi Dinas Kesehatan ini merupakan pengembangan dari sistem

yang lama.

b. Pengembangan Sistem Informasi Dinas Kesehatan ini dapat digunakan

untuk proses pencarian berbasis text.

c. Pengembangan Sistem Informasi Dinas Kesehatan juga dapat digunakan

untuk proses pencarian berbasis geografis.

d. Algoritma Koloni Semut mampu menghasilkan solusi jalur terpendek dari

posisi user menuju tempat tujuan.

e. Program ini akan berjalan dengan baik pada sistem operasi Windows 98,

Windows NT dan Windows 2000.

5.2 Saran

Sistem yang telah dibuat sebagai tugas akhir oleh penulis masih memiliki kelemahan dan kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya masukan, saran dan kritik membangun yang nantinya dapat menyempurnakan sistem tersebut menjadi lebih bagus dan sempurna.


(82)

Penyempurnaan yang dapat dilakukan pada sistem yang akan datang antara lain :

1. Mengaplikasikan sistem geografis dengan sistem pendukung keputusan yang

meliputi biaya dan fasilitas yang dapat dipergunakan untuk pertimbangan user.


(83)

Swarm Intelligence, Oxford University Press.

Bernhardsen, Tor, 1992, Geographics Information System, Viak IT, Arendal,

Norwey.

Dorigo, Marco, 1996, The Ant System : Optimization by a colony cooperating

agent, Bologna

Environmental System Research Institute, 1998, Arc View GIS, ESRI Inc, USA.

Eric D.Taillard, 1999, Ant Systems, Lugano, Switzerland.

Gambardella L.M, Taillard E., Agazzi G., MACS-VRPTW, 1999 : A Multiple Ant

Colony System for Vechile Routing Problems with Time Windows, In D.Corne, M.Dorigo and F.Glover, editors, UK.

.


(1)

75

No Edge Jumlah Feromone No Edge Jumlah Feromone 131 Edge( 48 , 39 ) 0 196 Edge( 71 , 82 ) 28,4229 132 Edge( 48 , 49 ) 0 197 Edge( 72 , 71 ) 28,4229

133 Edge( 49 , 48 ) 0 198 Edge( 72 , 73 ) 0

134 Edge( 49 , 50 ) 0 199 Edge( 73 , 72 ) 28,4229

135 Edge( 49 , 54 ) 0 200 Edge( 73 , 74 ) 0

136 Edge( 50 , 49 ) 0 201 Edge( 73 , 80 ) 0

137 Edge( 50 , 51 ) 0 202 Edge( 74 , 73 ) 0

138 Edge( 51 , 50 ) 0 203 Edge( 74 , 75 ) 0

139 Edge( 51 , 52 ) 0 204 Edge( 75 , 74 ) 0

140 Edge( 51 , 68 ) 0 205 Edge( 75 , 76 ) 0

141 Edge( 51 , 71 ) 0 206 Edge( 75 , 77 ) 0

142 Edge( 52 , 51 ) 0 207 Edge( 76 , 69 ) 0

143 Edge( 52 , 53 ) 0 208 Edge( 76 , 75 ) 0

144 Edge( 52 , 55 ) 0 209 Edge( 77 , 75 ) 0

145 Edge( 53 , 52 ) 0 210 Edge( 77 , 78 ) 0

146 Edge( 53 , 54 ) 0 211 Edge( 78 , 77 ) 0

147 Edge( 54 , 49 ) 0 212 Edge( 78 , 79 ) 0

148 Edge( 54 , 53 ) 0 213 Edge( 78 , 87 ) 0

149 Edge( 54 , 115 ) 0 214 Edge( 79 , 78 ) 0

150 Edge( 55 , 52 ) 0 215 Edge( 79 , 80 ) 0

151 Edge( 55 , 56 ) 0 216 Edge( 80 , 73 ) 28,4229

152 Edge( 56 , 55 ) 0 217 Edge( 80 , 79 ) 0

153 Edge( 56 , 57 ) 0 218 Edge( 80 , 81 ) 0

154 Edge( 56 , 59 ) 0 219 Edge( 81 , 80 ) 28,4229

155 Edge( 57 , 56 ) 0 220 Edge( 81 , 83 ) 0

156 Edge( 57 , 58 ) 0 221 Edge( 82 , 46 ) 28,4229 157 Edge( 57 , 115 ) 0 222 Edge( 82 , 71 ) 0 158 Edge( 58 , 57 ) 0 223 Edge( 83 , 81 ) 28,4229

159 Edge( 58 , 60 ) 0 224 Edge( 83 , 84 ) 0

160 Edge( 59 , 56 ) 0 225 Edge( 83 , 85 ) 0

161 Edge( 59 , 66 ) 0 226 Edge( 84 , 83 ) 28,4229

162 Edge( 60 , 58 ) 0 227 Edge( 84 , 85 ) 0

163 Edge( 60 , 61 ) 0 228 Edge( 84 , 86 ) 0

164 Edge( 60 , 63 ) 0 229 Edge( 85 , 83 ) 0

165 Edge( 60 , 65 ) 0 230 Edge( 85 , 84 ) 0

166 Edge( 61 , 60 ) 0 231 Edge( 85 , 88 ) 0

167 Edge( 61 , 62 ) 0 232 Edge( 86 , 30 ) 0

168 Edge( 61 , 63 ) 0 233 Edge( 86 , 84 ) 28,4229

169 Edge( 62 , 61 ) 0 234 Edge( 87 , 78 ) 0

170 Edge( 62 , 64 ) 0 235 Edge( 87 , 88 ) 0

171 Edge( 63 , 60 ) 0 236 Edge( 88 , 85 ) 0

172 Edge( 63 , 61 ) 0 237 Edge( 88 , 87 ) 0

173 Edge( 63 , 64 ) 0 238 Edge( 88 , 89 ) 20,1022

174 Edge( 63 , 65 ) 0 239 Edge( 88 , 96 ) 0

175 Edge( 64 , 62 ) 0 240 Edge( 89 , 88 ) 0

176 Edge( 64 , 63 ) 0 241 Edge( 89 , 90 ) 20,1022

177 Edge( 65 , 60 ) 0 242 Edge( 90 , 89 ) 0

178 Edge( 65 , 63 ) 0 243 Edge( 90 , 91 ) 63,8952

179 Edge( 65 , 66 ) 0 244 Edge( 90 , 92 ) 0

180 Edge( 66 , 59 ) 0 245 Edge( 91 , 30 ) 63,8952

181 Edge( 66 , 65 ) 0 246 Edge( 91 , 90 ) 0

182 Edge( 66 , 67 ) 0 247 Edge( 92 , 90 ) 43,7929

183 Edge( 67 , 66 ) 0 248 Edge( 92 , 93 ) 0

184 Edge( 67 , 69 ) 0 249 Edge( 92 , 94 ) 6,0500 185 Edge( 68 , 51 ) 0 250 Edge( 93 , 92 ) 15,6071 186 Edge( 68 , 69 ) 0 251 Edge( 93 , 101 ) 0 187 Edge( 69 , 67 ) 0 252 Edge( 94 , 92 ) 34,2359 188 Edge( 69 , 68 ) 0 253 Edge( 94 , 95 ) 6,0500 189 Edge( 69 , 70 ) 0 254 Edge( 95 , 94 ) 34,2359 190 Edge( 69 , 76 ) 0 255 Edge( 95 , 96 ) 20,1022

191 Edge( 70 , 69 ) 0 256 Edge( 95 , 97 ) 0

192 Edge( 70 , 71 ) 0 257 Edge( 96 , 88 ) 20,1022


(2)

No Edge Jumlah Feromone No Edge Jumlah Feromone 261 Edge( 98 , 97 ) 48,2881 288 Edge( 108 , 105 ) 43,7157 262 Edge( 98 , 99 ) 0 289 Edge( 108 , 109 ) 37,1030 263 Edge( 98 , 102 ) 0 290 Edge( 108 , 112 ) 10,1218 264 Edge( 99 , 98 ) 39,8140 291 Edge( 109 , 108 ) 36,7708 265 Edge( 99 , 106 ) 0 292 Edge( 109 , 110 ) 37,1030 266 Edge( 100 , 20 ) 0,8975 293 Edge( 110 , 13 ) 94,0453 267 Edge( 100 , 22 ) 97,5512 294 Edge( 110 , 109 ) 36,7708 268 Edge( 100 , 103 ) 0 295 Edge( 110 , 111 ) 0 269 Edge( 101 , 93 ) 15,6071 296 Edge( 111 , 110 ) 93,7130 270 Edge( 101 , 103 ) 0 297 Edge( 111 , 117 ) 0 271 Edge( 102 , 98 ) 8,4740 298 Edge( 112 , 107 ) 63,8119 272 Edge( 102 , 103 ) 0 299 Edge( 112 , 108 ) 54,1690 273 Edge( 103 , 21 ) 16,2606 300 Edge( 112 , 113 ) 0 274 Edge( 103 , 100 ) 46,5586 301 Edge( 113 , 112 ) 107,8591 275 Edge( 103 , 101 ) 15,6071 302 Edge( 113 , 114 ) 0 276 Edge( 103 , 102 ) 8,4740 303 Edge( 113 , 117 ) 67,7291 277 Edge( 103 , 104 ) 14,9578 304 Edge( 114 , 113 ) 112,1093 278 Edge( 103 , 105 ) 0.0008 305 Edge( 114 , 117 ) 89,4619 279 Edge( 104 , 103 ) 38,9557 306 Edge( 115 , 54 ) 0 280 Edge( 104 , 106 ) 14,9578 307 Edge( 115 , 57 ) 0 281 Edge( 105 , 103 ) 43,7157 308 Edge( 116 , 22 ) 0 282 Edge( 105 , 108 ) 0.0008 309 Edge( 116 , 23 ) 58,3225 283 Edge( 106 , 99 ) 39,9557 310 Edge( 116 , 24 ) 79,7011 284 Edge( 106 , 104 ) 38,9557 311 Edge( 117 , 111 ) 93,7130 285 Edge( 106 , 107 ) 0 312 Edge( 117 , 113 ) 63,4789 286 Edge( 107 , 106 ) 63,8119 313 Edge( 117 , 114 ) 0 287 Edge( 107 , 112 ) 0

Dari penghitungan feromone pada tiap-tiap edge, maka diperoleh jumlah

feromone yang berjumlah besar dan kecil. Setelah itu dilakukan penghitungan

probabilitas untuk menentukan jalur mana yang diambil, yaitu jalur yang

mempunyai feromon paling besar dengan jarak paling pendek. Grafik Pemilihan

Jalur seperti pada gambar 4.20.


(3)

77

Penjelasan dari gambar 4.20:

Pada Loop 1 : jarak terpendek yang didapat : 17.00 Km

Pada Loop 2 : jarak terpendek yang didapat : 16.27 Km

Pada Loop 3 : jarak terpendek yang didapat : 16.27 Km

Pada Loop 4 : jarak terpendek yang didapat : 15.82 Km

Pada Loop 5 : jarak terpendek yang didapat : 15.82 Km

Pada Loop 6 : jarak terpendek yang didapat : 15.07 Km

.

..

Pada Loop 30 : jarak terpendek yang didapat : 15.07

Loop 6 – 30 yang mempunyai grafik bergaris rata tersebut disebut dalam

kondisi

stagnation behaviour.

Yang artinya jarak yang diambil sudah merupakan


(4)

5.1

Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang diperoleh dari pembuatan Tugas Akhir ini

adalah :

a.

Sistem Informasi Dinas Kesehatan ini merupakan pengembangan dari sistem

yang lama.

b.

Pengembangan Sistem Informasi Dinas Kesehatan ini dapat digunakan

untuk proses pencarian berbasis text.

c.

Pengembangan Sistem Informasi Dinas Kesehatan juga dapat digunakan

untuk proses pencarian berbasis geografis.

d.

Algoritma Koloni Semut mampu menghasilkan solusi jalur terpendek dari

posisi user menuju tempat tujuan.

e.

Program ini akan berjalan dengan baik pada sistem operasi Windows 98,

Windows NT dan Windows 2000.

5.2

Saran

Sistem yang telah dibuat sebagai tugas akhir oleh penulis masih

memiliki kelemahan dan kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan

adanya masukan, saran dan kritik membangun yang nantinya dapat

menyempurnakan sistem tersebut menjadi lebih bagus dan sempurna.


(5)

79

Penyempurnaan yang dapat dilakukan pada sistem yang akan datang

antara lain :

1.

Mengaplikasikan sistem geografis dengan sistem pendukung keputusan yang

meliputi biaya dan fasilitas yang dapat dipergunakan untuk pertimbangan

user.


(6)

Swarm Intelligence

, Oxford University Press.

Bernhardsen, Tor, 1992,

Geographics Information System

, Viak IT, Arendal,

Norwey.

Dorigo, Marco, 1996,

The Ant System : Optimization by a colony cooperating

agent

, Bologna

Environmental System Research Institute, 1998,

Arc View GIS,

ESRI Inc, USA.

Eric D.Taillard, 1999,

Ant Systems

, Lugano, Switzerland.

Gambardella L.M, Taillard E., Agazzi G., MACS-VRPTW, 1999 :

A Multiple Ant

Colony System for Vechile Routing Problems with Time Windows

, In

D.Corne, M.Dorigo and F.Glover, editors, UK.

.